Anda di halaman 1dari 13

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Bentuk Penelitian

1. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian memerlukan metode yang tepat dan

sesuai dengan masalah yang diteliti. Metode adalah cara untuk

memberi jawaban efektif, tepat pada sasaran dan efisien. Dalam

penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif karena

akan memaparkan atau akan menjelaskan tentang gejala-gejala yang

terjadi pada saat penelitian. Menurut Sugiyono (2005: 21) “metode

deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan

atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk

membuat kesimpulan baru”. Sesuai dengan pendapat Arikunto (2010:

234) yang menyatakan “Penelitian deskriptif merupakan penelitian

bukan eksperimen karena tidak dimaksudkan untuk mengetahui akibat

dari suatu perlakuan”.

Berkenaan dengan pentingnya metode dalam penelitian,

selanjutnya metode dalam penelitian meliputi bermacam-macam.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nawawi (2015:66) ada empat

metode yang digunakan dalam penelitian ilmiah yaitu:

1) Metode Filosofis

2) Metode Deskriptif

3) Metode Historis

35
36

4) Metode Eksperimen

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif yang diupayakan untuk mengamati permasalahan

secara sistematis dan akurat mengenai fakta dan sifat objek tertentu.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa metode

deskriptif merupakan metode atau cara pemecahan masalah dalam

suatu penelitian berdasarkan pada fakta yang ada di lapangan.

Sehingga dalam penelitian ini dapat mendeskripsikan perilaku bullying

pada peserta didik MTs Bustanul Ulum Mempawah Timur.

2. Bentuk Penelitian

Setelah menentukan metode penelitian, maka selanjutnya yang

harus ditentukan dalam penelitian adalah bentuk penelitian agar

diperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan harapan berkaitan

dengan metode deskriptif maka bentuk penelitian juga haus sesuai

dengan metode tersebut. Oleh karena itu, berhubungan dengan bentuk

penelitian deskriptif yang peneliti gunakan Nawawi (2015: 68)

penelitian deskriptif memiliki tiga bentuk, yaitu:

1) Survei (survey study)

2) Studi Hubungan (interrelation study)

3) Studi Perkembangan (developmental study)

Berdasarkan Berdasarkan beberapa bentuk penelitian tersebut,

maka bentuk penelitian yang tepat digunakan adalah bentuk penelitian

survei. Menurut Nawawi (2015:69) “survei pada dasarnya tidak


37

sekedar bertujuan memaparkan data tentang objeknya, akan tetapi juga

bermaksud menginterpresentasikan dan membandingkannya dengan

ukuran standar tertentu yang sudah ditetapkan”. Dalam hal ini metode

survei yang digunakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang

ada dan mencari keterangan-keterangan yang factual.

Bentuk penelitian ini dilakukan dengan cara peneliti

mengadakan survei langsung ke tempat yang menjadi tempat

penelitian, dengan demikian penelitian ini dilaksanakan dengan

melakukan survei langsung ke MTs Bustanul Ulum Mempawah

Timur, menghimpun data-data tersebut sehingga diperoleh jawaban

atas pertanyaan-pertanyaan.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian menerut Suharsimi Arikunto tahun (2016: 26)

memberi batasan subjek penelitian sebagai benda, hal atau orang tempat

data untuk variabel penelitian melekat, dan yang di permasalahkan. Dalam

sebuah penelitian, itulah data tentang variabel yang penelitian amati.

Pada penelitian responden atau subjek penelitian disebut dengan

istilah informa yaitu orang memberi informasi tentang data yang

diinginkan peneliti berkaitan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan.

Untuk menentukan subjek penelitian dapat ditempuh dengan menggambil

subjek dari peserta didik yang menjadi korban bullying.


38

Subjek dalam penelitian ini ada 3 peserta didik yaitu MS (VII), S

(VIII), BT (IX) peserta didik ini dipilih berdasarkan informasi guru BK

yang mengatasi peserta didik tersebut.

C. Teknik dan Alat Pengumpul Data

1. Teknik Pengumpul Data

Langkah awal dalam proses pengumpulan data adalah menyiapkan

alat yang tepat yang memenuhi persyaratan validitas dan realiabilitas.

Teknik pengumpulan data yang tepat dalam suatu penelitian akan

memungkinkan dicapainya pemecahan masalah secara valid dan reliable,

yang pada gilirannya akan memungkinkan dirumuskannya generalisasi

yang objektif.

