Anda di halaman 1dari 8

Nama : Muh.

Aldi Putra Hartono


Stambuk : B 501 19 056
Kelas : B Ilmu Komunikasi
Mata Kuliah : Komunikasi Pembangunan

1. Ruang Lingkup Komunikasi Pembangunan.


Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti/
makna. Arti ini perlu dipahami bersama oleh pihak-pihak yang terlibat dalam suatu
kegiatan komunikasi.

Situasi komunikasi serasi adalah yang diharapkan oleh komunikator maupun


komunikan. Komunikasi serasi hanya dapat dicapai apabila pihak-pihak yang terlibat
dalam suatu kegiatan komunikasi memberi arti dan makna yang sama kepada lambang-
lambang yang dipergunakan. Oleh karena itu landasan pokok untuk suatu komunikasi
yang serasi karena masyarakat hidup melalui komunikasi.

Komunikasi sosial adalah suatu kegiatan komunikasi yang lebih diarahkan


kepada pencapaian situasi integrasi sosial. Komunikasi sosial lebih inetensif daripada
komunikasi massa. Titik pangkal dari suatu komuniksai sosial adalah bahwa
komunikator dan komunikan perlu seia sekata dan sependapat tentang bahan / materi
yang akan dibahas dalam kegiatan komunikasi yang dilangsungkan. Suatu komunikasi
sosial akan berhasil apabila kedua pihak yang terlibat menganggap ada manfaatnya.
Komunikasi sosial dicapailah kestabilitas sosial, tertib sosial, penerusan nilai-nilai lama
dan baru yang digunakan masyarakat melalui komunikasi sosial, kesadaran masyarakat
dibina, dan diperluas.

Komunikasi pembangunan merupakan disiplin ilmu dari praktikum komunikasi


dalam konteks negara-negara yang sedang berkembang terutama komunikasi perubahan
sosial yang terencana. Komunikasi pembangunan akan menghapusakan kemiskinan
pengangguran dan ketidakadilan. Komunikasi pembangunan diutamakan adalah kegiatan
mendidik dan memotivasi masyarakat, bukan memberikan laporan tidak realistik dari
fakta –fakta atau sekedar penonjolan diri. Secara pragmatif dapat dirumuskan bahwa
komunikasi pembangunan adalah komunikasi yang dilakukan untuk melaksanakan
rencana pembangunan suatu negara.
Komunikasi pembangunan merupakan salah satu terobosan (break through)
dilingkungan sosial, seperti terobosan lainnya komunikasi pembangunan pada dasarnya
merupakan gagasan dan konsep yang tidak mudah diapresiasi atau dipahami sampai
kemudian diterjemahkan kedalam bentuk tindakan. Komunikasi pembangunan
merupakan inovasi yang harus diusahakan agar diketahui orang dan diterima sebelum
digunakan.

Komunikasi pembangunan dalam arti sempit merupakan segala upaya dan cara
serta teknik penyampaian gagasan keterampilan – keterampilan berasal dari pihak yang
memprakarsai pembangunan dan ditujukan kepada masyarakat. Kegiatan tersebut agar
masyarakat dapat memahami, menerima, dan berpartisipasi dalam melaksanakan gagasan
– gagasan

2. Tujuan Komunikasi Pembangunan.

Tujuan komunikasi pembangunan ialah untuk memajukan pembangunan.


Pembangunan memerlukan agar rakyat yang mempunyai kadar huruf serta pendapatan
dan sosio-ekonomi yang rendah, haruslah diberitahu mengenai ide dan kemahiran yang
belum mereka kenal dalam jangka waktu yang singkat.

Hal ini dinyatakan oleh Nora C. Quebral :

Tujuan komunikasi pembangunan adalah mencapai pembangunan yang berkelanjutan.


Pembangunan menginginkan bahwa sekelompok massa orang – orang dengan tingkat
literasi (melek huruf) dan penghasilan rendah, dan atribut – atribut sosio-ekonomi bahwa
mereka harus berubah, pertama – tama semua menjadi terbuka tentang informasi dan
dimotivasi untuk menerima dan menggunakan secara besar – besaran ide – ide dan
keterampilan – keterampilan yang tidak familiar dalam waktu singkat dibanding proses
yang diambil dalam keadaan normal.

Robert dan Adhikarya (1978) menyarankan perlunya dirumuskan suatu


pendekatan baru dalam proses komunikasi antarmanusia, yaitu suatu pendekatan
konvergensi yang didasarkan pada model komunikasi yang sirkuler menggantikan model
linier yang umumnya dianut selama ini. Menurut, kedua ahli itu, pendekatan konvergensi
berarti berusaha menuju suatu pengertian yang lebih bersifat timbal balik di antara
partisipan komunikasi dalam hal pengertian, perhatian, kebutuhan, ataupun titik pandang.

Selain itu, diketengahkan pula perlunya ditingkatkan partisipasi semua pihak


yang ikut serta dalam suatu proses komunikasi demi tercapainya suatu fokus bersama
dalam memandang permasalahan yang dihadapi. Dengan perkataan lain, pendekatan ini
bertolak dari dialog antar semua pihak dan bukan seperti selama ini hanya atau lebih
banyak ditentukan oleh salah satu pihak, biasanya komunikator saja.

3. Prinsip – prinsip komunikasi pembangunan

Agar komunikasi pembangunan lebih berhasil mencapai sasaranya, serta dapat


meghindarkan efek yang tidak di inginkan, tentunya harus memepertimbang kan hal-hal yang
disorot tadi. Menurut Rogers dan Adhikarya (1978) kesengajaan efek dapat diperkecil bila
strategi komunikasi pembangunan di rumuskan sedemikian rupa, jika mencangkup prinsip-
prinsip berikut :

1. Penggunaan pesan yang dirancang khusus ( tailored massages ) untuk halayak yang
spesifik.

2. Pendekatan ceiling effect yaitu dengan mengomunikasian pesan-pesan bagi


golongan yang tidak dituju.

3. Penggunaan pendekatan narou casting atau melokalisasi penyampaian pesan bagi


kepentingan khalayak

4. Pemanfaatan saluran tradisional, yaitu berbagai bentuk pertunjukan rakyat yang


sejak lama berfungsi sebagai saluran pesan yang akrab masyarakat setempat.

5. pengenalan para pemimpin opini di kalangan lapisan masyarakat yang berkurangan


(disadvantage )

6. Mengaktifkan keikutsertaan agen-agen perubahan yang berasal dari kalangan


bermasyarakat sendiri sebagai petugas lembaga pembangunan yang beropraasi
dikalangan rekan sejawat mereka sendiri

7. Dicipatak dan dibina cara-cara atau mekanisme bagai keikut sertaan khalayak
sebagai pelaku pembangunan itu sendiri.

4. Strategi komunikasi pembangunan


Menurut AED ( 1985 ) ada empat strategi komunikasi pembangunan yang telah
digunakan selama ini, yaitu

1. Strategi berdasarkan media ( media based strategies )

2. Strategi desain instruksional

3. Strategi partisipatori

4. strategi pemasaran

Masing – masing strategi mencerminkan sautu rangkaian proritas tertentu mengenai


bagaimana menggunakan komunikasi untuk mencapai kebutuhan pembangunan. Namun,
dalam kenyataanya bukan sedikit banyak program komunikasi pembangunan yang
merupakan gabungan dari beberapa strategi.

strategi berdasarkan media : para komunikator yang menggunakan strategi ini


biasanya mengelompokan kegiatan mereka di sekitar medium tertentu yang mereka sukai.

Strategi desain intruksional : menggunakan strategi ini pada umumnya adalah pada
pendidik. Strategi ini memfokuskan pada pembelajaran individu yang dituju sebagai sasaran
fundamental. Berkat keikutsertaan kalangan pendidikan banyak pemahaman yang diperoleh
mengenai evaluasi informatif, uji coba desain program berjenjang ( sequencesed program
design ) dan sebagainya.

Para desainer intruksional merupakan orang – orang yang berorientasi rencana dan
sistem (plan and system oriented) mereka melakukan identifikasi mengenai :

1. Kriteria yang hendak dicapai

2. Kriteria keberhasilan

3. Partisipan

4. Sumber – sumber (Resources)

5. Pendekatan yang digunakan

6. Waktu

Sebagai faktor-faktor yang ditimbang, dianalisis, distrukturkan, dan dimodifikasi


dalam suatu rencana secara tipikal dapat digolongkan dalam 3 tahapan yakni : tahap-tahap
perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
Strategi partisipasi : dalam strategi partisipasi prinsip-prinsip penting dalam
mengorganisasi kegiatan adalah bekerjasama dan pertumbuhan pribadi. Yang dipentingkan
dalam strategi ini lebih pada pengalaman keikutsertaan sebagai seseorang yang sederajat
(equal) dalam proses berbagai pengetahuan dan keterampilan.

Strategi pemasaran : strategi ini tumbuh sebagai suatu strategi komunikasi yang sifatnya
paling langsung dan terasa biasa.

5. Fungsi Komunikasi Pembangunan

Komunikasi pembangunan bersifat timbal balik mementingkan adanya dialog antara


kedua belah pihak yang memberikan penerangan atau menyampaikan pesan dengan pihak
yang menerima pesan / penerangan dan khalayak sendiri. Dengan demikian komunikasi
sosial dan komunikasi dilaksanakan secara bebas, terarah, jujur, dan bertanggungjawab.

Hedebro (1979) mengidentifikasi 3 aspek komunikasi dan pembangunan yang


berkaitan dengan tingkat analisisnya yaitu :

1. Pendekatan yang berfokus pada pembangunan suatu bangsa dan bagaimana media
komunikasi dapat menyumbang dalam upaya tersebut. Disini politik dan fungsi-fungsi media
massa merupakan objek studi.

2. Pendekatan yang dimaksud untuk memahami peranan media massa dalam


pembangunan nasional jauh lebih spesifik dan dipakai dengan efesien untuk mengajarkan
pengetahuan bagi masyarakat .

3. Pendekatan yang berorientasi kepada perubahan yang terjadi padda komunitas


lokal atau desa. Kosentrasinya adalah pada memperkenalkan ide – ide baru, produk dan cara-
cara baru dan penyebaranya di suatu desa atau wilayah.

Kebanyakan teori – teori pembangunan, ternyata dekembangkan dalam tradisi teori


pertumbuhan ekonomi yang telah berlangsung di negara-negara maju.

Menurut pengamatan frey ( 1973 ). Memang benar di awal ulasan para ahli ekonomi
ada terselip satu atau dua paragraf sekedar “ hiasan bibir “ mengenai pentingnya nilai-nilai,
faktor manusia, institusi sosial yang melingkungi dan sterusnya

Uraian Hagen (1962) dan McClellan (1961) sebagai pembahasan pembangunan


dengan pendekatan psikologis interaksional mereka mengemukakan aspek-aspek komunikasi.
Keduanya menonjolkan makna fundamental dari personalitas para anggota suatu masyarakat
bagi sistem sosial. Menurut Frey menekankan apa yang diberikan pada analisis yang lebih
mendalam pada masalah efek komunikasi. Ada 2 pertanda yang mencerminkan hal ini :

1.Proses internal pada suatu pesan dasar diterima – suatu proses intrapsikis yang
terjadi dalam diri seseorang. Within self communication

2. Bahwa sementara ongkos modernisasi boleh jadi besaranya. Namun sampai tingkat
tertentu dapat di atasi melalui komunikasi

Hagen dan McClelland, menekankan genarasional yang dapat ditanamkan dengan


komunikasi pembangunan tertentu. Hagen mengingatkan kita tentang effect developmental
dari suatu pesan yang di komunikasikan tidak semata-mata kepada khalayak yang di tuju,
tetapi juga melalui mereka.

Schramm ( 1964 ) merumuskan tugas pokok komunikasi dalam suatu pembangunan


sosial dalam rangka pembangunan nasional yaitu :

1. Menyapaikan kepada masyarakat, informasi tentang pembangunan nasional agar


memusatkan perhatian pada kebutuhan akan perubahan, sarana-sarana perubahan dan
membangkitkan aspirasi nasional.

2. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengambil bagian secara aktif


dalam proses pembuatan keputusan, memperluas dialog, memberi kesempatan kepada para
pemimpin dan mendengarkan pendapat rakyat kecilagar menciptakan arus informasi yang
berjalan lancar dari bawah keatas

3. Mendidik tenaga kerja yang diperlukan pembangunan, sejak orang dewasa, hingga
anak-anak, sejak pelajaran baca tulis,sampai keterampilan teknis yang mengubah hidup
masyarakat

Media massa, menurut schramm, secara sendirian maupun bersama lembaga lain dapat
melakukan fungsi-fungsi yang berikut :

1. Sebagai pemberi informasi.

2. Pembuatan keputusan

3. Sebagai pendidik
Catatan tentang peranan komunikasi dalam pembangunan ini masih dapat diperpanjang.
Terutama karena semakin kompleksnya tuntutan pembangunan itu sendiri. Hedebro (1979)
mendaftar 12 peran dapat dilakukan komunikasi dalam pembangunan, yakni :

1. Komunikasi dapat menciptakan iklim bagi perubahan dengan membujukkan nilai-


nilai, sikap mental, dan bentuk perilaku yang menunjang modernisasi.

2. Komunikasi dapat mengajarkan keterampilan-keterampilan baru, mulai dari baca


tulis ke pertanian, hingga ke keberhasilan lingkungan, hingga reparasi mobil (Schamm, 1967)

3. Media massa dapat bertindak sebagai penggada sumber-sumber daya pengetahuan.

4. Media massa dapat mengantarkan pengalaman-penngalaman yang seolah-olah


dialami sendiri, sehingga mengurangi biaya psikis dari ekonomis untuk mencapai kepribadian
yang mobile

5. Komunikasi dapat meningkatkan aspirasi yang merupakan perangsang untuk


bertindak nyata.

6. Komunikasi dapat membantu masyarakat menemukan norma-norma baru dan


keharmonisan dari massa transisi (Rao, 1966).

Suatu kebijakan komunikasi yang berhasil mesti menangkap pada saat mana pun,
suatu keseimbangan yang tepat antara suatu pencarian masyarakat akan inovasi, dan
kebutuhan mereka akan keseinambungan.

Dalam usaha mengatasi efek samping dari pembangunan, Astrid S. Susanto (1985)
menyebutkan beberapa jalan yang dapat ditempuh :

1. Pendekatan identifikasi bangsa melalui bahasa.

2. Identifikasi sosial melalui proses belajar/sosialisasi.

3. Identifikasi sosial melalui legitimasi.

Anda mungkin juga menyukai