Oleh
SKRIP KARYA
Karya tulis ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana
Seni pada Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar
Oleh
IB. Alit Semara Dahana
Nim : 2006 04 022
PROGRAM STUDI SENI LUKIS
JURUSAN SENI RUPA MURNI
Telah diperiksa dan siap/layak diuji sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Seni pada Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar
Pembimbing I,
Pembimbing II
iii
telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Sarjana Fakultas Seni Rupa
dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar pada tgl. 09 Juni 2011 dan
dinyatakan sah.
Dewan Penguji
Nama lengkap
Ketua Sidang
NIP
130683194
Tanda Tangan
..........................
196901021993032001 ..........................
Penguji Utama
195702241986012002 ..........................
Anggota
Anggota
196309101992031004 ..........................
Mengesahkan
Denpasar, 9 Juni 2011
Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain
Institut Seni Indonesia Denpasar
Mengetahui
Ketua Program Studi Seni Rupa Murni
Fakultas Seni Rupa dan Desain
Institut Seni Indonesia Denpasar
iv
MOTTO
Artinya :
Tidak ada sahabat yang melebihi pengetahuan yang sangat berguna.
KATA PENGANTAR
Puji syukur pencipta panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, Ida
Sang Hyang Widhi Wasa, atas berkat rahmat-Nya lah skrip karya tugas akhir yang
berjudul Fenomena Sosial Budaya Menjadi Sumber Insp irasi Dalam Berkarya
Seni Lukis ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Tujuan penciptaan skrip
karya tugas akhir ini adalah sebagai syarat untuk menempuh Gelar Sarjana Seni
pada Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar.
Atas bantuan dan kerjasama dari semua pihak, pencipta ucapkan terima
kasih kepada:
1. Prof. DR. I wayan Rai,S.,MA, selaku Rektor Institut Seni Indonesia
Denpasar.
2. Dra. Ni Made Rinu, M.Si, selaku Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain
Institut Seni Indonesia Denpasar.
3. Drs. I Wayan Kondra, M.Si, selaku Ketua Program Studi Seni Rupa
Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar.
4. Drs. A.A Ngr Gede Surya Buana, M.Sn, Selaku Ketua Minat Seni Lukis,
Progam Studi Seni Rupa Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut
Seni Indonesia Denpasar.
5. Drs.I Made Yasana,M.Erg, selaku pembimbing I.
6. Dra.Ni Made Purnami Utami,M.Erg, selaku pembimbing II.
7. Drs.Suwito selaku Pembimbing Akademik.
8. Dosen-dosen yang telah membimbing pencipta selama menjadi mahasiswa
di Fakultas Seni Rupa dan Design Institut Seni Indonesia.
9. Staf Kepegawaian Perpustakaan Institut Seni Indonesia Denpasar yang
telah menyediakan beberapa sumber buku yang dapat dijadikan acuan
dalam penyusunan skrip karya tugas akhir pencipta.
vi
10. Seluruh keluarga tercinta terutama ayahanda Drs. IB. Putu Garga dan
Ibunda Ida Ayu Gde Putri Suartika ( almarhum ) atas dukungan material
dan spiritual.
Skrip karya tugas akhir ini, sangatlah jauh dari sempurna, karena itu kritik
dan saran pencipta harapkan dalam upaya penyempurnaan.
Pencipta
vii
ABSTRAK
Fenomena Sosial Budaya Menjadi Inspirasi Dalam Berkarya Seni Lukis
Kebudayaan adalah hasil hubungan antara manusia dengan alam
lingkungannya. Kehidupan tradisional merupakan bagian dari kebudayaan,
kelahirannya dilatarbelakangi oleh norma-norma agama, adat kebiasaan setempat
dan dilandasi oleh keadaan alam setempat. Karena budayalah kita setiap saat
cenderung mengalami perubahan-perubahan yang sering disebut modernisasi.
Terlihat jelas bahwa kebudayaan selalu melatarbelakangi setiap fenomena sosial
dan sering menimbulkan dilema antara tradisi yang cenderung bertahan dan
modernisasi yang cenderung merombak dengan membawa nilai- nilai baru.
Masyarakat Bali kini dihadapkan dengan budaya luar, karena mereka setiap saat
berinteraksi dan berhadapan langsung dengan wisatawan asing dan pergeseran
budaya pun terjadi tanpa disadari. Pengaruh-pengaruh luar ada berbagai macam
dan bentuknya antara lain : teknologi, ekonomi, agama, pendidikan, gaya hidup
dan beberapa pengaruh lainnya yang membawa nilai- nilai pembaruan.
Untuk mendapatkan ide dilakukan dengan observasi, dan melihat aktivitas
soaial masyarakat saat ini. Sehingga dilakukan suatu eksperimen dengan alat dan
bahan. Dengan eksperimen tersebut dilakukan suatu proses pembentukan, dengan
prinsip-prinsip penyusunan karya seni lukis. Melalui tahap finishing yang
merupakan evaluasi terakhir terciptalah karya seni yang biasa diapresiasikan ke
masyarakat.
Untuk memberikan gambaran kepada masyarakat tentang fenomena sosial
budaya yang sedang terjadi, pencipta menggunakan media seni lukis dengan cara
ungkap realis dan dengan gaya yang mengarah pada karya-karya pop art. Dalam
hal ini pencipta menghasilkan karya seni lukis sebanyak 12 karya.
