Anda di halaman 1dari 6

POLA INTERAKSI SOSIAL PENGHUNI RUMAH SUSUN

BANDARHARJO SEBAGAI WUJUD KONSERVASI SOSIAL


Moch. Arifien, Ferani Mulianingsih
Pendidikan Geografi FIS UNNES
mocharifien@mail.unnes.ac.id

Abstract
Housing needs are an important problem because population growth caused by
massive births and urbanization are not comparable to the availability of housing
facilities. This condition has encouraged the development of community
settlements to live in flats. The formulation of the problem in this study are as
follows: (1) What is the socio-economic and cultural background of the people
living in Bandarharjo Flats? (2) How is the pattern of social interaction that
forms in the community of Bandarharjo Flats?
Keywords: Interaction Pattern, Flats

Abstrak

Kebutuhan perumahan menjadi sebuah masalah penting karena pertumbuhan penduduk


yang disebabkan kelahiran dan urbanisasi yang besar-besaran tidak sebanding dengan
tersedianya fasilitas perumahan. Kondisi tersebut telah mendorong semakin
berkembangnya pemukiman masyarakat untuk tinggal di rumah susun. Rumusan masalah
dalam penelitian ini sebagai berikut: (1) Bagaimana latar belakang sosial ekonomi dan
budaya masyarakat penghuni Rumah Susun Bandarharjo? (2) Bagaimana pola interaksi
sosial yang terbentuk pada komunitas penghuni Rumah Susun Bandarharjo?

Kata kunci: Pola Interaksi, Rumah Susun

PENDAHULUAN layak bagi setiap individu khususnya


Menurut Soetalaksana (2000) bagi masyarakat berpendapatan
rumah merupakan salah satu bagian rendah. Sebagai bentuk penyesuaian
terpenting dalam kehidupan diri dan interaksi dengan lingkungan
masyarakat. Oleh sebab itu pemerintah rusun, para penghuni rusun berupaya
akan mengusahakan dalam tingkat membangun hubungan baik dengan
kehidupan setiap orang dengan sesamanya. Dalam proses interaksi,
memperhatikan kemampuan yang ada. tidak selamanya berjalan baik seperti
Upaya program pembangunan yang diharapkan. Ada saatnya pasti
perumahan ini bertujuan untuk akan mengalami hambatan yang
membantu penyediaan rumah yang disebabkan oleh timbulnya perbedaan-