Teknik dan alat pengumpul data yang dimaksud adalah cara yang

dipergunakan untuk mengumpulkan data atau sejumlah bahan informasi

yang berupa fakta-fakta yang berguna dalam pembahasan masalah-

masalah objek penelitian.

Sesuai dengan pernyataan di atas Nawawi (2015:100) membagi

enam teknik pengumpulan data yaitu:

a. Teknik Observasi Langsung

b. Teknik Observasi Tak Langsung

c. Teknik Komunikasi Langsung

d. Teknik Komunikasi Tidak Langsung

e. Teknik Pengukuran

f. Teknik Dokumentasi
39

Pendapat lain disampaikan lebih terperinci oleh Sugiyono

(2016:63) “terdapat empat macam teknik pengumpul data yaitu:

a) Teknik Observasi

b) Teknik Wawancara

c) Teknik Dokumentasi

d) Teknik Triangulasi/gabungan

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

a. Teknik Obsevasi Langsung

Menurut Nawawi (2012:100) mengakatakan bahwa

teknik obeservasi langsung adalah cara mengumpulkan data

yang dilakukan melaui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala

yang tampak pada obyek penelitian yang pelaksanaannya

langsung pada tempat dimana suatu peristiwa, keadaan dan

situasi terjadi.

b. Teknik Komunikasi Langsung

Menurut Nawawi (2012:100) mengatakan bahwa teknik

komunikasi langsung adalah cara mengumpulkan data yang

mengharuskan seorang peneliti mengadakan kontak langsung

secara lisan atau tatap muka (face to face) dengan sumber data,

baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi yang

sengaja dibuat untuk keperluan tersbeut.


40

c. Teknik Dokumentasi

Teknik ini adalah cara mengumpulkan data yang

dilakukan dengan klasifikasi bahan-bahan tertulis yang

berhubungan dengan masalah penelitian, baik sumber dokumen

maupun buku-buku koran, majalah dan lain-lain.

2. Alat Pengumpul Data

Alat pengumpul data pada penelitian ini adalah:

a. Observasi

Observasi adalah cara untuk mengumpulkan data yang

diinginkan dengan mengadakan pengamatan secara langsung. Menurut

hadi dalam Sugiyono (2017:145) mengemukakan bahwa “observasi

merupakan sesuatu proses yang kompleks yang tersusun dari berbagai

proses biologis dan psikologis adalah pengamatan dan ingatan”.

Sedangkan menurut Arikunto (2014:199) mengatakan bahwa

“observasi atau disebut dengan pengamatan meliputi kegiatan

pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan

seluruh alat indra”. Sejalan dengan pendapat Nawawi (2015:106)

“observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan percatatan secara

sistematik gejala yang tampak sebagai objek penelitian”.

Sedangkan menurut Goodwin (2005:392):

Observational research with the goal of describing

behavior can be devided into two broad categories

depending on the degree of experimenter involvement


41

with participants. Sometimes the reseaecher does not

interact in any substantial way wirh the group being

observed.

Artinya: penelitian observasi dengan tujuan menggambarkan

perilaku dapat dibagi menjadi kategori luas teegantung peserta.

Kadang-kadang peneliti tidak berinteraksi secara subtansial dengan

kelompok yang diamati, semetara dilain waktu peneliti terlibat

langsung dengan kelompok yang sedang dipelajari.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

observasi adalah cara pengumpulan data melalui pengamatan secara

sistematis dan terencana secara langsung terhadap gejala yang diteliti

dan dilakukan secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek

yang sedang diteliti. Pada observasi ini peneliti mengamati peserta

didik di MTs Bustanul Ulum Mempawah Timur.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara

(interviewer) yang memberikan pertanyaan dan yang diwawancarai

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu untuk

memperoleh data yang valid. Menururt Nawawi (2015:118) “interview

adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah

pertanyaan secara lisan, untuk dijawab secara lisan pula”. Sejalan

dengan pendapat
42

Sedangkan menurut Arikunto (2014:198) “interview disebut

dengan wawancara atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang

dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh

informasi dari terwawancara (interviewee)”. Stainback dalam

Sugiyono (2016:72) “interviewing provide the researcher a means to

gain a deeper understanding of how the participant interpret a

situation or phenomenon than can be gained through observation

olon”. Artinya: jadi dengan wawancara, maka peneliti akan

mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam

menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi, di mana hal

ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpukan bahwa

wawancara adalah teknik pengumpul data yang dilakukan melalui

tatap muka (face to face) atau komunikasi langsung dengan

melakukan Tanya jawab kepada narasumber untuk memperoleh

informasi yang menjadi tujuan penelitian. Dalam penelitian ini

wawancara dilakukan untuk menjawab masalah khusus nomor 1, 2,

dan 3.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah cara pengumpulan data yang

menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan

masalah yang diteliti, sehingga diproleh data yang lengkap. Menurut

Nawawi (2015:101) “dokumentasi merupakan cara mengumpulkan


43

data yang dilakukan dengan kategorisasi dan klasifikasi bahan-bahan

tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian, baik dari sumber

dokumen maupun buku-buku, koran, majalah dan lain-lain”. Seirama

dengan Sugiyono (2016:82) “dokumentasi merupakan catatan

peristiwa yang sudah belalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar,

atau karya-karya monumental dari seseorang”.

Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

dokumentasi adalah alat pengumpul data catatan peristiwa di masa lalu

yang berbentuk tulisan, gambar, atau dokumen-dokumen.

D. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan.

Menurut Nasution (dalam Sugiono, 2014: 336), menyatakan “Analisis telah

mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke

lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis

data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika mungkin, teori

yang grounded”.

Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2014:

337),mengemukakan bahwa “aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan

secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,

sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data

reduction, data display, dan conclusion drawing/verification”.


44

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data berarti merangkum. Memilih hal-hal pokok,

memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema dan polanya serta

membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah di reduksi

akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti

untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencari bila

diperlukan.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa reduksi

data adalah bentuk analisis yang menunjuk kepada pemilihan,

pemfokuskan, penyederhanaan, dan membuang data yang tidak perlu serta

mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat

diambil.

2. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data di reduksi maka langkah selanjutnya adalah penyajian

data. Penyajian data adalah mendeskripsikan hasil data yang di peroleh

dari penelitian lapangan dengan menggunakan kalimat-kalimat sesuai

dengan pendekatan kualitatif, sesuai dengan laporan yang sistematis dan

mudah untuk di pahami.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penyajian

data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga

memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dalam bentuk

teks yang berupa uraian singkat, bagan hubungan antar kategori sehingga

akan semakin mudah dipahami.


45

3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/ Verification)

Langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Kesimpulan awal dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan

berubah bila tidak ditemukan bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan dikemukakan

pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat

peneliti ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel (dapat dipercaya).

Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2014:252)

mengatakan bahwa:

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan


baru yang sebelumnya pelum pernah ada. Temuan dapat
berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang
sebelumnya masih remang-reman atau gelap sehingga
diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau
interaktif, hipotesis atau teori.

Sejalan dengan pendapat di atas Yusuf (2017:409) “penarikan

kesimpulan selalu bersumber dari data yang sudah direduksi dan juga dari

display data. Kesimpulan menuntut verifikasi oleh orang lain yang ahli

dalam bidang yang teliti, atau mungkin juga mengecek data lain”.

Dalam penelitian ini semua data lapangan diolah untuk

memunculkan deskripsi tentang faktor penyebab terlambat, dampak

terlambat dan upaya yang telah dilakukan guru bimbingan dan konseling

di sekolah untuk mengatasi atau meminimalisir kasus terlambat.


46

E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data

Teknik penjaminan keabsahan data dalam penelitian ini

menggunakan teknik triangulasi yang diartikan sebagai pengecekan

data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfatkan sesuatu yang lain. Melalui triangulasi, data di cek

kembali derajat kepercayaan sebagai suatu informasi. Jadi, triangulasi

cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan kontruksi

kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan

data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan.

Ada beberapa macam triangulasi yang dipakai yaitu :

a. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan mengecek data yang talah diperoleh melalui beberapa

sumber. Caranya antara Lain: (1) Membandingkan data hasil

pengamatan dengan data hasil wawancara, (2) Membandingkan apa

yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakannya

secara pribadi, (3) Membandingkan apa yang dikatakan orang

tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang

waktu, (4) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang

dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat

biasa,orang yang berpendidikan rendah,menengah,tinggi, orang


47

berada, dan orang pemerintahan, (5) Membandingkan hasil

wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

b. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan

teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara,

lalu di cek dengan observasi dan dokumentasi.

c. Triangulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang

dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat

narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan

data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam

rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara

melakukan pengecekkan dengan wawancara, observasi atau teknik

lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.

Jadi, Triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan

perbedaan perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks

suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian

dan hubungan dari berbagai pandangan. Dengan menggunakan

teknik ini akan memungkinkan diperolehnya hasil penelitian yang

valid dan benar dari penelitian yang dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai