Anda di halaman 1dari 19

EKSPERIMEN PEMBUATAN KARYA PATUNG MENGGUNAKAN ADONAN

TEPUNG MAIZENA DI KELAS IX SMP SWASTA


BUDI DHARMA TEBING TINGGI TAHUN
AJARAN 2015/2016

Risyah Nanda1*, Heri Soeprayogi2*


Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan
Email: risyah_nanda@yahoo.co.id

ABSTRAK

Risyah Nanda, 2103151026. Eksperimen Pembuatan Karya Patung


Berbahan Adonan Tepung Maizena diKelas IX SMP Swasta Budi Dharma
Tebing Tinggi Tahun Ajaran 2015/2016. Jurusan Seni Rupa, Fakultas
Bahasa Dan Seni UNIMED2016. Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk
mengetahui keefektifan penggunaan bahan utama tepung maizena dalam
pembuatan karya patung, (2) Untuk mengetahui proses pembuatan patung,
(3) Untuk mengetahui perbedaan hasil karya seni patung antara
menggunakan bahan utama tepung maizena dengan menggunakan bahan
utama tanah liat. Penelitian ini dilakukan dilakukan di SMP Budi Dharma
Tebing Tinggi. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa/siswi kelas IX
yang berjumlah 28 Orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan
purposive sampling. Data penelitian ini dijaring dengan cara eksperimen,
observasi dan dokumentasi. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan
bahwa hasil eksperimen pembuatan patung berbahan tepung maizena
memiliki bentuk proporsi yangi deal, bentuk yang sesuai dengan tema, dari
segi komposisi karya clay ini memiliki tatasusun yang menyangkut
keseimbangan, kesatuan, dan keselarasan yang sangat baik, serta dari segi
pewarnaan karya clay ini sangat menarik memiliki gelap terang yang
sangat baik, kombinasi, kecerahan, kesesuaian warna dengan tema yang
baik serta kreatif.

Kata Kunci: Eksperimen, Karya, Patung, Tepung


terintergrasi dengan seni. Karena itu,
PENDAHULUAN mata pelajaran Seni Budaya dan
Keterampilan pada dasarnya
Pengembangan kreativitas di merupakan pendidikan seni yang
dalam dunia pendidikan pada saat ini berbasis budaya. Konsep
masih dirasakan kurang maksimal, pendekatan seni dalam pendidikan
karena guru sebagai pendidik kurang adalah program yang mengharapkan
bisa dalam membangun stimulus anak atau siswa bisa menggambar
kepada peserta didik untuk dalam pendidikan seni rupa bisa
mengembangkan kreativitas mereka bernyanyi dalam pendidikan seni
dan hendaknya guru harus kreatif. musik, dan bisa menari dalam
Kreatif dalam hal ini yaitu guru dapat pendidikan seni tari (Syafii,2002:16).
mengenalkan tema-tema Namun dengan perkembangan waktu
pembelajaran semenarik mungkin pembelajaran seni budaya pada
agar pembelajaran yang bertujuan bidang seni rupa tidak hanya
untuk pengembangan kreativitas mengharapkan siswa pandai dalam
anak dapat sesuai dengan kebutuhan menggambar saja melainkan
peserta didik. Selain itu guru mampu mengharapkan siswa lebih terampil
memilih materi yang tepat yang dalam bidang seni rupa secara
dapat merangsang otak anak untuk menyeluruh seperti pandai membuat
berkreativitas tidak hanya lukisan, pandai membuat ukiran, dan
memberikan tugas kepada siswa pandai membuat patung. Seni
dalam pembelajaran Seni Budaya kaitannya sangat erat di dalam
dan Prakarya. kehidupan anak-anak bahkan orang
Pendidikan merupakan suatu dewasa karena seni memiliki fungsi
usaha yang dilakukan untuk sebagai media ekspresi, sebagai
membentuk insan yang seutuhnya, media komunikasi, sebagai media
yaitu manusia yang beriman, yang berrnain, sebagai media
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha pengembangan bakat dan sebagai
Esa, berbudi luhur, bertanggung media kreativitas.
jawab, bekerja keras, disiplin, Pendidikan Seni Budaya dan
mandiri, cerdas, terampil, serta sehat Keterampilan diberikan di sekolah
jasmani dan rohani. Hal ini selaras karena keunikan, kebermaknaan, dan
dengan tujuan pendidikan Nasional. kebermanfaatan terhadap kebutuhan
Pendidikan seni budaya dan perkembangan peserta didik, yang
keterampilan sebagaimana yang terletak pada pemberian pengalaman
diamanatkan dalam Peraturan estetik dalam bentuk kegiatan
Pemerintah Republik Indonesia berekspresi/berkreasi dan
Nomor 19 tahun 2005 tentang berapresiasi. Kegiatan anak dalam
Standar Nasional Pendidikan tidak seni mendorong mereka untuk
hanya terdapat dalam satu mata meningkatkan daya kreativitas yang
pelajaran karena budaya itu sendiri dimilikinya serta percaya terhadap
meliputi segala aspek kehidupan. potensi yang dimilikinya tersebut
Dalam mata pelajaran Seni Budaya karena kesempatan untuk berekspresi
dan Keterampilan, aspek budaya secara optimal dapat dilakukan
tidak dibahas secara tersendiri tetapi melalui seni.

7
Tujuan pendidikan seni mengembangkan sikap dan
diberikan kepada anak dengan kemampuan peserta didik atau siswa,
berbagai tujuan tetapi semuanya agar dapat membantu untuk
didasari oleh keyakinan bahwa seni menghadapi persoalan-persoalan di
membentuk kepekaan anak sejak masa mendatang dengan
pertama kali mereka mengalaminya keterampilan dan daya imajinasinya.
sebagai dasar dan ekspresi dan Pada tingkat SLTP/SMP, ada
sebagai tanggapan dalam berbagai jenis karya keterampilan
kehidupannya. yang memungkinkan untuk
Dalam pendidikan Seni dipraktekan di sekolah. Beberapa
Budaya dan Keterampilan, siswa jenis karya atau kegiatan berkarya
dapat berekspresi, berkreasi, keterampilan yang dimaksud adalah
berapresiasi melalui pendekatan patung. Biasanya dalam pembuatan
belajar dengan seni, belajar melalui patung bahan yang digunakan adalah
seni, dan belajar tentang seni. berupa tanah liat, kayu, semen dan
Pendidikan Seni Budaya dan gypsum. Cara pembuatan patung
Keterampilan memiliki peranan berbeda-beda sesuai dengan bahan
dalam pembentukan pribadi peserta yang digunakan. Seperti pembuatan
didik yang harmonis dengan patung berbahan kayu menggunakan
memperhatikan kebutuhan teknik pahat dan pembuatan patung
perkembangan anak dalam mencapai berbahan semen menggunakan
multi kecerdasan yang terdiri atas teknik cor. Adapula patung yang
kecerdasan interpersonal. visual terbuat dari bahan makanan yaitu
spasial, musical, linguistik, logic terbuat dari campuran tepung kanji
matimatik,. naturalis serta dan tepung terigu.
kecerdasan adversitas, kecerdasan Seni patung adalah cabang
kreativitas, kecerdasan spiritual dan seni rupa yang hasil karyanya
moral, dan kecerdasan emosional. berwujud tiga dimensi. Diciptakan
Pada bidang keterampilan, dengan cara memahat, membentuk
diharapkan bisa mencakup segala (misalnya dengan bahan tanah liat)
aspek kecakapan hidup (Life Skills) atau mencetak (dengan cetakan).
yang meliputi keterampilan personal, Seiring dengan perkembangan seni
keterampilan vikasional dan patung modern, karya-karya seni
keterampilan akademik. Dalam patung menjadi semakin beragam,
prakteknya berdasarkan rambu- baik bentuk maupun bahan dan
rambu KTSP, bidang keterampilan teknik yang digunakan, sejalan
ini membekali siswa untuk bisa dengan perkembangan teknologi
membuat karya tangan atau serta penemuan bahan-bahan barn.
pendukung kegiatan seni rupa Pada daerah-daerah tertentu
lainnya. patung memiliki fungsi masing-
Mata pelajaran Keterampilan masing contohnya di Bali patung
pada tingkat SLTP/SMP ditekankan digunakan untuk ritual dalam
pada keterampilan vokasional, upacara keagamaan. Patung juga
khusus tangan. Terkait dengan banyak digunakan sebagai monumen
keterampilan tangan, apa yang dapat yang mengabadikan peristiwa
dilakukan oleh pendidik adalah penting atau menghormati tokoh,

8
terutama pejuang kemerdekaan. Di patung dan pemberian warna juga
Sekolah Menengah Pertama seni sulit dilakukan.
patung dapat dipelajari bagaimana Untuk mencari pemecahan
cara pembuatan dan sejarah pada dan permasalahan ini dapat
pelajaran Seni Rupa. dilakukan dengan menggunakan
Pada Sekolah Menengah bahan utama lainnnya. Salah satu
Pertama Budi Dharma para siswa bahan yang dapat digunakan adalah
setiap tahunnya membuat karya seni tepung. Pembuatan patung
patung dengan menggunakan bahan menggunakan tepung sangat mudah
tanah liat. Berdasarkan hasil dipraktekkan karena tepung mudah
wawancara peneliti dengan beberapa diperoleh, adapun bahan-bahan yang
siswa bahwa pembuatan patung digunakan untuk membuat patung
dengan bahan utama tanah liat sulit berbahan dasar tepung yaitu tepung
untuk didapatkan. Hal ini disebabkan tapioka, tepung beras, tepung
karena tidak semua tanah liat yang maizena, benzoate, lem putih, baby
mereka peroleh dapat digunakan oil dan cat poster. Cara membuat
sebagai bahan utama pembuatan patung dengan bahan utama tepung
patung. yaitu dengan mencampurkan ketiga
Berdasarkan pengamatan macam tepung dan benzoate,
peneliti guru masih cenderung masukan lem putih kemudian uleni
memberikan metode cerama dalam sampai kalis, campurkan minyak
penyampaian proses pembuatan baby (baby oil) agar adonan tidak
patung sehingga siswa merasa lengket di tangan, simpan dalam
kesulitan dalam mempraktekan plastik yang dilaminating atau
pembuatan patung. Adapun bahan- ditutup rapat, kemudian campurkan
bahan yang digunakan yaitu air, adonan patung yang sudah jadi
tanah liat. dan meja putar. Proses dengan warna yang diinginkan,
membuat patung menggunakan tanah aduk-aduk sampai semua warna
liat yaitu campurkan tanah liat tercampur rata, dan bungkus adonan
dengan air sedikit demi sedikit dengan plastik supaya tidak kering.
sambil diaduk-aduk sampai tanah Dengan adonan patung
menyatu tetapi tidak terlalu lembek tepung dapat membuat aneka kreasi
supaya mudah dibentuk, setelah sesuai imajinasi atau keinginan.
terbentuk rapikan dengan cara dielus Karena bahan patung tepung bahan
menggunakan jari dan bantuan air yang murah dan mudah didapat di
sampai menjadi halus. Dengan pasaran, kreativitas dalam mengolah
penggunan tanah liat sebagai bahan patung tepung juga tidak
utama pembuatan patung kurang membutuhkan peralatan yang mahal
efektif didalam kelas karena sehingga patung berbahan patung
membuat keadaan kelas menjadi tepung akan menghasilkan karya seni
kotor dan tidak nyaman untuk belajar patung yang beraneka ragam dan
ketika pergantian mata pelajaran. miniatur patung dapat didesain
Selain itu, penggunaan tanah liat sangat mirip dengan aslinya.
sebagai bahan pembuatan patung Berdasarkan latar belakang
membutuhkan waktu lama dalam masalah di atas peneliti tertarik untuk
proses pengeringan hasil karya melakukan eksperimen dalam

9
pembuatan karya patung dengan Menurut Sagala (2010:220)
bahan utama tepung maizena. Karena metode eksperimen adalah cara
bahan ini mudah didapatkan maka menyajikan bahan pelajaran dimana
peneliti membuat judul penelitian ini siswa melakukan percobaan dengan
berupa "Eksperimen Pembuatan menalami untuk membuktikan
Karya Patung Menggunakan sendiri suatu pertanyaan atau
Adonan Tepung Maizena di Kelas hipotesis yang dipelajari. Roestiyah
IX SMP Swasta Budi Dharma N.K (2001:80) menyatakan bahwa
Tebing Tinggi Tahun Ajaran metode eksperimen adalah suatu cara
2015/2016". mengajar, dimana siswa melakukan
Kajian Pustaka suatu percobaan tentang suatutu hal,
mengamati prosesnya serta
Kerangka Teoritis menuliskan hasil percobaan,
kemudian hasil pengamatan ini
Pengertian Ekperimen disampaiakn ke kelas dan dievaluasi
oleh guru.
Proses pembelajaran Menurut Winataputra
menuntut guru dalam merancang (1998:20) karakteristik metode
metode pengajaran yang eksprimen serta hubungannya
memungkinkan terjadinya proses dengan pengalaman belajar siswa
pembelajaran bagi siswa untuk antara lain : (a) Ada alat bantu yang
mencapai tujuan belajar baik dari digunakan, (b) siswa aktif melakukan
segi kognitif, afektif ( sikap) dan percobaan, (c) guru membimbing, (d)
psikomotorik (keterampilan). tempat dikondisikan , (e)
Membuat suatu rancangan metode membangkitkan rasa ingin tahu
pembelajaran merupakan acuan dan siswa, (f) menerapkan konsep
panduan baik bagi guru itu sendiri informasi ari eksperimen.
maupun bagi siswa. Dalam penelitian Menurut Rusyan (1993:94)
ini metode mengajar yang digunakan tujuan metode eksperimen yaitu : (1)
yaitu dengan menggunakan metode mengembangkan keterampilan
eksperimen sebagai alternatif strategi pemecahan masalah melalui
dalam mencapai tujuan identifikasi masalah, pengumpulan
pembelajaran. dan penafsiran data, serta penarikan
Djamarah (2006:64) kesimpulan, (2) metode eksperimen
berpendapat, “Metode eksperimen adalah salah satu cara mengajar
adalah cara penyajian pelajaran dimana penyajian bahan pelajaran
dimana siswa melakukan percobaan menuntut keaktifan siswa untuk
dengan mengalami dan membuktikan mempelajari, mencari, mengamati,
sendiri sesuatu yang dipelajari”. dan mengenal sesuatu materi yang
Sedangkan menurut Roestiyah dipelajari melalui proses percobaan-
(2008:80) mengutarakan, “Metode percobaan yang dilakukannya,
eksperimen adalah salah satu cara melalui kegiatan itu siswa dapat
mengajar dimana siswa melakukan merekam dalam ingatannnya secara
suatu percobaan tentang suatu hal, langsung tentang sebuah proses
mengamati prosesnya dan sehingga mampu dalam mengambil
menuliskan hasil percobaannya serta suatu kesimpulan.mengembangkan
mampu mengambil kesimpulan”.

10
kebiasaan dan keterampilan a. Menguji hipotesis yang
mendayagunakan alat-alat diajukan dalam penelitian.
laboratorium, (3) membentuk dan b. Memprediksi kejadian atau
mengembangkan kebiasaan mencatat peristiwa di dalam latar
data secara teratur, (4) eksperimen.
mengembangkan dan membentuk c. Menarik generalisasi
sikap-sikap ilmiah pada siswa, (5) hubungan antar variabel
belajar menggunakan metode ilmiah
pada siswa, (6) mengembangkan rasa Berdasarkan beberapa
percaya diri dan tanggungjawab bagi pendapat yang telah dikemukakan
setiap siswa, (7) menemukan cara- diatas, maka dapat disimpulkan
cara menyelidiki sesuatu yang baru, bahwa: Metode eksperimen adalah
sehingga meningkatkan minat siswa cara mengajar dimana peneliti
pada masalah-masalah sains. melakukan suatu percobaan,
Sagala ( 2010:220-221) mengamati prosesnya, gejala dan
mengemukakan bahwa metode menuliskan hasil percobaannya serta
eksperimen memiliki kebaikan dan mampu mengambil kesimpulan dari
kelemahan. Adapun kebaikan metode percobaannya.
eksperimen yaitu: (1) metode ini
akan membuat siswa lebih percaya Hakekat Seni Patung
atas kebenaran atau kesimpulan
Seni patung sudah muncul
berdasarkan percobaannya sendiri
sejak zaman lampau. Di Sumeria
daripada hanya menerima kata guru
(Mesopotamia) ditemukan
atau buku saja, (2) dapat
peninggalan patung tanah liat yang
mengembangkan sikap untuk
dibuat pada 1415 SM. Di Tell Asmar
mengadakan studi eksploratis tentang
ditemukan patung gips putih yang
sains dan teknologi, suatu sikap dari
diberi warna hitam peninggalan
seorang ilmuan.
tahun 2600 SM. Hal ini
Sedangkan kelemahan
menunjukkan seni patung telah
metode eksperimen yaitu: (1)
mengarungi sejarah yang panjang.
pelaksanaan metode ini sering
Seni patung adalah bagian
memerlukan berbagai fasilitas
seni murni dalam bentuk karya seni
peralatan dan bahan mutakir.
tiga dimensional atau trimatra,
Eksperimen-merupakan meskipun ada juga karya seni patung
modifikasi kondisi yang dilakukan konvensional terdapat berbagai
secara sengaja dan terkontrol dalam teknik glyptic, yang berarti pahat-
menentukan peristiwa atau kejadian, pahat atau membentuk patung
serta pengamatan terhadap dengan cara mengurangi bahan dasar
perubahan yang terjadi pada sampai terbentuk patung yang
peristiwa itu sendiri (Moch. Ali, dikehendaki bahari (2008:83).
1993:134) Di zaman modern, patung
banyak digunakan sebagai media
Eksperimen bertujuan (Zuriah, 2006: ekspresi dan kegiatan spiritual.
58): Perkembangan patung di zaman
modern meliputi aspek teknik, bahan,
maupun bentuk. Pembuatan patung

11
zaman Mesir kuno selalu kita melihatnya akan dihadapkan
berhubungan dengan pembangunan kepada bentuk yang bermakna.
tempat-tempat sacral lainnya. Menurut Soenarso dan
Biasanya patung Mesir merupakan Soeroto (1996:6) Seni patung adalah
tradisi pengulangan (stereotipe) dari semua karya dalam bentuk meruang.
patung yang pernah ada. Sedangkan menurut Kamus Besar
Dari sejarah patung yang Indonesia adalah benda tiruan,
dipaparkan di atas maka dapat bentuk manusia, hewan yang cara
disimpulkan bahwa seni patung pembuatannya dengan di pahat.
adalah pembabaran ekspresi, ide, dan Berdasarkan pengertian di
gagasan ke dalam karya seni rupa atas dapat disimpulkan bahwa karya
tiga dimensi yang semakin lama akan seni memiliki media peranan yang
terus berkembang. Baik sangat kuat. Segala hal mampu
perkembangan modelnya maupun menjadi aspek pendukung dalam
perkembangan didalam pemakaian terciptannya karya seni, yang
bahan. perwujudan salah satunya adalah
Karya patung modern saat ini karya seni patung. Cabang seni rupa
mulai berkembang pesat seiring tiga dimensi ini merupakan
dengan kebutuhan dalam mengarungi perwujudan ekspresi dan kreasi
perubahan gaya hidup di lingkungan manusia.
kita. Menurut ensiklopedia Indonesia Ada beberapa macam cara
(1990:25) seni payung sculpture untuk membuat patung diantaranya :
berarti seni pahat atau bentuk benda (1) Asembling ( merakit )
yang padat yang diwujudkan dalam Membuat sebuah komposisi
tiga dimensional yang ciptaannya dari bermacam-macam
bisa berupa gambar-gambar timbul material sperti found, objek,
(relief) atau patung yang dibuat dari kertas, kayu dan tekstil.
media kayu maupun logam. (2) Curving ( memahat )
Menurut Mikke Susanto Memahat adalah sebuah
(2011:296) seni patung adalah teknik subraktif, artinya
sebuah tipe karya tiga dimensi yang mengurangi material sampai
bentuknya dibuat dengan metode memperoleh bentuk akhir
subtraktif (mengurangi bahan seperti patung. Material yang
memotong, mematahkan ) atau aditif digunakan dalam metode ini
( membuat model lebih dulu seperti adalah: batu-batuan, kayu, cor
mengecor dan mencetak ). semen, dan material kersa
Sedangkan menurut B.S Myers lainnya. Alat-alat yang
(1958:131-132) mendefinisikan seni digunakan untuk global:
patung adalah karya tiga dimensi kampak, golok, gergaji, chain
yang tidak terikat pada latar belakang saw ( gergaji mesin ), dan
apapun atau bidang apapun pada lain-lain. Untuk detail pahat (
suatu bangunan. Selain itu Myers kayu dan batu ), kikir, pasha,
(1969:351) menambahkan bahwa dan lain-lain. Untuk
seni patung berdiri sendiri dan Finishing: amplas, slab,
memang benar-benar berbentuk tiga furnishing, cat dan lain-lain.
dimensi sehingga dari segi manapun

12
(3) Modeling sumber tenaga, bisa artifisial
Adalah proses additive ( (buatan) maupun ilmiah.
menambah ), dimana material
dibangun menuju ke bentuk (Sumber:http://nunukambarw
akhir patung, maerial ini ati.blogspot.co.id/2015/08/ku
harus lentur, seperti tanah mbang-kinetik.html)
liat, lilin, plaster, dan
Ada beberpa media dalam
pematung menggunakan
pembuatan patung seperti menurut
tangannya untuk membentuk.
G. Shidarta (1987) media seni patung
Pada perkembangannya bisa
adalah berupa bahan, alat, dan teknik
dibantu alat seperti butsir.
yang diperlukan dalam pembuatan
(4) Mengecor
seni patung. Bahan tersebut
Teknik mengecor atau
diantaranya:
mencetak adalah teknik yang
dipakai jika media yang a. Bahan lunak
digunakan bersifat cairan. Material yang digunakan empuk dan
Sebelum mengecor seorang mudah dibentuk. Misalnya tanah
pematung harus membuat liat, plastisin dan sabun, vinil, keret,
cetakan terlebih dahulu. resin, latex, plastic, kawat, kanvas,
Untuk mendapat cetakan, kapuk
pematung harus membuat
model patung jadi atau model b. Bahan sedang
positif, setelah itu pematung Material yang tidak lunak dan tidak
membuat cetakan negatif. keras. Misalnya kayu waru, kayu
Bahan yang digunakan untuk sengon, kayu randu dan
membuat patung berbeda kayu mahoni.
dengan bahan untuk membuat
cetakannya. Contohnya, jika c. Bahan keras
bahan yang digunakan untuk Material dapat berupa kayu atau batu
membuat patung adalah - batuan. Contohnya kayu jati, kayu
logam, maka bahan untuk ulin, batu granit, batu andesit dan
membuat cetakannya adalah batu marmer, tembaga, perunggu
gips atau tanah liat. (Sumber:
(Sumber: http://senipandai.blogspot.co.id/2015
https://brainly.co.id/tugas/105 /11/macam-macam-seni-patung-
5449). yang-harus.html)
(5) Kinetik
Sedangkan dikutip dari buku Pemilihan jenis media pada
Diksi Rupa, yang dimaksud dasarnya dapat disesuaikan dengan
kinetic art atau seni kinetic selera, kebutuhan, dan anggaran
atau patung bergerak masing-masing. Pada penelitian di
(sculpture in motion) menurut SMP Swasta Budi Dharma peneliti
R Mayer, kinetic art memilih menggunakan patung yang
mengarah pada karya seni terbuat dari tepung dikarenakan
yang menkonstruksikan selain hargany terkjangkau dan
elemen bergerak dengan mudah didapat di toko-toko, patung

13
dari tepung adalah media yang aman Bedanya lilin mainan sudah
digunakan sebagai media bermain mempunyai warna dan tidak bisa
Menurut Stephani (2011:85) mengeras. Sementara patung yang
patung dalah seni mebuat aneka terbuat dari bahan lain atau adonan (
bentuk benda dari adonan tepung. tepung, roti, bubur kertas) bisa kita
Bahannya berupa tepung beras, beri warna dan bisa mengeras.
maizena, dan tepung tapioka yang Fisiknya lentur dan halus,
dicampur menjadi satu, diaduk membuatnya mudah dibentuk
dengna lem dan pewarna, kemudian menjadi apaa saja.
adonan siap dibentuk menjadi apa Patung tepung merupakan
saja, mulai dari miniatur aneka benda jenis patung yang cukup murah
dan binatang hingga hiasan pada karena menggunakan bahan-bahan
cermin. yang mudah dicari dengan harga
Patung dalam arti yang terjangkau. Menurut stephani
sesungguhnya dalah tanah liat, (2011:10) terdapat bahan untuk
namun selain terbuat dari tanah liat, membuat patung berbahan dasar
patung juga terbuat dari bermacam- tepung, antara lain: (1) 100 gram
macam bahan tetapi adonannya tepung tapioka, (2) 100 gram tepung
memiliki sifat seperti patung beras, (3) tepung maizena, (4) 2 sdm
(liat/dapat dibentuk). Tanah liat benzoat, (5) 300 gram lem PVAc/lem
dihasikan oleh alam, yang berasal putih, (6) minyak bayi (baby oil)
dari pelapukan kerak bumi yang secukupnya, dan (7) cat poster/cat
sebagian besar tersusun oleh bantuan akrilik.
feldspatik, terdiri dari batuan granit Cara membuatnya yaitu: (1)
dan batuan beku. campur ketiga macam tepung dan
Saat ini tanah liat atau benzoat, (2) masukkan lem
lempung sudah jarang ditemukan. PVAc/lem putih kemudian uleni
Selain jarangnya tanah liat ini bisa sampai kalis, (3) campurkan minyak
ditemukan, dulu jika akan membuat bayi (baby oil) agar adonan tidak
hasil kreasi berbahan tanah liat kita lengket di tangan, (4) simpan dalam
harus rela untuk menyatu dengna plastik yang dilaminating atau
pekatknya tanah liat yang kotor. ditutup rapat, (5) campurkan adonan
Semakin berkembangnya zaman, patung yang sudah jadi dengan
sekarang tanah liat dapat digantikan warna yang diinginkan, (6) aduk-
dengan menggunakan bahan lain aduk sampai semua warna tercampur
dengan tekstur yang sama dengan rata, dan (7) bungkus adonan dengan
tanah liat. Saat ini patung dibuat plastik supaya tidak kering.
dengan bahan yang mudah didapat Ada beberapi tip yang harus
dan bersih dari kotoran sehingga diperhatikan dalam pembuatan dan
aman untuk anak-anak. pewarnaan adonan patung dari
tepung, diantaranya: (a) pakailah
Pengertian Patung Tepung tepung yang masih bagus dan jangan
memakai tepung yang sudah
Menurut stephian (2011:2)
kadaluwarsa, (b) gunakanlah minyak
berkreasi dengan patung
bayi (baby oil), jangan gunakan
mengingatkan kita pada kegiatan
minyak goreng, (c) gunakan lem
bermain dengan lilin mainan.

14
PVAc/lem putih yang kental dan mereka miliki dengan bimbingan
tidak cair, (d) ukuran lem harus pas guru. Kemmapuan berkreativitas
dan jangan dikurangi, karena hasil dalam seni diartikan sebagai
patung akan retak, (e) bila adonan kemampuan menampilkan ide-ide
agak kering, tambahkan sedikit air baru. Dalam pendidikan perlu diasah
kemudian diuleni kembali, (f) pola pikir siswa gara menjadi lebih
adonan patung yang sudah agak kreatif dalam menghasilkan karya
kering, jangan dipaksakan untuk seni. Karya tangan merupakan karya
dibentuk, karena permukaan patung seni yang diolah oleh kecepatan,
yang dihasilkan akan retak, kecekatan seseorang dan inovasi
sebaiknya ditambahkan sedikit air, dalam berkarya.
dan cat poster atau cat akrilik. Jangan tangan dan kesenian
menggunakan pewarna makanan, merupakan kegiatan membantu
karena kan menimbulkan jamur, perkembangan abak dalam
pakai pewarna yang kental agar hasil mengembangkan segala potensi yang
adonan tidak terlalu lembek, (h) jika dimilikinya, baik meupakan
ingin membuat warna pastel, adonan ungkapan, dorongan, keinginan,
harus dicampur dengan cat putih agar pikiran, dan harapan atau gagasan
warnya tidak kusam, (i) jika ingin lain yang merupakan hasil interaksi
membuat warna putih, adonan juga antar manusia dan lingkungannya
tetap dicampur dengan cat putih agar (kebudayaan).
setelah kering warna patung tidak Karya seni patung adalah
kusam. sebuah tipe karya tiga dimensi yang
Berkreasi seni rupa tida bentuknya dibuat dengan metode
dimensi bagi anak SMP dapat subtrkatif ( mengurangi bahan seperti
diberikan pengenalan praktek memotong, menatah ) atau aditif (
membentuk (mematung). Kegiatan membuat model lebih dulu seperti
membentuk atau mematung mengecor dan mencetak). Untuk
dilakukan dengan cara mengubah memudahkan siswa dalam
suatu bahan antara lain berupa pembuatan seni patung dapat
adonan, balok plastisin menjadi suatu menggunakan tepung, sangat mudah
bentuk/ model mainan, patung yang diperoleh dan proses pengolahan
wujudnya tiga dimensi, atau relief yang tidak rumit, hal ini
timbul. Sumanto (2006:127) memudahkan siswa dalam
menyatakan bahwa melalui kegiatan pembuatan karya seni patung.
membentuk diharapkan dapat Langkah utama dalam
mengembangkan kompetensi rasa pembuatan patung adalah pemilihan
seni, ketelatenan, kecekatan, bahan dasar berupa tepung,
kreativitas anak SMP secara bebas. kemudian untuk mengawetkan bahan
Kerangka Berfikir dasar dicampur dengan pengawet
Kreativitas merupakan tujuan makanan. Langkah kedua, untuk
utama dif dalam menghasilkan karya membuat patung menjadi lebih pulen
seni. Karya alam pembelajaran Seni atau liat dicampur dengan lem seperti
Budaya, dengan proses beajar siswa lem fox. Langkah ketiga adalah
bisa melatih diri untuk proses pembuatan patung. Langkah
mengembangkan kreativitas yang keempat adalah finishing. Adapun

15
dasar utama yang harus diketahui S. Margono (2005:118)
oleh siswa adalah desain dalam berpendapat : populasi adalah
pembuatan patung yang akan dibuat. seluruh data yang menjadi perhatian
Hal ini akan memudahkan siswa kita dalam suatu ruang lingkup dan
dalam proses pembuatan. waktu yang kita tentukan. Jadi
Melalui langkah-langkah dan populasi berhubungan dengandata,
bahan utama tepung ini, siswa bukan manusianya.
diharapkan tidak mengalami
kesulitan dalam mencari media atau Menurut Arikunto (2009:130)
bahan pembuatan patung, dapat "Populasi adalah keseluruhan subjek
memungkinkan seluruh siswa paham penelitian. Apabila seseorang ingin
dalam proses pembuatan tepung semua elemen yang ada dalam
hinga menjadi tangan patung. wilayah penelitian, maka penelitian
merupakan penelitian populasi atau
METODELOGI PENELITIAN studi sensus".

Tempat dan Waktu Penelitian Dari ketiga pendapat di atas


dapat ditarik kesimpulan populasi
Lokasi adalah jumlah dari keseluruhan pada
Penelitian ini dilaksanakan di objek penelitian. Adapun populasi
SMP Swasta Budi Dharma Tebing dalam penilitian ini yaitu seluruh
Tinggi. Peneliti memilih sekolah ini siswa kelas IX SMP Swasta Budi
karena di sekolah ini belum pernah Dharma Tebing Tinggi yang terdiri
diadakan penelitian yang sama pada dari 2 kelas dengan rincian sebagai
pokok bahasan patung dengan bahan berikut :
tepung.
Tabel 3. 1 Populasi Siswa
KELAS IX SMP SWASTA BUDI
Jadwal
DHARMA TEBING TINGGI
Penelitian Penelitian ini TAHUN PEMBELAJARAN
direncanakan akan dilakukan mulai 2015/2016.
bulan Oktober hingga Desember No Kelas Jumlah
2015 tahun pembelajaran 2015/2016. Siswa

1. IX A 35
Populasi dan Sampel Penelitian
2. IX B 35
Populasi
Sugiyono (2011:117) Sampel
mengatakan : populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri Sugiono (2011:118)
atas: obyek/subyek yang mempunyai berpendapat : Sampel adalah bagian
kualitas dan karakteristik tertentu dari jumlah dan karakteristik yang
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dimiliki oleh populasi tersebut. Bila
dipelajari dan kemudian ditarik populasi besar, dan peneliti tidak
kesimpulannya. inungkin mempelajari seinua yang
ada pada populasi, misalnya karena

16
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, baik dan akan tercapai tujuan untuk
maka peneliti dapat menggunakan menjawab hipotesis yang telah
sampel yang diambil dari populasi dirumuskan. Oleh karena itu, metode
itu. Apa yang dipelajari dari sampel penelitian memegang peranan yang
itu, kesimpulannya akan dapat sangat penting dalam sebuah
diberlakukan utuk populasi. Untuk penelitian. Hal ini sejalan dengan
itu sampel yang diambil dari pemyataan Arikunto yang
populasi harus betul-betul mengatakan bahwa, “Metode
representatif (mewakili). penelitian merupakan struktur yang
sangat penting karena berhasil
Di dalam Kamus Besar tidaknya, ataupun tinggi rendahnya
Bahasa Indonesia, (2014:742) kualitas basil penelitian sangat
menjelaskan: sampel adalah sesuatu ditentukan oelh ketepatan dalam
yang dipergunakan untuk memilih metode penelitian.
menunjukkan sifat suatu kelompok
yang lebih garis besar. Metode penelitian yang
digunakan oleh peneliti dalam
Dari pendapat di atas dapat mengumpulkan data menggunakan
disimpulkan bahwa sampel adalah metode penelitian eksperimen
sebagian dari jumlah populasi atau (experimental research). Metode
yang mewakili dari populasi yang eksperimen adalah suatu cara untuk
akan diteliti. Dalam pengambilan mencari hubungan sebab akibat
sampel, peneliti menggunakan tehnik antara dua faktor yang sengaja
purposive sampling, yaitu ditimbulkan peneliti. Eksperimen
pengambilan sampel yang selalu dilakukan dengan maksud
disesuaikan dengan konsep yang untuk melihat akibat suatu
telah ditentukan dan sesuai dengan perlakuan( Arikunto,2006:3). Metode
kebutuhan penelitian. Sampel dari penelitian digunakan untuk melihat
penelitian ini yaitu kelas IX B proses pembuatan patung dengan
sebagai sampel penelitian. bahan yang berbeda dari yang
mereka pakai yaitu menggunakan
tepung maizena oleh siswa kelas IX
Metode Penelitian
SMP Swasta Budi Dharma Tebing
Untuk memperoleh
Tinggi.
kebenaran terhadap basil penelitian
serta menghindari terjadinya
kesalahan dalam penelitian Desain Penelitian
diperlukan suatu metode yang sesuai Penelitian ini menggunakan
dengan masalah dan tujuan metode eksperimen dengan
penelitian. Metode penelitian pada rancangan quasi eksperimen. Dengan
dasarnya merupakan cam ilmiah melakukan eksperimen didalam kelas
untuk mendapatkan data dengan yang sudah tersedia sebagaimana
tujuan dan kegunaan tertentu adanya tanpa melakukan perubahan
(Sugiyono, 2010:2). situasi kelas dan jadwal
pembelajaran. Perlakuan yang
Penggunaan metode yang
dilaksanakan adalah proses
tepat akan memberikan hasil yang

17
pembuatan patung menggunakan deskriptif kualitatif, sehingga dengan
bahan utama tepung maizena. mengadakan pengamatan langsung
kita lebih mengetahui apa yang
sedang dihadapi. Maka sesuai
Jalan Operasional dengan tujuan penelitian ini, penulis
Penelitian ini dilakukan langsung mengamati karya patung
dengan cara sebagai berikut: siswa SMP kelas IX, SMP Swasta
Budi Dharma Tebing Tinggi.
a) Menentukan kelas yang
Menurut Ali (1982-82) yakni
dijadikan subjek penelitian.
"Penilitian yang dilakukan dengan
b) Memperkenalkan berbahan
cara mengadakan pengamatan
tepung maizena.
terhadab objek, baik secara langsung
c) Mengajarkan cara pembuatan
maupun tidak langsung,
berbahan tepung maizena.
menggunakan teknik yang disebut
d) Siswa melakukan praktek
pengamatan atau observasi".
pembuatan tepung maizena.
e) Mengevaluasi bentuk, wama, Maka disimpulkan bahwa
dan komposisi pada hasil observasi merupakan pengamatan
praktek tepung maizena. langsung yang dilakukan terhadap
f) Hasil tepung maizena yang objek yang akan diamati atau diteliti
diteliti. yang mencakup aspek yang
Teknik Pengumpulan Data terlingkup dalam objek, objek yang
dimaksud penelitian ini yaitu;
Teknik pengumpulan data
merupakan suatu cara yang teknik pembuatan benda , peralatan
dilakukan peneliti dalam yang digunakan, dan penilaian
mengumpulkan data untuk dijadikan terhadap unsur warna, bentuk dan
sebagai sampel penelitian. Dalam komposisi.
usaha mengumpulkan data, peneliti
menggunakan teknik observasi. 2. Dokumentasi
Teknik observasi, yaitu cara Dokumentasi yang dimaksud
pengumpulan data dengan dalam penelitian ini adalah
melakukan pengamatan langsung dan dokumentasi objek penelitian berupa
pencatatan terhadap objek. foto dengan cara memotret objek
yang akan diteliti. Dokumentasi
Dalam penelitian ini teknik dilakukan untuk mendapat gambaran
pengumpulan data yang akan hasil karya siswa kelas IX Swasta
digunakan sebagai berikut: Budi Dharma Tebing Tinggi.
Analisis hasil karya patung degan
1. Observasi melihat teknik pembuatan,
Di dalam Kamus Besar selanjutnya penilaian dilakukan uji
Bahasa Indonesia, (2014:605) validasi pakar, tujuannya untuk
observasi adalah pengamatan. memperbaiki tampilan daftar, untuk
peninjauan secara cermat dan pengembangan aspek tujuan dan
mengamati secara teliti. pengukuran, serta pedoman
Observasi merupakan cara penilaian. Data ini diperoleh dari tiga
yang dominan dalam penelitian orang penilai dengan lembaran

18
penilaian yang sama. Adapun ketiga menguraikan teori dan data yang
penilai yang dimaksud adalah : diperoleh melalui pengumpulan data
a) Betty E.S Pangaribuan, dari lapangan. Data yang diperoleh
S.Pd ( guru bidang Seni dianalisis dengan langkah-langkah
Rupa SMP Swasta Budi sebagai berikut :
Dharma).
b) Drs. Mesra, M.Sn (dosen 1. Mengevaluasi dan
Seni Rupa Universitas mendeskripsikan secara kualitatif
Negeri Medan). tingkat kualitas hasil karya patung
c) Drs.Misgiya, M.Hum menggunakan adonan tepung
(dosen Seni Rupa maizena siswa kelas IX SMP
Universitas Negeri Swasta Budi Dharma Tebing
Medan). Tinggi berdasarkan bentuk.
Penilai terdiri dari dua orang 2. Mengevaluasi dan
dosen seni rupa dan satu orang guru mendeskripsikan secara kualitatif
seni rupa. Ketiga orang tersebut tingkat kualitas basil karya patung
dipilih dengan alasan; untuk menggunakan adonan tepung
mengurangi unsur subjektif dalam maizena siswa kelas IX SMP
hal penilaian, dan mendapatkan Swasta Budi Dharma Tebing
validitas dan kredibilitas basil Tinggi berdasarkan komposisi.
penilaian. Penilai tersebut diyakini 3. Mengevaluasi dan
sudah memiliki kepekaan estetis mendeskripsikan secara kualitatif
yang baik dalam menilai hasil karya tingkat kualitas basil karya patung
khususnya tangan.D. Teknik menggunakan adonan tepung
Analisis Data maizena siswa kelas IX SMP
Swasta Budi Dharma Tebing
Teknik analisis data adalah Tinggi berdasarkan warna.
suatu teknik yang digunakan untuk Untuk memperoleh data yang
menentukan dan merupakan suatu lebih valid peneliti mengembangkan
penjelasan tentang sesuatu yang ada rentangan nilai sesuai tabel
dalam penelitian. Adapun teknik perhitungan Kriteria Ketuntasan
penelitian data yang digunakan Minimal (KKM) di SMP Swasta
adalah deskriptif kualitatif yaitu Budi Dharma Tebing Tinggi

19
HASIL PENELITIAN DAN 4. Menunjukkan alat serta bahan
PEMBAHASAN yang akan digunakan dalam
Hasil Penelitian proses pembuatan patung
Untuk menganalisis 5. Peneliti memperkenalkan serta
eksperimen pembuatan karya patung menunjukkan langsung kepada
menggunakan adonan tepung siswa alat dan bahan apa saja
berbahan tepung maizena siswa SMP yang digunakan dalam proses
Swasta Budi Dharma, data yang pembuatan dari bahan tepung.
digunakan adalah dari hasil observasi Gambar 4. 1 Alat dan bahan
dan pengamatan langsung terhap Yang digunakan dalam proses
karya patung siswa kelas IX SMP pembuatan patung berbahan tepung
Budi Dharma Tebing Tinggi. Setelah
terkumpul lalu dipilih dan diberi
penilaiaan secara deskriptif.
Berdasarkan bentuk, komposisi dan
warna.
Dalam penelitian ini data
diperoleh dengan mengambil
sebanyak 28 sampel. Sampel dalam
penelitian ini diambil dari teknik
purposive sampling yaitu
pengambilan sampel yang disesaikan
dengan konsep yang telah ditentukan
dan sesuai dengan kebutuhan
penelitian. Data tersebut kemudian di
deskripsikan dengan pedoman
berdasarkan bentuk, komposisi dan
warna pada hasil karya.
Sesuai dengan desain (foto : risyah nanda)
penelitian eksperimen pembuatan 6. Mengajarkan cara pembuatan
karya patung menggunakan adonan patung berbahan tepung Peneliti
tepung maizena pada Siswa/Siswi mengajarkan secara langsung
kelas IX-B SMP Swasta Budi kepada siswa cara pembuatan
Dharma Tebing Tinggi pad BAB III, patung berbahan tepung. Yaitu
maka pelaksanaan eksperimen sebagai berikut:
berbahan tepung adalah sebagai a. Campurkan semua tepung
berikut: kedalam wadah
1. Menentukan kelas yang dijadikan b. Tambahkan pengawet
subjek penelitian kedalam tepung
2. Memperkenalkan berbahan c. Masukan lem
tepung d. Uleni bahan hingga tidak
3. Peneliti memperkenalkan serta lengket ditangan atau
menunjukkan berbagai macam kalis
yang dapat dibuat dari bahan e. Patung siap diwarnai dan
tepung. digunakan

20
Gambar 4. 5 Tahap menguleni
bahan hingga tidak lengket
Gambar 4. 2 Tahap pencampuran ditangan dan kalis
semua tepung kedalam wadah

Gambar 4. 6 patung siap diwarnai


dan digunakan
Gambar 4. 3 Tahap menambahkan
pengawet kedalam tepung

Gambar 4. 4 Tahap memasukan


Lem Gambar 4. 7 Hasil yang telah
selesai

21
7. Siswa melakukan praktek
pembuatan patung
berbahan tepung
Siswa melakukan praktek
yang telah diajarkan dan
dipraktekkan langsung
oleh peneliti. Seperti pada
gambar yang diatas :

Gambar 4. 9 Karya Patung


Berbahan Tepung berbentuk
Gajah
Karya : Terencia Clara
Pembahasan :
Karya patung berbahan
tepung berbentuk gajah ini memiliki
bentuk proporsi yang ideal, bentuk
Gambar 4. 8 Siswa Sedang yang sesuai dengan tema, dari segi
Memperaktekan komposisi karya patung ini memiliki
Cara Menyampur Bahan Yang tata susunan yang menyangkut
Digunakan Serta Mewarnai Adonan keseimbangan, kesatuan, dan
keselarasan yang baik, serta dari segi
8. Mengevaluasi bentuk, pewarnaab karya patung ini sangat
warna, dan komposisi menarik memiliki gelap terang yang
pada hasil praktek patung sangat baik, kombinasi, kecerahan,
berbahan tepung. kesesuaian warna dengan tema yang
9. Penilaian hasil baik serta kreatif.
eksperimen pembuatan
karya patung KESIMPULAN DAN SARAN
menggunakan adonan
berbahan tepung Kesimpulan
meizena penilaian yang
dilakukan menggunakan Kesimpulan hasil penelitian ini
lembar pengamatan adalah
(penilaian) yang 1. Berdasarkan hasil eksperimen
berbentuk tabel. dari penelitian dapat
dinyatakan bahwa hasil
Pembahasan eksperimen pembuatan karya
Setelah seluruh karya patung menggunakan adonan
patung menggunakan adonan berbahan tepung maizena
berbahan tepung maizena di nilai pada siswa/siswi SMP Swasta
oleh penilai, selanjutnya nilai Budi Dharma Tebing Tinggi
tersebut dimasukkan kedalam bentuk sangat efektif dan dapat
tabel untuk memperoleh nilai akhir. menghasilkan berbagai
Hasil selengkapnya dapat dilihat tangan seperti, patung serta
dalam tabel berikut: berbagai macam lain dengan
bentuk-bentuk yang menarik,

22
serta membuat siswa lebih tanah liat yang membuat hasil
kreatif lagi dalam karya siswa cenderung
pemanfaatan bahan-bahan memiliki warna yang sama
yang dapat dimanfaatkan di dikarena kombinasi warna
lingkungan sekitar. tidak terlihat baik dan tidak
2. Siswa dapat mengetahui sesuai dengan tema, hal ini
perbedaan bahan yang disebebkan karena pada
digunakan dalam membuat proses pembuatan patung
karya patung menggunakan berbahan tanah liat siswa
dua bahan utama yang dituntut agar menghasilkan
berbeda yaitu berbahan utama adonan yang elastis dengan
adonan tepung dan berbahan cara mengaduk-aduk dan
utama tanah liat, siswa juga membanting-banting tanah
dapat mengetahui proses sampai dapat dibentuk
pembuatan karya patung menjadi sebuah patung.
berbahan tepung yaitu mulai Dalam proses ini siswa
dari proses pencampuran kurang mampu
tepung dengan lem, mengaplikasikannya sehingga
pengawetan, proses menghasilkan tanah liat yang
membentuk dan proses kurang baik sehingga
finishing (pewarnaan) dan mempengaruhi hasil karya.
proses pembuatan karya
patung menggunakan tanah Saran
liat yaitu dari mulai
mengaduk aduk tanah liat Saran dari peneliti ini adalah :
dengan tangan/membanting 1. Untuk pihak sekolah maupun
bantingkan tanah liat di lantai dinas pendidikan diharapkan
hingga menjai tanah liat yang untuk dapat lebih
sangat elastic setelah menjadi mengembangkan dan
elastis,tanah liat sudah bisa memanfaatkan bahan-bahan
untuk di buat sebagai patung. sekitar yang bisa dijadikan bahan
3. Hasil eksperimen pembuatan pembuatan kerainan- bagi
karya patung menggunakan siswa/siswi seperti contohnya
adonan berbahan tepung tepung, sehingga pengetahuan
maizena yang dibuat oleh siswa dapat bertambah lebih
siswa/siswa SMP Swasta dengan banyaknya mcam bahan
Budi Dharma Tebing Tinggi yang bisa dimanfaatkan sebagai
ini memiliki unsur bentuk bahan .
yang menarik sesuai dengan 2. Untuk masyrakat penelitian ini
tema, proporsi yang baik, dapat dijadikan referensi peluang
memiliki kombinasi warna usaha baru dan sumber
yang baik, serta kecerahan pemasukan dalam bidang tangan.
warna yang baik dalam tata 3. Untuk peneliti selanjutnya yang
susunan dan keselarasannya ingin meneliti tentang karya
dibandingkan dengan hasil patung berbahan tepung supaya
karya patung menggunakan memperluas dan mengembangkan

23
yang bisa di buat dari bahan dasar Raharjo, Timbul. 2009. Bisnis Seni
tepung Bikin Londho Keranjingan.
Yogyakarta : Program Pasca
DAFTAR PUSTAKA Sarjana ISI.
Stephani. 2010. 30 Menit Membuat
Ali, M, 1993. Stategi penelitian Kreasi dari Patung. Jakarta :
pendidikan. Bandung PT Demedia
Angkasa Raya Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian Pendidikan. Cetakan Ketujuh.
Suatu Pendekatan Praktik, Bandung : Alfabeta.
Jakarta : Rineka Cipta. Susanto Mikke. 2011. Diksi Rupa,
Aryadi, Muhammad. 2004. Tangan Yogyakarta. DictiArt.
dan kesenian, Jakarta : Soeroto. 1993. Strategi Belajar
Grafindo. Mengajar. Jakarta : Rineka
Bahari, Nooryan. 2008. Kritik Seni, Cipta
Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Sumanto. 2006. Pengembangan
Djamarah, Zain. 2006. Strategi Kreatifitas Seni Rupa Anak
Belajar Mengajar, Jakarta : Sekolah Dasar. Jakarta :
Rineka Cipta. Direktur
Garha, Oho. 1977. Pendidikan Yudoseputro, Wiyoso. 1983. Seni
Kesenian Seni Rupa Program Indonesia. Jakarta :
Spesialisasi I. Jakarta : Cv Departemen pendidikan Dan
Angkasa. Kebudayaan.
Margono. S. 2005. Metodologi Zuriah, Nurul. 2006. Metodologi
penelitian Pendidikan.Jakarta Penelitian Sosial dan
: Rineka Cipta Pendidikan. Jakarta: Bumi
Nasbahry,.Couto. 1993. Seni Rupa, Aksara
Teori dan Aplikasi. Padang ; http://id.wikipedia.org/wiki/tepung,
Unp Press (diakses 10 Juni 2015).

24

Anda mungkin juga menyukai