Disusun oleh:
I. PENDAHULUAN
II. ISI
III. PENUTUP
3.1 Penutup………………………………………………………... 8
I. PENDAHULUAN
Kita mengetahui bahwa perkembangan seni lukis di Negara ini sangatlah pesat berbagai
keunggulan dari setiap lukisan yang mereka temukan. Maka dari itu kita harus bias
prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia
telah mulai membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-
bagian penting dari kehidupan. Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan
menggunakan materi yang sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya. Salah
satu teknik terkenal gambar prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan
atau batu mineral berwarna. Hasilnya adalah jiplakan tangan berwana-warni di dinding-
dinding gua yang masih bisa dilihat hingga saat ini. Kemudahan ini memungkinkan
gambar (dan selanjutnya lukisan) untuk berkembang lebih cepat daripada cabang seni
Seperti gambar, lukisan kebanyakan dibuat di atas bidang datar seperti dinding, lantai,
kertas, atau kanvas. Dalam pendidikan seni rupa modern di Indonesia, sifat ini disebut
Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalah manusia, binatang, dan
objek-objek alam lain seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Bentuk dari objek
yang digambar tidak selalu serupa dengan aslinya. Ini disebut citra dan itu sangat
banteng dibuat dengan proporsi tanduk yang luar biasa besar dibandingkan dengan
ukuran tanduk asli. Pencitraan ini dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis yang
menganggap tanduk adalah bagian paling mengesankan dari seekor banteng. Karena itu,
citra mengenai satu macam objek menjadi berbeda-beda tergantung dari pemahaman
lukis.
menarik.
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa
ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah
konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan
estetika.
Seni rupa dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu seni rupa murni atau seni murni, kriya,
dan desain. Seni rupa murni mengacu kepada karya-karya yang hanya untuk tujuan
pemuasan eksresi pribadi, sementara kriya dan desain lebih menitikberatkan fungsi dan
kemudahan produksi.
Secara kasar terjemahan seni rupa di dalam Bahasa Inggris adalah fine art. Namun
sesuai perkembangan dunia seni modern, istilah fine art menjadi lebih spesifik kepada
pengertian seni rupa murni untuk kemudian menggabungkannya dengan desain dan
Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama,
seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar.
Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga
dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja,
seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai
media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa
Seni lukis modern Indonesia dimulai dengan masuknya penjajahan Belanda di Indonesia.
Kecenderungan seni rupa Eropa Barat pada zaman itu ke aliran romantisme membuat
Raden Saleh Syarif Bustaman adalah salah seorang asisten yang cukup beruntung bisa
mempelajari melukis gaya Eropa yang dipraktekkan pelukis Belanda. Raden Saleh
kemudian melanjutkan belajar melukis ke Belanda, sehingga berhasil menjadi seorang
pelukis Indonesia yang disegani dan menjadi pelukis istana di beberapa negera Eropa.
Namun seni lukis Indonesia tidak melalui perkembangan yang sama seperti zaman
renaisans Eropa, sehingga perkembangannya pun tidak melalui tahapan yang sama. Era
keindahan alam Indonesia dianggap sebagai tema yang mengkhianati bangsa, sebab
dianggap menjilat kepada kaum kapitalis yang menjadi musuh ideologi komunisme yang
populer pada masa itu. Selain itu, alat lukis seperti cat dan kanvas yang semakin sulit
komunisme membuat pelukis pada masa 1950an lebih memilih membebaskan karya
seni mereka dari kepentingan politik tertentu, sehingga era ekspresionisme dimulai.
Lukisan tidak lagi dianggap sebagai penyampai pesan dan alat propaganda. Perjalanan
seni lukis Indonesia sejak perintisan R. Saleh sampai awal abad XXI ini, terasa masih
Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum mencapai tataran keberhasilan sudah
seni kontemporer, dengan munculnya seni konsep (conceptual art): “Installation Art”,
dan “Performance Art”, yang pernah menjamur di pelosok kampus perguruan tinggi seni
menghiasi galeri-galeri, yang bukan lagi sebagai bentuk apresiasi terhadap masyarakat,
SWOT
Strenght (kekuatan)
Kelebihan(nilai +) dari pameran ini adalah untuk menarik minat para siswa untuk bisa
berkreasi atau memiliki kreativitas yang dituangkan dalam metode seni lukis.
Weakness (kelemahan)
Yang sangat disayangkan dari pameran ini adalah tidak semua orang tertarik pada seni
lukis.
Opportunities (peluang)
Yang didapatkan atau kesempatan yang didapat dari pameran ini adalah kita menjadi
lebih tau tentang macam macam lukisan, dan bisa melihat bakat para murid/siswa
dalam bidang seni,juga sebagai suatu event yang bisa dijadikan pengalaman dalam
Threats (ancaman)
Hal hal yang dinginkan kadang bisa terjadi dalam suatu event,seperti:
-sumber listrik,dll
5W+1H
What
Who
Where
When
Why
Mengapa acara itu dilaksanakan? Untuk mencari dan menumbuhkan minat serta bakat
How
II. ISI
~ Hiburan
2.3 Peserta
Jumlah
418 orang
Seksi
PEMASUKAN
Seksi Dana
Osis Rp. 5.000.000,-
Rp.10.000 X 350=Rp.3.500.000,-
Sponsor
PENGELUARAN
Seksi Konsumsi
Perincian Biaya
Gladi kotor :
Gladi bersih:
Makanan
-Nasi kotak
Minuman
Makanan Selingan
Jumlah Rp.6.638.000,-
Hiburan
Hadiah hiburan
100.000 X 10 Rp.1.000.000,-
Jumlah Rp.1.150.000
Souvenir
Jumlah Rp.2.090.000
Seksi Dekorasi
Jumlah Rp.920.000,-
Seksi Keamanan
3.Promosi
- Surat Undangan
Seksi Peralatan
Jumlah Rp.4.100.000,-
3. Kursi
Jumlah Rp.14.286.000,-
Pemasukan Rp. 91.500.000,-
Pengeluaran Rp.37.394.000,-
Layout/Denah Pameran
III. PENUTUP
Demikian proposal kegiatan ini. Semoga dapat memenuhi harapan kita semua, kami
sangat mengaharapkan dukungan dan partisipasi bapak dan ibu. Atas perhatian bapak