Anda di halaman 1dari 19

lOMoARcPSD|19610985

MAKALAH TEKNIK PENGUMPULAN DATA

DISUSUN OLEH:

NURUL ASYIQIN
NURUL RESNAH ARIKA
PHILA DELPHIA
PUTRI BUANA NINGRUM
PUTRI NANDINA TASYA
PRAYUDITA ANANDA
RANNY AUGTHANTY
RIA HASTUTI
QORY MULYANA

KELAS KARYAWAN 2021


lOMoARcPSD|19610985

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan secara sistematis yang
ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah. Sebagai suatu kegiatan
sistematis penelitian harus dilakukan dengan teknik tertentu yang dikenal dengan istilah teknik
penelitian,yakni suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Cara ilmiah ini harus didasari ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis.
Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti
untuk pengumpulan data. Teknik dalam menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan
dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya melalui: angket, wawancara,
pengamatan, ujian (tes), dokumentasi, dan lain-lain. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau
gabungan teknik tergantung dari masalah yang dihadapi atau yang diteliti.
Dalam penelitian ilmiah, agar data yang kita kumpulkan menjadi valid, maka kita harus
mengetahui bagaimana cara-cara pengumpulan data dalam penelitian itu, sehingga data yang kita
peroleh dapat menjadi pendukung terhadap kebenaran suatu konsep tertentu. Dan dalam kegiatan
penelitian, keberadaan instrumen penelitian merupakan bagian yang sangat integral dan termasuk
dalam komponen metodologi penelitian karena instrumen penelitian merupakan alat yang
digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah yang sedang diteliti.
Instrumen itu alat, sehingga instrumen penelitian itu merupakan alat yang digunakan dalam
penelusuran terhadap gejala-gejala yang ada dalam suatu penelitian guna membuktikan
kebenaran atau menyanggah suatu hipotesa-hipotesa tertentu.
Suatu intrumen yang baik tentu harus memiliki validitas dan reliabilitas yang baik. Untuk
memperoleh instrumen yang baik tentu selain harus diujicobakan, dihitung validitas dan
realibiltasnya juga harus dibuat sesuai kaidah-kaidah penyusunan instrumen. Menyusun
instrumen merupakan suatu proses dalam penyusunan alat evaluasi karena dengan mengevaluasi
kita akan memperoleh data tentang objek yang diteliti. Oleh karena itu, menyusun instrumen
merupakan langkah penting dalam prosedur penelitian yang tak dapat dipisahkan antara yang
satu terhadap yang lainnya. Hal ini dilakukan karena untuk menjaga kesinambungan data yang

1
lOMoARcPSD|19610985

dikumpulkan dengan pokok permasalahan yang dibuat dalam rangka pengujian terhadap
hipotesa-hipotesa yang dibuat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian teknik pengumpulan data?
2. Apa saja teknik pengumpulan data?
3. Bagaimana pengumpulan data dan instrumen penelitian untuk penelitian kualitatif dan
kuantitatif ?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian teknik pengumpulan data.
2. Untuk mengetahui teknik pengumpulan data.
3. Untuk mengetahui teknik pengumpulan data serta instrumen penelitian untuk penelitian
kualitatif dan kuantitatif.

2
lOMoARcPSD|19610985

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teknik Pengumpulan Data


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian teknik pengumpulan data adalah proses,
cara, perbuatan mengumpulkan, atau menghimpun data. Teknik pengumpulan data ialah teknik
atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk menghimpun data. Teknik (cara atau
metode) menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya
dapat dilihat penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi
dan lainya. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam
rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris,
dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data. Dalam teknik pengumpulan data
diperlukan instrumen. Instrumen adalah alat yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu (seperti
alat yang dipakai oleh pekerja teknik, alat-alat kedokteran, optik, dan kimia), perkakas, sarana
penelitian (berupa seperangkat tes dan sebagainya) untuk mengumpulkan data sebagai bahan
pengolahan.
Menurut Suharsimi Arikunto, instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih
dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Ibnu Hadjar berpendapat bahwa instrumen
merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi
karakteristik variabel secara objektif. Sementara itu, Sumadi Suryabrata menyatakan bahwa
instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk merekam-pada umumnya secara
kuantitatif-keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis. Atibut-atribut psikologis itu secara
teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif. Sumadi
mengemukakan bahwa untuk atribut kognitif, perangsangnya adalah pertanyaan. Sedangkan
untuk atribut non-kognitif, perangsangnya adalah pernyataan.
Dari uraian beberapa pakar di atas, dapat kami ambil suatu generalisasi bahwa teknik
pengumpulan data dan instrumennya adalah teknik dan alat bantu yang digunakan dalam sebuah

