Anda di halaman 1dari 6

Seminar Nasional Riset Terapan 2017 | SENASSET 2017 ISBN: 978-602-73672-1-0

Serang, 25 November 2017

Ketua Adat Sebagai Aktor Komunikasi Pembangunan


Abdul Malik
Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Serang Raya
Jalan Raya Cilegon-Serang Km. 5, Drangong, Serang, Banten
Email: kangdoel2002@gmail.com

ABSTRAK
Proses pembangunan atau perubahan sosial senantiasa mensyaratkan kehadiran aktor sebagai agen
pembangunan atau agen perubahan sosial. Dalam struktur masyarakat adat di Kasepuhan Cisungsang, ketua
adat adalah tokoh sentral yang memiliki peran-peran strategis bagi anggota komunitasnya. Salah satunya
berperan sebagai aktor komunikasi pembangunan. Melalui perannya itu, ia tidak hanya menyuarakan harapan
masyarakat adat terhadap negara, tetapi juga tampil sebagai mediator dan fasilitator bagi pihak lain sebagai
upaya membuka aksesibilitas adat terhadap pembangunan. Dampak positif yang diperoleh adalah munculnya
beragam bentuk perhatian negara terhadap adat. Ketertinggalan yang dialami oleh masyarakat adat akibat
minimnya perhatian dari negara secara perlahan berhasil dientaskan seiring dengan masuknya berbagai program
pembangunan, baik melalui program pemberdayaan dan pelestarian adat maupun program bersifat fisik seperti
pembangunan sarana dan prasarana jalan, hingga lahirnya Perda tentang pengakuan masyarakat adat oleh
Pemerintah Kabupaten Lebak.
Kata Kunci: Ketua Adat, Perubahan Sosial, Komunikasi Pembangunan.

1. PENDAHULUAN II/2003, semakin menambah persoalan, terutama


Selama beberapa dekade, komunitas-komunitas ketiadaan kepastian hukum akan status tanah yang
adat di Indonesia menjadi pihak yang paling banyak mereka diami (Malik, 2016: 18). Menghadapi kondisi
dirugikan oleh kebijakan-kebijakan pembangunan tersebut, berbagai upaya dilakukan adat untuk
yang tidak berpihak kepada mereka. Kendatipun membangun aksesibilitas terhadap pembangunan.
komunitas-komunitas adat merupakan elemen Antara lain dengan memanfaatkan kegiatan seren
terbesar dalam struktur negara (Nations-state) taun sebagai ruang dialog adat dengan pemerintah.
Indonesia, namun eksistensi mereka belum Tradisi seren taun merupakan wahana
terakomodasi dalam penyusunan kebijakan, dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil
bahkan secara sistematis disingkirkan dari agenda panen yang dilaksanakan pada tahun terdahulu,
politik nasional (Rahzen dan Hartono, 2009: 13). disertai harapan agar tahun selanjutnya kehidupan
Kondisi yang kemudian berdampak pada pertanian akan lebih baik dari tahun sebelumnya
ketertinggalan dan marjinalisasi, akibat tidak (Lubis, 2006: 140). Dalam dialog yang berlangsung
tersentuh oleh pembangunan. saat kegiatan seren taun tersebut, ketua adat tampil
Pun demikian dengan kondisi yang dialami oleh menjadi komunikator adat, menyuarakan berbagai
masyarakat adat di Kasepuhan Cisungsang, salah satu persoalan yang dialami oleh masyarakatnya kepada
kasepuhan di Banten Kidul. Mereka adalah pejabat dan aparat pemerintah.
komunitas yang menamakan diri sebagai Komunitas Dalam konteks masyarakat Sunda, para ketua
Adat Kasepuhan atau disebut juga Kaolotan Banten atau tetua adat atau biasa juga disebut kokolot itu
Kidul, yang memiliki kesamaan, antara antara lain merupakan pemimpin informal di desa dan biasa
pada aspek kesejarahan di mana mereka berasal dari diminta nasihat, pertimbangan, pendapat, atau saran
suku dan budaya yang sama, yakni suku dan budaya oleh kepala desa (Edi S. Ekadjati, 2009: 136).
Sunda, termasuk keturunan yang sama (incu putu). Sedangkan dalam perspektif pembangunan, ia juga
Komunitas adat Kasepuhan Banten Kidul juga memainkan peran-peran strategis bagi kepentingan
memiliki budaya yang mereka ciptakan sendiri anggota komunitasnya. Peran-peran strategisnya itu
meliputi seluruh perangkat tata nilai dan perilaku adalah menjadi mata-rantai komunikasi adat dengan
yang unik. Mereka memiliki atribut dan identitasnya negara, yakni menjadi penghubung antara adat
yang khas baik melalui bahasa verbal maupun dengan negara.
nonverbal, termasuk simbol-simbol tertentu, bahkan Dalam konteks komunikasi pembangunan,
memiliki ritual seperti upacara adat, dan sebagainya. peran ketua adat itu dapat dimaknai sebagai bentuk
Ketertinggalan akibat marjinalisasi membuat dari komunikasi pembangunan. Ketua adat
masyarakat di kawasan tersebut minim memperoleh merupakan aktor atau komunikator pembangunan
sentuhan pembangunan. Tidak hanya itu, masuknya bagi kepentingan masyarakat adat. Yakni menjadi
wilayah mereka ke dalam kawasan Taman Nasional juru bicara, mediator, sekaligus fasilitator. Sebagai
Gunung Halimun Salak (TNGHS) sebagaimana Surat juru bicara, ia aktif menyampaikan berbagai problem
Keputusan Kementerian Kehutanan RI No. 175/Kpts- yang dihadapi oleh masyarakat adat kepada negara.

115
Seminar Nasional Riset Terapan 2017 | SENASSET 2017 ISBN: 978-602-73672-1-0
Serang, 25 November 2017

Sebagai mediator, ia memediasi kepentingan adat memperlancar proses-proses pembangunan. Hal ini
dengan negara ataupun para pihak lain. Sedangkan disadari karena pembangunan dan perubahan sosial
sebagai fasilitator, ia memfasilitasi berbagai tidak akan membawa hasil atau dampak sebagaimana
pertemuan adat dengan para-pihak terkait persoalan- diharapkan tanpa melalui proses-proses komunikasi
persoalan yang dihadapi oleh adat. Tujuannnya yang baik, baik antara pemerintah sebagai subjek
adalah tidak lain agar problem adat, terutama problem pembangunan maupun masyarakat sebagai objek
ketertinggalan dan marjinalisasi akibat pembangunan.
ketidakberpihakan negara terhadap masyarakat adat Pembangunan merupakan suatu proses perubahan
dapat teratasi. yang direncanakan dan dikehendaki. Setidak-
Terkait dengan hal tersebut di atas, kajian ini tidaknya, pembangunan pada umumnya merupakan
dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang: kehendak masyarakat yang terwujud dalam
Pertama, bagaimana implementasi peran ketua adat keputusan-keputusan yang diambil oleh para
sebagai aktor dalam komunikasi pembangunan. pemimpinnya, yang kemudian disusun dalam suatu
Kedua, bagaimana implikasi dari perannya bagi perencanaan yang selanjutnya dilaksanakan
pembangunan dan kemajuan masyarakat adat. (Soekanto, 2009: 381). Kaitannya dengan
komunikasi, maka komunikasi pembangunan
setidaknya mensyaratkan kehadiran tiga komponen.
Landasan Konsep
Pertama, komunikator pembangunan, bisa terdiri dari
Komunikasi Pembangunan aparat pemerintah, lembaga donor, atau bahkan aktor
Komunikasi dan pembangunan adalah dua istilah kultural di masyarakat. Kedua, pesan pembangunan,
yang memiliki keterkaitan. Sebab komunikasi berisi ide, gagasan ataupun program-program
berperan sangat besar terhadap proses-proses pembangunan. Ketiga, komunikan pembangunan,
pembangunan. Dalam hal ini komunikasi yakni khalayak atau masyarakat yang menjadi
Pembangunan adalah konteks komunikasi yang sasaran atau objek pembangunan.
dilakukan baik oleh individu maupun kelompok
sebagai usaha untuk kepentingan pembangunan. Aktor Komunikasi Pembangunan
Secara sempit komunikasi pembangunan dapat Proses pembangunan atau perubahan sosial
didefinisikan sebagai upaya ataupun cara maupun senantiasa mensyaratkan kehadiran aktor sebagai
teknik penyampaian gagasan dan keterampilan- agen pembangunan atau agen perubahan sosial.
keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak Havelock (1982) menyebut bahwa agen perubahan
yang memprakarsai pembangunan dan ditujukan adalah seseorang atau individu yang bekerja untuk
kepada masyarakat luas. Tujuannya adalah agar terciptanya perubahan sosial dan suatu inovasi.
masyarakat memahami, menerima, dan berpartisipasi Menurut Rogers dan Shoemakers (dalam Havelock,
dalam melaksanakan gagasan-gagasan yang 1982: 7) di dalam menjalankan perannya itu, agen
disampaikan. Sedangkan secara luas meliputi peran perubahan berfungsi sebagai mata rantai komunikasi
dan fungsi komunikasi (sebagai suatu aktivitas antar-dua atau lebih sistem sosial. Yakni menjalin
pertukaran pesan secara timbal balik) di antara semua hubungan antara suatu sistem sosial yang
pihak yang terlibat dalam usaha pembangunan, mempelopori perubahan-perubahan dimaksud
terutama antara masyarakat dengan pemerintah, sejak dengan sistem sosial yang menjadi klien dalam usaha
dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian perubahan tersebut. Dalam hal ini, peranan agen
terhadap pembangunan (Nasution, 1996: 92) perubahan itu adalah sebagai:
Selain dikenal dengan istilah komunikasi 1. Katalisator, ia menjadi aktor penggerak
pembangunan, sejumlah ahli juga menyebut istilah masyarakat untuk melakukan perubahan.
lain dengan maksud yang sama. Istilah tersebut 2. Problem solver, yakni sosok yang berperan
adalah komunikasi untuk perubahan sosial. Istilah sebagai pemberi solusi terhadap berbagai
dimaksud semakna dengan komunikasi persoalan (pemecah masalah).
pembangunan karena hakikat dari pembangunan 3. Terlibat aktif dalam proses perubahan, yakni
adalah untuk perubahan sosial ke arah yang lebih membantu dalam proses pemecahan
baik. Sesuai dengan latar sejarahnya, istilah masalah dan penyebaran inovasi (difusi
komunikasi pembangunan atau komunikasi untuk inovasi).
perubahan sosial muncul seiring dengan dinamika 4. Menjadi penghubung dengan pihak atau
pembangunan dan perubahan sosial yang sumber-sumber yang dibutuhkan dalam
berlangsung di negara-negara dunia ketiga. Yakni, upayanya untuk mencari solusi atas
negara-negara yang tengah berusaha mengejar permasalahan (dalam pembangunan atau
ketertinggalan dari negara-negara maju (Suwarsono, perubahan sosial) yang dihadapi.
1991). Dalam perspektif komunikasi, aktor atau agen
Komunikasi pembangunan atau komunikasi dimaksud disebut pula sebagai komunikator
untuk perubahan sosial merupakan sesuatu yang pembangunan yang menjalankan peran baik juru
bersifat terapan, yakni sebagai bagian dari strategi bicara, mediator, maupun fasilitator, untuk
dalam berkomunikasi untuk memudahkan dan terciptanya jalinan komunikasi antara pihak yang
116
Seminar Nasional Riset Terapan 2017 | SENASSET 2017 ISBN: 978-602-73672-1-0
Serang, 25 November 2017

