Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

SENI KONTEMPORER

DI SUUN OLEH :
Nama : Bunga Rindu
Kelas : XII OTKP

SMK BUDI MULIA UTAMA


JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tanpa hambatan suatu apapun.
Shalawat dan salam semoga senantisa terlimpahcurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, tabi'in dan tabi'atnya. Dan semoga syafaatnya
akan menyertai kita di hari pembalasan kelak.
Makalah ini dibuat sebagai tugas Sejarah Seni Rupa & Desain pada program Sekolah
SMK Budi Mulia Utama Jakarta. Terimakasih kami ucapkan kepada seluruh pihak yang terlibat
dalam penyusunan makalah ini.
Sepenuhnya penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih sangat
jauh dari sempurna. Karenanya, saran dan kritik sangat kami harapkan demi perbaikan di masa-
masa mendatang.
Besar harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi warga belajar Sekolah smk
budi muli utama pada khususnya, dan pembaca pada umumnya.

Jakarta, November 2022

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................ i

KATA PENGANTAR................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1
B.     Rumusan Masalah....................................................................................... 1
C.     Tujuan ................................................................................................... 1

BAB II ISI
A.    Pengertian Seni Kontemporer...................................................................... 3
B.     Sejarah Seni Kontemporer........................................................................... 4
C.     Perkembangan Seni Kontemporer di Indonesia.......................................... 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .............................................................................................. 11
B.     Saran .............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 12
DAFTAR GAMBAR
1.      Gambar 1. Pagelaran musik ‘Beringin Kurung’, Karya Nyoman Sadra dalam rangkaian acara
Art Summit Indonesia ke-4 di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), 13 September 2004 (Sumber
www.store.tempo.co)
2.      Gambar 2. Seni Lukis Kontemporer yang tidak lagi meniru Alam
3.      Gambar 3. Seni Kontemporer Abstraksi
4.      Gambar 4. Seni gambar kontemporer Indonesia
5.      Gambar 5. Seni rupa ‘Adik Kakak’ karya Basuki Abdullah

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah


Seni kontemporer merupakan salah satu cabang dalam dunia seni. Dimana seni tersebut
terpengaruh oleh dampak kekinian. Untuk memperkaya dan menambah wawasan kita mengenai
seni rupa kontemporer, kita perlu mengkaji dan mencari referensi dari berbagai sumber. Tentu
saja sumber tersebut tidak hanya berasal dari dalam negeri, namun juga dari luar negeri. Untuk
itu, makalah ini disusun agar dapat menambah wawasan dalam mempelajari seni rupa
kontemporer.
Yang disebut seni sendiri memiliki cakupan yang luas. Sepanjang hal tersebut memiliki
nilai keindahan atau nilai estetika, maka hal tersebut bisa disebut sebagai seni. Bisa meliputi
seni lukis, seni tari, seni patung dan lain sebagainya. Pendapat lain mengatakan bahwa seni
rupa kontemporer adalah seni yang melawan tradisi modernisme Barat. Ini sebagai
pengembangan dari wacana pasca modern (postmodern art) dan pasca kolonialisme yang
berusaha membangkitkan wacana pemunculan indegenous art (seni pribumi). Atau khasanah
seni lokal yang menjadi tempat tinggal (negara) para seniman.

B.     Rumusan Masalah


Adapun makalah yang kami buat ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui pengertian tentang seni kontemporer.
2.      Untuk mengetahui perkembangan seni kontemporer di Indonesia.
3.      Untuk mengetahui contoh jenis-jenis dan karya seni kontemporer.
C.    Tujuan
Di dalam pembuatan makalah ini, tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai. Diantara tujuan
tersebut adalah sebagai berikut :

1.      Memperluas pengetahuan mengenai seni kontemporer.


2.      Memperkenalkan karya seni kontemporer.
3.      Sebagai media belajar yang menyenangkan.
4.      Untuk dijadikan sumber informasi di perpustakaan.
 
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Seni Kontemporer
Indonesia memiliki sejarah yang tidak dapat dipisahkan dari kesenian. Di samping itu,
Indonesia memiliki beragam kekayaan berupa kebudayaan tradisional dan modern, yang
tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Seni sendiri merupakan salah satu unsur budaya yang
hidup di dalam masyarakat. Sementara seni kontemporer merupakan bagian dari seni modern
yang sedang berkembang di Indonesia, yang mana terlihat dari banyaknya karya seni
kontemporer yang dihasilkan oleh para seniman dalam negeri. Contohnya adalah pagelaran
instrument musik kontemporer yang diberi judul “otot kawat balung wesi” dan “beringin
kurung” karya Nyoman Sadra. Nyoman Sadra menggunakan telur dan gergaji sebagai
instrument
musiknya.

