Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MENGGAMBAR AUD

"Wawasan Seni Rupa (Menggambar)

Dosen Pengampu :

Dr. Farida Mayar, M.Pd

Kelompok 3 :

1. Hafizha Nisya 19022084


2. Riri Afrilia 19022123
3. Silmi Adinda putri 19022125

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2002

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbil’alamin. Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan
nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah mengenai "Wawasan Seni Rupa (Menggambar)”.
Selanjutnya shalawat serta salam kami sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah memberikan pedoman hidup yaitu Al-Quran dan As-Sunnah sebagai pedoman
hidup umat manusia.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu dapat teratasi. Oleh karena itu,
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari
Allah SWT.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada kita semua.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Padang, 6 Maret 2022

Kelompok 3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................


DAFTAR ISI …...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................................................
B. Rumusan Masalah .....................................................................................................
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….................................
A. Pengertian Seni Rupa (Menggambar).....................................................................
B. Tokoh-Tokoh Seni Rupa...........................................................................................
C. Keindahan dalam Estetika……………..........................................................................
D. Kreatifitas dan Keterampilan…….………………………………………......................................

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………...................................


A. Kesimpulan................................................................................................................
B. Saran………………………………………………………………………………............................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seni merupakan salah satu bagian dari kehidupan manusia dan merupakan salah
satu kebutuhan manusia untuk melengkapi kehidupannya sebagai mahluk yang
berbudaya. Kebutuhan akan seni untuk pemenuhan yang sifatnya spiritual. Seni
dapat digunakan salah satu cara manusia untuk berkomunikasi, oleh karena itu seni
rupa salah satu cabang seni merupakan media untuk berkomunikasi secara visual.
Dalam hubungan ini ada unsur-unsur dan prinsip-prinsip pengorganisasian yang
perlu diketahui jika ingin belajar dan memahami tentang seni rupa. Dalam kegiatan
seni banyak melibatkan indra rasa, maka nilai rasa yang ada dalam karya seni dapat
diresapi melalui latihan-latihan praktik maupun pengamatan secara visual dan terus
menerus. Pada awal belajar tentang seni rupa perlu dikembangkan rasa ingin tahu
tentang dunia sekitar melalui indera penglihatan. Oleh karena melalui makalah ini,
kelompok akan mebahas mengenai wawasan seni rupa.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Seni Rupa (Menggambar) ?
2. Siapakah Tokoh-Tokog Seni Rupa?
3. Bagaimanakah Keindahan dalam Estetika?
4. Bagaimanakah Kreatifitas dan Keterampilan pada Seni Rupa?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Seni Rupa (Menggambar)q
2. Untuk Mengetahui Tokoh-Tokoh Seni Rupa
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Keindahan dalam Estetika
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Kreatifitas dan Keterampilan pada Seni Rupa

BAB II
PEMBAHASAN

"Wawasan Seni Rupa (Menggambar)”

A. Pengertian Seni Rupa (Menggambar)

Kata seni berasal dari bahasa sansekerta sani yang memiliki makna pemujaan, persembahan,
dan pelayanan. Sedangkan pengertian seni secara garis besar adalah sesuatu yang dibuat dan
diciptakan oleh manusia yang mempunyai unsur keindahan dan estetika. Seni pada dasarnya
sulit untuk dinilai dan dijelaskan secara detail, tergantung pemahaman tiap-tiap manusia.Setiap
kali kita mendengar kata seni pasti anda akan membayangkan suatu hasil karya manusia yang
mempunyai unsur keindahan seperti lagu, lukisan, patung, ukiran dan hal-hal lain yang menurut
anda mempunyai unsur keindahan.

 Herber Read menyebutkan bahwa seni merupakan usaha manusia untuk menciptakan
bentuk-bentuk yang menyenangkan. Bentuk yang menyenangkan disini diartikan
sebagai sebagai bentuk yang dapat membingkai perasaan keindahan
 Suzanne K. Langer seorang filsuf Amerika mengatakan, mengatakan bahwa pengertian
seni merupakan bentuk simbolis dari perasaan manusia, bentuk-bentuk simbolis yang
mengalami tranformasi yang merupakan universalisasi dari sebuah pengalaman atau
bukan sekedar terjemahan dari sebuah pengalaman tertentu.

