Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH SENI BUDAYA

MENGIDENTIFIKASI KARYA SENI


RUPA 3 DIMENSI

KELOMPOK I KELAS X MIPA


SMA PGRI CIAMBAR
KECAMATAN CIAMBAR
Jln. Ciambar Km. 05 Desa Ciambar Kecamatan Ciambar Kode Pos 43357
Telp: (0266)6526112
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan

kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat

dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

Mengidentifikasi Karya Seni Rupa 3 Dimensi tepat waktu.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata pelajaran Seni Budaya di

SMA PGRI CIAMBAR. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini

dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Seni Rupa 3 Dimensi .

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada ibu guru

selaku Guru Mapel Seni Budaya. Tugas yang telah diberikan ini dapat

menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni

penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang

telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi

kesempurnaan makalah ini.

Ciambar, 26 Oktober

2020
Kelompok I

Daftar Isi

HALAMAN JUDUL …………………………….............................

KATA PENGANTAR …………………………..............................

DAFTAR ISI …………………………………

BAB I PENDAHULUAN ………………………

 A. Latar Belakang …………………………………………..


 B. Daftar Keaktifan Kinerja ………………………………………
 C. Tujuan Penulisan ………………………………………...........
 D. Manfaat ..........................................................

BAB II PEMBAHASAN ………………………….

 A. Patung Liberty …………………………………….....................


 B. Patung Pieta……………………………………........................
 C. Christ the Redeemer ………………………………………............
 D. Patung David ………………………………...........................
 E. Patung Merlion ……………………………...........................
 F. Tugu Pahlawan ………………………...............................
 G. Patung Arjuna Wijaya...........................................
 H. Patung Dirgantara................................................
 I. Patung Pemuda Membangun...................................

BAB III PENUTUP ……………………………………

 A. Simpulan ……………………………………………………
 B. Saran …………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seni merupakan bagian dari kebudayaan yang lahir dari hasil budi daya
manusia. Dengan segala keindahan, dan kebebasan ekspresi dari manusia
sendiri. Seiring dengan perkembangan kebudayaan manusia, kesenian
sebagai produk budaya juga terus berkembang sesuai dengan keadaan
masanya. Dalam perkembangan seni, muncul seni kontemporer sebagai
refleksi fenomena sosial yang menunjukkan kondisi kreatif pada masa
terakhir. Seni kontemporer memiliki sifat yang lebih membumi (karena
kebanyakan merupakan refleksi fenomena sosial), dan populis daripada seni
tradisional. Berkembangnya seni rupa kontemporer diikuti dengan
banyaknya seniman yang terjun dalam seni rupa kontemporer. Banyaknya
jumlah perupa kontemporer tersebut menimbulkan masalah tersendiri yang
pelik. Sebagai perupa mereka di tuntut untuk berkarya dan menggelar
karyakarya mereka. Yang berujung pada keinginan untuk mendapatkan
apresiasi dari orang lain (masyarakat dan pelaku seni), untuk menuju ke sana
mereka tentu butuh wadah serta fasilitas yang memadai. Seni rupa memiliki
banyak konsep dalam penerapannya, salah satunya adalah konsep
kontemporer atau modernitas. Seni rupa itu merupakan seni yang mengikuti
perkembangan peradaban dunia, sehingga dari seni rupa banyak yang
menghasilkan sejumlah karya yang unik, menarik, dan sering kali menghibur
untuk dinikmati. Hal itu membuat seni rupa pada saat ini termasuk dalam
salah satu aliran seni yang diminati oleh para pecinta seni hingga masyarakat
awam. Seniman-seniman yang mencintai dan menganut aliran kontemporer
umumnya adalah seniman generasi muda. Bagi masyarakat Semarang, seni
adalah salah satu bidang yang sangat dibanggakan dan diminati sehingga
seni rupa dan seni budaya sangat berkembang dan terlestarikan di Semarang.
Seni rupa pun ikut terjaga dan ikut berkembang, hal ini dibuktikan dengan
banyaknya seniman dan perupa yang ada di Semarang. Namun berbeda
dengan beberapa kota lain di Indonesia seperti Jogjakarta dan Bandung,
pertumbuhan jumlah galeri seni rupa kontemporer di Kota Semarang masih
belum mengikuti perkembangan seni rupa itu sendiri, sehingga para seniman
dan perupa masih susah dalam memamerkan karyanya untuk kemudian
dapat diapresiasi oleh masyarakat luas. Kebutuhan akan wadah untuk
pelestarian dan pengapresiasian seni di Kota Semarang membuat galeri seni
sebagai fasilitas yang cocok dan solusi yang tepat untuk dapat memenuhi
kebutuhan tersebut.

B. DAFTAR KEAKTIFAN KERJA ANGGOTA KELOMPOK I

NO NAMA JABATAN KEAKTIFAN


KETUA
1 YUSUF JOHANSYAH AKTIF
KELOMPOK
SEKRETARIS
2 MUHAMMAD SUWANDI AKTIF
KELOMPOK
BENDAHARA
3 ELSA DAMAYANTI AKTIF
KELOMPOK
4 IMAS SUSILAWATI ANGGOTA AKTIF

5 RIVAL FIRDAUS ANGGOTA AKTIF

C. TUJUAN PENULISAN

Tujuan makalah ini dibuat adalaha untuk menyelesaikan tugas mapel seni
budaya yang ditugaskan minggu yang lalu dan untuk menambah
wawasan kita tentang seni budaya khususnya dalam materi Seni Rupa 3
Dimensi ini.

D. MANFAAT

Manfaat Makalah Ini adalah untuk sebuah referensi bagi kita, selain itu
menambah pengetahuan kita tentang seni. Karena seni adalah warisan
budaya kita yang harus kita jaga. Jangan hilang dimakan oleh zaman.
Karena sekarang sudah banyak kebudayaan kebudayaan luar yang masuk
ke negara kita. Jadi, kita jaga dan lestarikan seni dan budaya asli
indonesia
BAB II. PEMBAHASAN

Mengidentifikasi Karya Seni Rupa 3 Dimensi

A. Patung Liberty

Judul Karya                                         : Liberty Enlightening the World, lebih


dikenal dengan nama Statue of Liberty atau Patung Liberty dalam bahasa Indonesia

Pencipta                                               : Frédéric Auguste Bartholdi, Gustave Eiffel,


Richard Morris Hunt, Eugène Viollet-le-Duc

Bentuk Karya                                      : 3D (Patung)

Media/ Teknik Pembuatan                 : Terbuat dari Tembaga, Besi tempa, dan Baja


serta menggunakan Teknik cor
Corak/ Gaya/ Aliran Karya                : Representatif

Deskripsi Singkat                                : adalah suatu patung berukuran raksasa yang


terletak di Pulau Liberty, di muara Sungai Hudson di New York Harbor, Amerika
Serikat. Patung ini dihadiahkan Perancis untuk Amerika Serikat pada akhir abad ke-19
dan merupakan suatu simbol selamat datang untuk pengunjung, imigran dan orang
Amerika yang kembali.
Sejarah                                                 : Patung perunggu yang diresmikan pada
tanggal 28 Oktober 1886 ini merupakan hadiah seratus tahun kemerdekaan Amerika
Serikat dan merupakan ungkapan persahabatan antara kedua negara. Pemahat patung
adalah Frederic Auguste Bartholdi, dan Gustave Eiffel (desainer Menara Eiffel)
merancang struktur penyangga dalamnya. Patung Liberty adalah salah satu lambang
AS yang paling terkenal di seluruh dunia, dan melambangkan kemerdekaan dan
kebebasan dari tekanan.

Pendapat Kelompok                           : Patung Liberty, Semua tahu bahwa patung ini


merupakan salah satu landmark paling terkenal di Amerika Serikat. Patung ini
merupakan salah satu dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO.
B. Patung Pieta

 
Judul Karya                                         : Patung Pieta

Pencipta                                               : Michelangelo (1498-1499)

Bentuk Karya                                      : 3D (Patung)

Media/ Teknik Pembuatan                 : Terbuat dari Perunggu menggunakan Teknik


Cor

Corak/ Gaya/ Aliran Karya                : Representatif

Deskripsi Singkat                                : adalah sebuah


patung marmer karya Michelangelo yang terletak di Basilika Santo
Petrus di Roma, Italia yang merupakan karya pertama dari sekian banyak karya
dengan tema yang sama oleh Michelangelo.

Sejarah                                                 : Patung tersebut dibuat sebagai monumen di


makam cardinal Perancis Jean de Billheres, tetapi kemudian dipindahkan ke lokasinya
yang sekarang, kapel pertama di kanan basilika pada abad ke-18. Karya ini
menggambarkan tubuh Yesus di pelukan ibunya Maria setelah penyaliban Yesus.

Pendapat Kelompok                           : Patung tersebut sangat artistik.


C. Christ The Redeemer

Judul Karya : Christ the Redeemer

Pencipta : Paul Landowski, Heitor da Silva Costa, Albert Caquot


Bentuk Karya : 3D (Patung)
Media/ Teknik Pembuatan : Teknik pahat
Corak/ Gaya/ Aliran Karya: Representatif

Deskripsi Singkat                                : Patung Kristus Penebus adalah patung


Yesus Kristus dengan gaya arsitektur Art Deco terbesar dan terdapat di Rio de Janeiro,
Brasil.
Patung memiliki tinggi 38 meter dan terletak di puncak dari Gunung Corcovado yang
tingginya 710 m di Taman Nasional Hutan Tijuca, yang menghadap ke kota.
Patung ini menjadi simbol umat Kristen, dan menjadi simbol kebanggaan kota.
Tangan patung ini yang terbuka dilihat banyak orang sebagai tanda dari kehangatan
penduduk Brasil

Sejarah                                                 : Gagasan untuk membangun sebuah patung


yang besar di puncak Corcovado telah muncul sejak pertengahan 1850-an, ketika
imam Katolik Pedro Maria Boss meminta dana dari Putri Isabel untuk membangun
sebuah monumen keagamaan yang besar. Untuk menarik para penyumbang, yang
kebanyakan berasal dari Katolik Brasil. Rancangan-rancangannya dipertimbangkan
untuk "Patung Kristus" termasuk sebuah representasi dari salib Kristen, sebuah patung
Yesus dengan bola dunia di tangannya, dan sebuah pedestal yang melambangkan
dunia. Akhirnya patung Kristus Sang Penebus dengan tangan yang terbuka yang
dipilih.

Pendapat Kelompok                           : Bentuk patungnya artistic dan patung ini


merupakan salah satu finalis 7 keajaiban dunia yang baru.
D. Patung David

 Judul Karya                                         : Patung David

Pencipta                                               : Michelangelo

Bentuk Karya                                      : 3D (Patung)

Media/ Teknik Pembuatan                 : Terbuat dari Marmer

Corak/ Gaya/ Aliran Karya                : Representatif

Deskripsi Singkat                                : Patung David adalah simbol dari Kota Firenze


dan merupakan karya Michelangelo yang paling terkenal. Patung ini sering disebut
sebagai The David.

Sejarah                                                 
 David adalah sebuah patung adi karya pada abad Renaisans yang dibuat antara
tahun 1501 sampai tahun 1504 oleh seniman Italia, Michelangelo. Patung ini terbuat
dari marmer dan memiliki tinggi 5.17 meter (17 kaki). Patung ini merepresentasikan
Daud, subjek yang disenangi dalam seni Firenze. Awalnya patung ini diminta sebagai
salah satu dari serangkaian patung nabi di sepanjang garis atap dari ujung timur
Katedral Firenze, namun patung ini justru ditempatkan di alun-alun di luar Palazzo
della Signorina, kursi pemerintahan sipil di Firenze, dimana patung ini akhirnya
diresmikan pada 8 September 1504. Patung ini dipindahkan ke Accademia di Belle
Arti di Firenze pada tahun 1873, sedangkan di lokasi asli digantikan oleh sebuah
patung replika.
E. Patung Merlion

Judul Karya                                         : Patung Merlion atau Singa Laut

Pencipta                                               : Fraser Brunner

Bentuk Karya                                      : 3D (Patung)

Media/ Teknik Pembuatan                 : Terbuat dari campuran semen

Corak/ Gaya/ Aliran Karya                : Representatif

Deskripsi Singkat                                : Merlion atau Singa laut adalah patung yang


berkepala singa dengan badan seperti ikan. Namanya merupakan gabungan dari ikan
duyung dan singa.

Sejarah                                                 : Merlion dirancang oleh Fraser Brunner untuk


Badan Pariwisata Singapura (STB) pada 1964 dan dipergunakan sebagai logonya
hingga 1997. Perdana Menteri saat itu, Lee Kuan Yew, meresmikan upacara
pemasangan Merlion di Singapura pada 15 September 1972. Merlion tetap menjadi
lambang merek dagangnya hingga sekarang. Ia juga seringkali muncul dalam suvenir
yang disetujui oleh STB. Patung asli Merlion berdiri di mulut Sungai Singapura
sementara sebuah replika yang lebih tinggi dapat ditemukan di Pulau Sentosa.

F. Patung Pahlawan
Judul

Karya                                       : Patung Pahlawan
Pencipta                                               : Matvey Manizer dan Ossip Manizer
Bentuk Karya                                      : 3D (Patung)

Media/ Teknik Pembuatan                 : Terbuat dari campuran semen

Corak/ Gaya/ Aliran Karya                : Representatif

Sejarah
Alasan pembuatan patung tugu tani dari segi sejarahnya berbeda-
beda, tetapi ada dua versi latar belakang pembuatan patung
ini. [2] Yang pertama, patung tugu tani dibuat atas inspirasi
ketika Sukarno berkunjung ke Uni Soviet tahun 1922. [1] Saat itu di
Negara Rusia terjadi pergolakan antara kaum yang pro sistem
kekaisaran Rusia dengan kaum komunis. [2] Hal ini mengingatkan dia
dengan keadaan di Indonesia dia pun mencari pembuat patung
untuk membuatkan monumen demi menghargai perjuangan para
buruh tani dalam gerakan G 30 SPKI . [3]

G.PATUNG ARJUNA WIJAYA


Judul Karya                                         : patung Arjuna Wijaya
Pencipta                                               : Nyoman Nuarta
Bentuk Karya                                      : 3D (Patung)

Media/ Teknik Pembuatan                 : Terbuat dari Tembaga


Corak/ Gaya/ Aliran Karya                : Representatif

Deskripsi Singkat                                : Patung Arjuna Wijaya menggambarkan


sebuah adegan dalam kisah klasik Mahabharata, di mana dua tokoh dari
kubu Pandawa, yaitu Arjuna yang menggenggam busur panah dan Batara Kresna yang
menjadi sais sedang menaiki kereta perang berkepala garuda yang ditarik delapan
ekor kuda yang melambangkan delapan filsafat kepemimpinan "Asta Brata".
Keduanya digambarkan sedang berada dalam situasi pertempuran melawan
Adipati Karna yang berasal dari kubu Kurawa.
Sejarah                                                 : Menurut Nyoman Nuarta, pembangunan
patung Arjuna Wijaya dilatarbelakangi kunjungan kenegaraan Presiden Soeharto
ke Turki di tahun 1987, dimana dia melihat banyak monumen yang menjelaskan
tentang cerita-cerita masa lalu Turki di jalan-jalan protokolnya. Presiden Soeharto
menyadari hal tersebut tidak dia jumpai di ruas jalan-jalan protokol di Jakarta,
sehingga dia menggagas pembangunan sebuah monumen yang memuat filsafat
Indonesia. Melalui Nyoman Nuarta akhirnya kisah Perang Baratayuda digunakan
sebagai ide di balik wujud akhir patung tersebut.[1]

H.PATUNG DIRGANTARA
Patung Dirgantara (Pancoran) – Bundaran Gatot Subroto

Judul Karya                                         : patung Dirgantara


Pencipta                                               : Edhi Sunarso, Ir. Sutami
Bentuk Karya                                      : 3D (Patung)

Media/ Teknik Pembuatan                 : Terbuat dari Tembaga dan Perunggu/ cor


Corak/ Gaya/ Aliran Karya                : Representatif

Deskripsi Singkat                                : Rancangan patung ini berdasarkan atas


permintaan Bung Karno untuk menampilkan keperkasaan bangsa Indonesia di bidang
dirgantara. Penekanan dari desain patung tersebut berarti bahwa untuk mencapai
keperkasaan, bangsa Indonesia mengandalkan sifat-sifat Jujur, Berani dan
Bersemangat.
Sejarah                                                 : Patung ini dirancang oleh Edhi
Sunarso sekitar tahun 1964 - 1965 dengan bantuan dari Keluarga Arca Yogyakarta.
Sedangkan proses pengecorannya dilaksanakan oleh Pengecoran Patung Perunggu
Artistik Dekoratif Yogyakarta pimpinan I Gardono. Berat patung yang terbuat dari
perunggu ini mencapai 11 Ton. Sementara tinggi patung itu sendiri adalah 11 Meter,
dan kaki patung mencapai 27 Meter. Proses pembangunannya dilakukan oleh
PN Hutama Karya dengan Ir. Sutami sebagai arsitek pelaksan

I. PATUNG PEMUDA MEMBANGUN


Patung Pemuda Membangun

 Judul Karya                                         : Patung Pemuda Membangun


Pencipta                                               : Biro Insinyur Seniman Arsitektur (ISA)
Bentuk Karya                                      : 3D (Patung)

Media/ Teknik Pembuatan                 : beton bertulang dengan adukan semen dan


bagian  luarnya dilapisi dengan bahan teraso / cor
Corak/ Gaya/ Aliran Karya                : Representatif
Deskripsi Singkat                                : Patung Pemuda Membangun atau lebih
dikenal dengan sebutan Patung Pizza Man adalah monumen yang terletak di bunderan
air mancur Senayan. Monumen yang terletak tidak jauh dari pertokoan Ratu Plaza ini,
dibuat oleh tim patung yang tergabung dalam Biro Insinyur Seniman Arsitektur (ISA)
di bawah pimpinan Imam Supardi. Penanggung jawab pelaksanaan ialah Munir
Pamuncak. [1]
Sejarah                                                 : Keberadaan patung ini bertujuan untuk
mendorong semangat membangun yang pada hakekatnya harus dilakukan oleh para
pemuda atau orang-orang yang berjiwa muda. Oleh karena itu patung ini diberi nama
"Patung Pemuda Membangun". Patung tersebut diletakkan di bunderan air mancur
Senayan, karena praktis dan strategis. Praktis karena tempatnya luas, cukup memenuhi
persyaratan untuk memasang patung besar dan strategis karena tempat tersebut
merupakan titik pertemuan dari dan ke segenap penjuru kota Kebayoran Baru dan
sekitarnya. Selain itu keberadaannya juga dekat dengan kompleks olah raga Senayan
serta tidak jauh dari Gedung MPR

BAB III. PENUTUP


J. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kita ambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Seni budaya merupakan suatu keahlian mengekspresikan ide-ide dan
pemikiran estetika, termasuk mewujudkan kemampuan serta imajinasi
pandangan akan benda, suasana, atau karya yang mampu
menimbulkan rasa indah sehingga menciptakan peradaban yang lebih
maju
2. Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan
media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan.
Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk,
volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.

K. Saran

Sebagai seorang pelajar, kita diharuskan untuk mempelajari seni 


budaya dengan lebih mendalam lagi, agar kita dapat mengapresiasi.
menikmati dan sekaligus lebih mencintai seni budaya khususnya seni
budaya daerah, umumnya seni budaya negeri kita sendiri.

MAKALAH SENI BUDAYA


MENGIDENTIFIKASI KARYA SENI
RUPA 3 DIMENSI

KELOMPOK II KELAS X MIPA


SMA PGRI CIAMBAR KECAMATAN CIAMBAR

Ketua : Syarif Hidayatulloh


Anggota :
- Imam Maulana
- Silpi Nopyanur
- Siti Novalina
- Siti Hanan
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan. Atas karunia-

Nya berupa nikmat iman dan kesehatan ini akhirnya penulis bisa menyelesaikan

makalah bertema Seni Budaya. Tidak lupa shawalat serta salam tercurahkan bagi

Baginda Agung Rasulullah SAW yang syafaatnya akan kita nantikan kelak..

Adapun penulisan makalah bertema Seni Rupa Ini ini dibuat untuk memenuhi tugas

mata Pelajaran Seni Budaya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung serta

membantu penyelesaian makalah. Harapannya, semoga makalah ini dapat

memberikan manfaat bagi pembaca sekaligus menumbuhkan rasa cinta tanah air.

Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada ketidaksesuaian kalimat

dan kesalahan. Meskipun demikian, penulis terbuka pada kritik dan saran dari

pembaca demi kesempurnaan makalah

Ciambar 31 Oktober

2020

Penulis
1. TUGU PAHLAWAN

Judul Karya                                         : Tugu Pahlawan


Pencipta                                               : Doel Arnowo, Ir. Soekarno
Bentuk Karya                                      : 3D (Patung)

Media/ Teknik Pembuatan                 : beton bertulang, adukan semen


Corak/ Gaya/ Aliran Karya                : Representatif

Deskripsi Singkat                                : Pada awalnya pekerjaan pembangunan


Monumen Tugu Pahlawan ditangani Balai Kota Surabaya sendiri. Kemudian
dilanjutkan oleh Indonesian Engineering Corporation, yang kemudian diteruskan oleh
Pemborong Saroja. Monumen yang dibangun selama sepuluh bulan ini, diresmikan
oleh Presiden Soekarno pada tanggal 10 November 1952.
Sejarah                                                 : . Ada dua pendapat mengenai siapa yang
menjadi pemrakarsa, sekaligus arsitek monumen yang terletak di Jalan Pahlawan
Surabaya ini. Menurut Gatot Barnowo, monumen ini diprakarsai oleh Doel Arnowo,
yang saat itu menjabat sebagai Kepala Daerah Kota Besar Surabaya. Kemudian ia
meminta Ir. Tan untuk merancang gambar monumen yang dimaksud, untuk
selanjutnya diajukan kepada Presiden Soekarno.

2. Monumen Jalesveva Jayamahe


Monumen Jalesveva Jayamahe di Dermaga Ujung Madura, Surabaya.
Judul Karya                                         : Monumen Jalesveva Jayamahe
Pencipta                                               : I Nyoman Nuarta
Bentuk Karya                                      : 3D (Patung)

Media/ Teknik Pembuatan                 : beton


Corak/ Gaya/ Aliran Karya                : Representatif

Deskripsi Singkat                                : Monumen Jalesveva Jayamahe ini juga sesuai


dengan motto angkatan laut Jalesveva Jayamahe yang berarti, Di Laut Kita Berjaya.
Monumen ini dibangun pada tahun 1993 oleh Pemimpin Kepala Staf TNI Angkatan
Laut Maritim Indonesia yang kemudian dilanjutkan
dengan Laksamana TNI Muhamad Arifin dan dirancang oleh I Nyoman Nuarta. Selain
sebagai monumen, bangunan ini juga difungsikan sebagai mercusuar bagi kapal-kapal
yang ada di laut sekitar.[2][3]
Sejarah                                                 : . Monumen Jalesveva Jayamahe atau
Monjaya adalah sebuah monumen yang terletak di Kota Surabaya, Jawa Timur.
Monumen ini menggambarkan sosok Perwira TNI Angkatan Laut berbusana Pakaian
Dinas Upacara (PDU) lengkap dengan pedang kehormatan yang sedang menerawang
ke arah laut, serasa siap menantang gelombang dan badai di lautan, begitu pula yang
ingin di perlihatkan bahwa angkatan laut Indonesia siap berjaya. Patung tersebut
berdiri di atas bangunan dan tingginya mencapai 30,6 meter. Monumen Jalesveva
Jayamahe menggambarkan generasi penerus bangsa yang yakin dan optimis untuk
mencapai cita-cita bangsa Indonesia.[1]

3. TUGU MUDA
Judul Karya                                         : Tugu Muda
Pencipta                                               : Salim Hendro
Bentuk Karya                                      : 3D (Patung)

Media/ Teknik Pembuatan                 : Batu


Corak/ Gaya/ Aliran Karya                : Representatif

Deskripsi Singkat                                : Tugu Muda berbentuk seperti lilin yang


mengandung makna semangat juang para pejuang untuk mempertahankan
kemerdekaan RI tidak akan pernah padam. Bentuk Tugu muda merupakan tugu yang
berpenampang segi lima. Terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu landasan, badan dan kepala.
Pasa sisi landasan tugu terdapat relief. Keseluruhan tugu dibuat dari batu. Untuk
memperkuat kesan tugunya, dibuat kolam hias dan taman pada sekeliling tugu.
Sejarah                                                 : . Tugu ini didirikan untuk mengenang
peristiwa Pertempuran Lima hari di Semarang[1]. Peletakan batu pertama dilakukan
pada tanggal 28 Oktober 1945, oleh Mr. Wongsonegoro (Gubernur Jawa Tengah)
pada lokasi yang direncanakan semula yaitu didekat Alun-alun. Namun karena pada
bulan Nopember 1945 meletus perang melawan Sekutu dan Jepang, proyek ini
menjadi terbengkalai. Kemudian tahun 1949, oleh Badan Koordinasi Pemuda
Indonesia (BKPI), diprakarsai ide pembangunan tugu kembali, namun karena
kesulitan dana, ide ini jugaa belum terlaksana. Tahun 1951, Walikota Semarang, Hadi
Soebeno Sosro Wedoyo, membentuk Panitia Tugu Muda, dengan rencana
pembangunan tidak lagi pada lokasi alun-alun, tetapi pada lokasi tempat terjadinya
peristiwa pertempuran lima hari di semarang yakni di pertemuan Jl. Pemuda, Jl. Imam
Bonjol, Jl. Dr. Sutomo, dan Jl. Pandanaran dengan Lawang Sewu seperti lokasi
sekarang ini. Akhirnya pada tanggal 10 Nopember 1951, Gubernur Jawa
Tengah Boediono meletakkan batu pertama di lokasi yang baru ini.