menjadi objek pembangunan dengan subjek berdasarkan SK Kemenhut RI No. 175/Kpts-II/2003,


pembangunan, seperti pemerintah, lembaga-lembaga dinyatakan masuk ke dalam kawasan Taman
donor, maupun pihak lain yang terlibat dalam proses- Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Suatu
proses pembangunan. kondisi yang kemudian berdampak pada terbatasnya
Dalam konteks kajian ini, peran-peran sosial yang aksesibilitas pembangunan ke wilayah-wilayah
dilakukan oleh ketua adat merupakan bentuk dari tersebut yang membuat masyarakat adat semakin
peran agen pembangunan atau perubahan sosial. Ia termarjinalisasi.
menjadi mata rantai komunikasi adat dengan Kondisi yang dialami oleh masyarakat kasepuhan
pemerintah atau pihak-pihak lain yang terlibat dalam akibat kebijakan dimaksud, telah memunculkan
proses pembangunan ataupun perubahan sosial di berbagai inisasi dari pihak adat untuk keluar dari
wilayah adat. Dalam praktiknya, sebagai representasi kondisi marjinal. Upaya atau inisiasi tersebut antara
adat, ia menjalin komunikasi dalam berbagai bentuk lain dengan memanfaatkan pranata adat berupa
dengan parapihak untuk menyuarakan kepentingan kegiatan upacara seren taun sebagai ruang dialog
adat, termasuk memanfaatkan pranata adat seperti antara masyarakat adat dengan pemerintah dan para
upacara seren taun sebagai ruang dialog antara pihak lain. Seren taun hakekatnya merupakan
masyarakat kasepuhan dengan elit politik, upacara adat yang dimaksudkan sebagai wujud rasa
pemerintah, dan parapihak lainnya. syukur masyarakat adat terhadap hasil panen yang
mereka peroleh dan dilaksanakan setiap tahun sekali.
2. METODE PENELITIAN Dalam kegiatan itu, adat mengundang unsur
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini pemerintah dan parapihak lain untuk melakukan
adalah kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu dialog menyangkut berbagai persoalan yang mereka
proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan hadapi.
pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena Dalam momentum tersebut, berbagai persoalan
sosial dan masalah manusia (Cresswell, 1998: 15). yang dialami oleh masyarakat adat disampaikan
Adapun tipe penelitian ini adalah deskriptif, langsung kepada unsur dan perwakilan pemerintah
bertujuan untuk menggambarkan secara tepat dan pihak-pihak terkait. Dalam hal ini ketua adat
bagaimana ketua adat berperan sebagai komunikator yang merepresentasikan kepentingan adat tampil
dalam komunikasi pembangunan, dan bagaimana menjadi aktor sekaligus komunikator yang
pula implikasinya bagi pembangunan dan kemajuan menyampaikan berbagai keluhan, tuntutan dan
masyarakat adat. harapan masyarakat kepada pemerintah, terutama
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan terkait dengan upaya adat untuk dapat keluar dari
studi kasus dalam bentuk desain kasus tunggal, yakni keterbelakangan dan ketertinggalan (marjinalisasi).
peneliti mengumpulkan data terarah berdasarkan Secara lebih spesifik problem yang disuarakan
pertanyaan yang terlebih dahulu ditentukan (Yin, secara konsisten oleh ketua adat dari setiap kegiatan
2006). Dalam pendekatan rumpun kualitatif, langkah- dialog dalam seren taun adalah melingkupi tiga
langkah studi kasus untuk pengumpulan data tidak persoalan mendasar. Pertama, soal keberadaan
terlepas dari ciri umum yang ditampilkan dalam komunitas adat di semua kasepuhan Banten Kidul
penelitian kualitatif. yang perlu memperoleh perhatian khusus dari
Adapun analisis data dilaksanakan sesuai tiga pemerintah, terutama pengadaan sarana dan
alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu prasarana publik seperti infrastruktur jalan, dan
reduksi data, penyajian data, dan penarikan aksesibilitas pembangunan di bidang pendidikan dan
kesimpulan atau klarifikasi. Dalam upaya melakukan kesehatan. Kedua, pentingnya bagi semua pihak
reduksi data ini terdapat proses pemilihan, untuk menjaga kelestarian adat, termasuk kelestarian
penyederhanaan, pengabstraksian dan transformasi lingkungan. Hal tersebut terkait bahwa masyarakat
data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis kasepuhan Banten Kidul selama ini dikenal sebagai
sebagaimana hasil temuan lapangan. Reduksi data ini masyarakat adat yang masih konsisten merawat nilai-
merupakan suatu bentuk analisis yang digunakan nilai tradisi lama yang bersumberkan dari kearifan
sebagai upaya untuk menajamkan, menggolongkan, dan pengetahuan lokal mereka. Adapun persoalan
mengarahkan, membuang yang tidak perlu, serta lingkungan juga menjadi fokus perhatian dikarenakan
mengorganisasikan data sehingga nantinya masyarakat adat tinggal di kawasan konservasi hutan
kesimpulan dapat ditarik secara tepat dan diverifikasi yang penting dijaga dan dipelihara oleh semua pihak.
(Silalahi, 2006:312). Ketiga, tuntutan masyarakat kasepuhan kepada
Pemerintah Kabupaten Lebak untuk menerbitkan
3. PEMBAHASAN Peraturan Daerah (Perda) tentang pengakuan dan
Ketua Adat sebagai Aktor Komunikasi perlindungan masyarakat adat. Bagi mereka, dengan
Pembangunan terbitnya perda, selain keberadaannya diakui secara
Salah satu problem yang dihadapi oleh hukum oleh negara, juga memungkinkan mereka
masyarakat Kasepuhan di wilayah Banten Kidul akan memperoleh aksesibilitas untuk berbagai
adalah problem eksistensi akibat kawasan yang program pembangunan dalam rangka melepaskan diri
selama ini mereka tinggali, sejak tahun 2003 silam, dari ketertinggalan dan marjinalisasi.
117
Seminar Nasional Riset Terapan 2017 | SENASSET 2017 ISBN: 978-602-73672-1-0
Serang, 25 November 2017

Selain sebagai juru bicara, dalam kapasitasnya mencari solusi atas permasalahan (dalam
sebagai mata-rantai komunikasi adat dengan negara pembangunan atau perubahan sosial) yang dihadapi.
dan parapihak lain, ketua adat juga menjalankan
peran sebagai mediator dan sekaligus fasilitator Implikasi bagi Pembangunan Masyarakat Adat
pembangunan. Pada kegiatan Seran Taun 2013, Peran ketua adat sebagai mata-rantai komunikasi
misalnya ia memediasi pertemuan antara Menteri antara adat dengan negara, memiliki implikasi cukup
Pembangunan Daerah Tertinggal Helmy Faisal Zaini positif. Seren taun, selain sebagai wujud rasa syukur
dengan para kepala desa di wilayah Kasepuhan masyarakat kasepuhan akan hasil panen yang
Cisungsang. Dari dialog antara menteri dan kepala berlimpah sekaligus ajang eksistensi adat, juga
desa itu kemudian dihasilkan komitmen pemerintah menjadi ruang dialog yang memiliki dampak bagi
untuk menggulirkan berbagai program pembangunan terjalinnya hubungan relasional antara adat dengan
baik sarana dan prasarana maupun bantuan alat-alat negara. Dalam hal ini, ketua adat tidak saja berhasil
pertanian. memosisikan diri sebagai aktor dan komunikator adat
Sedangkan peran fasilitasi dilakukan antara lain melalui perannya sebagai juru bicara adat, tetapi juga
ketika ketua adat memfasilitasi pertemuan bertajuk mampu menjadi mediator sekaligus fasilitator para
kegiatan Riungan ke-10 Satuan Adat Banten Kidul pihak yang memiliki keberpihakan terhadap adat,
(Sabaki) yang berlangsung dari 19 hingga 21 utamanya dalam konteks pembangunan.
September 2014. Kegiatan ini berlangsung formal Dampak positif yang dirasakan oleh masyarakat
dihadiri oleh sekitar 300 orang dan para sesepuh kasepuhan tidak hanya berupa munculnya berbagai
(olot) dari 43 kasepuhan. Acara ini juga dihadiri oleh perhatian dalam bentuk-bentuk seperti bantuan
Bupati Lebak Iti Oktavia Jayabaya, staf ahli Gubernur infrastruktur, melainkan juga bentuk yang lain, yakni
Banten, unsur pimpinan DPRD Lebak, para kepala lahirnya pengakuan hukum atas hak dan kedaulatan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten masyarakat kasepuhan oleh Pemerintah Kabupaten
Lebak, dan sejumlah LSM yang concern terhadap Lebak.
persoalan adat. Dalam kesempatan itu, ia tidak saja Berdasarkan data yang berhasil dihimpun dari
menjadi tuan rumah tetapi juga menjadi aktor utama hasil observasi, wawancara dan telaah pustaka, dalam
kegiatan tersebut. Kegiatan tersebut antara lain kurun waktu sepuluh tahun terakhir, kawasan adat
membahas berbagai persoalan yang dihadapi oleh khususnya di wilayah Kasepuhan Cisungsang mulai
masyarakat adat di Kasepuhan Banten Kidul baik terdampak oleh berbagai program pembangunan
menyangkut aspek hukum, sosial, budaya maupun khususnya program pemberdayaan dan pembangunan
ekonomi, termasuk membahas agenda dan sarana dan prasarana. Baik program pembangunan
restrukturisasi organisasi Sabaki. Bahkan di yang bersumberkan dari pemerintah pusat, provinsi
penghujung kegiatan pada 21 September 2014, maupun kabupaten.
disaksikan ratusan peserta riungan dan ribuan pasang Untuk program pemberdayaan dan pelestarian
mata pengunjung lainnya ia tampil membacakan adat, pemerintah pusat setiap tahun bantuan program
sebuah deklarasi bernama Deklarasi Cisungsang yang renovasi dan pemeliharaan bangunan adat, termasuk
berisi tuntutan dan komitmen masyarakat adat dalam bentuk kegiatan seperti pelatihan dan
sebagai bagian dari warga negara kesatuan Republik pemberdayaan masyarakat. Demikian halnya
Indonesia (Malik, 2006: 110). program pembangunan yang berasal dari Pemerintah
Dalam perspektif komunikasi pembangunan atau Provinsi Banten. Kini, hampir setiap tahun berbagai
komunikasi untuk perubahan sosial, kapasitas dan program pembangunan dan kegiatan dialokasikan
peran-peran yang dilakukan oleh ketua adat untuk kepentingan pembangunan di wilayah
sebagaimana tersebut di atas, adalah manifestasi dari kasepuhan. Antara lain, bantuan pengerasan dan
kapasitas dan peran sebagai agen perubahan sosial di pengaspalan jalan menuju wilayah kasepuhan, serta
masyarakatnya. Baik sebagai komunikator atau juru bantuan di bidang pertanian.
bicara adat, maupun sebagai pihak yang memediasi Tidak hanya itu, pemanfaatan seren taun sebagai
dan memfasilitasi berbagai dialog, maupun ruang dialog antara adat dengan negara juga
pertemuan pemerintah dan para pihak lain untuk berdampak pada penetapan Desa Cisungsang, di
kepentingan pembangunan dan perubahan sosial di mana komunitas adat Kasepuhan Cisungsang berada,
masyarakat adat, ia sejatinya juga menjalankan peran- sebagai desa wisata oleh Dinas Pariwisata dan
peran sebagai; 1) katalisator, yakni menjadi aktor Provinsi pada tahun 2002 silam. Penetapan Desa
penggerak masyarakat untuk melakukan perubahan; Cisungsang sebagai desa wisata dikarenakan oleh
2) problem solver, yakni sosok yang berperan sebagai keunikan budaya masyarakatnya yang dicirikan
pemberi solusi terhadap berbagai persoalan (pemecah dengan penyelenggaraan kegiatan seren taun. Selain
masalah); 3) terlibat aktif dalam proses perubahan, itu Pemerintah Provinsi juga membuatkan home stay,
yakni membantu dalam proses pemecahan masalah dan setiap tahun kegiatan seren taun selalu
dan penyebaran inovasi (difusi inovasi); dan 4) dianggarkan dalam APBD.
menjadi penghubung dengan pihak atau sumber- Sementara Pemerintah Kabupaten Lebak,
sumber yang dibutuhkan dalam upayanya untuk selain memberikan perhatian dalam hal pemenuhan
sarana dan sarana, juga melalui kewenangan yang
118
Seminar Nasional Riset Terapan 2017 | SENASSET 2017 ISBN: 978-602-73672-1-0
Serang, 25 November 2017

