Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

PENGUMPULAN DATA DAN PENYUSUNAN INSTRUMEN PENGUMPULAN


DATA

NAMA KELOMPOK:
1. APRILIYA PUTRI.RH
2. NESSA TUZAHARA RAINI
3. NOVI DWI ARYANTI

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


TAHUN AJARAN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan secara sistematis yang
ditujukan pada penyediaan  informasi untuk menyelesaikan masalah. Sebagai suatu
kegiatan sistematis penelitian harus dilakukan dengan metode tertentu yang dikenal
dengan istilah metode penelitian,yakni suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan  kegunaan tertentu. Cara ilmiah ini harus didasari ciri-ciri
keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis.
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk pengumpulan data. Teknik dalam menunjuk suatu kata yang abstrak
dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya
melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi, dan lain-lain.
Peneliti dapat menggunakan salah satu atau gabungan teknik tergantung dari
masalah yang dihadapi atau yang diteliti.
Dalam penelitian ilmiah, agar data yang kita kumpulkan menjadi valid, maka kita
harus mengetahui bagaimana cara-cara pengumpulan data dalam penelitian itu,
sehingga data yang kita peroleh dapat menjadi pendukung terhadap kebenaran
suatu konsep tertentu.
Dan dalam kegiatan penelitian, keberadaan instrumen penelitian merupakan bagian
yang sangat integral dan termasuk dalam komponen metodologi penelitian karena
instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan,
memeriksa, menyelidiki suatu masalah yang sedang diteliti. Instrumen itu alat,
sehingga instrumen penelitian itu merupakan alat yang digunakan dalam
penelusuran terhadap gejala-gejala yang ada dalam suatu penelitian guna
membuktikan kebenaran atau menyanggah suatu hipotesa-hipotesa tertentu.

Suatu intrumen yang baik tentu harus memiliki validitas dan reliabilitas yang baik.
Untuk memperoleh instrumen yang baik tentu selain harus diujicobakan, dihitung
validitas dan realibiltasnya juga harus dibuat sesuai kaidah-kaidah penyusunan
instrumen.
Menyusun instrumen merupakan suatu proses dalam penyusunan alat evaluasi
karena dengan mengevaluasi kita akan memperoleh data tentang objek yang diteliti.
Oleh karena itu, menyusun instrumen merupakan langkah penting
dalam  prosedur  penelitian yang tak dapat dipisahkan antara yang satu
terhadap  yang lainnya. Hal ini dilakukan karena untuk menjaga kesinambungan
data yang dikumpulkan dengan pokok permasalahan yang dibuat dalam rangka
pengujian terhadap hipotesa-hipotesa yang dibuat.
Berkaiatan dengan hal tersebut, pada pembahasan makalah ini akan diuraikan
berbagai hal terkait dengan metode pengumpulan data dan instrument penelitian.

B.       Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian pengumpulan data dan instrumen penelitian?
2.    Apa saja teknik pengumpulan data?
3.    Bagaimana pengumpulan data dan instrumen penelitian untuk penelitian
kualitatif dan kuantitatif ?

C.       Tujuan Pembahasan
1.    Mengetahui pengertian pengumpulan data dan instrumen penelitian.
2.    Mengetahui teknik pengumpulan data.
3.    Mengetahui teknik pengumpulan data serta instrumen penelitian untuk
penelitian kualitatif dan kuantitatif.
BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian pengumpulan data adalah
proses, cara, perbuatan mengumpulkan, atau menghimpun data. Metode
pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti
untuk menghimpun data. Metode (cara atau teknik) menunjuk suatu kata yang
abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat
penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi
dan lainya.  Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan
dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan
penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah
dibutuhkan pengumpulan data.[1]
Sedangkan instrumen adalah alat yg dipakai untuk mengerjakan sesuatu (seperti
alat yang dipakai oleh pekerja teknik, alat-alat kedokteran, optik, dan kimia),
perkakas, sarana penelitian (berupa seperangkat tes dan sebagainya) untuk
mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan.
Menurut Suharsimi Arikunto, instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang
dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar
kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.[2]
Ibnu Hadjar berpendapat bahwa instrumen merupakan alat ukur yang digunakan
untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara
objektif.[3]
Sementara itu, Sumadi Suryabrata menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah
alat yang digunakan untuk merekam-pada umumnya secara kuantitatif-keadaan dan
aktivitas atribut-atribut psikologis. Atibut-atribut psikologis itu secara teknis biasanya
digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif. Sumadi mengemukakan
bahwa untuk atribut kognitif, perangsangnya adalah pertanyaan. Sedangkan untuk
atribut non-kognitif, perangsangnya adalah pernyataan.[4]
Dari uraian  beberapa pakar di atas, dapat kami ambil suatu generalisasi bahwa
metode pengumpulan data dan instrumennya adalah teknik dan alat bantu yang
digunakan dalam sebuah research untuk mengumpulkan aneka ragam informasi
yang diolah secara kuantitatif atau kualitatif kemudian disusun secara sistematis.

B.       Teknik-teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam proses
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik
pengumpulan data yang diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data mana
yang paling tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliable.
Dalam suatu penelitian, langkah pengumpulan data adalah satu tahap yang sangat
menentukan terhadap proses dan hasil penelitian yang akan dilaksanakan tersebut.
Kesalahan dalam melaksanakan pengumpulan data dalam satu penelitian, akan
berakibat langsung terhadap proses dan hasil suatu penelitian.
Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan penggunaan
metode dan instrumen yang telah ditentukan dan diuji validitas dan reliabilitasnya.
Secara sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang
dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi
atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian. Dalam prakteknya,
pengumpulan data ada yang dilaksanakan melalui pendekatan penelitian kuantitatif
dan kualitatif. Dengan kondisi tersebut, pengertian pengumpulan data diartikan juga
sebagai proses yang menggambarkan proses pengumpulan data yang dilaksanakan
dalam penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Pengumpulan data, dapat
dimaknai juga sebagai kegiatan peneliti dalam upaya mengumpulkan sejumlah data
lapangan yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (untuk penelitian
kualitatif), atau menguji hipotesis (untuk penelitian kuantitatif).
Teknik pengumpulan data sangat ditentukan oleh metodologi penelitian, apakah
kuantitatif atau kualitatif. Dalam penelitian kualitatif dikenal teknik pengumpulan data:
observasi, focus group discussion (FGD), wawancara mendalam (indent interview),
dan studi kasus (case study). Sedangkan dalam penelitian kuantitatif dikenal teknik
pengumpulan data: angket (questionnaire), wawancara, dan dokumentasi.
Beberapa teknik pengumpulan data secara umum:
1.    Observasi (pengamatan)
Nasution (1998) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu
pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta
mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Mursall (1995)
menyatakan bahwa “through observation, the researcher learn about behavior and
the meaning attached to those behavior” melalui observasi, peneliti belajar tentang
perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.
Sanafiah Faisal (1990) membedakan observasi menjadi observasi berpartisifasi
(participant observastion), Observasi secara terang-terangan dan tersamar (overt
observastion and covert observastion), observasi yang tak berstruktur (unstructured
observation),[5] masing-masing tipe dan jenis observasi tersebut digunakan sesuai
dengan karakteristik objek material sumber data penelitian.
a.    Observasi Partisipatif (participant observastion).
Observasi partisipatif merupakan seperangkat strategi dalam penelitian yang
tujuannya adalah untuk mendapatkan data yang lengkap. Hal ini dilakukan dengan
mengembangkan keakraban yang dekat dan mendalam dengan satu kelompok
orang dilingkungan alamiah mereka. Dalam penelitian ini peneliti menetapkan
sejumlah tujuan dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari objek yang sedang di
telitinya.[6]
Susan Stainback (1998), menyatakan bahwa “in participant observation, the
researcher observes what people do, listen to what they say, and participates in their
activities”. Dalam observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan
orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas
mereka.[7]
Dalam observasi partisipatif terdapat beberapa kategori peran partisipan yang terjadi
di lapangan penelitian kualitatif. Menurut Junker terdapat beberapa macam kategori
peran partisipan dilapangan yaitu:
1)   Peran serta lengkap, yaitu peran pengamat dalam hubungan ini menjadi anggota
penuh dari yang diamati. Pengamat akan memperoleh informasi tentang apapun dari
yang diamati, termasuk yang barang kali yang dirahasiakan.
2)   Peran serta sebagai pengamat, yaitu peneliti dalam hubungan ini berperan
sebagai pengamat (ply on the wall). Statusnya sebagai anggota dalam hubungan ini
sebenarnya hanya sebatas pura-pura saja, sehingga tidak melebur secara fisik
maupun psikis dalam pengertian yang sesungguhnya.
3)   Pengamat sebagai pemeran serta, dalam hubungan ini peneliti sebagai
pengamat ikut melakukan apa yang di lakukan oleh nara sumber sebagai yang
teramati meskipun belum sepenuhnya.
4)   Pengamat penuh, dalam hubungan ini kedudukan pengamat dan yang diamati
terpisah, informasi diteruskan satu arah saja, sehingga subjek tidak merasa diamati.
[8]

b.    Observasi Terus Terang atau Tersamar


Pada uraian di atas telah dijelaskan bahwa ciri penelitian kualitatif diantaranya
adalah untuk menemukan dan mengungkap fakta yang ada di lapangan secara
alamiah (natural setting). Konsekuensinya peneliti harus secara cermat dan
bijaksana menerapkan teknik pengumpulan data di lapangan pada nara sumber,
agar benar-benar data diperolehnya bersifat alamiah.
Oleh karena itu dalam observasi peneliti dalam pengumpulan data “menyatakan
terus terang kepada sumber data (kepada masyarakat yang ditelitinya, bahwa
peneliti sedang melakukan observasi dalam penelitian”.[9] Pada tipe ini semua
proses yang dilakukan oleh peneliti diketahui semuanya oleh orang yang diteliti.
“Tapi dalam suatu saat peneliti tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal
ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih
dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan dengan terus terang, maka peneliti tidak
akan diijinkan untuk melakukan observasi.[10]
c.    Observasi Tak Berstruktur
Dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan tidak terstruktur, karena fokus penelitian
belum jelas. Fokus observasi akan berkembang selama kegiatan observasi
berlangsung. Kalau masalah penelitian sudah jelas seperti dalam penelitian
kuantitatif, maka observasi dapat dilakukan secara berstruktur dengan
menggunakan pedoman observasi.
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara
sistematis tentang apa yang akan di observasi. Hal ini dikarenakan peneliti tidak
tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melaksanakan penelitian
tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tapi hanya berupa rambu-rambu
pengamatan.[11]
Selanjutnya Spradley (1980) mengatakan dalam penelitian kualitatif memiliki
tahapan dan objek yang observasi. Tahapan observasi, yaitu; Observasi deskriftif,
Observasi terfokus, dan Observasi terseleksi. Dan objek yang diobservasi adalah
ruang (tempat), pelaku (aktor) dan kegiatan (aktivitas).[12]

Dari ketiga objek tersebut dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa item pokok,
yaitu; Ruang (tempat) dalam aspek fisiknya; Pelaku yaitu semua orang yang terlibat
dalam situasi; Kegiatan, yaitu apa yang dilakukan orang dalam situasi itu; Objek,
yaitu benda-benda yang terdapat di tempat itu; Perbuatan, yaitu tindakan-tindakan
tertentu; Kejadian atau peristiwa, yaitu rangkaian kegiatan; Waktu, yaitu menyangkut
urutan kegiatan, tujuan, yaitu apa yang ingin dicapai dan emosi; Perasaan yang
dirasakan dan dinyatakan.[13]