HARMONY VOL. 3 NO. 1. 91


perbedaan kepentingan atau keinginan mengungkap dan mempelajari serta
dari setiap penghuni rusun. Hal memahami suatu fenomena beserta
tersebut dapat menimbulkan pertikaian konteksnya yang khas dan unik yang
dan persaingan. Sehingga situasi yang dialami oleh individu hingga tataran
melatar belakangi munculnya “keyakinan” individu yang
permasalahan interaksi yang kurang bersangkutan (Herdiansyah, 2010).
seimbang dikarenakan perbedaan Dengan demikian dalam mempelajari
antara budaya penghuni rusun yang dan memahaminya, haruslah
beragam menjadikan suatu pola berdasarkan sudut pandang, paradigma
interaksi sosial, maka akan dicarikan dan keyakinan langsung dari individu
solusi penyelesaiannya. yang bersangkutan sebagai subjek
Berdasarkan uraian di atas, maka yang mengalami langsung. Hal ini
penelitian ini mengambil judul “Pola menjadi pusat dimana penyusunan dan
Interaksi Sosial Penghuni Rumah mengelompokkan dugaan awal tentang
Susun Bandarharjo Sebagai Wujud fenomena untuk mengerti tentang apa
Konservasi Sosial”. Berdasarkan yang dikatakan oleh responden, dalam
uraian dalam latar belakang di atas hal ini terkait dengan pola interaksi
maka dapat dirumuskan permasalahan komunitas di rumah susun
sebagai berikut: (1) Bagaimana latar Bandarharjo Semarang.
belakang sosial ekonomi dan budaya Fokus dalam penelitian ini adalah:
masyarakat penghuni Rumah Susun (1) Latar belakang terbentuknya pola
Bandarharjo?; (2) Bagaimana pola interaksi sosial pada komunitas
interaksi sosial yang terbentuk pada penghuni rumah susun Bandarharjo
komunitas penghuni Rumah Susun Semarang; (2) Faktor-faktor
Bandarharjo? Selain dengan pendukung dan penghambat yang
permasalahan yang telah dirumuskan mempengaruhi terjadinya proses
maka penelitian ini bertujuan untuk interaksi penghuni rumah susun
mendiskripsikan: (1) Mengetahui latar Bandarharjo Semarang. Subyek dalam
belakang sosial ekonomi dan budaya penelitian ini adalah masyarakat
masyarakat penghuni Rumah Susun penghuni rumah susun Bandarharjo
Bandarharjo; (2) Mengetahui pola Semarang. Sumber data yang
interaksi sosial yang terbentuk pada digunakan dalam penelitian ini adalah
komunitas penghuni Rumah Susun data primer yaitu data dari informan
Bandarharjo. dan data sekunder untuk melengkapi
data primer.
METODE PENELITIAN Metode pengumpulan data pada
Penelitian ini merupakan jenis penelitian ini yaitu: wawancara
penelitain kualitatif dengan mendalam (depth interview), observasi
pendekatan fenomenologi. langsung, dokumentasi/foto. Analisis
Fenomenologi berusaha untuk data yang digunakan dalam penelitian

HARMONY VOL. 3 NO. 1. 92


ini berlangsung dengan proses bersifat publik yang digunakan
pengumpulan data. Analisis terdiri dari bersama di luar unit hunian. Ruang-
tiga alur kegiatan yang terjadi secara ruang tersebut berupa selasar, koridor,
bersamaan yaitu: reduksi data, hall/lobby, tangga, taman lingkungan.
penyajian data, penarikan Pola rumah susun Bandarharjo
kesimpulan/verifikasi. tersusun dalam bentuk blok bangunan
yang di-hubungkan satu dengan
HASIL PENELITIAN DAN lainnya membentuk ruang bersama di
PEMBAHASAN bagian dalam sebagai pusat orientasi.
Rumah susun Bandarharjo terletak Pola hunian berbentuk deretan
+/- 2 km ke arah utara Kota Semarang memanjang satu sisi dengan
dan berlokasi di tengah permukiman penghubung selasar di sebelah depan
padat dan kumuh di Kelurahan yang berfungsi sebagai teras maupun
Bandarharjo Semarang. Data dari BPS ruang bersama.
tahun 2007 menyebutkan bahwa Pola interaksi warga rusunawa
Kelurahan Bandarharjo memiliki luas dapat dilihat dari berbagai jenis
wilayah secara administratif seluas kegiatan yang berlangsung dari awal
3,43 km2. Jumlah penduduk pada rusunawa mulai diminati banyak
tahun 2006 sebanyak 19.785 jiwa warga yang tinggal disana, dan
dengan jumlah rumah tangga sebanyak kegiatan ini menjadi suatu rutinitasnya
4.364 KK. Kepadatan penduduknya perkumpulan antara individu serta
adalah 5.768 jiwa per km2. Rumah kelompok. Hal ini menjadi satu alasan
susun Bandarharjo merupakan rumah agar para warga rusunawa dapat
susun sederhana sewa. berinteraksi secara langsung dengan
Rumah susun Bandarharjo terdiri bertatapan muka dengan sesama
dari 3 blok, yaitu: blok lama, blok A, penghuni rusunawa.
dan blok B. Blok lama atau blok Suasana yang terlihat di pagi hari
tengah merupakan bangunan pertama dari keseluruhan wilayah rusun ini
yang dibangun. Bahan bangunannya beraktifitaskan rutinitas anak-anak
menggunakan bahan yang berbeda persiapan berangkat sekolah, dan
(batu bata) dengan blok A dan blok B dilain sisi terdapat juga warga rusun
(batako). Luas lahan blok lama sebesar yang memulai akan bekerja sekitar
778,05 m2 dengan luas bangunan pukul 07.30 WIB pada lingkungan
1.008 m2. Unit hunian/sarusun yang rusun sudah sepi. Keadaan seperti ini
ada sebanyak 30 unit. merupakan upaya warga rusunawa
Ruang komunal sebagai ruang yang agar tetap menyelaraskan kehidupan
berfungsi untuk wadah kegiatan mereka sehari-hari.
interaksi sosial penghuni, baik yang Siang hari seperti kebiasaannya ibu-
bersifat formal maupun informal ibu rumah tangga yang tidak bekerja
merupakan ruang-ruang umum yang melakukan aktifitasnya dengan

