Anda di halaman 1dari 6

JURNAL METAMORFOSA IV (1): 29-34 (2017)

JURNAL METAMORFOSA
Journal of Biological Sciences
ISSN: 2302-5697
http://ojs.unud.ac.id/index.php/metamorfosa

PENGARUH KONSENTRASI IBA TERHADAP KEMAMPUAN BERAKAR SETEK PUCUK


Alstonia scholaris (L.) R. Br. SEBAGAI UPAYA PENYEDIAAN BIBIT UNTUK REVEGETASI

EFFECT OF IBA CONCENTRATION ON ROOTING ABILITY OF Alstonia scholaris (L.) R.


Br. SHOOT CUTTINGS IN AN EFFORT PROVISION OF SEEDLINGS FOR
REVEGETATION

Tiara*, Zozy Aneloi Noli dan Chairul


Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Andalas, Kampus Unand Limau Manis Padang, 25163
* Email: tara150485@gmail.com

INTISARI
Alstonia scholaris (L.) R. Br. (Pulai) merupakan spesies tanaman indigenous Indonesia yang
multiguna. Tumbuhan ini toleran terhadap tanah miskin unsur hara dan alkalin, sehingga berpotensi
dijadikan sebagai tumbuhan revegetasi. Setek pucuk diambil dari trubusan yang tumbuh di Kawasan
Mandeh, Tarusan, Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan perlakuan konsentrasi IBA (0 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm dan 200 ppm).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi IBA memberikan pengaruh yang berbeda nyata
terhadap (P ≤ 0,05) terhadap panjang akar, berat basah dan berat kering akar. Pemberian IBA 150 ppm
merupakan konsentrasi terbaik untuk meningkatkan kemampuan berakar setek pucuk A. scholaris.

Kata kunci: Alstonia scholaris, IBA, kemampuan berakar, setek pucuk.

ABSTRACT

Alstonia scholaris (L.) R. Br. is an indigenous plant species in Indonesia which has been use for
multiple purposes. This plant tolerant to poor nutrient and alkaline soil, therefore it is potential to
explore as a revegetation plant. The study was conducted to identify effect of IBA concentrations on
rooting ability of A. scholaris shoot cutting. Plant materials (shoot cutting) were collected from trubusan
in Mandeh Area, Tarusan, West Sumatra. This study used Completely Randomized Design (CRD). The
treatment was IBA concentrations (0 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm and 200 ppm). The result
showed that IBA concentrations was significant different (P ≤ 0,05) for length, fresh weight and dry
weight of root. The application of 150 ppm IBA was the best concentration to enhance the rooting
ability of A. scholaris shoot cuttings.

Keywords: Alstonia scholaris, IBA, rooting ability, shoot cutting.

