MENGATASI KEKERINGAN
(Studi Kasus Pada Kebijakan Pembangunan SumurBor di Desa Bokong
Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang)
Eres Timo
Prodi Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Nusa Cendana Kupang
erestimosulin@gmail.com
081237198426
ABSTRAK
Penelitian ini memiliki dua tujuan terpenting yaitu untuk mengetahui
serta mendeskripsikan tentang pola komunikasi pembangunan sumur bor dan
hambatan-hambatan dalam berkomunikasi, terhadap pembangunan sumur bor
di Desa Bokong, Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang. Tujuan yang
ditentukan peneliti dengan untuk mengetahui tentang pola komunikasi yang
dibangun oleh pemerintah dan masyarakat Desa Bokong, dan hambatan
-hambatan ketika melakukan pembangunan sumur bor di lapangan, untuk
mengatasi kekeringan yang terjadi setiap tahunnya. Pada penelitian ini peneliti
mengunakan teori difusi inovasi dengan metode deskriptif kualitatif serta teknik
pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan dokumentasi. Hasil
penelitian yang didapat sesuai dengan hasil wawancara dilapangan tentang pola
komunikasi dan hambatan-hambatan dalam berkomunikasi terhadap
pembangunan sumur bor. Dalam proses tersebut pola komunikasi yang
dilakukan antara masyarakat dan pemerintah Desa Bokong terkait
pembangunan sumur bor itu melalui alur pola komunikasi sirkuler. Pola
komunikasi sirkuler merupakan pola komunikasi dimana beberapa orang yang
saling bertukar pikiran yang menimbulkan efek umpan balik dari proses
komunikasi yang dilakukan.
Selain itu juga Adapun hambatan-hambatan ketika proses pelaksanaan
pelepasan hak atas tanah, maka dengan itu proses komunikasi tatap muka harus
berjalan secara efektif sehingga pembangunan sumur bor di Desa Bokong bisa
tercapai dan mengurangi kekeringan yang ada di Desa Bokong
terencana dan sistematis dari sumber daya, saluran, pendekatan dan strategi
politik dan budaya. Menurut (Ashcroft dan Masilela, 1994) terjemahan atau
tujuan kepada individu yaitu individu yang efektif dalam program dan
otonomi mereka.
yang berguna menuju suatu sistem sosial dan ekonomi yang diputuskan
sebagai kehendak dari suatu bangsa maka, Roger memandang komunikasi
masyarakat setempat.
METODE PENELITIAN
pendekatan studi kasus. Studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif
satu program atau satu situasi sosial. Robert K. Yin sampaikan bahwa studi
prinsip, dan prosedur yang digunakan untuk mendekati problem dan mencari
jawaban. Dengan kata lain bahwa meteodologi adalah suatu pendekatan umum
sumur bor di desa Bokong dalam mengatasi kekeringan. 2. Hambatan dan solusi
desa. Cara yang digunakan dalam penelitian ini berupa kata dan gambar, kata-
kata tersebut akan dibuat dalam kalimat seperti hasil wawancara diantara
Kabupten Kupang. dalam tahapan pelaksanaan penelitian ini, penelti mulai dari
sebagai bagian yang menerima berbagai pesan atau informasi dari masyarakat,
Kekeringan
pola komunikasi.
a. orang yang menyampaikan informasi terkait kekeringan
tahun.
Berikut tanggapan dari Ibu Adriana Riwu tentang pola komunikasi terkait
pembangunan sumur bor selaku masyarakat, yang berumur 40 tahun
bijaksana atau solusi dari pemerintah untuk bisa mengatasi masalah kekeringan
a. Hambatan
Pola adalah bentuk atau model yang bisa dipakai untuk membuat atau
menghasilkan sesuatu atau bagian dari sesuatu. Pola itu sendiri diartikan
sebagai hubungan dua orang atau lebih, dalam proses pengiriman dan penerima
(Djamarah,2004:1)
Pola komunikasi adalah bentuk atau model yang bisa dipakai membuat
atau menghasilkan sesuatu bagian dari sesuatu. Pola diartika sebagai hubungan
dua orang atau lebih dalam proses penerima dan pengiriman informasi atau
pesan.
setiap hari yang terpenting dalam hal komunikasi itu manusia saling menukar
kekeringan.
perubahan pembangunan maka difusi dibuat dalam arti berbagai ide atau
gagasan. Dibangun melalui pola komunikasi sirkuler. Ada empat macam pola
Arti dari pola komunikasi sirkuler, pola komunikasi yang dibangun oleh
agar bisa membangun sumur bor, ketika ada musyawara tentang pembangunan
dalam satu tahun baik itu didusun, desa ataupun camat dengan harapan agar
pemerintah desa atau dusun dengan menindak lanjut kepihak pemerintah derah
dan provinsi dengan bentuk, ajukan proposal kepada pihak-pihak yang terkait
pihak masyarakat agar meyiapakan berbagai lahan atau lokasi yang mungkin
debit air besar, pesan tersebut direspon dengan baik sehingga ketika proposal
yang diajukan diterima maka tidak menyulitkan pemerintah desa mencari lokasi
dapat menimbulkan efek berupa umpan balik ataupun reaksi yang timbul dari
pesan yang dilontarkan oleh komunikator dan menjadi panduan kesadaran dan
oleh pihak masyarakat desa Bokong tentang pembangunan sumur bor, dan
pemerintah sadar ketika dalam suatu pembangunan dilakukan itu melalui suatu
(Rinawati, 2005).
pembangunan sumur bor dan juga kendala kepada pihak masyarakat sering
Bokong, sesuai hal ini teori difusi inovasi menerangkan bahwa dalam proses
inovasi harus sampaikan pesan yang mudah dipahami, dalam hal tersebut
hal pembangunan sumur bor. Dan dalam sementara waktu pemerintah desa
maka pesan itu selalu diutarakan oleh masyarakat mengenai perpipaan yang
yang ada disekitar desa Bokong sehingga ketika respon dari pemerintah untuk
pembangunan air sudah tersedia lahan, akan tetapi dalam proses komunikasi
pembangunan sumur bor di desa Bokong itu memiliki unsur hambatan terutama
seperti pembangunan sumur bor di desa Bokong kegunaan bagi masyarakat itu
seperti embun yang mungkin saja belum merata oleh karna keterlambatan
ada sejak tahun 1950. Teori difusi inovasi digunakan pemerintah Amerika guna
adalah proses ketika ide atau gagasan dikomunikasikan kepada anggota sistem
atau kebijakan yang dilakukan manusia untuk dapat membentuk atau sesuatu
yang mungkin baru dan membawa sesuatu perubahan. Akan tetapi sebelum
terjadi perubahan diinginkan adapun kebijakan atau upaya manusia dari segi
komunikasi melalui saluran yang ada kepada sistem sosial pada lingkugan
sumur bor di desa Bokong dengan terori tersebut bahwa dalam proses usaha
berbagai ide, gagasan dan pendapat terkait inovasi desa terutama pembagunan
sumur bor, melalui ini akan membawa sesuatu perubahan dilingkup masyarakt
melalui saluran komunikasi tatap muka akan memiliki efek umpan balik secara
disitu timbul berbagai ide atau gagsan, baru terkait inovasi atau perubahan.
Adapun tiga penelitian terdahulu yang punya keterkaitan dengan teori difusi
dilakukan oleh masyarakat dan pemeritah desa Bokong menemukan titik temu
sampaikan aspirasi atau ide, gagasan melalui musyawara atau mufakat. Hal
Kesimpulan
sirkuler. Sirkuler adalah salah satu pola komunikasi yang memiliki unsur
umpan balik dalam proses komunikasi tatap muka. Maka yang menjadi
kesulitan ketika membuat pelepasan hak tanah, kondisi tanah yang tidak
DAFTAR PUSTAKA
Media
Prenada Group.
Rosdakarya
Rosdakarya.
Morissan. 2013. Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta:
Prenadamedia Grup.
Program Studi Ilmu Komunikasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Malikussaleh.
Aditama.
Pedesaan.
http://eprints.stainkudus.ic.id
https://cdn.ampproject.org/v0