Perupa:
1. Arif Fiyanto, S.Sn., M.Sn.
2. Dr. Eko Sugiarto, M.Pd.
3. Dr. Syakir, M.Sn.
4. Dr. Triyanto, M.A.
5. Drs. Dwi Budi Harto, M.Sn.
6. Drs. Onang Murtiyoso, M.Sn.
7. Drs. Purwanto, M.Pd.
8. Drs. Syafii, M.Pd.
9. Dwi Wahyuni K, S.Pd., M.Sn.
10. Gunadi, S.Pd., M.Pd.
11. M. Rahman Athian, S.Pd., M.Sn.
12. Mujiono, S.Pd., M.Sn.
13. Nadia Sigi P, S.Sn., M.Sn.
14. Pratama Bayu W., M.Ds.
15. Rahina Nugrahani, S.Sn., M.Ds.
16. Ratih Ayu Pratiwinindya, S.Pd., M.Pd.
17. Supatmo, S.Pd., M.Hum.
18. Wandah Wibawanto, S.Sn., M.Ds.
Kurator:
Drs. Purwanto, M.Pd.
Dr. Muh Ibnan Syarif, M.Sn.
M. Rahman Athian, S.Pd., M.Sn.
KANOMAN 2018
IMAGE & IMAJI
Oleh Tim Kurator*
Jurusan Seni rupa, Universitas Negeri Semarang sebagai salah satu ujung tombak seni rupa di Jawa
Tengah memang diharuskan serius membangun iklim berkesenian di Semarang. Tak bisa dipungkiri
peran para pengajar seni di sini juga dituntut memiliki kredibilitas tinggi dalam membangun iklim
berkesenian via dua arah, yaitu penelitian seni dan kekaryaan seni. Namun, sejauh ini minimnya
wadah dosen Jurusan untuk berkarya membuat kondisi berkarya seni cenderung menurun.
Pasca berkurangnya banyak pengajar di Jurusan Seni Rupa yang akhirnya timpang dengan jumlah
mahasiswanua, Jurusan ini nampak berbenah diri. Akhirnya dihadirkan beberapa pengajar muda yang
memiliki kompetensi dibidangnya masing-masing untuk membantu mengisi kekosongan. Hadirnya
spirit muda, agaknya sedikit banyak menambah khasanah kebaruan dalam konsteks mengkonservasi
kebudayaan yang selalu digadangkan UNNES. Untuk itu, Jurusan menyepakati untuk memberikan
suguhan pameran yang mampu meningkatkan sivitas akademik.
Terminologi Kanoman sebenarnya adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menamai dosen
Jurusan Seni Rupa yang masih aktif mengajar di UNNES, bukan berarti untuk membedakan dengan
yang menjelang dan sudah purna, namun justru ini merupakan upaya kami untuk memberikan beliau
ketenangan saat purna dan melepas Jurusan di tulang bahu kami yang masih lunak.
Image dan Imaji sebenarnya adalah satu tema yang digunakan untuk tujuan memberikan kesempatan
ulang kepada para dosen Jurusan Seni Rupa untuk mengarahkan mahasiswa pada citra positif, hal ini
tentu akan mempermudah semangat belajar dan mengajar. Memberikan mahasiswa role model ideal,
selaku pengajar yang berkompetensi tertentu akan membuat mahasiswa memiliki patokan pengajar
yang ideal menurutnya, sehingga sangat perlu peserta pameran menjelaskan kondisi dirinya sebaik
mungkin, dan memberikan kesan pada pengajar adalah sosok yang dicintai, tentu setelah mahasiswa
memahami prespektif pengajarnya, jika dilihat dari sudut yang berbeda.
Pada sesi Wawancara kemarin, Dr.Triyanto, M.A menyebutkan bahwa “Seharusnya pengertian medan
sosial seni dikaitkan juga dengan nilai konseptual, jadi karya seni bukan soal karya fisik, namun juga
ide, kritik, pendidikan seni dan lain sebagainya. Sehingga karya seni tidak hanya dikaitkan dengan
praktik fisik seperti melukis atau mematung saja” Ujarnya. Hanya persoalannya, mahasiswa masih
memahami konteks berkesenian adalah berkarya seni, pernyataan tersebut menggiring asumsi kami
“mengapa mahasiswa Jurusan Seni Rupa UNNES cenderung tidak menikmati diskusi”.
Jarkoni akhirnya menjadi cara kami menanam pemahaman kepada diri kami sebagai pengajar untuk
selalu berkarya sesuai dengan fokus bidang kesenian yang kami kuasai. Hal ini dibuktikan dengan
ungkapan-ungkapan visual yang berbeda dari para pengajar Jurusan seni rupa UNNES. Karya Abstrak
dan dekoratif memang memenuhi dominasi pada galeri B9 ini. Secara khas, karya abstrak dan
dekoratif ini sering digunakan pada pemahaman seni lukis modern, ke-khasan karya Abstrak dengan
sapuan-sapuan kuas yang instan dan spontan, juga karya Drs. Purwanto, M.Pd yang sakral, mendalami
ritus melukis dengan cara riset di salahsatu gunung di pulau Jawa dengan tradisi dan sentuhan mitos
spiritualis, yang akhirnya menggiring pada satu tatanan spiritual yang tinggi. Drs. Syafi’i M.Pd
memberikan suguhan berupa ornamen. Sedangkan Gunadi, S.Pd., M.Pd yang cenderung abstrak
komposisif, atau Drs. Onang Murtiyoso, M.Sn yang tertata apik, karya-karya mereka ini layaknya
Cezzane yang menawarkan garis-garis spontan dan ekpresif bahkan bisa disebut atraktif, namun
terkesan lembut dan nyaman dilihat komposisinya, lukisan ini seperti komposisi mozart yang
mengondisi sesuai perasaan hati apresiator. Namun, sedikit berbeda, karya Mujiono S.Pd., M.Sn justru
menggambarkan goresan yang kuat dan meng-emosi, yang layaknya terilhami dari Cy Twombly, dan
beberapa tetesan cat bermotif Pollock, namun tetap tidak mengurangi nilai estetis yang dileburnya
dalam nuansa warna bertabrakan dan saling tindih.
Secara sengaja Nadia Sigi, S.Sn, M.Sn justru mengungkapkan kegelisahan hatinya oleh fenomena
sosial dengan Digital Imaging yang digarapnya serius untuk menggiring presepsi “bekerja berat”, dan
Arif Fiyanto S.Sn., M.Sn justru sebaliknya menggunakan lukisan sebagai cara aktualisasi diri dan
manifestasi ide melalui karya lukis yang ilustratif dan bernarasi beragam. Dr. Eko Sugiarto, M.Pd
menawarkan karya yang cederung ilustratif, dengan latar yang kosong beliau mengutamakan objek
utama dalam menyampaikan kritik sosialnya. Sedangkan M. Rahman Athian S.Pd., M.Sn mencoba
berparodi dengan karya belum jadinya yang sengaja ia tampilkan dengan bercanda. Tidak berbeda
dengan Dr. Syakir, S.Pd., M.Sn yang menyuguhkan drawing yang ilustratif dan karya dengan sapuan
yang ekspresif namun tetap terkontrol.
Penulis membaca karya Supatmo, S.Pd., M.Hum dengan melihat eksplorasi fotografinya dengan
cahaya dan menghasilkan garis-garis yang kuat dan menonjol. Dwi Wahyuni, S.Pd., M.Sn
mengedepankan karya kerajinannya dan membungkusnya dengan persoalan etnis yang menarik
untuk diperbincangkan. Dengan taburan layer dan warna yang cenderung soft, Dr.Eko Haryanto, S.Pd.,
M.Sn memberikan proses berkaca dirinya ke khalayak publik, jelas melalui berkaca, kita juga bisa
sekaligus berbagi. Seperti karya Dr. Kamsidjo, M.Sn yang juga mempresentasikan tentang keikhlasan
beliau dalam menghadapi masalah, dari warna tenang tersebut dapat diartikan ketenangannya
menjalani hidup. Ayu Pratiwinidya S.Pd., M.Pd juga menampilkan karyanya yang tidak baru dan
pernah dipamerkan di Galeri Nasional Indonesia, namun dengan display yang menarik karya ini tetap
mampu memberikan nilai kontemplatif.
Pengaruh yang terakhir adalah memberikan pengalaman artistik diawali dengan kehadiran materi
artistik yang disajikan dalam berbagai macam bentuk karya seni. Tentu, titik, garis, bidang, bentuk,
volume, durasi, interaksi akan menjadi bahan utama dalam suguhan pameran Kanoman. Sensasi
sensasi yang mungkin akan terasa melalui stimulan berupa karya seni, baik yang abstrak, dekoratif,
realis, kaligrafis, fotografi, desain dan komunikasi serta karya interaktif yang akan menstimulasi
kemampuan afektif dan intelektual para penonton secara simultan. Untuk menegaskan bahwa semua
konten visual - memiliki makna berbeda maka, sebagaimana hasil pikiran ini disusun, karya seni juga
demikian, karya seni akan menentukan sejauhmana kita memandang, sejauhmana pengalaman kita
dan masing-masing orang akan mendapat sensasi yang mungkin jauh berbeda.
