Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULIAN

A. Latar Belakang

Apabila kita bebrbicara mengenai terjadinya kontak atau hubungan antara dua wilayah
atau lebih dan eari hasil kontak itu timbul siatukenyataan yang baru dalam wujud tertentu,
maka apa yang sedang atau yang telah terjadi itu dapat di artikan sebagai interaksi.
Interkasi ini dapat dilihat sebagai suatu proses social, proses ekonomi, proses budaya ataupun
proses politik dan sejenisnya yang lambat atataupun cepat dapt menimbulkan suatu realita atau
kenyataan.
Interaksi antara desa dan kota dapat terjadi karena berbagai factor atau unsure tang ada dalam
desa,dalam kota dan di antara desa dan kota. Kemajuan masyarakat desa, perluasan jaringan
jalan desa-kota, integrasi atau pengaruh kota terhadap desa, kebutuhan timbal-balik desa-kota
telah mengacu interaksi desa-kota secara bertahap dan efektif.dengan adanya kemajuan-
kemajuan dibidang perhubungan damn lalu lintas antar daerah, mak sifat isolasi
desaberangsur-angsur berkurang. Desa-desa yang dekat dengan kota telah banyak mendapat
pengaruh kota, sehingga persentase penduduk desa yang bertani berkurang dan baralih diri
dengan pekerjaan yang nonagraris. Daerah-daerah pedesaan di perbatasan kota yang
dipengaruhi oleh tata kehidupan kota disebut dengan “run-ban areas” , seingkatan dari rural
urbanareas.
Petani-petani di daerah “rurban” ini pada umumnya keadaannya lebih maju dari petani dari
daerah, hal ini disebabakan:

1. Jarak yang dekat dengan kota, sehingga frekuensi pergaulan antara warga kota dengan
warga desa boleh dikatakan sangan tinggi. Berita-berita melalui surat kabar dan radioa
transisitor dapat sampai ke daerah dengan cepat.
2. Kemungkinan bersekolah bagi anak-anak desa di daerah ruruban ini lebih besar
daripada daerah-daerah desa yang jauh dari kota.
3. Kesempatan memproleh mata pencaharian tambahan di kota dimungkinkan
denganadanya letak yang berdekatan dengan kota,
(Binarto, 1977:38)

Perkembangan ini juga mempengaruhi bidang –bidang lain, seperti pendidikan dan
perdagangan. Gedung-gedung sekola dapat didirikan juga di desa-desa yang letaknya jauh dari
kota, dan para pengajarnya dapat dating bertugas dari kota kecamatan dan kota kabupaten.
Modernisasi juga telah banyak membawa perubahan cara hidup warga desa dan warga kota
khususnya, dan warga negara Indonesia umunya. Kemajuan di bidang pendidikan, teknologi,
sosial-ekonomi, budaya dalam beberapa Pelita telah meningkatkan tingkat hidup warga desa
dan warga kota.
Pengaruh kota di tengah-tengah atau sekitar pedesaan semakin bayak terasa dan Nampak
semakin jelas. Rakyat Indonesia telah ikut mengubah wajah pedesaan. Panjang jalan, kelas
jalan, kepadatan jalan di daerah pedesaan telah mengalami peningkatan, juga jenis dan jumlah

1
kendaraan bermotor telah menjangkau desa-desa. Ini berate bahwa frekuensi lalu-lintas,
perdagangan dan frekuensi kontak sosial uikut meningkat.
Interaksi yang timbul antara desa dan kota itu telah menimbulkan beberapa gejala sosial,
eknomi, budaya, dan politik di desa, di kota dan disepanjang jalur hubungan antara desa-kota.
Beberapa aspek mengenai kehidupan keluarga, pendidikan keluarga, pemukiman desa dan
kota, lingkungan pedesaan dan kota, mata pencaharian warga desa dan kota menunuukkan
corak yang berbeda. Berbagai keserasian dan juga berbagai kesenjangan timbul. Oleh karena
itu desa dankota kita masih mencari jalan ke arah keserasian.

B. Rumusan Masalah

1) Apakah yang dimaksud dengan interaksi?


2) Apakah yang dimaksud dengan kota dan desa?
3) Bagaiman perbedaan potensi desa dan kota?
4) Bagaimana Interaksi desa dan kota?

C. Tujuan

1) Mengetahui definisi dari interaksi.


2) Mengetahui definisi desa dan kota.
3) Mengetehui potensi yang dimekiki desa dan kota.
4) Mengetahui hubungan antara desa dan kota.

