Pendahuluan
Di era sekarang ini, peran komunikasi dirasakan sangat penting terutama dalam pembangunan. Penggunaan komunikasi pun disesuaikan
dengan fungsi serta tujuan yang diinginkan. Tujuan komunikasi tersebut mencakup menyelesaikan tugas-tugas yang penting bagi kebutuhan hidup serta
menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain. Adapun fungsi yang berkaitan dengan tujuan tersebut sebagai fungsi isi yang melibatkan
pertukaran informasi yang diperlukan dan fungsi hubungan yang melibatkan informasi mengenai suatu hubungan dengan orang lain. (Mulyana 2001)
Melalui komunikasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat begitu juga sebaliknya, maka pembangunan yang direncanakan bersama
antara pemerintah dengan masyarakat akan memberikan manfaat positif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Secara terminologi, komunikasi
dapat diartikan sebagai proses penyampaian suatu pernyataan (pesan) oleh sumber kepada penerima baik secara verbal maupun non-verbal yang
menimbulkan makna tertentu yang dapat dipahami baik sumber maupun penerima (feedback) melalui saluran tertentu. (Nasution 19966)
Adapun pengertian Dalam arti luas, komunikasi pembangunan meliputi peran dan fungsi komunikasi (sebagai suatu aktivitas pertukaran
pesan secara timbal-balik) di antara semua pihak yang terlibat dalam usaha pembangunan, terutama antara masyarakat dengan pemerintah, sejak dari
proses perencanaan, kemudian pelaksanaan, dan penilaian terhadap pembangunan. Dalam arti sempitnya, komunikasi pembangunan merupakan segala
upaya dan cara, serta teknik penyampaian gagasan, dan keterampilan-keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakasai
pembangunan dan ditujukan kepada masyarakat luas. Kegiatan tersebut bertujuan agar masyarakat yang dituju dapat memahami, menerima, dan
berpartisipasi dalam melaksanakan gagasan-gagasan yang telah disampaikan. Saat ini pembangunan yang telah dilakukan pemerintah masih
menggunakan sistem top-down yang berarti arah komunikasinya masih searah berupa strategi dari atas ke bawah, seperti instruksi. Sistem top-down ini
cenderung memaksakan kehendak pemerintah kepada masyarakat yang mana pemerintah menganggap paling mengetahui apa yang diinginkan oleh
Guna meningkatkan pembangunan maka pemerintah haruslah mengkomunikasikan kepada masyarakat manfaat atau kegunaan setiap
pembangunan yang masuk di daerahnya. Pemerintah dalam menyampaikan pesan-pesan pembangunan haruslah mempunyai kredibilitas, daya tarik,
kesamaan dalam hal kebutuhan, harapan dan perasaan agar masyarakat dapat dipengaruhi untuk mengikuti keinginan dari pemerintah sehingga
pembangunan dapat dilaksanakan. Komunikasi mempunyai sejumlah pengaruh baik terhadap tipe, sasaran, tugas pemerintahan termasuk di dalamnya
pemeliharaan hubungan. Tanpa adanya sarana dan fasilitas untuk hubungan komunikasi ke segala arah dalam suatu kegiatan, akan sulit diketahui apa
yang sudah dicapai, apa yang akan diraih dan bagaimana kendala dalam pelaksanaan pekerjaan dan komunikasi adalah sumber informasi bagi pimpinan
Namun demikian dalam meningkatkan pembangunan yang berkaitan dengan komunikasi pemerintahan kepala desa, khsusnya yang ada di
desa Tana Toro ternyata mempunyai kendala, dan sesuai dengan hasil penelitian di lapangan, adapun kendala-kendala tersebut yaitu kepala desa sebagai
komunikator kurang dipercaya dalam hal etika menyampaikan tentang proyek pembangunan seringkali pelaksanaanya berbeda jauh dengan apa yang
disampaikan, minimnya keterbukaan dan intensitas informasi tentang proyek-proyek pembangunan yang masuk dalam desa dalam arti ketika sementara
melaksanakan proyek pembangunan, menurut hasil penelitian, ternyata kurang adanya tranparansi dalam segala hal tentang proyek yang sementara
dijalankan tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka penulis meneliti tentang komunikasi pemerintahan kepala desa. (Bokau n.d.)
Berdasarkan uraian diatas, maka peniliti tertarik mengankat judul “Peranan Komunikasi Pemerintahan dalam Meningkatkan
Metode Penelitian
Penelitian kajian pustaka adalah hasil analisa berbagai informasi konseptual serta data- data kualitatif maupun kuantitatif dari berbagai artikel ilmiah
yang terpublikasi sebelumnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka yang berfungsi sebagai tuntunan dalam mengkaji suatu
masalah penelitian (review of research) (Mulyadi, 2012). Pada penelitian kajian pustaka ini digunakan jurnal internasional dan jurnal nasional yang
telah diringkas dan dianalisa. Penelitian kajian pustaka ini dilakukan pada September hingga Oktober 2023.
Komunikasi yang digunakan dalam pembangunan masyarakat pedesaan sebaiknya bersifat interaktif dan partisipatif. Hal ini diperkuat oleh
pernyataan FAO (FAO, 1975 dalam Asngari, 2001) bahwa penggalangan partisipasi dilandasi adanya pengertian bersama, dan adanya pengertian
tersebut adalah karena di antara orang-orang tersebut saling berkomunikasi dan berinteraksi sesamanya. Dalam menggalang peranserta semua pihak
diperlukan: (1) terciptanya suasana yang bebas atau demokratis dan (2) terbina kebersamaan. Suasana yang bebas akan memperlancar komunikasi
semua pihak. Dengan adanya komunikasi yang komunikatif dan intim, akan terjalin suasana saling asah, saling asuh, dan saling asih, sehingga
Pemerintah memegang peranan dalam membangkitkan dan membentuk partisipasi masyarakat. Peranan pemerintah dalam pembangunan
dimulai dari hal yang bersifat pelayanan operasional sampai pada hal yang bersifat ideologi dan spiritual. Dalam kedudukannya, pemerintah memegang
peranan strategis. Peranan strategis ini berhubungan dengan penyelenggaraan pembangunan yang disebut juga peranan strategis administratif. Peranan
pemerintah melalui kemampuan administratifnya dapat melakukan berbagai hal dalam mewujudkan pembangunan pedesaan. Perincian dan pelaksanaan
peranan dasar disebut sebagai peranan administratif, yaitu pola perilaku yang diharapkan dari, atau yang telah ditetapkan bagi pemerintah selaku
administrator di setiap jenjang pemerintahan. (Mokhzani, 1979 dalam Ndraha, 1990). Kemampuan administratif di bidang pembangunan adalah
kemampuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan melalui (dalam arti melalui dan dengan dukungan) sistem-sistem pendukung pembangunan.
Sistem-sistem tersebut adalah pelaksanaan tugas (performance), struktur (structure), dan hubungan dengan lingkungan (environmental linkages) (Katz,
1969 dalam Ndraha, 1990). Pemerintah berperan memberikan bimbingan dan bantuan teknis kepada masyarakat desa agar masyarakat mampu
melakukannya sendiri. Dalam hal perencanaan, pemerintah melakukan perencanaan untuk masyarakat (planning for the community), kemudian
perencanaan bersama masyarakat (planning with the community), dan akhirnya perencanaan oleh masyarakat (planning by the community) (Dube, 1964
Hasil dari penelitian ini, menunjukkan bahwa ternyata di desa Boyong Atas peranan komunikasi pemerintahan dalam meningkatkan
pembangunan di desa pada kenyataannya masih kurang. Masyarakat desa Tana Toro pernah mendengar informasi tentang proyek pembangunan dari
Kepala Desa. Hal ini berarti di desa tersebut juga tidak lepas dari bantuan-bantuan proyek pembangunan dari pemerintah, sehingga dengan adanya
bantuan proyek pembangunan tersebut maka kepala desa memberikan informasi kepada masyarakat tentang adanya atau masuknya proyek
tersebut.
Ternyata dalam pelaksanaannya kepala desa kurang menjalankan kewajibannya dalam hal memberikan informasi tentang proyek
pembangunan kepada masyarakat. Hal ini nampak dalam hasil penelitian yang jika dihitung menurut masyarakat informasi tentang proyek
pembangunan yang disampaikan kepala desa dalam sebulan hanya sekali yang sebenarnya sebagai kepala jika ada proyek pembangunan yang masuk
haruslah diinformasikan kepada masyarakat sesering mungkin agar masyarakat benar-benar mengetahui akan proyek pembangunan yang masuk di desa
mereka.
Kepala desa dalam menginformasikan tentang proyek pembangunan kredibilitasnya kurang dipercaya karena menurut mereka sesuai
dengan pengalaman yang sering terjadi, ketika kepala desa menyampaikan tentang proyek pembangunan tidaklah sesuai dengan apa yang nantinya
dikerjakan misalnya adanya pembangunan tentang pembuatan saluran air, pada pelaksanaannya tidaklah sesuai dengan apa yang disampaikan oleh
kepala desa. Artinya, bertentangan dengan apa yang diinformasikan yang pada akhirnya masyarakat kurang mempercayai lagi terhadap apa yang
disampaikan oleh kepala desa ketika sementara menginformasikan tentang proyek pembangunan yang akan dilakukan di desa mereka tersebut.
Masih kurang adanya keterbukaan informasi yang diberikan oleh kepala desa Boyong Atas tentang proyek pembangunan. Hal ini
mengindikasikan bahwa kepala desa tidak transparansi dalam menginformasikan pada masyarakat tentang proyek pembangunan, banyak hal yang
ditutupi oleh kepala desa artinya tergantung kepala desa kalau ingin diinformasikan kalau tidak pun tidak masalah bagi kepala desa, padahal masyarakat
berkeinginan untuk mengetahui proyek yang masuk di desa. Yang sebenarnya sebagai kepala desa tidak boleh bersikap demikian dan haruslah
Perkembangan tekonologi komunikasi dan informasi dewasa ini telah berkembang dengan sangat cepat. Tentu saja ini memberikan efek
atau pengaruh yang ditimbulkan baik positif atau negatif. Mayoritas masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan memerlukan upaya-upaya dan
program-program untuk meningkatkan kualitas pembangunan agar tidak semakin tertinggal dengan masyarakat perkotaan. Untuk mengejar
ketertinggalan dan melaksanakan pembangunan termasuk masalah otonomi daerah yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat tidak
bisa bergantung pada satu program dari pusat (top-down) dan juga satu media, apalagi media massa yang rendah daya terimanya di masyarakat
pedesaan. Tapi, diperlukan keterlibatan nyata berupa partisipasi masyarakat dalam menunjang program pemerintah tersebut. Dan salah satu media yang
dapat dijadikan sarana untuk melibatkan masyarakat adalah menggunakan media rakyat, yang terbukti efektif dan tidak pernah berubah dalam
kehidupan masyarakat tradisional. Dengan ini diharapkan semua pihak baik pemerintah dan masyarakat bisa menggunakan media rakyat dengan tepat
dan efektif.
Kesimpulan
Strategi pembangunan pedesaan adalah peningkatan kapasitas dan komitmen masyarakat untuk terlibat dan berpartisipasi dalam
pembangunan, partisipasi masyarakat secara langsung dalam tiap tahap proses pembangunan adalah merupakan ciri utama pembangunan desa yang
ideal. Dalam proses pembangunan partisipasi masyarakat berfungsi sebagai masukan dan keluaran, proses partisipasi dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa tahap yaitu mulai dari penerimaan informasi, pemberian tanggapan terhadap informasi, perencanaan, pelaksanaan, penelitian, dan penerimaan
kembali hasil. Peranan komunikasi dalam pembangunan terkait dengan arah perubahan yang berarti kegiatan komunikasi harus mampu mengantisipasi
gerak pembangunan.
Adanya perbedaan orientasi pembangunan dan komunikasi yang lama serta orientasi pembangunan dan komunikasi yang baru memberikan
penilaian tentang komunikasi dalam pembangunan masyarakat pedesaan agar tidak tersentralisasi, linear dengan proses yang terisolasi perlu
merefleksikan difusi partisipasi dengan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan masyarakat, sehingga pembangunan dapat terealisasi dengan baik. Untuk
menyatukan adanya kepentingan kebijakan pemerintah dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat, maka secara ideal dapat dilakukan perencanaan
Daftar Pustaka
Bokau, Irma Nirwana. n.d. “Peranan Komunikasi Pemerintahan Dalam Meningkatkan Pembangunan Di Desa Boyong Atas (Suatu Studi Peranan
Kepala Desa).”