Seni Rupa adalah sebuah konsep atau nama untuk salah satu cabang seni yang bentuknya
terdiri atas unsur-unsur rupa yaitu: garis, bidang, bentuk, tekstur, ruang dan warna. Unsur-
unsur rupa tersebut tersusun menjadi satu dalam sebuah pola tertentu.Bentuk karya seni rupa
merupakan keseluruhan unsur-unsur rupa yang tersusun dalam sebuah struktur atau komposisi
yang bermakna. Unsur-unsur rupa tersebut bukan sekedar kumpulan atau akumulasi bagian-
bagian yang tidak bermakna, akan tetapi dibuat sesuai dengan prinsip tertentu. Makna bentuk
karya seni rupa tidak ditentukan oleh banyak atau sedikitnya unsur-unsur yang membentuknya,
tetapi dari sifat struktur itu sendiri. Dengan kata lain kualitas keseluruhan sebuah karya seni
lebih penting dari jumlah bagian-bagiannya.

Menggambar (Inggris: drawing) adalah kegiatan kegiatan membentuk imaji, dengan


menggunakan banyak pilihan teknik dan alat. Bisa pula berarti membuat tanda-tanda tertentu
di atas permukaan dengan mengolah goresan dari alat gambar. Pada hakekatnya menggambar
adalah pengungkapan seseorang secara mental dan visual dari apa yang dialaminya dalam
bentuk garis dan warna. Menggambar merupakan wujud pengeksplorasian teknis dan gaya,
penggalian gagasan dan kreativitas, bahkan bisa menjadi ekspresi dan aktualisasi diri. Pada
intinya, menggambar adalah perpaduan keterampilan, kepekaan rasa, kreativitas, ide,
pengetahuan, dan wawasan.

Seni Lukis / Menggambar, adalah seni yang diwujudkan lewat rangkaian garis, dipulas dengan
pewarna (cat), dibatasi oleh bidang, dan mempunyai nilai raba serta disusun secara gelap
terang. Menggambar (Inggris : drawing) adalah kegiatan-kegiatan membentuk imajinasi dengan
menggunakan banyak pilihan teknik dan alat, bisa pula membuat tanda-tanda tertentu di atas
permukaan dengan mengolah goresan dari alat gambar. Pelakunya populer dengan sebutan
penggambar atau juru gambar (inggris: draftsman) yang merupakan salah satu bagian
pekerjaan dari perupa.
Pengertian menggambar menurut para ahli :
a. Edgar Degas (1834-1917)

Menggambar adalah ekspresi langsung dan spontan dari seorang seniman. Degas juga
berpendapat bahwa menggambar juga merupakan sebuah bentuk tulisan yang mengungkap
kepribadian seniman yang membuatnya. Kesimpulan yang bisa kita tarik dari pendapat Degas
adalah dengan menggambar seorang seniman memperlihatkan kepribadiannya. Gambar yang
dibuat menunjukkan bagaimana perasaan dan jiwa seorang seniman pada saat ia membuatnya.

b. John Berger (2013)


Secara singkat, Berger mengartikan gambar sebagai sebuah penemuan. Menggambar
merupakan proses menemukan makna dalam suatu hal yang telah dialami oleh seorang
seniman. Setelah makna ditemukan, maka seniman tersebut menuangkannya dalam bentuk
sebuah gambar. Lewat pendapat ini, Berger ingin mengatakan bahwa pengalaman merupakan
faktor penting dalam menggambar. Gambar yang dibuat akan lebih bermakna jika digambar
berdasarkan pengalaman seniman itu sendiri.

B. Tokoh-Tokoh Seni Rupa

Seniman seni rupa modern Indonesia :

1. Raden Saleh (1807–1880).

Nama lengkap Raden Saleh yaitu Raden Saleh Syarif Bustaman. Beliau merupakan salah satu
seniman modern Indonesia, seni rupa karyanya adalah berupa lukisan. Beliau pernah belajar
seni lukis di Belanda. Melihat lukisan Raden Saleh, masyarakat Belanda terperangah. Raden
Saleh merupakan seorang pelukis muda yang dapat menguasai teknik dan menangkap watak
seni lukis Barat. Oleh karena itu, melihat lukisan Raden Saleh, masyarakat Belanda terperangah.
Lukisan-lukisannya yang dibuat Raden Saleh menampilkan ekspresi, ini adalah bukti bahwa
Raden Salehadalah seorang romantisis. Karya-karya Raden Saleh tidak hanya sebatas
pemandangan alam, tetapi juga kehidupan manusia dan binatang yang bergulat dalam tragedi.
Sebagai contoh adalah lukisan “Een Boschbrand” (Kebakaran Hutan), dan “Een Overstrooming
op Java” (Banjir di Jawa), “Een Jagt op Java” (Berburu di Jawa) atau pada “Gevangenneming van
Diponegoro” (Penangkapan Diponegoro). Raden Saleh Sjarif Boestaman adalah pelukis
Indonesia yang mempionirkan seni modern Indonesia (saat itu Hindia Belanda). Lukisannya
merupakan perpaduan Romantisisme yang sedang populer di Eropa saat itu dengan elemen-
elemen yang menunjukkan latar belakang Jawa sang pelukis. Salah satu lukisan karya Raden
Saleh berjudul " Berburu (Hunt), dikoleksi oleh Museum Mesdag, Belanda.

2. Abdullah Suriosubroto
Abdullah Suriosubroto adalah salah seorang pelukis generasi awal Indonesia di abad ke-20.
Sebenarnya, ia kuliah kedokteran di Batavia, namun ketika melanjutkan kuliah ke Belanda, ia
malah menekuni seni rupa, bukan kedokteran.

3. Basuki Abdullah
Basuki Abdullah adalah putra dari Abdullah Suriosubroto yang diangkat menjadi pelukis
Istana Merdeka oleh Sukarno pada 1970-an. Gaya lukis Basuki Abdullah beraliran realisme,
serta tergolong maestro seni rupa internasional. Bahkan, ia pernah mengalahkan 87 pelukis
Eropa dalam sebuah kompetisi seni rupa di Belanda. Pelukis ini adalah pelukis Istana Merdeka
di tahun 1974, merupakan putra dari pelukis abad 20 Indonesia yakni Abdullah Suriosubroto.
Terlahir tahun 1925 dan wafat tahun 1993. Termasuk ke dalam jajaran maestro lukis Indonesia
dengan aliran realis, ia bahkan terkenal sebagai pelukis yang mampu melukiskan kecantikan
wanita dengan sangat sempurna. Pada sebuah kompetisi di Belanda, ia mengalahkan 87 orang
pelukis Eropa dan mengharumkan Indonesia.

4. Affandi Koesoema

Affandi dilahirkan di Cirebon pada tahun 1907, putra dari R. Koesoema, seorang mantri ukur di
pabrik gula di Ciledug, Cirebon. Dari segi pendidikan, ia termasuk seorang yang memiliki
pendidikan formal yang cukup tinggi. Bagi orang-orang segenerasinya, memperoleh pendidikan
HIS, MULO, dan selanjutnya tamat dari AMS, termasuk pendidikan yang hanya diperoleh oleh
segelintir anak negeri. Namun, bakat seni lukisnya yang sangat kental mengalahkan disiplin ilmu
lain dalam kehidupannya, dan memang telah menjadikan namanya tenar sama dengan tokoh
atau pemuka bidang lainnya.

Semasa hidupnya, ia telah menghasilkan lebih dari 2.000 karya lukis. Karya-karyanya yang
dipamerkan ke berbagai negara di dunia, baik di Asia, Eropa, Amerika maupun Australia selalu
memukau pecinta seni lukis dunia. Pelukis yang meraih gelar Doktor Honoris Causa dari
University of Singapore tahun 1974 ini dalam mengerjakan lukisannya, lebih sering
menumpahkan langsung cairan cat dari tube-nya kemudian menyapu cat itu dengan jari-jarinya,
bermain dan mengolah warna untuk mengekspresikan apa yang ia lihat dan rasakan tentang
sesuatu. Dalam perjalanannya berkarya, pemegang gelar Doctor Honoris Causa dari University
of Singapore tahun 1974, ini dikenal sebagai seorang pelukis yang menganut aliran
ekspresionisme atau abstrak. Sehingga seringkali lukisannya sangat sulit dimengerti oleh orang
lain terutama oleh orang yang awam tentang dunia seni lukis jika tanpa penjelasannya. Namun
bagi pecinta lukisan hal demikianlah yang menambah daya tariknya.

5. Achmad Sadali (1924 -1987)

Dilahirkan di Garut Wetan, 29 Juli 1924. Ia menempuh pendidikan seni rupa di ITB, di bawah
bimbingan Ries Mulder. Ia kemudian memperoleh beasiswa dari Rockefeller Foundation untuk
belajar ke Amerika Serikat.

Lukisan Achmad Sadali, “Gunungan Emas”, 1980 ini merupakan salah satu ungkapan yang
mewakili pencapaian nilai religiusitasnya. Sebagai pelukis abstrak murni Sadali memang telah
lepas dari representasi bentuk-bentuk alam. Namun demikian, dalam bahasa visual semua
bentuk yang dihadirkan seniman dapat dibaca dengan berbagai tingkatan penafsiran. Dalam
usian peradaban yang ada, manusia telah terbangun bawah sadarnya oleh tanda-tanda yang
secara universal bisa membangkitkan spirit tertentu. Warna-warna berat, noktah dan lubang,
serta guratan-guratan pada bidang bisa mengingatkan pada citra misteri, arhaik, dan kefanaan.
Tanda segi tiga, konstruksi piramida memberikan citra tentang religisitas. Lebih jauh lagi lelehan
emas dan guratan-guratan kaligrafi Al Qur’an dapat memancarkan spiritualitas islami. Semua
tanda-tanda tersebut hadir dalam lukisan-lukisan Sadali, sehingga ekspresi yang muncul adalah
kristalisasi perenungan nilai-nilai religius, misteri dan kefanaan.

6. Leonardo da Vinci (15 April 1452 – 2 Mei 1519)


Adalah arsitek, musisi, penulis, pematung, dan pelukis Renaisans Italia. Ia digambarkan
sebagai arketipe "manusia renaisans" dan sebagai jenius universal. Leonardo terkenal karena
lukisannya yang piawai, seperti Jamuan Terakhir dan Mona Lisa. Ia juga dikenal karena
mendesain banyak ciptaan yang mengantisipasi teknologi modern tetapi jarang dibuat semasa
hidupnya, sebagai contoh ide-idenya tentang tank dan mobil yang dituangkannya lewat
gambar-gambar dwiwarna.Selain itu, ia juga turut memajukan ilmu anatomi, astronomi, dan
teknik sipil bahkan juga kuliner.

C. Keindahan dalam Estetika

Keindahan dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam
hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya. Sedang keindahan dalam arti terbatas
lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang diserapnya dengan
penglihatan, yakni berupa keindahan dari bentuk dan warna.
Secara umum, estetika adalah suatu keindahan di dalam karya seni atau alam semesta, yang
memiliki suatu fungsi, dan dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena dengan adanya
estetika ini, kita bisa menilai baik buruknya sesuatu yang bisa dirasakan panca indera.

Dalam hubungannya dengan estetik, filsuf Amerika George Santayana (1863-1952) berpendapat
bahwa estetik berhubungan dengan pencerapan dari nilai-nilai. Dalam bukunya The Sense of
Beauty beliau memberikan batasan keindahan sebagai nilai yang positif, intrinsik dan
diobyektifkan (yakni dianggap sebagai kualitas yang ada pada suatu benda). Apabila sesuatu
benda disebut indah, sebutan itu tidak menunjuk kepada sesuatu ciri seperti umpamanya
keseimbangan atau sebagai penilaian subyektif saja, melainkan menyangkut ukuran-ukuran
nilai yang bersangkutan. Ukuran-ukuran nilai itu tidak terlalu mesti sama untuk masing-masing
karya seni, bermacam-macam alasan, karena manfaat, langka atau karena coraknya spesifik.

Estetika kadang-kadang dirumuskan pula sebagai cabang filsafat yang berhubungan dengan
teori keindahan (theory of beauty). Kalau definisi keindahan memberitahu orang untuk
mengenali, maka teori keindahan menjelaskan bagaimana memahaminya. Teori obyektif
berpendapat bahwa keindahan atau ciri-ciri yang menciptakan nilai estetika adalah (kwalita)
yang memang telah melekat pada benda indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang
mengamatinya. Pengamatan seseorang hanyalah menemukan atau menyingkapkan sifat-sifat
indah yang sudah ada pada sesuatu benda dan sama sekali tidak berpengaruh untuk
mengubahnya.

