Anda di halaman 1dari 26

Makalah Seni Lukis,Seni Kriya dan Seni Patung

Mata Kuliah : Pendidikan Seni di SD


Dosen Pengampu : Syarifah Rafika, S.Pd., M. Pd.

Disusun Oleh :
A. Syamsu Rizal ( 22082014034 )
KELAS B ( SEMESTER 3)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena kesehatan dan
kemampuan yang telah diberikan sehingga kami bisa menuntaskan penyusunan makalah ini
untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan Seni di SD. Makalah ini dibuat dengan judul
“Seni lukis,Seni kriya dan Seni patung” dengan harapan mampu memberi manfaat bagi pembaca.
Makalah ini sungguh sederhana dan terdapat banyak kekurangan, baik isi, atau kata yang
tidak tepat dalam sajiannya dan kami mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan
makalah ini.

Meski begitu, makalah ini juga memiliki faedah bagi kita karena dengan memahami isi
makalah ini kita paham fungsi dari Seni Lukis, Seni patung dan Seni Kriya. Demikian sebagai
pengantar makalah ini.

Makassar, 20 November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I...............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..........................................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2

C. Tujuan..............................................................................................................................2

BAB II.............................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.............................................................................................................................3

A. Pengertian Seni Lukis.....................................................................................................3

B. Fungsi dan Tujuan Seni Lukis.......................................................................................3

C. Tujuan Seni Lukis...........................................................................................................5

D. Komponen Seni Lukis.....................................................................................................6

E. Aliran Seni Lukis............................................................................................................6

F. Pengertian Patung............................................................................................................10

G. Jenis-jenis Patung.........................................................................................................11

H. Fungsi patung................................................................................................................11

I. Alat Seni Patung...............................................................................................................12

J. Teknik Seni Patung...........................................................................................................12

K. Pengertian Seni Kriya...................................................................................................13

L. Sejarah Seni Kriya........................................................................................................14

M. Jenis – jenis Seni kriya..................................................................................................15

ii
BAB III.........................................................................................................................................19

PENUTUP....................................................................................................................................19

A. Kesimpulan....................................................................................................................19

B. Saran..............................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seni lukis, seni kriya, dan seni patung adalah bentuk seni visual yang telah ada sejak
zaman prasejarah dan terus berkembang seiring waktu. Latar belakang ketiga seni ini
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Seni Lukis:
 Zaman Prasejarah: Seni lukis memiliki akar sejak zaman prasejarah, ketika
manusia pertama kali mengekspresikan diri mereka melalui lukisan
dinding gua. Lukisan tersebut berfungsi sebagai bentuk komunikasi
primitif dan penyimpanan informasi tentang kehidupan sehari-hari,
aktivitas berburu, atau kepercayaan spiritual.
 Peradaban Kuno:Seni lukis terus berkembang sepanjang sejarah, dengan
peradaban kuno seperti Mesir, Yunani, dan Romawi yang menciptakan
lukisan dinding, fresko, dan panel kayu yang memperlihatkan kehidupan
sehari-hari, mitologi, dan pemujaan terhadap dewa-dewa.
 Renaissance:Abad ke-14 hingga ke-17 di Eropa dikenal sebagai periode
Renaissance yang menyaksikan kebangkitan seni lukis dengan karya-
karya seperti Mona Lisa dan The Last Supper karya Leonardo da Vinci.
2. Seni Kriya:
 Tradisi dan Kerajinan Tangan:Seni kriya melibatkan pembuatan objek-
objek fungsional atau dekoratif secara manual. Sejak zaman kuno,
manusia telah mengembangkan keterampilan kerajinan tangan untuk
membuat pakaian, perhiasan, perabotan, dan berbagai barang lainnya.
 Kerajinan Tradisional:Setiap budaya memiliki kerajinan tradisionalnya
sendiri yang mencerminkan nilai-nilai, kepercayaan, dan gaya hidup
masyarakatnya. Misalnya, kerajinan tekstil, anyaman, keramik, dan
ukiran kayu merupakan bagian penting dari seni kriya di berbagai
belahan dunia.
 Gerakan Seni dan Kerajinan:Pada abad ke-19, gerakan Seni dan
Kerajinan muncul sebagai reaksi terhadap industrialisasi dan produksi
massal. Gerakan ini menekankan kembali keterampilan tangan dan
keaslian dalam pembuatan barang-barang seni.
3. Seni Patung:

1
 Zaman Kuno:Seni patung memiliki akar yang sangat kuno, terlihat
dalam karya-karya patung Mesir kuno, seni Yunani klasik, dan seni
Romawi. Patung-patung ini mencerminkan keindahan tubuh manusia
dan mitologi.
 Abad Pertengahan dan Renaisans: Pada Abad Pertengahan, seni
patung banyak digunakan untuk menghias gereja dan katedral dengan
patung-patung keagamaan. Renaissance membawa kembalinya minat
pada seni klasik, dengan seniman seperti Michelangelo yang
menciptakan patung-patung luar biasa seperti David dan Pieta.
 Seni Patung Modern dan Kontemporer:Pada abad ke-20, seni patung
berkembang menjadi berbagai bentuk ekspresi, termasuk seni abstrak,
seni kinetik, dan seni instalasi.
Secara keseluruhan, seni lukis, seni kriya, dan seni patung terus mengalami
evolusi sepanjang sejarah manusia, mencerminkan perubahan sosial, budaya, dan
teknologi dalam masyarakat. Seni ini tidak hanya menjadi bentuk ekspresi artistik, tetapi
juga mencerminkan identitas dan pandangan dunia suatu periode atau komunitas.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan
masalah dalam penulisan ini adalah
a. Apa saja komponen – komponen seni lukis?
b. Apa saja aliran seni lukis?
c. Apa yang di maksud Aliran Respensatif,Aliran Deformatif dan Aliran
Nonrepresentatif?
d. Apa saja jenis-jenis patung?
e. Jelaskan Fungsi patung?
f. Bagimana Sejarah Seni Kriya?
g. Apa saja fungsi seni kriya?
h. Jelaskan Jenis – jenis seni Kriya?

C. Tujuan
a. Menjelaskan Komponen-komponen seni lukis
b. menjelaskan aliran seni lukis
c. menjelaskan tentang aliran respensatif, aliran deformatif dan aliran
nonrepresentatif
d. menjelaskan jenis-jenis patung
e. menjelaskan fungsi patung
f. menjelaskan sejarah seni kriya
g. menjelaskan fungsi seni kriya
h. menjelaskan jenis jenis seni kriya

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Seni Lukis


Seni lukis merupakan cabang ilmu seni rupa yang diwujudkan melalui karya dua
dimensi dengan media kanvas atau permukaan datar lain. Media untuk seni lukis biasa
diisi oleh unsur-unsur pokok garis dan warna hasil dari permainan cat atau pewarna dan
pembubuh gambar lainnya.
Hasil dari seni lukis dapat memuat representasi terkait alam seperti potret
manusia, hewan, tumbuhan, bahkan pemandangan. Seni lukis juga dapat menggambarkan
gambar-gambar abstrak yang merupakan penyederhanaan bentuk alam.
Pengertian seni lukis ada bermacam-macam, menurut Soedarso Sp, melukis
merupakan kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan datar dari objek tiga
dimensi dengan tujuan mendapatkan kesan tertentu. Soedarso pun menambahkan bahwa
karya seni erat kaitannya dengan pelibatan ekspresi, emosi dan gagasan pencipta secara
penuh.
Selain Soedarso Sp, pendapat yang lain dikutip dari W. Setya R dengan karyanya
Aliran Seni Lukis Indonesia. Menurut W. Setya R, seni lukis adalah suatu aktivitas
berekspresi dari pengalaman estetik manusia yang dituangkan dalam bidang dua dimensi
dengan medium rupa seperti garis, warna, bidang, tekstur, cahaya, dan ruang.
Seni lukis menjadi representasi pelukis untuk menuangkan emosi dan ekspresi
jiwanya. Seni lukis tidak hanya sebuah karya seni yang bernilai estetika. Karya seni lukis
sendiri memiliki beberapa fungsi untuk masyarakat. Hal itu bisa diketahui seperti fungsi
religius, fungsi komersial, dan fungsi simbolis.
Pada dasarnya, seni lukis adalah pengembangan dari menggambar. Namun, seni
lukis memiliki corak atau gaya yang lebih rumit. Seni lukis menggunakan bahan dan
teknik yang dapat membuatnya menjadi lebih beragam dari menggambar pada umumnya.

B. Fungsi dan Tujuan Seni Lukis


Secara umum, seni lukis memiliki fungsi yang terbagi menjadi 2 bagian yakni
fungsi sosial dan fungsi individual.

a. Fungsi Sosial
Fungsi sosial dari sebuah karya seni lukis akan tampak apabila dapat memberikan
kegunaan bagi banyak orang. Karya seni dapat memiliki fungsi sosial yaitu dengan
3
syarat seorang seniman harus berhasil menunjukan nilai sosial atau setidaknya bisa
diterima oleh masyarakat. Ada 4 sektor fungsi sosial yang diterima oleh masyarakat,
yaitu:
 Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, seni lukis menjadi media belajar anak-anak
pra sekolah dari prasekolah hingga taman kanak-kanak. Tujuan pengajaran
karya seni bagi anak-anak adalah untuk membangkitkan kreativitas dalam
mengembangkan ide. Dalam pelajaran melukis pada pra sekolah, anak-anak
diharapkan dapat belajar untuk memperkuat ingatan mengenai warna dan
bentuk.
 Agama
Sebagai karya seni yang berasal dari hasil ide dan ekspresi manusia,
seni lukis dapat menjadi media dalam menuangkan rasa cinta kepada Tuhan.
Seni lukis juga memiliki fungsi sosial dalam agama untuk menggambarkan
kebesaran Tuhan. Misalnya dalam agama islam mengenal seni kaligrafi.
Kaligrafi biasanya digunakan untuk mempercantik tampilan tempat ibadah
dengan menggunakan firman Tuhan. Tidak hanya itu, dalam agama Hindu,
banyak lukisan para dewa yang dilukis dengan tujuan untuk sembahyang dan
mendoakan orang yang telah tiada.
 Hiburan
Selain memiliki nilai pendidikan dan agama, pada dasarnya seni lukis
diterima masyarakat karena memiliki fungsi sosial sebagai penghibur. Dalam
aspek hiburan, sebuah karya seni dapat memperlihatkan kesan yang menarik
dan memberikan pengaruh kebahagiaan kepada masyarakat. Seni lukis pada
umumnya akan digunakan sebagai dekorasi atau gambaran dalam suatu acara.
 Kejelasan Isi
Seni lukis yang memenuhi aspek kejelasan isi artinya mampu
memberikan dampak atau fungsi sosial. Kejelasan isi dari seni digunakan
sebagai media untuk berkomunikasi. Oleh karena itu, kemampuan
menjelaskan isi menjadi keunggulan tersendiri dari seni lukis. Contoh karya
seni lukis yang dapat memberikan kejelasan isi, seperti, poster, reklame,
hingga mural di sepanjang jalan. Sekilas seni lukis tersebut tidak terlalu
dilihat, namun kejelasan isi membawa kesan dan makna yang mendalam dari
masyarakat.
b. Fungsi Individual
Seni lukis yang dihasilkan dari ide, ekspresi, dan perasaan akan memuat
kebutuhan jasmani dan rohani seniman itu sendiri. Karya seni lukis dari seniman
dapat diakui oleh orang lain atau penikmat seni dengan sejumlah rupiah. Jika
dibandingkan dengan antusias seni di Italia, Prancis, Amerika, dan negara maju
lainnya, penghargaan atas seni lukis di Indonesia kepada seorang seniman memang

4
belum banyak. Tetapi, hal itu bukan menjadi hambatan untuk berkarya, di era digital
sekarang seni lukis dapat dipublikasi hingga seluruh belahan dunia.
Selain penghargaan jasmani, seni lukis dapat memenuhi kebutuhan rohani
sang seniman. Hal itu berarti proses pertama penciptaan seni lukis hingga akhir,
seorang seniman dapat mengekspresikan seluruh isi hati dan perasaannya, baik itu
perasaan senang, sedih, atau terluka. Seni lukis memiliki ciri khas, di mana perasaan
seniman akan mudah terlihat dalam karyanya.

C. Tujuan Seni Lukis


a. Tujuan Religius
Seorang seniman lukis memiliki kemampuan yang dapat membuat lukisan
atau hasil karyanya memuat nilai-nilai keagungan tuhan yang maha esa, nenek
moyang, para leluhur atau dewa. Bukti bahwa seni lukis memiliki tujuan religius
terlihat pada pada lukisan gua-gua leang di Maros, Sulawesi Selatan.
b. Tujuan Magis
Selain bertujuan kepada nilai religiusitas, lukisan juga memiliki tujuan
magis dan berisi mantra-mantra tertentu. Karya seni lukis itu dapat terbilang
primitif dan memberikan kesan misterius bagi siapa saja yang melihatnya. Contoh
lukisan yang memuat nilai-nilai magis dan misterius misalnya, lukisan bali yang
menggambarkan sosok dewa penunggu kuil. Konon, orang-orang Bali percaya
bahwa lukisan tersebut akan memberikan daya tarik terhadap tempat tertentu.
c. Tujuan Simbiolis
Seorang seniman seni lukis yang mampu memperlihatkan dan
merepresentasikan cita-cita kehidupan seseorang. Cita-cita yang luhur akan
diaplikasikan dalam sebuah lukisan yang didalamnya terdapat tokoh terpandang.
Contoh lukisan yang dapat melambang ketokohan seseorang dapat diketahui dari
lukisan Pangeran Diponegoro yang sedang berdialog dengan Jenderal de Kock.
d. Tujuan estetis
Bagi seniman seni lukis yang dapat menampilkan tujuan estetis biasanya
akan terlihat dari kekuatan keindahan dari pemandangan suatu daerah. Tujuan
estetis dapat dilihat pada banyak seni lukis di rumah, kantor, dan tempat-tempat
umum. Lukisan tersebut biasanya menggambarkan air terjun, sungai, atau sawah
di sebuah desa.
e. Tujuan Komersil
Lukisan dengan tujuan komersial biasanya mengutamakan nilai ekonomi
dalam setiap karyanya. Lukisan dengan pengerjaan cepat dan sederhana banyak
ditemukan di tempat-tempat ramai. Misalnya seperti jasa melukis wajah di
jalanan.
f. Tujuan Ekspresi

5
Pada tujuan ekspresi, seniman hanya ingin meluapkan emosi dan
ekspresinya ke dalam sebuah karya, baik itu di kanvas atau kertas atau media
apapun. Tujuan ini biasanya dimiliki seniman-seniman yang sedang dalam
keadaan emosional dan membutuhkan butuh sebagai tempat berekspresi. Hampir
semua orang mampu melukis dengan tujuan ekspresi yang satu ini. Melukis
membuat lega dan ringan sehingga dianggap mampu menjadi terapi kejiwaan di
kala stress. Oleh karena itu, ciri khas dari lukisan ini hanya bisa dilihat dari
penggunaan corak, warna, bentuk, hingga media.

D. Komponen Seni Lukis


Dalam karya seni lukis yang baik terdapat beberapa komponen seperti di bawah
ini:
a. Komposisi
Komposisi merupakan cara untuk merangkai unsur-unsur yang akan
memberikan bentuk pada sebuah karya seni seperti warna, garis, bidang, ruang, gelap
terang.
b. Balance
Balance atau keseimbangan adalah cara mengatur objek agar serasi saat dilihat
oleh mata dan terlihat jelas. Keseimbangan yang simetris merupakan hasil dari
penggabungan dua objek dengan membagi dua bidang secara sama. Sementara,
kesimbangan asimetris adalah hasil dari penggabungan unsur yang berbeda seperti
jarak dan ukuran agar terlihat cocok.
c. Proporsi
Proporsi atau perbandingan merupakan komponen seni lukis. Proporsi adalah
karakteristik dari bentuk antara benda yang satu dengan benda yang lainnya. Hal ini
tampak dari lukisan yang memiliki kepaduan dari unsur-unsurnya.
d. Irama
Irama adalah kesan gerak khas dari seorang seniman yang dihasilkan oleh
garis, warna, bentuk, gerakan, dan tekstur secara berulang.
e. Unity
Unity atau kesatuan merupakan hasil dari perpaduan unsur-unsur dari
berbagai elemen yang ada. Unsur-unsur yang saling berhubungan kemudian
melengkapi satu sama lain, sehingga menimbulkan kesan terbentuk dengan baik.
f. Aksentuasi
Aksentuasi atau tanda khas memiliki maksud bahwa setiap gambar memiliki
unsur pembeda. Adanya aksentuasi bertujuan agar karya seni lukis tidak tampak
monoton dan membosankan.

E. Aliran Seni Lukis


Setiap lukisan yang pernah dibuat memiliki ciri khas, tema, teknik masing-
masing. Ciri khas atau karakter dari setiap lukisan biasanya disebut dengan gaya atau

6
aliran. Menurut cara pengungkapannya, penggolongan gaya dan aliran karya seni dapat
dibagi menjadi tiga, yaitu: representatif, deformatif dan nonrepresentatif.
a. Representatif
Representatif atau perwujudan dimaksudkan bahwa gaya seni rupa yang
menggunakan kenyataan pada alam atau kehidupan sehari-hari manusia dalam
masyarakat. Gaya atau aliran seni rupa representatif dibagi dalam tiga kategori,
yaitu naturalisme, realisme, dan romantisme,
a. Aliran Naturalisme
Aliran naturalis banyak kita temui dalam sehari-hari. Aliran seni lukis
ini banyak menampilkan keadaan alam, melukiskan segala sesuatu sepersis
mungkin dengan kenyataannya. Aliran membutuhkan ketelitian yang tinggi,
sehingga aliran ini membutuhkan kemampuan dan ketekunan untuk
mewujudkan karyanya.

Tokoh aliran naturalisme antara lain:

 Wahidi
 Abdullah Suryobroto
 Basuki Abdullah
 Mas Pringadi
 Rubens
 John Constabel
 Thomas Cole
 William Bliss Baker
b. Aliran Realisme
Aliran realisme adalah aliran seni rupa yang mempunyai perspektif, di
mana dunia ini tanpa ilusi. Aliran realisme akan menjadikan subjek atau
objek yang dilukis ditampilkan apa adanya, sesuai dengan kenyataan sehari-
hari, tanpa adanya dramatisasi, bahkan dipilih hanya yang terlihat indah.
Tokoh realisme antara lain:
 Wardoyo
 Trubus
 Tarmizi
 Dullah
 Gustave Courbet
 Jean-François Millet
 Edouard Manet
c. Aliran Romantisme
Aliran romantisisme yang biasa disebut romantisme yang sebetulnya
kurang tepat. Aliran ini banyak terdapat pada karya dengan tujuan

7
mengungkapkan hal yang masih representatif namun dengan cara yang
dramatis. Aliran digunakan untuk menunjukan peristiwa yang dahsyat atau
kejadian-kejadian penting dalam sejarah dengan dramatis.
Tokoh romantisisme adalah:
 Raden Saleh
 Francisco Goya
 Caspar David Friedrich
 J.M.W Turner
2. Deformatif
Deformatif merupakan aliran yang mengubah bentuk asli dari objek atau
subjek yang dilukis. Hal ini dilakukan agar dapat menghasilkan bentuk baru
namun tidak benar-benar meninggalkan bentuk dasar aslinya. Aliran seni rupa
yang termasuk dalam gaya deformatif yaitu impresionisme, surealisme, kubisme,
dan ekspresionisme:
a. Impresionisme
Impresionisme pada dasarnya merupakan aliran yang lebih
menonjolkan kesan atau perasaan daripada kenyataan itu sendiri. Pada seni
lukis, aliran ini bertujuan hanya menggambarkan kesan sederhana dari apa
yang dilukiskan.

Tokoh aliran impresionisme adalah:

 S. Sudjojono
 Claude Monet
 Paul Cezanne
 Paul Gauguin
 Georges Seurat
b. Surealisme
Surealisme pada dasarnya merupakan gagasan yang bersifat spontan
yang berasal dari alam mimpi atau alam bawah sadar. Aliran ini
mengutamakan sesuatu yang tidak nyata, non rasional dalam citraan manusia.
Aliran ini biasanya menggambarkan manusia yang melayang atau bahkan
manusia setengah hewan. Alilran surealisme membuat lukisan tampak seperti
pada mimpi.

Tokoh surealisme antara lain:

 Salvador Dali
 Rene Magritte
 Frida Kahlo
c. Kubisme

8
Kubisme sendiri merupakan bentuk permulaan seni abstrak, yang
mana mengutamakan bentuk bidang bersiku-siku, seperti segi empat atau
objek geometris lainnya untuk disusun ulang menjadi sebuah karya seni
lukisan.

Tokoh kubisme antara lain:

 Pablo Picasso
 Georges Braque
 Juan Gris
d. Ekspresionisme
Ekspresionisme merupakan aliran seni rupa yang mengunggulkan
ekspresi dari dalam jiwa. Ekspresionisme lebih mengutamakan ekspresi
individu atau perasaaan seniman dibandingkan dengan hal-hal diluar jiwa
manusia, seperti peniruan alam.
Tokoh-tokoh ekspresionisme meliputi:
 Affandi
 Edvard Munch
 Ernst Ludwig Kirchner
3. Nonrepresentatif
Nonrepresentatif adalah gaya yang tidak merepresentasikan atau tidak
menggambarkan sesuatu. Gaya ini merupakan kebalikan dari representatif.
Bentuk dasar dari gaya ini memang bertujuan untuk meninggalkan bentuk asli
dari subjek atau objek. Nonrepresentatif tidak ditujukan untuk meniru alam.
Lukisan ini lahir dari bentuk-bentuk geometris sederhana, banyak garis, atau
hanya blok-blok warna yang terbebaskan dari bentuk alam. Aliran-aliran
nonrepresentatif antara lain abstrak ekspresionisme dan formalisme.
a. Aliran abstrak ekspresionisme
Aliran abstrak ekspresionisme merupakan aliran yang mendasarkan
pada ekspresi spontan untuk menciptakan karya abstrak. Pelukis abstrak
ekspresionisme sangat menyukai untuk melemparkan cat langsung ke
kanvas, menggunakan benda-benda selain kuas untuk mengecat. Aliran ini
menekankan pada permainan ekspresi karena tidak memiliki aturan sendiri.
Tokoh-tokoh Abstrak Ekspresionisme antara lain:
 Jackson Pollock
 Willem de Kooning
 Mark Rothko
 Helen Frankenthaler
 Clyfford Still
b. Formalisme

9
Formalisme adalah aliran yang sebenarnya sederhana karena hanya
menggunakan bentuk-bentuk dasar geometris seperti segi empat, persegi
panjang, segitiga atau hanya garis. Namun, aliran formalisme membutuhkan
keahlian khusus agar dapat menciptakan keindahan.
Tokoh formalisme antara lain:
 Jasper Johns
 James McNeill Whistler

F. Pengertian Patung
Dalam KBBI, patung berarti tiruan bentuk orang, hewan, dan sebagainya dibuat
(dipahat dan sebagainya) dari batu, kayu, dan sebagainya. Meskipun banyak patung yang
menirukan manusia atau hewan, kenyataannya tidak semua patung menirukan alam.
Misalnya terdapat patung-patung yang berbentuk abstrak geometris juga, seperti yang
akan dijelaskan dibawah ini.
Sementara itu dalam bahasa Inggirs, patung disebut sebagai Sculpture.
Dalam oxford dictionary disebutkan bahwa sclupture atau patung adalah seni untuk
membuat tiruan dua/tiga dimensi atau bentuk abstrak, dengan cara memahat batu, kayu
atau mencetak logam dan plastik.
a. Menurut Para Ahli
Tentunya telah banyak pula cendekia dan ahli seni yang
mendefinisikan pengertian seni patung. Berikut ini akan disampaikan
beberapa pendapat para ahli seni mengenai pengertian atau definisi dari seni
patung.
 Mikke Susanto
Seni patung adalah sebuah tipe karya tiga dimensi yang
bentuknya dibuat dengan metode subtraktif (mengurangi bahan
seperti memotong, menatah) atau aditif (membuat model lebih dulu
seperti mengecor dan mencetak) (Susanto, 2011, hlm. 296).
 Soenarso dan Soeroto
Seni Patung adalah semua karya dalam bentuk meruang.
Menurut Kamus Besar Indonesia adalah benda tiruan, bentuk manusia
dan hewan yang cara pembuatannya dengan dipahat (Soenarso dan
Soeroto, 1996, hlm.
 B.S Mayers
Seni patung adalah karya tiga dimensi yang tidak terikat pada
latar belakang apa pun atau bidang manapun pada suatu bangunan.
Karya ini diamati dengan cara mengelilinginya, sehingga harus
nampak mempesona atau terasa mempunyai makna pada semua 6
seginya (Mayers, 1958, hlm. 131-132).

10
Mayers (1969, hlm. 351) menambahkan bahwa seni patung
berdiri sendiri dan memang benar-benar berbentuk tiga dimensi
sehingga dari segi manapun kita melihatnya, kita akan dihadapkan
kepada bentuk yang bermakna.

G. Jenis-jenis Patung
Patung terdiri atas bermacam jenis yang berbeda. Secara umum, patung dapat
dibedakan melalui perwujudan atau bentuknya menjadi dua macam, yakni sebagai
berikut.
a. Patung figuratif (realis/representatif).
Berarti patung yang merupakan tiruan dari bentuk alam, seperti
manusia, binatang dan tumbuhan. Dapat dikatakan patung ini nyata dalam
perwujudannya dan tidak hanya abstrak atau mengawang-awang. Contoh:
patung pahlawan, patung macan, dsb.
b. Patung nonfiguratif (imajinatif/nonrepresentatif).
Adalah patung yang tidak meniru alam, terlepas dari wujud-wujud
tiruan yang ada di alam. Patung ini perwujudannya tidak nyata dan bersifat
abstrak, seperti: patung abstrak geometris, patung berupa bentuk silinder
runcing sebagai simbol bambu runcing, dsb.

H. Fungsi patung
Sebagain jenis patung mungkin tidak memiliki fungsi terapan dalam kehidupan
sehari-hari. Naun demikian terdapat pula patung yang memiliki fungsi simbolik atau
bahkan fungsi religi terhadap kepercayaan tertentu. Beberapa fungsi seni patung adalah
sebagai berikut.
1. Patung Dekorasi. Berfungsi untuk memperindah suatu ruangan atau lingkungan
eksterior.
2. Patung Monumen, Dibuat untuk mengenang jasa tokoh atau kelompok tertentu,
seperti sosok pahlawan suatu negara atau memperingati peristiwa bersejarah.
3. Patung Kerajinan. Merupakan patung yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan
pasar, sehingga dapat diminati untuk dibeli berdasarkan berbagai kebutuhan
umum yang tidak spesifik.
4. Patung Arsitektur, dibuat untuk menunjang atau melengkapi kontruksi suatu
bangunan sehingga lebih terpadu dan harmonis dengan desain arsitektur yang
telah dirancang.
5. Patung Seni (fineart). Patung seni atau seni murni dibuat hanya untuk kepentingan
estetis dan dapat menjadi sangat eskperimental bentuknya (seni tidak selalu
indah).
6. Patung Religi. Bagi beberapa agama dan kepercayaan patung memiliki unsur dan
makna religius dan digunakan sebagai sarana beribadah.

11
I. Alat Seni Patung
Peralatan yang diperlukan untuk membuat patung sangat bergantung pada bahan
dan teknik yang akan digunakan. Misalnya jika kita akan membuat patung dengan teknik
ukir, maka alat yang dibutuhkan adalah pisau cukil. Sementara itu jika kita akan
membuat patung dengan cara memahat, maka kita akan membutuhkan alat pahat.
Beberapa alat yang biasa digunakan pada proses pengerjaan seni patung adalah sebagai
berikut.
 Pahat. Digunakan untuk bahan sedang atau keras untuk memahat atau mengurangi
bahan keras sehingga membentuk objek yang yang diinginkan. Pahat terbuat dari
logam keras yang tajam, tersedia dalam berbagai mata pisau, digunakan dengan
cara memalu pahat pada bahan patung.
 Butsir. Butsir adalah semacam pisau/alat sudip untuk mengukir bahan lunak.
Biasanya butsir terbuat dari kayu atau memiliki mata logam yang tumpul. Ada
juga butsir yang bermatakan kawat, untuk memudahkan pembentukan bahan
lunak
 Alat Las. Sudah jelas untuk membentuk logam secara langsung (tanpa
mencairkannya) diperlukan alat las agar dapat menyusun logam, sesuai dengan
keinginan kita.
 Meja Putar. Berupa meja bundar yang dapat berputar ke segala arah. Fungsinya
untuk lebih mudah melihat dan mengontrol bentuk patung dari berbagai arah
tanpa harus bergerak mengintari patung.
 Palu. Palu digunakan untuk memukul pahat.
 Tang. Ketika membuat patung yang memerlukan rangka kawat, maka alat ini
sangat dibutuhkan untuk mebengkokan dan meluruskan kawat sesuai dengan
rancangan yang diinginkan.

J. Teknik Seni Patung


Mematung membutuhkan teknik khusus yang sesuai dengan kebutuhan dan bahan
yang akan digunakan untuk membuat patung. Contohnya jika kita membuat patung
dengan bahan lunak, maka kita dapat menggunakan tangan untuk mengepal-ngepalnya
saja. Namun jika bahan patung yang kita gunakan adalah bahan keras, maka kita harus
memahatnya. Beberapa teknik seni patung yang dapat digunakan untuk mematung adalah
sebagai berikut.
 Teknik Pahat. Merupakan teknik untuk mengurangi bahan menggunakan benturan
benda keras (alat pahat) terhadap bahan patung yang diolah. Selain alat pahat,
palu juga diperlukan untuk membenturkan pahat pada bahan patung.
 Teknik Butsir. Butsir adalah teknik yang membentuk bahan lunak dengan
mengurangi bahan menggunakan alat butsir dan menambahkan bahan jika
diperlukan. Butsir biasa digunakan untuk mengolah bahan lunak seperti tanah liat,
lilin atau modeling clay.

12
 Teknik Konstruksi, merupakan teknik membuat patung dengan cara merekatkan
berbagai bahan baik dengan cara dilem, dilas, dilepa, atau dipatri. Bahan yang
digunakan dapat berupa semen, pasir, besi, plastisin, kawat, bubur kertas, dsb.
 Teknik Las. Yaitu membuat karya patung dengan cara menggabungkan bahan ke
bahan yang lain untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan. Teknik las
digunakan untuk menggabungkan bahan logam dan merakitnya menjadi bentuk
tertentu. Sebetulnya teknik ini pada dasarnya merupakan teknik konstruksi pula.
 Teknik Cor. Membuat karya seni dengan membuat cetakannya terlebih dahulu,
lalu bahan adonan cor dituangkan kedalam cetakan, sehingga menghasilkan
bentuk yang diinginkan (sesuai dengan bentuk cetakan).
 Teknik Cetak. Seperti teknik cor, cetakan dibuat terlebih dahulu, namun bahan
tidak harus dicor atau dituangkan, bahan lunak atau sedang dapat langsung dijepit
menggunakan cetakan Bivalve yang memiliki dua sisi simetris seperti kerang.

K. Pengertian Seni Kriya


Dalam KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia kata kriya memiliki makna
pekerjaan atau kerajinan tangan. Dalam bahasa Inggris, Kriya memiliki arti craft. Yang
mana craft jika dijabarkan lebih lebar lagi merupakan suatu kegiatan yang melibatkan
keterampilan untuk membuat sesuatu dengan tangan atau handmade.
Dari hal tersebut bisa disimpulkan jika kriya merupakan kegiatan kerajinan tangan dalam
proses pembuatan sesuatu.
Saat ini kriya juga begitu identik dengan kerajinan tangan yang memiliki nilai
guna di dalamnya. Hal ini berhubungan terhadap perkembangan zaman yang banyak
memberikan tuntutan untuk bisa memproduksi dengan proses yang cepat sekaligus terjual
dalam jumlah yang banyak pula.
Akan tetapi kriya juga bisa menjadi salah satu media seni murni yang mana itu
artinya tidak bernilai guna atau tidak memiliki fungsi. Pada masa lalu, kriya juga
merupakan suatu karya seni adiluhung yang di dalamnya memiliki nilai tradisi tinggi.
a. Menurut Para Ahli
 Timbul Haryono
Timbul Haryono menjelaskan definisinya merupakan salah
satu cabang seni yang lebih ditekankan pada keterampilan tangan
tinggi dalam proses pengerjaannya. Atau bisa juga diartikan jika seni
ini adalah suatu kegiatan mengerjakan sesuatu untuk bisa
menghasilkan benda ataupun objek yang memiliki nilai seni.
 Gustami
Gustami memberikan penjelasan jika seni kriya yang unik dan
memiliki nilai karakteristik. Selain itu seni ini juga memiliki beberapa
hal di dalamnya seperti nilai estetik, simbolik, filosofis dan juga
fungsional. Karena hal tersebut padam perwujudannya biasanya akan
mendapatkan dukungan craftsmanship yang tinggi. Selain itu seni ini
juga termasuk ke dalam kelompok seni adiluhung.
 Soedarso Sp

13
Soedarso Sp menjelaskan jika seni ini merupakan frasa yang
berasal dari bahasa Sansekerta. Lalu untuk maknanya sendiri
merupakan pekerjaan, pembuatan dan jika dalam kamur Winter
memiliki arti demel atau membuat.
 I Made Bandem
I Made Bandem menjelaskan jika seni ini berasal dari kata
kriya. Yang mana jika dalam bahasa Indonesia memiliki arti
pekerjaan atau ketrampilan tangan.

L. Sejarah Seni Kriya


Seni kriya sudah ada sejak dahulu kala. Seperti yang dijelaskan sebelumnya jika
seni kriya merupakan salah satu cabang seni rupa yang memiliki akar kuat seperti nilai
tradisi dengan mutu tinggi atau memiliki nilai adiluhung.Pada zaman klasik, seni
inimenjadi media seni utama di nusantara.
1. Seni Kriya Zaman Klasik
Pada masa lalu para karyawan mampu menghasilkan karya seni dengan
ketekunan yang sudah memiliki konsep filosofi tinggi dan bisa menghasilkan
berbagai macam produk dengan legitimasi seni yang begitu diistimewakan.
Terhadap pola pikir metafisik yang di dalamnya terdapat kandungan
muatan nilai spiritual, religious dan juga margis dalam benda kriya yang telah
dihasilkan tersebut. Selain itu kriya juga didukung dengan tatanan budaya
tradisional yang bisa mencerminkan jiwa zaman pada masa itu.
Kriya merupakan seni murni yang begitu diagungkan pada zaman klasik.
Banyak produk yang bisa dihasilkan oleh seni kriya pada zaman klasik. Beberapa
contoh benda seni ini yang bisa dihasilkan pada zaman klasik adalah seperti keris
dan senjata hias lainnya, perhiasan emas maupun perhiasan perak, ukiran yang
menggunakan media kayu, topeng yang digunakan untuk keperluan hiasan semata
atau digunakan untuk berbagai upacara dan juga wayang.
2. Zaman Madya atau Islam
Berikutnya adalah sejarah pada zaman madya atau Islam. Pada zaman
madya atau zaman Islam yang ada di Indonesia, pemanfaatannya sudah mulai
bergeser terhadap nilai gunanya.
Nilai yang religious serta magis sudah mulai hilang karena adanya
pengaruh dari Islam. Akan tetapi nilai spiritual dan juga tradisi dari budaya
nusantara masih tetap diagungkan. Untuk benda yang dihasilkan juga masih
terbilang sama dengan benda yang dihasilkan pada zaman klasik.
3. Zaman Modern Atau Kolonial
Pada zaman kolonial Belanda, seni ini semakin bergeser ke benda yang
digunakan untuk keseharian yang manna juga nilai artistiknya dipadang sebelah
mata. Pada zaman ini pengaruh asing juga mulai menguat. Sehingga seni ini akan
bersaing dengan cabang seni lain seperti seni lukis yang menjadi media utama
pada masa tersebut.
4. Seni Kriya Hari Ini Atau Kontemporer