2
BAB II
DASAR TEORI

A.Interakasi

1 Definisi Interaksi

Manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan dan saling


membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu proses
interaksi sosial.
Maryati dan Suryawati (2003) menyatakan bahwa, “Interaksi sosial adalah kontak atau
hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau
antar individu dan kelompok” (p. 22). Pendapat lain dikemukakan oleh Murdiyatmoko dan
Handayani (2004),
“Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh
mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan
pembentukan struktur sosial” (p. 50).
“Interaksi positif hanya mungkin terjadi apabila terdapat suasana saling mempercayai,
menghargai, dan saling mendukung” (Siagian, 2004, p. 216).
Berdasarkan definisi di atas maka, penulis dapat menyimpulkan bahwa interaksi sosial adalah
suatu hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu
dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun atar individu dan kelompok.

2. Faktor-faktor Interaksi

Interaksi sosial pada manusia kepada manusia lainnya dapat dilakukan dengan berbagai cara
seperti berbicara, bertatap muka, bertransaksi dagang, belajar pada orang lain, menyakiti orang
lain, dan lain sebagainya. Interaksi sosial antar individu merupakan proses yang rumit dan
kompleks yang melibatkan faktor-faktor psikologis berikut di bawah ini
1. Imitasi adalah meniru orang lain mulai dari sikap, perilaku, gaya, cara berfikir,
penampilan, keterampilan, kemampuan, dan lain-lain. Imitasi yang baik perlu
didahului oleh penerimaan, penghormatan, pengaguman, dll pada sesuatu yang hendak
ditiru tersebut.
2. Sugesti adalah mempengaruhi seseorang atas suatu pandangan, pemahaman, sikap, dsb
ketika yang menerima sugesti dalam keadaan tidak berpikir rasional karena diberi
sugesti oleh orang yang dikagumi, dihormati, berwibawa, karismatik, pemuka agama,
penguasa, golongan mayoritas, dan lain sebagainya.
3. Simpati adalah ketertarikan seseorang kepada orang lain yang seolah-olah merasakan
perasaan orang lain. Contoh : Membantu korban bencana alam.
4. Empati adalah rasa simpati yang sangat mendalam yang mampu memberikan pengaruh
pada kejiwaan dan atau fisik seseorang. Contoh : rasa rindu yang terlalu dalam bisa
menyebabkan seorang gadis menjadi panas dingin akibat tidak direstuinya hubungan
cinta dengan kekasihnya.

3
5. Identifikasi adalah imitasi yang mendalam sehingga ingin menjadi sama dengan pihak
lain baik secara disengaja maupun tanpa disengaja. Contoh : Seseorang ingin menjadi
seperti Tukul Arwana akan berupaya bergaya tingkah laku seperti Tukul.

3. Syarat Terjadinya Interaksi

Syarat yang harus dipenuhi supaya interaksi sosial bisa terjadi, yaitu adanya kontak sosial dan
adanya komunikasi.

1. Adanya Kontak Sosial (Sosial Contact)


Kata kontak berasal dari bahasa latin con atau cum ( yang artinya bersama-sama) dan tango
(mempunyai arti menyeluruh), jadi artinya secara harfiah bersama- sama menyentuh. Secara
fisik, kontak baru terjadi apabila terjadi hubungan badanah, oleh karena orang dapat
mengadakan hubungan dengan pihak lain tanpa menyentuhnya, seperti dengan cara berbicara
dengan pihak lain tersebut. Bahkan dapat dikatakan hubungan badaniah tidak perllu menjadi
syarat utama terjadinya kontak sosial.

Kontak dapat bersifat:


1. Kontak primer adalah kontak yang terjadi apabila ada kontak langsung dengan cara
berbicara, jabat tangan, tersenyum, dan sebagainya.
2. Kontak sekunder adalah kontak yang terjadi dengan perantara. Kontak sekunder
langsung, misalnya: melalui telepon, radio,Tv,dsbg.
3. Kontak sekunder tidak langsung apabila melalui perantara tidak terjadi kontak
langsung.
Kontak sosial terjadi dalam 3 bentuk:
1. Kontak antar individu, misalnya mahasiswa baru mempelajari tata tertib dan budaya
kampus.
2. Kontak antar individu dengan suatu kelompok, misalnya seorang dosen mengajar di
suatu kelas tentang suatu pokok bahasan.
3. Kontak antar kelompok dengan kelompok lain, misalnya class meeting antar kelas

4. Komunikasi
Komunikasi adalah proses memberikan tafsiran pada prilaku orang lain yang berwujud
pmberian, gerak- gerik badanlah atau sikap, perasaan- perasaan apa yang ingin disampaikan
orang tersebut.

B. Desa

1. Definisi Desa
Menurut Soetardjo Kartohadikoesoemo istilah desa dapat diartikan ke dalam tiga istilah yaitu
desa, dusun, dan desi yang semuanya berasal dari suku kata swa desi. Istilah ini sama
maknanya dengan negara, negeri, nagari yang berasal dari kata nagaram. Istilah ini berasal
dari kata sanskrit yang berarti tanah air, tanah asal, atau tanah kelahiran. Berikut ini
merupakan beberapa pengertian desa dari beberapa ahli, yaitu sebagai berikut.

4
Jadi Desa yaitu suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan
masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat dan hukum yang mempunyai
organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan
rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berbagai pengertian tersebut tidak dapat diterapkan secara universal untuk desa-desa di
Indonesia karena kondisi yang sangat beragam antara satu dengan yang lainnya. Bagi daerah
yang lebih maju khususnya di Pulau Jawa dan Pulau Bali, antara desa dan kota tidak lagi
terdapat perbedaan yang jelas sehingga pengertian dan karakteristik tersebut menjadi tidak
berlaku. Namun, bagi daerah yang belum berkembang khususnya desa-desa di luar Pulau Jawa
dan Pulau Bali, pengertian tersebut masih cukup relevan
Pada masyarakat pedesaan memiliki ikatan kekeluargaan yang sangat erat sekali. Berbeda
dengan masyarakat yang cenderung individual, di pedesaan kita bisa melihat keakraban antar
orang yang satu dengan orang yang lain bahkan mereka mengenal satu sama lain, bukan hanya
satu atau dua tapi ratusan bahkan ribuan orang pun mereka kenal. Selain itu, adat istiadat di
desa lebih pekat berbeda dengan di kota yang sudah bercampur baur.

2 Unsur-unsur Desa
1) Wilayah
Wilayah atau daerah merupakan tempat bagi manusia untuk dapat melakukan berbagai
aktivitas, baik sosial ekonomi, maupun budaya. Pemilihan daerah atau wilayah sebagai tempat
berbagai aktivitas tersebut sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti iklim, topografi,
keadaan tanah, dan air. Adanya perbedaan kondisi fisikantar wilayah menyebabkan terjadi
perbedaan perkembangan wilayah.
2) Penduduk
Penduduk merupakan salah satu unsur penting dalam suatu wilayah. Di dalam upaya
mengembangkan wilayah penduduk akan bertindak sebagai tenaga kerja,perencana, atau
pelaksana sekaligus yang akan memanfaatkan segala potensi yang ada. Hal-hal yang berkaitan
dengan kependudukan dalam suatu wilayah antara lain jumlah pertumbuhan, kepadatan,
persebaran, dan mata pencaharian
3) Perilaku
Perilaku kehidupan masyarakat pedesaan meliputi pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan yang
melatarbelakangi masyarakat desa. Perilaku masyarakat desa ditunjukan oleh adanya ikatan
antar warga yang sangat erat. Hal itu dapat dilihat dengan adanya sikap gotong royong yang
mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan peribadi.

3. Ciri-ciri Desa
Secara umum perdesaan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1) Kehidupan masyarakatnya sangat erat dengan alam,
2) Pertanian sangat bergantung pada musim,
3) Desa merupakan kesatuan sosial dan kesatuan kerja,
4) Struktur perekonomian bersifat agraris,
5) Hubungan antar masyarakat desa berdasarkan ikatan kekeluargan yang erat,
6) Perkembangan sosial relatif lambat dan sosial kontrol ditentukan oleh moral dan hukum
informal, dan

5
7) Norma agama dan hukum adat masih kuat

1. Petensi Desa
Secara umum, potensi adalah segala sesuatu yang dimiliki tetapi belum dimanfaatkan. Selama
belum dimanfaatkan maka potensi suatu wilayah tidak akan memberi manfaat apapun bagi
masyarakat. Menurut Bintarto (1983:11) potensi desa dapat diartikan sebagai berbagai sumber
daya alam (fisik) dan sumber daya manusia (non fisik) yang tersimpan dan terdapat di suatu
desa

2. Potensi Fisik
Potensi-potensi fisik yang dimiliki perdesaan adalah sebagai berikut.
1. Tanah, meliputi berbagai sumber tambang dan mineral, lahan untuk tumbuhnya
tanaman.
2. Air, dalam artian sumber air yang meliputi keadaan atau kondisi, tata airnya untuk
irigasi, pertanian dan kebutuhan hidup sehari-hari.
3. Iklim, peranannya sangat penting bagi desa yang bersifat agraris.
4. Ternak , sebagai sumber tenaga, bahan makanan,dan pendapatan.
5. Manusia, sebagai sumber tenaga kerja potensial (potential man power), baik pengolah
tanah, dan produsen dalam bidang pertanian, maupun tenaga kerja industri di kota

3. Potensi Non fisik


Potensi-potensi non fisik yang dimiliki perdesaan adalah sebagai berikut.
1) Masyarakat desa, yang hidup berdasarkan gotong-royong. Gotong-royong merupakan
suatu kekuatan berproduksi atau kekuatan membangun atas dasar kerja sama, dan saling
pengertian
2) Lembaga-lembaga sosial, yaitu lembagalembaga pendidikan dan organisasiorganisasi
sosial yang dapat memberikan bantuan sosial dan bimbingan terhadap masyarakat.
3) Aparatur atau pamong desa, untuk menjaga ketertiban dan keamanan demi kelancaran
jalannya pemerintahan desa.

4. Fungsi Desa

Sebuah desa memiliki fungsi penentu bagi kota yang berada di daerahnya, antara lain sebagai
berikut:
1) Sebagai sumber bahan mentah bagi kota.
2) Sebagai sumber tenaga kerja bagi kota.
Pemanfaatan potensi tenaga produktif di pedesaan menjadi permasalahan tersendiri,
khususnya pedesaan yang penduduknya bekerja sebagai petani.
3) Desa sebagai mitra pembangunan wilayah kota
4) Sebagai daerah penyokong atau penyuplai kebutuhan masyarakat kota. Desa sebagai
pendukung pemekaran daerah kota.

6
5. Perkembangan Desa

Tingkat perkembangan desa merupakan keadaan tertentu yang dicapai oleh penduduknya
dalam menyelenggarakan kehidupan dan mengelola sumber daya yang ada. Tingkat
perkembangan desa dinilai berdasarkan tiga faktor yakni faktor ekonomi, sosio kultural, dan
faktor prasarana.

Faktor ekonomi meliputi mata pencaharian penduduk dan produksi desa. Faktor sosio kultural
meliputi adat istiadat, kelembagaan, pendidikan, dan gotong royong. Faktor prasarana meliputi
prasarana perhubungan, pemasaran, dan sosial.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, tingkat perkembangan desa dapat dibedakan menjadi tiga,
yaitu desa swadaya, desa swakarya, dan desa swasembada. Desa swadaya adalah desa yang
masih bersifat tradisional. Desa swakarya adalah desa yang sedang mengalami transisi. Desa
swasembada adalah desa yang lebih maju.
Terbentuknya wilayah/ tempat menjadi sebuah desa pedasaan atau perkotaan merupakan hasil
hubungan antar unsur-unsur di desa dengan unsur-unsur yang ada di kota, istilah lain disebut
dengan interaksi desa – kota.

C. Kota

1. Pengertian Kota
Seperti halnya desa, kota memilik dafinisi yang bermacam-macam, seperti menurut beberapa
ahli berikut:
• Menurut Prof. Drs. R. Bintarto Kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia
dengan kepadatan penduduk yang tinggi, strata sosial ekonomi yang heterogen, dan corak
kehidupan yang materialistik.

• Menurut Max Weeber kota adalah apabila penghuni setempat dapat memenuhi sebagian
kebutuhan ekonominya di pasar local
Pengertian kota dan daerah perkotaan dapat dibedakan dalam dua pengertian yaitu kota
untukcity dan daerah perkotaan untuk ‘’urban”. Pengertiancity diidentikkan dengan
kota,sedangkan urban berupa suatu daerah yang memiliki suasana kehidupan dan penghidupan
modern, dapat disebut daerah perkotaan.
Keadaan geografi sebuah kota bukan hanya merupakan pertimbangan yang esensial pada awal
penentuan lokasi, tetapi mempengaruhi fungsi dan bentuk fisiknya. Para pendiri kota memiliki
maksud untuk mengembangkan kegiatan niaga kelautan didalam pemukimannya ,yaitu
sebagai tempat pertukaran barang antara daerah daratan dengan lautan. Sebaliknya.kota- kota
didunia keadaanya beragam ada berpenduduk jarang dan padat. Kota-kota yang mengalami
kehidupan dengan kondisi sosial politik,keagamaan,dan budaya yang berbeda-beda
mempunyai beberapa unsur eksternal yang menonjol sehingga mempengaruhi perkembangan
kota.

7
Ciri-ciri masyarakat kota:
1. Kehidupan keagamaan berkurang bi;a dibandingkan dengan kehidupan keagamaan
desa. Kegiatan-kegiatan keagamaan hanya berada di tampat-tempat peribadatan.
Kehidupan kota berada dalam lingkungan ekonomi, perdagangan.
2. Masyarakat kota umumna dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada
orang lain. Yang terpenting adalah manusia Indivdu.di kota kehisupan keluargasering
sulit disatukan, itu di karenakan memiliki kepentingan yang berbeda.
3. Pembagian kerja di wilayah kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang
nyata.
4. Kemungkinan untuk menndapatkan pekerjaan lebih banyak di proleh oleh masyarakat
kot daripada desa.
5. Jalan pikiranbiasanya rasional, menyebabkan interaksi-interaksi yang lebih di dasarkan
pada factor kepentingan pribadi
6. Waktu sangat di perhatik
7. perubahan social tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka
dengan menerima pengaruh dari luar. Hal ini menimbulkan pertentangan antara
golongan tua dengan golongan muda. Oleh karena itu golongan muda belum
sepenuhny kepribadiannya terbentuk.

2 Fungsi Kota
1) Kota sebagai pusat kebudayaan
Kota yang berfungsi sebagai pusat kebudayaan mempunyai potensi budaya yang lebih
dominan dibandingkan dengan potensi yang lain.

2) Kota sebagai pusat perdagangan


Secara umum setiap kota memiliki pusat perdagangan. Namun tidak semua kota mempunyai
aktivitas yang dominan dibidang perdagangan. Kota-kota perdagangan yang besar biasanya
merupakan kota pelabuhan.

3) Kota sebagai pusat industri


Kota disebut juga sebagai pusat industri apabila kegiatan industri di kota tersebut lebih
dominan dibandingkan kegiatan-kegiatan lainnya. Umumnya kegiatan industri suatu kota
terdiri atas berbagai macam jenis.

4) Kota sebagai pusat pemerintahan


Kota pusat pemerintahan dapat berkembang secara cepat karena peranannya mengatur sistem
pemerintahan. Kota pusat pemerintahan umumnya memiliki hubungan yang luas dengan kota-
kota yang lainnya.

5) Kota sebagai pusat rekreasi dan kesehatan


Kota dapat berfungsi sebagai pusat rekreasi dan kesehatan apabila kota tersebut mampu
menarik pendatang, baik untuk tujuan rekreasi maupun penyembuhan.

8
3. Perkembangan Kota
Sebagai pusat berbagai macam kegiatan, kota akan selalu berkembang sejalan dengan
perkembangan aktivitas di dalamnya. Perkembangan kota dengan segala permasalahan yang
ditimbulkan tersebut dipengaruhi oleh faktor budaya, alam, dan kependudukan.
Sehubungan dengan jumlah penduduknya, terdapat dua hal yang sangat berpengaruh terhadap
perkembangan kota, yaitu pertambahan alami dan tingkat urbanisasi. Pertambahan penduduk
alami dihitung dari banyaknya kelahiran dikurangi banyaknya kematian penduduk kota.
Urbanisasi dapat diartikan sebagai proses persebaran atau distribusi, difusi, perubahan, dan
pola menurut waktu dan tempat.
Tujuan utamanya untuk tinggal menetap dikota. Mereka memiliki harapan bahwa mutu hidup
diperkotaan bakal lebih tinggi ketimbang di tempat asalnya di desa . Fenomena ini sudah
menjadi hal rutin di sebagian besar Negara Negara sdang berkembang dan menjadi masalah
pelik.

9
BAB III
PEMBAHASAN

A. Interaksi Desa Dan Kota

1 Definisi Inetrakasi Desa Dan Kota


Interaksi wilayah (Spatial Interaction) adalah hubungan timbal balik yang saling
mempengaruhi antara dua wilayah atau lebih, yang dapat melahirkan gejala, kenampakkan
dan permasalahan baru, secara langsung maupun tidak langsung, sebagai contoh antara kota
dan desa.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa interaksi antar wilayah memiliki tiga prinsip
pokok sebagai berikut :
1. Hubungan timbal – balik terjadi antara dua wilayah atau lebih
2. Hubungan timbal balik mengakibatkan proses pengerakan yaitu :
a) Pergerakan manusia (Mobilitas Penduduk)
b) Pergerakan informasi atau gagasan, misalnya : informasi IPTEK, kondisi suatu
wilayah
c) Pergerakan materi / benda, misalnya distribusi bahan pangan, pakaian, bahan
bangunan dan sebagainya