Unsur Estetika sbb:

 Unsur Bentuk

Unsur estetika yang pertama adalah unsur bentuk. Unsur ini juga bisa disebut dengan shape,
yang berpengaruh terhadap objek. Seseorang akan beranggapan bentuk tersebut estetika, jika
memiliki bentuk yang unik dan beda dari yang lainnya. Unsur bentuk terdiri dari dua jenis, yaitu
dua dimensi dan tiga dimensi. Untuk objek dua dimensi berbentuk lukisan, foto, hiasan dinding
dan lainnya. Sedangkan objek tiga dimensi memiliki volume, kedalaman dan ruang, seperti
patung, pakaian, tas dan lainnya.

 Unsur Warna

Estetika juga memiliki unsur warna, yang bisa memberikan suatu keindahan terhadap suatu
karya seni, yang bisa meningkatkan keindahan pada suatu benda dan objek lainnya. Unsur
warna yang digunakan biasanya disesuaikan dengan kebutuhan orang yang menggunakan karya
seni tersebut.

 Unsur Tema
Unsur estetika berikutnya adalah unsur tema. Unsur tema adalah suatu ide dasar, gagasan awal
atau pokok pikiran, yang dipikirkan dan dibuat pencipta objek atau karya seni, untuk ditujukan
kepada orang lain. Unsur tema bisa dipengaruhi oleh faktor letak geografis, adat istiadat,
budaya dan lainnya.

 Unsur Motif Hias

Unsur estetika yang terakhir adalah unsur motif hias. Unsur motif hias ini merupakan suatu pola
atau gambar, yang dijadikan sebagai suatu objek atau karya seni, dengan tujuan untuk
menambah nilai keindahan atau estetika pada objek atau karya seni tersebut.

D. Kreativitas dan Keterampilan

Kreativitas merupakan sebuah kemampuan untuk menciptakan ide-ide baru yang dapat
berguna tidak hanya bagi diri sendiri, namun juga orang banyak. Konsep kreativitas ini perlu
dituangkan dalam industri kreatif yang diolah menjadi sebuah karya yang dapat dikonsumsi
oleh masyarakat luas. Kreativitas merupakan suatu kemampuan setiap individu yang menjadi
setiap kebutuhan pokok setiap manusia yang dimana kemampuan tersebut diperoleh dari
interaksi dengan ide atau gagasan, orang lain dan lingkungan untuk membuat koneksi dan hasil
yang baru dan bermakna.

Sedangkan menurut para ahli, seperti Widyatun mengemukakan bahwa kreativitas adalah suatu
kemampuan untuk memecahkan masalah, yang memberikan individu menciptakan ide-ide
asli/adaptif fungsi kegunaannya secara penuh untuk berkembang.

Dan juga James R. Evans mengemukakan bahwa kreatifitas adalah keterampilan untuk
menentukan pertalian baru, melihat subjek perspektif baru, dan membentuk kombinasi-
kombinasi baru dari dua atau lebih konsep yang telah tercetak dalam pikiran, dan lain
sebagainya.

Menurut, Sumanto (2005: 11) kreativitas seni rupa adalah kemampuan menemukan,
menciptakan, membuat, merancang ulang dan memadukan sesuatu gagasan baru maupun
lama menjadi kombinasi baru yang divisualisasikan ke dalam komposisi suatu karya senirupa
dengan dukungan kemampuan terampil yang dimilikinya.

Aktivitas seni selain berhubungan dengan kreativitas juga berhubungan dengan keterampilan.
Bila kreativitas merupakan bagian dari kegiatan berproduksi atau berkarya, maka keterampilan
merupakan proses penciptaan karya seni rupa. Proses penciptaan karya seni rupa yang
dimaksud disini bukan hanya berupa kepandaian secara fisik saja dalam proses berkarya saja,
melainkan juga termasuk kemampuan mencurahkan segenap potensi pribadinya, baik berupa
bakat, kepekaan, pengalaman dan sebagainya. Jadi, keterampilan berkarya seni rupa berkaitan
dengan kemampuan seseorang.

Menurut Sumanto (2006:10) ada tiga kemampuan yang harus dimiliki seseorang dalam
berkarya senirupa, yaitu: 1) mengolah media ungkap sesuai alat yang digunakan sewaktu
berkarya, 2) ketepatan dalam mewujudkan gagasan ke dalam karya seni, 3) kecekatan atau
keahlian tangan dalam menerapkan teknik-teknik berkarya seni rupa.

