Anda di halaman 1dari 10

SENI RUPA MASA PERINTISAN

Guru Pembimbing
Resti Yunita

Disusun Oleh:
Kelompok 1 (XI MIPA 2)
1. Agustinus Jansen
2. Aninditha ivana
3. Komalasari
4. Nabil Dwi Putra
5. Nasywa Syakira
6. Rodearni Florencita

SMA NEGERI 2 CILEUNGSI


JL.Gandaria Kaler No.2 Metland Cileungsi,Cipenjo,Kacamatan Cielungsi,Bogor
Jawa Barat 16820
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat, sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang mungkin sangat
sederhana.
Makalah ini berisikan tentang seni rupa pada masa perintisan . Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman dan juga berguna untuk
menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Cileungsi 11 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………... 2
1.2 Rumusan masalah…………………………………………………………….. 2
1.3 Tujuan………………………………………………………………………… 2
1.4 Manfaat……………………………………………………………………….. 2
BAB 2 PEMBAHASAN………………………………………………………………….. 3
2.1 Perkembangan Masa Perintisan………………………………………………. 3
2.2 Pelopor Pada Masa Perintisan………………………………………………….4
2.3 Perkembangan Gaya Lukis Masa……………………………………………... 5
2.4 Perkembangan Teater Pada Masa Perintisan…………………………………...6
2.5 Perkembangan Musik Masa Perintisan…………………………………………7
BAB 3 PENUTUP…………………………………………………………………………. 7
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………….. 8
3.2 Saran…………………………………………………………………………… 9
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seni rupa adalah salah satu cabang seni yang diciptakan manusia dengan
menggunakan rupa sebagai medium penggungkapan gagasan seni. Yang termasuk ke
dalam seni rupa adalah garis, bidang, bentuk, huruf, angka, warn, bahkan cahaya. Karena
perbedaan rupa yang dijadikan medium inilah kemudian dikenal cabang-cabang seni rupa
seperti seni lukis, seni patung, seni grafis, seni desain, dan sebagainya. Sebagai karya
seni, seni rupa dapat dikelompokkan dalam berbagai kepentingan. Berdasarkan bentuknya
dineal adanya karya seni rupa dua dimensi (dwimatra) dan karya seni rupa tiga dimensi
(trimatra). Karya seni rupa dua dimensi adalah karya seni rupa yang diterakan pada
bidang datar seperti gambar, lukisan, dan sejenisnya. Sedangkan karya seni rupa tiga
dimensi dalah karya seni rupa yang menggunakan bentu-bentuk yang memiliki tiga
ukuran (panjang, lebar, tinggi) sebagai mediumnya, seperti patung, karya kriya, dan
sejenisnya.
Selain penggolongan berdasarkan bentuknya, karya seni rupa juga dapat
dikelompokkan berdasarkan fungsi kegunaannya dalam konteks kehidupan manusia.
Berdasarkan kegunaannya dikenal adanya seni rupa murini (pure art/fine art) dan seni
rupa pakai (applied art) yang sering disebut dengan seni kriya. Seni rupa murni atau seni
murni adalah karya seni yang dimaksudkan untuk penikmatan semata dan tidak memiliki
kegunaan praktis dalam kehidupan sehari-hari. Karya seni murni dapat kita temukan
dalam bentuk lukisan, patung, dan sejenisnya. Sedangkan seni rupa pakai atau seni pakai
adalah karya seni rupa yang selain sebagai karya seni rupa juga memiliki fungsi atau
kegunaan praktis dalam kehidupan s ehari-hari. Oleh karena itu, seni rupa pakai biasa
dikenal sebagai seni kriya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kriya berarti
kerajinan tangan. Jadi dalam pengertian terbatas seni kriya dapat diartikan sebagai
kerajinan tangan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang di atas,dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut
1. Apa pengertian dari masa perintisan?
2. Siapa pelopor pada masa perintisan?
3. Bagaimana perkembangan gaya lukis, teater, tari pada masa perintisan?

1.3 Tujuan
Dari Latar Belakang diatas, Penulisan makalah ini memili Tujuan sebagai berikut
1. Untuk memahami pengertian dari masa perintisan
2. Untuk mengetahui pelopor pada masa perintisan
3. Untuk menganalisis perkembangan gaya lukis, musik, teater pada masa perintisan

1.4 Manfaat
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut
1. Bagi pembaca bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang masa
perintisan.
2. Bagi Pembaca, Bermanfaat untuk mengetahui perkembangan gaya lukis, musik, teater
dan tari pada masa perintisan
3. Bagi penulis bermanfaat dapat belajar tentang perkembangan seni rupa pada masa
perintisan serta dapat memenuhi tugas yang telah diberikan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 perkembangan Seni Rupa Masa Indonesia Baru


Dalam memperoleh citra budaya Indonesia, karya seni lukis Indonesia terwujud berbagai
tema melalui pengolahan gaya lama atau baru kedalam media seni lukis. Pada tahap
permulaan, seniman Indonesia melukiskan segala sesuatu dengan wujudnya yang tampak
atau keseluruhan kehadirannya bercorak realistis.Perkembangan selanjutnya melalui
pengintisarian bentuk dan rasa, juga penciptaan lewat stilisasi bentuk atau pengolahan
terhadap bentuk dan iramanya, pengkritisasian ide-ide simbolis dan menjadikan symbol –
simbol tersebut sebagai lambang pada seni lukis.
Dalam konteks kesadaran budaya, upaya perintisan seni lukis modern Indonesia sering
dianggap berlangsung secara tidak sengaja, bahkan nyaris tanpa rencana. Anggapan ini
bukan hanya disebabkan oleh kenyataan bahwa saat itu bangsa Indonesia masih
merupakan bangsa terjajah, melainkan terutama merujuk pada asumsi praktik seni lukis
dan eksistensi pelukis pribumi di sekitar tahun 1827 hingga 1880 yang masih sedikit
jumlahnya dan belum diwarnai tegangan kesadaran mengenai pentingnya meraih identitas
ke - Indonesia-an dalam diri dan keseniannya.
Perkembangan selanjutnya melalui pengintisasias bentuk dan rasa, juga penciptaan lewat
stilisasi bentuk atau pengolahan terhadap bentuk dan iramanya, pengkritisan ide-ide
simbolis dan menjadikan symbol-simbol tersebut sebagai lambang pada seni lukis.
Penggunaan sifat garis dan warna dalam penciptaan bentuk merupakan dasar penciptaan
seni lukis para seniman Indonesia

2.2 Raden Saleh Sebagai Pelopor Pada Masa Perintisan


Berkembangnya pelukis-pelukis professional dari kelompok masyarakat Belanda, Indo
dan pribumi, melahirkan masyarakat penyangga yang berperan sebagai patrona
sekomunal (communal support) yang bersifat modern. Bentuk patronase ini menunjukan
peran masyarakat penyangga dalam memfungsikan seni sebagai aktivitas kebudayaan.
Raden Saleh merupakan seniman Indonesia utama dan pertama yang berhasil menguasai
gaya romantisme yang lazim dibarat pada abad ke – 19. Dan kemudian di anggap sebagai
pelopor perintis seni rupa modern di Indonesia. Raden Saleh telah menjadi legenda dalam
sejarah seni rupa modern Indonesia. Beliau dianggap sebagai pioneer seni rupa modern
Indonesia dan keberadaannya merepresentasikan banyak hal. Mulai dari kisah keteknikan
seni lukis hingga tema nasionalisme. Karya, kisah dan momen keberadaan Raden Saleh
sampai saat ini memang tidak ada duanya. Banyak sekali ulasan dilahirkan, di samping
banyak karya lukisan dia yang menakjubkan. Peter Carey seorang peneliti yang
mengaguminya telah terinspirasi karya Raden Saleh mengenai "Penangkapan Pangeran
Dipanegara" hingga telah menulis ratusan halaman tentang penangkapan tersebut. Nama
Raden Saleh juga diabadikan menjadi nama jalan di daerah bekas rumahnya di Jakarta.
Raden Saleh menjadi ikon yang menarik hingga 200 tahun kemudian (2012) dibuat
pameran karya-karya Raden Saleh

2.3 Perkembangan Gaya Lukis Masa Perintisan


Pada masa perintisan, gaya lukis yang dikembangkan adalah naturalisme dan romantisme.
Tokoh romantisme Delacroix dinilai memengaruhi karya-karya berikut Raden Saleh yang
jelas menampilkan keyakinan romantismenya. Ciri romantisme muncul dalam lukisan-
lukisan Raden Saleh yang mengandung paradoks. Gambaran keagungan sekaligus
kekejaman, cerminan harapan (religiusitas) sekaligus ketidakpastian takdir (dalam
realitas). Ekspresi yang dirintis pelukis Prancis Gerricault (1791-1824) dan Delacroix ini
diungkapkan dalam suasana dramatis yang mencekam, lukisan kecoklatan yang
membuang warna abu-abu, dan ketegangan kritis antara hidup dan mati.

Lukisan-lukisannya yang dengan jelas menampilkan ekspresi ini adalah bukti Raden
Saleh seorang romantisis. Konon, melalui karyanya ia menyindir nafsu manusia yang
terus mengusik makhluk lain. Misalnya dengan berburu singa, rusa, banteng, dll. Raden
Saleh terkesan tak hanya menyerap pendidikan Barat tetapi juga mencernanya untuk
menyikapi realitas di hadapannya. Kesan kuat lainnya adalah Raden Saleh percaya pada
idealisme kebebasan dan kemerdekaan, maka ia menentang penindasan.