14
Berikutnya adalah pada hari ini yang kembali mendapatkan apesidasi
dengan sebagaimana mestinya dan tidak akan mendapatkan perbedaan seperti
dahulu kala.
Saat ini juga sudah banyak seniman lokal maupun internasional yang bisa
saling bersaing untuk mengusung benda kriya yang berhasil mereka produksi
sebagai bentuk karya.
Selain itu benda seni ini juga mampu bersaing dengan produk yang telah
melalui proses produksi massal. Benda seni kriya memiliki nilai yang lebih jika
dilihat dari segi tradisi dan segi ketrampilan.
Sebagai contohnya adalah bendayang bisa dijadikan oleh-oleh khas daerah
tertentu. Tak hanya itu saja, namun benda seni ini juga bisa dijadikan suatu
produk eksklusif yang memiliki nilai lebih tinggi. Hal ini karena bendanya
eksklusif hanya diproduksi dalam jumlah terbatas atau tidak pasaran.

M. Jenis – jenis Seni kriya


Bentuk karya seni nusantara bisa dibilang begitu beragam. Keberagaman karya
seni ini tak bisa lepas dari perkembangan dari seni kriya itu sendiri, perubahan zaman dan
juga tuntutan pasar itu sendiri. Akan tetapi masih tetap ada yang mempertahankan
keanekaragaman hiasan tradisional.
 Seni Kayu
Sama seperti namanya, seni kayu akan menggunakan bahan dasar kayu
yang akan diolah dengan menggunakan teknik ukir maupun teknik pahat. Selain
itu dalam proses pembuatannya akan menggabungkan nilai fungsi dan juga nilai
hias.
Beberapa contoh jenis seni kayu adalah seperti patung, wayang golek,
topeng, furniture dan beberapa hiasan ukir lainnya.
 Seni Keramik

Berikutnya adalah jenis seni keramik. Dimana keramik merupakan tanah


liat yang dalam proses pembuatannya akan dipanaskan dan diberikan lapisan

15
glazur atau lapisan mengkilap. Teknik yang digunakan adalah seperti teknik slab
atau lempeng, teknik putar atau throwing, pilin dan juga cetak ulang.

Beberapa contoh seni keramik adalah seperti guci, piring, vas bunga, gelas
dan benda lainnya.

 Seni Logam
Seni logam menjadi salah satu jenis dari seni yang dilihat berdasarkan dengan
bahan atau media dan teknik pembuatannya. Logam merupakan salah satu bahan
keras yang bisa diolah menjadi benda seni kriya.
Teknik paling umum untuk mengolah bahan logam adalah mencarikan lalu
mencetaknya. Bivalve bisa dibilang sebagai teknik cetak yang paling kerap
digunakan. Beli merupakan teknik membuat cetakan dua sisi yang begitu simetris
seperti kerang.
Beberapa contoh benda seni logam merupakan perhiasan, patung, miniatur
dan peralatan makanan atau benda-benda lainnya.
 Seni Tekstil

Bahan dasar dari kriya tekstil adalah kain yang dibuat dari serat. Tekstil
sendiri memiliki lingkup yang cukup luas dengan berbagai macam jenis kain.
Beberapa kain yang masuk ke dalam cakupan tekstil adalah seperti kain yang
dibuat dengan cara ditenun, diikat, dipress ataupun teknik pembuatan lainnya.
Sebagai contoh hasil jadi karya seni tekstil adalah seperti kain mentah yang belum
dibuat menjadi sebuah pakaian, karya batik, karya tenun, karya songket dan lain
sebagainya.

16
 Seni Kulit

Seni kulit merupakan jenis seni kriya yang memanfaatkan bahan dasar
kulit dalam proses pembuatannya. Biasanya kulit yang digunakan adalah kulit
binatang seperti kulit sapi, buaya, ular dan juga kerbau.Kulit tersebut nantinya
akan diolah dengan melewati beberapa proses di dalamnya yang juga akan
diberikan sebuah cairan ataupun zat tertentu. Sebagai contoh hasil seni kulit
adalah seperti alat musik rebana, dompet, tas, sepatu ikat pinggang dan berbagai
macam contoh lainnya.

 Seni Batu

Selanjutnya ada seni batu yang mana bahan dasar yang digunakan adalah batu.
Beberapa batu yang biasanya digunakan sebagai bahan dasar adalah batu fosil, jasper,
batu permata, batu akik, dan lainnya. Nantinya batu-batu tersebut akan diolah dan
dibentuk menjadi berbagai macam benda yang tentunya tetap memiliki sisi
keindahannya tersendiri.

 Seni Bahan Khas

Seni kriya yang mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu bisa


menciptakan produk kriya yang terbuat dari berbagai media alternatif. Sebagai

17
contohnya adalah seperti kulit telur, pecahan kaca, kain perca dan lainnya media
alternatif lainnya.

18
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
seni ini, menghasilkan ragam seni yang begitu mempesona dan penuh makna
simbolik. Produk seni yang dihasilkan pada masa itu tidak hanya dihasilkan sebagai bentuk
seni, namun juga membawa nilai-nilai kehidupan, kepercayaan, dan ketuhanan yang sangat
kental.

Contoh dari seni kriya zaman klasik di Nusantara adalah ukiran kayu, ukiran batu,
anyaman, kerajinan perak, dan sebagainya. Setiap produk seni tersebut memiliki makna dan
kegunaan tersendiri dalam kehidupan masyarakat pada masa itu.

 Seni Kriya Zaman Kolonial


Pada masa kolonial, seni kriya mengalami perkembangan dan
perubahan akibat interaksi dengan budaya Eropa. Beberapa seniman
kriya mulai mencoba menyesuaikan gaya dan teknik mereka dengan
pengaruh Barat, terutama dalam hal penggunaan motif dan bahan.
 Seni Kriya Pasca-Kolonial dan Modern
Setelah masa kemerdekaan, seni kriya terus berkembang
dengan menciptakan karya-karya yang mencerminkan identitas dan
semangat nasionalisme. Beberapa seniman kriya mulai
mengeksplorasi teknik dan bahan baru, menciptakan karya-karya
yang lebih kontemporer.
 Seni Kriya Kontemporer
Dalam era kontemporer, seni kriya terus bertransformasi dan
berinovasi. Seniman kriya modern tidak hanya mempertahankan
tradisi, tetapi juga menggabungkannya dengan elemen-elemen baru
dan pendekatan kontemporer. Penggunaan teknologi, bahan-bahan
baru, dan ekspresi kreatif yang lebih bebas menjadi ciri khas seni
kriya kontemporer.

Masyarakat zaman sekarang juga semakin menyadari pentingnya melestarikan seni


kriya tradisional, dan beberapa upaya dilakukan untuk mendukung para pengrajin dan
seniman kriya. Pameran seni kriya, lokakarya, dan program-program pendidikan menjadi
sarana untuk menjaga warisan seni kriya dan mendorong generasi muda untuk tertarik dan
terlibat dalam seni ini.

Mengingat keberagaman budaya di Indonesia, seni kriya juga mencerminkan


kekayaan warisan budaya yang perlu dilestarikan. Beberapa jenis seni kriya yang masih

19
sangat dihargai termasuk batik, songket, ukiran kayu, anyaman, dan berbagai bentuk
kerajinan tangan lainnya

Seni kriya memiliki peran penting dalam menjaga identitas budaya, mewariskan
tradisi, dan menciptakan nilai-nilai estetika yang unik. Seiring dengan perkembangan
zaman, seni kriya terus beradaptasi dan memberikan kontribusi yang berharga dalam peta
seni rupa Indonesia.

B. Saran
Tentu, berikut adalah beberapa saran untuk pengajaran seni patung, seni kriya,
dan seni lukis bagi siswa sekolah dasar:

 Ajarkan siswa untuk membuat patung dari bahan daur ulang seperti kertas, kardus,
atau botol bekas. Ini tidak hanya mengajarkan kreativitas tetapi juga kesadaran
lingkungan.
 Berikan kebebasan kepada siswa untuk membuat patung bebas sesuai dengan
imajinasi mereka. Biarkan mereka mengekspresikan ide dan perasaan mereka melalui
bentuk dan tekstur patung.
 Ajak siswa bekerja sama untuk membuat patung kolaboratif. Setiap siswa bisa
menambahkan bagian ke patung yang sudah ada, menciptakan karya seni bersama.
 Ajarkan kerajinan tangan sederhana seperti membuat origami, kartu ucapan, atau
bingkai foto dari kertas. Ini membantu meningkatkan keterampilan motorik halus.
 Coba teknik batik sederhana dengan lilin dan kain putih. Siswa dapat menciptakan
pola sederhana dan warna-warna cerah.
 Perkenalkan siswa pada seni kriya tradisional dari berbagai budaya, seperti membuat
bunga dari kertas, wayang kulit mini, atau ukiran sederhana.
 Biarkan siswa melukis secara ekspresif tanpa batasan bentuk atau warna. Ini dapat
menjadi cara untuk mengekspresikan perasaan mereka secara bebas.
 Buat proyek lukisan bersama di mana setiap siswa berkontribusi pada bagian tertentu
dari kanvas besar. Ini mengajarkan kerjasama dan pemahaman kelompok.
 Ajak siswa untuk melukis pemandangan alam atau objek-objek sederhana di sekitar
mereka. Ini dapat menjadi kesempatan untuk mengamati warna, bentuk, dan tekstur
dengan lebih cermat.
 Perkenalkan siswa pada berbagai teknik lukis seperti splatter painting, menggunakan
alat sederhana seperti spon atau kain, atau menciptakan lukisan tekstur dengan
menggunakan bahan tambahan.
 Selenggarakan pameran seni di sekolah untuk memamerkan karya-karya siswa. Ini
memberikan rasa prestasi dan penghargaan bagi usaha mereka.
 Anjurkan diskusi kreatif tentang karya seni. Ajak siswa untuk berbagi ide di balik
karya mereka dan mendukung teman-teman sekelas.

20
 Kenalkan siswa pada seni lokal dan warisan budaya. Ini dapat melibatkan kunjungan
ke galeri seni lokal atau pembicaraan tentang seni tradisional setempat.
 Integrasikan unsur permainan dalam pembelajaran seni, seperti misi mencari bahan-
bahan untuk proyek seni atau permainan asah imajinasi.
 Selalu ingat untuk memotivasi siswa untuk mengekspresikan diri mereka dengan
bebas dan menikmati proses kreatif dalam seni.

21
DAFTAR PUSTAKA

Fandy. (2023, June 30). Seni Kriya: Pengertian, sejarah, Fungsi dan Jenisnya - Gramedia

Literasi. Gramedia Literasi. https://www.gramedia.com/literasi/seni-kriya/

Thabroni, G. (2022, April 10). Seni patung – pengertian, fungsi, teknik, alat & bahan. serupa.id.

https://serupa.id/seni-patung/

Umam. (2023, June 26). Pengertian Seni Lukis: Fungsi, Tujuan, dan Komponennya - Gramedia

Literasi. Gramedia Literasi. https://www.gramedia.com/literasi/seni-lukis/

22

Anda mungkin juga menyukai