Mata kuliah praktek dapat diakomodasikan doleh dosen-dosen pengampu praktikum dengan tujuan
evaluatif. Presentatifnya media ajar juga menunjang keberlangsungan kinerja proses belajar
mengajar. Untuk itu Jurusan berupaya lebih meningkatkan momen yang sangat hangat ini dengan
mengadakan beberapa program-program yang ditawarkan kepada masyarakat untuk turut mengisi
khasanah seni rupa di Semarang.
Salah satunya adalah pameran Kanoman 2018 yang bertajuk Image dan Imaji ini. Melalui pameran ini
diharapkan mahasiswa mampu memiliki role model ideal melalui para pengajarnya, Dosen Jurusan
Seni Rupa UNNES juga memiliki semangat dalam berkarya karena terwadahi, memiliki tanggungjawab
selain Tri Dharma perguruan tinggi, dan memberikan dampak yang luas pada khalayak.
Tentusaja, kegiatan yang terselenggara ini tidak dapat terlaksana tanpa bantuan dan dukungan dari
panitia pameran dan produk TESLA PAINTS dengan dukungannya. Melalui sinergi ini diharapkan
Jurusan Seni Rupa UNNES dapat menjalin kemitraan dengan berbagai pihak yang berkepentingan
dalam upayanya mengembangkan budaya seni rupa di Semarang.
Terakhir, semua buatan manusia tentunya ada kekurangan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun kepada pengunjung sekalian agar kami dapat mengevaluasinya guna
berlangsungnya pameran ini lebih baik lagi kelak.
Kalimat tersebut menjadi tantangan bagi kami produser medium karya seni untuk terus berinovasi
dan selalu memperbaiki kualitas produk kami yaitu TESLA PAINTS. Memperbaharui kondisi
eksperimental, mengevaluasi, bereksplorasi dan mengevaluasi produk kami adalah satu hal yang
selalu kami tekankan untuk menjaga kualitas produk kami. Nampaknya hal tersebut sejalan dengan
visi program Jurusan Seni Rupa UNNES yang saat ini mulai beranjak berbenah diri. Semangat berfikir
dan mengeksplorasi kreasi karya seni itu akhirnya memberikan semangat juga pada kami untuk turut
mendukung acara ini dengan usaha semaksimal kami.
Patut kita semua sadari, satu-satunya aspek dari proses kreasi, presentasi dan preservasi dari karya
seni yang tidak pernah berubah adalah hubungan kerjasama sosial antar pelaku seni dalam medan
sosial seni. Perlunya hubungan kerjasama berkesinambungan antara seniman, kritikus, akademisi,
kurator, produsen medium dsb guna bebarengan memajukan khasanah seni rupa kontemporer
Semarang khususnya. Jurusan Seni Rupa UNNES sebagai salah satu garda depan perguruan tinggi
pencetak seniman, pendidik seni dan desainer menjadi titik yang strategis bagi kami untuk
bekerjasama dalam menjawab tantangan jaman. Sejauh ini kami turut bekerjasama dengan beberapa
perguruan tinggi seni rupa lain seperti ITB, UNESA, dsb.
Sulit memang mencari relasi yang sefaham, namun lebih sulit lagi membina hubungan baik antar-
relasi untuk itu, mari kita jaga semangat ini agar bisa saling memberi dukungan satu dan yang lainnya
dengan tujuan bersama membangun kehidupan berbangsa Indonesia yang berbudaya.
Anthony
Chief of TESLA PAINTS
Karya yang berjudul Teror Kehidupan Kaum Urban terinspirasi dari potret kaum urban yang hidup
dalam keterhimpitan ekonomi di kota besar. Kehidupan di kota-kota metropolitan yang keras
menjebak sekelompok kaum urban pinggiran dalam kondisi ekonomi yang sulit. Sehingga bayang-
bayang masa depan yang kelam seakan menjadi terror mengerikan bagi kehidupan mereka.
Karya mengeksplorasi sapuan kuas yang kuat dan spontan sebagai upaya menghadirkan
karakter getaran rasa dalam gejolak asa dan keyakinan bukan ekspresi makna ideologis.
Semak-semak, sampah, ban mobil, dan butiran pasir seringkali terabaikan. Ada cerita tentang makhluk
“kecil” berdampingan bersama asa yang besar. Foto ini menjadi pengingat bahwa hidup bukan hanya
sekedar ngopi di kafe, selfie di tempat kece, belanja online dan nonton film rame-rame. Ada kisah dan
pengharapan mereka di ruang kecil tersendiri di tengah besarnya dunia.
Tertawa riang, bermain, dan bercanda adalah ekspresi bocah tampa dosa sebagai kodratnya. Dia
bocah terlahir, tumbuh dengan damai dalam cinta, pelukan, kesejukan, dan kasih saying. Di belahan
dunia sana mukah bocah meneteskan air mata. Mereka menuguk kejamnya perang yang selalu
melanda. Dentuman senjata, serpihan granat, menjadi nyata baginya. Tanpa siapa hidup nestapa
orang tua entah dimana. Desingan musiu bertebaran di mana-mana. Hentikaaaaaannnnn…. Murkah
mereka. Kegetiran hidup bersimbah pilu berselimut duka nestapa atas kejamnya dunia. Dunia buta
terhadap mereka yang meratap dalam duka tanpa dosa.
Polisemi Kursi 1
Akrilik pada Kanvas
90x100cm
2018
Dr. Eko Sugiarto, M.Pd. lahir di Kudus, 12 Desember 1988, aktif sebagai
dosen di Jurusan Seni Rupa FBS UNNES sejak 2015. Semasa kecil memiliki kecintaan
dengan seni rupa, hingga membawanya menamatkan S1 Pendidikan Seni Rupa di
Jurusan Seni Rupa FBS UNNES tahun 2011, S2 Pendidikan Seni tahun 2013, dan S3
Pendidikan Seni tahun 2018. Selain kegiatan mengajarnya, dia juga aktif di bidang
penelitian seni dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam pameran ini dia
mempersembahkan 4 karya terbaru tahun 2018.
Masa lalu adalah bagian dari diri, tak jarang dalam hati meminta agar bisa mengembalikan lagi waktu
yang terlewat, membenarkan setiap kebodohan-kebodohan yang pernah dilakukan, memperbaiki
segala cacat diri yang dilakukan di masa lalu.
Karya digital painting berjudul “Komposisi Dwi Bahasa Rupa: Makrokosmos-Mikrokosmos“ ini, jika
dialih bahasakan menjadi “Bilingual Visual Composition: Macrocosm-Microcosm“. Karya ini
menampilkan komposisi 2 kosmos, dunia atas dan dunia bawah dalam sistem alam semesta yang
teratur, selaras, serasi, seimbang, harmonis, dan dinamis. Karena, kosmos/kosmis itu bergerak sesuai
dengan tafsir ruang dan waktunya masing-masing. Beragam simbol visual yang diungkapkan oleh suku
bangsa dalam menafsirkan kosmos, dan bahkan sampai pada simbol personal (oleh perupa) yang bisa
dimunculkan sebagai visualisasi untuk mewakili dunia atas dan dunia bawah.
20 KATALOG Pameran “”Image dan Imaji”
Bahasa Rupa Lalita Komposisi
Gericault dalam Jalinan Dwibahasa Rupa:
E=MC2 Makrokosmos-Mikrokosmos
Digital painting, kertas linen
Mix media, kertas linen
59 cm x 44 cm
A2 Paper Size
2018
2018
“Kita semua memiliki harapan bukan pada nasib dan masa depan. Harapan pada momen-momen kini
dalam hidup—yang sebentar, tapi menggugah, mungkin indah. Penderitaan yang sesungguhnya
adalah ketika kamu kehilangan kepercayaan diri dan harapan. Ketika Allah tak ada dalam tujuan
hidupmu
Batik adalah warisan Nusantara yang menunjukkan local genius. Dengan mengusung semangat
lokalitas, karya batik ini dihadirkan secara kontemporer, dinamis, dan terbuka.
Melalui imajinasi, anak-anak dapt mengeksplorasi dunianya yang tanpa batas. Imajinasi anak-anak
adalah sumber ide yang kaya. Ilustrator ingin memvisualisasikan imajinasi kedua putranya yang
bercita-cita untuk membangun sebuah taman Dinosaurus, dimana anak-anak bisa bermain,
belajar dan berinteraksi dengan berbagai jenis Dinosaurus dalam situasi yang seru dan
menyenangkan.
Astro farmer merupakan game simulasi berbasis PC Windows dan Mobile Android bertema pertanian
organik. Di dalam game ini pemain berperan sebagai seorang Astronaut yang harus berjuang untuk
mengembangkan pertanian organiknya. Simulasi pertanian organik yang ditampilkan meliputi
penyiapan lahan, penyemaian bibit, dan perawatan hingga panen. Pemain dapat mempelajari dasar -
dasar pertanian organik, sehingga dapat menumbuhkan keingin tahuan akan profesi petani.
Gojeg, Bosku!
40x120x2 dan 90 x 120 cm
Pensil Arang pada Kanvas
2018
Karya ini berjudul “Gojeg, Bosku!” yang sengaja ditampilkan tidak selesai, untuk memberikan kesan
“Gojegan” atau dalam bahasa indonesianya diartikan guyonan. Memberikan gambaran 2 Dosen 1 Dr.
Moh Rondhi, M.A yang dikenal bijak dan Dr. Eko Haryanto, S.Pd., M.Ds yang dikenal Idealis. Penulis
berada di tengah orang-orang baik dan menegaskan bahwa pembelajaran hidup, pembelajaran seni
bahkan bisa dicapai dengan kondisi nyeleneh, semua adalah bagaimana mensikapi pola pembelajaran
itu. Semakin bijak orang itu, semakin bisa menyaring pendidikan apapun itu bentuknya, meski dengan
cara yang tidak lazim.
Ornamen 1
A3 paper
Media Campuran Crayon Dan Akrilik Pada
Kertas
2018
Drs. Syafii, M.Pd, Kelahiran 23 Agustus 1959. Dosen di Jurusan Seni Rupa
UNNES ini fokus pada bidang pendidikan seni dan desain ornamen. Saat ini
sedang menyelesaikan studi S3 di Pascasarjana UNNES.
Cahaya 1
85X57cm
Canon EOS 450D 15sec ISO400 focal length 23mm
“TESLA PAINTS” adalah produk cat akrilik yang menjadi alternatif menyuguhkan berbagai kelebihan.
Saya menggunakan cat akrilik TESLA PAINTS, rupanya sangat baik dan cocok digunakan dalam
berkarya lukis. Kekentalan formulanya pas, kecerahan warnanya menggoda, proses pengeringannya
cepat, dan saat kering tidak mengalami distorsi warna, serta dapat pula dengan teknik eksplorasi
mixed media. Terima kasih TESLA PAINTS yang telah mengenalkan produknya sebagai media lukis
yang unggul dan telah memberi dukungan terselenggaranya pameran ini.
TESLA PAINTS adalah cat pendatang baru dalam medan kreativitas seni lukis yg kompetitif,
berintegritas membantu mewujudkan ide dan rasa personal dalam karya ekspresionis saya.
Cat acrilic TESLA PAINTS yang saya gunakan melukis dipermukaan kanvas dengan sapuan kuas
secara transparan sangat menjangkau, digunakan dengan tebal sangat menyakinkan. Warna-warna
pigmen begitu cermerlang dan kuat. Bagi yang menginginkan kecepatan mengering TESLA PAINTS
sangat istimewa, terima kasih TESLA PAINTS.
TESLA PAINTS cat TESLA PAINTS dapat menonjolkan sisi karakter artist dan designer dalam
mengekspresikan karakter karya seni saya dan dapat di olah dengan teknik dan eksplorasi mixed
media. Untuk itu saya rekomendasikan untuk di pakai studi, profesional maupun artisan. Mungkin
perlu informasi yang menunjukkan pada spesifikasi daya maintenance dan kualitas. Semoga ke
depan ada media pendukung aplikasi pendukung.
TESLA PAINTS sebagai jenis cat akrilik memiliki warna dgn intensitas yg baik. Sangat cocok untuk
diolah secara artistik dalam proses berkarya.
Setelah menggunakan cat TESLA PAINTS pada salah satu lukisan yang saya buat dalam even
pameran ini, Sifat cat TESLA PAINTS yg cenderung memiliki karakter transparan yang sangat
mendukung teknik,dan warna cukup kuat, serta hasil finishnya seperti sudah terasa di vernis padahal
baru saja saya tes.
Pendapat sy tentang produk cat merk TESLA PAINTS: cat ini memiliki butir2 pigmen yg sangat
lembut, warna tajam, dan kemasan produk yg sangat aman. cat merk "TESLA PAINTS" merupakan
alternatif media melukis yg sangat berkualitas dan hemat.