BAB I
PENDAHULUAN
pembelajaran seni rupa adalah berkreasi seni kriya. Berbicara tentang seni
kriya, berarti sesuatu yang erat hubungannya dengan keterampilan tangan, atau
kerajinan tangan yang membutuhkan ketelitian untuk setiap detail seni yang
akan dihasilkan. Seni kriya sendiri sudah beragam macamnya, yang mana seni
kriya ini adalah yang akan menjadi cikal bakal lahirnya seni rupa di Indonesia.
Banyak hal- hal yang dapat dilakukan oleh seorang guru seni rupa agar
siswanya dapat berkreasi seni kriya khususnya seni kriya terapan, sehingga
satu dari contoh seni rupa khususnya seni kriya terapan. Menganyam
dinding, alat dapur, tikar, tudung kepala, kipas, maupun dinding yang terbuat
unsur seni, baik disengaja maupun tidak disengaja. Unsur seni rupa akan
tampak pada barang yang dibuat, baik untuk kebutuhan ritual, kegunaan
praktis, maupun perlengkapan hidup sebagai seni rupa terapan. Kehadiran seni
rupa pada awalnya tidak disengaja, akan tetapi kemudian menjadi kebutuhan
kesenian yang bernilai tinggi. Sejak zaman nenek moyang hingga sekarang,
nasional. Oleh karena itu, pendidikan seni rupa khususnya pada kriya anyam
ini hendaknya mengacu pada pokok-pokok gagasan, ide dan penggalian serta
pengembangan nilai- nilai budaya Indonesia yang telah lama berakar dan
perkembangan zaman.
Seni budaya merupakan salah satu aspek yang tidak akan pernah lepas
semua tidak lepas dari nilai seni dan budaya, sehingga seni dan budaya penting
salah satu bidang seni budaya yang pada umumnya digemari oleh para siswa
karena melalui pelajaran ini siswa dapat terhibur dan berekspresi sesuai dengan
keinginannya.
atas, bukan untuk membentuk siswa menjadi seniman, dalam arti siswa tidak
ke dalam karya seni tersebut. Kegiatan berkarya seni rupa utamanya di seni
kriya anyam adalah salahsatu kegiatan seni rupa yang dapat membina
khususnya pada materi seni rupa. Bahan baku untuk pembuatan kriya anyaman
dalam pembelajaran ini adalah daun pandan, daun pandan terbagi dua
diantaranya daun pandan yang biasa digunakan sebagai pewangi makanan yang
biasa ditanam dihalaman belakang rumah penduduk dan daun pandan yang
4
hidupnya dihutan.
dan menjadi berbagai macam karya kriya anyam seperti kipas, tempat tisu,
keranjang bahkan tutup kepala atau caping. Seni kriya anyaman termasuk
dalam cabang seni rupa terapan yang materinya diajarkan disekolah khususnya
Budaya.
kebudayaan masyarakat pada jaman dulu bahkan sampai saat ini. Kriya
anyaman atau lebih dikenal dengan kerajinan tangan masih menjadi kegiatan
yang menarik untuk dilakukan tidak saja oleh generasi yang sudah lanjut usia
awalnya kriya anyam dibuat hanya untuk memenuhi kebutuhan peralatan hidup
sehari-hari seperti tikar, bakul, keranjang dan lain sebagainya. Seiring dengan
perkembangan zaman, hasil dari kriya anyam ini mulai dikembangkan sesuai
perlengkapan seni tari dan barang yang dapat diperjual belikan dengan
memberikan ciri khas tertentu seperti daerah wisata lainnya yang ada
desain dari produk seni kriya diantaranya berupa kerajinan tenun, kerajinan
dengan karya unik yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Namun usaha
hanya dilihat dari segi bahasa tetapi juga dilihat dari hasil karyanya yang
pembelajaran seni rupa adalah berkreasi seni rupa kriya terapan. Banyak
hal- hal yang dapat dilakukan oleh seorang guru seni rupa agar siswanya dapat
berkreasi seni rupa khususnya seni kriya terapan dengan baik, sehingga tujuan
rupa terapan. Pada bidang konsep pendidikan seni siswa diberikan kebebasan
6
siswa itu sendiri dalam mengembangkan kemampuan dan bakat yang ada pada
bukan hanya pada segi intelektualnya saja, akan tetapi menghendaki agar siswa
belajar dari perbuatan aktif melalui kegiatan praktek karya seni tersebut
kembangkan kepekaan rasa estetik dan artistik, sikap kritis, apresiatif, dan
kreatif pada diri setiap siswa secara menyeluruh, dimana sikap ini hanya akan
tumbuh jika dilakukan serangkaian proses aktivitas berkesenian pada siswa itu
sendiri. Selain itu pada tingkat SMA/MA/SMK mata pelajaran seni budaya ini
dan budaya nasional, maka pada jenjang ini terdapat tiga kompetensi lulusan,
(2) mengapresisasi karya seni dan budaya, dan (3) menghasilkan karya kreatif
diantaranya seni rupa, seni tari, seni musik, dan seni teater. Diantara empat
cabang seni tersebut, seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni
dengan media yang langsung ditangkap dengan mata dan dirasakan dengan
7
rabaan tangan serta wujud dari budaya yang berasal dari pemikiran dan
perasaan manusia, dan salah satu kompetensi dasar pada mata pelajaran seni
budaya di kelas XI Sekolah Menengah Atas dibidang seni rupa ini adalah
berkarya seni rupa dua dimensi. Salah satu media pembelajaran seni kriya
alam karna alat ini mudah di dapatkan serta mudah menggunakannya untuk
Dilihat dari segi hasil alam, maka daerah SMA Negeri 2 Wawotobi
ini adalah termasuk kategori daerah yang masih memiliki banyak tanaman
pandan, baik pandan wangi maupun pandan berduri atau biasa disebut pandan
hutan. Daun pandan ini dapat ditemukan di belakang halaman atau kebun
warga setempat. Jika ditinjau dari segi minat, maka generasi muda dalam hal
ini siswa SMA Negeri 2 Wawotobi, tidak mempunyai minat untuk menekuni
pembuatan kriya anyam yang berbahan daun pandan ini, selain itu dari pihak
sekolah juga tidak mempunyai kurikulum yang membahas seni rupa terapan
satu alternatif yang dapat dilakukan untuk melestarikan budaya yang erat
melalui pembelajaran seni kriya anyam dengan menggunakan bahan yang ada
8
seni rupa dan tidak ada pembahasan lebih spesifik tentang seni kriya anyam
properti tari hususnya dalam tari mosowi atau tari panen di daerah tersebut,
selain itu bermanfaat pula bagi petani, di saat musim hujan maupun di saat
musim kemarau untuk melindungi kepala dari hujan dan sinar matahari,
anyaman oboru ini dapat pula menjadi salah satu hasil karya kerajinan tangan
yang dapat dijual dipasaran, sehingga dapat memberikan minat kaum muda
kreatif dan ramah lingkungan. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk
Wawotobi.
1.2.1. Bagaimana proses pembelajaran seni kriya anyam o boru pada siswa
1.2.2. Bagaimana hasil produk pembelajaran seni kriya anyam o boru pada
Konawe.
Manfaat Penelitian
1.4.
Adapun manfaat yang akan diperoleh melalui penelitian ini, antara lain:
kebutuhan siswa.
bagi guru mata pelajaran seni budaya khususnya pada materi seni kriya
anyam
anyam.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar, yang meliputi guru dan
diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan,
pada peserta didik (Ngalimun, 2017: 5). Dengan kata lain, Pembelajaran
dan peserta didik yang menerima pengetahuan, dimana dari proses pembelajaran
ini terjadi interaksi antara guru dan peserta didik. Melalui proses pembelajaran
arah yang jauh lebih baik sebagaimana tujuan yang ingin dicapai dalam
pembelajaran.
10
12
didik untuk mencapai hasil belajar. Perubahan sebagai hasil proses belajar
kemampuan, daya reaksi, daya penerimaan dan aspek lain yang ada pada
(stimulus), agar terjadi hubungan stimulus dan respon (tingkah laku yang
diinginkan) perlu latihan, dan setiap latihan yang berhasil harus diberi hadiah
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar dapat mengenal dan
bermakna).
Interaksi yang terjadi antara siswa dengan lingkungan belajaranya, baik itu
13
guru, teman, alat, media pembelajaran, dan sumber-sumber belajar yang lain.
Agar pembelajaran dapat tercapai dan menghasilkan hasil yang baik, maka
1) Perencanaan Pembelajaran
dan sebagainya) dan apa yang akan dilakukan (Sa’ud dan Makmun, 2009: 3).
yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan
kelas pada dasarnya tidak dilakukan secara langsung akan tetapi dalam proses
tentang materi atau bahan ajar apa yang akan disampaikan dan seperti apa
(1). Silabus
pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang
dan kelas tertentu, sebagai dari hasil seleksi, pengelompokan, pengurutan, dan
sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran atau tema
dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar
secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/ madrasah atau beberapa
dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus (Rusman,
2013: 8).
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan
dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu mengacu
pada silabus. Lebih lanjut, di dalam Panduan Teknis Penyusunan RPP disebutkan
bahwa RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu
pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok
atau tema tertentu yang mengacu pada silabus untuk mengarahkan kegiatan
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. RPP
pertemuan atau lebih. Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal
semester atau awal tahun pelajaran dengan maksud agar RPP telah tersedia
Guru Mata Pelajaran (MGMP) di suatu kawasan dengan di bawah koordinasi dan
(1) RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta
(2) Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara
(3) RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali
yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini mempunyai tiga tahapan kegiatan
kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Berikut penjabaran dari beberapa kegiatan
tersebut:
Pendahuluan
(1)
a. Mengamati
b. Menanya
c. Menalar
d. Mengkomunikasikan
a. Penarikan kesimpulan
(refleksi)
berikutnya.
secara terencana, sistematik, dan terarah berdasarkan tujuan yang jelas. Menurut
19
Siregar dan Nara (2014: 142) evaluasi pembelajaran adalah suatu proses
untuk mencapai tujuan. Lebih lanjut Menurut Rusman (2013: 119) menyatakan
yang dijalankan.
perlu dilakukan penilaian. Proses penilaian terhadap proses dan hasil belajar
(1) Tes
Tes tertulis merupakan tes dalam bentuk bahan tulisan (baik soal
lain sebagainya (Abdul Majid, 2013: 345). Secara umum tes uraian ini adalah
atau bahasa sendiri. Bentuk instrumen tes dan penskoran antara lain pilihan
ganda, benar salah, menjodohkan, jawaban singkat atau isian singkat, dan soal
uraian.
sikap yang perlu dinilai dalam, proses pembelajaran adalah: sikap terhadap
subjek, sikap positif terhadap belajar, sikap positif terhadap diri, sikap terhadap
seseorang yang berbeda. Teknik penilaian sikap dapat berupa observasi perilaku,
Penilaian dengan cara ini dapat dilakukan terhadap perencanaan, proses selama
mengerjakan tugas, hasil akhir proyek. Dalam penelitian ini guru perlu
menerapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusuan desain,
karya seni (patung, lukis, gambar), barang-barang yang terbuat dari kayu,
keindahan.
kemajuan belajar siswa melalui karya siswa, antara lain karangan, surat,
diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status. Proses dan
22
tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan dalam berbagai aspek penilaian,
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum 2013
atau K13 adalah kurikulum yang berlaku pada sistem Pendidikan di Indonesia, Kurikulum 2013 memiliki empat aspek penilaian,
yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, aspek sikap, dan perilaku (Sani, 2014 dalam Murfiah, 2017:41)
kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan
tertentu.
pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
(Mulyasa, 2013)
Mata pelajaran seni budaya khususnya pada kurikulum K-13, dibagi dalam 4 cabang seni yang masing-masing cabang
seni tersebut mempunyai silabus dan pembahasan masing-masing. Mata pelajaran seni adalah mata pelajaran yang lebih
mengedapankan pengalaman emosi, intelektual, fisik, sosial, estetik, artistik dan kreativitas kepada siswa dengan cara melakukan
aktivitas apresiasi dan kreasi terhadap berbagai produk benda disekitar lingkungan sekolah maupun lingkungan tempat tinggal yang
bermanfaat bagi kehidupan manusia, yang mencakup jenis, bentuk, fungsi, manfaat, tema, struktur, sifat, komposisi, bahan baku,
peralatan, dan teknik (Siswandi, 2017: 4). Pada aspek keterampilan melalui kegiatan ekspresi dan kreasi dilakukan dengan
mengimplementasikan karya-karya seni yang bermanfaat dalam kehidupannya di masyarakat, sehingga dapat mengoptimalkan
kreativitas berkarya seni yang inovatif. Pada kurikulum 2013 mata pelajaran Seni Budaya menekankan kepada siswa akan
kepekaan rasa, kreativitas, cita rasa dan estetis, etika, kesadaran kultural dan rasa cinta kepada kebudayaan Indonesia.
Penyelenggaran pendidikan khususnya pada mata pelajaran Seni Budaya dianggap berkualitas ketika seorang siswa
merasa bahwa dari kegiatan-kegiatan seni disekolah ada hasil nyata yang dia peroleh serta mempunyai rincian peningkatan atau
Mata pelajaran seni dikurikulum 2013 ini mempunyai peran yang sangat penting dalam memberikan fasilitas kepada
siswa untuk mengemukakan pendapatnya (berkspresi bebas), melatih imajinasi, memberikan pengalaman estetis agar sswa memiliki
24
pengetahuan, pengalaman dan kemauan berkarya dan berolah seni, serta kepekaan artistik sebgai dasr berekpresi pada budaya
bangsa.
Berdasarkan buku panduan umum (2013: 4), kurikulum 2013 dirancang dengan tujuan mempersiapkan insan Indonesia
agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta
mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. Berkaitan dengan tujuan kurikulum
2013, mata pelajaran Seni Budaya diharapkan mampu membantu terlaksananya tujuan dirancangnya kurikulum 2013 tersebut. Mata
pelajaran Seni Budaya merupakan aktivitas belajar yang menampilkan karya seni estetis, artistik, dan kreatif.
Pada kurikulum 2013 untuk pembelajaran seni budaya lebih banyak menekankan pada aktivitas berkarya seni, baik di
sekolah maupun di luar sekolah seperti di sanggar, studio atau tempat lain. Materi muatan lokal pada mata pelajaran Seni Budaya
dapat ditambahkan pada materi yang digali dari kearifan lokal dari daerah setempat dengan tetap memperhatikan aspek keselamatan
kerja, kebersihan lingkungan, serta pemeliharaan sumber belajar. Pembelajaran sikap dilakukan secara tidak langsung, artinya
penanaman sikap melebur dalam proses pembelajaran pengetahuan dan keterampilan. Dalam pembelajaran berkarya seni, guru
diharapkan dapat berperan secara aktif melakukan aktivitas berkarya bersama-sama siswa.
Tujuan kurikulum 2013 dalam mata pelajaran seni budaya mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran seni budaya khususnya pada materi seni kriya menggunakan tiga kerangka tujuan
dan pendekatan yaitu bagaimana mendidik anak melahirkan gagasan untuk seni, bagaimana ekspresi dituangkan dalam kualitas
visual yang menggambarkan gagasan, serta bagaimana menggunakan media untuk menghasilkan kualitas hasil produk yang
dihasilkan. Kompetensi inti (KI-3) dari mata pelajaran seni budaya khususnya pada materi seni rupa kriya yaitu Memahami,
menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
25
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah dan kompetensi inti dari (KI-4) yaitu mengolah, menalar, dan menyajikan dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
Seni kriya
2.1.3.
Pengertian Seni kriya
1.
kehidupan sehari – hari salah satunya adalah seni kriya, seni kriya termasuk
dalam seni rupa 3 dimensi yang menggunakan hand skill atau keterampilan
tangan dengan memperhatikan segi kebutuhan fisik, aspek fungsional dan nilai
menggantikan kata kerajinan atau seni kerajinan yang dianggap tidak sesuai
lagi. Dalam membuat karya seni kriya (craft) sangat dituntut kemampuan kriya
Seni kriya adalah karya seni yang dikerjakan dengan sentuhan tangan
serta memiliki tingkat keteletian dan kerajinan yang tinggi. Karya seni kriya
diantaranya benda kerajinan yang dibuat untuk keindahan dan benda kerajinan
26
yang dipakai dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kriya bermula
dari kegiatan yang berasal dari dorongan naluri manusia untuk memiliki alat
Kriya secara harfiah berati kerajinan atau dalam Bahasa inggris disebut
craft, istilah seni kriya ini berasal dari kata kriya (Bahasa Sansekerta) yang
kata kriya, (Mike Susanto, 2011: 231). Seni kriya adalah cabang dari seni rupa
Ali Sulchan (2011: 20) kriya memiliki nilai artistik hasil keterampilan tangan
hasil seni budaya bangsa (kearifan lokal). Sebagai sebuah karakter budaya
bangsa yang juga menggali sumber daya alam yang dipadu dengan sumber
daya manusia maka seni kriya memiliki aspek etnisitas yang mampu
pendapat yang dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa seni kriya adalah
27
kerajinan tangan yang mengutamakan aspek kegunaan dan disamping itu juga
Di Indonesia, tradisi seni kriya sudah ada sejak zaman prasejarah. Sifat
bangsa yang tidak ternilai. Setiap etnik atau suku bangsa di Nusantara
memiliki seni kriya yang menampilkan identitas budaya yang unik di setiap
daerah. Indonesia memiliki banyak ragam karya seni kriya. Hampir di setiap
sulam dan teknik tenun. Seni kriya merupakan hasil kreasi individu seseorang
atau kerja sama beberapa kriyawan. Karya seni tersebut mengandung tema
atau memuat beragam symbol atau lambing yang menjadi sermin diri dan
Karya seni kriya termasuk sebagai karya seni rupa terapan Nusantara.
seperti furniture, kemudian benda mainan dan termasuk juga boneka. Kriya
juga memiliki beragam jenis seperti seni kriya kayu, tekstil, keramik, logam,
industrinya.
Karya seni kriya ada yang memiliki nilai guna praktis dan ada pula
yang memiliki nilai guna hias. Karya seni kriya yang termasuk karya seni rupa
terapan, yaitu karya seni rupa yang lebih memperhatikan nilai guna praktis
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Fungsi seni kriya sangat penting bagi
masyarakat dan negara karena sektor penjualan seni kriya dapat meningkatkan
idea tau gagasan ke dalam bentuk karya, teteapi banyak aspek yang harus
aspek, yaitu aspek fungsi, aspek bahan, aspek bentuk, aspek keindahan atau
langkah dalam pembuatan karya seni kriya terapan, yaitu yang pertama
persiapan bahan dan alat, keempat pembuatan karya sesuai rancangan dan
29
terakhir finishing atau tahap akhir. Ada bermacam-macam karya seni kriya,
antara lain: kriya kayu, kriya kulit (tatah sungging), kriya logam, batik dan
anyaman. Karya kriya terapan berupa benda-benda pakai yang dibuat dengan
bambu, kursi rotan, benda-benda gerabah yang terbuat dari tanah liat, dan lain
sebagainya.
Seni kriya adalah seni yang dihasilkan oleh orang yang bekerja atas
pesan-pesan yang sangat kompleks. Unsur yang paling mendasar dalam seni
kriya adalah bahan, alat dan teknik pembuatan, yang mana dengan unsur
Secara umum hasil karya seni kriya yang ada dipasaran sekarang ini
1. Hiasan (dekorasi)
Banyak produk seni kriya yang berfungsi sebagai benda pajangan. Seni kriya
jenis ini lebih menonjolkan segi rupa daripada segi fungsinya sehingga
Seni kriya yang sebenarnya adalah seni kriya yang tetap mengutamakan
fungsinya. Seni kriya jenis ini mempunyai fungsi sebagai benda yang siap
3. Benda Mainan
Di lingkungan sekitar sering kita jumpai produk seni kriya yang fungsinya
sebagai alat permainan. Jenis produk seni kriya seperti ini biasanya
dikerjakan, dan harganya juga relatif murah. Misalnya, boneka, dakon, dan
kipas kertas.
yang inovatif. Hal ini dapat dilihat dengan beragamnya karya yang diciptakan
dalam skala besar, maka proses penciptaan karya dibutuhkan alat-alat modern
31
yang lebih efektif dan menghasilkan produksi yang mempunyai kualitas dan
Jenis karya seni kriya yang dihasilkan oleh para kriyawan memang
sangat banyak. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan karya juga
memang sangat penting, karena material akan mendukung nilai bentuk dan
1) Bahan dasar atau bahan mentah yang umumnya berasal dari alam;
32
2) Bahan masak atau bahan dasar yang telah diproses, dimasak dan diolah
3) Bahan sintesis atau bahan yang berasal dari beberapa bahan alami yang
Berdasarkan bahan yang digunakan, ada beberapa jenis seni kriya yang
1) Kriya tekstil merupakan kerajinan yang dibuat dari berbagai jenis kain
yang dibuat dengan cara ditenun, diikat, dipres dan berbagai cara lain
lain-lain.
2) Kriya kulit adalah kerajinan yang menggunakan bahan baku dari kulit
Pemilihan bahan yang tepat untuk di anyam dan pemilihan bahan untuk
yang akan dibuat. Dalam pemilihan bahan yang tidak tepat dapat menyebabkan
benda anyaman mudah rusak. adapun bahan yang tepat untuk dijadikan
anyaman yaitu:
1) Daun pandan
2) Rotan
3) Bambu
4) Janur
5) Daun Lontar
6) Kertas
7) Kulit Kambing
8) Mending
9) Enceng Gondok
34
pembuatan sehingga hasil yang dapat mendapatkan hasil yang diharapkan, dan
lain:
1) Teknik Pahat/Ukir
dilakukan dengan menggunakan bahan atau media yang akan dibentuk. Bali
merupakan daerah yang paling banyak menggunakan seni kriya pahat seperti
patung, arca yang menggunakan bahan baku batu andesit. Seni Kriya selain
2) Teknik Butsir
35
Teknik butsir adalah Teknik untuk membuat karya seni rupa 3 dimensi
objek, dengan menjadikan bahan utamanya tanah liat, lilin, sabun, gypsum
dan sejenisnya yang bersifat lunak. Teknik ini banyak digu akan pada
Butsir adalah alat bantu yang terbuat dari kayu dan kawat untuk
membuat patung. Butsir terdiri dari berbagai bentuk dan ukuran yang berbeda.
batik tidak hanya ada di pulau Jawa, melainkan terdapat pula di pulau
beraneka ragam di setiap daerah, namun pada umumnya batik Jawa bergaya
tenun. Tenun itu terdiri dari dua jenis yaitu songket dan ikat. Perbedaan tenun
ini terdapat pada cara pembuatan dan bahannya. Tenun songket dibuat dengan
benang perak, emas dan sutra. Aceh, Sulawesi Tenggara, Bali, Sumatra, Nusa
penghasil songket yang terkenal itu ada di Sumatra Barat, Aceh, Riau, Sumatra
berupa lungsi dan pakan dengan pola yang sudah ditentukan. Bahan-bahan
untuk membuat kriya dengan teknik anyaman adalah rotan, bambu, pandan,
lontar, mendong, enceng gondok, kertas, plastic dan tali. Pusat kerajinan
Papua.
38
rumah tangga.
kriyawan mempunyai nilai guna praktis yang bersifat universal, namun dapat
setempat.
dengan tujuan untul jual belikan. Misalnya peralatan rumah tangga dari rotan,
2.1.4. Anyaman
39
Anyam atau anyaman merupakan salah satu kegiatan turun temurun dari
nenek moyang bangsa Indoneisa. Anyaman adalah suatu cabang kerajinan yang
telah sangat tua usianya. Anyaman atau sering disebut menganyam merupakan
teknik pembuatan kerajinan tangan dalam suatu kegiatan menjalin bahan yang
berbentuk pita sehingga satu sama lainnya saling kuat-menguatkan dan karena
tekniknya timbullah motif yang berulang. Motif anyaman dapat ditimbulkan oleh
teknik menganyam dan juga oleh adanya perbedaan jenis, perbedaan ukuran, dan
menjalin pita atau daun anyaman yang disusupkan berdasarkan lungsi dan pakan,
salah satu bentuk kebudayaan yang merupakan hasil aktivitas dan kreativitas seni
dan budaya suatu masyarakat yang diwariskan secara turun-temurun dari satu
tersebut, menjadi alat bantu dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh anggota
tersebut dapat disimpulkan bahwa kerajinan anyaman adalah suatu kegiatan untuk
khususnya. Beberapa teknik dan motif kerajinan anyaman menurut Oho Garha
Anyaman tegak ialah anyaman yang letak lungsi dan pakannya saling tegak
berselang satu.
bahan anyaman atau pita-pita anyaman yang kaku atau cukup tebal, tidak
mungkin dihasilkan hasil anyaman yang kerap dan padat. Oleh karena itu
barang anyaman yang terbuat dari bambu umumnya dibuat dengan teknik
menjadi jenis anyaman yang kerap atau rapat. Diagram dibawah ini dapat
c. Anyaman berdasar segi delapan beraturan, jenis anyaman ini pada mulanya
beraturan.
d. Anyaman tiga sumbu dan bersegi enam beraturana nyam tiga sumbu, adalah
segi tiga sama sisi, memberi peluang atau kemungkinan untuk menghasilkan
anyam silang pita sumbu jarang dan anyam pita sumbu rapat. Anyam tiga
44
anyaman segi enam. Anyam pita sumbu jarang termasuk anyam yang
jauh untuk membuat benda seperti lampu hias, keranjang dan sebagainya.
Anyaman O Boru
2.1.5.
menganyam atau moana pada suku tolaki, merupakan hasil kreatifitas dalam
yang di bentuk dalam kearifan lokal. Hasil anyaman (moana) suku tolaki
(ogangga), dinding bambu (salabi) dan (oboru) tutup kepala. Bahan yang
anggrek hutan (sorume), Pandan hutan (onaha nggasu/ onaha iwoi), daun agel
O boru (tudung kepala atau caping) adalah salah satu dari sekian hasil
anyaman ini digunakan untuk melindungi kepala dari hujan dan sinar matahari.
Bahan yang digunakan dalam pembuatan o boru (tutup kepala) adalah daun
pandan hutan yang hidup di alam secara bebas. O boru adalah sejenis topi
tolaki terbuat dari anyaman pandan. Satu buah o boru ada yang dilengkapi
dengan tali dagu ada juga yang tidak dilengkapi dengan tali, yang mana tali ini
yang khas o boru juga mempunyai kelebihan dibanding topi biasa yaitu dapat
menahan panas terik matahari saat cuaca panas (kepala dan leher) dan dapat
menghalau air hujan saat hujan. O boru biasanya dipakai oleh para petani
ketika sedang bekerja di sawah, meskipun ada juga dari golongan bukan petani
46
pemakan padi tidak mendekat. O boru (tolaki) biasa pula disebut caping atau
tudung kepala, o boru biasanya dipakai para petani saat bekerja di sawah, baik
pada saat mengolah tanah, menebar bibit, menanam, menyiangi, maupun saat
panen, bahkan tidak menutup kemungkinan digunakan juga saat mencari kayu
bakar, rumput, atau jamur di pinggir hutan. Selain itu bermanfaat pula untuk
melindungi kepala dari serangan atau gangguan hewan liar yang banyak
terdapat di ladang dan hutan, seperti lebah dan ular, saat mereka merasa terusik
bagi penari khususnya tari panen atau tari motasu. Di Sulawesi Tenggara
menggunakan bahan dari irisan tipis ruas bambu. Bentuk o boru atau caping
47
pembuatnya/pengrajinnya.
Selain berbahan dasar daun pandan hutan para pengrajin o boru telah
beralih dari menggunakan cat warnah pada pinggaran anyaman o boru, kini sudah
ada pula yang mengunakan sampah plastik rumah tangga (pembungkus mie,
permen, dan kulit makanan ringan lainnya) sebagai pengganti cat warna pada
di Indonesia tetapi juga digunakan di Asia Tenggara serta Asia Timur terutama
Gambar .12. Hasil karya produk pandan dengan bentuk oboru (tutup Kepala)
(Sumber: Leni Rahman)
48
lain:
Dalam penelitian Helmina membahas tentang bahan, alat, proses, motif dan
Bekas Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Kendari. Hasil penelitian ini
menampilkan karya seni estetis, artistik, dan kreatif yang berakar pada norma,
nilai, perilaku, dan produk seni budaya bangsa. Mata pelajaran ini bertujuan
untuk membentuk peserta didik menjadi perilaku seni atau seniman namun
lebih menitik beratkan pada sikap dan perilaku kreatif, etis dan estetis.
kurikulum yang ditetapkan jika tidak sesuai dengan kondisi di lapangan atau
kreatifitas dan kepekaan rasa dan bermanfaat bagi sesama dan lingkungannya.
tingkat esensinya yakni kepekaan cita rasa dan kehalusan pekerti. Hal ini
menunjukkan seni budaya tumbuh agar mampu memicu semangat dan daya
nalar siswa untuk kreatif dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Asumsi
yang muncul berkaitan dengan hal tersebut ialah, bahwa ada sesuatu yang
kurang dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya selama ini. Oleh karena
itu, semua pihak yang terkait perlu lebih cermat mendalami substansi dan
jelas dan profesional. Jika hal ini berjalan dengan dinamis, bisa dipastikan
akal dan kehalusan budi dalam mengantisipasi perubahan negativ yang sangat
pada kajian pustaka, maka dapat dibuat kerangka atau skema yang dapat
dengan yang lain. Dengan melihat konsep yang telah disebutkan di atas, maka
berikut:
Hasil Penelitian
BAB III
54
METODE PENELITIAN
data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati
yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti
melukiskan atau memaparkan keadaan objek yang diteliti sebagai apa adanya,
3. Melaksanakan pembelajaran
4. Mengevaluasi pembelajaran
55
anyam o boru dengan menggunakan bahan dari daun pandan hutan, untuk
pada semester genap tahun pelajaran 2022-2023 dengan lama penelitian selama
60 hari yaitu bulan Maret sampai Mei 2023. Proses penelitian dimulai setelah
1. Data Primer
pembuat kriya anyam khususnya seni kriya anyam o boru dan hasil
pengamatan langsung pada subyek yang diteliti dalam hal ini siswa kelas XI
56
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari internet, tesis, sikripsi, serta buku paket
Instrument adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik
berupa pedoman wawancara yang didukung dengan alat tulis, buku catatan,
camera digital dan perekam suara HP, selain itu peneliti sebagai key instrument
dicapai dalam suatu kegiatan pembelajaran, metode yang digunakan untuk menilai
digunakan, alokasi waktu dan penilaian yang akan dilakukan dalam proses
pembelajaran tersebut.
pembelajaran
sehingga arah kegiatan (tujuan), isi kegiatan (materi), cara penyampaian kegiatan
(metode dan teknik) serta bagaimana mengukurnya (evaluasi) menjadi jelas dan
sistematis.
2. Pelaksanaan pembelajaran
yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini mempunyai tiga tahapan kegiatan
3. Evaluasi pembelajaran
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah
Menurut Fatih (2012: 3), evaluasi pembelajaran mencakup tiga hal, yaitu tes,
penelitian ini diantaranya menentukan topik atau spesifikasi hal yang perlu
1. Wawancara
59
diteliti baik tentang alat dan bahan serta cara pembuatan anyaman oboru. Adapun
terstruktur .
langsung dengan tatap muka antara sipencari informasi dalam hal ini peneliti
sendiri dengan sumber informasi dalam hal ini pembuat atau pengrajin
2. Observasi
kali pada saat seseorang ingin melakukan penelitian pada objek tertentu,
observasi, peneliti melihat langsung objek yang akan diteliti baik itu berupa
3. Dokumen
lainnya tentang suatu peristiwa yang terjadi. Dokumen dapat dilakukan pada
(Arikunto, 2010).
evaluasi pembelajaran seni kriya anyam oboru kelas XI SMA Negeri 2 Wawotobi
Kabupaten Konawe.
untuk lebih sederhana dan mudah dibaca, serta diintegrasikan. Analisis data
penelitian kualitatif terdapat tiga komponen utama dalam proses analisis data
1) Pengumpulan data
diperlukan terhadap berbagai jenis data dan bentuk data yang ada
2) Reduksi data
Proses reduksi data dalam penelitian ini, peneliti merangkum hasil catatan
3) Penyajian data
data. Melalui penyajian data tersebut, maka data tersusun dan mudah
merupakan bagian yang saling berhubungan antara tahap yang satu dengan
yang lainnya dan akan dilaksanakan dari awal penelitian hingga akhir
penelitian.
