(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah: Pendidikan Seni Rupa SD)
Oleh:
Putu Novi Antini (2111031078)
Kelas VI F PGSD
Dalam suatu hari yang cerah, ruang kelas yang biasanya penuh dengan bangku dan buku
teks tampak berubah menjadi sebuah studio seni yang hidup. Siswa-siswi duduk di sekitar meja
besar dengan palet warna, kuas, dan kanvas di depan mereka. Guru seni dengan penuh
semangat memandu mereka melalui pengalaman unik belajar melalui media seni rupa lukisan.
Para siswa tidak hanya diberikan tugas untuk membuat lukisan, tetapi juga diajak untuk
merenung dan meresapi konsep di balik setiap sapuan kuas mereka. Guru seni menjelaskan
bahwa lukisan bukan hanya sekadar penciptaan visual, tetapi juga merupakan medium ekspresi
diri yang kuat.
Di tengah-tengah ruang kelas, aroma cat yang segar dan penuh inspirasi pun mulai
tercium. Siswa-siswi berkumpul di depan palet warna mereka, memilih dengan hati-hati warna-
warna yang akan merefleksikan perasaan dan pemikiran mereka. Ada yang memilih warna
cerah untuk mengekspresikan kebahagiaan, sementara yang lain memilih warna gelap untuk
merangkum kekhawatiran atau pertanyaan yang ada dalam pikiran mereka. Guru seni
memberikan penekanan pada teknik dan gaya masing-masing siswa, namun juga mendorong
mereka untuk menggali lebih dalam ke dalam diri mereka sendiri. Mereka diajak untuk
mengeksplorasi berbagai teknik lukisan, seperti impasto untuk menciptakan tektur yang kaya,
atau teknik glazing untuk memberikan efek transparan pada lukisan mereka.
Selama proses pembuatan lukisan, suasana kelas penuh dengan suara lembut kuas
menyapu kanvas, tawa ringan, dan diskusi kreatif. Setiap siswa mendekati lukisannya dengan
keunikan dan kecerdasan masing-masing, menciptakan karya seni yang merefleksikan
kepribadian dan perjalanan emosional mereka. Seiring berjalannya waktu, ruang kelas menjadi
penuh dengan karya seni yang indah dan beragam. Setiap lukisan menceritakan kisahnya
sendiri, menjadi medium untuk mengekspresikan perasaan, ide, dan pengalaman masing-
masing siswa. Guru seni tidak hanya mengajarkan teknik lukisan, tetapi juga membimbing
siswa untuk memahami bahwa seni adalah bahasa universal yang dapat digunakan untuk
berkomunikasi dan menyampaikan pesan tanpa kata-kata.
Pada akhirnya, siswa-siswa meninggalkan ruang kelas tersebut dengan rasa kepuasan
dan kebanggaan atas karya seni yang mereka ciptakan. Proses belajar melalui media seni rupa
lukisan tidak hanya memberikan mereka keterampilan artistik, tetapi juga mengajarkan nilai-
nilai ekspresi diri, kreativitas, dan apresiasi terhadap keindahan dalam berbagai bentuknya.
Ruang kelas itu bukan hanya menjadi tempat pembelajaran, tetapi juga menjadi ruang di mana
setiap siswa menemukan suara unik mereka melalui warna dan sapuan kuas.
Daftar Rujukan
Inaya, R. A. (2019). AKTIVITAS BERMAIN ANAK SEBAGAI OBJEK LUKISAN.
Retnowati, T. H., & Prihadi, B. (2010). Pembelajaran seni rupa. Yogyakarta: Program Studi
Seni Rupa Universitas Negeri Yogyakarta.
Suryani, S. D. (2016). Analisis Teknik Seni Lukis Mas Dibyo Periode 2013 (Doctoral
dissertation, State University of Surabaya).