4. PATUNG GARUDA WISNU KENCANA


Judul Karya                                         : Patung Garuda Wisnu Kencana
Pencipta                                               : I Nyoman Nuarta
Bentuk Karya                                      : 3D (Patung)

Media/ Teknik Pembuatan                 : campuran tembaga dan baja


Corak/ Gaya/ Aliran Karya                : Representatif

Deskripsi Singkat                                : Patung Garuda Wisnu


Kencana berlokasi di Bukit Unggasan - Jimbaran, Bali. Patung ini
berdiri menjulang di dalam kompleks Taman Budaya Garuda Wisnu
Kencana dan merupakan karya pematung terkenal Bali, I Nyoman
Nuarta. Monumen ini dikembangkan sebagai taman budaya dan
menjadi ikon bagi pariwisata Bali dan Indonesia.
Sejarah                                                 : . Patung ini diproyeksikan untuk
mengikat tata ruang dengan jarak pandang sampai dengan 20 km
sehingga dapat terlihat dari Kuta, Sanur, Nusa Dua hingga Tanah
Lot. Patung Garuda Wisnu Kencana ini merupakan simbol dari misi
penyelamatan lingkungan dan dunia. Patung ini terbuat dari
campuran tembaga dan baja seberat 4.000 ton, dengan tinggi 75
meter dan lebar 60 meter. Jika pembangunannya selesai, patung ini
akan menjadi patung terbesar di dunia dan mengalahkan Patung
Liberty.
5. MENARA EIFFEL

Pencipta                                               : Gustave Eiffel
Bentuk Karya                                      : 3D (Monumen)

Media/ Teknik Pembuatan                 : campuran besi,  baja


Corak/ Gaya/ Aliran Karya                : Representatif

Deskripsi Singkat                                : Menara Eiffel (bahasa


Perancis: Tour Eiffel, /tuʀ ɛfɛl/) merupakan sebuah menara besi yang
dibangun di Champ de Mars di tepi Sungai Seine di Paris. Menara ini
telah menjadi ikon global Perancis dan salah satu struktur terkenal
di dunia.
Sejarah                                                 : . Struktur ini dibangun antara 1887
dan 1889 sebagai pintu masuk Exposition Universelle, Pameran
Dunia yang merayakan seabad Revolusi Perancis. Eiffel sebenarnya
berencana membangun menara di Barcelona, untuk Pameran
Universal 1888, tapi para pihak yang bertanggung jawab di balai
kota Barcelona menganggapnya aneh dan mahal, dan tidak cocok
dengan kota itu. Setelah penolakan Rencana Barcelona, Eiffel
mengirim drafnya kepada pihak yang bertanggung jawab untuk
Pameran Universal di Paris, dimana ia membangun menaranya
setahun kemudian, yaitu 1889. Menara ini diresmikan tanggal 31
Maret 1889, dan dibuka tanggal 6 Mei. Tiga ratus pekerja
menggabungkan bersama 18.083 bagian besi benam (bentuk murni
dari besi struktural), menggunakan dua setengah juta paku,
dalam bentuk struktural oleh Maurice Koechlin. Resiko kecelakaan
sangat besar, untuk pencakar langit modern yang tak biasa menara
ini terbuka tanpa tingkat tengah kecuali dua platform. Tetapi,
karena Eiffel mengambil sikap hati-hati, termasuk penggunaan takal
bergerak, rel bantu dan layar, hanya satu orang yang meninggal.
.

Anda mungkin juga menyukai