PENDAHULIAN
A. Latar Belakang
Apabila kita bebrbicara mengenai terjadinya kontak atau hubungan antara dua wilayah
atau lebih dan eari hasil kontak itu timbul siatukenyataan yang baru dalam wujud tertentu,
maka apa yang sedang atau yang telah terjadi itu dapat di artikan sebagai interaksi.
Interkasi ini dapat dilihat sebagai suatu proses social, proses ekonomi, proses budaya ataupun
proses politik dan sejenisnya yang lambat atataupun cepat dapt menimbulkan suatu realita atau
kenyataan.
Interaksi antara desa dan kota dapat terjadi karena berbagai factor atau unsure tang ada dalam
desa,dalam kota dan di antara desa dan kota. Kemajuan masyarakat desa, perluasan jaringan
jalan desa-kota, integrasi atau pengaruh kota terhadap desa, kebutuhan timbal-balik desa-kota
telah mengacu interaksi desa-kota secara bertahap dan efektif.dengan adanya kemajuan-
kemajuan dibidang perhubungan damn lalu lintas antar daerah, mak sifat isolasi
desaberangsur-angsur berkurang. Desa-desa yang dekat dengan kota telah banyak mendapat
pengaruh kota, sehingga persentase penduduk desa yang bertani berkurang dan baralih diri
dengan pekerjaan yang nonagraris. Daerah-daerah pedesaan di perbatasan kota yang
dipengaruhi oleh tata kehidupan kota disebut dengan “run-ban areas” , seingkatan dari rural
urbanareas.
Petani-petani di daerah “rurban” ini pada umumnya keadaannya lebih maju dari petani dari
daerah, hal ini disebabakan:
1. Jarak yang dekat dengan kota, sehingga frekuensi pergaulan antara warga kota dengan
warga desa boleh dikatakan sangan tinggi. Berita-berita melalui surat kabar dan radioa
transisitor dapat sampai ke daerah dengan cepat.
2. Kemungkinan bersekolah bagi anak-anak desa di daerah ruruban ini lebih besar
daripada daerah-daerah desa yang jauh dari kota.
3. Kesempatan memproleh mata pencaharian tambahan di kota dimungkinkan
denganadanya letak yang berdekatan dengan kota,
(Binarto, 1977:38)
Perkembangan ini juga mempengaruhi bidang –bidang lain, seperti pendidikan dan
perdagangan. Gedung-gedung sekola dapat didirikan juga di desa-desa yang letaknya jauh dari
kota, dan para pengajarnya dapat dating bertugas dari kota kecamatan dan kota kabupaten.
Modernisasi juga telah banyak membawa perubahan cara hidup warga desa dan warga kota
khususnya, dan warga negara Indonesia umunya. Kemajuan di bidang pendidikan, teknologi,
sosial-ekonomi, budaya dalam beberapa Pelita telah meningkatkan tingkat hidup warga desa
dan warga kota.
Pengaruh kota di tengah-tengah atau sekitar pedesaan semakin bayak terasa dan Nampak
semakin jelas. Rakyat Indonesia telah ikut mengubah wajah pedesaan. Panjang jalan, kelas
jalan, kepadatan jalan di daerah pedesaan telah mengalami peningkatan, juga jenis dan jumlah
1
kendaraan bermotor telah menjangkau desa-desa. Ini berate bahwa frekuensi lalu-lintas,
perdagangan dan frekuensi kontak sosial uikut meningkat.
Interaksi yang timbul antara desa dan kota itu telah menimbulkan beberapa gejala sosial,
eknomi, budaya, dan politik di desa, di kota dan disepanjang jalur hubungan antara desa-kota.
Beberapa aspek mengenai kehidupan keluarga, pendidikan keluarga, pemukiman desa dan
kota, lingkungan pedesaan dan kota, mata pencaharian warga desa dan kota menunuukkan
corak yang berbeda. Berbagai keserasian dan juga berbagai kesenjangan timbul. Oleh karena
itu desa dankota kita masih mencari jalan ke arah keserasian.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
DASAR TEORI
A.Interakasi
1 Definisi Interaksi
2. Faktor-faktor Interaksi
Interaksi sosial pada manusia kepada manusia lainnya dapat dilakukan dengan berbagai cara
seperti berbicara, bertatap muka, bertransaksi dagang, belajar pada orang lain, menyakiti orang
lain, dan lain sebagainya. Interaksi sosial antar individu merupakan proses yang rumit dan
kompleks yang melibatkan faktor-faktor psikologis berikut di bawah ini
1. Imitasi adalah meniru orang lain mulai dari sikap, perilaku, gaya, cara berfikir,
penampilan, keterampilan, kemampuan, dan lain-lain. Imitasi yang baik perlu
didahului oleh penerimaan, penghormatan, pengaguman, dll pada sesuatu yang hendak
ditiru tersebut.