dimilikinya, mengeluarkan sejumlah regulasi yang Peralihan. Perda ini juga membuka peluang bagi
meneguhkan keberadaan masyarakat kasepuhan masyarakat kasepuhan untuk memiliki sistem
sebagai entitas masyarakat yang memiliki hak dan pemerintahan sendiri berupa pemerintahan desa adat,
kedudukan yang sama dengan masyarakat bukan yang diatur melalui perda, sering dengan terbitnya
masyarakat adat. Antara lain melalui Surat Keputusan Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa
(SK) Bupati Lebak No. 430/Kep.298/Disdikbud/2013 (Bab III Pasal 8).
tentang Pengakuan Masyarakat Adat di Wilayah
Kesatuan Adat Banten Kidul di Kabupaten Lebak, 4. KESIMPULAN
yang kemudian disusul dengan lahirnya Perda tentang Ketua adat sebagai pemimpin sekaligus tokoh
hak dan kedaulatan masyarakat Kasepuhan Banten kultural masyarakat Kasepuhan Cisungsang
Kidul terhadap tanah dan hutan yang selama ratusan memiliki peran penting sebagai mata-rantai antara
tahun telah mereka diami. adat dengan negara. Berbagai problematika akibat
Perda lahir dari desakan masyarakat marjinalisasi dan ketidakberpihakan negara terhadap
kasepuhan akibat konflik yang mereka alami dengan masyarakat adat, berhasil disuarakan oleh ketua adat
pengelola kawasan Taman Nasional Gunung dalam setiap dialog adat dengan unsur pemerintah
Halimun Salak seiring dengan dikeluarkannya SK dengan memanfaatkan pranata adat seren taun. Dalam
Kemenhut No. 175/kpts-II/2003 tentang perluasan kapasitasnya sebagai komunikator atau juru bicara
kawasan TNGHS dari 40.000 hektar menjadi 113.000 adat, ia tidak hanya menyuarakan harapan masyarakat
hektar, yang mengakibatkan sebagian besar wilayah adat terhadap negara, tetapi juga tampil sebagai
mereka masuk dan diakui sebagai kawasan TNGHS. mediator dan fasilitator bagi pihak lain sebagai upaya
Di samping itu, dengan adanya perda keberadaan membuka aksesibilitas adat terhadap pembangunan.
masyarakat dengan segala adat dan istiadatnya bisa Berbagai peran yang dilakukan oleh ketua adat
terjaga. Perda tersebut telah disahkan oleh DPRD selaku komunikator pembangunan, itu telah
Lebak pada 19 November 2015 lalu. membawa dampak positif bagi munculnya beragam
Ketua Satuan Adat Banten Kidul bentuk perhatian negara terhadap adat.Ketertinggalan
(SABAKI), Sukanta, menilai seren taun dan dialog yang dialami oleh masyarakat adat akibat minimnya
yang berlangsung antara pihak kasepuhan dengan perhatian dari negara secara perlahan berhasil
pemerintah sebagai bentuk lobi adat yang sangat dientaskan seiring dengan masuknya berbagai
efektif. Desakan tentang perlunya perda yang program pembangunan, baik melalui program
disampaikan pihak kasepuhan dalam setiap seren taun pemberdayaan dan pelestarian adat maupun program
adalah contoh konkret dari kekuatan lobi adat kepada bersifat fisik, pembangunan sarana dan prasarana
pemerintah. Karena selain disampaikan secara lisan, jalan, hingga lahirnya Perda tentang pengakuan
pemerintah pada saat bersamaan melihat langsung masyarakat adat oleh Pemerintah Kabupaten Lebak.
tentang eksistensi mereka melalui perayaan seren
taun, sehingga tidak ada alasan untuk tidak PUSTAKA
menerbitkan perda (wawancara pada Jumat 13 Creswell, John W. 1998. Qualitative Inquiry and
November 2015 di gedung DPRD Lebak). Research Design Choosing Among Five
Adapun Perda tersebut berisi i 12 bab dan 29 Traditions. California: Sage Publication, Inc.
pasal, dengan perincian: Bab I berisi tentang Ekadjati, Edi S. 2009. Kebudayaan Sunda Jilid 2
Ketentuan Umum, di dalamnya antara lain (Zaman Pajajaran). Jakarta: Pustaka Jaya.
dinyatakan tentang pengakuan dan perlindungan Havelock, Ronald G. 1982. The Change Agent’s
masyarakat kasepuhan sebagai perwujudan konstitusi Guide to Innovation in Education. New Jersey:
dari negara untuk menghormati, melindungi dan Educational Technology Publications Englewood
memenuhi hak-hak asasi warga negara (pasal 1). Bab Cliffs.
II tentang Asas, Tujuan dan Ruang Lingkup. Bab III Lubis, Nina, dkk. 2006. Sejarah Kabupaten Lebak.
tentang Keberadaan dan Kedudukan Hukum Lebak: Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak.
Masyarakat Kasepuhan. Bab IV tentang Wilayah Malik, Abdul. 2016. Berjuang Menegakkan
Adat, yang juga mengakomodir konsepsi kasepuhan Eksistensi: Komunikasi Politik Masyarakat Adat
tentang zonasi (wewengkon) hutan yang terdiri dari Kasepuhan Banten Kidul. Serang: Biro Humas
leuweung kolot, leuweung titipan, leuweung dan Protokol Setda Provinsi Banten.
samparan atau cawisan, lahan garapan, dan paniisan, Nasution, Z. 1996. Komunikasi Pembangunan:
berikut tatacara dan mekanisme pendaftarannya Pengenalan Teori dan Penerapannya. Jakarta:
kepada pemerintah daerah untuk kepentingan Raja Grafika Persada.
pengakuan secara hukum. Bab V tentang Hak Rahzen, Taufik dan Hartono, Agustinus. Strategi
Masyarakat Kasepuhan. Bab VI tentang Lembaga Pemberdayaan Komunitas Adat. Jakarta:
Adat. Bab VII tentang Hukum Adat. Bab VIII tentang Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.
Pemberdayaan Masyarakat Kasepuhan. Bab IX Silalahi, U. 2006. Metode Penelitian Sosial.
tentang Penyelesaian Sengketa. Bab X tentang Bandung: Unpar Press.
Ketentuan Pidana dan Penyidikan. Bab XI tentang Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi Suatu
Ketentuan Umum. Bab XII tentang Ketentuan Pengantar. Jakarta: Grafindo Perkasa.
119
Seminar Nasional Riset Terapan 2017 | SENASSET 2017 ISBN: 978-602-73672-1-0
Serang, 25 November 2017

Suwarsono, Alvin Y.So. 1991. Perubahan Sosial dan


pembangunan. Jakarta: LP3ES.
Yin, Robert K. 2002. Studi Kasus Desain dan
Metode. Jakarta: RajaGrafindo Perkasa.

120

Anda mungkin juga menyukai