2.    Questioner (Kuesioner/Angket)
Questioner disebut pula angket atau self administrated questioner adalah teknik
pengumpulan data dengan cara mengirimkan suatu daftar pertanyaan kepada
responden untuk diisi.[14]
Berdasarkan cara menyusun petanyaan dalam teknik questioner ini dibagi menjadi
dua:
a.    Kuesioner terbuka (Opene and Items)
Adalah suatu kuesioner dimana pertanyaan-pertanyaan yang dituliskan tidak
disediakan jawaban pilihan sehingga responden dapat bebas/terbuka luas untuk
menjawabnya sesuai dengan pendapat/pandangan dan pengetahuannya.
Kelebihan kuesioner terbuka; 1) Menyusun pertanyaan sangat mudah, 2)
Memberikan kebebasan kepada responden untuk menjawab dan mencurahkan isi
hati dan pemikirannya.
Kelemahan kusioner terbuka; 1) Untuk peneliti sangat sulit mengolah dan
mengelompokkan jawaban karena sangat bervariasinya jawaban yang diberikan
oleh responden, 2) Pengolahan jawaban memakan waktu yang lama, satu dan lain
hal peneliti harus membaca satu persatu, 3) Untuk peneliti mungkin menimbulkan
rasa bosan karena tulisannya sulit dibaca, kalimat tidak jelas dari jawaban yang
diberikan oleh responden, 4) Rasa malas akan timbul pada responden yangtidak
mempunyai banyak waktu luang untuk menjawab.
b.    Koesioner tertutup (Closed and Items)
Adalah suatu kuesioner dimana pertanyaan-pertanyaan yang dituliskan telah
disediakan jawaban pilihan, sehingga responden tinggal memilih salah satu dari
jawaban yang telah disediakan.
Kelebihan kuesioner tertutup; 1) Untuk peneliti, mudah mengolah jawaban yang
masuk, 2) Untuk peneliti, waktu yang dimanfaatkan dalam pengelompokkan jawaban
menjadi singkat karena dapat memanfaatkan bantuan enumerator, 3) Untuk
responden, mudah memilih jawaban, 4) Untuk responden, dalam mengisi jawaban
mmerlukan waktu singkat.
Kelemahan kuestioner tertutup; 1) Untuk peneliti, dalam penyusunan pertanyaan
perlu berhati-hati agar tidak ditafsirkan lain (berarti ganda), 2) Untuk responden,
kebebasan menjawab merasa dibatasi.

3.    Interview (Wawancara)
Wawancara adalah suatu tanya jawab secara tatap muka yang dilaksanakan oleh
pewawancara dengan orang yang diwawancarai untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan.[15]
Esterberg (2002) mendefinisikan interview sebagai berikut: “a meeting of two
persons to exchange information and idea through question and responses,
resulting in-communication and joint construction of meaning about a particular
topic”. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam
topik tertentu.[16]
Menurut Mishler (1986:82), ia mengungkapkan tentang wawancara lapangan adalah
“The field interview is a joint production of researcher and a member. Member are
active participant whose insights, feelings, and cooperation are essential part of a
discussion process that reveals subjective meanings. The interviewer's presence
and from of involvement how she or he listens, attends, encourages, interrupts,
digresses, initiates topics, and terminates responses-is integral to the respondent's
account”.[17] Wawancara lapangan adalah produksi bersama peneliti dan anggota.
Anggota yang peserta aktif yang wawasan, perasaan, dan kerjasama merupakan
bagian penting dari proses diskusi yang mengungkapkan makna subjektif. Kehadiran
pewawancara dan dari keterlibatan bagaimana dia mendengarkan, menghadiri,
mendorong, menyela, digresses, memulai topik, dan berakhir tanggapan-merupakan
bagian integral akun responden.
a.    Macam-macam Interview/wawancara.
Esterberg (2002) mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu; Wawancara
terstruktur (structured interview); Wawancara semiterstruktur (semistructure
Interview); Wawancara tak berstruktur (unstructured Interview).[18]
b.    Langkah-langkah wawancara.
Lincoln dan Guba dalam Sanapiah Faisal, mengemukakan ada tujuh langkah dalam
penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:
1)   Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan.
2)   Menyimpan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan.
3)   Mengawali atau membuka alur wawancara.
4)   Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya.
5)   Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.
6)   Mengidentifikasikan tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.[19]
c.    Isi wawancara
Beberapa jenis yang dapat dinyatakan dalam wawancara adalah:
1)   Pengalaman dan perbuatan responden, yaitu apa yang telah dikerjakannya atau
yang lazim dikerjakannya.
2)   Pendapat, pandangan, tanggapan, tafsiran atau perkiraanya tentang sesuatu.
3)   Perasaan, respons emosional, apakah ia merasa cemas, takut, senang,
gembira,curiga, jengkel dan sebagainya tentang sesuatu..
4)   Pengetahuan, fakta-fakta, apa yang diketahuinya tentang sesuatu..
5)   Penginderaan, apa yang dilihat, didengar, dirabah, dikecap atau diciumnya,
diuraikan secara deskriptif.
6)   Latar belakang pendidikan, pekerjaan, daerah asal, tempat tinggal, keluarga dan
sebagainya.[20]
Beberapa aspek di atas dipersiapkan agar dapat mengantisipasi kekosongan
terhadap sesuatu yang hendak ditanyakan. Materi pertanyaan dapat
melingkupidimensi waktu, seperti tentang apa-apa yang dikerjakan responden di
masa lampau, sekarang dan akan datang. Dan pada intinya pertanyaan-pertanyaan
yang dirumuskan harus berpedoman pada arah penelitian atau harus sesuai dengan
tujuan penelitian.
d.   Alat-alat wawancara
1)   Buku catatan: berfungsi untuk mencatat semua pembicaraan atau percakapan
dengan sumber data, sekarang sudah banyak komputer-komputer kecil, notebook
yang dapat digunakan untuk mencatat hasil pembicaraan.
2)   Tape recorder: berfungsi untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan.
Penggunaan tape recorder dalam wawancara perlu memberi tahu kepada informan
boleh atau tidak.
3)   Kamera: untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan pembicaraan dengan
informan/sumber data. Dengan adanya foto-foto ini dapat meningkatkan keabsahan
dan penelitian akan lebih terjamin, karena peneliti betul-betul melakukan
pengumpulan data.[21]

4.    Document (Dokumen)
Dokumen adalah merupakan catatan peristiwa yang telah lalu. Dokumen dapat
berbentuk tulisan, gambar, atau karya menumental dari seseorang lainnya.
Dokumen yang berbentuk tulisan, misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life
histories), cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar,
misalnya foto, gambar hidup, sketsa, film, video, CD, DVD, cassete, dan lain-lain.
Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, karya lukis, patung naskah,
tulisan, prasasti dan lain sebagainya.[22]
Secara interpretatif dapat diartikan bahwa dekumen merupakan rekaman kejadian
masa lalu yang ditulis atau dicetak, dapat merupakan catatan anekdotal, surat, buku
harian dan dokumen-dokumen. Dokumen kantor termasuk lembaran internal,
komunikasi bagi publik yang beragam, file siswa dan pegawai, diskripsi program dan
data statistik pengajaran.[23] Nasution menjelaskan bahwa:” ada sumber yang non
manusia (non human resources), antara lain adalah dokumen, foto dan bahan
statistik.[24]
Dokumen digunakan dalam penelitian sebagai sumber data sekunder manakala
dokumen tersebut memiliki nilai. Menurut Wang dan Soergel (1998), nilai kegunaan
dokumen dapat dilihat dari beberapa hal sebagai berikut:
a.    Evistemic values, yaitu suatu dokumen keberadaannya sangat berguna bagi
pemenuhan kebutuhan akan pengetahuan atau informasi yang tidak/belum
diketahui. Nilai evistemic merupakan prasyarat bagi semua dokumen.
b.    Functional values, yaitu suatu dokumen yang keberadaannya sangat berguna
karena memberi konstribusi pada penelitian yang dilakukan. Dokumen akan berguna
karena berisi teori, data pendukung empiris, atau metodologi.
c.    Conditional values, yaitu suatu dokumen sangat berguna apabila muncul
beberapa kondisi atau syarat terpenuhi, atau terdapat dokumen lain yang dapat
memperkuat dokumen tersebut.
d.   Social values, yaitu suatu dokumen keberadaannya sangat berguna dalam
hubungan dengan kelompok atau individu. Seperti berhubungan dengan guru, tokoh
masyarakat, kiyai, ulama’, atau tokoh lainnya.[25]

Jadi hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan dapat dipercaya kalau
didukung oleh sejarah pribadi kehidupan dimasa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di
masyarakat, dan autobiografi. Hasil penelitian juga akan lebih kredibel apabila
didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada.
Selanjutnya perlu di perhatikan bahwa tidak semua dokumen memiliki kredibel yang
tinggi, misalnya terdapat berbagai foto yang tidak mencerminkan aslinya, karena foto
dibuat untuk kepentingan tertentu. Begitu pula autoboigrafi yang di tulis untuk dirinya
sendiri.

C.       Instrumen Penelitian Untuk Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif


1.    Instrumen Penelitian Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif instrumen terpenting adalah peneliti itu sendiri. Peneliti
mungkin menggunakan alat-alat bantu untuk mengumpulkan data seperti tape
recorder, video kaset, atau kamera. Tetapi kegunaan atau pemanfaatan alat-alat ini
sangat tergantung pada peneliti itu sendiri. Oleh karena dalam penelitian kualitatif
yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri,  maka peneliti
harus “divalidasi”. Validasi terhadap peneliti, meliputi; pemahaman metode penelitian
kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti
untuk memasuki objek penelitian -baik secara akademik maupun logiknya.
Peneliti kualitatif sebagai human instrumen berfungsi menetapkan fokus penelitian,
memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai
kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas
temuannya (Sugiono,2009:306).
Peneliti sebagai instrumen atau alat penelitian karena mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
a.    Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari
lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian.
b.    Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan
dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
c.    Tiap situasi merupakan keseluruhan artinya tidak ada suatu instrumen berupa
test atau angket yng dapat menangkap keseluruhan situasi kecuali manusia.
d.   Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia tidak dapat dipahami dengan
pengetahuan semata dan untuk memahaminya, kita perlu sering merasakannya,
menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.
e.    Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia
dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah
pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul seketika.
f.     Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan
data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan
untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau perlakuan.[26]
Peneliti sebagai instrumen (disebut "Paricipant-Observer") di samping memiliki
kelebihan-kelebihan, juga mengandung beberapa kelemahan. Kelebihannya antara
lain:
a.    Peneliti dapat langsung melihat, merasakan, dan mengalami apa yang terjadi
pada subjek yang ditelitinya. Dengan demikian, peneliti akan lambat laut
"memahami" makna-makna apa saja yang tersembunyi di balik realita yang kasat
mata (verstehen). Ini adalah salah satu tujuan yang hendak dicapai melalui
penelitian kualitatif.
b.    Peneliti akan mampu menentukan kapan penyimpulan data telah mencukupi,
data telah jenuh, dan penelitian dihentikan. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan
data tidak dibatasi oleh instrumen (misalnya kuesioner) yang sengaja membatasi
penelitian pada variabel-variabel tertentu saja.
c.    Peneliti dapat langsung melakukan pengumpulan data, menganalisanya,
melakukan refleksi secara terus menerus, dan secara gradual "membangun"
pemahaman yang tuntas tentang sesuatu hal. Ingat, dalam penelitian kualitatif,
peneliti memang "mengkonstruksi" realitas yang tersembunyi di dalam masyarakat.
Sementara beberapa kelemahan peneliti sebagai instrumen adalah:
a.    Tidak mudah menjaga obyektivitas dan netralitas peneliti sebagai peneliti.
Keterlibatan subjek memang bagus dalam penelitian kualitatif, tetapi jika tidak hati-
hati, peneliti akan secara tidak sadar mencampuradukkan antara data lapangan
hasil observasi dengan pikiran-pikirannya sendiri.
b.    Pengumpulan data dengan cara menggunakan peneliti sebagai instrumen
utama ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan peneliti dalam menulis,
menganalisis, dan melaporkan hasil penelitian. Peneliti juga harus memiliki
sensitifitas/kepekaan dan "insight" (wawasan) untuk menangkap simbol-simbol dan
makna-makna yang tersembunyi. Lyotard (1989) mengatakan "lantaran pengalaman
belajar ini sifatnya sangat pribadi, peneliti seringkali mengalami kesulitan untuk
mengungkapkannya dalam bentuk tertulis".
c.    Peneliti harus memiliki cukup kesabaran untuk mengikuti dan mencatat
perubahan-perubahan yang terjadi pada subjek yang ditelitinya. Dalam penelitian
kuantitatif, penelitian dianggap selesai jika kesimpulan telah diambil dan hipotesis
telah diketahui statusnya, diterima atau ditolak. Tetapi peneliti kualitatif harus siap
dengan hasil penelitian yang bersifat plural (beragam), sering tidak terduga
sebelumnya, dan sulit ditentukan kapan selesainya. Ancar-ancar waktu tentu bisa
dibuat, tetapi ketepatan jadwal (waktu) dalam penelitian kualitatif tidak mungkin
dicapai seperti dalam penelitian kuantitatif.
Menurut (Ulfatin, 2014:188) penelitian kualitatif dalam pengumpulan datanya,
instrumen yang dapat digunakan antara lain:
a.    Instrumen Wawancara
Instrumen wawancara digunakan dalam penelitian kualitatif karena dapat
mengungkap informasi lintas waktu, yaitu berkaitan dengan dengan masa lampau,
masa sekarang, dan masa yang akan datang. Dan data yang dihasilkan
dariwawancara bersifat terbuka, menyeluruh, dan tidak terbatas, sehingga mampu
membentuk informasi yang utuh dan menyuluruh dalam mengungkap penelian
kualitatif.
b.    Instrumen Observasi atau Pengamatan
Instrumen observasi digunakan dalam penelitian kualitatif sebagai pelengkap dari
teknik wawancara yang telah dilakukan. Observasi dalam penelitian kualitatis
digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung objek penelitian, sehingga
peneliti mampu mencatat dan menghimpun data yang diperlukan untuk mengungkap
penelitian yang dilakukan. Observasi dalam penelitian kualitatif peneliti harus
memahami terlebih dahulu variasi pengamatan dan peran-peran yang dilakukan
peneliti.
c.    Instrumen Dokumen
Dokumen dalam penelitian kualitatif digunakan sebagai penyempurna dari data
wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Dokumen dalam penelitian kualitatif
dapat berupa tulisan, gambar, atau karya monumental dari obyek yang diteliti.

2.    Instrumen Penelitian Kuantitatif


Jika dalam penelitian kualitatif, instrumen penelitian adalah penelitinya sendiri, maka
dalam penelitian kuantitatif, instrumen harus dibuat dan menjadi perangkat yang
"independent" dari peneliti. Peneliti harus mampu membuat instrumen sebagus
mungkin, apapun instrumen itu.
Pada umumnya instrument penelitian dalam penelitian kuantitatif terbagi dua yakni
tes dan non tes. Tes sebagai instrument penelitian adalah suatu alat yang berisi
serangkaian soal-soal yang harus dijawab oleh responden untuk mengukur suatu
aspek tertentu, sesuai dengan tujuan penelitian.  Selain tes, terdapat instrumen
berupa non tes, seperti skala sikap atau daftar pernyataan untuk digunakan bagi
peneliti yang menggunakan teknik pengumpulan data jenis angket, pedoman
wawancara untuk peneliti yang menggunakan teknik interview atau wawancara,
pedoman observasi untuk peneliti yang menggunakan teknik observasi, dan lainnya.
Skala bertingkat (ratings) adalah suatu ukuran subyektif yang dibuat berskala.
Walaupun skala bertingkat ini menghasilkan data yang kasar, tetapi cukup
memberikan informasi tertentu tentang program atau orang. Intrumen ini dapat
dengan mudah menberikan gambaran penampilan, terutama panampilan di dalam
orang menjalankan tugas, yang menunjukan frekuensi munculnya sifat-sifat.
Pedoman wawancara berisi sebuah daftar pertanyaan yang mungkin akan diajukan
kepada responden. Sedangkan pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis
kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.
Penelitian kuantitatif dalam mengambil data menggunakan instrumen yang berupa:

a.    Instrumen Tes dan Inventori


Tes dan inventori digunakan untuk pengambilan data penelitian kuantitatif  karena
instrumen tes untuk mengukur kemampuan seseorang dalam bidang tertentu,
seperti bakat matematika, bakat musik, kemampuan bahasa dan sebagainya.
Sedangkan inventori untuk mengetahui karakteristik (psikologis) tertentu dari
individu. Dari kedua instrumen ini data yang terkumpul berupa angka-angka yang
nantinya akan diuji dengan statistik untuk menentukan tujuan dari penelitian.
b.    Instrumen Angket atau Kuesioner
Angket atau kuesioner digunakan dalam penelitian kuantitatif, untuk menjaring data
yang sifatnya informatif dan faktual. Misalnya data tentang tingkat pendidikan, umur,
penilaian terhadap kepribadian dan sebagainya. Jenis data untuk angket atau
kuesioner berupa angka-angka, kemudian akan diolah dengan bantuan software
statistik untuk mengetahui hasil datanya. Angket atau kuesoner dalam pengambilan
data, sebelumnya harus sudah tentukan dan sudah diuji coba terlebih dahulu.
c.    Instrumen Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan dalam pengambilan data penelitian kuantitatif haruslah
disusun terlebih dahulu dan diuji coba, serta digunakan dalam pengambilan data
yang berupa angka-angka.
d.   Instrumen Dokumen
Dokumen digunakan dalam pengambilan data penelitian kuantitatif sebagai
pengambilan data atau rekapan data yang terdiri dari data nilai yang berupa angka
dan bisa diseleksi dengan menggunakan statistik.
BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
1.    Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan
oleh peneliti untuk menghimpun data. Instrumen penelitian adalah alat bantu yang
digunakan dalam sebuah penelitian untuk mengumpulkan aneka ragam informasi
yang diolah secara kuantitatif atau kualitatif kemudian disusun secara sistematis.
2.    Teknik-teknik pengumpulan data; a) Interview, b) Dokumen, c) Observasi, d)
Kuesioner/angket.
3.    Satu-satunya instrumen terpenting dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu
sendiri. Dan menggunakan alat-alat bantu untuk mengumpulkan data seperti tape
recorder, video kaset, atau kamera. Tetapi kegunaan atau pemanfaatan alat-alat ini
sangat tergantung pada peneliti itu sendiri. Instrument penelitian dalam penelitian
kuantitatif terbagi dua yakni tes dan non tes. Tes sebagai instrument penelitian
adalah suatu alat yang berisi serangkaian soal-soal yang harus dijawab oleh
responden untuk mengukur suatu aspek tertentu, sesuai dengan tujuan
penelitian.  Selain tes, terdapat instrumen berupa nontes, seperti skala sikap atau
daftar pernyataan untuk digunakan bagi peneliti yang menggunakan teknik
pengumpulan data jenis angket, pedoman wawancara untuk peneliti yang
menggunakan teknik intervieu atau wawancara, pedoman observasi untuk peneliti
yang menggunakan teknik observasi, dan lainnya.
DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi ,Manajemen Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2000.


Hadjar,  Ibnu, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan,
Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Heriyanto, Albertus dan  Sandjaja, Panduan Penelitian, Jakarta: Prestasi
Pustaka.
Kaelan, M.S., Metode Penelitian Agama Kualitatif Interdisipliner, Yokyakarta:
Paradigma, 2010.
Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung: Tarsito, 1992.
Neuman,  W. Lawrence, Social  Research Metthods, Canadian Internanational
Depelopment Agency, 2004.
Patton, Michael Quninn, Qualitative Evaluation Methodes, Sage Publications,
Baverly Hills, 1980.
Satori, Djam’an dan Aan Komariah, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung:
Alfabeta, 2009.
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2009.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfa Beta, 2012.
Sukandarrumidi, Metode Penelitian Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula,
Cet. 3, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2006.
Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta : Raja Grafindo, 2008.
#Soal 1
Studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial serta gejala-gejala
alam dengan pengamatan dan pencatatan adalah pengertian ….
a. analisis media massa
b. kuesioner
c. observasi
d. wawancara
e. studi kasus

Jawaban C
Studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial serta gejala-gejala
alam dengan pengamatan dan pencatatan adalah pengertian observasi. Observasi
menurut cara pelaksanaan dan tujuannya dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu
observasi partisipatif, observasi sistematis atau observasi terstruktur, serta observasi
eksperimental.
 

#Soal 2
Cara pengumpulan data dengan mengadakan kontak langsung (bertatap muka)
dengan sumber data adalah pengertian ….
a. analisis media massa
b. kuesioner
c. observasi
d. wawancara
e. studi kasus

Jawaban D
Cara pengumpulan data dengan mengadakan kontak langsung (bertatap muka)
dengan sumber data adalah pengertian wawancara.
 

#Soal 3
Angket yang memuat banyak pertanyaan menyangkut sifat-sifat psikis, ciri-ciri fsik,
dan rohaniah yang turun-temurun dari silsilah seseorang disebut angket ….
a. portofolio
b. jabatan
c. hereditas
d. genetik
e. identitas
Jawaban C
Angket yang memuat banyak pertanyaan menyangkut sifat-sifat psikis, ciri-ciri fsik,
dan rohaniah yang turun-temurun dari silsilah seseorang disebut angket hereditas.
 

#Soal 4
Satu set pertanyaan yang berurusan dengan satu topik tunggal atau satu set topik
yang saling berkaitan dan harus dijawab oleh objek disebut angket ….
a. portofolio
b. jabatan
c. hereditas
d. langsung
e. tidak langsung
Jawaban E
Satu set pertanyaan yang berurusan dengan satu topik tunggal atau satu set topik
yang saling berkaitan dan harus dijawab oleh objek disebut angket tidak langsung.
Angket akan bermanfaat untuk tujuan penelitian ilmiah apabila sebelum
pelaksanaannya telah dilakukan pembatasan yang jelas mengenai masalah yang
hendak diteliti.
 

#Soal 5
Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan eksperimen, kecuali ….
a. menentukan masalah yang akan diteliti
b. merumuskan hipotesis kerja
c. melakukan percobaan pendahuluan untuk menentukan pelaksanaan eksperimen
yang sebenarnya
d. mengumpulkan sampel yang akan dipakai sebagai objek eksperimen
e. menyusun proposal penelitian
Jawaban E
Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan eksperimen
a. menentukan masalah yang akan diteliti;
b. merumuskan hipotesis kerja;
c. melakukan percobaan pendahuluan untuk menentukan pelaksanaan eksperimen
yang sebenarnya;
d. mengumpulkan sampel yang akan dipakai sebagai objek eksperimen.
 

#Soal 6
Pembagian angket menjadi angket khusus dan angket umum adalah menurut ….
a. sifat
b. cara penyampaiannya
c. objek sasarannya
d. bentuk strukturnya
e. lokasi penelitiannya
Jawaban A
Pembagian angket menjadi angket khusus dan angket umum adalah menurut sifat.
 

#Soal 7
Pembagian angket menjadi angket terstruktur dan tidak terstruktur adalah menurut
….
a. sifat
b. cara penyampaiannya
c. objek sasarannya
d. bentuk strukturnya
e. lokasi penelitiannya
Jawaban D
Pembagian angket menjadi angket terstruktur dan tidak terstruktur adalah menurut
bentuk strukturnya.
 