2. Sugesti adalah mempengaruhi seseorang atas suatu pandangan, pemahaman, sikap, dsb
ketika yang menerima sugesti dalam keadaan tidak berpikir rasional karena diberi
sugesti oleh orang yang dikagumi, dihormati, berwibawa, karismatik, pemuka agama,
penguasa, golongan mayoritas, dan lain sebagainya.
3. Simpati adalah ketertarikan seseorang kepada orang lain yang seolah-olah merasakan
perasaan orang lain. Contoh : Membantu korban bencana alam.
4. Empati adalah rasa simpati yang sangat mendalam yang mampu memberikan pengaruh
pada kejiwaan dan atau fisik seseorang. Contoh : rasa rindu yang terlalu dalam bisa
menyebabkan seorang gadis menjadi panas dingin akibat tidak direstuinya hubungan
cinta dengan kekasihnya.
3
5. Identifikasi adalah imitasi yang mendalam sehingga ingin menjadi sama dengan pihak
lain baik secara disengaja maupun tanpa disengaja. Contoh : Seseorang ingin menjadi
seperti Tukul Arwana akan berupaya bergaya tingkah laku seperti Tukul.
Syarat yang harus dipenuhi supaya interaksi sosial bisa terjadi, yaitu adanya kontak sosial dan
adanya komunikasi.
4. Komunikasi
Komunikasi adalah proses memberikan tafsiran pada prilaku orang lain yang berwujud
pmberian, gerak- gerik badanlah atau sikap, perasaan- perasaan apa yang ingin disampaikan
orang tersebut.
B. Desa
1. Definisi Desa
Menurut Soetardjo Kartohadikoesoemo istilah desa dapat diartikan ke dalam tiga istilah yaitu
desa, dusun, dan desi yang semuanya berasal dari suku kata swa desi. Istilah ini sama
maknanya dengan negara, negeri, nagari yang berasal dari kata nagaram. Istilah ini berasal
dari kata sanskrit yang berarti tanah air, tanah asal, atau tanah kelahiran. Berikut ini
merupakan beberapa pengertian desa dari beberapa ahli, yaitu sebagai berikut.
4
Jadi Desa yaitu suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan
masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat dan hukum yang mempunyai
organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan
rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berbagai pengertian tersebut tidak dapat diterapkan secara universal untuk desa-desa di
Indonesia karena kondisi yang sangat beragam antara satu dengan yang lainnya. Bagi daerah
yang lebih maju khususnya di Pulau Jawa dan Pulau Bali, antara desa dan kota tidak lagi
terdapat perbedaan yang jelas sehingga pengertian dan karakteristik tersebut menjadi tidak
berlaku. Namun, bagi daerah yang belum berkembang khususnya desa-desa di luar Pulau Jawa
dan Pulau Bali, pengertian tersebut masih cukup relevan
Pada masyarakat pedesaan memiliki ikatan kekeluargaan yang sangat erat sekali. Berbeda
dengan masyarakat yang cenderung individual, di pedesaan kita bisa melihat keakraban antar
orang yang satu dengan orang yang lain bahkan mereka mengenal satu sama lain, bukan hanya
satu atau dua tapi ratusan bahkan ribuan orang pun mereka kenal. Selain itu, adat istiadat di
desa lebih pekat berbeda dengan di kota yang sudah bercampur baur.
2 Unsur-unsur Desa
1) Wilayah
Wilayah atau daerah merupakan tempat bagi manusia untuk dapat melakukan berbagai
aktivitas, baik sosial ekonomi, maupun budaya. Pemilihan daerah atau wilayah sebagai tempat
berbagai aktivitas tersebut sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti iklim, topografi,
keadaan tanah, dan air. Adanya perbedaan kondisi fisikantar wilayah menyebabkan terjadi
perbedaan perkembangan wilayah.