Kata kunci : Budaya, Tradisional, Wisatawan, Sosial, Modernisasi.
viii
ABSTRACT
Socio-cultural phenomenon into source of inspiration in making the work of
painting
Culture is the result of the relationship between humans and natural
environment. Traditional life is part of the culture,birth motivated by religious
nprms, local customs, and based on local natural conditions. Because culture is
every time we tend to experience the changes that are often called modernization.
It is clear that culture is always behind every social phenomenon and often
creates a dilemma between tradition and modernization tend to survive which tend
to break down with the new values. Balinese society is now confronted with
foreign cultures, because every time theyinteract and deal directly with foreign
tourists and even cultural shift go unnoticed. Outside influences there
are various kinds and shapes,among others : technology, economics, religion,
education, lifestyle and several other influences that bring the values of the
update.
To get an idea done by observation, and to see the activities of socialist
society today. So do an experiment with tools and materials. In the experiment
carried out a process of formation, with the principles of the preparation work
of art. Through the finishing stage which is the final evaluation created an unusual
work of art to the community appreciated.
To give an idea to the public about the socio-cultural phenomenon that is
happening, the creator of the painting medium according to realist manner and
with a style that leads to the works of pop art. In this case the creators to produce
works of art as much as 12 works.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAGA ......................................................... iv
MOTTO ............................................................................................................ v
KATA PENGANTAR vi
ABSTRAK/ABSTRACT ..... viii
DAFTAR ISI . x
DAFTAR GAMBAR/FOTO .
xi
BAB I.
PENDAHULUAN.
1.1 Latar Belakang ..1
1.2 Rumusan Masalah .4
1.3 Ide Penciptaan ..
4
1.4 Tujuan Penciptaan .
5
1.5 Manfaat Penciptaan ..6
1.6 Ruang Lingkup .6
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Sumber Tertulis ... 8
2.1.1 Pengertian Judul ............... 8
2.1.2 Pengertian Seni ......9
2.1.3 Pengertian Seni Lukis ................... 10
2.1.4 Unsur-Unsur Visual Seni Rupa .................................
11
2.1.5 Prinsip-Prinsip Penyusunan Karya Seni Lukis.......................
14
2.2 Tinjauan Sumber Lain ......................................................... 17
2.3 Perkembangan Pop Art .......................................................... 17
BAB III.
PROSES PENCIPTAAN
3.1 Proses Penjajagan (Explorasi)............ 23
3.2 Proses Percobaan (Exsperimen)...... 24
3.3 Proses Pebentukan (Forming)................. 25
3.4 Proses Penyelesaian (Finishing) .................................................
26
x
BAB IV.
WUJUD KARYA
4.1 Aspek Ideoplastis .. 27
4.2 Aspek Fisikoplastis . 28
BAB V.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan . 53
5.2 Saran-saran 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1
19
Gambar 2
19
Gambar 3
21
Gambar 4
21
Gambar 5
22
Gambar 6
Foto Sketsa 1
24
Gambar 7
Foto Sketsa 2
24
Gambar 8
:
:
Foto Sketsa 3
25
Foto Sketsa 4
25
FotoKarya1
I Like Burger
29
FotoKarya2
Jamuran
31
FotoKarya3
Penjara Tradisi
33
FotoKarya4
Bob Marley
35
FotoKarya5
Bertatto
37
FotoKarya6
Made Donal
39
FotoKarya7
Dalam Genggaman
41
FotoKarya8
Wajah Baru
43
FotoKarya9
Evolusi
45
FotoKarya10
Konsumtif I
47
FotoKarya11
Konsumtif II
49
FotoKarya12
Soft Drink
51
Gambar 9
xii
BAB I
PENDAHULUAN
memakai produk-produk luar negeri. Selain itu, mereka juga akan merasa
lebih dipandang oleh orang-orang disekitarnya.
Gaya hidup orang Bali yang cenderung tradisional, bahkan tidak mampu
mengelak dari serbuan budaya global. Serbuan budaya global atau budaya
yang dianggap modern sudah sedikit demi sedikit mengubah gaya hidup
orang-orang di Bali. Seolah-olah tidak ingin ketinggalan zaman, masyarakat
pun berlomba- lomba menggunakan atau mengkonsumsi budaya asing yang
mereka anggap mampu memberikan kemudahan, kesenangan. Bahkan kini
Bali bisa dikatakan menganut budaya konsumtif.
pemikiran dari seorang pencipta sebagai acuan untuk menciptakan suatu karya.
Namun dalam suatu proses penciptaan karya seni, khususnya seni lukis gagasan
atau ide perlu didukung oleh kemampuan teknik dari seorang pencipta.
Dalam hal ini, pencipta mengambil tema Fenomena sosial budaya menjadi
sumber inspirasi dalam berkarya seni lukis. Ide ini muncul ketika pencipta melihat
fenomena perubahan budaya yang terjadi di Bali. Dimana kehidupan sosial
budaya di Bali, mendapatkan banyak sekali pengaruh-pengaruh dari budaya luar
antara lain teknologi, ekonomi, agama, pendidikan, cara berpakaian danbeberapa
pengaruh lainnya yang membawa nilai- nilai pembaruan. Dengan menggunakan
teknik rupa Realis , pencipta mencoba menggali berbagai macam fenomena
yang terjadi disekitar lingkungan sosial masyarakat tradisional menghadapi
pengaruh-pengaruh dari budaya luar.
dengan
lingkungan,
permasalahan-permasalahan
dengan
yang
mengamati
sedang terjadi.
secara
cermat
Misalnya pengaruh
sudah
memiliki produk
tersebut.
Pengaruh
ekonomi
dengan
karena dianggap lebih efisien dan memiliki kualitas lebih baik, misalnya saja
penggunaan buah-buah impor maupun produk-produk makanan siap saji.
Pengaruh dari gaya berbusana dengan memakai produk luar negeri sehingga
menambah kepercayaan diri dan akan lebih dipandang orang, serta beberapa
pengaruh lainnya dengan cara meniru gaya atau mode yang sedang populer
saat ini.
Dalam perwujudan karya ini pencipta mencoba mengkolaborasikan ikonikon budaya lokal dengan ikon- ikon budaya global. Dengan harapan mampu
memberikan penyadaran terhadap penikmat ataupun masyarakat. Bahwa
pengaruh-pengaruh budaya global sedikit demi sedikit sudah mulai masuk
dan mempengaruhi keaslian budaya lokal.
BAB II
KAJIAN SUMBER
serta dikembangkan guna keseimbangan dan integrasi baru. Perlu dicatat semua
perubahan menuju ke arah yang lebih baik karena suatu perubahan juga membawa
dampak negatif. Perubahan, konflik dan pembatalan terhadap nilai- nilai lama yang
menyimpang dari nilai yang telah ada, ataupun membawa penghalusan atau
peningkatan nilai- nilai warisan kebudayaan. Perubahan yang disertai otokritik
nilai- nilai objektif menandakan sebuah kemjuan kebudayaan.
Kemajuan sains dan teknologi telah mampu memberikan masukan informasi
perkembangan budaya suatu komunitas ke komunitas yang lain atau dengan kata
lain terjadi interaksi budaya dengan mudah dan cepat. Hal ini merupakan salah
satu konsekuensi yang muncul pada modernisme. Pandangan-pandangan pada
modernisme telah mampu secara perlahan menggeser nilai- nilai yang telah
melekat lama pada masyarakat tradisional bali. Di Bali yang dikenal dengan
masyarakat yang menjungjung tinggi nilai moral religi dan budaya religiusnya,
kini telah mengindikasikan perubahan menuju pada konsekuensi modernisme
dalam perjalanan modernisasi budaya Bali. Realitas memang membuktikan
modernisasi dapat meningkatkan kualitas fisik hidup masyarakat Bali secara
umum. Sisi positif dan negatif dari sebuah perubahan atau perkembangan budaya
memang mutlak ada, oleh karenanya sangat diperlukan otokritik dihadapan nilainilai yang akan menjamin sebuah perubahan yang mengarah kepada kemajuan.
Dalam kamus buku Diksi Rupa, Mikke Susanto ( 2002 : 101-102 ) disebutkan
seni berarti : 1. Segala sesuatu yang dilakukan oleh orang bukan atas dorongan
kebutuhan pokoknya, melainkan apa yang dilakukan semata-mata karena
kehendak akan kemewahan, kenikmatan ataupun karena dorongan kebutuhan
(Everyman Encyclopedia ), 2. Segala perbuatan manusia yang timbul dari hidup
perasaannya dan bersifat indah, sehingga dapat menggerakkan jiwa dan perasaan
manusia ( Karya Ki Hajar Dewantara ), Sedangkan menurut Herbert Read ( 1959 :
1 ) dalam bukunya yang berjudul The Meaning Of Art ( 1959 ) menyebutkan
bahwa seni merupakan usaha manusia untuk menciptakan bentuk-bentuk yang
menyenangkan. Bentuk yang menyenangkan dalam arti bentuk-bentuk yang dapat
membingkai perasaan keindahan dan perasaan keindahan itu dapat terpuaskan
apabila dapat menangkap harmoni atau suatu pesan dari bentuk yang disajikan.
Dari beberapa pernyataan atau pendapat-pendapat yang pencipta kutip,
definisi seni menurut pencipta adalah hasil dari aktivitas, perbuatan berupa bendabenda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat dan didokumentasikan yang dapat
menimbulkan rasa senang, rasa puas, nyaman dan bahagia yang disebut aesthetica
( keindahan ).
10
Dari beberapa pengertian seni lukis yang pencipta kutip, seni lukis menurut
pencipta adalah aktivitas yang menimbulkan rasa senang, rasa puas, nyaman,
bahagia yang dituangkan dalam bidang dua dimensi dengan menggunakan
medium rupa seperti garis, warna, tekstur, dan sebagainya.
Warna
Warna adalah kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang
dipantulkan benda-benda yang dikenainya dengan corak rupa seperti merah, biru,
hijau dan lain- lain. Peranan warna sangat dominan pada karya seni rupa, hal ini
dapat dikaitkan dengan upaya menyatakan gerak, jarak, tegangan, deskripsi alam
(Naturalisme ), ruang, bentuk, ekspresi atau makna simbolik dan justru dalam
kaitan yang beranekaragam ini kita akan melihat batasan kedudukan warna dalam
11
seni lukis. Zat warna didapat dari pigmen yang berupa bubuk halus, yang
disatukan dengan binder ( Zat pengikat ) atau paint vahiele ( Pembawa pigmen )
(Susanto, 2002 : 113)
Dalam wujud visual karya pencipta, warna memiliki peran sangat
penting . Dalam karya pencipta warna-warna yang ditampilkan adalah warnawarna senada agar objek utama dengan latar belakang tidak memunculkan ruang
yang sangat jauh ( kontras ) hal ini akan terlihat harmonis karena objek utama
dengan latar belakang akan saling mendukung.
c.