3. Hubungan timbal balik menimbulkan gejala, kenampakkan dan permasalahan baru


yang bersifat positif dan negatif, sebagai contoh :
a) kota menjadi sasaran urbanisasi
b) terjadinya perkawinan antar suku dengan budaya yang berbeda
Apabila kita berbicara mengenai terjadinya kontak atau hubungan antara dua wilayah atau
lebih dan dari hasil kontak itu dapat timbul sesuatu kenyataan yang dalam wujud tertentu,
maka apa yang sedang atau yang sudah terjadi itu diartikan sebagai interaksi. Interaksi ini
dapat dilhat sebagai suatu proses sosial, proses ekonomi, proses budaya ataupun proses politik
dan sejenisnya yang lambat ataupun cepat dapat menimbulkan sesuatu realita atau kenyataan.
Arti interaction menurut yoseph S. Roucek (1963) adalah sebagai berikut :
Interction is process in which the responses of each partly become, successively, stimula for
the responses of the other. It is a reciprocal proccess in which one party is influenced by the
other behavior. People influence each other behavior through contact direct speaking,
listening, indirect writing.” Yang artinya “ iinteraksi merupakan proses yang sifatnya timbal
balik dan mempunyai pengaruh terhadap perilaku pihak-pihak yang bersangkutan melalui
kontak lansung, melalui berita yang didengar atau melalui surat kabar”. Bebrapa istilah yang
juga memilki relanvasi.

 Relationship : hubungan antara dua gejala, dua komponen, dua individu atau lebih
yang dapat menimbulkan pengaruh.
 Interrelation : hubungan berpengaruh antara dua gejala atau lebih di dalam suatu
wilayah/kawasan tetentu.

10
 Interaction : kontak/hubungan antara dua atau lebih yang dapat menimbulkan gejala
atau masalah baru.
 Interagation : bertemunya beberapa unsur yang saling mengisi, sehingga dapat dicapai
suatu keserasian dan kelengkapan.
 Komponen : bagian dari suatu ekosistem tertentu .
 Lingkungan : sesuatu yang ada disekitar kita baik berupa benda maupun nonbenda
yang dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh sikap kita.
Interkasi desa – kota adalah proses hubungan yang bersifat timbal balik antar unsur-unsur
yang ada dan mempunyai pengaruh terhadap perilaku dari pihak-pihak yang bersangkutan
melalui kontak langsung, berita yang didengar atau surat kabar sehingga melahirkan sebuah
gejala baru, baik berupa fisik maupun non fisik.

B. Faktor-Faktor Inetrakasi Desa Dan Kota

Faktor Interaksi Desa - Kota


Menurut Edward Ulman ada 3 faktor penyebab interaksi antarwilayah, yaitu :

a. Region Complementary (wilayah yang saling melengkapi)


Wilayah yang memiliki potensi sumber daya yang berbeda-beda baik secara kualitas maupun
kuantitasnya. Perbedaan sumber daya kota dan desa menyebabkan timbulnya interaksi. Jadi
ada kebutuhan saling melengkapi atau komplementaritas. Ini didorong oleh permintaan dan
penawaran. Perancis berdagang anggur dengan Belanda karena Belanda merupakan
konsumennya. Relasi komplementaritas hanya terjadi jika tawaran bermanfaat bagi pihak yang
minta. Manfaatnya ditentukan oleh banyak hal seperti : budaya, pengetahuan, teknik, kondisi
kehidupan dan sebagainya. Semakin besar komplementaritas, semakin besar arus komoditas.
Manfaat Interaksi Desa-Kota bagi Perkotaan :
1) Terpenuhinya sumber daya alam sebagai bahan mentah/bahan baku industri.
2) Terpenuhinya kebutuhan pokok yang dihasilkan pedesaan.
3) Terpenuhinya kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan bagi perkotaan.
4) Tersedianya tempat pemasaran hasil industri.

Manfaat Interaksi Desa-Kota bagi Pedesaan :


1) Terpenuhinya barang-barang yang tidak ada di desa
2) Masuknya pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari kota ke
pedesaan.
3) Membuka lapangan kerja baru di sektor pertanian.

b. Intervening Opportunity (kesempatan untuk berintervensi)


Adalah adanya kesempatan untuk timbulnya interaksi antarwilayah dan dapat memenuhi
kebutuhan sumber daya wilayah tersebut. Jadi, semakin besar intervening opportunity,
semakin kecil arus komoditas.

11
c. Spatial Transfer Ability (kemudahan pemindahan dalam ruang)
Kemudahan pemindahan dalam ruang baik berupa barang, jasa, manusia maupun informasi.
Proses pemindahan dari kota ke desa atau sebaliknya dipengaruhi antara lain :
1) Jarak mutlak maupun jarak relatif antarwilayah
2) Biaya transportasi dari satu tempat ke tempat yang lain
3) Kelancaran transportasi antarwilayah
Jadi, semakin mudah transfer abilitas, semakin besar arus komoditas.

d. Bentuk interaksi desa – kota :


a. Kerjasama antar penduduk
b. Penyesuaian terhadap lingkungan
c. Persaingan fasilitas hidup
d. Asimilasi.
Interaksi antara desa – kota melahirkan suatu perkembangan baru bagi desa maupun bagi kota.
Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan potensi yang dimiliki desa maupun kota, dan
adanya persamaan kepentingan.

C. Timbal-Balik Interaksi Kota Da Desa


Kota selalu mempunyai hubungan erat dengan wilayah sekitarnya. Penduduk kota
yang terdiri dari pedagang, pegawai pemerintah dan swasta, tukang-tukang, seniman, guru dan
sebagainya, hidup dari hasil pertanian yang dihasilkan oleh para petani di pedesaan. Penduduk
kota sangat tergantung secara ekonomis terhadap penduduk pedesaan. Demikian pula
sebaliknya, penduduk desa mempunyai ketergantungan terhadap perkotaan terutama
menyangkut sandang, pangan, dan barang jadi. Timbulnya pasar bias menjadi ajang
pertukaran kebutuhan antara penduduk desa dan kota.
Menurut Daldjoeni, majunya komunikasi dan transportasi menjadikan pengaruh kota terhadap
wilayah sekitarnya semakin kuat.
Sosiolog Hoselitz mengemukakan bahwa kota besar melancarkan sifat-sifat paresiternya
terhadap pedesaan dengan perincian: menelaah habis investasi, menyedot tenaga manusia,
mendominasi pola manusiawi, mengganggu perkembangan kota-kota lain yang lebih kecil dan
cenderung memiliki konsumsi yang tinggi di bansing produksinya.
Paul Harrison menyatakan hubungana antara kota dan desa di dunia ketiga mirip sekali dengan
hubungan antara yang kay dan miskin. Pedesaan menghasilkan bahan-bahan yang serba murah
di banding dengan barang yang ada di kota. Pedesaan tidak memiliki system organisasi dan
koordinasi yyang mampu memaksa pihak kota untuk membayaar hasinya dengan harga yang
alebih tinggi. Selanjutnya kota merupakan perpaduan antara pihak penguasa dan para
pegawainya untuk memajukan kota.
Boeke seorang ekonom berpendapat bahwa hubungan antara desa dan kota bersifat dualistic.
Di satu pihak terdapat sector yang maju sedengakan pihak lainnya terbelakang gambaran
masyarakat dualistik dapat saja timbul sebagai akibat dari adanya pembangunan.
Pembangunan pedesaan di tinjukan untuk mencari suatu pemecahan masalah di pedesaan
terutama mesalah peningkatan pendapatan kerja serta pelayanan social. Oleh karena itu
strategi oembangunan pedesaan adalah untuk memberantas kemiskinan dan memperbaiki
kualitas hidup masyarakat pedesaan.

12
D. Dampak Interaksi Desa dengan Kota
Imteraksi desa dan kotadapat enimbulkan dampak yang mengntungkan atau merugikan:
a. Di tinjau dari aspek ekonomi, dampak interaksi desa dan kota anatara lain sebagai berikut:
1) Memmperlancar hubungan desa dan kota.
2) Meningkatkan volume perdagangan antara desa dan kota.
3) Menimbulkan perubahan orientasi ekonomi penduduk desa.
4) Menimbulkan kawasan perdagangan sebagai tempat untuk melakukan kegiatan jual bali.
5) Meningkatkan pendapatan penduduk desa dan kota.

b. Di tinjau dari aspek social.