2) Penduduk
Penduduk merupakan salah satu unsur penting dalam suatu wilayah. Di dalam upaya
mengembangkan wilayah penduduk akan bertindak sebagai tenaga kerja,perencana, atau
pelaksana sekaligus yang akan memanfaatkan segala potensi yang ada. Hal-hal yang berkaitan
dengan kependudukan dalam suatu wilayah antara lain jumlah pertumbuhan, kepadatan,
persebaran, dan mata pencaharian
3) Perilaku
Perilaku kehidupan masyarakat pedesaan meliputi pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan yang
melatarbelakangi masyarakat desa. Perilaku masyarakat desa ditunjukan oleh adanya ikatan
antar warga yang sangat erat. Hal itu dapat dilihat dengan adanya sikap gotong royong yang
mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan peribadi.
3. Ciri-ciri Desa
Secara umum perdesaan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1) Kehidupan masyarakatnya sangat erat dengan alam,
2) Pertanian sangat bergantung pada musim,
3) Desa merupakan kesatuan sosial dan kesatuan kerja,
4) Struktur perekonomian bersifat agraris,
5) Hubungan antar masyarakat desa berdasarkan ikatan kekeluargan yang erat,
6) Perkembangan sosial relatif lambat dan sosial kontrol ditentukan oleh moral dan hukum
informal, dan
5
7) Norma agama dan hukum adat masih kuat
1. Petensi Desa
Secara umum, potensi adalah segala sesuatu yang dimiliki tetapi belum dimanfaatkan. Selama
belum dimanfaatkan maka potensi suatu wilayah tidak akan memberi manfaat apapun bagi
masyarakat. Menurut Bintarto (1983:11) potensi desa dapat diartikan sebagai berbagai sumber
daya alam (fisik) dan sumber daya manusia (non fisik) yang tersimpan dan terdapat di suatu
desa
2. Potensi Fisik
Potensi-potensi fisik yang dimiliki perdesaan adalah sebagai berikut.
1. Tanah, meliputi berbagai sumber tambang dan mineral, lahan untuk tumbuhnya
tanaman.
2. Air, dalam artian sumber air yang meliputi keadaan atau kondisi, tata airnya untuk
irigasi, pertanian dan kebutuhan hidup sehari-hari.
3. Iklim, peranannya sangat penting bagi desa yang bersifat agraris.
4. Ternak , sebagai sumber tenaga, bahan makanan,dan pendapatan.
5. Manusia, sebagai sumber tenaga kerja potensial (potential man power), baik pengolah
tanah, dan produsen dalam bidang pertanian, maupun tenaga kerja industri di kota
4. Fungsi Desa
Sebuah desa memiliki fungsi penentu bagi kota yang berada di daerahnya, antara lain sebagai
berikut:
1) Sebagai sumber bahan mentah bagi kota.
2) Sebagai sumber tenaga kerja bagi kota.
Pemanfaatan potensi tenaga produktif di pedesaan menjadi permasalahan tersendiri,
khususnya pedesaan yang penduduknya bekerja sebagai petani.
3) Desa sebagai mitra pembangunan wilayah kota
4) Sebagai daerah penyokong atau penyuplai kebutuhan masyarakat kota. Desa sebagai
pendukung pemekaran daerah kota.
6
5. Perkembangan Desa
Tingkat perkembangan desa merupakan keadaan tertentu yang dicapai oleh penduduknya
dalam menyelenggarakan kehidupan dan mengelola sumber daya yang ada. Tingkat
perkembangan desa dinilai berdasarkan tiga faktor yakni faktor ekonomi, sosio kultural, dan
faktor prasarana.
Faktor ekonomi meliputi mata pencaharian penduduk dan produksi desa. Faktor sosio kultural
meliputi adat istiadat, kelembagaan, pendidikan, dan gotong royong. Faktor prasarana meliputi
prasarana perhubungan, pemasaran, dan sosial.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, tingkat perkembangan desa dapat dibedakan menjadi tiga,
yaitu desa swadaya, desa swakarya, dan desa swasembada. Desa swadaya adalah desa yang
masih bersifat tradisional. Desa swakarya adalah desa yang sedang mengalami transisi. Desa
swasembada adalah desa yang lebih maju.