#Soal 8
Kumpulan cara dan aturan mengenai pengumpulan, pengolahan, penafsiran, dan
penarikan simpulan dari data yang berupa angka disebut ….
a. tabulasi
b. parametrik
c. koding
d. sistematisasi
e. statistik
Jawaban E
Data yang telah terkumpul baik melalui observasi, wawancara, maupun komunikasi
tidak langsung, perlu dikelompokkan agar mudah diolah data. Dalam
mengelompokkan data, perlu dibedakan antara data kualitatif, data kuantitatif, data
pribadi, data primer, data sekunder, data tertulis, data lisan, dan data relevan yang
selanjutnya akan diolah dengan perhitungan statistik. Statistik adalah kumpulan cara
dan aturan mengenai pengumpulan, pengolahan, penafsiran, dan penarikan
simpulan dari data yang berupa angka.
 

#Soal 9
Wawancara yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan dan kecocokan
seseorang dengan jabatan atau bidang tugas yang diembannya disebut wawancara
….
a. jabatan
b. informatif
c. disipliner
d. penyuluh
e. administratif
Jawaban A
Wawancara yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan dan kecocokan
seseorang dengan jabatan atau bidang tugas yang diembannya disebut wawancara
jabatan.
 

#Soal 10
Keuntungan yang diperoleh dalam pengumpulan data dengan teknik wawancara
meliputi halhal sebagai berikut, kecuali ….
a. keterangan yang detail mengenai suatu masalah, terutama yang berkenaan
dengan kekayaan pribadi seseorang dapat diperoleh
b. informasi yang diinginkan dapat diperoleh secara cepat
c. harus dipastikan bahwa memang narasumberlah yang memberikan jawaban
d. pewawancara dapat berusaha agar pertanyaan dapat dipahami narasumber
dengan sungguhsungguh
e. cara-cara bertanya lebih fleksibel

Jawaban A
Keuntungan yang diperoleh dalam pengumpulan data dengan teknik wawancara
adalah
a. informasi yang diinginkan dapat diperoleh secara cepat;
b harus dipastikan bahwa memang narasumber lah yang memberikan jawaban;
c. pewawancara dapat berusaha agar pertanyaan dapat dipahami narasumber
dengan sungguhsungguh;
d. cara-cara bertanya lebih fleksibel.
 

#Soal 11
Data-data yang terkumpul dirumuskan dalam bentuk kata-kata atau kalimat yang
terekam dalam catatan lapangan yang disebut …..
a. science note
b. research note
c. assumption note
d. feld note
e. feld paper
Jawaban D
Data-data yang terkumpul dirumuskan dalam bentuk kata-kata atau kalimat yang
terekam dalam catatan lapangan yang disebut feld note. Rekaman tersebut
selanjutnya diolah sehingga pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam
permasalahan penelitian terjawab melalui bukti-bukti empirik yang diperoleh di
lapangan.
 

#Soal 12
Proses mengubah rekaman data ke dalam pola, fokus, kategori, atau pokok
permasalahan tertentu disebut ….
a. deduksi data
b. reduksi data
c. induksi data
d. responsi data
e. penyajian data
Jawaban B
Reduksi data adalah proses mengubah rekaman data ke dalam pola, fokus,
kategori, atau pokok permasalahan tertentu. Data yang terkumpul dan terekam
dalam catatan lapangan selanjutnya dirangkum dan diseleksi. Kegiatan merangkum
dan menyeleksi data didasarkan pada fokus, kategori, atau pokok permasalahan
tertentu yang sebelumnya telah dirumuskan.
 

#Soal 13
Menampilkan data dengan cara memasukkannya ke dalam sejumlah matriks yang
diinginkan sesuai kategori disebut ….
a. deduksi data
b. reduksi data
c. induksi data
d. responsi data
e. penyajian data
Jawaban E
Menampilkan data dengan cara memasukkannya ke dalam sejumlah matriks yang
diinginkan sesuai kategori disebut penyajian data. Misalnya, data dimasukkan dalam
matriks kronologis yang menunjukkan urutan waktu suatu kejadian atau dimasukkan
dalam matriks geografs. Matriks dalam pengolahan data kualitatif memiliki fungsi,
antara lain sebagai berikut:
a) memilah-milah data yang telah direduksi;
b) memudahkan pengkonstruksian data yang berguna untuk menuturkan,
menyimpulkan, dan menginterpretasikan data;
c) memudahkan mengetahui cakupan data yang telah terkumpul sehingga data yang
kurang lengkap dapat dilengkapi dengan pengumpulan ulang di lapangan.
Peneliti akan menghasilkan pemahaman dan pengertian mendalam tentang
keseluruhan data yang diolah dari proses reduksi dan penyajian data. Proses
tersebut dijadikan dasar bagi peneliti
untuk mengambil simpulan sebagai jawaban atas pertanyaan penelitiannya.
 

#Soal 14
Tiga tahap persiapan dalam pengolahan data meliputi …..
a. koding, rekapitulasi, dan tabulasi
b. editing, koding, dan rekapitulasi
c. editing, koding, dan tabulasi.
d. editing, kodifkasi, dan rekapitulasi
e. editing, sirkulasi, dan rekapitulasi
Jawaban C
Tahap persiapan dalam pengolahan data meliputi editing, koding, dan tabulasi.
a. Editing
Editing adalah penelitian kembali catatan-catatan yang dikumpulkan dari lapangan.
Pada saat melakukan kegiatan editing, tidak diperbolehkan mengubah data asli,
jawaban, atau yang lainnya dengan maksud agar sesuai dengan keinginan peneliti.
Jangan sampai peneliti melanggar prinsip kejujuran ilmiah (intelectual honesty).
b. Koding
Koding adalah usaha mengklasifkasikan jawaban-jawaban para responden menurut
macamnya dengan cara memberi kode-kode berupa angka atau huruf. Biasanya,
usaha pengodean dilakukan dengan memberi simbol atau angka pada jawaban
responden.
c. Tabulasi
Tabulasi adalah proses penyusunan data ke dalam bentuk tabel. Tabulasi sifatnya
merangkum data agar lebih ringkas. Dengan bentuk ringkas, data dapat dibaca
dengan mudah dan maknanyapun segera dipahami.
 

#Soal 15
Menurut lamanya kontak, wawancara dibedakan menjadi berikut, kecuali ….
a. wawancara pendek sekali dan terjadi hanya sekali
b. wawancara kontak pendek, beruntun
c. wawancara nondirect (tidak diarahkan, tidak terstruktur)
d. wawancara terpusat (focused interview)
e. wawancara berulang-ulang (repetitif)
Jawaban B
Menurut lamanya kontak, wawancara dibedakan atas
1. wawancara pendek sekali dan terjadi hanya sekali;
2. wawancara kontak panjang, beruntun;
3. wawancara nondirect (tidak diarahkan, tidak terstruktur);
4. wawancara terpusat (focused interview);
5. wawancara berulang-ulang (repetitif).
 

#Soal 16
Jika menggunakan teknik observasi partisipatif, observer perlu memerhatikan hal
berikut, kecuali …..
a. mengetahui materi yang akan diobservasi
b. memahami kemampuan ekonomi objek observasi
c. mengetahui cara pencatatan yang baik
d. memelihara hubungan baik dengan subjek yang diobservasi
e. mengetahui batas intensitas dan ekstensitas partisipasi

Jawaban B
Jika menggunakan teknik observasi partisipatif, observer perlu memerhatikan hal
berikut
1. mengetahui materi yang akan diobservasi;
2. mengetahui cara pencatatan yang baik;
3. memelihara hubungan baik dengan subjek yang diobservasi;
4. mengetahui batas intensitas dan ekstensitas partisipasi.
 

#Soal 17
Alasan pencatatan hasil observasi sebagai berikut, kecuali …..
a. memudahkan dalam merekam kejadian, proses, dan gejala sosial
b. mencatat segala kejadian dan proses sosial di lapangan
c. membantu menafsirkan data lain yang terkumpul
d. menjaga agar hasil pengamatan mudah diketahui pihak lain
e. dapat diformulasikan kembali sehingga dapat menggambar kan keadaan

Jawaban C
Alasan pencatatan hasil observasi, antara lain sebagai berikut:
1. memudahkan dalam merekam kejadian, proses, dan gejala sosial;
2. mencatat segala kejadian dan proses sosial di lapangan;
3. membantu menguatkan data lain yang terkumpul;
4. menjaga agar hasil pengamatan mudah diketahui pihak lain;
5. dapat diformulasikan kembali sehingga dapat menggambar kan keadaan.
 

#Soal 18
Berdasarkan intensitas dan ekstensitas, partisipasi dapat dibedakan menjadi bentuk
….
a. partisipasi parsial, partisipasi penuh, partisipasi intensif, dan partisipasi
permukaan
b. partisipasi parsial, partisipasi terbuka, partisipasi intensif, dan partisipasi
permukaan
c. partisipasi sosial, partisipasi penuh, partisipasi intensif, dan partisipasi permukaan
d. partisipasi parsial, partisipasi penuh, partisipasi intensif, dan partisipasi mendalam
e. partisipasi parsial, partisipasi terlibat, partisipasi intensif, dan partisipasi
permukaan

Jawaban A
Berdasarkan intensitas dan ekstensitas, partisipasi dapat dibedakan menjadi bentuk
berikut:
1. partisipasi parsial atau sebagian (partial participation), yaitu observer ikut ambil
bagian dalam beberapa kegiatan sosial saja;
2. partisipasi penuh (full participation), yaitu observer ikut serta pada semua kegiatan
sosial;
3. partisipasi intensif (intensive participation), yaitu observer ikut terjun aktif
sepenuhnya dalam semua kegiatan sosial;
4. partisipasi permukaan (surface participation), yaitu observer hanya berpartisipasi
secara minimal.
 
#Soal 19
Berikut adalah kelebihan metode observasi, kecuali ….
a. mudah, murah, dan langsung dalam mengadakan penelitian terhadap berbagai
macam gejala
b. tepat digunakan pada saat meneliti orang-orang yang memiliki kesibukan tinggi
c. sekaligus bisa memperoleh data dari peristiwa psikis yang tidak bisa diamati
dengan metode kuesioner dan intervieu
d. bisa mengadakan pencatatan secara serempak dengan menggunakan observer
lebih dari seorang
e. dapat menggunakan teknologi internet

Jawaban E
Kelebihan metode observasi adalah
1. mudah, murah, dan langsung dalam mengadakan penelitian terhadap berbagai
macam gejala;
2. tepat digunakan pada saat meneliti orang-orang yang memiliki kesibukan tinggi;
3. sekaligus bisa memperoleh data dari peristiwa psikis yang tidak bisa diamati
dengan metode kuesioner dan intervieu;
4. bisa mengadakan pencatatan secara serempak dengan menggunakan observer
lebih dari seorang.
 

#Soal 20
Berikut adalah kelemahan metode observasi, kecuali ….
a. banyak peristiwa psikis bertaraf tinggi ternyata tidak bisa diobservasi, seperti rasa
cinta dan kejujuran
b. diperlukan waktu lama
c. responden sering berlaku berlebihan
d. membutuhkan banyak peneliti
e. banyak dipengaruhi faktor-faktor yang tidak bisa dikontrol.

Jawaban D
Kelemahan metode observasi adalah
1. banyak peristiwa psikis bertaraf tinggi ternyata tidak bisa diobservasi, seperti rasa
cinta dan kejujuran;
2. diperlukan waktu lama;
3. observee sering berlaku berlebihan;
4. banyak dipengaruhi faktor-faktor yang tidak bisa dikontrol.

Anda mungkin juga menyukai