Pada dasarnya mengajari anak menggambar itu dimulai dengan membuat anak tersebut senang
dan nyaman terhadap kegiatan tersebut, dan kita sebagai orang tua ataupun pendidik harus
bersikap terbuka dan komunikatif pada anak, yang salah satunya dengan mengatakan kepada
anak tersebut bahwa menggambar itu "mudah" dan "menyenangkan" juga jangan lupa
memberikannya pujian atau sebuah penghargaan terhadap karya anak yang telah dibuatnya
dengan susah payah. Mengajari anak dimulai dengan membuat suatu bentuk coretan yang
sederhana yang sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing.

Adapun langkah-langkah untuk mengajak anak membuat coretan gambar sebagai berikut :

1. Mengambar dengan titik-titik


Disini anak akan diajarkan untuk membuat suatu gambar berupa titik- titik satu warna, dua
warna, ataupun dengan kombinasi warna lainnya, juagn mengghubungkan suatu titik dengan
titik lainnya sehingga akan menjadi suatu gambar.
2. Menggambar garis vertikal, horizontal dan miring
Anak akan diajarkan membuat gambar dengan garis vertikal, horizontal dan miring. Caranya
pun tidak jauh berbeda dengan menggambar dengan titik-titik yaitu dengan menggunakan
kombinasi warna hanya saja membentuk garis vertikal, horizontal ataupun miring, dan jika anak
merasa kesulitan untuk membuatnya, maka boleh untuk menggunakan alat bantu seperti
penggaris.
3. Menggambar bentuk lengkung dan lingkaran
Tangan anak mulai dilatih dengan kontrol yang lebih sulit yaitu bentuk lengkung dan lingkaran,
pertama, anak akan diminta untuk menggambar lengkung menghadap kebawah seperti huruf n
dan menghadap ke atas seperti huruf u, setelah anak telah menguasainya dilanjutkan dengan
membuat lingkaran dengan bentuk awalnya kombinasi n dan u lalu membuat lingkaran secara
utuh.
4. Menggambar dengan teknik asosiasi
Selanjutnya masuk pada tahap menggambar bentuk nyata, pada tahap ini anak akan diajarkan
menggambar dengan mengasosiasikan bentuk yang telah dikenalnya menjadi obyek gambar
yang akan dibuat. Bentuk yang paling bagus adalan mengasosiasikan abjad atau angka, hal ini
didasarkan pada dua manfaat, yaitu selain anak akan mahir dalam menggambar, juga akan
meningkatkan kemampuan pembelajaran keaksaraan dan angka pada anak.
BAB lll

PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa seni rupa dapat dipahami sebagai
produk atau sebagai kemahiran atau sebagai kegiatan mencipta atau kegiatan kreasi. Dan
adapun tokoh-tokoh seni rupa yaitu: Affandi Koesoema, Abdullah Suriosubroto, Basuki
Abdullah, Raden Saleh, dan Leonardo da Vinci (15 April 1452 – 2 Mei 1519).

Estetika kadang-kadang dirumuskan pula sebagai cabang filsafat yang berhubungan dengan
teori keindahan (theory of beauty). Kalau definisi keindahan memberitahu orang untuk
mengenali, maka teori keindahan menjelaskan bagaimana qmemahaminya. Kreativitas
merupakan suatu kemampuan setiap individu yang menjadi setiap kebutuhan pokok setiap
manusia yang dimana kemampuan tersebut diperoleh dari interaksi dengan ide atau gagasan,
orang lain dan lingkungan untuk membuat koneksi dan hasil yang baru dan bermakna.

B. Saran

Mungkin dalam penulisan makalah ini, terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, maka
dari itu kami mengharapkan kritik maupun saran terhadap makalah ini demi perbaikan yang
lebih baik selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Fx. Mudji S. SJ dkk 2005. Teks-teks Kunci Estetika: Filsafat Seni. Yogyakarta: Penerbit
Galangpress.

Hetty, Tumurang. (2006). Pembelajaran Kreativitas Seni Anak Sekolah Dasar. Jakarta:
Depdiknas.

Prasetya, Joko dkk. (1991). Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.

Siti, Ida dan Iriaji. (1998/1999). Pendidikan Seni Rupa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.

Sudarsono. (1992). Pengantar Apresiasi Seni. Jakarta: Balai Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai