Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KOMUNIKASI PEMBANGUNAN DAN PERUBAHAN SOSIAL

NAMA : GAUDENSIA DELLA BILA

NIM : 43120026

ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA KUPANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul "Komunikasi Pembangunan
dan Perubahan Sosial" ini.

Makalah ini saya buat guna memenuhi Ujian Akhir Semester dari mata kuliah
Komunikasi Pembangunan dan Perubahan Sosial yang diampu oleh Bapak Mikhael
Rajamuda Bataona.Saya berharap, makalah ini dapat berguna dan menambah wawasan bagi
para pembaca. Sebagai manusia yang tidak luput dari kekurangan, saya menyadari bahwa
masih banyak kekurangan yang ada pada makalah ini, untuk itu saya mohon maaf sebesar-
besarnya. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca demi
perbaikan pembuatan karya ilmiah saya kedepannya.

Akhir kata,saya sangat berterima kasih kepada siapapun yang membantu saya dalam
proses pengerjaan makalah ini, mulai dari dosen pembimbing, orang tua dan teman-
teman.semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi diri saya sendiri

Kupang, 05 Desember
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di era sekarang ini, pembangunan disegala bidang sedang giat-giatnya dilaksanakan


mulai dari perkotaan hingga ketingkat pedesaan. Puluhan juta bahkan ratusan juta dana
dikucurkan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah atau ke kelompok-kelompok
masyarakat didaerah untuk menunjang keberhasilan pembangunan di daerah tersebut.

Demi keberhasilan pembangunan tersebut maka peran serta masyarakat dalam


menentukan arah pemabangunan sangatlah penting agar tujuan dari pembangunan tersebut
bisa mencapai sasaran, yaitu bidang-bidang pembangunan yang dilaksanakan sesuai dengan
apa yang menjadi kebutuhan masyarakat setempat.

Untuk itu diperlukan suatu komunikasi antara pemerintah sebagai pihak yang hendak
membangun dengan masyarakat sebagai sasaran dari pembangunan tersebut, sehingga
pembangunan yang dijalankan bisa betul-betul sesuai dengan apa yang diharapkan.

Keberhasilan pembangunan tidak lepas dari adanya komunikasi pembanguan.


Komunikasi memiliki peran yang sangat penting, sebagai contoh, suatu kelompok tani perlu
mengkomunikasikan tentang kebutuhan pupuk anggotanya kepada pemerintah sehingga
pemerintah bisa memberikan pupuk sesuai dengan kebutuhan kelompok tani tersebut.

Luasnya wilayah Republik Indonesia dengan jenis geografi yang berbeda disetiap
wilayahnya, serta budaya yang beragam menjadi satu masalah tersendiri dalam pembangunan
dewasa ini, sebab kadangkala suatu program yang direncanakan tidak sesuai dengan kondisi
masyarakat setempat.

Hal tersebut telah coba diselesaikan dengan dihadirkannya sistem otonomi daerah.
Dimana pemerintah daerah diberi kesempatan untuk mengelola dananya sendiri sesuai
dengan kebutuhan masyarakatnya.

Namun dengan hadirnya sistem otonomi ini tidak semerta-merta menghilangkan


segala persoalan yang ada. Ketidak mengertian pemerintah daerah tentang pentingnya
komunikasi pembangunan ditambah dengan partsipasi masyrakat dalam pembangunan yang
sangat minim membuat suatu program terkadang tidak diterima oleh masyarakat.

B. Rumusan Masalah.

Siapa, apa, dan bagaimana komunikasi pembangunan itu kaitannya dengan


kesuksesan pembangunan serta apa dampak yang ditimbulkan dengan adanya komunikasi
pembangunan?

C. Tujuan dan Manfaat

Mengetahui lebih jauh tentang Komunikasi pembangunan, siapa, apa, dan bagaimana
dampak yang ditimbulkan komunikasi pembangunan
BAB II

PEMBAHASAN

II.1. Komunikasi Pembangunan

II.1.1. Pengertian Komunikasi Pembangunan

Mengaitkan pembahasan komunikasi dengan pembangunan sudah barang tentu


kajiannya tidak lepas dari usaha penyebaran pesan – pesan (ide, gagasan dan inovasi) kepada
sejumlah besar orang. Bagaimana suatu ide, gagasan, atau inovasi pembangunan
diperkenalkan, dijelaskan hingga menimbulkan efek tertentu sebagai sesuatu yang
bermanfaat. Yang jelas, komunikasi dan pembangunan mempunyai keterkaitan
memperbincangkan hal yang sama yaitu tentang dimensi perubahan pada individu dan
masyarakat.

Menurut Peterson, komunikasi pembangunan adalah usaha yang terorganisir untuk


menggunakan proses komunikasi dan media dalam meningkatkan taraf sosial dan ekonomi
yang secara umum berlangsung dalam negara sedang berkembang (Dilla, 2007:115).
Komunikasi pembangunan ada pada segala macam tingkatan, dari seorang petani sampai
pejabat pemerintah dan negara, termasuk juga di dalamnya dapat berbentuk pembicaraan
kelompok, musyawarah pada lembaga resmi siaran dan lain – lain. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa komunikasi pembangunan merupakan suatu inovasi yang diterima oleh
masyarakat melalui proses komunikasi.