1) Terjadi mobilitas antara ke duanya,
2) Terjadi saling ketergantungan antara desa dan kota, khususnya dalam bidang pasokan
bahan mentah.

c. Ditinjau dari aspek budaya,


1) Meningkatkan tingkat pendidikan masyarakat desa.
2) Terjadinya tingkah laku, khususnya masyarakat pedesaan.
3) Meningkatkan sumber daya budaya yang dapat menari wisatawan.
Interaksi antara dua wilayah akan melahirkan gejala baru yang meliputi aspek ekonomi, sosial,
maupun budaya. Gejala tersebut dapat memberikan dampak bersifat menguntungkan (positif)
atau merugikan (negatif ) bagi kedua wilayah. Demikian pula halnya gejala interaksi antara
dua desa dan kota. Di bawah ini kalian akan melihat tabel dampak interaksi desa – kota.

Tabel Dampak Interaksi Desa - Kota


No Dampak Positif Positif Negatif
wilayah
1. Desa Meningkatnya Cakrawala Terjadinya penetrasi kebudayaan
pengetahuan penduduk desa dari kota ke desa yang tidak sesuai
dengan tradisi masyarakat
pedesaan.
Masuknya teknologi tepat guna ke Terjadinya perubahan tata guna
desa meningkatkan produksi lahan lahan yang dapat menimbulkan
dan berdampak meningkatnya kerusakkan lingkungan
pendapatan masyarakat
Terjadi perubahan tata guna lahan Terjadinya kekurangan tenaga
yang menguntungkan potensial di desa karena banyak
yang berurbanisasi
perkembangan sarana – prasarana Kemungkinan banyaknya orang
transportasi penghubung desa yang kembali ke desa akan
dengan kota, sehingga desa tidak menyebabkan semakin padatnya
lagi terisolir desa
Terbentuknya lapangan kerja Masuknya barang – barang
alternatif di luar sektor pertanian produksi industri yang terjadi tidak

13
ada

Masuknya barang – barang produksi


industri yang terjadi tidak ada

2 Kota Kemajuan bidang transportasi yang Munculnya daerah-daerah kumuh


menghubungkan desa dengan kota (slums area) akibat dari makin
banyaknya pendatang.
Menyebabkan terpenuhinya Tata ruang kota menjadi tidak ideal
kebutuhan bahan baku bagi proses sebagai tata ruang kota yang
produksi dan tenaga kerja dinamis
Tersalurnya hasil–hasil produksi di Tersalurnya hasil–hasil produksi di
wilayah pedesaan wilayah pedesaan •
Masuknya orang dari
berbagai daerah dan budaya, sangat
potensial bagi munculnya konflik
antar etnis
Masuknya penduduk dari berbagai
daerah dan budaya melahirkan
proses akulturasi antara berbagai
kebudayaan tersebut.

BAB III

14
PENUTUP
A. Kesimpulan

Desa adalah suatu hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia dengan
lingkungannya. Hasil dari perpaduan itu ialah suatu ujud atau kenampakan di muka bumi yang
di timbulkan oleh unsure-unsur fisiografi, social, ekonomi, politik, dan cultural yang saling
berinteraksi antar unsure tersebut dan juga dalam hubungannya dengan daerah-daerah lain.
Kota dapat diartikan sebagai suatu system jaringan kehidupan manusia yang di tandai dengan
kepadatan penduduk yang tinggi dan di warnai dengan strata social-ekonomi yang hiterogen
dan coraknya materialistis, atau dapat pula diartikan sebagai bentang budaya yang di
timbulkan oleh unsure-unsur alami dan nonalami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk
yang cukup besar dan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistic di
bandingkan dengan daerah belakannya.
Interaksi merupakan suatu proses yang sifatnya timbal-balik dan mempunyai pengaruh
terhadap perilaku dari pihak-pihak yang bersangkutan melalui kontak langsung, melalui berita
yang didengar atau melalui surat kabar.
Faktor yang mempengaruhi interaksi adalah adanya Region Complementary (wilayah yang
saling melengkapi), Intervening Opportunity (kesempatan untuk berintervensi), dan Spatial
Transfer Ability (kemudahan pemindahan dalam ruang).
Dampak penetrasi kota terhadap desa sangat beragam, mencakup aspek yang ositif dan negatif
bagi perkembangan desa.

DAFTAR PUSTAKA

15
Daldjoeni, N.1982. Seluk Beluk masyarakat Kota.Bandung. Penerbit Alumni
Beretha, I Nyoman.1981. Masyarakat Desa dan Pembangunan Desa. Jakarta Timur. Ghalia
Indonesia.
M, Idianto. 2004. Sosiologi SMA. Jakarta. Erlangga.
Hestiyanto, Yusman. 2005. Geografi SMA. Jakarta. Yudhistira

16

Anda mungkin juga menyukai