3
lOMoARcPSD|19610985

research untuk mengumpulkan aneka ragam informasi yang diolah secara kuantitatif atau
kualitatif kemudian disusun secara sistematis.

B. Teknik-teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam proses penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang
diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data mana yang paling tepat, sehingga benar-benar
didapat data yang valid dan reliable.
Dalam suatu penelitian, langkah pengumpulan data adalah satu tahap yang sangat
menentukan terhadap proses dan hasil penelitian yang akan dilaksanakan tersebut. Kesalahan
dalam melaksanakan pengumpulan data dalam satu penelitian akan berakibat langsung terhadap
proses dan hasil suatu penelitian.
Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan penggunaan teknik dan
instrumen yang telah ditentukan dan diuji validitas dan reliabilitasnya. Secara sederhana,
pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk
mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian sesuai
dengan lingkup penelitian. Dalam prakteknya, pengumpulan data ada yang dilaksanakan melalui
pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dengan kondisi tersebut, pengertian
pengumpulan data diartikan juga sebagai proses yang menggambarkan proses pengumpulan data
yang dilaksanakan dalam penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Pengumpulan data, dapat
dimaknai juga sebagai kegiatan peneliti dalam upaya mengumpulkan sejumlah data lapangan
yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (untuk penelitian kualitatif), atau
menguji hipotesis (untuk penelitian kuantitatif).
Teknik pengumpulan data sangat ditentukan oleh metodologi penelitian, apakah kuantitatif
atau kualitatif. Dalam penelitian kualitatif dikenal teknik pengumpulan data: observasi, focus
group discussion (FGD), wawancara mendalam (indent interview), dan studi kasus (case study).
Sedangkan dalam penelitian kuantitatif dikenal teknik pengumpulan data: angket
(questionnaire), wawancara, dan dokumentasi.
Beberapa teknik pengumpulan data secara umum:
1. Observasi (pengamatan)

4
lOMoARcPSD|19610985

Nasution (1998) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan.
Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang
diperoleh melalui observasi. Mursall (1995) menyatakan bahwa “through observation, the
researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior” melalui observasi,
peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.
Sanafiah Faisal (1990) membedakan observasi menjadi observasi berpartisifasi
(participant observastion), Observasi secara terang-terangan dan tersamar (overt observastion
and covert observastion), observasi yang tak berstruktur (unstructured observation),[5] masing-
masing tipe dan jenis observasi tersebut digunakan sesuai dengan karakteristik objek material
sumber data penelitian.
a. Observasi Partisipatif (participant observastion).
Observasi partisipatif merupakan seperangkat strategi dalam penelitian yang tujuannya
adalah untuk mendapatkan data yang lengkap. Hal ini dilakukan dengan mengembangkan
keakraban yang dekat dan mendalam dengan satu kelompok orang dilingkungan alamiah mereka.
Dalam penelitian ini peneliti menetapkan sejumlah tujuan dan menempatkan dirinya sebagai
bagian dari objek yang sedang di telitinya. Susan Stainback (1998), menyatakan bahwa “in
participant observation, the researcher observes what people do, listen to what they say, and
participates in their activities”. Dalam observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang
dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas
mereka.
Dalam observasi partisipatif terdapat beberapa kategori peran partisipan yang terjadi di
lapangan penelitian kualitatif. Menurut Junker terdapat beberapa macam kategori peran
partisipan dilapangan yaitu:
1) Peran serta lengkap, yaitu peran pengamat dalam hubungan ini menjadi anggota
penuh dari yang diamati. Pengamat akan memperoleh informasi tentang apapun dari
yang diamati, termasuk yang barang kali yang dirahasiakan.
2) Peran serta sebagai pengamat, yaitu peneliti dalam hubungan ini berperan sebagai
pengamat (ply on the wall). Statusnya sebagai anggota dalam hubungan ini
sebenarnya hanya sebatas pura-pura saja, sehingga tidak melebur secara fisik maupun
psikis dalam pengertian yang sesungguhnya.