Komunikasi pembangunan merupakan disiplin ilmu dan praktikum komunikasi dalam


konteks negara – negara sedang berkembang, terutama kegiatan komunikasi untuk perubahan
sosial yang berencana. Komunikasi pembangunan dimaksudkan untuk secara sadar
meningkatkan pembangunan manusiawi. Komunikasi pembangunan yang diutamakan adalah
kegiatan mendidik dan memotivasi masyarakat, bukannya memberikan laporan yang tidak
realistik dari fakta – fakta atau sekedar penonjolan diri. Tujuan komunikasi adalah untuk
menanamkan gagasan – gagasan, sikap mental, dan mengajarkan keterampilan yang
dibutuhkan oleh suatu negara berkembang. Secara pragmatis dapat dirumuskan bahwa
komunikasi pembangunan adalah komunikasi yang dilakukan untuk melaksanakan rencana
pembangunan suatu negara (Harun dan Ardianto,2011:161).

Berdasarkan pandangan dan kenyataan yang berkembang, menurut beberapa ahli


secara umum konsep komunikasi pembangunan dapat dirangkum menjadi dua perspektif
pengertian, yakni pengertian dalam arti luas dan pengertian dalam arti sempit (Dilla,
2007:116).

a. Pengertian dalam arti luas

Dalam pengertian yang luas ini, dapat digolongkan berbagai pendekatan yang berasal
dari berbagai disiplin ilmu yang mengupas masalah relasi dan interelasi komunikasi dengan
pembangunan. Singkatnya, komunikasi pembangunan dalam arti yang luas meliputi peran
dan fungsi komunikasi sebagai aktivitas pertukaran pesan secara timbal balik di antara
masyarakat dan pemerintah, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pembangunan.
b. Pengertian dalam arti sempit

Dalam arti sempit, pengertian komunikasi pembangunan adalah segala upaya, cara
dan teknik penyampaian gagasan dan keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak
yang memprakarsai pembangunan kepada masyarakat yang menjadi sasaran, agar dapat
memahami, menerima dan berpartisipasi dalam pembangunan. Pada konteks ini, komunikasi
pembangunan dilihat sebagai rangkaian usaha mengkomunikasikan pembangunan kepada
masyarakat, agar mereka ikut serta dalam memperoleh manfaat dari kegiatan pembangunan
yang dilaksanakan oleh suatu bangsa. Usaha tersebut mencakup studi, analisis, promosi dan
evaluasi teknologi komunikasi untuk seluruh sektor pembangunan.

II.1.2. Tujuan Komunikasi Pembangunan

Tujuan komunikasi pembangunan ialah untuk memajukan pembangunan.


Pembangunan diperlukan agar rakyat yang mempunyai kadar huruf serta pendapatan dan
sosial-ekonomi yang rendah lebih dapat terangkat taraf hidupnya. Untuk itu mereka harus
diberitahu mengenai ide dan kemahiran yang belum mereka kenal dalam jangka waktu yang
singkat. Seperti halnya yang dinyatakan oleh Nora C. Quebral (Harun dan Ardianto,
2011:162):

Tujuan komunikasi pembangunan adalah mencapai pembangunan yang berkelanjutan.


Pembangunan menginginkan bahwa sekelompok massa orang- orang dengan tingkat literasi
(melek huruf) dan penghasilan rendah, dan atribut-atribut sosio-ekonomi bahwa mereka harus
berubah, pertama-tama semua menjadi terbuka tentang informasi dan dimotivasi untuk
menerima dan menggunakan secara besar-besaran ide-ide dan keterampilan- keterampilan
yang tidak familiar dalam waktu yang singkat dibanding proses yang diambil dalam keadaan
normal.

Rogers dan Andhikarya menyarankan perlunya dirumuskan suatu pendekatan baru


dalam proses komunikasi antarmanusia yaitu suatu pendekatan konvergensi yang didasarkan
pada model komunikasi yang sirkuler, menggantikan model linear yang umumnya dianut
selama ini. Selain itu, diketengahkan pula perlunya ditingkatkan partisipasi semua pihak yang
ikut serta dalam proses komunikasi, demi tercapainya suatu fokus bersama dalam
memandang permasalahan yang dihadapi. Dengan kata lain, pendekatan ini bertolak dari
dialog antarsemua pihak, dan bukan seperti selama ini hanya atau lebih banyak ditentukan
oleh salah satu pihak saja.

II.1.3. Prinsip – Prinsip Komunikasi Pembangunan

Agar komunikasi pembangunan lebih berhasil mencapai sasarannya serta dapat


menghindarkan kemungkinan – kemungkinan efek yang tidak diinginkan, tentunya harus
mempertimbangkan hal – hal yang disorot tadi. Kesenjangan efek yang ditimbulkan oleh
kekeliruan cara – cara komunikasi selama ini, menurut Rogers dan Adhikarya dapat
diperkecil bila strategi komunikasi pembangunan dirumuskan sedemikian rupa mencakup
prinsip – prinsip sebagai berikut (Harun dan Ardianto,2011:163):

1.Penggunaan pesan yang dirancang khusus (tailored messages) untuk khalayak yang
spesifik. Misalnya bila hendak menjangkau khalayak miskin, pada perumusan pesan, tingkat
bahasa, gaya penyajian dan sebagainya disusun sedemikian rupa agar dapat dimengerti dan
serasi dengan kondisi mereka.
2.Pendekatan ceiling effect yaitu dengan mengkomunikasikan pesan – pesan yang bagi
golongan yang tidak setuju, katakanlah golongan atas, merupakan redundansi (tidak lagi
begitu berguna karena sudah dilampaui mereka) atau kecil manfaatnya, namun tetap
berfaedah bagi golongan khalayak yang hendak dijangkau. Dengan cara ini, dimaksudkan
agar golongan khalayak yang benar – benar berkepentingan tersebut mempunyai kesempatan
untuk mengejar ketertinggalannya, dan dengan demikian diharapkan dapat mempersempit
jarak efek komunikasi.

3.Penggunaan pendekatan narrow casting atau melokalisasi pesan bagi kepentingan khalayak.
Lokalisasi di sini berarti disesuaikannya penyampaian informasi yang dimaksud dengan
situasi kesempatan di mana khalayak yang berada.

4.Pemanfaatan saluran tradisional yaitu berbagai bentuk pertunjukan rakyat yang sejak lama
memang berfungsi sebagai saluran pesan yang akrab dengan masyarakat setempat.

5.Pengenalan para pemimpin opini di kalangan lapisan masyarakat yang berkekurangan


(disadvantage), dan meminta bantuan mereka untuk menolong mengkomunikasikan pesan –
pesan pembangunan.

6.Mengaktifkan keikutsertaan agen – agen perubahan yang berasal dari kalangan masyarakat
sendiri sebagai petugas lembaga pembangunan yang beroperasi di kalangan rekan sejawat
mereka sendiri.

7.Diciptakan dan dibina cara – cara atau mekanisme bagi keikutsertaan khalayak sebagai
pelaku – pelaku pembangunan itu sendiri, dalam proses pembangunan yaitu sejak tahap
perencanaan sampai evaluasinya.

II.1.4. Strategi Komunikasi Pembangunan

Pemilihan strategi komunikasi merupakan hal yang utama dan penting dalam
perencanaan pembangunan. Setiap strategi yang berbeda memerlukan penekanan yang
berbeda pada proses utamanya, dan pendekatannya pun bisa berbeda bergantung pada situasi
dan kondisi. Menurut Rogers (1976) fungsi komunikasi pada konteks ini dianggap sebagai
mekanisme untuk mendapatkan dukungan dan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan
rencana pembangunan. Karena itu pemerintah senantiasa perlu memperhatikan strategi apa
yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan sehingga efeknya sesuai dengan harapan
(Dilla, 2007:131).

Menurut AED ada empat strategi komunikasi pembangunan yang telah digunakan
selama ini yaitu (Harun dan Ardianto, 2011:164-166):

1. Strategi berdasarkan media

Para komunikator yang menggunakan strategi ini biasanya mengelompokkan kegiatan


mereka di sekitar medium tertentu yang mereka sukai. Strategi ini memang merupakan teknik
yang paling mudah, paling populer, dan tentunya yang paling kurang efektif. Strategi media
di sini secara tipikal memulai rencananya dengan mempertanyakan “apa yang dapat saya
lakukan dengan menggunakan radio?” atau “bagaimana caranya agar saya dapat
menggunakan televisi untuk menyampaikan pesan saya?”
2. Strategi desain instruksional

Menggunakan strategi ini pada umumnya adalah para pendidik. Mereka


memfokuskan strateginya pada pembelajaran individu – individu yang dituju sebagai suatu
sasaran yang fundamental. Strategi kelompok ini, mendasarkan diri pada teori – teori belajar
formal dan berfokus pada pendekatan sistem untuk pengembangan bahan – bahan belajar.
Berkat keikutsertaan kalangan pendidik tersebut di lapangan kegiatan ini, banyak pemahaman
yang diperoleh mengenai evaluasi formatif, uji coba, desain program berjenjang dan
sebaginya.

3. Strategi partisipatori

Dalam strategi partisipasi ini, prinsip – prinsip penting dalam mengorganisasi


kegiatan adalah kerja sama komunitas dan pertumbuhan pribadi. Yang dipentingkan dalam
strategi ini bukan pada berapa banyak informasi yang dipelajari seseorang melalui program
komunikasi pembangunan, tetapi lebih kepada pengalaman keikutsertaan sebagai seseorang
yang sederajat dalam proses berbagai pengetahuan atau keterampilan.

4. Strategi pemasaran

Strategi ini tumbuh sebagai suatu strategi komunikasi yang sifatnya paling langsung
dan terasa biasa. Contohnya seperti, “kalau anda dapat menjual pasta gigi, mengapa tidak
dapat menjual kesehatan, pertanian, dan keluarga berencana ? ”. Itulah prinsip social
marketing yang menjadi pegangan strategi ini.