Gambar 1. Pagelaran musik ‘Beringin Kurung’, Karya Nyoman Sadra dalam rangkaian acara Art Summit
Indonesia ke-4 di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), 13 September 2004 (Sumber www.store.tempo.co)
Kontemporer itu sendiri artinya kekinian, modern atau lebih tepatnya adalah sesuatu yang
terjadi di masa sekarang. Sehingga seni kontemporer merupakan seni yang tidak terikat batas
ruang dan waktu, tidak berpatokan pada suatu periodisasi seperti abad ke-20, abad ke-21 dan
setelahnya.
Seni Kontemporer merupakan istilah umum yang digunakan di Negara Barat semenjak
Perang Dunia II. Perkembangan Seni Kontemporer terpengaruh oleh dampak modernisasi.
Sementara di Indonesia sendiri, Seni Kontemporer berkembang seiring dengan bertambahnya
ragam teknik dan medium yang digunakan untuk menciptakan karya seni. Selain itu, penyebab
lain adalah karena adanya percampuran antara praktik dan disiplin ilmu yang berbeda, pilihan
artistik dan pilihan presentasi karya.
Menurut salah seorang pemerhati seni Yasraf Amir Piliang menyebutkan bahwa
pengertian seni kontemporer adalah seni yang dibuat lebih kepada masa kini atau bersifat
modern. Sedangkan dilihat dari etimologi atau sejarah katanya terdiri dari dua kata, yaitu co
dan tempo. Dimana co bermakna bersama dan tempo artinya waktu. Sehingga secara harfiah,
seni kontemporer dapat diartikan sebagai seni yang berjalan sebagai refleksi waktu yang sedang
dilakoni.
B.     Sejarah Seni Kontemporer
Sebelum mengenal lebih jauh mengenai sejarah seni kontemporer, maka harus terlebih
dahulu menelusuri awal perubahan dari seni itu sendiri, dimana seni kontemporer merupakan
suatu pelepasan dari seni itu sendiri. Contohnya pada seni lukis. Seni lukis mulai
memperlihatkan “sikap anehnya” setelah fotografi ditemukan pada abad 19. Beberapa ahli
sejarah seni berpendapat bahwa penemuan fotografi telah mengakhiri otoritas seni lukis dalam
hal “meniru alam”. Konsep art imitating nature dengan sendirinya mendekati kepunahan. Tidak
ada seniman gila yang mau bersaing dengan fotografi dalam beberapa hal, seperti : kecepatan,
ketepatan, keakuratan dan kemiripan. Masa itu disebut sebagai masa krisis representasi realitas
atau awal penyebab kelahiran seni lukis modern.

Sejak itu seni lukis mengambil langkah baru untuk memapankan kembali otoritasnya,
yaitu menggambar realitas dengan cara yang tidak bisa dilakukan fotografi. Paul Cezanne (ini
biangnya seni lukis modern) termasuk orang pertama yang menerapkan langkah itu dengan
melukis efek pencerapan dari realitas. Dia menggambarkan pandangan subyektif dari realitas
dengan memasukkan unsur ketidakpastian di dalamnya. Artinya, persepsi kita terhadap suatu
objek, baik keragaman sudut pandang maupun keraguan yang kita lihat diakumulasikan ke
dalam kanvas sebagai konsep menggambar.
Seni lukis modern mengalami krisis pada awal tahun 1970. Penyebab terjadi krisis ini,
antara lain,  adalah penciptaan karya seni lukis menjadi terlalu mudah. Setiap gaya dari sebuah
karya yang baru diciptakan seolah-olah telah ada sebelumnya. Karena penciptaan karya yang
terlalu mudah dan jenis karya seni lukis pun tidak terbatas jumlahnya, maka timbul kekaburan
batas-batas estetika. Sampai akhirnya ada seruan bahwa segala sesuatu telah sampai pada
akhir. Kalaupun praktek seni lukis masih berlanjut maka semata-mata hanya menampilkan
kekosongan makna. Di tengah kekacauan ini seni lukis kontemporer muncul.
Kemunculan seni lukis kontemporer  ditandai dengan tidak ada lagi aturan atau kategori
yang dipakai untuk menghakimi sebuah karya yang tidak lazim. Aturan-aturan atau kategori-
kategori adalah apa yang dicari oleh karya seni itu sendiri. Seniman berkarya tanpa aturan
untuk menemukan aturan dari apa yang telah dilakukannya
Seni lukis kontemporer tidak peduli dengan estetika atau bahkan membuang sama sekali
proses estetika. Sering kali karya-karya seni lukis ini hanya membuat syock penonton daripada
kesenangan estetik. Seni lukis ini terkadang tidak bisa lepas dari ideologi politik dan diperalat
untuk memperjuangkan kepentingan ideologi yang bersifat advokatif. Akibatnya, banyak karya-
karya lukis kontemporer yang hadir dengan penampilan radikal untuk menarik perhatian. Para
seniman seni lukis kontemporer  yakin bahwa seni bisa digunakan sebagai salah satu alat untuk
perubahan sosial.
Begitulah seni lukis berubah wajah dari waktu ke waktu hingga berwajah seperti
sekarang ini. Meskipun demikian ada saja yang mengapresiasi hingga karya tersebut dapat
bertahan hidup. Di sisi lain ada kekuatan yang bermodal besar yang melegitimasinya menjadi
sebuah selera. Tentu saja selera pasar. Mereka adalah para pedagang seni dan kolektor-
kolektornya. Dengan kreativitas “olah” mereka merubah karya seni menjadi komoditi yang
layak dijual. Yang mengejutkan seniman yang “anti pasar” sekalipun tidak mampu menolak
karyanya dilegitimasi sebagai komoditi.

C.    Perkembangan Seni Kontemporer di Indonesia


Antara modern dan kontemporer secara umum tidak dapat dipilah berdasarkan waktu.
Hal ini mengakibatkan tidak jelasnya pemisah antara kedua istilah tersebut. Istilah modern dan
kontemporer dalam konteks seni rupa dijelaskan oleh Kramer dalam Dharsono sebagai berikut:
Pengertian “kontemporer” dibandingkan dengan istilah modern hanya sekedar sebagai
sekat munculnya perkembangan seni rupa sekitar tahun 70-an dengan menempatkan seniman-
seniman Amerika seperti David Smith dan Jackson Pollock sebagai tanda peralihan (Dharsono,
2004: 223).
Pengertian kontemporer dalam bidang arsitektur memiliki pengertian lain, hal ini
diungkapkan oleh Kultermann seorang pemikir asal Jerman, “Berdasarkan teori Udo,
pengertian kontemporer dekat dengan paham post-modern menjelang tahun 1970. Paham baru
ini menentang kerasionalan paham modern yang dingin dan berpihak  pada simbolisme instink”
(Dharsono, 2004: 223). Dalam istilah seni pengertian ini ditafsirkan lebih lajut oleh Douglas
Davis, bahwa kontemporer sebagai kembalinya upaya mencari dan mengangkat nilai-nilai
budaya dan kemasyarakatan atau dalam istilah seni kembali ke konteks.
Seperti telah kita ketahui, seni kontemporer dalam bahasa Indonesia padanannya adalah
“seni masa kini” atau juga “seni mutakhir”. Dalam khazanah seni modern yang telah berusia
ratusan tahun, kehadiran seni kontemporer cukup rumit dan menimbulkan kontroversi yang
berkepanjangan.
Istilah seni kontemporer justru banyak menimbulkan kebingungan. Istilah seni
kontemporer dalam arti seni masa kini sebenarnya sudah muncul sejak tahun 50-an. Pada waktu
itu, karya seni masa kini hanya menyangkut nama-nama Picasso, Matisse, Braque dan lain-lain.
Periode berikutnya adalah pendobrakan yang lengkap terhadap asas-asas seni rupa tradisi
Barat. Bahkan, akhirnya pendobrakan ini semakin beraneka ragam. Dipengaruhi oleh semangat
individualisme dengan jumlah pelukis yang semakin banyak maka seni kontemporer ini semakin
dipadati oleh seni individual di mana setiap seniman berusaha untuk saling berbeda satu sama
lain (Popo Iskandar, 2000:30).
Ditinjau dari sudut ini seni kontemporer bukanlah konsep tetap. Seni kontemporer
adalah dimensi waktu yang terus bergulir  mengikuti perkembangan masyarakat dengan
zamannya.
Kiranya hanya satu indikasi yang bisa dijadikan titik terang istilah seni kontemporer,
yakni lahir dan berkembang dalam khazanah dan ruang lingkup seni modern. Hal ini di pertegas
dalam buku AWAS! Recent art from Indonesia: Seni rupa kontemporer muncul setelah seni rupa
modern.
Berlangsungnya perayaan ‘Boom seni lukis’ di akhir tahun 80-an dan awal akhir 90-an
seniman bergerak cepat menembus, melintas batas-batas tradisional negara yang membatasi
identitasnya. Kelangsungan seni rupa kontemporer tidak lagi mengusung semangat hebat,
pemberontakan dan penyangkalan seperti pendahulunya di tahun 70-an (seni modern) tetapi
melangsungkan negosiasi  dengan berbagai senimanan baru, perubahan-perubahan yang serba
cepat, peluang dan tentunya juga gemerlapnya pasar (Rizki A Zaelani, 1999:92).
Setiawan Sabana, tokoh pendidik, perupa, yang juga seorang dekan FSRD (Fakultas Seni
Rupa dan Desain) ITB mengungkapkan, sesuai dengan hasil penelitiannya mengenai “Seni Rupa
Kontemporer Asia Tenggara” yang dilakukannya selama 4 tahun, bahwa yang membedakan
antara seni rupa modern dan kontemporer adalah sebagai berikut:
Seni Rupa Modern :
1.      Memutuskan rantai dengan tradisi masa lalu, pada masa ini tradisi tidak menjadi perhatian
yang signifikan dan itu dianggap sebagai sesuatu yang tidak perlu diotak-atik lagi tapi cukup
dalam musium saja.
2.      Adanya high art dan low art ( kesenian dianggap adiluhung).
3.      Tema-tema sosial cenderung ditolak.
4.      Kurang memperhatikan budaya lokal. 
Seni Rupa Kontemporer :
1.      Tradisi diangkat kembali, misalnya tema lebih bebas dan media lebih bebas.
2.      Tema-tema sosial dan politik menjadi hal yang lumrah dalam tema berkarya seni.
3.      Berbaurnya karya seni adiluhung/ high art dan low art.
4.      Masa seni rupa modern kesenian itu abadi maka masa kontemporer kesenian dianggap
kesementaraan.
5.      Dulu ada istilah menara gading sekarang kesenian merakyat, jadi tidak lagi sesuatu yang perlu/
harus bertahan.
6.      Budaya lokal mulai bahkan menjadi perhatian.
Selanjutnya ia menyimpulkannya bahwa fenomena seni rupa kontemporer Indonesia
merupakan suatu refleksi, pencerminan evaluasi kembali, sikap evaluatif dan pencarian akan
potensi-potensi kultural yang baru di negeri ini  dan  merupakan bentuk kesadaran baru dalam
era global.
Dalam seni rupa Indonesia, istilah kontemporer muncul awal 70-an, ketika Gregorius
Sidharta menggunakan istilah kontemporer untuk menamai pameran seni patung pada waktu itu.
Suwarno Wisetrotomo, seorang pengamat seni rupa, berpendapat bahwa seni rupa kontemporer
pada konsep dasar adalah upaya pembebasan dari kontrak-kontrak penilaian yang sudah baku
atau mungkin dianggap usang.
Konsep modernisasi telah merambah semua bidang seni ke arah kontemporer ini. Paling
menyolok terlihat di bidang tari dan seni lukis. Seni tari tradisional mulai tersisih dari acara-
acara televisi dan hanya ada di acara yang bersifat upacara atau seremonial saja.
Lukisan kontemporer semakin melejit seiring dengan meningkatnya konsep hunian
minimalis, terutama di kota-kota besar. Seperti diungkapkan oleh seniman lukis kontemporer
Saptoadi Nugroho dari galeri Tujuh Bintang Art Space Yogyakarta, “Lukisan kontemporer
semakin diminati seiring dengan merebaknya konsep perumahan minimalis terutama di kota-
kota besar. Akan sulit diterima bila kita memasang lukisan pemandangan, misalnya sedangkan
interior ruangannya berkonsep modern.”