5
lOMoARcPSD|19610985

3) Pengamat sebagai pemeran serta, dalam hubungan ini peneliti sebagai pengamat ikut
melakukan apa yang di lakukan oleh nara sumber sebagai yang teramati meskipun
belum sepenuhnya.
4) Pengamat penuh, dalam hubungan ini kedudukan pengamat dan yang diamati
terpisah, informasi diteruskan satu arah saja, sehingga subjek tidak merasa diamati.[8]
b. Observasi Terus Terang atau Tersamar
Pada uraian di atas telah dijelaskan bahwa ciri penelitian kualitatif diantaranya adalah
untuk menemukan dan mengungkap fakta yang ada di lapangan secara alamiah (natural setting).
Konsekuensinya peneliti harus secara cermat dan bijaksana menerapkan teknik pengumpulan
data di lapangan pada nara sumber, agar benar-benar data diperolehnya bersifat alamiah.
Oleh karena itu dalam observasi peneliti dalam pengumpulan data “menyatakan terus
terang kepada sumber data (kepada masyarakat yang ditelitinya, bahwa peneliti sedang
melakukan observasi dalam penelitian”. Pada tipe ini semua proses yang dilakukan oleh peneliti
diketahui semuanya oleh orang yang diteliti. “Tapi dalam suatu saat peneliti tidak terus terang
atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari
merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan dengan terus terang,
maka peneliti tidak akan diijinkan untuk melakukan observasi.
c. Observasi Tak Berstruktur
Dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan tidak terstruktur, karena fokus penelitian
belum jelas. Fokus observasi akan berkembang selama kegiatan observasi berlangsung. Kalau
masalah penelitian sudah jelas seperti dalam penelitian kuantitatif, maka observasi dapat
dilakukan secara berstruktur dengan menggunakan pedoman observasi.
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis
tentang apa yang akan di observasi. Hal ini dikarenakan peneliti tidak tahu secara pasti tentang
apa yang akan diamati. Dalam melaksanakan penelitian tidak menggunakan instrumen yang
telah baku, tapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.
Selanjutnya Spradley (1980) mengatakan dalam penelitian kualitatif memiliki tahapan
dan objek yang observasi. Tahapan observasi, yaitu; Observasi deskriftif, Observasi terfokus,
dan Observasi terseleksi. Dan objek yang diobservasi adalah ruang (tempat), pelaku (aktor) dan
kegiatan (aktivitas).

6
lOMoARcPSD|19610985

Dari ketiga objek tersebut dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa item pokok, yaitu;
Ruang (tempat) dalam aspek fisiknya; Pelaku yaitu semua orang yang terlibat dalam situasi;
Kegiatan, yaitu apa yang dilakukan orang dalam situasi itu; Objek, yaitu benda-benda yang
terdapat di tempat itu; Perbuatan, yaitu tindakan-tindakan tertentu; Kejadian atau peristiwa, yaitu
rangkaian kegiatan; Waktu, yaitu menyangkut urutan kegiatan, tujuan, yaitu apa yang ingin
dicapai dan emosi; Perasaan yang dirasakan dan dinyatakan.
2. Questioner (Kuesioner/Angket)
Questioner disebut pula angket atau self administrated questioner adalah teknik
pengumpulan data dengan cara mengirimkan suatu daftar pertanyaan kepada responden untuk
diisi. Berdasarkan cara menyusun petanyaan dalam teknik questioner ini dibagi menjadi dua:
a. Kuesioner terbuka (Opene and Items)
Adalah suatu kuesioner dimana pertanyaan-pertanyaan yang dituliskan tidak disediakan
jawaban pilihan sehingga responden dapat bebas/terbuka luas untuk menjawabnya sesuai dengan
pendapat/pandangan dan pengetahuannya.
Kelebihan kuesioner terbuka adalah :
1) Menyusun pertanyaan sangat mudah
2) Memberikan kebebasan kepada responden untuk menjawab dan mencurahkan isi hati
dan pemikirannya.
Kelemahan kusioner terbuka adalah :
1) Untuk peneliti sangat sulit mengolah dan mengelompokkan jawaban karena sangat
bervariasinya jawaban yang diberikan oleh responden
2) Pengolahan jawaban memakan waktu yang lama, satu dan lain hal peneliti harus
membaca satu persatu
3) Untuk peneliti mungkin menimbulkan rasa bosan karena tulisannya sulit dibaca,
kalimat tidak jelas dari jawaban yang diberikan oleh responden
4) Rasa malas akan timbul pada responden yangtidak mempunyai banyak waktu luang
untuk menjawab.
b. Koesioner tertutup (Closed and Items)

7
lOMoARcPSD|19610985

Adalah suatu kuesioner dimana pertanyaan-pertanyaan yang dituliskan telah disediakan


jawaban pilihan, sehingga responden tinggal memilih salah satu dari jawaban yang telah
disediakan.
Kelebihan kuesioner tertutup adalah :
1) Untuk peneliti, mudah mengolah jawaban yang masuk
2) Untuk peneliti, waktu yang dimanfaatkan dalam pengelompokkan jawaban menjadi
singkat karena dapat memanfaatkan bantuan enumerator
3) Untuk responden, mudah memilih jawaban
4) Untuk responden, dalam mengisi jawaban mmerlukan waktu
singkat. Kelemahan kuestioner tertutup adalah :
1) Untuk peneliti, dalam penyusunan pertanyaan perlu berhati-hati agar tidak ditafsirkan
lain (berarti ganda)
2) Untuk responden, kebebasan menjawab merasa dibatasi.
3. Interview (Wawancara)
Wawancara adalah suatu tanya jawab secara tatap muka yang dilaksanakan oleh
pewawancara dengan orang yang diwawancarai untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.
Esterberg (2002) mendefinisikan interview sebagai berikut: “a meeting of two persons to
exchange information and idea through question and responses, resulting in-communication and
joint construction of meaning about a particular topic”. Wawancara adalah merupakan
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam topik tertentu.
Menurut Mishler (1986:82), ia mengungkapkan tentang wawancara lapangan adalah
produksi bersama peneliti dan anggota. Anggota yang peserta aktif yang wawasan, perasaan, dan
kerjasama merupakan bagian penting dari proses diskusi yang mengungkapkan makna subjektif.
Kehadiran pewawancara dan dari keterlibatan bagaimana dia mendengarkan, menghadiri,
mendorong, menyela, digresses, memulai topik, dan berakhir tanggapan-merupakan bagian
integral akun responden.
Esterberg (2002) mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu; Wawancara
terstruktur (structured interview); Wawancara semiterstruktur (semistructure Interview);
Wawancara tak berstruktur (unstructured Interview).

8
lOMoARcPSD|19610985

Lincoln dan Guba dalam Sanapiah Faisal, mengemukakan ada tujuh langkah dalam
penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:
1) Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan.
2) Menyimpan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan.
3) Mengawali atau membuka alur wawancara.
4) Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya.
5) Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.
6) Mengidentifikasikan tindak lanjut hasil wawancara yang telah
diperoleh. Jenis pertanyan yang dapat ditanyakan dalam wawancara
adalah:
1) Pengalaman dan perbuatan responden, yaitu apa yang telah dikerjakannya atau yang
lazim dikerjakannya.
2) Pendapat, pandangan, tanggapan, tafsiran atau perkiraanya tentang sesuatu.
3) Perasaan, respons emosional, apakah ia merasa cemas, takut, senang, gembira,curiga,
jengkel dan sebagainya tentang sesuatu.
4) Pengetahuan, fakta-fakta, apa yang diketahuinya tentang sesuatu.
5) Penginderaan, apa yang dilihat, didengar, dirabah, dikecap atau diciumnya, diuraikan
secara deskriptif.
6) Latar belakang pendidikan, pekerjaan, daerah asal, tempat tinggal, keluarga dan
sebagainya.
Beberapa aspek di atas dipersiapkan agar dapat mengantisipasi kekosongan terhadap
sesuatu yang hendak ditanyakan. Materi pertanyaan dapat melingkupi dimensi waktu, seperti
tentang apa-apa yang dikerjakan responden di masa lampau, sekarang dan akan datang. Dan pada
intinya pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan harus berpedoman pada arah penelitian atau
harus sesuai dengan tujuan penelitian.
Adapun alat-alat yang digunakan dalam kegiatan wawancara adalah :
1) Buku catatan, berfungsi untuk mencatat semua pembicaraan atau percakapan dengan
sumber data, sekarang sudah banyak komputer-komputer kecil, notebook yang dapat
digunakan untuk mencatat hasil pembicaraan.

9
lOMoARcPSD|19610985

2) Tape recorder, berfungsi untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan.


Penggunaan tape recorder dalam wawancara perlu memberi tahu kepada informan
boleh atau tidak.
3) Kamera, berguna untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan pembicaraan
dengan informan/sumber data. Dengan adanya foto-foto ini dapat meningkatkan
keabsahan dan penelitian akan lebih terjamin, karena peneliti betul-betul melakukan
pengumpulan data.
4. Document (Dokumen)
Dokumen adalah catatan peristiwa yang telah lalu. Dokumen dapat berbentuk tulisan,
gambar, atau karya menumental dari seseorang lainnya. Dokumen yang berbentuk tulisan,
misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi, peraturan, kebijakan.
Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa, film, video, CD,
DVD, cassete, dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, karya lukis,
patung naskah, tulisan, prasasti dan lain sebagainya.
Secara interpretatif dapat diartikan bahwa dokumen merupakan rekaman kejadian masa
lalu yang ditulis atau dicetak, dapat merupakan catatan anekdotal, surat, buku harian dan
dokumen-dokumen. Dokumen kantor termasuk lembaran internal, komunikasi bagi publik yang
beragam, file siswa dan pegawai, diskripsi program dan data statistik pengajaran.[23] Nasution
menjelaskan bahwa:” ada sumber yang non manusia (non human resources), antara lain adalah
dokumen, foto dan bahan statistik.
Dokumen digunakan dalam penelitian sebagai sumber data sekunder manakala dokumen
tersebut memiliki nilai. Menurut Wang dan Soergel (1998), nilai kegunaan dokumen dapat
dilihat dari beberapa hal sebagai berikut:
a. Evistemic values, yaitu suatu dokumen keberadaannya sangat berguna bagi
pemenuhan kebutuhan akan pengetahuan atau informasi yang tidak/belum diketahui.
Nilai evistemic merupakan prasyarat bagi semua dokumen.
b. Functional values, yaitu suatu dokumen yang keberadaannya sangat berguna karena
memberi konstribusi pada penelitian yang dilakukan. Dokumen akan berguna karena
berisi teori, data pendukung empiris, atau metodologi.

10
lOMoARcPSD|19610985

c. Conditional values, yaitu suatu dokumen sangat berguna apabila muncul beberapa
kondisi atau syarat terpenuhi, atau terdapat dokumen lain yang dapat memperkuat
dokumen tersebut.
d. Social values, yaitu suatu dokumen keberadaannya sangat berguna dalam hubungan
dengan kelompok atau individu. Seperti berhubungan dengan guru, tokoh masyarakat,
kiyai, ulama’, atau tokoh lainnya.
Jadi hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan dapat dipercaya jika didukung
oleh sejarah pribadi kehidupan dimasa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan
autobiografi. Hasil penelitian juga akan lebih kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya
tulis akademik dan seni yang telah ada.
Selanjutnya perlu diperhatikan bahwa tidak semua dokumen memiliki kredibel yang
tinggi, misalnya terdapat berbagai foto yang tidak mencerminkan aslinya, karena foto dibuat
untuk kepentingan tertentu. Begitu pula autoboigrafi yang di tulis untuk dirinya sendiri.

C. Instrumen Penelitian Untuk Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif


1. Instrumen Penelitian Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif instrumen terpenting adalah peneliti itu sendiri. Peneliti
mungkin menggunakan alat-alat bantu untuk mengumpulkan data seperti tape recorder, video
kaset, atau kamera. Tetapi kegunaan atau pemanfaatan alat-alat ini sangat tergantung pada
peneliti itu sendiri. Oleh karena dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat
penelitian adalah peneliti itu sendiri, maka peneliti harus “divalidasi”. Validasi terhadap peneliti,
meliputi; pemahaman teknik penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang
diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian -baik secara akademik maupun
logiknya.
Peneliti kualitatif sebagai human instrumen berfungsi menetapkan fokus penelitian,
memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data,
analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiono,2009:306).
Peneliti sebagai instrumen atau alat penelitian karena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan
yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian.

11
lOMoARcPSD|19610985

b. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan
dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
c. Tiap situasi merupakan keseluruhan artinya tidak ada suatu instrumen berupa test atau
angket yng dapat menangkap keseluruhan situasi kecuali manusia.
d. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia tidak dapat dipahami dengan
pengetahuan semata dan untuk memahaminya, kita perlu sering merasakannya,
menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.
e. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia dapat
menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah
pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul seketika.
f. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data
yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk
memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau perlakuan.
Peneliti sebagai instrumen (disebut "Paricipant-Observer") di samping memiliki
kelebihan-kelebihan, juga mengandung beberapa kelemahan. Kelebihannya antara lain:
a. Peneliti dapat langsung melihat, merasakan, dan mengalami apa yang terjadi pada
subjek yang ditelitinya. Dengan demikian, peneliti akan lambat laut "memahami"
makna-makna apa saja yang tersembunyi di balik realita yang kasat mata (verstehen).
Ini adalah salah satu tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian kualitatif.
b. Peneliti akan mampu menentukan kapan penyimpulan data telah mencukupi, data
telah jenuh, dan penelitian dihentikan. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data
tidak dibatasi oleh instrumen (misalnya kuesioner) yang sengaja membatasi penelitian
pada variabel-variabel tertentu saja.
c. Peneliti dapat langsung melakukan pengumpulan data, menganalisanya, melakukan
refleksi secara terus menerus, dan secara gradual "membangun" pemahaman yang
tuntas tentang sesuatu hal.
Sementara beberapa kelemahan peneliti sebagai instrumen adalah sebagai berikut ini:
a. Tidak mudah menjaga obyektivitas dan netralitas peneliti sebagai peneliti.
Keterlibatan subjek memang bagus dalam penelitian kualitatif, tetapi jika tidak hati-

12
lOMoARcPSD|19610985

hati, peneliti akan secara tidak sadar mencampuradukkan antara data lapangan hasil
observasi dengan pikiran-pikirannya sendiri.
b. Pengumpulan data dengan cara menggunakan peneliti sebagai instrumen utama ini
sangat dipengaruhi oleh kemampuan peneliti dalam menulis, menganalisis, dan
melaporkan hasil penelitian. Peneliti juga harus memiliki sensitifitas/kepekaan dan
"insight" (wawasan) untuk menangkap simbol-simbol dan makna-makna yang
tersembunyi.
c. Peneliti harus memiliki cukup kesabaran untuk mengikuti dan mencatat perubahan-
perubahan yang terjadi pada subjek yang ditelitinya. Dalam penelitian kuantitatif,
penelitian dianggap selesai jika kesimpulan telah diambil dan hipotesis telah
diketahui statusnya, diterima atau ditolak. Tetapi peneliti kualitatif harus siap dengan
hasil penelitian yang bersifat plural (beragam), sering tidak terduga sebelumnya, dan
sulit ditentukan kapan selesainya. Ancar-ancar waktu tentu bisa dibuat, tetapi
ketepatan jadwal (waktu) dalam penelitian kualitatif tidak mungkin dicapai seperti
dalam penelitian kuantitatif.

Menurut (Ulfatin, 2014:188) penelitian kualitatif dalam pengumpulan datanya, instrumen


yang dapat digunakan antara lain:
a. Instrumen Wawancara
Instrumen wawancara digunakan dalam penelitian kualitatif karena dapat mengungkap
informasi lintas waktu, yaitu berkaitan dengan dengan masa lampau, masa sekarang, dan masa
yang akan datang. Dan data yang dihasilkan dariwawancara bersifat terbuka, menyeluruh, dan
tidak terbatas, sehingga mampu membentuk informasi yang utuh dan menyuluruh dalam
mengungkap penelian kualitatif.
b. Instrumen Observasi atau Pengamatan
Instrumen observasi digunakan dalam penelitian kualitatif sebagai pelengkap dari teknik
wawancara yang telah dilakukan. Observasi dalam penelitian kualitatis digunakan untuk melihat
dan mengamati secara langsung objek penelitian, sehingga peneliti mampu mencatat dan
menghimpun data yang diperlukan untuk mengungkap penelitian yang dilakukan. Observasi

13
lOMoARcPSD|19610985

dalam penelitian kualitatif peneliti harus memahami terlebih dahulu variasi pengamatan dan
peran-peran yang dilakukan peneliti.
c. Instrumen Dokumen
Dokumen dalam penelitian kualitatif digunakan sebagai penyempurna dari data
wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Dokumen dalam penelitian kualitatif dapat
berupa tulisan, gambar, atau karya monumental dari obyek yang diteliti.

2. Instrumen Penelitian Kuantitatif


Jika dalam penelitian kualitatif, instrumen penelitian adalah penelitinya sendiri, maka
dalam penelitian kuantitatif, instrumen harus dibuat dan menjadi perangkat yang "independent"
dari peneliti. Peneliti harus mampu membuat instrumen sebagus mungkin, apapun instrumen itu.
Pada umumnya instrument penelitian dalam penelitian kuantitatif terbagi dua yakni tes
dan non tes. Tes sebagai instrument penelitian adalah suatu alat yang berisi serangkaian soal-soal
yang harus dijawab oleh responden untuk mengukur suatu aspek tertentu, sesuai dengan tujuan
penelitian. Selain tes, terdapat instrumen berupa non tes, seperti skala sikap atau daftar
pernyataan untuk digunakan bagi peneliti yang menggunakan teknik pengumpulan data jenis
angket, pedoman wawancara untuk peneliti yang menggunakan teknik interview atau
wawancara, pedoman observasi untuk peneliti yang menggunakan teknik observasi, dan lainnya.
Skala bertingkat (ratings) adalah suatu ukuran subyektif yang dibuat berskala. Walaupun
skala bertingkat ini menghasilkan data yang kasar, tetapi cukup memberikan informasi tertentu
tentang program atau orang. Intrumen ini dapat dengan mudah menberikan gambaran
penampilan, terutama panampilan di dalam orang menjalankan tugas, yang menunjukan
frekuensi munculnya sifat-sifat. Pedoman wawancara berisi sebuah daftar pertanyaan yang
mungkin akan diajukan kepada responden. Sedangkan pedoman observasi berisi sebuah daftar
jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.
Penelitian kuantitatif dalam mengambil data menggunakan instrumen yang berupa:
a. Instrumen Tes dan Inventori
Tes dan inventori digunakan untuk pengambilan data penelitian kuantitatif karena
instrumen tes untuk mengukur kemampuan seseorang dalam bidang tertentu, seperti bakat
matematika, bakat musik, kemampuan bahasa dan sebagainya. Sedangkan inventori untuk

14
lOMoARcPSD|19610985

mengetahui karakteristik (psikologis) tertentu dari individu. Dari kedua instrumen ini data yang
terkumpul berupa angka-angka yang nantinya akan diuji dengan statistik untuk menentukan
tujuan dari penelitian.
b. Instrumen Angket atau Kuesioner
Angket atau kuesioner digunakan dalam penelitian kuantitatif, untuk menjaring data yang
sifatnya informatif dan faktual. Misalnya data tentang tingkat pendidikan, umur, penilaian
terhadap kepribadian dan sebagainya. Jenis data untuk angket atau kuesioner berupa angka-
angka, kemudian akan diolah dengan bantuan software statistik untuk mengetahui hasil datanya.
Angket atau kuesoner dalam pengambilan data, sebelumnya harus sudah tentukan dan sudah
diuji coba terlebih dahulu.
c. Instrumen Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan dalam pengambilan data penelitian kuantitatif haruslah
disusun terlebih dahulu dan diuji coba, serta digunakan dalam pengambilan data yang berupa
angka-angka.
d. Instrumen Dokumen
Dokumen digunakan dalam pengambilan data penelitian kuantitatif sebagai pengambilan
data atau rekapan data yang terdiri dari data nilai yang berupa angka dan bisa diseleksi dengan
menggunakan statistik.

15
lOMoARcPSD|19610985

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teknik pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti
untuk menghimpun data. Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam sebuah
penelitian untuk mengumpulkan aneka ragam informasi yang diolah secara kuantitatif atau
kualitatif kemudian disusun secara sistematis. Teknik-teknik pengumpulan data antara lain; a)
Interview, b) Dokumen, c) Observasi, d) Kuesioner/angket.
Satu-satunya instrumen terpenting dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri.
Dan menggunakan alat-alat bantu untuk mengumpulkan data seperti tape recorder, video kaset,
atau kamera. Tetapi kegunaan atau pemanfaatan alat-alat ini sangat tergantung pada peneliti itu
sendiri. Instrument penelitian dalam penelitian kuantitatif terbagi dua yakni tes dan non tes. Tes
sebagai instrument penelitian adalah suatu alat yang berisi serangkaian soal-soal yang harus
dijawab oleh responden untuk mengukur suatu aspek tertentu, sesuai dengan tujuan
penelitian. Selain tes, terdapat instrumen berupa nontes, seperti skala sikap atau daftar
pernyataan untuk digunakan bagi peneliti yang menggunakan teknik pengumpulan data jenis
angket, pedoman wawancara untuk peneliti yang menggunakan teknik intervieu atau
wawancara, pedoman observasi untuk peneliti yang menggunakan teknik observasi, dan
lainnya.
B. Saran

Materi teknik pengumpulan data ini sangat berguna bagi mahasiswa dalam melakukan
penelitian. Namun, pada pengaplikasiannya dalam penelitian, peneliti harus memperhatikan cara-
cara dan teknik apa yang akan digunakan dalam penelitiannya, karena pemilihan teknik yang
tepat dalam penelitian akan menentukan hasil dari penelitian tersebut.

16
lOMoARcPSD|19610985

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi ,Manajemen Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2000.


Hadjar, Ibnu, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Heriyanto, Albertus dan Sandjaja, Panduan Penelitian, Jakarta: Prestasi Pustaka.
http://tithagalz.wordpress.com/2011/03/27/pengertian-pengumpulan-data/
Kaelan, M.S., Teknik Penelitian Agama Kualitatif Interdisipliner, Yokyakarta: Paradigma, 2010.
Nasution, Teknik Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung: Tarsito, 1992.
Neuman, W. Lawrence, Social Research Metthods, Canadian Internanational Depelopment
Agency, 2004.
Patton, Michael Quninn, Qualitative Evaluation Methodes, Sage Publications, Baverly Hills,
1980.
Satori, Djam’an dan Aan Komariah, Tekniklogi Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2009.
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2009.
Sugiyono, Teknik Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfa Beta, 2012.
Sukandarrumidi, Teknik Penelitian Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula, Cet. 3, Yogyakarta:
Gajah Mada University Press, 2006.
Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta : Raja Grafindo, 2008

17

Anda mungkin juga menyukai