Terbentuknya wilayah/ tempat menjadi sebuah desa pedasaan atau perkotaan merupakan hasil
hubungan antar unsur-unsur di desa dengan unsur-unsur yang ada di kota, istilah lain disebut
dengan interaksi desa – kota.
C. Kota
1. Pengertian Kota
Seperti halnya desa, kota memilik dafinisi yang bermacam-macam, seperti menurut beberapa
ahli berikut:
• Menurut Prof. Drs. R. Bintarto Kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia
dengan kepadatan penduduk yang tinggi, strata sosial ekonomi yang heterogen, dan corak
kehidupan yang materialistik.
• Menurut Max Weeber kota adalah apabila penghuni setempat dapat memenuhi sebagian
kebutuhan ekonominya di pasar local
Pengertian kota dan daerah perkotaan dapat dibedakan dalam dua pengertian yaitu kota
untukcity dan daerah perkotaan untuk ‘’urban”. Pengertiancity diidentikkan dengan
kota,sedangkan urban berupa suatu daerah yang memiliki suasana kehidupan dan penghidupan
modern, dapat disebut daerah perkotaan.
Keadaan geografi sebuah kota bukan hanya merupakan pertimbangan yang esensial pada awal
penentuan lokasi, tetapi mempengaruhi fungsi dan bentuk fisiknya. Para pendiri kota memiliki
maksud untuk mengembangkan kegiatan niaga kelautan didalam pemukimannya ,yaitu
sebagai tempat pertukaran barang antara daerah daratan dengan lautan. Sebaliknya.kota- kota
didunia keadaanya beragam ada berpenduduk jarang dan padat. Kota-kota yang mengalami
kehidupan dengan kondisi sosial politik,keagamaan,dan budaya yang berbeda-beda
mempunyai beberapa unsur eksternal yang menonjol sehingga mempengaruhi perkembangan
kota.
7
Ciri-ciri masyarakat kota:
1. Kehidupan keagamaan berkurang bi;a dibandingkan dengan kehidupan keagamaan
desa. Kegiatan-kegiatan keagamaan hanya berada di tampat-tempat peribadatan.
Kehidupan kota berada dalam lingkungan ekonomi, perdagangan.
2. Masyarakat kota umumna dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada
orang lain. Yang terpenting adalah manusia Indivdu.di kota kehisupan keluargasering
sulit disatukan, itu di karenakan memiliki kepentingan yang berbeda.
3. Pembagian kerja di wilayah kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang
nyata.
4. Kemungkinan untuk menndapatkan pekerjaan lebih banyak di proleh oleh masyarakat
kot daripada desa.
5. Jalan pikiranbiasanya rasional, menyebabkan interaksi-interaksi yang lebih di dasarkan
pada factor kepentingan pribadi
6. Waktu sangat di perhatik
7. perubahan social tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka
dengan menerima pengaruh dari luar. Hal ini menimbulkan pertentangan antara
golongan tua dengan golongan muda. Oleh karena itu golongan muda belum
sepenuhny kepribadiannya terbentuk.
2 Fungsi Kota
1) Kota sebagai pusat kebudayaan
Kota yang berfungsi sebagai pusat kebudayaan mempunyai potensi budaya yang lebih
dominan dibandingkan dengan potensi yang lain.
8
3. Perkembangan Kota
Sebagai pusat berbagai macam kegiatan, kota akan selalu berkembang sejalan dengan
perkembangan aktivitas di dalamnya. Perkembangan kota dengan segala permasalahan yang
ditimbulkan tersebut dipengaruhi oleh faktor budaya, alam, dan kependudukan.
Sehubungan dengan jumlah penduduknya, terdapat dua hal yang sangat berpengaruh terhadap
perkembangan kota, yaitu pertambahan alami dan tingkat urbanisasi. Pertambahan penduduk
alami dihitung dari banyaknya kelahiran dikurangi banyaknya kematian penduduk kota.
Urbanisasi dapat diartikan sebagai proses persebaran atau distribusi, difusi, perubahan, dan
pola menurut waktu dan tempat.
Tujuan utamanya untuk tinggal menetap dikota. Mereka memiliki harapan bahwa mutu hidup
diperkotaan bakal lebih tinggi ketimbang di tempat asalnya di desa . Fenomena ini sudah
menjadi hal rutin di sebagian besar Negara Negara sdang berkembang dan menjadi masalah
pelik.
9
BAB III
PEMBAHASAN
Relationship : hubungan antara dua gejala, dua komponen, dua individu atau lebih
yang dapat menimbulkan pengaruh.
Interrelation : hubungan berpengaruh antara dua gejala atau lebih di dalam suatu
wilayah/kawasan tetentu.
10
Interaction : kontak/hubungan antara dua atau lebih yang dapat menimbulkan gejala
atau masalah baru.
Interagation : bertemunya beberapa unsur yang saling mengisi, sehingga dapat dicapai
suatu keserasian dan kelengkapan.
Komponen : bagian dari suatu ekosistem tertentu .
Lingkungan : sesuatu yang ada disekitar kita baik berupa benda maupun nonbenda
yang dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh sikap kita.
Interkasi desa – kota adalah proses hubungan yang bersifat timbal balik antar unsur-unsur
yang ada dan mempunyai pengaruh terhadap perilaku dari pihak-pihak yang bersangkutan
melalui kontak langsung, berita yang didengar atau surat kabar sehingga melahirkan sebuah
gejala baru, baik berupa fisik maupun non fisik.
11
c. Spatial Transfer Ability (kemudahan pemindahan dalam ruang)
Kemudahan pemindahan dalam ruang baik berupa barang, jasa, manusia maupun informasi.
Proses pemindahan dari kota ke desa atau sebaliknya dipengaruhi antara lain :
1) Jarak mutlak maupun jarak relatif antarwilayah
2) Biaya transportasi dari satu tempat ke tempat yang lain
3) Kelancaran transportasi antarwilayah
Jadi, semakin mudah transfer abilitas, semakin besar arus komoditas.
12
D. Dampak Interaksi Desa dengan Kota
Imteraksi desa dan kotadapat enimbulkan dampak yang mengntungkan atau merugikan:
a. Di tinjau dari aspek ekonomi, dampak interaksi desa dan kota anatara lain sebagai berikut:
1) Memmperlancar hubungan desa dan kota.
2) Meningkatkan volume perdagangan antara desa dan kota.
3) Menimbulkan perubahan orientasi ekonomi penduduk desa.
4) Menimbulkan kawasan perdagangan sebagai tempat untuk melakukan kegiatan jual bali.
5) Meningkatkan pendapatan penduduk desa dan kota.
13
ada
BAB III
14
PENUTUP
A. Kesimpulan
Desa adalah suatu hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia dengan
lingkungannya. Hasil dari perpaduan itu ialah suatu ujud atau kenampakan di muka bumi yang
di timbulkan oleh unsure-unsur fisiografi, social, ekonomi, politik, dan cultural yang saling
berinteraksi antar unsure tersebut dan juga dalam hubungannya dengan daerah-daerah lain.
Kota dapat diartikan sebagai suatu system jaringan kehidupan manusia yang di tandai dengan
kepadatan penduduk yang tinggi dan di warnai dengan strata social-ekonomi yang hiterogen
dan coraknya materialistis, atau dapat pula diartikan sebagai bentang budaya yang di
timbulkan oleh unsure-unsur alami dan nonalami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk
yang cukup besar dan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistic di
bandingkan dengan daerah belakannya.
Interaksi merupakan suatu proses yang sifatnya timbal-balik dan mempunyai pengaruh
terhadap perilaku dari pihak-pihak yang bersangkutan melalui kontak langsung, melalui berita
yang didengar atau melalui surat kabar.
Faktor yang mempengaruhi interaksi adalah adanya Region Complementary (wilayah yang
saling melengkapi), Intervening Opportunity (kesempatan untuk berintervensi), dan Spatial
Transfer Ability (kemudahan pemindahan dalam ruang).
Dampak penetrasi kota terhadap desa sangat beragam, mencakup aspek yang ositif dan negatif
bagi perkembangan desa.
DAFTAR PUSTAKA
15
Daldjoeni, N.1982. Seluk Beluk masyarakat Kota.Bandung. Penerbit Alumni
Beretha, I Nyoman.1981. Masyarakat Desa dan Pembangunan Desa. Jakarta Timur. Ghalia
Indonesia.
M, Idianto. 2004. Sosiologi SMA. Jakarta. Erlangga.
Hestiyanto, Yusman. 2005. Geografi SMA. Jakarta. Yudhistira
16