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Sebagai kesimpulan, Seni Kontemporer dapat diartikan sebagai salah satu cabang seni
yang terpengaruh dampak modernisasi. Kontemporer itu artinya kekinian, modern atau lebih
tepatnya adalah sesuatu yang sama dengan kondisi waktu yang sama atau saat ini. Jadi seni
kontemporer adalah seni yang tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan berkembang
sesuai zaman sekarang. Lukisan kontemporer adalah karya yang secara tematik merefleksikan
situasi waktu yang sedang dilalui. Misalnya lukisan yang tidak lagi terikat pada Rennaissance.
Begitu pula dengan tarian, lebih kreatif dan modern.
Dan Dalam seni rupa Indonesia, istilah kontemporer muncul awal 70-an, ketika
Gregorius Sidharta menggunakan istilah kontemporer untuk menamai pameran seni patung
pada waktu itu. Suwarno Wisetrotomo, seorang pengamat seni rupa, berpendapat bahwa seni
rupa kontemporer pada konsep dasar adalah upaya pembebasan dari kontrak-kontrak penilaian
yang sudah baku atau mungkin dianggap usang.

B.     Saran
Saran kami untuk penyajian makalah yang mencakup seni rupa kontemporer dimana seharusnya
materi yang disajikan lebih lengkap. Namun hal tersebut dikarenakan kurangnya materi yang
ada di media-media dan semoga dengan adanya makalah ini kita dapat mengetahui segalah
sesuatu yang ada di dalam makalah ini . 

DAFTAR PUSTAKA

1.      http://www.anneahira.com/pengertian-seni-kontemporer.htm diakses pada 16 November 2013


2.      http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_kontemporer diakses pada 14 November 2013
3.      http://www.slideshare.net/mpratriya/seni-kontemporer diakses pada 16 November 2013
4.      http://abasshare.blogspot.com/2013/03/bab-i-pendahuluan-a_9.html diaksess pada 20
November 2013
5.      http://seni-syakiyahrosi.blogspot.com/2013/02/seni-rupa-modern-atau-kontenporer.html diakses
pada 20 November 2013
6.      http://bct222renita.wordpress.com/sejarah-seni-lukis-kontemporer/ diakses pada 20 November
2013
http://nurmalamala12.wordpress.com/2012/03/24/seni-rupa-kontemporer/ diakses pada 20
November
Mari bergabung dengan komunitas Wikipedia bahasa Indonesia! [tutup]

Seni lukis
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ada usul agar Lukisan digabungkan ke artikel atau bagian ini. (Diskusikan)

Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama, seni
lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar.

Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi
untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas,
papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai media lukisan. Alat yang
digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan imaji tertentu kepada
media yang digunakan.

Daftar isi
 1 Sejarah umum seni lukis
o 1.1 Zaman prasejarah
o 1.2 Seni lukis zaman klasik
o 1.3 Seni lukis zaman pertengahan
o 1.4 Seni lukis zaman Renaissance
o 1.5 Art nouveau
 2 Sejarah seni lukis di Indonesia
 3 Aliran seni lukis
o 3.1 Surrealisme
o 3.2 Kubisme
o 3.3 Romantisme
o 3.4 Plural painting
o 3.5 Badingkut(isme)
o 3.6 Aliran lain
 4 Abstraksi
 5 Pelukis terkenal Indonesia
 6 Lihat pula

Sejarah umum seni lukis


Zaman prasejarah

Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-peninggalan prasejarah
memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia telah mulai
membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-bagian penting dari
kehidupan. Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi yang
sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya. Salah satu teknik terkenal gambar prasejarah
yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan menempelkan tangan di dinding gua, lalu
menyemburnya dengan kunyahan dedaunan atau batu mineral berwarna. Hasilnya adalah
jiplakan tangan berwana-warni di dinding-dinding gua yang masih bisa dilihat hingga saat ini.
Kemudahan ini memungkinkan gambar (dan selanjutnya lukisan) untuk berkembang lebih cepat
daripada cabang seni rupa lain seperti seni patung dan seni keramik.

Seperti gambar, lukisan kebanyakan dibuat di atas bidang datar seperti dinding, lantai, kertas,
atau kanvas. Dalam pendidikan seni rupa modern di Indonesia, sifat ini disebut juga dengan dwi-
matra (dua dimensi, dimensi datar).

Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalah manusia, binatang, dan objek-
objek alam lain seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Bentuk dari objek yang digambar
tidak selalu serupa dengan aslinya. Ini disebut citra dan itu sangat dipengaruhi oleh pemahaman
si pelukis terhadap objeknya. Misalnya, gambar seekor banteng dibuat dengan proporsi tanduk
yang luar biasa besar dibandingkan dengan ukuran tanduk asli. Pencitraan ini dipengaruhi oleh
pemahaman si pelukis yang menganggap tanduk adalah bagian paling mengesankan dari seekor
banteng. Karena itu, citra mengenai satu macam objek menjadi berbeda-beda tergantung dari
pemahaman budaya masyarakat di daerahnya.

Pada satu titik, ada orang-orang tertentu dalam satu kelompok masyarakat prasejarah yang lebih
banyak menghabiskan waktu untuk menggambar daripada mencari makanan. Mereka mulai
mahir membuat gambar dan mulai menemukan bahwa bentuk dan susunan rupa tertentu, bila
diatur sedemikian rupa, akan nampak lebih menarik untuk dilihat daripada biasanya. Mereka
mulai menemukan semacam cita-rasa keindahan dalam kegiatannya dan terus melakukan hal itu
sehingga mereka menjadi semakin ahli. Mereka adalah seniman-seniman yang pertama di muka
bumi dan pada saat itulah kegiatan menggambar dan melukis mulai condong menjadi kegiatan
seni.

Seni lukis zaman klasik

Seni lukis zaman klasik kebanyakan dimaksudkan untuk tujuan:

 Mistisme (sebagai akibat belum berkembangnya agama)


 Propaganda (sebagai contoh grafiti di reruntuhan kota Pompeii),

Di zaman ini lukisan dimaksudkan untuk meniru semirip mungkin bentuk-bentuk yang ada di
alam. Hal ini sebagai akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan dimulainya kesadaran bahwa
seni lukis mampu berkomunikasi lebih baik daripada kata-kata dalam banyak hal.

Seni lukis zaman pertengahan

Sebagai akibat terlalu kuatnya pengaruh agama pada zaman pertengahan, seni lukis mengalami
penjauhan dari ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dianggap sebagai sihir yang bisa
menjauhkan manusia dari pengabdian kepada Tuhan. Akibatnya, seni lukis pun tidak lagi bisa
sejalan dengan realitas.

Kebanyakan lukisan pada zaman ini lebih berupa simbolisme, bukan realisme. Sehingga sulit
sekali untuk menemukan lukisan yang bisa dikategorikan "bagus".

Lukisan pada masa ini digunakan untuk alat propaganda dan religi. Beberapa agama yang
melarang penggambaran hewan dan manusia mendorong perkembangan abstrakisme (pemisahan
unsur bentuk yang "benar" dari benda).

Seni lukis zaman Renaissance

Berawal dari kota Firenze. Setelah kekalahan dari Turki, banyak sekali ilmuwan dan budayawan
(termasuk pelukis) yang menyingkir dari Bizantium menuju daerah semenanjung Italia sekarang.
Dukungan dari keluarga deMedici yang menguasai kota Firenze terhadap ilmu pengetahuan
modern dan seni membuat sinergi keduanya menghasilkan banyak sumbangan terhadap
kebudayaan baru Eropa. Seni rupa menemukan jiwa barunya dalam kelahiran kembali seni
zaman klasik. Sains di kota ini tidak lagi dianggap sihir, namun sebagai alat baru untuk merebut
kembali kekuasaan yang dirampas oleh Turki. Pada akhirnya, pengaruh seni di kota Firenze
menyebar ke seluruh Eropa hingga Eropa Timur.

Tokoh yang banyak dikenal dari masa ini adalah:

 Tomassi
 Donatello
 Leonardo da Vinci
 Michaelangelo
 Raphael

Art nouveau

Revolusi Industri di Inggris telah menyebabkan mekanisasi di dalam banyak hal. Barang-barang
dibuat dengan sistem produksi massal dengan ketelitian tinggi. Sebagai dampaknya, keahlian
tangan seorang seniman tidak lagi begitu dihargai karena telah digantikan kehalusan buatan
mesin. Sebagai jawabannya, seniman beralih ke bentuk-bentuk yang tidak mungkin dicapai oleh
produksi massal (atau jika bisa, biaya pembuatannya akan menjadi sangat mahal). Lukisan,
karya-karya seni rupa, dan kriya diarahkan kepada kurva-kurva halus yang kebanyakan
terinspirasi dari keindahan garis-garis tumbuhan di alam.

Sejarah seni lukis di Indonesia


Seni lukis modern Indonesia dimulai dengan masuknya penjajahan Belanda di Indonesia.
Kecenderungan seni rupa Eropa Barat pada zaman itu ke aliran romantisme membuat banyak
pelukis Indonesia ikut mengembangkan aliran ini.
Raden Saleh Syarif Bustaman adalah salah seorang asisten yang cukup beruntung bisa
mempelajari melukis gaya Eropa yang dipraktekkan pelukis Belanda. Raden Saleh kemudian
melanjutkan belajar melukis ke Belanda, sehingga berhasil menjadi seorang pelukis Indonesia
yang disegani dan menjadi pelukis istana di beberapa negera Eropa. Namun seni lukis Indonesia
tidak melalui perkembangan yang sama seperti zaman renaisans Eropa, sehingga
perkembangannya pun tidak melalui tahapan yang sama. Era revolusi di Indonesia membuat
banyak pelukis Indonesia beralih dari tema-tema romantisme menjadi cenderung ke arah
"kerakyatan". Objek yang berhubungan dengan keindahan alam Indonesia dianggap sebagai tema
yang mengkhianati bangsa, sebab dianggap menjilat kepada kaum kapitalis yang menjadi musuh
ideologi komunisme yang populer pada masa itu. Selain itu, alat lukis seperti cat dan kanvas
yang semakin sulit didapat membuat lukisan Indonesia cenderung ke bentuk-bentuk yang lebih
sederhana, sehingga melahirkan abstraksi.

Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan pemaksaan ideologi komunisme
membuat pelukis pada masa 1950an lebih memilih membebaskan karya seni mereka dari
kepentingan politik tertentu, sehingga era ekspresionisme dimulai. Lukisan tidak lagi dianggap
sebagai penyampai pesan dan alat propaganda. Perjalanan seni lukis Indonesia sejak perintisan
R. Saleh sampai awal abad XXI ini, terasa masih terombang-ambing oleh berbagai benturan
konsepsi.

Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum mencapai tataran keberhasilan sudah diporak-
porandakan oleh gagasan modernisme yang membuahkan seni alternatif atau seni kontemporer,
dengan munculnya seni konsep (conceptual art): “Installation Art”, dan “Performance Art”, yang
pernah menjamur di pelosok kampus perguruan tinggi seni sekitar 1993-1996. Kemudian muncul
berbagai alternatif semacam “kolaborasi” sebagai mode 1996/1997. Bersama itu pula seni lukis
konvensional dengan berbagai gaya menghiasi galeri-galeri, yang bukan lagi sebagai bentuk
apresiasi terhadap masyarakat, tetapi merupakan bisnis alternatif investasi.

Aliran seni lukis


Surrealisme

Lukisan aliran surrealisme ini kebanyakan menyerupai bentuk-bentuk yang sering ditemui di
dalam mimpi dan sebenarnya bentuk dari gudang fikiran bawah sadar manusia. Pelukis berusaha
untuk membebaskan fikirannya dari bentuk fikiran logis kemudian menuangkan setiap bagian
dari objek untuk menghasilkan sensasi tertentu, yang bisa dirasakan manusia tanpa harus
mengerti bentuk aslinya. Salah satu tokoh yang populer dalam aliran ini adalah Salvador Dali

Kubisme

Adalah aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap objek ke dalam bentuk-
bentuk geometri atau bentuk balok-balok untuk mendapatkan sensasi tertentu. Salah satu tokoh
terkenal dari aliran ini adalah Pablo Picasso.

Romantisme
Merupakan aliran tertua di dalam sejarah seni lukis modern Indonesia. Lukisan dengan aliran ini
berusaha membangkitkan kenangan romantis dan keindahan di setiap objeknya. Pemandangan
alam adalah objek yang sering diambil sebagai latar belakang lukisan.

Romantisme dirintis oleh pelukis-pelukis pada zaman penjajahan Belanda dan ditularkan kepada
pelukis pribumi untuk tujuan koleksi dan galeri pada zaman kolonial. Salah satu tokoh terkenal
dari aliran ini adalah Raden Saleh.

Plural painting

Adalah sebuah proses beraktivitas seni melalui semacam meditasi atau pengembaraan intuisi
untuk menangkap dan menterjemahkan gerak hidup dari naluri kehidupan ke dalam bahasa
visual. Bahasa visual yang digunakan berpijak pada konsep PLURAL PAINTING. Artinya,
untuk menampilkan idiom-idiom agar relatif bisa mencapai ketepatan dengan apa yang telah
tertangkap oleh intuisi mempergunakan idiom-idiom yang bersifat: multi-etnis, multi-teknik,
atau multi-style...

Badingkut(isme)

Sebuah kecenderungan, penggayaan, atau cara proses kreatif yang dikembangkan oleh Herry
Dim sejak tahun 1970-an. Kegiatan membuat karya dengan menggunakan bahan-bahan temuan
dan bahkan bahan-bahan bekas ini kemudian bisa menjadi karya seni dua dimensi (lukisan
maupun instalasi dinding), karya tiga dimensi (serupa patung), karya ruang (seni instalasi), atau
karya seni tata panggung teater. Bahkan di kemudian hari dikembangkan oleh teman dan
generasi penerusnya menjadi garapan musik, tari, senirupa pertunjukan (performance art), dan
teater.

Tentang "Badingkut" untuk seni tata panggung teater telah ditulis oleh Herry Dim di dalam
sebuah bukunya "Badingkut: Di antara tiga jalan teater".

Aliran lain

 Ekspresionisme
 Dadaisme
 Fauvisme
 Neo-Impresionisme
 Realisme
 Naturalisme
 De Stijl

Abstraksi
Adalah usaha untuk mengesampingkan unsur bentuk dari lukisan. Teknik abstraksi yang
berkembang pesat seiring merebaknya seni kontemporer saat ini berarti tindakan menghindari
peniruan objek secara mentah. Unsur yang dianggap mampu memberikan sensasi keberadaan
objek diperkuat untuk menggantikan unsur bentuk yang dikurangi porsinya. Abstraksi disebut
juga sebagai salah satu aliran yang terdapat di dalam seni lukis.
Pengertian Seni Bangunan

            Ialah segala hasil perwujudan manusia dalam bentuk bangunan, yang

mengandung keutuhan/ kesatuan dengan agama (ritual) dan kehidupan budaya

masyarakat. Yang tercakup dalam bangunan yaitu : 

Kemampuan merancang, dan membangun.