II.2. Komunikasi Penyuluhan

II.2.1. Pengertian Komunikasi Penyuluhan

Secara harfiah, penyuluhan bersumber dari kata suluh yang berarti obor atau pun alat
untuk menerangi keadaan yang gelap. Dari asal perkataan tersebut, dapat diartikan bahwa
penyuluhan dimaksudkan untuk memberikan penerangan atau pun penjelasan kepada mereka
yang disuluh, agar tidak lagi berada dalam kegelapan mengenai sesuatu masalah tertentu
(Nasution, 1990:7).

Clear et al. membuat rumusan bahwa penyuluhan merupakan jenis khusus pendidikan
pemecahan masalah (problem solving) yang berorientasi pada tindakan, mengajarkan sesuatu,
mendemostrasikan, dan memotivasi, tapi tidak melakukan pengaturan (regulating) dan juga
tidak melaksanakan program yang non-edukatif (Nasution, 1990:8).

Penyuluhan pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan pendidikan non- formal


dalam rangka mengubah masyarakat menuju keadaan yang lebih baik seperti yang dicita –
citakan. Dalam upaya mengubah masyarakat tersebut, terdapat unsur – unsur seperti
gagasan/ide/konsep yang dididikkan lembaga/pihak yang memprakarsai perubahan
masyarakat secara keseluruhan, tenaga penyebar ide/konsep yang dimaksud, dan anggota
masyarakat baik secara individu maupun secara keseluruhan yang menjadi sasaran dari
kegiatan penyuluhan tersebut.

Dalam melakukan penyuluhan, faktor penyampaian hal – hal yang disuluhkan adalah
amat penting. Karena itu penyuluhan menuntut dipersiapkannya lebih dahulu desain yang
secara terperinci dan spesifik menggambarkan hal – hal pokok sebagai berikut ini (Nasution,
1990:1):

1.Masalah yang dihadapi

2.Siapa yang disuluh

3.Apa tujuan (objectivities) yang hendak dicapai dari setiap kegiatan penyuluhan

4.Pengembangan pesan

5.Metoda atau saluran yang digunakan

6.Sistem evaluasi “telah terpasang” atau “built-in” di dalam rencana keseluruhan kegiatan
dimaksud.

II.2.2. Faktor Pendukung Efektifitas Penyuluhan

Di dalam membahas faktor pendukung efektifitas penyuluhan, maka akan dibahas


banyak unsur – unsur yang sangat berperanan dalam tercapainya efektifitas suatu
penyuluhan. Di antara faktor – faktor tersebut. metode penyuluhan adalah salah satu faktor
terpenting untuk diketahui dan diperdalam pemahamannya agar tujuan penyuluhan dapat
tercapai secara optimal.

a. Metode Penyuluhan

Pilihan seorang agen penyuluhan terhadap suatu metode penyuluhan sangat


tergantung kepada tujuan khusus yang ingin dicapainya dan situasi kerjanya. Karena
beragamnya metode penyuluhan yang dapat digunakan dalam kegiatan penyuluhan, maka
perlu diketahui penggolongan metode penyuluhan menurut jumlah sasaran yang hendak
dicapai.

Berdasarkan pendekatan sasaran yang ingin dicapai, penggolongan metode ini dibagi
atas tiga yakni (Setiana, 2005:49-52):

1.Pendekatan Perorangan

Dalam metode ini, penyuluh berhubungan secara langsung maupun tidak langsung
dengan sasarannya secara perorangan. Metode pendekatan perorangan atau personal approach
menurut Kartasapoetra sangat efektif digunakan dalam penyuluhan karena sasaran dapat
secara langsung memecahkan masalahnya dengan bimbingan khusus dari penyuluh. Dari segi
jumlah sasaran yang ingin dicapai, metode ini kurang efektif karena terbatasnya jangkauan
penyuluh untuk mengunjungi dan membimbing sasaran secara individu.

Metode pendekatan individu akan lebih tepat digunakan dalam mendekati tokoh –
tokoh masyarakat yang berpengaruh atau pun pada golongan petani atau peternak yang
menjadi panutan masyarakat setempat. Menurut Van Den Ban dan Hawkins, metode
pendekatan perorangan pada hakikatnya adalah paling efektif dan intensif dibanding metode
lainnya, namun karena berbagai kelemahan di dalamnya, maka pendekatan ini jarang
diterapkan pada program – program penyuluhan yang membutuhkan waktu yang relatif
cepat. Termasuk dalam metode pendekatan perorangan atau personal approach antara lain;
kunjungan ke rumah, kunjungan ke lokasi atau lahan usaha tani, surat menyurat, hubungan
telepon, kontak informal, magang, dalan lain sebagainya.

2. Pendekatan Kelompok

Dalam metode pendekatan kelompok, penyuluh berhubungan dengan sasaran


penyuluhan secara kelompok. Metode pendekatan kelompok atau group approach menurut
Kartasapoetra cukup efektif, dikarenakan petani atau peternak dibimbing dan diarahkan
secara kelompok untuk melakukan sesuatu kegiatan yang lebih produktif atas dasar kerja
sama. Dalam pendekatan kelompok banyak manfaat yang dapat diambil, disamping dari
transfer teknologi informasi juga terjadinya tukar pendapat dan pengalaman antar sasaran
penyuluhan dalam kelompok yang bersangkutan.

Metode pendekatan kelompok pada umumnya berdaya guna dan berhasil guna tinggi,
namun keberadaan kelompok di pedesaan yang cukup mantap dan terorganisir dengan baik
masih menjadi kendala bagi penyuluh. Metode dengan pendekatan kelompok lebih
menguntungkan karena memungkinkan adanya umpan balik, dan interaksi kelompok yang
memberi kesempatan bertukar pengalaman maupun pengaruh terhadap perilaku dan norma
para anggotanya. Termasuk metode pendekatan kelompok diantaranya adalah diskusi,
demonstrasi cara, demonstrasi hasil, karyawisata, kursus tani, temu karya, temu lapang, temu
usah, mimbar sarasehan, perlombaan dan lain sebagainya.

3. Pendekatan Massal

Metode pendekatan massal atau mass approach. Sesuai dengan namanya, metode ini
dapat menjangkau sasaran dengan jumlah yang cukup banyak. Dipandang dari segi
penyampaian informasi metode ini cukup baik, namun terbatas hanya dapat menimbulkan
kesadaran atau keingintahuan semata. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa metode
pendekatan massa dapat mempercepat proses perubahan, tetapi jarang dapat mewujudkan
perubahan dalam perilaku. Hal ini disebabkan karena pemberi dan penerima pesan cenderung
mengalami proses selektif saat menggunakan media massa sehingga pesan yang disampaikan
mengalami distorsi. Termasuk dalam metode pendekatan massal antara lain adalah rapat
umum, siaran radio, kampanye, pemutaran film, penyebaran leaflet, folder atau poster, surat
kabar dan lain sebagainya.

Beragamnya metode penyuluhan bukan berarti kita harus memilih yang paling baik
dari sekian metode yang ada, tetapi bagaimana metode tersebut cocok atau sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai dalam penyuluhan. Apabila tujuan penyuluhan hanya terbatas agar
sasaran penyuluhan mengerti dan sadar hingga menaruh minat, maka metode pendekatan
massal dapat digunakan. Jika pada proses penyuluhan diharapkan sasaran tidak hanya sadar
dan berminat, tetapi sampai kepada mampu menilai dan mencoba, maka pendekatan yang
lebih tepat adalah metode pendekatan kelompok. Selanjutnya apabila sasaran diharapkan
dapat berkonsultasi secara intensif dan mendetail untuk memantapkan keputusan di dalam
mengadopsi inovasi, maka pendekatan perorangan atau individu adalah pilihan yang paling
tepat dan efektif. Karena kondisi sasaran pada umumnya beragam, maka pada hakikatnya
penggabungan atau kombinasi dari berbagai metode penyuluhan akan memberi manfaat yang
lebih baik dalam pencapaian tujuan penyuluhan.
b. Materi Penyuluhan

Materi penyuluhan adalah segala sesuatu yang disampaikan dalam kegiatan


penyuluhan berupa informasi – informasi atau pesan. Pesan merupakan seperangkat simbol
verbal dan nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud. Selanjutnya
Lasswell mengatakan pesan mempunyai tiga komponen yaitu makna (gagasan, ide, dan nilai),
simbol yang digunakan (bahasa atau kata – kata) dan bentuk pesan (verbal dan nonverbal).
Materi dalam penyuluhan adalah yang sesuai dengan kebutuhan sasaran dan dapat
memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh sasaran penyuluhan.

c.Waktu dan Tempat Penyuluhan

Dalam penyuluhan waktu dan tempat yang tepat harus sesuai situasi dan kondisi
masyarakat sasaran penting dan saling berkaitan dalam mencapai tujuan penyuluhan. Kapan
dan dimana dilaksanakan penyuluhan harus terkesan tidak mengganggu dan merugikan
sasaran.

II.2. PERUBAHAN SOSIAL

Perubahan sosial adalah bentuk peralihan yang merubah tata kehidupan masyarakat yang
berlangsung terus menerus karena sifat sosial yang dinamis dan bisa terus berubah.

Karena pada hakikatnya manusia tidak bisa berhenti pada satu titik tertentu sepanjang
masa yang artinya mereka akan selalu mengalami perubahan. Baik itu perubahan yang cepat
atau lambat, maupun Perubahan yang kecil atau besar.

Masyarakat memiliki peran penting terhadap terjadinya perubahan sosial pada jangka
waktu tertentu. Masyarakat inilah yang kemudian akan menghadapi faktor-faktor terjadi
perubahan hingga mengalami perubahan sosial itu sendiri.

Setiap insan manusia memiliki sifat dasar yang selalu tidak puas, jadi wajar jika
manusia terus berkembang dan melakukan banyak perubahan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.

Seperti halnya yang terjadi pada Des Putri Puyu yang mengalami perubahan mata
pencaharian utama mereka dalam kesehariannya yang dibahas pada buku Dinamika dan
Perubahan Sosial pada Komunitas Lokal.

Pengertian Perubahan Sosial Menurut Para Ahli

Agar lebih yakin tentang pengertian perubahan sosial, Grameds bisa simak pengertian
perubahan sosial menurut para ahli sosiologi berikut ini:

1. Hirschman

Menurut Hirschman perubahan sosial adalah fenomena sosial yang terjadi karena
pengaruh komunikasi dan cara pola pikir masyarakat.Ia juga mengungkapkan bahwa
perubahan sosial dapat dipengaruhi oleh faktor internal, yakni konflik perubahan jumlah
penduduk, revolusi, penemuan baru dan juga faktor eksternal. Menurut Hirschman faktor
eksternal yang bisa mempengaruhi perubahan sosial adalah bencana alam,
2. Max Iver

Salah satu ahli sosiolog, Max Iver mengungkapkan pengertian perubahan sosial
adalah budaya dan sosial budaya inilah yang terus berubah yang bersifat kesinambungan
dengan hubungan sosial.

3. Max Weber

Menurut Max Weber yang juga merupakan ahli sosiologi terkenal mengungkapkan
bahwa perubahan sosial adalah situasi yang terjadi di masyarakat yang diakibatkan karena
ketidaksamaan dengan unsur-unsur sosial yang ada.

4. Gilin

Gillin berpendapat bahwa perubahan sosial adalah cara hidup yang dipengaruhi oleh
kondisi kebudayaan material, kondisi geografis, komposisi penduduk, ideologi dan dank
arena yang dipengaruhi oleh hasil penemuan penemuan baru.

5. W. Kornblum

Faktor penyebab terjadinya perubahan sosial menurut W. Kornblum karena adanya


susunan budaya yang bersifat bertahap atau dalam jangka waktu yang lama.

6. Kingsley Davis

Kingsley Davis dalam bukunya yang berjudul Human Society mengartikan perubahan
sosial sebagai perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.

7. Selo Sumardjan

Selo Sumardjan kemudian mendefinisikan lebih sederhana bahwa perubahan sosial


adalah budaya yang terjadi karena perubahan struktur dan fungsi sosial. Jadi perubahan sosial
akan secara otomatis mempengaruhi budaya masyarakat itu sendiri karena berkaitan dengan
kebiasaan masyarakat.

8. William F. Ogburn

Menurut William F. Ogburn perubahan sosial merupakan penekanan pada kondisi


teknologi yang menyebabkan terjadi perubahan pada aspek tertentu dalam kehidupan sosial
manusia. Contohnya perubahan sosial tersebut adalah kemajuan pengetahuan dan teknologi
yang kemudian akan sangat berpengaruh terhadap pola pikir masyarakat.

Proses Terjadinya Perubahan Sosial

1. Difusi

Difusi adalah proses penyebaran berbagai unsur pembentuk sosial dan kebudayaan,
yakni berupa ide, keyakinan, dan hal lainnya. Penyebaran ini bisa dilakukan dari individu ke
individu atau kelompok yang lebih besar dari itu. Proses difusi kemudian dibagi menjadi dua,
yakni difusi intramasyarakat dan difusi antarmasyarakat.

2. Akulturasi

Akulturasi adalah proses perubahan sosial yang terjadi karena masuknya suatu
kebudayaan asing ke dalam sekelompok masyarakat, sehingga unsur budaya asing itu
diterima dan disesuaikan dengan kebudayaan asli masyarakat tertentu. Budaya asing tersebut
masuk dan bisa diterima masyarakat tergantung bagaimana cara masuk budaya tersebut dan
jangka waktu penyesuaian tertentu.

3. Asimilasi

Asimilasi adalah proses perubahan sosial yang timbul jika ada dua individu atau
kelompok dengan latar budaya yang berbeda kemudian berinteraksi dengan intensi dalam
jangka waktu yang lama.Proses perubahan sosial ini kemudian akan menghilangkan budaya
tersebut atau mengurangi perbedaan antar golongan masyarakat. Asimilasi muncul agar
mencapai suatu tujuan yang sama antar golongan demi kepentingan bersama.

4. Akomodasi

Akomodasi adalah proses perubahan sosial yang menunjukan keseimbangan dalam


hubungan sosial antar golongan yang berkaitan dengan norma atau nilai yang berlaku di
masyarakat.

Bentuk-bentuk Interaksi SosialSetelah mengalami proses perubahan sosial, maka terciptalah


perubahan sosial baru yang bermacam-macam sesuai kondisi yang terjadi,antara lain :

1. Evolusi dan Revolusi

a. Evolusi

Evolusi adalah perubahan sosial yang terjadi dengan memakan waktu yang sangat
lama dan tanpa ada kehendak dari masyarakat itu sendiri. Perubahan sosial evolusi kemudian
yang dipengaruhi oleh dorongan masyarakat untuk menyesuaikan diri terhadap
perkembangan yang terjadi saat itu.

b. Revolusi

Revolusi adalah perubahan sosial yang terjadi dalam jangka waktu yang cepat dan
tidak direncanakan sebelumnya. Jadi revolusi adalh perubahan sosial kebalikan dari evolusi.

2. Direncanakan dan Tidak Direncanakan

a. Perubahan Yang Direncanakan

Perubahan sosial ini dikatakan direncanakan karena telah terjadi perubahan sesuai
dengan yang diperkirakan atau direncanakan oleh pihak yang membuat perubahan. Pihak
yang membuat perubahan itu kemudian kita kenal dengan sebutan agent of change.
b. Perubahan Yang Tidak Direncanakan

Perubahan sosial dikatakan tidak direncanakan karena terjadi diluar perkiraan atau
tanpa perencanaan terlebih dahulu. Biasanya perubahan sosial yang tidak direncanakan akan
ditentang oleh masyarakat yang bersangkutan atau diperdebatkan kehadirannya.

3. Perubahan Kecil dan Besar

a. Perubahan Kecil

Perubahan sosial yang kecil biasanya terjadi pada unsur perubahan yang tidak
memiliki pengaruh yang berarti, contohnya fashion dan lifestyle.

b. Perubahan Besar

Perubahan sosial yang besar biasanya memunculkan perdebatan di kalangan


masyarakat karena kehadirannya. Selain itu perubahan sosial yang besar memerlukan
keterlibatan masyarakat banyak sehingga menimbulkan reaksi dan pertentangan dari banyak
kalangan. Itu artinya perubahan sosial tersebut penting dan besar.Seberapa besar maupun
kecil perubahannya tersebut perubahan sosial tidak bisa di hindari. Dimana setiap menitnya
akan selalu terjadi perubahan di tengah masyarakat yang dibahas pada buku Teori dan
Strategi Perubahan Sosial di bawah ini.

Faktor Pendorong Perubahan Sosial

Perubahan sosial tidak terjadi begitu saja tanpa gejala dan faktor pendorongnya.
Bahkan ada beberapa hal yang menjadi faktor terkuat terjadinya perubahan sosial tersebut
bisa terjadi. Berikut ini beberapa faktor pendorong terjadinya perubahan sosial yang perlu
Grameds ketahui agar bisa mengenali gejala terjadinya perubahan sosial:

1. Adanya Penemuan Baru

Adanya penemuan baru dalam sebuah komunitas tertentu akan membawa perubahan
pada sosial tersebut karena adanya budaya baru yang bisa menggantikan budaya lama atau
mencampurnya menjadi satu kesatuan.

2. Pengaruh Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk dapat mempengaruhi perubahan sosial karena dapat struktur atau
tatanan masyarakat pada suatu komunitas. Jumlah penduduk juga akan menjadi kekuatan
bagaimana perubahan sosial tersebut bisa terjadi, semakin banyak orang yang menggunakan
budaya baru maka suatu budaya lama juga akan mudah hilang atau tergantikan.

3. Munculnya Konflik

Konflik, pertarungan, atau pertentangan sangat wajar terjadi pada sebuah sosial
tertentu. Konflik pada suatu sosial bisa saja terjadi karena adanya kemajemukan atau
munculnya mayoritas dan minoritas dalam sebuah komunitas tertentu.
Dari konflik inilah maka suatu sosial harus mencari jawaban dari masalah tersebut yang
kemudian akan menghasilkan budaya baru atau fenomena sosial yang baru.

4. Terjadi Revolusi

Revolusi atau pemberontakan juga bisa mempengaruhi terjadinya perubahan sosial


karena fenomena ini menjadi tanda adanya hal baru yang harus dilakukan. Misalnya karena
telah terjadi perang atau bencana alam.

5. Keterbukaan Pada Lapisan Masyarakat

Keterbukaan pada lapisan masyarakat bisa menjadi faktor terjadinya perubahan sosial
karena kehadiran tipe masyarakat sangat berpengaruh dalam merespon sesuatu hal yang
baru.Masyarakat yang berpengaruh adalah mereka yang memiliki keterbukaan dan openmind
terhadap hal-hal baru sehingga mudah menerima perubahan tersebut. Dengan adanya
masyarakat yang selalu mengalami perubahan, maka perubahan sosial juga selalu
berkembang dan diperbaharui. Hal ini juga dibahas pada buku Sosiologi Perubahan Sosial
oleh John Scott.

6. Motivasi Berprestasi

Masyarakat yang memiliki motivasi untuk berprestasi berarti memiliki keinginan


untuk maju dan berkembang. Maka hal ini dapat membuat suatu komunitas lebih terbuka dan
openmind pada hal-hal baru karena memiliki kesadaran untuk berubah menjadi lebih baik.
Faktor ini dapat memberi dampak positif bagi perubahan sosial yang terjadi di tengah-tengah
masyarakat.

7. Sistem Pendidikan Maju

Berbicara tentang perubahan sosial maka tidak bisa dijauhkan dari faktor pendidikan
yang berperan penting dalam terjadinya perubahan sosial.Tolak ukurnya pendidikan terus
mengalami perkembangan maka pendidikan pulalah yang membuat seseorang menjadi
belajar menghadapi perubahan.

Maka semakin tinggi dan berkualitasnya pendidikan maka akan besar pula peluang untuk
memiliki perspektif dan wawasan seseorang untuk menerima perubahan.

Contoh Perubahan Sosial

Setelah mengetahui pengertian, proses, bentuk, dan faktor pendukungnya, maka


Grameds perlu mengetahui contoh perubahan sosial yang konkret pernah terjadi di kehidupan
masyarakat. Perubahan ini kemudian akan menjadi jejak dan sejarah sosial dan kebudayaan
sebuah peradaban atau komunitas tertentu. Berikut ini contoh perubahan sosial yang perlu
Grameds ketahui:

1. Bersifat Besar

Berdasarkan catatan sejarah Indonesia, negara kita sudah banyak mengalami banyak
perubahan sosial. Salah satu contoh perubahan sosial yang bersifat besar pernah terjadi di
Indonesia sekitar 20 tahun yang lalu pada sistem pertanian kita yang masih tradisional atau
menggunakan cara sederhana.

Misalnya cara menyemai padi, menanam padi, merawat, hingga memanen padi masih
dilakukan secara tradisional. Semakin berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan di
Indonesia ini pun membawa perubahan pada sosial para petani yakni bagaimana kebiasaan
petani dahulu dan sekarang menjadi berubah.

Contohnya jika dahulu petani menyemai pada hanya di dalam ruangan saja, namun sekarang
etani bisa menanam padi dengan teknologi canggih agar menghasilkan bibit padi yang lebih
berkualitas.Hal ini juga dapat kita lihat pada masyarakat tradisional Madura dan
perkembangannya. Sebagai satuan ekohistorikal, keunikan Madura adalah bentukan ekologi
tegal yang khas membentuk pola permukiman yang terpencar, dan masih banyak lagi yang
dapat kamu pelajari pada buku Perubahan Sosial dalam Masyarakat Agraris Madura.

2. Bersifat Kecil

Contoh perubahan sosial yang bersifat kecil adalah perubahan yang terjadi pada gaya
berpakaian atau lifestyle. Fashion adalah satu fenomena yang sangat pesat perkembangannya
hanya dalam waktu yang singkat.Contoh yang paling mencolok kita melihat perubahan gaya
berpakaian adalah tren menggunakan hijab yang populer di tahun 2000. Padahal sebelumnya
hanya segelintir orang saja yang menggunakan hijab hingga sekarang tren hijab terus
berkembang dengan berbagai gaya hijab.
BAB III

PENUTUP

Komunikasi pembangunan dewasa ini adalah merupakan hal terpenting dalam


pembangunan dan tidak bisa disepelekan. Komunikasi pembangunan tidak sepenuhnya
menjadi komsumsi pemerintah, tepati dalam lembaga atau organisasi pun dibutuhkan.
Bahkan dalam keluarga sekalipun.

Dalam pembangunan ini, ada banyak peran yang dapat dilakukan komunikasi dalam
pembangunan, diantaranya :

1. Komunikasi dapat menciptakan iklim bagi perubahan dengan membujukkan nilai-nilai,


sikap mental, dan bentuk prilaku yang menunjang modernisasi.

2. Komunikasi dapat mengajarkan keterampilan-keterampilan baru, mulai dari baca-tulis ke


pertanian, hingga kekeberhasilan pembangunan hingga reparasi mobil. (schram, 1967)

3. Media massa dapat mengantarkan pengalaman-pengalaman yang seolah-olah dialami


sendiri, sehingga mengurangi biaya psikis dan ekonomis untuk menciptakan kepribadian
yang mobile.

4. Media massa dapat bertindak sebagai pengganda sumber-sumber daya pengetahuan.

5. Komunikasi dapat meningkatkan aspirasi yang merupakan perangsang untuk bertindak


nyata.

6. Komunikasi dapat membantu masyarakat menemukan norma-norma baru dan


keharmonisan dari masatransisi (Rao, 1966)

7. Komunikasidapat membuat orang lebih condong untuk berpartisipasi dalam pembuatan


keputusan di tengah kehidupan masyarakat.

8. Komunikasi dapat mengubah struktur kekuasaan pada masyarakat yang bercirikan


tradisional, dengan membawa pengetahuan kepada massa. Mereka yang memberi informasi
akan menjadi orang berarti, dan para pemimpin tradisional akan tertantang oleh kenyataan
bahwa ada orang lain yang yang juga mempunyai kelebihan dalam hal memiliki informasi.

9. komunikasi dapat membantu mayoritas populasi menyadari pentingnya arti keberadaan


mereka sebagai warga Negara, sehingga apat membantu meningkatkan aktivitas politik
(Rao.1966)

10. Komunikasi memudahkan perencanaan dan inflementasi program-program pembangunan


yang berkaitan dengan kebutuhan penduduk.
11. Komunikasi dapat membuat pembangunan ekonomi, social, dan politik menjadi suatu
proses yang berlangsung sendiri.

Pembangunan harus didukung oleh partisipasi masyarakat, dimana tingkat


keterlibatan masyarakatdalam paket program pembangunan sangat dibutuhkan, untuk itu
dibutuhkan upaya-upaya agar masyarakat bisa turut serta dalam pembangunan. Untuk itu
pada setiap tahapan-tahapan pembanguan keterlibatan masyarakat adalah mutlak.

Makalah ini dikutif dari beberapa sumber yang diambil di internet.

Anda mungkin juga menyukai