HARMONY VOL. 3 NO. 1. 93


berkumpul di warung penjual sayur komunikasi, serta memiliki ikatan
atau hanya sekedar ingin mengobrol organisasi formal seperti paguyuban
dengan tetangga. Kebiasaan ini yang yang sudah ada di rusun tersebut
sering dilakukan ibu-ibu untuk menjadi sebagai wadah atau sarana
mengisi waktu kosongnya. untuk rembugan atau kumpulan
Kondisi latar belakang sosial musyawarah dari para penghuni untuk
budaya masyarakat yang berbeda menyelesaikan permasalahan yang
mengakibatkan sering terjadi terjadi. Biasanya permasalahan pada
perselisihan antar penghuni rusun, forum ini menyangkut tentang
baik itu permasalahan kecil sampai hal kebersihan gedung atau pada tiap blok,
melanggar hukum seperti mencuri, dan acara kerja bakti, dan lain lain.
lain-lain. Kesenjangan ekonomi Cara lainnya untuk upaya
mengakibatkan sering terjadi menyelesaikan konflik yang terjadi
kecemburuan sosial yang pada warga rusun, tidak jarang sampai
mengakibatkan ejekan dan dibawa ke jalur hukum seperti
perkelahian. Warga rusun juga sering contohnya kasus pencurian barang di
membicarakan sesama penghuni rumah salah satu warga yang pelaku
lainnya (gosip) ketika mereka pencurian tersebut adalah tetangga
berkumpul, hal itulah yang sebelah yang merasa selalu
mengakibatkan munculnya kasus- diperlihatkan oleh pemilik barang,
kasus perselisihan antar penghuni karena merasa tidak memiliki barang
rusun. seperti itu kemudian barang tersebut
Penyelesaian dalam urusan konflik dicuri ketika pemilik barang sedang
permasalahan pada pola interaksi yang pergi. Dimana tingkat keseriusan
berada di warga rusun ini memiliki masalah yang terjadi sangat berat,
beberapa cara. Yang perlu ditekankan sehingga dalam bermusyawarah secara
disini adalah warga rusun memiliki kekeluargaan dianggap tidak cukup.
kesadaran bersama akan keanggotaan Jika masalah yang dapat diselesaikan
dan saling berinteraksi baik dalam secara musyawarah atau kekeluargaan
setiap hubungan yang dijalin. Agar seperti kesalahpahaman yang terjadi
diciptakan pola interaksi sosial yang ketika ibu-ibu seringkali menggosip
mempengaruhi perilaku para warga membicarakan warga satu sama lain,
rusun. Dalam ungkapan lainnya bahwa terkadang hal seperti itu menyebabkan
setiap warga rusun mempunyai perdebatan yang bisa diselesaikan
kesadaran jenis dan ada persamaan secara musyawarah atau kekeluargaan.
kepentingan pribadi maupun Meskipun demikian, terkadang konflik
kepentingan bersama. Diharapkan yang terjadi seringkali tidak terlihat
dapat terbentuk kelompok asosiasi jelas, bahkan bisa dikatakan hanya
dimana para warga rusun melakukan konflik batin dimana permasalahan ini
hubungan sosial, kontak, dan

HARMONY VOL. 3 NO. 1. 94


menyangkut pada masalah pribadi dan 2. Pola interaksi sosial yang terbentuk
tidak banyak melibatkan orang lain. pada warga masyarakat rusun
Pola interaksi di rusun ini termasuk Bandarharjo Semarang masih
salah satu kategori kelompok sosial berpola pikir sederhana, tapi
yang memiliki ikatan dekat namun mempunyai pola interaksi yang
hanya untuk dalam jangka waktu yang (gesellschaft). Terdapat hubungan
pendek. Serta cenderung lebih yang telah diperhitungkan untung
memiliki orientasi ekonomi dan dan ruginya dalam setiap perjanjian
memperhitungkan keuntungan serta kerjasama. Bentuk kehidupan
kerugian dalam setiap perjanjian bersama tersebut biasanya
kerjasama berdasarkan pamrih sesama berlangsung pendek. Gesellschaft
penghuni rusunawa. Pola interaksi di merupakan sebuah konsep yang
rusunawa ini bercorak (gessellschaft) menunjuk pada hubungan anggota
karena kecenderungan pada pengaruh masyarakat yang memiliki ikatan
kedekatan serta keterlibatan lemah, kadangkala antar individu
masyarakat warga rusunawa tidak bisa tidak saling mengenal, nilai norma
diukur secara spesifik. Karena pada dan sikap kurang berperan dengan
pola interaksi sosial yang muncul baik, sehingga ikatan masyarakat
terlihat dekat tetapi hanya basa basi dalam pola (gesellschaft) tidak kuat
saja, sedangkan dalam forum dan tidak mendalam.
komunitasnya masih berdasarkan Saran yang dapat direkomendasikan
pilihannya masing-masing pada dalam penelitian ini adalah sebagai
kalangan sendiri, serta terjalinnya berikut:
hubungan khusus yang dimana tidak 1. Bagi masyarakat rusun dan
mau bergabung jika bukan orang yang pengelola, disarankan supaya rusun
dianggap bisa dipercaya dan bukan dijaga dan dirawat secara fisik dan
dalam komunitas masyarakatnya saja. menggiatkan kegaiatan-kegiatan
kemasyarakatan di rusun agar
PENUTUP tercipta keharmonisan antar warga
Berdasarkan hasil penelitian di atas rusun.
maka penelitian ini dapat disimpulkan 2. Bagi pengelola rusun, menyarankan
sebagai berikut: supaya pengelola melakukan
1. Latar belakang masyarakat pengawasan ketat dan penyeleksian
menempati rusun karena status lebih teliti terhadap calon penghuni
tidak mempunyai rumah dan tingkat baru. Penerimaan calon penghuni
ekonomi rendah. Sebagain besar baru diharapkan lebih selektif dan
penghuni rusun Bandarharjo ketat supaya rusunawa dihuni oleh
Semarang bekerja sebagai buruh calon penghuni yang tepat, dengan
dan bekerja serabutan karena kriteria yang sesuai dengan
berdasarkan tingkat pendidikan. peraturan. Hal ini untuk

HARMONY VOL. 3 NO. 1. 95


meminimalisir peruntukan rusun DAFTAR PUSTAKA
bagi masyarakat yang mampu, Herdiansyah. 2010. Metodologi
sehingga kesenjangan sosial di Penelitian Kualitatif. Jakarta:
dalam rusun nantinya dapat Salemba Humanika
diminamalisir. Soetalaksana, Tito. 2000. Aspek
Pembiayaan Perumahan,
Khususnya RS/RSS, Usahawan.
No 03 Th. XXIX, Maret 2000,
hlm. 8.

HARMONY VOL. 3 NO. 1. 96

Anda mungkin juga menyukai