29
JURNAL METAMORFOSA IV (1): 29-34 (2017) ISSN: 2302-5697

PENDAHULUAN Setek pucuk merupakan salah satu teknik


perbanyakan vegetatif yang telah dimanfaatkan
Alstonia scholaris (L.) R. Br. atau dikenal untuk perbanyakan massal beberapa jenis
dengan nama Pulai merupakan indigenous tanaman tertentu. Pada dasarnya teknik setek
species (spesies asli) yang multiguna. Di pucuk merupakan pengembangan dari setek
Sumatera Selatan, kayu Pulai digunakan sebagai batang yang memanfaatkan potongan bagian
bahan baku pensil “slate”, di Yogyakarta dan pucuk juvenil dengan menyertakan bagian
Bali digunakan sebagai bahan baku industri daunnya (Subiakto, 2007). Davies (1995) cit
kerajinan (topeng dan ukiran) (Mashudi, 2013). Jayusman (2005), setek pucuk lebih potensial
Hampir semua bagian tumbuhan ini berpotensi dari setek batang karena setek pucuk berasal
sebagai bahan obat. Daniel (2006) menyatakan dari material yang relatif juvenil dengan tingkat
bahwa kulit kayu A. scholaris digunakan untuk diferensiasi sel maksimum, sehingga
mengobati diare, disentri, dan penyakit perut. kemampuan menghasilkan organ baru (akar dan
Daunnya digunakan untuk mengobati beri-beri, daun) lebih besar dibandingkan setek batang.
gangguan liver dan bisul. Antony et al. (2012) Pemahaman mengenai faktor-faktor
menyatakan bahwa butanol dari ekstrak bunga optimum untuk meningkatkan kesuksesan
dan kulit batang tumbuhan ini memiliki berakar setek sangat diperlukan untuk
aktivitas anti mikrobakteria. memaksimalkan hasil dan mengefektifkan biaya
Pulai tergolong jenis tanaman yang perbanyakan (Tchoundjeu and Leakey, 1996).
memiliki pertumbuhan cepat (fast growing Zat pengatur tumbuh adalah salah satu faktor
species) dan tersebar hampir di seluruh wilayah yang menentukan kemampuan setek untuk
Indonesia (Mashudi dkk., 2008). Pulai tumbuh berakar. Auksin merupakan hormon yang
di dataran rendah hingga pegunungan pada memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan
ketinggian 0-1000 m dpl dan juga terdapat di akar pada stek. IBA (Indole-3-butyric acid)
hutan sekunder (Whitmore, 1973). Spesies ini merupakan auksin sintetik yang banyak
tumbuh pada tanah liat, tanah berpasir yang digunakan untuk menginduksi akar pada setek
kering atau digenangi air dan terdapat juga pada (Hartmann et al., 2002). Berdasarkan hasil
lereng bukit berbatu di dalam hutan hujan tropis penelitian Djamhuri (2011) diketahui bahwa
dengan tipe curah hujan A sampai C setek pucuk tanaman Meranti Tembaga (Shorea
(Martawijaya dkk., 2005). Pulai juga dapat leprosula Miq.) yang direndam IBA 100 ppm
tumbuh di tempat-tempat terbuka yang telah selama 15 menit menunjukkan persentase hidup
rusak karena toleran terhadap tanah miskin hara stek mencapai 88% dan persentase berakar
dan alkalin (Prayudianingsih, 2014) sehingga 78%. Sehubungan dengan hal tersebut maka
Pulai berpotensi untuk dijadikan sebagai penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
tanaman revegetasi. pengaruh pemberian beberapa konsentrasi IBA
Salah satu kriteria penting yang terhadap pertumbuhan setek pucuk Alstonia
mendukung keberhasilan revegetasi lahan scholaris. Hasil penelitian diharapkan dapat
adalah ketersediaan bibit tanaman. Tanaman bermanfaat dalam rangka perbanyakan tanaman
yang digunakan harus mudah diperbanyak dan Pulai.
diketahui teknik perbanyakannya (Rahmawaty,
2002). Mashudi dan Hamdan (2015) BAHAN DAN METODE
melaporkan bahwa pengadaan bibit Pulai dari
materi generatif masih terkendala dengan Waktu dan Tempat
ketersediaan benih yang berkualitas. Selain itu, Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
daya kecambah biji Pulai hanya bertahan dua Agustus sampai Oktober 2015 di Rumah kaca
bulan sejak pasca pengeringan (Martawijaya dan Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Jurusan
dkk., 2005). Terkait dengan hal tersebut maka Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
perbanyakan vegetatif dapat digunakan sebagai Pengetahuan Alam, Universitas Andalas,
pilihan. Padang. Penelitian ini menggunakan metode