Bentuk
Pada dasarnya bentuk adalah wujud fisik yang dapat dilihat. Susunan
bagian aspek-aspek visual dan wujud suatu hasil seni tidak lain adalah bentuknya,
susunan bagian-bagiannya, tegasnya aspek yang terlihat tersebut. Kalau ada
bentuk terlihatlah wujudnya demikian pula jika terdapat satu atau lebih bagianbagian tergabung menjadi satu, membentuk suatu susunan dan terjadilah wujud.
Tetapi dalam membicarakan wujud yang khas, yaitu wujud yang beberapa hal
mempengaruhi kita ( Soedarso, 1975 : 16 ).
Bentuk merupakan wujud yang digambarkan, bentuk mewakili dua
sifat : geometris dan non geometris. Bentuk geometris strukturnya teratur
misalnya segitiga, segiempat, lingkaran dan sebagainya. Bentuk non geometris
susunan strukturnya merupakan bentuk-bentuk alamiah ( Suryahadi, 1994 : 5 ).
Bentuk dalam karya seni lukis nantinya diwujudkan dalam perpaduan, dari kedua
bentuk yang saling mendukung yaitu antara bentuk geometris yang beraturan da n
bentuk non geometris yang tak beraturan.
Dengan goresan garis dan penyusunan warna akan menciptakan
bentuk. Dalam karya, pencipta lebih banyak menampilkan objek patung yang
dikombinasikan dengan bentuk-bentuk dari ikon produk maupun benda-benda.
d.
Ruang
Ruang adalah suatu yang mempunyai keluasan yang digolongkan
dalam dua bentuk ruang bidang positif dan negatif. Ruang positif adalah
ruang/bidang yang dibatasi oleh suatu batas tepi berupa garis, sedangkan ruang
negatif adalah ruang yang berada di sekitar ruang atau bidang positif dan
12
Tekstur
Teksture ( tekstur ) adalah unsur rupa yang menunjukkan rasa
permukaan bahan, yang sengaja dibuat dan dihadirkan dalam susunan untuk
mencapai bentuk rupa, sebagai usaha untukn memberikan rasa tertentu pada
permukaan bidang pada perwajahan bentuk karya seni rupa secara nyata atas
sesama. Artificial texture ( tekstur buatan ) merupakan tekstur yang sengaja dibuat
atau hasil penemuan seperti: kertas, logam, kaca, plastik dan sebagainya.
Sedangkan istilah nature texture ( tekstur alami ) tanpa campur tangan manusia
contohnya : batu, pasir, kayu, rumput dan lain sebagainya. Tekstur dapat dibuat
dengan cara teknik kolase, dengan menempelkan berbagai bahan misalnya:
menempelkan potongan-potongan kertas, kayu, kain, atau dengan menggunakan
bubur kertas, bubur kayu, beberapa barang bekas dan sebagainya. Pada prinsipnya
membuat permukaan wajah menjadi rasa tertentu secara perabaan atau secara
visual ( Soegeng TM, ed, 1987 : 76 ).
Adapun pengertian tekstur adalah nilai raba suatu permukaan yang
nyata ataupun semu suatu permukaan mungkin kasar, mungkin pula halus atau
buruk bisa juga kasar atau licin ( Fadjar Sidik, 1979 : 26 ). Dari uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa tekstur sebagai elemen dalam seni lukis baik semu
13
maupun nyata akan memberikan sifat terhadap suatu permukaan dalam susunan
karya, sifat tersebut meliputi kasar, kertas, halus buruk atau licin.
Peran tekstur pada karya pencipta tidaklah terlalu terlihat. Namun
jika diamati karya pencipta ternyata memunculkan tekstur yaitu tekstur semu pada
permukaan kanvas. Hal itu muncul dari penuangan warna tebal dan tipis.
Komposisi
Komposisi merupakan suatu cara untuk menyusun bagian-bagian
Pusat Perhatian
Pusat perhatian disebut pula dominan yang merupakan fokus dari
suatu susunan. Suatu perhatian di sekitar elemen-elemen lain yang bertebaran dan
tunduk membantunya sehingga yang kita fokuskan menonjol, tetapi tidak lepas
dari yang lain atau lingkungannya. Pusat perhatian dapat lebih mudah dilakukan
dengan :
14
a. ) Dengan ukuran;
b. ) Menggunakan kekuatan warna;
c. ) Melalui tempat;
d. ) Konvergensi;
e. ) Membuat perbedaan atau perkecualian ( Arsana dan Supono, 1983 : 66 )
Penekanan memberikan suatu fokus pandangan utama dari suatu
komposisi (bisa berupa warna, garis maupun bentuk), aspek yang lainnya menjadi
pendukung. Pada karya pencipta pusat perhatian ditekankan pada objek yang
ditampilkan, dibuat secara detail agar terlihat dominan baik itu penekanan pada
bentuk, komposisi maupun warna dan latar belakang dibuat sederhana namun
tetap mendukung dan menyatu dengan objek utama.
d. Keseimbangan ( Balance )
Keseimbangan adalah suatu peleburan semua kekuatan pada suatu
susunan yang menimbulkan perbandingan yang sama, sebanding. Keseimbangan
terdiri dari keseimbangan formal atau simetris dan keseimbangan informal atau
asimetris ( Arsana dan Supono, 1983 : 68 ).
Di dalam karya seni lukis keseimbangan informal atau asimetris
biasanya lebih menarik karena lebih kompleks ( kelihatan lebih mulus, rumit )
dapat memberikan kemungkinan variasi yang lebih kaya dalam penyusunannya,
sehingga
dapat
memberikan
kesan
bergerak
atau
dinamis.
Sementara
Irama
Irama adalah aturan atau pengulangan yang teratur dari suatu
bentuk atau unsur- unsur lainnya. Bentuk-bentuk pokok irama adalah : berulang15
Kontras
Kontras adalah perbedaan antara elemen-elemen dalam sebuah
tanda yang ada pada sebuah komposisi atau desain. Kontras dapat dimunculkan
dengan menggunakan warna, bentuk, tekstur, ukuran dan ketajaman. Kontras
digunakan untuk memberi ketegasan dan mengandung oposisi-oposisi seperti
gelap-terang, cerah-buram, besar-kecil, dan lain- lain ( Susanto, 2002 : 66 ).
Pada karya pencipta penekanan kontras terlihat pada objek utama
yang dibuat untuk memunculkan volume objek dengan menggunakan warna
gelap-terang.
16
Gambar 1
Gambar 2
Agus Suwage belajar design grafis di Fakultas Seni Rupa dan Design di
ITB tahun 1979 dan lulus pada tahun 1986. Namun, pergaulannya denga n
mahasiswa seni rupa murni terutama dengan Irawan Karseno mengukuhkan
kehendaknya menjadi seniman yang mandiri. Walaupun mereka berdua sempat
membuat kantor agensi design grafis bernama WORKS pada tahun 1982, tetapi
disela-sela kerjanya, berbagai kegiatan pameran telah dilakukan Agus Suwage
pernah juga membuat karya kolaborasi dengan Irawan di Biennale Jakarta ke-4
pada tahun 1985 di TIM. Sejak masa kuliah beliau tercatat pernah mengikuti
beberapa pameran bersama, seperti pameran Ini Baroe Seni Roepa, Ini Seni
Roepa Baroe pada tahun 1984 di France Cultural Center dan Bandung Youth
Center, Bandung, Indonesia hingga di Belanda. Persahabatannya dengan perupa
Irawan Karseno tak dipungkiri juga disebabkan ketertarikan mereka berdua
terhadap musik. Dirumahnya saat ini, beliau pun membangun studio musik dan
mengoleksi berbagai alat musik terutama gitar.
Secara bertahap kekaryaan Suwage menampakkan perubahan, baik
konsepsi maupun penjelajahan artistiknya. Suwage bahkan pernah tiga kali
19
berpameran tunggal di Galeri Cameti pada tahun 1995. Sejak akhir tahun 1990-an,
secara konsisten beliau berpameran tunggal dengan tema-tema yang secara
periodik mengalami perubahan, dengan mempertanyakan terus menerus persoalan
nilai- nilai manusia dengan melihatnya secara paradigmatik.
Karya-karya Agus Suwage banyak memberikan sumber-sumber ide bagi
pencipta baik itu pengolahan objek, pengolahan latar belakang, maupun dalam
komposisi karya
20
Gambar 3
Blue Shot Marilyn, 1964
Silkscreen ink and synthetic paint on canvas
101,6 x 101,6 cm
Gambar 4
Green Cocacola Bottles, 1962
Silkscreen ink, acrylic paint and pencil on canvas
209,5 x 144,7 cm
21
Andy Warhol yang lahir pada 6 Agustus 1928 adalah seorang seniman,
sutradara avant- garde, penulis dan figur sosial Amerika. Warhol juga bekerja
sebagai penerbit, produser rekaman dan aktor. Dengan latar belakang dan
pengalamannya dalam seni komersil, Warhol menjadi salah satu pencetus gerakan
pop art di Amerika Serikat pada tahun 1950-an. Karya-karya Warhol yang paling
di kenal adalah lukisan- lukisan ( cetakan sablon ) kemasan produk konsumen dan
benda sehari- hari yang sangat sederhana dan berkontras tinggi, misalnya
Campbells Soup Cans, bunga poppy, dan gambar sebuah pisang pada cover
album musik rock the Velvet underground and Nico ( 1967 ), dan juga untuk
potret-potret ikonik selebritis abad 20, seperti Marilyn Monroe, Elvis Presley,
Jacquenline Kennedy Onassis, Judy Garland, dan Elizabeth Taylor. Di luar dunia
seni, Warhol di kenal dengan ucapannya di masa depan semua orang akan
menjadi terkenal selama 15 menit.
Karya Design T-Shirt
Gambar 5
Selain karya seni lukis terdapat kajian sumber lain yang memberikan
motivasi terhadap pencipta dalam proses penciptaan karya seni lukis seperti
design dalam T-shirt. Dimana dalam design tersebut dapat memberikan gambaran
atau ide-ide dalam berkarya seni lukis. Baik itu pengolahan komposisi maupun
warna.
22
BAB III
PROSES PENCIPTAAN
penjajagan
merupakan
suatu
proses
yang
memberikan
teknik maupun perkembangan seni rupa saat ini yang nantinya dapat dituangkan
pada karya pencipta.
Foto Sketsa 1
Foto Sketsa 2
24
Foto Sketsa 3
Foto Sketsa 4
25
26
BAB IV
WUJUD KARYA
Wujud karya merupakan hasil dari perwujudan ide atau gagasan melalui
penyususan elemen elemen visual seni rupa dengan prinsip prinsip
pengorganisasian. Dalam hal ini wujud karya pencipta adalah hasil dari
pengungkapan ide atau gagasan dari aktivitas masyarakat yang saat ini sedang
terjadi sedang terjadi khususnya fenomena fenomena sosial budaya. Pengaruh
pengaruh budaya luar atau budaya global yang masuk ke Bali dan memberikan
perubahan pada masyarakat kita, memberikan begitu banyak ide ide atau
gagasan yanng pencipta tangkap kemudian dituangkan dalam media seni lukis.
Pengaruh pengaruh luar ada berbagai macam dan bentuknya
antara lain teknologi, ekonomi, agama, pendidikan, gaya hidup maupun pengaruh
pengaruh lainnya. Secara keseluruhan karya karya pencipta bisa dikatakan
mengarah pada karya karya pop art. Dalam perwujudannya karya karya
pencipta menampilkan ikon ikon budaya populer yang dikolaborasikan dengan
ikon budaya tradisional. Dari penggambaran itu pencipta ingin memberikan
gambaran penyadaran kepada masyarakat ataupun penikmat bahwa pengaruh
pengaruh budaya luar begitu besar membawa perubahan pada masyarakat kita.
Namun hal itu tidak bisa di pungkiri karena daerah Bali merupakan daerah
pariwisata dan secara tidak langsung wisatawan yang datang ke Bali pasti
memberikan pengaruh terhadap masyarakat Bali itu sendiri. Untuk menciptakan
suatu karya seni lukis diperlukan kemampuan mengolah dan menyusun aspek
idioplastis dan fisikoplastis secara utuh sehingga menjadi jalinan yang baik antara
ide dan aspek visualnya.
28
Foto Karya 1
I Like Burger
130cm x 140cm
Acrilyc on Canvas, 2011
Karya ini menampilkan salah satu produk makanan siap saji yaitu burger.
Burger ini menampilkan dengan ukuran jumbo. Hal ini untuk memberikan
penggambaran kekuatan yang begitu besar. Karya ini juga menampilkan patung
raksasa yaitu sebagai simbol masyarakat tradisional Bali. Patung raksasa ini
dimaksud menggambarkan sifat masyarakat kita yang menyerupai raksasa, yang
hanya gemar mengkonsumsinya. Patung juga memiliki sifat diam, juga sama
halnya dengan masyarakat kita yang dikenal pasif. Patung raksasa ditampilkan
sedikit berbeda yaitu dengan sang patung mengacungkan kedua ibu jarinya. Hal
itu memberi penggambaran ketertarikan sebuah minat yang begitu besar. Dalam
hal ini adalah minat masyarakat kita yang begitu besar dalam mengkonsumsi
29
produk-produk makanan siap saji ( Instan ) yang kita ketahui produk-produk itu
adalah produk luar negeri.
Pada latar belakang digambarkan
penegasan yang menunjukkan sebuah ketertarikan yaitu dengan tulisan I Like It.
Dari penggambaran tersebut pencipta ingin menyampaikan, dimana masyarakat
Bali sudah sangat akrab bahkan sangat menggemari produk-produk luar negeri.
Lukisan ini menyoroti kekuatan budaya lokal ketika menghadapi serbuan budaya
luar. Dimana budaya luar ini dengan penampilannya yang menarik dan bahkan
tidak dipungkiri mampu menghilangkan budaya lokal itu sendiri. Warna-warna
yang ditampilkan adalah warna-warna yang sesuai dengan objek yang dilukiskan,
hal ini agar tidak menimbulkan persepsi-persepsi lain. Sedangkan cara ungkapnya,
pencipta menggunakan cara ungkap realis agar mudah dipahami oleh penikmat.
30
Foto Karya 2
Jamuran
130cm x 140cm
Acrilyc on Canvas, 2011
Betapa tidak, mini market yang sering kita dengar dengan sebutan CK
(Circle K) ini menyediakan berbagai kebutuhan makanan khususnya. Selain itu
tidak tanggung-tanggung CK ini tidak pernah mati atau tidak mengenal tutup
yaitu buka 24jam. Tidak sekedar menyediakan produk-produk makanan. Pada
bagian depan CK sering pula dijumpai meja atau pun kursi yang ditata begitu rapi
dan menarik. Pada malam hari kita melihat sekumpulan anak muda yang
berkumpul didepan CK, sekedar berbelanja kemudian menghabiskan malam hari
disana dan tidak jarang ditemui hal- hal yang tidak diinginkan terjadi disana.
Latar belakang dibuat dengan warna hitam sebagai simbol kegelapan. Ini
menggambarkan kehadiran produk-produk luar yang begitu cepat berkembang
dan diterima oleh masyarakat kita, dan tanpa disadari hal itu sering berdampak
negatif bagi daerah kita. Nada latar belakang ditampilkan juga tulisan-tulisan yang
menegaskan sebuah nama dari mini market tersebut.
32
Foto Karya 3
Penjara Tradisi
100cm x 100cm
Acrilyc on Canvas,2010
Karya ini diberi judul Penjara Tradisi lukisan ini menampilkan patung
tradisi Bali yang digunakan sebagai simbol budaya Bali. Patung ini dilukis dengan
latar belakang gelap, hal ini untuk memberi kesan ba hwa sang patung sedang
berada diruangan yang gelap (penjara). Selain itu juga ditampilkan garis-garis
vertikal sebagai penegasan bahwa sang patung sedang berada di dalam penjara.
Untuk memberikan kesan tradisi, pencipta juga menampilkan ornamen Bali.
33
34
Foto Karya 4
MADE MARLEY
100cm x 120cm
Acrylic on Canvas,2011
Pada karya ini pencipta mengkolaborasikan dua ikon budaya yaitu patung
tradisional Bali dengan ikon yang dikenal dengan ikon Bob Marley. Bob Marley
adalah ikon yang dikenal dengan gayanya yang nyentrik dengan rambut
gimbalnya, topi, maupun aksesoris lainnya. Selain itu Bob Marley bisa dikataka
sebagai ikon musik Rege, musik yang santai dan sering dijadikan sebagai media
untuk mencurahkan isi hati dan mengajak penikmat untuk bergembira, gaya
hidupnya yang santai sering kali ditiru oleh masyarakat kita. Hal itu bisa kita lihat
dari gaya berpakaian yang sering meniru gaya dari Bob Marley. Anak - anak
muda sering mengubah rambutnya menjadi gimbal , dengan topi, dengan gelang
berwarna merah, kuning, hijau, bermainn gitar dan menghisap rokok.
Pada karya ini pencipta mencoba menyatukan 2 ikon tersebut. Pencipta
menampilkan wajah patung tradisional Bali rambutnya dibuat gimbal dan tidak
lupa menggunakan topi, penampilan patung dibuat dengan gaya begitu santai.
Pada latar belakang digambarkan ikon Bob Marley sedang tersenyum yang
35
melihat objek patung. Latar belakang dibuat dengan warna merah, kuning, hijau
( Rasta ), hal ini sebagai penggambaran cirri khas sosok Bob Marley.
Dari lukisan ini pencipta ingin menyampaikan bahwa budaya budaya
luar begitu mudah untuk diterima pada masyarakat kita. Bahkan budaya yang
cenderung bertolak belakang dengan budaya kita begitu mudah diterima dan
menyatu pada masyarakat kita.
36
Foto Karya 5
Bertattoo
100cm x 100cm
Acrilyc on Canvas, 2011
Bali pun terpengaruh karena mereka mengganggap jika memakai tatto akan
terlihat lebih keren sehingga mereka lebih percaya.
38
Foto Karya 6
MADE DONAL
100 cm x 100 cm
Acrylic on Canvas,2010
sangat jelas. Hal ini menunjukkan bahwa budaya tradisional Bali yang sangat
kental walaupun mendapatkan pengaruh-pengaruh dari budaya modern.
Pada latar belakang dibuat dengan warna kuning. Perpaduan antara objek
atau dengan latar belakang yang menggunakan warna-warna cerah dimaksudkan
untuk memberi kesan kemeriahan. Pada latar belakang juga dibubuhkan tulisantulisan sebagai penegasan selain itu tulisan-tulisan dibuat untuk menyatukan
antara objek utama dengan latar belakang.
40
Foto Karya 7
Dalam Genggaman
120 cm x 155 cm
Acrilyc on Canvas,2011
Ide karya ini tercipta ketika melihat minat masyarakat yang begitu besar
terhadap minuman soft drink coca-cola. Hal itu bisa kita lihat dari banyaknya
sampah kemasan produk itu. Minuman yang menawarka n kesegaran bagi yang
mengkonsumsinya, begitu digemari oleh masyarakat. Tidak hanya orang dewasa,
minuman ini pun sangat digemari oleh semua kalangan masyarakat, baik itu anakanak sampai orang tua. Selain dapat memberikan kesegaran, produk ini juga
tersedia dalam berbagai bentuk baik itu botol, kaleng, botol plastik, dan
ditawarkan dengan harga yang tidak begitu mahal.
41
42
Foto Karya 8
Wajah Baru
100 cm x 130 cm
Acrilyc on canvas,2011
Ide karya ini tercipta dari melihat minat masyarakat yang begitu besar
mengkonsumsi produk makanan siap saji yaitu produk makanan KFC. Dalam hal
ini pencipta ingin menyampaikan gaya hidup konsumtif masyarakat yang
cenderung memilih produk-produk yang bersifat praktis. Bagi sebagian
masyarakat produk ini akan meningkatkan gaya hidup mereka, mereka akan
dianggap orang kelas menengah ke atas.
Secara visual, pencipta mencoba menggabungkan ikon produk makanan
KFC dengan ikon tradisional yaitu patung. Pencipta mengubah bentuk logo KFC
yang dikolaborasikan dengan wajah patung raksasa. Hal ini dimaksudkan bahwa
43
produk makanan ini sudah begitu menyatu dan digemari oleh masyarakat kita.
Logo produk ini dibuat dengan warna merah untuk menandakan semangat yang
begitu besar dari masyarakat.
Latar belakang karya dibuat dengan goresan-goresan ekspresip, dengan
memadukan kolase kertas koran dengan tulisan-tulisan. Hal ini sebagai upaya
menambah artistik pada karya.
44
Foto Karya 9
Evolusi
125 cm x 130 cm
Acrilyc on canvas,2009
buaya asing hal ini sebagai sebuah penggambaran budaya lokal yang seolah-olah
mengalami perubahan bentuk. Mulai dari simbol super hero, badut, maupun
simbol bendera amerika serikat. Pada latar belakang pencipta mencoba
mengkolaborasikannya dengan kolase maupun menampilkan tulisan-tulisan hal
ini sebagai upaca pencapaian artistik pada karya.
46
Foto Karya 10
Konsumtif I
100cm x 120cm
Acrilyc on Canvas,2011
Ide karya ini berawal dari merebaknya produk-produk luar negeri yang
cenderung menawarkan kemudahan-kemudahan. Produk-produk ini begitu mudah
diterima oleh masyarakat kita, hal tersebut karena masyarakat kita cenderung
mengganggap produk-produk luar negeri memiliki kualitas lebih baik dari pada
produk-produk dalam negeri.
Secara visual, karya ini menampilkan patung tradisional Bali sebagai
simbol masyarakat Bali. Pada latar belakang dilukiskan pula logo- logo produk
luar negeri yang sangat akrab pada masyarakat kita. Logo-logo ini digambarkan
bertebaran memenuhi latar belakang. Pada sisi kiri karya juga ditampilkan kolase
barcode, hal ini untuk memberikan kesan sebuah barang.
Melalui karya ini pencipta ingin menyampaikan bahwa masyarakat kita
cenderung lebih tertarik pada produk-produk luar negeri, minat mayarakat kita
yang begitu besar, yang seolah-olah berlomba- lomba menggunakan produk47
produk luar negeri, melihat hal itu pencipta mengganggap masyarakat kita bisa
dikatakan berbudaya konsumtif. Sebagai penegasan pencipta juga menampilkan
tulisan-tulisan pada latar belakang yang bertulisan konsumtif.
48
Foto Karya 11
Konsumtif II
120cm x 150cm
Acrilyc on Canvas,2011
Ide karya ini sama dengan ide karya sebelumnya, yaitu menyoroti budaya
konsumtif yang merebak pada masyarakat kita. Secara visual karyanya ini sedikit
berbeda dengan karya sebelumnya. Bidang kanvas dibagi-bagi menjadi beberapa
bidang dan seolah-olah karya ini terdiri dari beberapa susunan kanvas. Objek
utama pada karya ini masih menampilkan objek patung tradisional yang
disimbolkan sebagai masyarakat Bali.
Pada karya ini pencipta ingin menampilkan karya yang sedikit berbeda
yaitu dengan membagi-bagi bidang kanvas, bermain- main dengan komposisi.
Pada bidang kanvas bagian tengah ditampilkan objek utama yaitu objek patung.
Sedangkan pada bidang-bidang yang lain ditampilkan objek-objek yaitu logo-logo
49
produk luar negeri. Logo- logo yang ditampilkan yaitu logo produk-produk
makanan siap saji yang sangat akrab di masyarakat kita misalnya logo KFC, McD,
logo minuman ( soft drink ) maupun logo- logo produk luar negeri lainnya. Pada
bidang-bidang lainnya juga ditampilkan ikon- ikon populer yang sering ditiru oleh
masyarakat kita yaitu Bob Marley. Ikon-ikon atau logo- logo yang ditampilkan
pada lukisan ini hanyalah sebagian kecil produk-produk atau pengaruh-pengaruh
dari luar negeri yang memberikan dampak perubahan pada pola kehidupan
mayarakat kita.
50
Foto Karya 12
Soft Drink
100cm x 120cm
Acrilyc on Canvas,2011
Fenomena
ini
sangat
menggelitik
sehingga
pencipta
mencoba
52
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari uraian sebelumnya pencipta dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut :
5.1.1 Di dalam merealisasikan karya seni lukis yang bertemakan Fenomena
Sosial Budaya, diperlukan pemahaman dan penghayatan terhadap realitas
dan fenomena yang terjadi di masyarakat. Dalam hal ini pencipta
mendapatkan ide melalui media- media, katalog lukisan,
majalah,
menciptakan
karya
dengan
nilai- nilai
estetis,
pencipta
53
5.2 Saran
5.2.1 Sebagai perupa-perupa muda mahasiswa mestinya mencermati realitas
maupun fenomena yang terjadi di masyarakat dengan membahasakannya
ke dalam ekspresi seni rupa. Hal tersebut sebagai ungkapan rasa cinta
tanah air melalui ekspresi seni rupa kita bisa melakukan semacam kontrol
terhadap realitas maupun fenomena yang terjadi di masyarakat, karena seni
dianggap sebagai media yang independen di dalam menyuarakan
kepentingan rakyat banyak.
5.2.2 Lembaga ISI hendaknya lebih memperhatikan keberadaan mahasiswa
jurusan seni rupa dengan lebih banyak
menyediakan buku-buku
perkembangan seni khususnya seni rupa. Karena sampai saat ini bukubuku yang ada terbatas pada buku yang lama dan buku-buku berbahasa
asing, dimana kemampuan mahasiswa dalam berbahasa asing sangat
kurang,
sehingga
mahasiswa
kurang
peka
terhadap
informasi
54
DAFTAR PUSTAKA
Arsana, nyoman dan Supono. 1983. Dasar-dasar Seni Lukis. Denpasara : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Burton Graeme. 1999. Media dan Budaya Populer. Yogyakarta : Jalasutra
Djelantik, A.A.M. 1999. Estetika Sebuah Pengantar. Bandung : Masyarakat seni
pertunjukan Indonesia
Gelebet, Ir. I Nyoman. 1986. Arsitektur Tradisional Daerah Bali. Denpasar :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Lubis, Mochtar. 1992. Transformasi Budaya untuk Masa Depan. Yogyakarta :
Kanisius
Poerwadarminto. WJS. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta : Balai Pustaka
Sachari, Agus. 2000. Estetika. Bandung : ITB
Sidik, Fajar. 1979. Desain Elementer. Yogyakarta : STSRI/ASRI
Soegeng, TM(E). 1987. Pengantar Apresiasi Seni Rupa. Surakarta : ASKI
Storey, Jhon. 1996. Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop. Yogyakarta : Jalasutra
Sudarso, SP. 2000. Sejarah Perkembangan Seni Rupa Modern. Jakarta : Studio
Delapan Puluh Enterprise
Susanto, Mikke. 2002. Diksi Rupa. Yogyakarta : Kanisius
Suryahadi, Med.A.A. 1994. Pengembangan Kreativitas Melalui Seni Rupa.
Yogyakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Pusat Pengembangan Penataran Guru
Kesenian
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi
ketiga. Jakarta : Balai Pustaka
www.wikipediaindonesia.com
Yasyin, Sulchan. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Amanah