2.      Mewujudkan seni bangunannya menurut bermacam- macam prinsip seperti : bentuk,

konstruksi. bahan, fungsi dan keindahan

2.2 Jenis-Jenis Seni Bangunan Hindu

1) Bangunan Candi

                  Candi berasala dari kata “Candika” yang berarti nama salah satu Dewa
kematian (Dugra). Karenanya candi selalu dihubungkan dengan mnumen untuk

memuliakan Raja yang meninggal contohnya candi Kidal untuk memuliakan Raja

Anusapati, selain itu candi pula berfungsi sebagai:

- Candi Stupa: didirikan sebagai lambang Budha, contoh candi Borobudur

- Candi Pintu Gerbang: didirikan sebagai gapura atau pintu masuk, contohnya candi

Bajang Ratu

- Candi Balai Kambang / Tirta: didirikan didekat / ditengah kolam, contoh candi Belahan

- Candi Pertapaan: didirikan di lereng – lereng tempat Raja bertapa, contohnya candi
Jalatunda

- Candi Vihara: didirikan untuk tempat para pendeta bersemedhi contohnya candi Sari

Struktur bangunan candi terdiri dari 3 bagian

- Kaki candi adalah bagian dasar sekaligus membentuk denahnya (berbentuk segi

empat, ujur sangkar atau segi 20)

- Tubuh candi. Terdapat kamar – kamar tempat arca atau patung

- Atap candi: berbentuk limas an, bermahkota stupa, lingga, ratna atau amalaka

Bangunan candi ada yang berdiri sendiri ada pula yang kelompok. Ada dua system

dalam pengelempokan candi, yaitu:

- Sistem Konsentris (hasil pengaruh dari India) yaitu induk candi berada di tengah –

tengah anak – anak candi, contohnya kelompok candi lorojongrang dan prambanan

- System membelakangi (hasil kreasi asli Indonesia )yaitu induk candi berada di

belakang anak – anak candi, contohnya candi penataran

2) Bangunan pura

              Pura adalah bangunan tempat Dewa atau arwah leluhur yang banyak didirikan

di Bali. Pura merupakan komplek bangunan yang disusun terdiri dari tiga halaman

pengaruh dari candi penataran yaitu:

- Halaman depan terdapat balai pertemuan

- Halaman tengah terdapat balai saji

- Halaman belakang terdapat; meru, padmasana, dan rumah Dewa

Seluruh bangunan dikelilingi dinding keliling dengan pintu gerbangnya ada yang

berpintu / bertutup (kori agung) ada yang terbuka ( candi bentar)

- Pura agung, didirikan di komplek istana

- Pura gunung, didirikan di lereng gunung tempat bersemedhi


- Pura subak, didirikan di daerah pesawahan

- Pura laut, didirikan di tepi pantai

3) Bangunan Puri

           

             Puri adalah bangunan yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan pusat

keagamaan. Bangunan – bangunan yang terdapat di komplek puri antara lain: Tempat

kepala keluarga (Semanggen), tempat upacara meratakan gigi (Balain Munde) dsb.

2.3 Seni Hias Bangunan Hindu

        

              Bentuk bangunan candi sebenarnya hasil tiruan dari gunung Mahameru yang

dianggap suci sebagai tempatnya para Dewa

Oleh sebab itu Candi selalu diberi hiasan sesuai dengan suasana alam pegunungan,

yaitu dengan motif flora dan fauna serta mahluk azaib. Bentuk hiasan candi dibedakan

menjadi dua macam, yaitu:

1) Hiasan Arsitektural ialah hiasan bersifat 3 dimensional yang membentuk struktur

bangunan candi, contohnya:

- Hiasan mahkota pada atap candi

- Hisana menara sudut pada setiap candi

- Hiasan motif kala (Banaspati) pada bagian atas pintu

- Hiasan makara, simbar filaster,dll

1) Hiasan bidang ialah hiasan bersifat dua dimensional yang terdapat pada dinding /

bidang candi, contohnya


- Hiasan dengan cerita, candi Hindu ialah Mahabarata dan Ramayana: sedangkan pada

candi Budha adalah Jataka, Lalitapistara

- Hiasan flora dan fauna

- Hiasan pola geometris

- Hiasan makhluk khayangan

Kesimpulan

             Seni bangunan Hindu dapat dibagi menjadi bangunan candi, bangunan pura
dan bangunan puri. Bentuk bangunan candi sebenarnya hasil tiruan dari gunung
Mahameru yang dianggap suci sebagai tempatnya para Dewa. Oleh sebab itu Candi
selalu diberi hiasan sesuai dengan suasana alam pegunungan, yaitu dengan motif flora
dan fauna serta   mahluk ajaib.

Anda mungkin juga menyukai