2.4 Perkembangan Teater Masa Perintisan


Di Indonesia, teater awalnya memiliki fungsi sebagai pertunjukan pemujaan sebelum kini
menjadi salah satu seni yang banyak ditampilkan di tiap daerah seluruh negeri. Selepas masa
teater tradisional, dunia teater di Indonesia menginjak masa teater modern yang juga disebut
sebagai teater transisi. Adanya pengaruh budaya dari negara lain memberikan sentuhan warna
yang berbeda pada teater ini. Memiliki unsur teknik teater barat yang dibawa oleh orang
Belanda pada tahun 1805, teater transisi membuka cakrawala baru bagi seni pertunjukan di
Indonesia. Berawal dari seni pertunjukan adat dalam ritual keagamaan yang dianggap sebagai
sesuatu yang khidmat dan serius, teater bertumbuh seiring berjalannya waktu dan bergeser
menjadi seni hiburan.
Perkembangan teater pada masa perintisan berlangsung pada tahun 1885-1925 yang diawali
dengan hadirnya teater bangsawan, masyarakat kelas bawah gemar menonton panggung
tiruan Opera yang bercerita tentang kehidupan raja-raja dengan pakaian gemerlapa yang
pengucapan dialognya dinyanyikan sebagaimana umumnya sebuah opera. Pada tahun 1891
berdiri Teater Stamboel di Surabaya yang dipimpin oleh August Mahie, teater tesebut
membawakan cerita yang bertema timur tengah. Selanjutnya pada tahun 1908 masyarakat
keturunan Cina di Indonesia timbul sebuah bentuk sandiwara yang diberi nama “Opera
Derma” atau Tjoe Tee Hie. Biasanya lakon yang dipentaskan saduran dari naskah Cina.

2.5 Perkembangan Musik Masa Perintisan


Musik Romantik hadir pada abad awal abad ke-20 atau lahir sejak kisaran tahun 1800an. Pada era ini,
karya-karya pada masa perintisan memiliki komposisi perasaan emosi yang kuat dan makna yang
dalam. Musik Romantik (1810-1890) Musik Romantik sangat mementingkan perasaan yang subjektif.
Musik bukan saja dipergunakan untuk mencapai keindahan nada-nada, akan tetapi digunakan untuk
mengungkapkan perasaan. Oleh karena itu, dinamika dan tempo banyak dipakai. Komponis-komponis
pada zaman Romantik adalah Ludwig Van Beethoven, Robert Alexander Schumann dan Johanes
Brahms dari Jerman; Franz Peter Schubert dari Austria, serta Francois Fredrick Chopin dari Polandia
Jika dilihat, perubahan-perubahan musik di masa romantik lebih banyak dipengaruhi oleh fenomena
sosial, terutama penekanan pada individu. Di masa ini musik mendapat perhatian yang cukup baik
dari berbagai kalangan, termasuk para filsuf. Musik mulai dianggap sebagai bidang yang cukup
penting, bahkan pada masa-masa berikutnya. Jika dibandingkan, ada beberapa hal yang menjadi ciri
yang membedakan musik musik Romantik dengan musik-musik di zaman sebelumnya yakni:
Pertama, tidak sedikit bentuk komposisi yang bersifat miniatur: singkat; pendek; dimainkan hanya di
dalam ruang kecil, walau ada juga yang monumental: panjang; dimainkan di pentas oleh sejumlah
besar pemain musik/ penyanyi. Kedua, harmoninya lebih variatif dan mulai meninggalkan ilmu
harmoni klasik. Ketiga, melodi bersifat liris dan dominan di dalam komposisi. Keempat, ritme
cenderung lebih bervariasi dan kompleks. Kelima, warna suara lebih kaya variasi dan lebih ekspresif.
Keenam, jangkauan nada, dinamika, dan tempo semakin luas.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Raden Saleh dianggap sebagai pelopor perintis seni rupa modern di Indonesia. Kekhasannya
ia seorang seniman Indonesia utama dan pertama yang berhasil menguasai gaya romantisme
yang lazim dibarat abad ke 19. Raden Saleh sosok legenda dalam sejarah seni rupa modern
Indonesia. Dia terlanjur dianggap sebagai pioner seni rupa modern Indonesia dan
keberadaannya mempresentasikan banyak hal. Kisah keteknikan seni lukis, seni musik, seni
teater, seni tari yang memiliki ciri-ciri: bergaya romantisme eropa terutama dari dwlacroi,
pengamatan yang sangat baik pada alam maupun binatang.

3.2 Saran
Kami mengetahui makalah tentang Perkembangan Seni Rupa pada masa perintisan ini
belumlah sempurna. Masih banyak yang harus diperbaiki dan lebih dikembangkan lagi. Oleh
karena itu kami meminta kritik dan saran dari pembaca agar kedepannya kami dapat menulis
makalah yang jauh lebih baik dari sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai