SKRIPSI
Oleh :
Maskanah
NIM 1507428
Oleh
Maskanah
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana
pada Fakultas Pendidikan Seni dan Desain
©Maskanah
Oktober 2019
Dengan dicetak ulang, difotokopi atau cara lainnya tanpa izin penulis.
LEMBAR PENGESAHAN
MASKANAH
157428
Pembimbing
Pembimbing II
Ardiyanto, M.Sn.
NIP. 196907062008121002
Mengetahui :
NIP. 196501111994121001
LEMBAR PERNYATAAN
Penulis
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan Kepada Allah SWT, yang menciptakan
alam dan isinya sebagai mahakarya segalanya. Shalawat dan salam semoga selalu
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, sosok manusia yang menjadi teladan
dimuka bumi ini.
Penulis mengangkat judul “CARITA KUDA KOSONG DALAM EKSPRESI
VISUAL MIXED MEDIA”, sebagai karya tugas akhir dalam menempuh ujian
sidang dalam menempuh ujian sidang program Sarjana Pendidikan Seni Rupa.
Skripsi yang dibuat penulis merupakan penciptaan karya seni rupa degan
teknik media campuran dengan latarbelakang ide dari cerita dibalik kesenian Kuda
Kosong. Penulis mengambil cerita Kuda Kosong dari seniman sekaligus sastrawan
yang mengerti betul bagaimana sejarah Kuda Kosong yaitu Tatang Setiadi. Cerita
tersebut sarat akan makna dan sejarah kota Cianjur yang bias menjadi salah satu
identitas masyarakt Cianjur sebagai orang yang bertutur kata baik dan pandai
berdiplomasi. Penulis melakukan interpretasi cerita Kuda Kosong dalam bentuk
karya seni rupa non konvensional menggunakan teknik Mixed Media. Fokus penulis
pada skripsi ini adalah bagaimana tafsir Kuda Kosong menjadi gagasan berkarya
seni dan analisis visual terhadap karya yang diciptakan.
Akhirnya, semoga skripsi penciptaan ini dapat digunakan sebagai
pembelajaran dan menjadi awal baru bagi penulis untuk mengembangkan
kesenirupaan lewat karya seni rupa Mixed Media. Untuk itu penulis masih
membutuhkan kritik dan saran yang membangun, agar penulis bisa membuat karya
tulis yang jauh lebih baik. Semoga skripsi penciptaan ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Penulis
ii
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam proses pembuatan skripsi ini, hambatan dan kesulitan kerap hadir
dalam setiap kegiatan yang dilakukan. Begitu pula dengan yang penulis rasakan
ketika proses pembuatan karya hingga sidang. Alhamdulillah segala puji dan syukur
penulis panjatkan kepada Allah SWT sehingga dimudahkan dalam rezeki, dan
memperoleh do’a restu, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak sehingga
permasalahan tersebut dapat menemukan jalan keluar. Untuk itu penulis
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya kepada:
1. Keluarga penulis, orang tua tercinta, Mamah Wati Karim, Babah Maskur
Sulaiman, dan saudara , Masfufah dan Yusuf yang senantiasa memberikan
motivasi dan semangat dalam kehidupan penulis.
2. Bapak Dr. Ayat Suryatna. M.Si. selaku Dosen Pembimbing 1 yang selalu
memotivasi penulis untuk berkarya.
3. Bapak Ardiyanto, M.Sn. selaku Dosen Pembimbing 2 yang senantiasa
memberikan sumber-sumber buku yang relevan pada skripsi penulis dan
ilmu yang bermanfaat.
4. Penguji 1
5. Penguji 2
6. Penguji 3
7. Bapak Bandi Sobandi, M. Pd. Selaku Ketua Departemen Pendidikan Seni
Rupa.
8. Bapak Drs. Taswadi, M. Sn. Selaku Dosen Pembimbing Akademik.
9. Bapak Tatang Setiadi sebagai narasumber dari karya seni penulis.
10. Seluruh Dosen Seni Rupa UPI, khususnya Dosen Seni Lukis, Ibu Yulia
Puspita M. Pd yang memberikan ilmu dan mengetahui perkembangan
kekaryaan penulis.
11. Seluruh staf Tata Usaha Departemen Pendidikan seni Rupa FPSD UPI.
Khususnya Bapak Yayat yang senantiasa membantu administrasi dan
birokrasi mahasiswa dalam proses perkuliahan.
12. DIKTI, yang memberi beasiswa BIDIKMISI selama penulis menjalani
perkuliahan.
iii
13. Sahabat penulis, Dela Waluya, Tri Zaenab, Tawi Toriya, Arradya
Rachmania dan Rahmi Syafira yang senantiasa menghibur dan memotivasi
penulis dalam berkarya. Sani Siti Saadah sebagai teman kosan yang sangat
membantu dalam semua hal, terima kasih atas saran, hiburan, kritik,
dukungan dan semangatnya.
14. Kawan-kawan Rupa Warna 15 yang berjuang sama-sama dan memotivasi
dalam menulis skripsi.
15. Pak Anton Susanto selaku kurator Griya Popo Iskandar yang selalu
memberi masukan penulis dalam berkarya.
16. Muhammad Ilham Ramadhan yang selalu sabar memotivasi penulis untuk
segera menyelesaikan skripsi, meminjamkan buku-buku sumber, membantu
dalam setiap studi dan kajian kesundaan.
17. HIMASRA UPI yang memberikan pengalaman seni dan organisasi.
18. Pondok Resik sebagai tempat yang nyaman untuk penulis berkontemplasi.
19. Seluruh pihak yang telah berjasa dalam pembuatan skripsi penciptaan ini,
yang tidak bisa penulis sebut satu persatu. Terima kasih atas kerjasama dan
jasanya.
Terima kasih semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang lebih
besar. Aamiin
Penulis
iv
ABSTRAK
Cianjur merupakan kota di Jawa Barat yang memiliki banyak kesenian dan kebudayaan
sunda contohnya Kuda Kosong. Kuda Kosong atau Pawai Kuda Kosong adalah budaya dan
tradisi Cianjur yang ada sejak zaman dahulu. Dalam kesenian tersebut akan diarak keliling
kota Cianjur untuk mengenang sejarah perjuangan Bupati Cianjur pertama yaitu Aria
Wiratanu. Fokus pembahasan dalam penciptaan karya ini adalah dari segi cerita Kuda
kosong tersebut. Tujuan penciptaan ini adalah untuk mengetahui, mendekripsikan,
memvisualisasikan, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesadaran Identitas
Lokal Masyarakat Cianjur dalam Karya Seni Rupa Cerita Kuda kosong. Data yang
dikumpulkan dalam penciptaan ini yaitu, tinjauan pusataka dengan studi literasi, obsevasi
lapangan melalui mewawancarai narusumber, studi-studi bahan dan teknik dalam
penciptaannya. Penggunaan etnopedagogic untuk menafsirkan cerita tersebut dari sejarah
dan refleksi dari keadaan saat ini. Ekplorasi dengan mengadaptasi seni kelas rendah yang
mementingkan konseptual dan simbol- simbol yang saling berhubungan dengan cerita dari
Kuda Kosong dengan menampilkan seni rupa rendah atau perkembangan Postmodernisme
dengan meminjam label suatu produk tauco Cianjur dan kesenian kriya Lampu Gentur yang
menjadi tranformasi kuda kosong sebagai wujud mencerminkan ikon-ikon yang terdapat di
Cianjur. Maka dari itu untuk berkarya seni rupa kelas bawah dapat dielaborasi dengan
sejarah Kuda Kosong untuk mencerminkan identitas lokal dan kultural Cianjur, dengan
studi literatur, teknik dan media lebih giat lagi untuk menciptakan karya yang lebih baik
secara konsep dan pesan yang akan disampaikan.
Kata kunci : Carita Kuda Kosong, seni rupa bawah, mixed media
v
ABSTRACT
Cianjur is a city in West Java which has a lot of Sundanese arts and culture, for example
the Kuda Kosong. Kuda Kosong or Kuda Kosong Parade is a Cianjur culture and tradition
that has existed since ancient times. In this art, the Kuda Kosong will be paraded around
the city of Cianjur to commemorate the history of the struggle of the first Cianjur Regent,
Aria Wiratanu. The focus of discussion in the creation of this work is in terms of the Kuda
Kosong story. The purpose of this creation is to know, describe, visualize, and raise
awareness of the importance of awareness of the Local Identity of the Cianjur Society in
the Kuda Kosong Story Art Work. The data collected in this creation is a review of the
center with literacy studies, field observations through interviewing sources, material
studies and techniques in its creation. The use of etnopedagogic to interpret the story from
history and reflection from the current situation. Exploration by adapting low-class art that
focuses on conceptual and symbols that are interconnected with the story of the Kuda
Kosong by displaying low fine art or postmodernism development by borrowing the label
of a Tauco Cianjur product and the art of Gentur Lights which transforms the Kuda Kosong
as a form of reflecting icons in Cianjur. Art from the lower classes can be elaborated with
the history of the Kuda Kosong to reflect the local and cultural identity of Cianjur, with the
study of literature, techniques and media more actively will create works that are better in
concept and message to be conveyed.
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. 1
LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................ iii
ABSTRAK ............................................................................................................. v
ABSTRACT .......................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii
DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xiii
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Penciptaan ........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................................3
1.3 Tujuan penciptaan......................................................................................................4
1.4 Manfaat penciptaan ...................................................................................................4
1.5 Sistematika Penulisan ................................................................................................4
BAB II LANDASAN PENCIPTAAN .................................................................. 6
2.1 Kajian Teori ...............................................................................................................6
2.1.1 Seni Rupa ..............................................................................................................6
2.1.2 Ruang Lingkup Seni Rupa ....................................................................................8
2.1.3 Carita Kuda Kosong ............................................................................................32
2.1.4 Kesenian Cianjur .................................................................................................35
2.1.5 Ekspresi Visual ....................................................................................................40
2.1.6 Mixed Media........................................................................................................41
2.2 Kajian Faktual .........................................................................................................50
2.2.1 Studi Karya seniman ...........................................................................................50
2.3 Kajian Empiris .........................................................................................................52
2.4 Kolerasi Tema, Ide, dan Judul .................................................................................52
2.5 Konsep Penciptaan ..................................................................................................53
2.6 Batasan Karya..........................................................................................................58
BAB III METODE PENCIPTAAN ................................................................... 59
3.1 Ide Berkarya ............................................................................................................59
3.2 Stimulus ...................................................................................................................62
3.3 Kontemplasi.............................................................................................................63
3.4 Proses Pengerjaan Karya .........................................................................................65
vii
viii
ix
x
xii
DAFTAR BAGAN
Bagan 3. 1 Kerangka Berpkir ................................................................................ 60
Bagan 3. 2 Proses berkenian ................................................................................. 64
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
Seni sebagai suatu bentuk ekspresi seniman sifat- sifat kreatif, emosional,
individual, abadi dan universal. Sesuai dengan salah satu sifat seni yakni kreatif,
maka seni sebagai kegiatan manusia selalu melahirkan kreasi - kreasi baru,
mengikuti nilai yang berkembang di masyarakat. Seni juga merupakan hal yang
menjadikan dunia terasa indah. Karena seni itu sendiri merupakan ekspresi yang
muncul dari dalam diri seniman, yang dituangkan dalam berbagai macam karya,
skhususnya seni lukis tidak mempunyai batasan dalam berkarya sehingga dapat
membuat lukisan dengan teknik yang konvensional ataupun non-konvensional.
Konten dalam suatu lukisan bisa merujuk pada fenomena yang menarik
dalam kehidupan sehari hari seperti pemandangan, tumbuhan, hewan, manusia dan
lain lain, melalui interpretasinya terdorong untuk menciptakan sebuah karya seni.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Iskandar (2000:125), bahwa:
...natura artis magistra. Alam adalah guru terbaik bagi seniman, kerap kali
menyesatkan. Tidak dapat disangkal lagi seniman harus kenal betul dengan
alam, ia harus bersatu padu dan menghayatinya. Akan tetapi interpretasi dan
demikian seni, hanya mungkin lahir dari diri seniman, dimana alam hanya
merupakan titik dari luar,tanpa ada dialog dengan seniman.
1
2
Hubungan seni dan masyarakat sangat berkaitan satu sama lain meskipun
memiliki kepentingan masing- masing. Sehingga adanya kenyataan sebuah karya
seni seniman tergantung pada masyarakat dalam hal yang lebih kompleks dari
sekedar persoalan ekonomi, politik, dan agama. Ideologi seorang seniman yang
selalu berusaha mengangkat masyarakatnya ke tingkat yang lebih tinggi. Namun
tidak semua hal dapat mudah diterima atau dipahami oleh masyarakat. Sehingga
perlu peran lain untuk menerjemahkan pesan tersebut. Pengangkatan masyarakat
disini dalam lingkup penguatan identitas dan patriotisme masyarakat dimana
penulis tinggal yaitu tanah Sunda.
Di Indonesia, Sunda merupakan etnis terbesar kedua setelah Jawa. Dengan
segala kebesarannya, Sunda – yang meliputi orangnya, wilayahnya, kulturnya –
telah memberi kontribusi besar bagi bangsa dan negara Indonesia. Seiring dengan
kencangnya laju globalisasi sebagai konsekuensi dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, selain berpengaruh positif bagi kemajuan peradaban,
juga pada saat yang sama membawa dampak negatif. Bukan sekedar itu, perubahan
yang dikhawatirkan adalah perubahan yang bertentangan dengan nilai-nilai kultur
kesundaan, khususnya di kultur Cianjur.
Cianjur merupakan kota di Jawa Barat yang memiliki banyak kesenian dan
kebudayaan sunda contohnya Kuda Kosong. Kuda Kosong atau Pawai Kuda
Kosong adalah budaya dan tradisi Cianjur yang ada sejak zaman dahulu. Dalam
kesenian tersebut Kuda Kosong akan diarak keiling kota Cianjur untuk mengenang
sejarah perjuangan Bupati Cianjur pertama yaitu Aria Wiratanu. Namun kisah
dibalik perjuangan beliau untuk memertahankan identitas masyarakat Cianjur
sebagai masyarakat yang memiliki keberanian besar dalam perjuangan bangsa
belum banyak diketahui oleh masyarakat Cianjur itu sendiri.
Kuda Kosong pernah diangkat menjadi salah satu dongeng yang
menceritakan sejarah dibalik tradisi Kuda Kosong atau Pawai kuda itu sendiri,
cerita tersebut diprakarsai oleh sastrawan sekaligus seniman sunda bernama Tatang
Setiadi. Selain menekuni keahliannya di bidang rumpun tari rakyat, juga menguasai
hampir semua jenis kesenian Sunda. Sudah 1.000 lebih naskah drama, pidato dan
dongeng berbahasa Sunda yang ia hasilkan. Lagu-lagu berbahasa Sunda yang ia
buat juga sudah mencapai ratusan judul. Ia juga menciptakan seni tari baru yang
3
kini menjadi milik masyarakat, yakni ’Nyalawena’ (1991), ’Kuda Kosong’ (1996)
dan ’Pelung Manggung’ (2001). Selain pentas di dalam negeri, beliau juga sering
berkeliling ke sejumlah negara di Asia dan Eropa di antaranya pada tahun 2004
menjadi salah seorang duta budaya Indonesia ke Yunani.
Selain itu, Tatang Setiadi membuat buku Asal-usulna Hayam Pelung jeung
Dongéng-dongéng Cianjur Lianna. Dalam berita www.diCianjur.com yang dirilis
pada tanggal 31 Mei 2012 karya Tatang Setiadi mengalahkan empat buku bacaan
anak-anak berbahasa Sunda karya Aan Merdeka Permana dalam perebutan untuk
mendapatkan Hadiah Samsudi, penghargaan untuk bacaan anak-anak dalam bahasa
Sunda yang diberikan Yayasan Kebudayaan Rancage setiap tahunnya. Dalam
keputusan yang disiarkan Ajip Rosidi, Ketua Dewan Pembina Yayasan Rancage,
pada Selasa, 31 Januari 2012, buku Tatang dinyatakan sebagai penerima Hadiah
Samsudi 2012.
Setelah penulis membaca sejarah dan dongeng Kuda Kosong dan
mengkaitkannya dalam patriotisme dan penguatan identitas, dengan pengalaman
estetis, penulis ingin mewujudkan kedalam karya seni rupa dengan media non-
konvensional yaitu mixed media menggunakan akrilik, benang dengan teknik
crochet dan needlework.
Pada masa sekarang, banyak sekali cara untuk mengabadikan suatu objek
visual, misal dengan teknik fotografi, videografi, dan sebagainya. Akan tetapi
teknik rajut dalam lukisan termasuk media non-konvensional yang masih jarang
digunakan sebagai cara mengabadikan suatu objek visual. Berdasarkan masalah
tersebut, maka penulis tertarik membuat judul skripsi penciptaan ”CERITA KUDA
KOSONG DALAM EXSPRESI VISUAL MIXED MEDIA” dalam wujud karya
seni rupa kontemporer dengan kuda kosong sebagai subject matter yang digarap.
Harapan penulis juga dapat dijadikan sebagai media penguatan identitas,
pembelajaran bagi penulis dan masyarakat pada umumnya.
1.2 Rumusan Masalah
b. Bagaimana visualisasi karya Cerita Kuda Kosong dalam Karya Seni Rupa
Mixed Media?
Dalam skripsi penciptaan ini terdiri dari lima bab, dengan sistematika penulisan
sebagai berikut :
Pengertian tersebut menjadi berbeda dan dibedakan, bahwa seni rupa dalam
konteks visual art menunjukan konteks seni yang lebih luas dari pada fine art.
Wacana visual art senatiasa berawal dari kategorisasi. Melingkupi deretan jenis
seni seperti seni lukis, gambar hingga seni terapan. Oleh sebab itu seni rupa dalam
pengertian visual art dikatakan setua kebudayaan umat manusia, karena memang
ada di semua kebudayanb di segala jaman. Supangkat dalam Yuliman (2001)
Wacana dalam tradisi fine art tidak hanya membatasi kegiatan seni rupa ke
kegiatan seni lukis , seni patung dan seni arsitektur. Menimbang hirarki keindahan
, wacana ini menempatkan seni lukis sebagai paradigma perkembangan seni rupa
secara keseluruhan. Sehingga memiliki lingkup seni yang sempit dan terikat pada
tradisi dalam budaya barat. Selain itu seni rupa dalam pengertian fine art , Yuliman
6
7
(2001) mengemukakan bahwa desain, citra dan populer seni rupa dalam bingkai
tradisi yang feodalis yakni, sederetan seni rupa atas.
Seni Rupa Atas ini berkaitan dengan impor teknologi maju, terutama di bidang
konstruksi, manufaktur, dan media. Ia berhubungan dengan pertumbuhan lapisan
atas dan menengah lebih tepatnya menengah-atas masyarakat di kota-kota besar.
Selain produk berhubungan dengan lapisan menengah keatas, pencapaiannya pun
masuk pada lapisan menengah kebawah. Akan tetapi dibedakan untuk produk
eksklusif untuk pasar eksklusif. Sanento (1984)
Menurut Sanento (1984) Pada umumnya seni rupa bawah adalah seni rupa yang
lemah dan miskin – nampak dalam alat dan perlengkapan yang usang, dalam cara
kerja, bahan, dan jenis produk yang tidak mengenal banyak alternatif, dalam tenaga
yang kurang terdidik, dan dalam bahan yang pembinaan industri, dan dihinakan
oleh sebagian besar kalangan terpelajar dan perupa atas.
Dalam prakteknya, seni rupa bawah mencoba mengimitasi seni rupa atas
dengan keadaan yang sederhana bahkan menggunakan sikap tradisional. Maksud
sikap tradisional disini adalah bekerja dengan pola dan skema sedemikian sehingga
alam nyata tidak diamati samasekali. Contoh praktek Seni Rupa bawah menurut
Sanento (1984) mengenal jenis-jenis baru, lukisan pada badan becak, misalnya.
Lukisan pemandangan alam jenis yang dijual dikaki lima atau di toko adalah
serapan dari seni rupa atas.
Dalam ikon Cianjur banyak terdapat pada usaha-usaha kecil dan industry
rumahan,seperti produk tauco dengan layout yang masih sederhana sejak
didirikannya pabrik tersebut, dan lampu gentur yang awal sejarahnya berasal dari
potongan kaca patri yang disusun sedemikian rupa.
8
bahwa hilangnya batasan antara dunia seni dan sehari hari, tumbangnya
batas antar budaya tinggi dan budaya pop, pencampuran budaya yang bersifat
ekletik, parody, pastiche, kebermainan dam merayakan budaya ‘permukaan’
tanpa peduli pada pedalaman, hilangnya orisinalitas dn kejeniusan, dan
akhirnya, asumsi bahwa seni hanya bias mengulang-ulang masa lalu belaka.
Wacana-wacana yang ada pada seni rupa postmodern memiliki hubungan erat
dengan seni kontemporer karena memiliki konsep dan paham yang hampir sama.
Sementara postmodern lahir dari gerakan menolak modernism yang hanya bercokol
pada birokrasi museum dan akademis. Sugiharto dalam Djuli (2016:30).
Sehingga gerakan seni rupa bawah atau lowbrow bisa terinisiasi dari wacana
seni postmodern yang mengesampingkan akademis dan konvensional demi
mewujudkan cara ekspresi mereka dalam berkarya seni.
2.1.1.3.1 Lowbrow
Pada dasarnya seni lowbrow dalam pandangan Robert williams dalam Mukti
(2016), mengatakan bahwa lowbrow merupakan seni rendahan, gerakan seni bawah
tanah, ketika itu dunia seni rupa didominasi oleh seni abstrak dan konseptual.
Gerakan seni lowbrow selalu dikesampingkan dari pikiran-pikiran akademis yang
konvensional.
Nilai adalaah sebuah anggapan bagi suatu benda atau sebuah hitungan, tapi
dalam sisi filsafat nilai itu berarti kedudukan yang mewakili sebuah keberhargaan.
bukan hanya sekedar nominal. Kartika (2017:12) menyatakan, dalam bidang
filsafat, istilah ini sering dipakai sebagai suatu kata benda abstrak yang berarti
9
keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodness). Oleh karena, sebuah kata nilai itu
sangat luas artinya tergantung kontek yang dibawanya.
Sebuah seni bersangkut paut dengan nilai, karena seni itu adalah sebuah nilai
bukan hanya sekedar benda, nilai dalam sebuah seni mengandung subjektifitas,
makanya setiap individu atau kelompok mempunyai sebuah penilaian yang berbeda
terhadap seni itu sendiri. Nilai seni itu diperoleh dari kebiasaan, lingkungan,
pergaulan, dan pendidikan, Sumardjo (2000:136) menyatakan bahwa nilai-nilai
seni yang dimiliki seseorang adalah akibat dari pergaulan dan pendidikan. Diluar
itu, sebuah penilaian juga didasari juga oleh potensi diri.
Hakekatnya, nilai seni itu mempunyai kedudukan yang tetap yaitu nilai
keindahan didalam seni itu sendiri, Sumarjo (2000:137) menyatakan setiap artefak
seni mengandung nilai intrinsik-artsitik, yakni berupa bentuk-bentuk menarik atau
indah.
Sumarjo (2000:138) menyatakan seni dalam nilai hidup itu adalah nilai yang
diluar nilai artistik, seperti nilai sosial, nilai agama, nilai psikologi. Kesimpulannya,
nilai hidup dalan seni itu adalah nilai yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari,
baik itu moral sampai psikologi, nilai-nilai itulah bersifat umum atau universal.
Gie dalam Widya Susanti (2009) mengatakan bahawa nilai estetis adalah nilai
yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam keindahan. Bisa
disimpulkan dalam kesulurahn pembahasan nilai dan estetis, bahwa nilai estetis itu
adalalah pengharagaan yang mencakup keindahan.
Menurut HB. Sutopo dalam Kartika (2017:19) ada tiga komponen utama
pendukung kehidupan seni, yaitu Seniman, karya seni, dan penghayat. Tidak
satupun komponen terebut dapat diabaikan keberadaannya. Komponen-komponen
itulah yang menjadi sumber kehidupan seni, tidak bisa dikurangi lagi.
Penghayat bisa diartikan juga sebagai seniman, jika melihat arti seniman dalam
proses kreativitasnya, Dharsono (2017:21) mengatakan dalam menanggapi sebuah
11
karya seni akan terlibat proses kreatif atau proses imaginasi. Itulah mengapa
penghayat juga dikatakan sebagai seniman. Begitupula dengan seniman, disamping
sebagai pencipta, seniman juga sekaligus sebagai penghayat karya seni itu sendiri.
Fungsi secara harfiah adalah kegunaan suatu hal yang diciptakan atau
diadakan. Dapat ditarik kesimpulan fungsi seni adalah kegunaan sebuah seni yang
diciptakan. Dharsono (2017:29) mengemukakan tiga macam fungsi, yaitu fungsi
personal, fungsi sosial, dan fungsi fisik
Manusia adalah makhluk sosial dan mempunyai sifat individu juga, dalam
kesahariannya manusia membutuhkan waktu untuk menyendiri memikirkan hal
pribadi, alam, dan masyarakat disekitarnya. Fungsi personal dalam seni adalah
fungsi untuk pribadi (individu) yaitu ekpressi, dimana seseorang menuangkan
ekspresinya kedalam sebuah bentuk seni yang didasari oleh kehidupan sehari-hari,
hal inilah yang menjadikan seni itu bersifat subjektif atau personal. Mulyadi (1986)
mengatakan di dalam seni modern, unsur personal mendapat penhargaan yang
tinggi, terutama karya seni yang mengutamakan estetika sebagai tujuan utama
kehadiran karya.
Karena manusia itu makhluk sosial, seni lalu mempunyai fungsi lainnya yaitu
fungsi sosial, sosial itu adalah hal yang berkaitan dengan masyarakat (kelompok).
karya seni berfungsi sosial dikarenakan karya seni itu berkaitan dengan apresiator
dan penciptaannya, Dharsono (2017:30) mengatakan bahawa semua karya seni
yang berkaitan dengannya (seniman) akan berfungsi sosial, karena karya seni
diciptakan untuk penghayat. Memang pada dasarnya karya seni itu bersifat subjektif
dan pribadi, tetapi tidak bisa dipungkri juga, bahwa karya seni itu membutuhkan
pengahayatan dan pengakuan dari yang lainnya, begitu juga dengan penciptaannya,
karya seni juga dipengaruhi oleh respon sosial disekitarnya
Setelah fungsi pribadi dan fungsi sosial, munculah fungsi fisik, yang dimana
seni itu berkaitan dengan kebutuhan sehari-hari atau fungsionalnya dalam
kehidupan sehari-hari, seni ini lebih kepada seni rupa (kriya) yang berorientasi pada
kebutuh fisik selain estetika, Dharsono (2017:31) mengatakan fungsi fisik yang
12
dimaksud adalah kreasi yang secara fisik dapat digunakan untuk kebutuhna praktis
sehari-hari. Karya seni yang ia buat benar-benar merupakan kesenian yang
berorientasi pada lebutuhan fisik selain keindahan barang itu sendiri.
Karya seni yang baik tercipta karena seniman itu baik, didalam proses
penciptaan seniman mungkin memikirkan matang-matang proses dari penciptaan
itu. Aspek-aspek yang mempengaruih terciptanya sebuah karya seni dipengaruihi
oleh pengalaman pribadi seniman itu sendiri, baik itu pendidikan sampai dengan
kehidupan dilingkungannya senidiri. Lingkungan dan seniman sangat erat
berkaitan, karena seni dipengaruhi lingkungan, dan karya seni mempengaruhi
lingkungannya, Dharsono (2017:25) mengatakan bahwa masyarakat akan dapat
merasakan manfaat karya seni, seniman yang kreatif akan membawa masarakat ke
selera estetik yang lebih dalam, bukan selera yang mengarah pada kedangkalan
seni.
Setelah itu, kreativitas seniman dituntut dalam prose penciptaan karya seni.
Penciptaan karya seni membutuhkan proses yang benar-benar matang, secara
teoritis, ada landasan-landsan yang harus diperhatikan oleh seniman dalam
membuat sebuat karya, yaitu tema, bentuk, dan isi, sebagai mana telah dijelaskan
Dharsono (2017:26) ada tiga komponen dalam proses cipta seni sebagai landasan
berkarya, yaitu tema, bentuk dan isi. Walaupun secara teoriti bisa dipisahkan namun
ketiga komponen itu tidak bisa dipisah-pisahkan.
Seni dan masyarakat merupakan hubungan yang tak terpisahkan, seperti pernah
disinggung diatas bahwa keduanya saling berkaitain dan menguntungkan. Seniman
menciptakan karyanya karena ada respon sosial, membutuhkan penghayat untuk
menilai karyanya, sedangkan masayarakat terbantu atas adanya seniman, apalagi
senimah yang kreati, karena seniman yang kreatif akan membawa selera estetik
masarakat yang lebih dalam. Plato dalam Dharsono (2017:24) menerangkan bahwa
seni dan masyarakat merupakan hubungan yang tak terpisahkan; seni integral
dengan msyarakatnya satu konsep yang tidak dapat dipisahkan baik seni dan
13
Gambar 1. 1 Titik
Gambar (Sumber
2. 1 Titik
(sumber : www.zonareferensi.com/unsur-unsur-
seni-rupa/)
2.1.2.6.2 Garis
Garis dalam seni Rupa adalah awal dari ekspresi dan ide dalam berkarya,
garis juga dapat mereduksi seni pada bentuk yang paling sederhana. Menurut
Djelantik dalam Made (2009 : 107) garis sebagai bentuk mengandung arti lebih dari
pada titik, karena dengan bentuknya sendiri garis menimbulkan kesan tertentu pada
pengamat. Berkaitannya dengan karya seni, Sunaryo dalam Majid (2016)
menjelaskan beberapa pengertian tentang garis; pertama, garis merupakan tanda
yang memanjang dan membekas pada suatu permukaan; kedua, garis merupakan
suatu bidang atau permukaan, bentuk dan warna. Garis dapat menjadi refleksi pesan
dari seniman, seperti pernyataan Dharsono (2017:38) Garis merupakan symbol
ekspresi dari ungkapan seniman, seperti garis- garis yang terdapat dalam seni non
figurative atau juga pada seni ekspresionisme dan abstraksionisme.
Gambar 2. 2
Garis
(Sumber : i0.wp.com/hidupsimpel.com/wp-
content/uploads/2017/04/garis.jpg?resize=616%2C346)
15
Intensitas dalam garis dapat dirasakan , karena setiap garis memiliki kekuatan,
seperti emosional yang dapat diterjemahkan melalu garis yang dibuat. Dalam
hubungannya dengan seni rupa, garis memiliki karakteristik dalam penggunaannya,
dikarenakan garis mempunyai arti atau varian yang tercipta karena proses stimulasi
dari apa yang dilihat sehari-hari secara sederhana.
Garis mempunyai peranan sebagai garis, peranan garis dalam seni rupa,
yaitu :
- Simbol bentuk logis
- Simbol informasi.
- Simbol ilustrasi.
- Simbol ekspresi.
Garis disamping memiliki peranan juga mempunyai sifat formal dan non
formal, misalnya garis-garis geometrik yang bersifat formal, beraturan, dan resmi.
Garis-garis non geometrik bersifat tak resmi dan cukup fluwes, lemah-gemulai,
lembut, acak-acakan, yang semuanya tergantung pada intensitas pembuat garis.
Namun yang paling penting sebenarnya bukan simbol atau lambang, tetapi
bagaimana merasakan intensitas garis yang tergores pada setiap karya seni. Dalam
melihat garis harus dapat merasakan lewat mata batin untuk merasakan setiap
getaran yang terdapat pada setiap goresan
2.1.2.6.3 Shape
Shape adalah suatu bidang kecil yang terjai karena dibatasi oleh sebuah kontur
(garis) dan atau dibatasi oleh adanya warna yang berbeda atau oleh gelap terang
pada arsiran atau karena adanya tekstur (Dharsono, 2017, hlm.38).
Gambar 2. 3 Bentuk
(Sumber : https://moondoggiesmusic.com/wp-content/uploads/2018/09/3.-Unsur-Seni-Rupa-
Bentuk.png)
17
Raut Geometris adalah raut yang berkontur atau dibatasi oleh garis lurus
atau lengkung yang mekanis, seperti bangun yang terdapat dalam geometri atau
ilmu ukur.
Raut organis merupakan raut yang bertepi lengkung bebas, sedangkan raut
yang bersudut banyak memiliki banyak sudut berkontur garis zigzag.
mungkin karena tarikan tangan bebas, terjadi secara kebetulan, atau melalui
proses khusus yang mungkin sulit dikendalikan.
Gambar 2. 4 Stilasi
18
(Sumber : https://infobatik.id/wp-content/uploads/2018/07/stilasi1.jpg
Gambar 2. 5 Distorsi
(Sumber : https://wisnujadmika.files.wordpress.com/2013/02/distorsi-1.jpg?w=477
3) Tranformasi ialah penggambaran bentuk yang menekankan pada pencapaian
karakter, dengan cara memindahkan wujud atau figur dari objek lain ke objek
yang digambar.
Gambar 2. 6 Transformasi
(Sumber :www.dictio.id/uploads/db3342/original/3X/3/b/3bc168de5c40303ba3f2d05611ac93a0e5
ac8705.jpg )
Gambar 2. 7 Disformasi
(Sumber : wisnujadmika.files.wordpress.com/2013/02/deformasi.jpg)
2.1.2.6.4 Texture
Gambar 2. 8 Tekstur
(Sumber : www.zonareferensi.com/unsur-unsur-seni-rupa/)
20
2.1.2.6.3 Warna
Warna merupakan salah satu unsur terpenting dalam seni rupa. Menurut jurnal
Bandung Ibnu Majid Arty: Journal of Visual Arts 5 (1) (2016 Warna ialah kualitas
rupa yang dapat membedakan kedua obyek atau bentuk yang identik raut, ukuran,
dan nilai gelap terangnya. Warna dalam sebuah karya seni rupa meliputi beberapa
fungs. Seperti yang dikemukakan Kartika (2017:47) yaitu:
Tabel 2. 1
perlambangan warna
2.1.2.6.5 Kontras
Gambar 2. 10 Kontras
(sumber :https://daccent.files.wordpress.com/2009/11/kontrswarna2.jpg?w=300&h=296)
2.1.2.7 Prinsip Seni Rupa
2.1.2.7.1 Kesatuan
Gambar 2. 11
Kesatuan
( Sumber : https://4.bp.blogspot.com/-
Tc4ss5q2V8w/V8PPiol5j8I/AAAAAAAADQk/Q6UweYGONlY7OoXIPlgkjQpS
B6_VLqkFwCLcB/s1600/kesatuan-unity-desain-blogernas-3.png)
2.1.2.7.2 Keseimbangan
Gambar 2. 12
Keseimbangan
( Sumber :https://2.bp.blogspot.com/-Qv4C17wE3I8/V8Q2xiL-
0OI/AAAAAAAADRw/ALc14rhon3I4bEW88VLgGtZR4f6TTrItQCLcB/s1600/keseimbangan-
simetris-blogernas-4.png)
24
2.1.2.7.3 Dominasi
Gambar 2. 13
Dominasi
(sumber :https://nurlailyfitriah.weebly.com/uploads/4/2/5/9/42590581/7855644_orig.png )
2.1.2.7.4 Proporsi
Proporsi dan skala mengacu kepada hubungan antara bagian dari suatu
desain dan hubungan antara bagian dengan keseluruhan. Suatu ruangan yang kecil
dan sempit bila diisi dengan benda besar, massif, tidak akan kelihatan baik dan juga
tidak bersifat fungsional Kartika ( 2017: 62)
25
Gambar 2. 14
Proporsi
(sumber :https://www.yuksinau.id/wp-content/uploads/2016/04/Proporsi.png)
2.1.2.7.5 Intensity
Gambar 2. 15
intensitas
( Sumber : www.zonareferensi.com/unsur-unsur-seni-rupa/)
26
Ruang dalam unsur rupa merupakan wujud tiga dimensi yang mempunyai
volume. Menurut Dharsono (2017:50) ruang dalam seni rupa dibagi atas dua
macam yaitu ruang nyata dan ruang semu. Ruang semu, artinya indera penglihatan
menangkap bentuk dan ruang sebagai gambaran sesungguhnya yang tampak pada
taferil/layar/kanvas dua matra seperti yang dapat kita lihat pada karya lukis, karya
desain, karya illustrasi dan pada layar film. Ruang nyata adalah bentuk dan ruang
yang benar-benar dapat dibuktikan dengan indera peraba.
Gambar 2. 16
ruang
(Sumber :https://i2.wp.com/carajuki.com/junkies/wp-
content/uploads/2015/08/2THMN.jpg?resize=750%2C403)
2.1.2.7.7 Komposisi
Komposisi dalam seni rupa merupakan hal yang penting dan menujang suatu
karya seni. Dharsono (2017:51) Hakekat suatu komposisi yang baik, jika suatu
proses penyusunan unsur pendukung karya seni, senantiasa memperhatikan prinsip
prinsip komposisi: harmoni, kontras, unity, balance, simplicity, aksentuasi, dan
proporsi.
27
Gambar 2. 17
Komposisi
(Sumber:https://www.dictio.id/uploads/db3342/original/3X/2/b/2b1497fe8bfb84102ee226573edb4
9e5f4e4ea20.jpg)
2.1.2.7.8 Repitisi
Gambar 2. 18
repetisi
( Sumber :www.whiteboardjournal.com/interview/idea
s/simbol-dan-repetisi-bersama-albert-yonathan/)
28
2.1.2.7.9 Harmoni
Gambar 2. 19 Harmoni
(Sumber : https://www.yuksinau.id/prinsip-seni-rupa-dan-
gambarnya/)
Sedangkan menurut Satrio Kurnia teknik aquarel Teknik ini merupakan teknik
yang menggunakan cat dengan mencampurkan banyak medium pengencernya yang
membuat cat bersifat tipis dan transparan sehingga tidak menutup penuh warna di
bawahnya.
Gambar 2. 20
Aquarele
(Sumber : https://www.aquarelle-
passion.fr/en/villages-perches/212-toscane-1.html)
2.1.2.8.2 Opaque
Menurut Satriyo Kurnia Opak atau opaque dalam Bahasa Inggris dan opacus
dalam Bahasa latin berarti digelapkan, tidak tembus pandang atau tidak transparan.
Sedangkan menurut Brinda Adi Juang, melukis dengan teknik opaque, cat yang
mempunyai sifat sebagai penutup bidang yang dikenainya, jika ditumpuk dapat
mengganti atau mengubah warna yang ditutupi atau ditumpangi. Teknik saling
menutup ini sebagai blok juga sangat cocok untuk digunakan pada bahan cat akrilik.
Pelukis menggunakan teknik sebagai warna dasar background dan warna dasar
yang dominan pada objek sebelum detailnya pewarnaan gelap terang. Teknik ini
digunakan pada semua karya.
30
Gambar 2. 21
Opaque
(Sumber : https://donnazagotta.com/what-is-
opaque-watercolor/
Menurut Rangga Patriani, Teknik basah (wet-on-wet) yaitu teknik cat air dengan
cara menuangkan kuas basah pada kertas basah.
2.1.2.8.5 Lelehan
Lelehean adalah teknik lukis yang sering dipergunaka, teknik ini dilakukan
dengan kadar air yang sanagat banyak dan digoreskan dengan kuas. Ada beberapa
lelehan yang tercipta yaitu lelehan yang disengaja dan lelehan yang tidak disengaja.
Menurut Helmi lelehan yang tidak sengaja tercipta adalah cat yang meleleh pada
saat pewarnaan teknik goresan kuas dengan kadar air yang berlebih. Sedangkan
lelehan yang secara sengaja tercipta adalah dengan cara menuang cat pada kanvas,
membuat lelehan dengan goresan-goresan kuas besar, lelehan yang dibuat dengan
warna berbeda, lelehan dibuat dengan ukuran yang berbeda, lelehan dibuat dengan
arah yang berbeda
menggunakan kuas, warna yang cair dibiarkan leleh sehingga menimbulkan suatu
efek warna yang artistik.
Dapat ditarik kesimpulan, teknik lelehan adalah teknik yang menggunakan cet
dengan kadar air yang banyak lalu digoreskan ke kanvas menggunakan kuas.
Gambar 2. 24 Lelehan
(sumber : https://docplayer.info/46743033-Kontemplasi-konflik-diri-
sebagai-ide-penciptaan-lukisan-tugas-akhir-karya-seni.html
Mataram, dan Mataram mengetahui bahwa ada salah satu kota kecil bernama
Cianjur yang sedang dibangun.
Bupati saat itu yang bernama Arya Wiratanu I bingung lalu mengumpulkan
kedua adiknya yang bernama Arya Kidul dengan sastra dan berdiplomasi dan Arya
Cikondang yang ahli beladiri untuk diajak diskusi mengenai masalah tersebut, Arya
Cikondang yang ahli bela diri, berpendapat untuk perang melawan mataram, karena
dia menganggap mataram sudah keterlaluan meminta upeti kepada daerah yang
tidak punya hasil alam banyak, tetapi Arya Kidul dan Arya Wiratanu menolak
karena sangat beresiko besar bagi mereka dan masarakatnya, akhirnya Arya Kidul
memberi pendapat, dia menyarankan dengan cara berdiplomasi dengan
mengirimkan surat kepada kerajaan Mataram dengan isi bahawa Cianjur tidak
mampu meberi upeti dikarenakan sedang dalam tahap pembangunan dan daerah
kecil. Akhirnya keputusan itu didukung sepenuhnya oleh Arya Wiratanu I dan
mengutus Arya Kidul dan Arya Cikondang beserta beberapa orang yang lainnya
menuju kerajaan Mataram untuk menyampaikan surat tersebut. Setelah samapai di
kerajaan Mataram, utusan yang tadi dibawa langsung ke hadapan Raja Mataram
dan mereka memberikan surat yang dibawa dari Cianjur dan tiga buah cabe, tiga
butir merica, dan tiga butir padi, sang raja pertama membuka surat itu dan
membacanya, sambil membaca surat itu sang raja menangis karena tulisan dalam
surat itu sangatlah indah, dan akhirnya raja Mataram mengerti dengan kondisi yang
ada di Cianjur, raja Mataram membebaskan dari upeti untuk Cinajur lalu memberi
mereka Kuda besar yang berwarna hitam, pohon saparantu, dan keris milik raja
mataram sebagai bukti mereka telah datang dan menyampaikan pesan dari Cianjur
ke Mataram.
Dinamakan sebagai kuda kosong, dikarenakan ketika dibawa ke Cianjur
kuda itu tidak ditunggangi oleh siapa-siapa, sebab Arya Kidul menghormati
kakanya karena kuda yang diberikan oleh Raja Mataram itu milik kakanya, Elis
Khoeriyah dkk (2013) mengatakan Setelah sesampainya di Cianjur kuda tersebut
diarak mengelilingi kota Cianjur dimana kuda tersebut menjadi suatu kebanggan
bagi kabupten Cianjur. Karena pada saat pulang dari kerjaan Mataram Kuda
tersebut tidak ditunggangi maka kuda tersbut akhirnya disebut sebagai Kuda
Kosong.
34
Setelah dijelaskan sejarah kuda kosong dan kuda kosong masa kini,
tetntunya ada tujuan-tujuan teretentu dengan diadakannya arak-arakan kuda kosong
ini, salah satunya yaitu untuk mengenang perjuangan Cianajur dari kekangan pajak
Mataram dengan cara berdiplomasi, dan kuda inilah yang menjadi saksi
keberhasilan itu.
Gambar 2. 26
Ngaos
(Sumber : http://2.bp.blogspot.com/-h78g9NfaRIo/WIefQJuI9WI/AAAAAAAADR0/6Ybhw9Ld_K4-
aMadVx3414L5K4gOVttuACK4B/s1600/ngaos-1-620x350.jpg)
36
2.1.4.2 Maenpo
Maenpo adalah salah satu silat yang berasal dari Cianjur, maenpo juga biasa
disebut Silat Cikalongan, karena berasal dari Cikalong Cianjur. Menurut
hardjawinata dalam Agus Heryana, menjelaskan bahwa istilah pencak silat atau di
Jawa Barat sering disebut penca saja tanpa diikuti kata silat atau ulin, ameng atau
disebut juga maen po. Kata ‘po’ berasal dari bahasa Mandarin yang berati
pertahanan. Maenpo berarti ”maen pertahanan’
Gambar 2. 27
maenpo
(Sumber : https://static.pikiran-
rakyat.com/public/medium/public/image/2016/08/silat.jpg)
2.1.4.3 Mamaos
Mamaos adalah kesenian yang berasal dari Cianjur, biasanya disebut juga
dengan Tembang Cianjuran, tembang juga bisa diartikan dengan lagu atau
senandung. Menurut Natamihardja dalam Aprillia Adawiyah dkk, mamaos
berdasarkan asal kata (etimologi) yaitu mamaos berasal dari kata maos bahasa lain
dari maca. Jadi, kata maca menjadi maos yang bermakna banyak yang dibaca,
bukan hanya membaca tulisan, dan kata mamaos hanya ada di Cianjur. Di daerah
lain sering disebut dengan tembang Sunda Cianjuran
37
Gambar 2. 28
Mamaos
(Sumber :https://static.pikiran-
rakyat.com/public/medium/public/image/2017/03/2203Cianjuran.jpg
2.1.4.4 Lampu Gentur
Lampu gentur adalah lampu yang khas dibuat dari Cianjur, awal mulanya
lampu gentur dibuat oleh orang Cianjur untuk penerangan jalan-jalan yang gelap
yang dibuat dari kaleng beka dan kaca, namun lampu gentur tidak memiliki ciri
khas yang dominan, hanya saja desainnya khas dengan lampu pada jaman kolonial
Belanda. Menurut data wawancara Devnny Gumulya dkk, Novi Siti Juleiha sebagai
generasi keempat pemilik Uni Antique Lamp, awalnya lampu ini dibuat atas
inisiatif para santri untuk membuat alat penerangan pada tahun 1920dengan meniru
alat-alat penerangan yang terpasang di rumah-rumah orang belanda dan jadilah
hingga kini bentuk lampu Gentur yang klasik dan tradisional.
38
Gambar 2. 29
Lampu Gentur
( sumber :http://4.bp.blogspot.com/-r5-
KnEX_TR4/WInjlsmKTHI/AAAAAAAACMM/TA_tfAvDhyE0VYSo5VGIT-
whuMQpKe9dgCK4B/s1600/Lentera%2BGentur2.jpg)
2.1.4.5 Tauco
Tauco adalah bahan makan yang khas dari Cianjur, tauco pembuatannya
dari fermentasi kacang sekilas seperti natto dari jepang dan pembuatannya juga
sama dengan cara fermentasi namun natto sanagat lengket dan bisa dimakan
langsung, kalau tauco bisanya menjadi bahan masakan atau penyedap makanan.
Menurut Sadiah Djayasupena Makanan hasil fermentasi yang bahan baku utamanya
kedelai cukup banyak di Indonesia dan salah satu pengolahan kedelai melalui
proses fermentasi adalah produk yang dikenal sebagai tauco.
39
Gambar 2. 30
Tauco
( Sumber :https://www.kabarsidia.com/wp-content/uploads/2018/12/Tauco-Cap-Meong-1880.jpg)
Gambar 2. 31
Beras Cianjur
( Sumber : https://cf.shopee.co.id/file/1262a41374e1310f2e06d3f8f52e0d02
2.1.6.1 Benang
2.1.6.1.1 Benang wool
Gambar 2. 32
Benang wool
(Sumber : www.mayacrafts.asia/shop/benang-rajut-akrilik-dk-karpet-
amigurumi/)
Menurut Dekoruma, bahan polyester adalah salah satu bahan kain yang
dibuat oleh manusia. Bahan polyester bukan berasal dari alam, melainkan melalui
proses kimiawi. Kata polyester sendiri berasal dari dua kata, polymer yang berarti
plastik dan ester yang merupakan hasil pencampuran minyak bumi, alkohol, dan
asam karboksilat.
Gambar 2. 33
Benang Polyester
(Sumber : https://www.mayacrafts.asia/shop/benang-rajut-polyester/
43
Menurut Ahyadi, benang nilon beraal dari serat yang dibuat dari minyak
bumi, batu bara, dan bahan kimia. Serat inila yang menghasilkan benang nilon. Sifat
benang nilon keras dan kuat. Kain yang dihasilkan oleh benang nilon bersifat kaku
dan tidak menyerap keringat. Oleh karena itu, benang nilon banyak digunakan
untuk bahan parasut, tenda, jas hujan, tali ikat atau digunakan untuk menjahit
sepatu, sandal, dan kain terpal untuk tenda.
Gambar 2. 34
Benang nylon
( Sumber : https://www.mayacrafts.asia/shop/benang-rajut-nilon-pp-
kristal/
Benang smoke adalah benang yang terbuat dari bahan rayon, biasanya agak
sediki keras, sedangkan bahan rayon adalah serat yang terbuat dari regenerasi
selulosa, menurut Shafira, bahan rayon atau yang sering disebut juga dengan kain
rayon ini merupakan salah satu jenis kain yang bahan dasarnya berupa serat hasil
dari regenerasi selulosa. Selulosa ini asalnya adalah dari dinding sel tumbuhan dan
ada juga yang berasal dari katun serta pulp kayu yang dilarutkan. Bahan rayon ini
tidak bisa kita golongkan sebagai serat alami atau serat sintetis sepenuhnya, karena
istilah yang lebih cocok digunakan untuk menyebutnya adalah serat semisintesis.
44
Gambar 2. 35
benang smoke
( sumber : https://id.carousell.com/p/benang-smock-132554290/
2.1.6.1.6 Kertas
Kertas adalah media yang terbuat dari serat pohon, biasanya media kertas
dipergunakan untuk menulis. Kertas mempunyai ciri khas tipis dan bisa dilipat,
namun kertas juga bukan hanya dipakai oleh media menulis saja tapi banyak
kegunaan lainnya. Menurut Mukhofas Kertas adalah bahan yang tipis dan rata yang
dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan
biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa. Kertas dikenal
sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan banyak kegunaan
lainnya.
Gambar 2. 37 kertas
(sumber : www.edysupraeko.com/2015/11/sejarah-dan-proses-pembuatan-
kertas.html)
2.1.6.1.7 Tissue
Tissu merupakan kertas yang berdaya serap tinggi, tissue masuk kedalam
benda yang convenience, dikarenakan tidak membutuhkan pertimbangan dalam
membelinya atau bisa disebut bahan baku skunder. Tissue banyak macamnya,
macam itu juga dalam penggunaanya berbeda, ada tissue wajah, toilet, makan dan
yang lainnya, karena banyak macamnya itu, tissue dibuat berbeda ketebalan dan
daya serepanya tergantung tissue itu dibuat untuk kebutuhan apanya, tiisu terbuat
dari bahan baku bubur kertas. Bayu Wicaksono menjelaskan bahwa tissue pada
dasarnya sama, "lap" sekali pakai yang terbuat dari bubur kertas. Mereka sama-
46
sama digunakan sebagai lap meskipun objek yang dilap harusnya berbeda sesuai
fungsi/namanya.
Gambar 2. 38 tissue
( sumber : https://mostaco.ph/products/office-supplies/cleaning-
and-personal-supplies/tissue-paper-cleene-facial-tissue/)
2.1.6.1.8 Rajut
1) Teknik Rajut
a) Chain
Chain atau rantai pada teknik rajut biasanya digunakan pada pola awal
untuk memulai merenda. Cara membuat rantai dengan cara membuat simpul,
masukan hakpen pada simpul, tarik benang menggunakan hakpen.
47
Gambar 2. 39
Chain
( sumber : https://amigurumi.today/wp-content/uploads/2016/07/basic-crochet-stitches-how-to-
crochet-chain-ch.jpg)
b) Single Crochet
Single crochet atau tusuk tunggal adalah teknik rajut yang menarik benang
melewati dua lubang lalu menarik benang keluar. Untuk melakukan teknik ini,
tidak mengambil benang sebelum masuk ke dua lubang.
c) Double crochet
Double Crochet tusuk ganda adalah teknik rajut yang menarik benang
melewati dua lubang lalu menarik benang keluar. Untuk melakukan teknik ini,
mengambil satu benang sebelum masuk ke dua lubang.
48
d) Triple crochet
Triple crochet adalah teknik rajut yang menarik benang melewati dua
lubang lalu menarik benang keluar. Untuk melakukan teknik ini, mengambil
dua benang sebelum masuk ke dua lubang.
e) Magic ring
Magic ring atau lingkaran ajaib adalah teknik untuk membuat amigurumi
atau membuat pola melingkar.
49
2.1.6.1.9 Kolase
Miky Chiang dkk (2010) mengatakan, kolase adalah sebuah cabang dari
seni rupa yang meliputi kegiatan menempel potongan-potongan kecil berbagai
macam benda seperti potongan kertas, kain, bunga, bahan bekas, daundaunan
kering, ampas kelapa, biji-bijian, dan lain sebagainya,yang direkatkan pada suatu
permukaan sehingga membentuk sebuah desain atau rancangan tertentu.
Sedangkan menurut Hajar Pamadhi, dkk dalam Miki Chiang dkk (2010:52),
Kolase merupakan karya seni rupa dua dimensi yang menggunakan bahan yang
bermacam-macam selama bahan dasar tersebut dapat dipadukan dengan bahan
dasar lain yang akhirnya dapat menyatu menjadi karya yang utuh dan dapat
mewakili ungkapan perasaan estetis orang yang membuatnya.
bekas dan sebagainya. Misalnya kertas berwarna, kertas koran, kertas kalender,
kain prca, benang dan lain sebagainya.
Gambar 2. 44
untitle karya Amin Taasha
( Sumber : www.tembi.net/wp-content/uploads/2018/06/Untitled-6-mix-media-silver-and-gold-on-
book-paper-13-x-19-cm-2018-karya-Amin-Taasha-Foto-A.Sartono.jpg )
.
2.2.1.2Wilma Poot
Wilma Poot adalah seniman serat dari Belanda yang membuat seni merenda
bentuk bebas yang menakjubkan. Potret binatang dan orang-orangnya
menampilkan mata yang ekspresif, tekstur yang indah dan bulu atau kulit. Karyanya
51
terinspirasi oleh gaya lukisan impresionis, fauvistisch, dan naturalistik, yang sering
diisi dengan warna-warna yang kuat dan bentuk yang energik. Untuk membuat
karya-karyanya, Wilma menggunakan bahan-bahan seperti akrilik, nilon, viscose
alpaca, wol merino, sutra, dan kapas.
Gambar 2. 45
Karya Wilma Poot
(Sumber : www.crochetconcupiscence.com/2017/07/interview-with-crochet-artist-wilma-poot)
Seni Diego Max menyoroti hubungan yang kuat antara dua aspek, seni dan
anatomi. Dari tahun-tahun awalnya, Diego Max terpesona oleh fitur retro dari
cetakan antik yang ditemukan di ensiklopedia ibunya. Ibunya, yang telah bekerja di
dekat beberapa dokter, dan saudara perempuannya yang memiliki latar belakang
keperawatan, memicu dan tidak menghiraukan pekerjaannya. Bersemangat dengan
ilustrasi medis dan gambar-gambar anatomis yang ditemukan dalam buku-buku,
Diego berhasil melampaui besarnya tubuh manusia menjadi alam semesta baru
yang menakjubkan dan membawa kita pada pesona yang unik. Terinspirasi oleh
dunia kuno dan simbol-simbolnya, alam dan bunga, binatang dan anatomi manusia,
karyanya kaya akan detail grafis dan menangkap mata dan jiwa pengamat.
52
Gambar 2. 46
Diego Maxx
(Sumber :
https://i.pinimg.com/236x/38/dc/72/38dc72cf1d54f11f899eb0ab8261dce2--
collage-art-surrealism.jpg
Kajian empiris merupakan kajian yang berasal dari pengalaman penulis dalam
berkarya. Dalam jenjang perkuliahan penulis mulai tertarik dalam lukis sejak masuk
dalam divisi murni HIMASRA, yang mana banyak pengalaman bukan hanya
berkarya seni, melainkan diskusi seni dan bedah buku seni. Ketertarikan tersebut
tidak berhenti sampai pada ranah organisasi melainkan pada saat mengikuti
perkuliahan lukis 1, on top Seni Lukis 2, dan on top Seni lukis 3. Diskusi dan
mengikuti submisi pameran untuk menambah wawasan dan pengalaman dalam
berkesenian.
Tema yang penulis ambil dalam tugas akhir ini adalah tentang kebudayaan
berbasis sejarah. Dalam hal ini fokus utama dari penciptaan karya penulis adalah
53
mengekspresikan sejarah masa lalu dengan kolerasi yang ada pada masa sekarang
dengan tujuan memperkuat identitas masyarakat yang terlibat dalam kebudayaan
tersebut. Ide yang dituangkan adalah mengambil salah satu bentuk dari kebudayaan
Cianjur yaitu Kuda Kosong. Sehingga, fokus dalam memperkuat identitas
masyarakat Cianjur dengan merefleksikan peristiwa sejarah kepemimpinan dari
Carita Kuda Kosong dalam bentuk memperkenalkan kebudayaan Cianjur maupun
ironi dalam keadaan kepemimpinan saat ini.
Pengambilan ikon Cianjur yang merupakan bentuk dari seni rupa bawah untuk
menunjang konsep penulis dalam mengekspresikan dalam bentuk visual dengan
mengadaptasi paham seni rupa bawah.
Serta kritik sosial yang berkaitan dengan kepimpinan Cianjur jaman sekarang.
Ide dalam melakukan kritik sosial berasal dari pengalaman empiris penulis dan data
faktual dari berita dalam sumber internet yang dilansir www.cnnindonesia.com
pada hari rabu 12 desember 2018, dimana Bupati aktif melakukan korupsi,
menghamburan uang untuk kepentingan membuat tugu seperti yang dilansir
www.pikiranrakyat.com pada tanggal 23 Mei 2018 dan tidak terawatnya gedung
DKC yang dilansir Cianjurtoday.com pada tanggal 18 April 2019. Dibawah ini
meupakan kritik sosial dalam refleksi keadaan kepemimpinan Cianjur saat ini
didukung dengan data faktual dari internet yang menjadi ide dalam berkarya.
54
Gambar 2. 47
Berita
( Sumber : https://www.cnnindonesia.com/nasional/20181212233434-12-
353270/kronologi-ott-bupati-Cianjur-korupsi-dana-pendidikan)
Gambar 2. 48
Berita 2
( Sumber : https://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2018/05/23/ini-kata-
budayawan-dan-akademisi-soal-tugu-bubur-Cianjur-424857)
55
Gambar 2. 49
Berita DKC
(Sumber :https://Cianjurtoday.com/2019/04/18/dewan-kesenian-Cianjur-dkc-
riwayatmu-kini/)
Oleh karena itu judul Carita Kuda Kosong dalam Ekspresi Visual dipilih
karena setiap karya mengandung makna filosofis yang diinterpretasikan penulis
dalam bentuk ekspresi visual dengan mengangkat seni rupa bawah atau biasa di
sebut seni Lowbrow, yang selalu dikesampingkan dari pikiran-pikiran akademis
yang konvensional. Sehingga elaborasi antara seni tradisi kelas rendah
dihubungkan dalam seni lowbrow, mixed media, untuk menciptakan karya dalam
konteks memperkenalkan Cianjur dengan meminjam bentuk kuda, dan terdapat
kritikan dalam bentuk ironi untuk merefleksikan pada keadaan kepemimpinan
Cianjur saat ini.
Isi Serat Kalih yang merupakan surat dari Cianjur untuk Kerajaan Mataram
Tabel 2.2
Terjemahan surat kalih
Serat Kalih Sembah Pangabakti : Isi surat Kalih yang berbahasa Jawa itu
adalah tentang menyerahnya Kabupaten
Medal saking iklasing wedaya, abdi
Cianjur kepada Sultan Mataram, Bupati
dalem Sunda Kilen kangdahat
Cianjur menyerahkan seluruh kekayaan
budipunggung, kanggé senggah pasitén
Cianjur kepada Sultan Mataram. Bupati
56
Gusti, Kita Ing Pamoyanan tepining Cianjur berjanji akan setia dan patuh
Cianjur Aria Wiratanudatar II, mugi kepada Sultan Mataram, dan apabila ia
konjuk ing dalem Kanjeng Sinuhun Ing melanggar bersedia dihukum jiwa
Mataram sasampuning kadya sapu niki. raganya
Maksad dina éta serat téh urang coba seukeutna pikir nu dilarapkeun ku
aksara, urang coba seukeutna basa malar nyerep kana rasa. Dina unggel éta
serat ciga éléh tapi meunang.
Tabel 2. 3
Analisis etnopedagogik Sunda
Karya Citra / amanat kesundaan Terjemahan
Pada karya yang akan penulis ciptakan berbentuk persegi panjang sebanyak 4
karya dengan ukuran 120 cm x100 cm dengan mengangkat Seni rrupa bawah atau
gaya lowbrow menggunakan media campuran pada material kanvas dari kain blacu.
BAB III
METODE PENCIPTAAN
3.1 Ide Berkarya
Dalam hal ini, proses berpikir kreatif khususnya membuat karya seni rupa tidak
dapat dipisahkan dari ide dan gagasan, karena karya seni rupa merupakan hasil
interpretasi dari sebuah ide atau gagasan yang bersumber dari apa yang dialami,
dirasa, atau dilihat.
Kuda Kosong yang merupakan salah satu kisah sejarah berdirinya Cianjur
menjadi inspirasi menafsirkan gagasan penulis dalam berkarya seni rupa dengan
teknik Mixed Media. Tafsir Kuda Kosong ini menjadi pijakan awal penulis untuk
membuat ide karya seni rupa yang akan diciptakan.
Tugas akhir ini penulis akan mengangkat Kuda Kosong dari sudut pandang
historisnya dan ditafsirkan dalam bentuk visual sebagai upaya penguatan Kuda
Kosong sebagai identitas kultural dari cara mengkritisi kepemimpinan dan identitas
Cianjur ini .
Pemilihan teknik Mixed Media dalam karya seni rupa Tafsir Visual Carita Kuda
Kosong sebagai simbol keberagaman kultur dalam diri kuda yang dihadiahkan dari
raja Mataram, dimana kuda tersebut bukan merupakan jenis kuda endemik dari
Indonesia yang dimiliki Raja Mataram dan kemudian diberikan sebagai hadiah
kepada Dalem Cianjur pada waktu itu. Referensi literasi berasal dari buku
kumpulan dongeng karya Tatang Setiadi yang berjudul Asal – usulna Hayam
Pelung, selain beliau ahli dalam literasi khususnya filologi kesundaan,
60
buku dongeng karangan beliau dianugerahi hadiah Samsudi tahun 2012 sebagai
buku bacaan anak terbaik. Oleh karena itu, penulis memilih buku tersebut sebagai
referensi untuk studi pustaka.