30
JURNAL METAMORFOSA IV (1): 29-34 (2017) ISSN: 2302-5697

eksperimen yang disusun dalam Rancangan 3. Proses Penanaman


Acak Lengkap (RAL), perlakuan adalah Sebelum stek ditanam, stek harus bebas
konsentrasi IBA yang terdiri atas 0 ppm, 50 dari getah yang terdapat pada pangkalnya.
ppm, 100 ppm, 150 ppm dan 200 ppm. Masing- Pangkal batang direndam ke dalam larutan IBA
masing perlakukan terdiri dari 5 ulangan, selama 15 menit. Pada media tanam, dibuat
sehingga total unit sampel adalah 25 sampel. lubang untuk memudahkan penanaman. Stek
ditanam tegak lurus terhadap media dan disiram
Alat dan Bahan dengan menngunakan handsprayer. Penanaman
Alat yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan pada sore hari dan diletakkan di
adalah sungkup propagasi, handsprayer, emrat, dalam propagator selama 12 minggu.
gunting tanaman, ember, kotak plastik, polybag,
kertas milimeter, kamera digital dan alat tulis. Parameter Pengamatan
Bahan yang digunakan antara lain trubusan Pengamatan terhadap parameter stek
Alstonia scholaris, IBA, alkohol 95%, aquadest, dilakukan setelah 12 minggu. Parameter terdiri
pasir dan kompos. atas persentase hidup, persentase berakar,
jumlah akar, panjang akar, berat basah dan berat
Cara Kerja kering akar.
1. Persiapan propagator non-mist dan
media tanam Analisis Data
Penelitian perbanyakan vegetatif ini Data yang diperoleh dari hasil
dilakukan dengan menggunakan propagator pengamatan dan pengukuran, yaitu persentase
non-mist dengan biaya murah. Propagator stek yang hidup dan persentase stek berakar
diletakkan di rumah kaca. Propagator ini dibuat disajikan dalam bentuk tabel. Sedangkan data
dengan menggunakan bingkai kayu (panjang : rata-rata jumlah akar, panjang akar, berat basah
120 cm; lebar : 60 cm; tinggi : 80 cm) yang dan berat kering akar dianalisis dengan
ditutupi dengan plastik transparan polythene menggunakan software SPSS 16. Jika hasil
agar kedap udara dan air. Sedangkan campuran analisis sidik ragam (ANOVA) menunjukkan
pasir sungai dan kompos (2:1 / v/v) digunakan adanya perbedaan yang nyata, maka dilanjutkan
sebagai media tanam. Media kemudian dengan uji lanjutan Duncan’s Multiple Range
dimasukkan ke dalam polybag, disiram dan Test (DMRT).
disimpan di dalam propagator.
HASIL
2. Sumber dan persiapan bahan stek
Sumber bahan stek diambil dari trubusan Berdasarkan penelitian yang dilakukan
dengan diameter 2,5-3 cm dan tinggi 40-50cm. diketahui bahwa persentase setek hidup dan
Bahan stek dikoleksi dari kawasan Mandeh, persentase berakar setek mencapai 100% pada
Tarusan, Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Bahan semua perlakuan. Hasil penelitian juga
stek diambil pada pagi hari untuk menghindari menunjukkan bahwa konsentrasi IBA
penguapan dan menjaga kondisi stek agar tetap memberikan pengaruh yang berbeda nyata
segar. Stek yang diambil adalah bagian yang terhadap rata-rata panjang akar tetapi tidak
vertikal, dengan tiga nodus, 6 sampai 8 daun. terhadap rata-rata jumlah akar yang dihasilkan
Daun dipotong hingga 75% dari luas daun. setek. Rata-rata jumlah akar yang dihasilkan
Pangkal bahan stek dipotong dengan kemiringan setek dengan pemberian IBA lebih banyak jika
45o. Bahan stek disimpan di dalam box plastik dibandingkan tanpa pemberian IBA (kontrol)
dan diberi air. hingga proses penanaman (Tabel 1).
dilakukan. Bahan stek kemudian dibawa ke
lokasi penanaman yaitu di dalam rumah.

31
JURNAL METAMORFOSA IV (1): 29-34 (2017) ISSN: 2302-5697

Tabel 1. Rata-rata jumlah, panjang, berat basah dan berat kering akar stek pucuk Alstonia scholaris
dengan pemberian beberapa konsentrasi IBA setelah 12 minggu pengamatan.
IBA Akar
(ppm) Jumlah (helai) Panjang (cm) Berat basah (g) Berat kering (g)
0 4,00 a 4,95 b 0,744 b 0,722 b
50 6,00 a 6,39 ab 0,815 b 0,736 b
100 4,00 a 5,73 ab 0,799 b 0,732 b
150 5,40 a 7,23 a 0,920 a 0,764 a
200 5,60 a 4,68 b 0,785 b 0,741 ab
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama, menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji
DMRT taraf 5%

Pertumbuhan akar yang optimal dapat bangan kalus dalam inisiasi primordia akar
meningkatkan penyerapan air dan unsur hara tumbuhan. Di samping itu, adanya daun pada
dari media tanam, sehingga berdampak terhadap setek berkontribusi menyediakan karbohidrat
berat basah dan berat kering yang dihasilkan hasil fotosintesis. Karbohidrat tersebut
akar. Berdasarkan pada Tabel 1 diketahui dibutuhkan untuk menghasilkan energi bagi
bahwa pemberian IBA memberikan pengaruh pembentukan akar. Dengan dihasilkannya akar,
yang berbeda nyata terhadap rata-rata berat meningkatkan persentase hidup setek, karena
basah dan berat kering akar setek pucuk A. setek memiliki organ yang dapat membantu
scholaris. Perlakuan IBA 50 ppm merupakan penyerapan unsur hara dari media tanam yang
konsentrasi optimum yang dapat meningkatkan diperlukan untuk kelangsungan hidup setek.
pertumbuhan akar pada setek pucuk A. Kastono, Sawitri dan Siswono (2005)
scholaris. menyatakan bahwa awal pembentukan akar
dimulai dengan adanya metabolisme cadangan
PEMBAHASAN nutrisi berupa karbohidrat yang menghasilkan
energi dan selanjutnya mendorong pembelahan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sel dan membentuk sel-sel baru dalam jaringan.
perlakuan pemberian IBA atau tanpa pemberian Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa
IBA (kontrol) dapat menginduksi pembentukan dengan pemberian IBA dapat meningkatkan
akar pada setek A. scholaris. Terbentuknya akar rata-rata panjang akar yang dihasilkan setek
pada setek pucuk A. scholaris tanpa pemberian pucuk A. scholaris dibandingkan dengan tanpa
IBA diduga karena adanya fitohormon auksin pemberian IBA. Peningkatan konsentrasi IBA
yang dihasilkan oleh pucuk yang terdapat pada hingga batas optimum meningkatkan efisiensi
bahan setek mampu menginduksi perakaran, berakar setek pucuk A. scholaris. Hal ini sesuai
namun belum mencukupi untuk meningkatkan dengan hasil penelitian Amri et al. (2010) yang
jumlah dan panjang akar sehingga perlu menunjukkan bahwa pemberian IBA
dilakukan penambahan auksin eksogen. Auksin meningkatkan jumlah dan panjang akar pada
merupakan salah satu hormon yang memberikan setek Dalbergia melanoxylon Guill. & Perr.
respon fisiologis terhadap pertumbuhan dibandingkan tanpa pemberian IBA. Hasil
tumbuhan, diantaranya diferensisasi sel dan Penelitian Husen (2013) menunjukkan bahwa
inisiasi akar. Hartmann et al. (2002); Kozlowski jumlah dan panjang akar setek Tectona grandis
and Pallardy (1997); Brock and Kaufman meningkat seiring dengan peningkatan
(1991) menyatakan bahwa auksin yang konsentrasi IBA. Husen (2008) menyatakan
diproduksi di daun dan pucuk bekerja secara bahwa pemberian IBA dapat mengaktifkan
basipetal dan diakumulasi di pangkal setek metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan
tempat inisiasi akar terjadi. Hassaig (1973), energi. Pemberian IBA eksogen dapat
auksin endogen diperlukan untuk perkem- menginduksi perubahan aktivitas enzim dan

32
JURNAL METAMORFOSA IV (1): 29-34 (2017) ISSN: 2302-5697

kofaktornya, sehingga meningkatkan dihasilkan. Weisman, Riov and Epstein (1989)


keseimbangan hormon dan inisiasi primordia menyatakan tingginya tingkat kemampuan
akar dan perkembangan akar. berakar suatu tanaman disebabkan karena
Penambahan jumlah auksin yang terdapat tingginya stabilitas IBA di dalam tanaman.
di dalam bahan setek A. scholaris melalui IBA dimetabolisme dengan sangat cepat selama
pemberian IBA juga mendorong proses perakaran pada stek Mung Bean. Pembentukan
pembelahan sel dan elongasi sel pada akar konjugasi IBA akibat pemberian IBA berperan
sehingga akar yang dihasilkan lebih banyak dan penting dalam pembentukan akar melalui
lebih panjang. Devlin dan Witham (1983) pelepasan IBA secara perlahan. Konjugasi IBA,
menyatakan bahwa pemberian auksin dalam terutama IBA aspartat, merupakan sumber
konsentrasi rendah pada pangkal batang dapat auksin selama tahap perakaran selanjutnya.
merangsang pembentukan akar dan
menstimulasi pemanjangan akar. Haisaig (1986) KESIMPULAN
menyatakan bahwa adanya auksin dan auksin
sintesis mempengaruhi setek batang berkayu Berdasarkan penelitian, IBA 150 ppm
untuk berakar. Auksin ini meningkatkan inisiasi memberikan hasil terbaik terhadap peningkatan
primordia akar dan secara de novo menstimulasi kemampuan berakar stek pucuk A. scholaris.
sintesis enzim spesifik, kehadiran gula selama
hidrolisis dan translokasi, jumlah dan UCAPAN TERIMAKASIH
redistribusi kandungan N amida dan amino, dan
meningkatkan pemanjangan dinding sel. Ucapan terima kasih kepada Prof. Dr.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa Dahelmi, Prof. Dr. Syamsuardi, Prof. Dr.
peningkatan rata-rata jumlah akar tidak selalu ErizalMukhtar dan Dr. Nasril Nasir atas saran
diikuti dengan peningkatan rata-rata panjang dan masukan pada penelitian ini.
akar. Hal ini ditunjukkan pada setek yang
direndam pada IBA 200 ppm. Jumlah akar yang DAFTAR PUSTAKA
dihasilkan lebih banyak namun panjang akar
yang dihasilkan lebih pendek jika dibandingkan Amri, E., H. V. M. Lyaruu, A. S. Nyomora and
dengan kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa Z. L. Kanyeka. 2010. Vegetative
konsentrasi IBA yang diberikan telah melewati Propagation Of Africa Blackwood
batas optimum sehingga hanya bekerja (Dalbergia melanoxylon Guill. & Perr.) :
meningkatkan jumlah akar namun menghambat Effect Of Age Of Donor Plant, IBA
pertambahan panjang akar. Hal ini sesuai Treatment And Cutting Position On
dengan Devlin dan Witham (1983) yang Rooting Ability Of Stem Cutting. New
menyatakan bahwa pemberian auksin pada Forests. Vol 39 : 183-194
konsentrasi yang relatif tinggi pada akar akan Antony, M., J. James, C. M. Misra, L. D. M.
menyebabkan terhambatnya perpanjangan akar Sagadevan, A. K. T. Veettil and
tetapi meningkatkan jumlah akar. Thankamani, V. 2012. Anti mycobacterial
Pertumbuhan akar yang optimal pada activity of the plant extracts of Alstonia
setek pucuk A. scholaris dengan pemberian IBA Scholaris. Academic Sciences. 4: 40-24
menyebabkan peningkatan penyerapan air dan Brock, T. G. And P. B. Kaufman. 1991. Growth
unsur hara dari dalam media tanam. Hal ini Regulators : An Account Hormones and
menyebabkan peningkatan pada rata-rata berat Growth Regulation. In Plant Physiology :
basah dan berat kering akar. Hal ini sesuai Growth and Development (Vol.X).
dengan hasil penelitian Hossain et al. (2004) Academic Press Limited. London. Page
yang melaporkan bahwa pemberian IBA secara 288-300
signifikan meningkatkan rata-rata berat kering Daniel, M. 2006. Medicinal Plants : Chemistry
akar stek Switenia macrophylla, meskipun tidak and Properties. Science Publishers. Jersey.
ada perbedaan rata-rata jumlah akar yang pp 24-25

33
JURNAL METAMORFOSA IV (1): 29-34 (2017) ISSN: 2302-5697

Devlin, R. M. and F. H. Witham. 1983. Plant Kozlowski, T. T. And S. G. Pallardy. 1997.