Setiap orang memiliki alur proses berpikir yang berbeda-beda, penulis membuat
kerangka alur berpikir dalam proses berpikir ini sesuai proses bekerja penulis,
seperti yang ada pada bagian berikut ini :
Crosscheck
Ide berkarya seni rupa ini merupakan sumber pokok yang ada dalam diri
maupun luar dari penulis. Berikut adalah penjabaran ide berkarya:
61
Dalam proses pengolahan dan ide, penulis melakukan studi literatur yang
penulis dapatkan dari beberapa sumber yang ada seperti buku sumber, artikel,
maupun jurnal, juga penulis melakukan wawancara langsung kepada Tatang Setiadi
mengenai sejarah, karya yang beliau ciptakan, dan pemikirannya dalam literasi
yang beliau terbitkan.
Dari kelima karya seni rupa ini penulis menafsirkan dalam bentuk visual
dengan teknik Mixed Media diatas kanvas yang dibuat sedemikian rupa
menyesuaikan dengan konsep penulis dalam karya yang dibuat sehingga
menjadikan karya ini sebagai karya non - konvensional, memiliki makna serta
konsep tentang permasalahan yang penulis angkat dalam karya seni rupa Mixed
Media ini.
62
3.2 Stimulus
Selain dari sumber pustaka, penulis pun melakukan pencarian data mengenai
kekaryaan. Penulis melakukan beberapa hal dalam pencarian data visual seperti
datang ke pameran-pameran seni rupa, melihat-lihat karya dengan Mixed Media
menggunakan serat. Dalam hal ini, penulis pun mendapat referensi dari beberapa
seniman untuk mendukung karya seni rupa Mixed Media yang akan diciptakan.
63
Beberapa seniman yang penulis jadikan referensi seperti seniman dari luar negeri
seperti Anahata Katkin, Amin Taasha , Kazuhito Takadoi dan Christian Hook, Dari
keempat seniman ini, penulis mempelajari mengenai bentukan-bentukan karya
yang dibuat. Untuk mempelajari kekaryaan seniman sebagai referensi, penulis
mempelajari karya-karya seniman tersebut dalam mengkaji visualnya dan mencari
tahu kehidupan senimannya. Ini dilakukan agar referensi yang diambil selaras
dengan karya yang dibuat oleh penulis.
3.3 Kontemplasi
Berkarya Seni
Rupa
Karya Seni
Proses penciptaan karya merupakan proses kreatif terdiri dari berbagai kegiatan
yang kompleks. Kompleks karena dapat berkaitan dengan banyak orang, dengan
berbagai aktivitas, serta ruang-ruang yang bervariatif. Dalam rancangan alur kerja
ini penulis menjabarkan keseluruhan proses terkait penciptaan karya mulai dari
latar belakang penciptaan, gagasan penulis hingga proses eksekusi karya. Untuk
membuatnya lebih teratur dan sesuai dengan harapan yang diinginkan, maka
penulis membuat rancangan bagan proses berkarya sebagai berikut:
65
Ada beberapa proses yang harus dilakukan secara sistematis dalam skripsi
pencipaan ini, tetapi sebelumnya diperlukan persiapan alat dan bahan, pembuatan
sketsa, peggarapan lukisan di kanvas dan finishing karya. Berikut adalah alat dan
bahan yang digunakan serta proses pembuatan karya seni rupa Mixed Media.
Kanvas jadi salah satu jenis bahan yang paling umum dipakai dalam
produksi tote bag. Kanvas juga terbuat dari mori, hanya saja sudah melewati tahap
pemutihan dan menghasilkan warna agak keabu-abuan atau putih gading. Kanvas
digunakan sebagai media melukis. Kanvas ini dibuat berukuran 120 cm x 100 cm
sehanyak 2 buah. Kain blacu
Blacu pada dasarnya adalah turunan dari kain mori; yaitu kain tenun berwarna
putih yang terbuat dari kapas dan biasanya dipakai sebagai bahan untuk membuat
kain batik. Dalam proses berkarya ini penulis membuat 3 buah berukuran 120 cm
x 100 cm kanvas olahan dari kain blacu.
Secara umum sisa hasil produksi majun biasa disebut limbah. Namun limbah
disini bukan berarti bekas pakai. Kain potongan yang penulis kumpulkan
merupakan sisa produksi kerudung yang diperoleh dari salah satu pengepul majun
di daerah Leuwi Gajah.
6) Cat Akrilik
Cat akrilik, Menurut Susanto dalam rakhman (2002:45) media akrilik adalah
media atau bahan melukis yang mengandung polimeter ester poliakrilat, sehingga
memiliki daya rekat yang sangat kuat terhadap medium lain, dan standar pengencer
yang digunakan adalah air. Warna yang berbeda diperoleh dari berbagai macam
pigmen ke dalam emulsi polimer akrilik. Cat akrilik yang digunakan penulis dalam
membuat karya adalah cat bermerek Maries dengan berbagai warna, cat akrilik
dalam tube dipilih agar penggunaanya lebih praktis.
Gambar 3. 8 Akrilik
(Sumber : Dokumen Pribadi)
69
7) Kuas
Kuas digunakan untuk menciptakan teknik dalam pewarnaan. Kuas yang
digunakan adalah kuas kuas V-Tec, Lyra, dan Reeves dengan jenis round brush,
flat brush dan bright brush. Ukuran kuas yang digunakan bermacam-macam seperti
ukuran
Gambar 3. 9 Kuas
( Sumber : Dokumen Pribadi)
8) Palet
Palet digunakan untuk mempermudah dalam pencampuran warna dan letak cat
serta memudahkan pengambilan cat. Palet yang digunakan adalah Paint Tray
Palette berbahan plastik berukuran besar dan palet berbentuk bunga dengan partisi
yang lebih sedikit dengan volume lebih dalam sehingga dapat menampung lebih
banyak cat.
Gambar 3. 10 Palet
(Sumber : Dokumen Pribadi)
70
9) Lap
Penulis menggunakan lap dari sisa produksi berbahan kaus. Lap ini dipilih
karena cepat menyerap air sehingga cocok untuk membersihkan peralatan berkarya,
seperti membersihkan kuas yang sudah dipakai. Karena kebersihan kuas sangat
berpengaruh terhadap karya yang akan diciptakan.
Gambar 3. 11 Lap
(Sumber : Dokumen Pribadi)
10) Air
Air yang digunakan adalah air mentah sebagai campuran cat agar bisa
disesuaikan degan kebutuhan penulis dalam berkarya dan membersihkan kuas.
Gambar 3. 12 Air
(Sumber : Dokumen Pribadi)
71
11) Benang
Pada karya ini penulis menggunakan empat jenis benang yaitu benang
polyester, benang nilon, benang smock, dan benang wol. Benang polyester
merupakan benang sintetis yang memiliki tekstur yang padat dan kaku. Warna
benang polyester ini lebih mengkilat daripada benang katun namun tidak
semengkilat benang nilon. Benang Nilon adalah benang rajut yang karena sifatnya
yang kuat dan elastis serta mengkilat. Sedangkan wool merupakan serat yang
diambil dari bulu domba dan hewan tertentu lainnya, sifat dari bulu domba ini
sangat unik sehingga cocok digunakan untuk bahan produksi tekstil. Benang
Smock Benang smock adalah benang yang terbuat dari bahan rayon yang khusus
digunakan untuk membuat hiasan pada bagian pinggir jilbab.
Gambar 3. 13 Benang
(Sumber : Dokumen Pribadi)
Tapioka adalah tepung pati yang diekstrak dari umbi singkong. Tepung
tapioka juga mempunyai beberapa sebutan lain, seperti tepung singkongatau tepung
kanji.
72
Gambar 3. 14 Kanji
(Sumber : Dokumen Pribadi)
14) Jarum
Pilihan lain untuk proses rajut merajut adalah jarun Tapestry. Jarum
Tapestry mempunyai bentuk dan lubang yang memanjang, dengan badan
tebal dan ujungnya tumpul akan tetapi penulis menggunakan jarum tapestri
73
15) Hakpen
Jarum rajut atau hakpen, ada juga yang menyebut hakken yang bahasa
Inggrisnya adalah crochet hook. Jarum rajut atau crochet hook memiliki ujung
berkait yang panjang jarum keseluruhannya berkisar antara 13-15 cm. Jarum rajut
yang penulis gunakan dalam berkarya adalah ukuruan 3/0 – 4/0 merk Tulip, 1/0-2/0
Merk Rose dan 1.75-4 merk JMRA.
Gambar 3. 17 hakpen
Sumber : Dokumen Pribadi
16) Cutter
Pisau cutter adalah Alat yang di gunakan untuk memotong sebuah benda. Pisau
cutter yang penulis gunakan merk deli, berfungsi untuk memotong kebutuhan
berkarya dan lain-lain.
74
Gambar 3. 18 Cutter
(Sumber : Dokumen Pribadi)
18) Gunting
Gunting yang digunakan ada dua jenis dengan fungsi yang berbeda, yaitu
gunting kertas dan gunting benang. Gunting kertas digunakan untuk menggunting
objek kecil seperti potongan kertas, majun, dan lain-lain. Sedangkan guntimg
benang digunakan dalam memotong benang dan bagian terkecil dalam serat yang
tidak dapat dijangkau oleh gunting kertas.
75
Gambar 3. 20 Gunting
(Sumber : Dokumen Pribadi)
19) Varnish
Gambar 3. 21
Varnish
(Sumber : Dokumen Pribadi)
Solatip kertas digunakan untuk menempekan blacu pada tembok atau pola rajut
pada bidang yang ingin dijahit.
76
Tissue terbuat dari bubur kertas yang asli atau daur ulang dan dipergunakan
sebagaimana produk yang dihasilkan , seperti tissue wajah. Penulis menggunakan
tissu wajah untuk membuat tekstur pada karya.
77
Gambar 3. 24 Tissue
(Sumber : Dokumentasi Pribadi )
Gambar 3. 25 Sketsa
(Sumber : dokumentasi pribadi )
78
Gambar 3. 34
pemindahan sketsa pada kanvas
( Sumber : dokumentasi pribadi )
Gambar 3. 35 pewarnaan
(Sumber : dokumentasi pribadi )
dan tahan lama. Penulis menggunakan varnish merk Merries untuk memfinishing
karya.
3.5 Studi Karya
3.3.1Studi Bahan
3.3.1.1 Kain blacu dan kain kanvas
Kain blacu dan kain kanvas digunakan sebagai media untuk berkarya.
Kedua kain ini dalam keadaan belum diolah (mentah). Penulis membeli kedua
bahan tersebut langsung ke salah satu kawasan penjualan kain terbesar di Bandung,
yaitu Cigondewah.
Perbandingan kain blacu dan kain kanvas terletak pada tekstur kain blacu
lebih tipis dan ringan serta memiliki serat yang rapat dan lebih halus dibandingkan
kain kanvas yang berat dan serat kain yang bertekstur agak kasar.
Hasil studi bahan dalam mengolah kain menjadi kanvas yang siap
digunakan untuk berkarya adalah sebagai berikut
Tabel 3. 1
perbandingan bahan peleburan kanvas
(Sumber: Dokumen Pribadi)
No Bahan Perbandingan Keterangan
Tabel 3. 2
Perbandingan pencampuran bahan pelebur kanvas
( sumber : data pribadi)
No Bahan Perban- Hasil Keterangan
Dingan
1 Mowilex dan air 1:1 Elastis Cukup menutupi pori pori.
Catatan :
Lapisan cat tembok terlalu banyak, permukaan kanvas akan retak
Semua larutan tidak dicampur, melainkan dilapisi diatas kanvas, jadi, jika lapisan
awal mengering, ulang kembali dengan campuran yg lain.
Tabel 3. 3
Hasil Studi
Studi Hasil Studi Keterangan
85
2 lapis campuran cat Cat tembok dan latex dari lem kayu
tembok dan lem kayu berfungsi untuk menutup pori-poi
2 lapis Mowilex kanvas
1 lapis Aquaproof Cat Mowilex berfungsi untuk
melapisi permukaan kanvas setelah
diberi cat tembok dan lateks agar
permukaan kain menjadi kokoh dan
rata.
Cat Aquaproof mengandung
Gambar 3. 39 hasil polimer sintetis yang berfungsi
studi material
(sumber: Dokumen untuk membuat kain menjadi licin
pribadi) dan elastis.
Selain menggunakan cat akrilik Merk Merries, penulis pun mengolah cat
dengan bahan dasar cat tembok yang mengandung akrilik yaitu cat Mowilex. Cat
mowilex disampur sedikit cat aquaproof dengan perbandingan 3 : 1, untuk
medapatkan tekstur yang mirip dengan cat akrilik. Kelebihan menggunakan cat
olahan ini yaitu
Tafsiran atau biasa disebut dengan interpretasi merupakan cara atau kegiatan
yang terdapat pada suatu karya, dimana kegiatan tersebut melingkupi tafsiran
tentang bahasa atau pesan, makna dan nilai yang ada dalam suatu karya seni. Latar
belakang budaya, kepercayaan dan hasrat seniman diperhitungkan dalam proses
interpretasi. Kegiatan interpretasi tersebut dapat mengungkapkan hal-hal yang
berkait dengan diciptakannya suatu karya dengan analisis melalui metode penyajian
kritik seni. Menurut Bangun (2000, hlm 14) tahapan aktivitas kritik seni mulai dari
hal yang khusus ke hal yang umum, fokusnya adalah fakta visual, kemudian
menarik kesimpulan tentang nilai secara keseluruhan.
Cerita Kuda Kosong yang dipelajari penulis melalui literasi buku dongeng
Cianjur yang berasal dari fakta sejarah yang terjadi di Cianjur. Perjalanan seorang
pemimpin suatu daerah yang memiliki otoritas mengelola suatu wilayah, akan tetapi
belum menemukan kemakmuran dan kesejahteraan atas wilayah tersebut karena
wilayah tersebut masih berada dibawah kekuasaan Kerajaan Mataram, sehingga
harus membayar upeti pada raja yang berkuasa atas daerah tersebut. Perjalanan
dalam memperoleh kebebasan membayar upeti adalah pokok dari ide dalam
membuat karya seni rupa mixed media ini. Pemilihan askpek visual dengan paham
lowbrow digunakan penulis pada peminjaman label suatu produk tauco yang hanya
ada di Cianjur.
86
87
secara visual oleh penulis dan mengkaitkannya dengan pragmatic yang berkaitan
dengan fenomena masa kini sebagai ide gagasan penulis dalam berkarya seni.
Gambar 4. 1 Gambar 4. 2
Arab pegon cacarakan
( Sumber : dokumentasi pribadi) ( Sumber : dokumentasi pribadi)
Gambar 4. 4
Gambar 4. 3 Arab Pegon
cacarakan ( Sumber : dokumentasi pribadi)
( Sumber : dokumentasi pribadi)
88
Tabel 4. 1
Alih Aksara
Karya Latin Cacarakan
Gambar 4. 5
Karya 1
( Sumber : dokumentasi pribadi)
Tahun : 2019
90
Gambar 4. 6
Karya 2
( Sumber : dokumentasi pribadi)
Tahun : 2019
91
Gambar 4. 7
Karya 3
( Sumber : dokumentasi pribadi)
Tahun : 2019
Gambar 4. 8
Karya 4
(sumber : Dokumentasi Pribadi)
Tahun : 2019
.
93
Dari keempat karya yang dibuat oleh penulis. Terdapat subject matter yang
sama dengan interpretasi yang berbeda –beda pada setiap karyanya. Masing –
masing karya memvisualkan kebudayaan dan kritikan apa saja yang ada di Cianjur
dalam bentuk dongeng Kuda Kosong.
Background karya ini dibuat berwarna abu-abu untuk memberi kesan netral
dan tidak menonjolkan makna apapun. Dari setiap simbol, dibuat background
mengunakan warna hangat seperti coklat muda dan coklat tua melambangkan
tenang, bersahabat, kebersamaan, sentosa, rendah hati. Terdapat tulisan dengan
aksara Sunda Kuno yang berisi “bisa ngindung ka usum ngabapa ka jaman, bisa
ngigelan jeung ngingeulen jaman” dibuat repetasi hingga memenuhi kanvas.
Amanat ini mengandung arti bahwa rakyat Cianjur dapat mengikuti arus globalisasi
tanpa melupakan tradisi.
Mataram, diberikannya Kuda Hitam jenis kuda Eropa untuk menemani perjalanan
pulang, benda pusaka yakni keris kuna kerajaan Mataram yang diberikan langsung
oleh Raja dan pohon Saparantu yang langka dan masih tetap tumbuh sampai saat
ini demi mengingatkan kembali pada peristiwa historis dibalik Parade Kuda
Kosong.
Pada bagian dasar lukisan dibuat sebuah panorama berbentuk siluet untuk
menunjang suasana perjalanan sejaraah Kuda Kosong. Bentuk kotak-kotak pada
panorama adalah disformasi ladang padi
Titik yan dibuat pada karya ini hanya sebagai kebutuhan titik pada akhir
kalimat, tidak memiliki makna apapun.
Gambar 4. 9
Titik pada karya pertama
(sumber : dokumentasi pribadi)
2) Garis
Garis tanpa pemaknaan adalah yang terdapat pada objek, simbol, tipografi, dan
garis sebagai drapery pada sorban objek Bupati Cianjur.
3) Bangun
Gambar 4. 11
Bangun pada karya Pertama
(sumber : dokumentasi pribadi)
4) Warna
Terdapat beberapa warna bersifat simbolis pada karya, seperti warna kuning
pada outline keris yang melambangkan intelektual pada saat berdiplomasi Cianjur
pada Mataram. Outline berwarna hijau pada pohon saparantu sebagai lambang dari
perdamaian dan subur, dan representasi bentuk lading padi yang berwarna emas,
melambangkan tinggi, kemewahan, harta karena padi sangat berharga di Cianjur.
Warna dingin mendominasi karya ini, seperti biru, abu-abu tanpa memaknai apapun
dan hijau. Terdapat warna hangat pada background symbol keris dan pohon
saparantu.
Gambar 4. 12
Warna pada Karya pertama
(Sumber: Dokumen Pribadi)
97
5) Ruang
Karya yang penulis buat bukan karya yang memiliki ruang nyata maupun
maya. Karena pada karya pertama ini banyak objek yang dibuat sebagai symbol
tanpa kecenderungan ruang yang dibuat, terkecuali, kecenderungan ruang semu
pada objek kakek yang dibuat realis.
Gambar 4. 13
Ruang pada karya pertama
(sumber : dokumentasi pribadi)
6) Tekstur
Pada karya yang penulis buat tedapat banyak tekstur yang diterapkan.
Tektur kain yang dibuat menggunakan tissue yang ada pada karya yang pertama
terdapat pada kostum kuda dan baju sang Bupati. Tekstur dibuat dengan cara di
tempel menggunakan lem kayu dan air.
Gambar 4. 14
tekstur pada karya pertama
(Sumber : dokumentasi pribadi)
98
Pada setiap karya yang dibuat oleh penulis dengan mengutamakan konsep
yang ingin disamaikan, daripada visualisasi dan estetika yang dimunculkan utama.
Sehingga penggunaan prinsip seni rupa dengan upaya mendukung simbol dan objek
yang ingin penulis hadirkan.
1) Kesatuan
Gambar 4. 15
Kesatuan pada karya pertama
(sumber: Dokumentasi pribadi)
2) Komposisi
Gambar 4. 16
komposisi pada karya pertama
(Sumber : Dokumentasi pribadi)
99
3) Proporsi
Gambar 4. 17
Proporsi karya pertama
( Sumber: dokumentasi pribadi)
4) Dominasi
Pada semua objek lukisan yang dibuat penulis , Kuda Kosong dan kakek
yang menjadi ikon bupati Cianjur sangat mendominasi dan menjadi point of view
pada karya. Tipografi aksara cacarakan dibuat besar pun menjadi dominan, akan
tetapi karena memakai warna analogus, tidak membuat typografi tersebut menjadi
poin of view.
5) Pengulangan
Repetisi pada karya yang penulis buat ini dengan banyaknya tulisan dengan
huruf yang sama, mengalami pengulangan terus menerus pada beberapa bidang.
4.5.1.2.3 PrinsipVisual
Karya kedua ini melukiskan keadaan Cianjur jaman sekarang. Objek kuda
kosong dibuat tunggal. Menghadirkan keadaan seni kelas rendah dengan
menduplikasi label suatu produk yang sangat terkenal dan mewakilkan icon tak
formal Cianjur.
Produk dan hasil alam dihadirkan karena, yang terlintas pada benak orang
orang saat mendengar kata Cianjur adalah, beras dan tauco. Tauco sendiri
merupakan produk hasil akulturasi dari budaya Cina yang tersebar di Cianjur lewat
perdagangan sejak tahun 1880 masehi seperti tahun berdirinya produk tauco yang
paling terkenal dengan ikon kucing.
Dalam seni rupa rendah keadaan meminjam visual lain adalah hal yang
biasa terjadi, entah berupa kritikan, ironi, dan sarkasme . Kebutuhan pada karya ini
adalah untuk membangga banggakan keadaan Cianjur. Hasil meminjam visual
salah satu produk tauco, dengan melakukan tranformasi ikonnya menjadi Kuda
101
Gambar 4. 20
Titik Karya kedua
(sumber : dokumentasi pribadi)
2) Garis
Garis pada karya kedua, sebagian besar digunakan untuk mendukung objek
yang dikonsep penulis, tidak memiliki makna tertentu, hanya mengikuti objek.
Terdapat pada botol tauco dan outline padi.
102
Gambar 4. 21
Garis karya kedua
(Sumber : Dokumntasi pribadi)
3) Bangun
4) Warna
Selain warna abu-abu yang dibuat background dan memberi kesan netral, warna
putih dan outline hitam yang dipakai pada karya ini diadaptasi dari label tauco yang
berada di Cianjur. Penggunaan warna panas pada outline botol tauco dan beras
Cianjur berwarna hijau
Gambar 4. 23
Warna pada karya kedua
(sumber : Dokumentasi pribadi)
5) Tekstur
Pada karya yang penulis buat tedapat banyak tekstur yang diterapkan.
Seperti tektur benang rajut di kepala kuda untuk memberi kesan menonjol dan
kertas pada botol tauco.
104
Gambar 4. 24
tekstur pada karya kedua
(sumber : Dokumentasi pribadi)
Pada setiap karya yang dibuat oleh penulis dengan mengutamakan konsep
yang ingin disamaikan, daripada visualisasi dan estetika yang dimunculkan utama.
Sehingga penggunaan prinsip seni rupa dengan upaya mendukung simbol dan
objek yang ingin penulis hadirkan.
1) Kesatuan
Kesatuan pada karya ini dihadirkan ikon-ikon yang erat kaitannya dengan
Cianjur seperti beras dan tauco.
2) Proporsi
Pada bidang kanvas 120cm x100cm penulis anggap sudah memenuhi setiap
ruang pada kanvas. Objek-objek yang dibuat berdasarkan referensi visual yang
sebenarnya. Seperti kuda dan label tauco. Peminjaman label tauco sesuai dengan
struktur desain tauco itu sendiri.
105
3) Dominasi
Pada semua objek lukisan yang dibuat penulis , Kuda Kosong sangat
mendominasi dan menjadi point of view pada setiap karya. Dalam karya kedua ini
pun kuda menjadi point of interest dibandingkan objek yang lain.
4) Pengulangan
Repetisi pada karya yang penulis buat dapat dilihat dengan tulisan latin yang
ditulis, dan pengulangan motif pinggiran labeltauc pada sisi kanan dan kiri objek
kuda kosong.
Gambar 4. 25
repetisi pada karya kedua
(sumber : dokumentasi pribadi)
Objek – objek pada karya ini juga menghadirkan sesuatu yang memang
hanya dimiliki oleh Cianjur yaitu kerajinan lampu gentur, dan tiga pilar budaya
Cianjur : ngaos, mamaos, maenpo.
Lampu – lampu gentur yang menyala dan terdapat tulisan cacarakan berisi
Ulah ngomong sagéto-géto, ulah lémék sadaék-daék, ulah maling papanjingan,
ulah jinah papacangan, kudu ngadék sacékna, nilas saplasna, tersebut sajalan
dengan tiga pilar kebudayaan Cianjur.
107
1) Garis
Unsur garis terdapat pada peta sebagai garis penanda wilayah di Cianjur
pada peta dengan garis lengkung yang dinamis, bidang geometris yang kaku dan
serat otot,juga pada aksara Sunda kuno.
Gambar 4. 26
Garis pada karya ketiga
(sumber : Dokumentasi pribadi)
2) Bangun
Terdapat bangun dari lampu Gentur dan nyala api yang melambangkan
harapan dan kehidupan. Penulis membuat relief peta Cianjur menggunakan kertas,
alumunium foil, dan tissu untuk memberi kesan pulau yang sesungguhnya.
108
Gambar 4. 27
Bangun pada karya ketiga
(sumber : Dokumentasi pribadi)
3) Warna
Warna yang dipakai pada karya ini cenderung pada warna dingin karena warna
biru dan hijau cukup mendominasi. Terdapat warna komplementer antara merah
melambangkan keberanian dan gairah pada cerita Kuda Kosong dan hijau untuk
melambangkan kesuburan dan keagungan daerah Cianjur, analogus pada biru dan
hijau.
Gambar 4. 28
Warna pada Karya ketiga
(sumber : Dokumentasi pribadi)
4) Tekstur
Tektur –tekstur semu juga dapat ditemukan dari tektur kulit kuda, tekstur otot pada
karya ini.
Gambar 4. 29
Tekstur pada karya ketiga
(sumber : Dokumentasi pribadi)
Pada setiap karya yang dibuat oleh penulis dengan mengutamakan konsep
yang ingin disamaikan, daripada visualisasi dan estetika yang dimunculkan utama.
Sehingga penggunaan prinsip seni rupa dengan upaya mendukung simbol dan
objek yang ingin penulis hadirkan.
1) Kesatuan
Kesatuan dari karya ini objek yang dibuat bertumpuk membentuk satu
kesatuan dan objek yang dilukiskan membentuk kesatuan dari kebudayaan Cianjur
yang ditampilkan.
110
2) Proporsi
Pada bidang kanvas 120cm x100cm penulis anggap sudah memenuhi setiap
ruang pada kanvas. Objek objek yang dibuat berdasarkan referensi visual yang
sebenarmya. Seperti kuda , peta, lampu gentur.
Gambar 4. 30
Proporsi pada karya ketiga
(sumber : Dokumentasi pribadi)
3) Dominasi
Pada semua objek lukisan yang dibuat penulis , Kuda Kosong sangat
mendominasi dan menjadi point of view pada setiap karya. Dalam karya ketiga ini
pun kuda menjadi point of interest dibandingkan objek yang lain, meskipun peta
dibuat lebih besar.
4) Pengulangan
Repetisi pada karya yang penulis buat ini dengan banyaknya rulisan
dengan huruf yang sama, mengalami pengulangan terus menerus pada beberapa
bidang. Pengulangan warna biru terdapat pada panorama dan lampu gentur.
4.5.3.2.3 PrinsipVisual
Objek Kuda Kosong dibuat tanpa kepala, sementara kepala kuda tersebut
muncul pada sisi yang lain. Kepala kuda pada lukisan tersebut melambangkan
keadaan kesuraman, depresi dan ironi melihat keadaan Cianjur yang maraknya
pembangunan akan tetapi belum tepat sasaran.
112
Gambar 4. 31
Garis karya keempat
(sumber : Dokumentasi pribadi)
2) Bangun
Gambar 4. 32
bentuk karya keempat
(sumber : Dokumentasi pribadi)
3) Warna
Warna yang dipakai pada karya inin cenderung pada warna dingin. Terdapat
warna komplementer antara merah dan hijau, analogus pada biru dan hijau.
Gambar 4. 33
Warna karya keempat
(sumber : Dokumentasi pribadi)
114
4) Ruang
Karya yang penulis buat bukan karya yang memiliki ruang nyata maupun
maya. Karena pada karya keempat ini banyak objek yang dibuat sebagai symbol
tanpa kecenderungan ruang yang dibuat.
5) Tekstur
Pada karya yang penulis buat tedapat banyak tekstur yang diterapkan.
Tektur kain yang dibuat menggunakan tissue yang ada pada karya yang pertama
terdapat pada kostum kuda dan baju sang Bupati. Tekstur dibuat dengan cara di
tempel menggunakan lem kayu dan air.
Gambar 4. 34
Tekstur karya keempat
(sumber : Dokumentasi pribadi)
Pada karya kempat, penulis membuat tektur pada kepla kuda Cianjur
menggunakan kertas, dan tissu untuk memberi kesan pulau yang sesungguhnya.
Pada karya keempat, teksur terdapat pada jubbah kuda yang menggunakan kain
perca. Dan visual gerbang alun-alun yang menggunakan gliter cair berwarna emas
untuk menunjukan kesan mewah dan timbul. Tektur –tekstur semu juga dapat
ditemukan dari tektur kulit kuda, tekstur otot pada karya ke tiga.
115
Pada setiap karya yang dibuat oleh penulis dengan mengutamakan konsep
yang ingin disamaikan, daripada visualisasi dan estetika yang dimunculkan utama.
Sehingga penggunaan prinsip seni rupa dengan upaya mendukung simbol dan
objek yang ingin penulis hadirkan.
1) Keseimbangan
2) Proporsi
Pada bidang kanvas 120cm x100cm penulis anggap sudah memenuhi setiap
ruang pada kanvas. Objek objek yang dibuat berdasarkan referensi visual yang
sebenarmya. Seperti kuda , burung, bagunan yang menggunakan prinsip satu titik
hilang.
3) Dominasi
Pada semua objek lukisan yang dibuat penulis , Kuda Kosong sangat
mendominasi dan menjadi point of view pada setiap karya. Dalam karya keempat
ini pun kuda menjadi point of interest dibandingkan objek yang lain.
Gambar 4. 35
repetisi pada karya keempat
(Sumber :dokumentasi pribadi)
116
4) Pengulangan
Repetisi pada karya yang penulis buat ini dengan banyaknya tulisan dengan
huruf yang sama, mengalami pengulangan terus menerus pada beberapa bidang.
Gambar 4. 36
repetisi karya keempat
(sumber : dokumentasi pribadi)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
117
118
Penggunaan aspek visual seni rupa bawah untuk menjadi simbol lokal Cianjur
seperti label pada produk tauco dan seni kriya lampu Gentur yang diadaptasi dan
diubah dengan mentranformasi objek objek yang terdapat pada lukisan. Pemilihan
teknik media campuran sebagai nilai estetis dalam berkarya seni karena memilih
paham postmodernisme yang tidak terpaku pada material yang konvensional.
5.2 Saran
Ekspresi visual dari Carita Kuda Kosong dalam mixed media ini diharapkan
bias dijadikan alternatif untuk seuruh kalangan masyarakat dan tidak hanya
berputar pada ruang lingkup mahasiswa pendidikan seni rupa saja. Selain itu karya
ini diharapkan mampu memberi manfaat diantaranya :
5.2.4 Mahasiswa
Sumber buku :
Djatiprambudi, Djuli. (2016). Seni Rupa Indonesia : Dalam Titik Simpang. Sidoarjo
: Satu Kata.
Hardiman.(2018). Dialek Visual : Perbincangan Seni Rupa Bali dan yang lainnya.
Depok: PT Raja Grafindo Persada.
Iskandar, Popo. (2000). Alam Pikiran Seniman. Bandung : Yayasan Popo Iskandar
Sumber Jurnal :
Azis, Said Abdul dkk (2016). Dasar-Dasar Melukis Cat Air. Tanra Jurnal Desain
Komunikasi Visual Fakultas Seni Dan Desain. Volume. 3 No. 2 – 2016.
120
121
Fuad Rahman (2015). Wayang Onthel Komunitas Old Bikers Velocipede Old
Classic (Voc) Magelang. Jurnal Kajian Seni. Pengkajian Seni
Pertunjukan dan Seni Rupa Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada.
Volume. 01, No. 02, April 2015: 179-193
Gunawan (2014). Proses Terjadinya Suatu Karya Seni. Mahasiswa Pasca Sarjana
Pendidikan Seni Universitas Negeri Semarang. Vol. VIII No. 2 Juli 2014
Junaedi, Deni, dkk (2018). Komposisi Efek Spontan Cat Air Dengan Sulur
Tradisional Yogyakarta Pada Penciptaan Lukisan. CORAK Jurnal Seni
Kriya Volume. 7 No.1
Kadiyono, Anissa Lestari & Harding, Diana. (2017). PENGARUH NILAI BUDAYA
SUNDA DALAM UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN
PSIKOLOGIS KORBAN BENCANA TANAH LONGSOR. Journal of
Psychological Science and Profesion (JPSP) Vol.1, No- 2017
Kurnia Satriyo (2017). Kerusakan Lingkungan Sebagai Ide Penciptaan Karya Seni
Lukis. Jurnal Akhir Penciptaan Seni UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
Lee, Liony Amanda, dkk.(2018). Pencarian Identitas Desain Lampu Gentur Cianjur
Dengan Pendekatan Teori Semiotik. Jurnal Universitas Pelita Harapan.
Majid Ibnu (2016) Refleksi Diri Sebagai Inspirasi Karya Lukis. Arty: Journal of
Visual Arts. Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas
Negeri Semarang,
122
Mario, Viano (2017). Hipokrit Sebagai Ide Penciptaan Karya Lukis. Jurnal Akhir
Penciptaan Seni UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
Sobur Alex (2007). Karya Seni Sebagai Media. Jurnal Mediator. Volume. 8 No 2
Suryani Dewi (2016). Analisis Teknik Seni Lukis Mas Dibyo Periode 2013.
Jurnal Pendidikan Seni Rupa. Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan
Seni, Universitas Negeri Surabaya. Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016, 225–
230
Suyasa, I Nyoman (2017). Saput Poleng Dalam Penciptaan Karya Seni Lukis
Dengan Teknik Opaque Dan Impasito. Jurnla Seni Rupa Murni Fakultas
Seni Rupa dan Desain ISI Surakarta. Volume. 9 No. 1
Thomas Roxi (2015). Eksplorasi Pasir Sebagai Teknik City Scape Lukisan. Jurnal
Ekspresi Seni. Institute Seni Indonesia Padangpanjang. Volume 17,
Nomor1,Juni 2015,hlm.1-164
Heryana, Agus. (2018). Falsafah Penca Cikalong Dalam “Gerak Seser”. Balai
Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat Vol. 10 No. 2
Sumber Internet :
CNN Indonesia. (2018, 12 Fesember). Kronologi ott bupati Cianjur korupsi dana
pendidikan. [Surat Kabar Online]. Diakses pada 18 Agustus 2019 dari
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20181212233434-12-
353270/kronologi-ott-bupati-Cianjur-korupsi-dana-pendidikan
Hanan, Shofira. (2018, 23 Mei ). Ini Kata Budayawan dan Akademisi Soal Tugu
Bubur Cianjur [ Surat Kabar Online ]. Diakses pada 18 Agustus 2019 dari
https://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2018/05/23/ini-kata-
budayawan-dan-akademisi-soal-tugu-bubur-Cianjur-424857
124
Katryn. (2017). Interview with crochet artist Wilma Poot. [Online] diakses dari
http://www.crochetconcupiscence.com/2017/07/interview-with-crochet-
artist-wilma-poot
Liddya, Dini. (2016). Pengertian Almunium Foil dan Fungsinya. [Online]. diakses
pada tanggal 10 Agustus 2019 dari
https://almuniumindonesia.com/pengertian-almunium-foil-dan-fungsinya.
Tien, Nguyen (2013). Arti dan Makna Garis. [Online]. Diakses pada tanggal 14
Agustus 2019 dari http://karib.ayobai.org/2013/05/arti-dan-makna-
garis.html
Yuliman, Sanento. (1984, 23-24 Juli). Dua Seni Rupa. [Simposium Online]..
Dewan Kesenian Jakarta. Diakses dari http://archive.ivaa-
online.org/files/uploads/texts/JURNAL%20SENI%20RUPA%20DKJ_001%
20Dua%20Seni%20Rupa_Sanento%20Yuliman.pdf
125
DAFTAR ISTILAH
Asosiasi : perkumpulan
Aspek : Bagian
Balance : Seimbang
Crochet : Merajut
Eksekusi : Pelaksanaan
Eksperimen : Percobaan
Emosional : Perasaan
125
126
Estetis : Keindahan
Etnis : Suku
Fenomena : Kejadian
Figur : Tokoh
Formal : Resmi
Identifikasi : Menelusuri
Imajinasi : Hayalan
Imitasi : Palsu
Intensitas : Ukuran
Interpretasi : Penafsiran
Interval : Jarak
Komponen : Bagian
Komposisi : Campuran
Konkret : Jelas
Konseptual : Berkonsep
Kontribusi : Membantu
Kultur : Budaya
Kultural : Kebudayaan
Needlework : Jaitan
Orientasi : Tujuan
Patriotisme : Kepahlawanan
128
Persepsi : Opini
Prakarsa : Inisiatif
Profesi : Pekerjaan
Rancage : Ahli
Realis : Nyata
Referensi : Sumber
Refleksi : Renungan
Respon : Jawaban
Simplicity : Sederhana
Stimulasi : Dorongan
Symbol : Lambang
Unity : Bersatu
Universal : Umum
Variatif : Beragam
129
Visual : Terlihat
130
131
131
132
133
3. Perubahan Karya
133
RIWAYAT HIDUP
Nama : Maskanah
Facebook : Maskanah
Instagram : maskasu
Id Line : maska_su
135