Physiology : Fourth Edition. Willard Physiology Of Woody Plants (Second
Grant Press. Boston. pp 140 & 352 Edition). Academic Press. USA. 63 p
Djamhuri, E. 2011. Pemanfaatan Air Kelapa Martawijaya, A., I. Kartasujana, K. Kadir dan S.
untuk Meningkatkan Pertumbuhan Stek A. Prawira. 2005. Atlas kayu Indonesia
Pucuk Meranti Tembaga (Shorea Jilid I. Departemen Kehutanan. Bogor.
leprosula Miq.). Jurnal Silvikultur Mashudi, H. A. Adinugraha, D. Setiadi dan A.
Tropika. Vol 02 (01) : 5-8 F. Ariani. 2008. Pertumbuhan Tunas
Haissig, B. E. 1986. Metabolic Process In Tanaman Pulai Pada Beberapa Tinggi
Adventitious Rooting Of Cuttings. In: Pangkasan Dan Dosis Pupuk NPK. Jurnal
Jackson MB (ed) New rootformation in Pemuliaan Tanaman Hutan. Vol 2(2): 1-9
plants and cuttings. Martinus Nijhoff Pub, Mashudi. 2013. Pengaruh Provenan Dan
Dordrecht, pp 141–189 Komposisi Media Terhadap Keberhasilan
Haissig, B. E. 1973. Metabolism During Teknik Penunasan Pada Stek Pucuk Pulai
Adventitious RootPrimordium Initiation Darat. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman.
And Development. New Zealand Journal Vol 10 (1) ; 25-32
of Forestry Science. Vol 4 (2) : 324-337 Prayudianingsih, R. 2014. Pertumbuhan Semai
Hartmann, H. T., D. E. Kester, F. T. Davies, Jr. Alstonia scholaris, Acacia auriculiformis
And R. L. Geneve. 2002. Plant Dan Muntingia calabura yang Diinokulasi
Propagation Principle and Practice. Fungi Mikoriza Arbuskula Pada Media
Seventh Edition. Prentice Hall Tanah Bekas Tambang Kapur. Jurnal
International-Inc. New Jersey Penelitian Kehutanan Wallace 3(1):13-23
Hossain, M. A., M. A. Islam and M. M. Rahmawaty. 2002. Restorasi Lahan Bekas
Hossain. 2004. Rooting Ability of Tambang Berdasarkan Kaidah Ekologi.
Cuttings of Swietenia macrophylla King Ilmu Kehutanan Fakultas Pertanian
and Chukrasia velutina Wight et Arn as Universitas Sumatera Utara. Http://www.
Influenced by Exogenous Hormone. Library.usu.ac.id
International journal of Agriculture & Salisbury, F. B. dan C. W. Ross. 1995. Fisiologi
Biology. Vol 6 (3) : 560 – 564 Tumbuhan Jilid III. (Diterjemahkan Oleh :
Husen, A. 2013. Clonal Multiplication of Teak Lukman, D. R. Dan Sumaryono). ITB.
(Tectona grandis) by Using Moderately Bandung
Hard Stem Cuttings : Effect of Genotypes Subiakto, A. 2007. Teknologi Perbanyakan
(FG1 and FG11 Clones) and IBA Vegetatif Bibit Pohon Hutan Secara
treatment. Advances Forestry Letters Masal. Prosiding Ekspose Hasil penelitian.
(AFL). Vol 2 (2) : 14-19 Puslitbang Hutan dan Konservasi Alam
Husen, A. 2008. Clonal propagation of Tchoundjeu, T and R. R. B. Leakey. 1996.
Dalbergia sissoo Roxb. and associated Vegetative propagatio of African
metabolic changes during adventitious Mahogany : Effect of Auxin, Node
root primordium development. New Position, Leaf Area and Cutting Leght.
Forest. Vol 36: 13-27 New Forests. Vol 11 : 125-136
Jayusman. 2005. Perbanyakan Gaharu Melalui Whitmore, T. C. 1973. Tree Flora Of Malaya.
Stek. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman. Manual For Foresters Volume 2. Forest
Vol 2 (3):238-242 Departement. West Malaysia
Kastono, D., Sawitri, H dan Siswandono. 2005. Wiesman, Z., J. Riov and E. Epstein. 1989.
Pengaruh Nomor Ruas Stek dan Dosis Characterzation and Rooting Ability of
Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan dan Indole-3-Butyric Acid Conjugated Formed
Hasil Kumis Kucing, Available from: During Rooting of Mung Bean Cuttings.
http://agris.ci.ugm.ac.id. Plant Physiology. Vol 91 : 1080-1084.

34

Anda mungkin juga menyukai