cara diskusi dengan teman sejawat, teman kuliah, atau teman-teman lain
cocok atau kurang serasi dengan fokus dalam penelitian ini dipisahkan,
BAB IV
Konawe yang diresmikan dan beroperasi pada tahun 2007. Sekolah SMA
Negeri 2 Wawotobi memiliki luas tanah 8522 M 2 dan luas bangunan 1680
sebanyak 165 siswa dengan dua jurusan yaitu IPA dan IPS, 296 siswa
kelas XII. Adapun ruang kelas sebanyak 7 ruangan dan ruangan yang lain
65
computer/ TIK, gedung kantor kepala sekolah, ruangan guru, UKS, Osis,
dengan lancar tanpa ada sistem yang mengatur secara terstruktur. Dengan
tentang kurikulum sebagai sistem yang menjadi salah satu faktor penentu
pihak pendidik atau guru, maka kurikulum adalah sebagai pedoman yang
lebih dituntut untuk berpikir kreatif, inovatif, cepat tanggap dan siswa
66
sejak tahun 2000 dan para orang tua atau pengrajin yang biasanya
dasar-dasar menganyam.
dididiknya bahkan bagi orang tua siswa dapat memberikan dukungan dan
67
dari orang tua secara turun temurun, apalagi bahan yang digunakan
tersedia dari alam sekitar bahkan dikebun-kebun para orang tua siswa
masing-masing”.
2013 mendukung pembelajaran seni saat ini, seperti kita lihat letak
maka dengan sendirinya pohon daun pandan tersebut akan punah karena
bahan menganyam dari kebun orang tua mereka". Disini bisa dilihat
dari daun pandan sekarang sudah berubah model dan bahan. Bahan plastik
inilah yang menjadi akar masalah mengapa sampai saat ini kerajinan
penghasilan.
Pada saat ini di daerah Wawotobi, kita tidak akan melihat pajangan-
anyaman o boru.
tahun 2013 dengan mata pelajaran seni budaya. Atas dasar pengetahuan
O boru adalah anyaman yang sangat unik dilihat dari segi dan segala
tetapi memiliki nilai guna. Berdasarkan bahan dan alat yang digunakan
menjadikan anyaman ini perlu diteliti dari segala sudut. Akan tetapi dalam
inti dan kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa. Sebagaimana
pembelajaran seni rupa yakni berkarya seni rupa dengan kompetensi dasar
bahan dan teknik dalam berkarya seni rupa. Agar pemahaman siswa
tentang cara atau teknik membuat kriya anyam lebih mudah untuk
dipraktekkan peneliti sendiri dalam hal ini guru mata pelajaran seni
anyam, guru memberikan instruksi kepada siswa apa yang harus dilakukan
tugas untuk mencari bahan daun pandan. Umumnya para siswa sudah
mengenal bentuk daun pandan serta kegunanaan dari tanaman tersebut jadi
sesuai tugas yang diberikan. Dengan begitu tugas yang diberikan oleh guru
Para siswa diarahkan agar bahan praktek yang akan dibawah sudah
bahan yang sudah siap pakai dalam arti bahan atau daun pandannya sudah
digunakan.
72
kuat tetapi cukup dengan cara mengambil daun selembar demi selembar
dari paling bawah, sesuai kondisi daun pandan dengan memilih daun
pandan yang bagus yaitu yang bentuk daunnya yang masih hijau dan lebar
Dibawah ini adalah contoh gambar dari daun pandan hutan yang
Daun pandan selain bisa dijadikan bahan makanan daun pandan juga
bisa dijadikan bahan untuk menganyam, tetapi daun pandan yang lebih
bagus dipakai untuk menganyam adalah daun pandan hutan, berbeda daun
pandan wangi yang digunakan untuk bahan makanan akan tetapi keduanya
memiliki ciri yang sama yaitu mempunyai duri dipinggir sepanjang daun,
akan tetapi duri daun pandan wangi tidak terlalu keras seperti duri yang
dimiliki oleh daun pandan hutan dan yang paling membedakan dianara
keduanya adalah daun pandan hutan tidak bisa diolah untuk kebutuhan
Seperti yang tampak pada gambar di bawah ini adalah pandan hutan
Pemanenan dilakukan pada daun yang sudah tua yang terletak pada
bagian bawah. Daun yang tidak layak untuk dianyam juga ikut dipanen
bersifat selektif hanya untuk daun yang sudah tua. Daun pandan yang
produk anyaman ditentukan oleh ukuran panjang dan lebar daun pandan
tersebut.
pembersihan duri yang ada pada pinggir daun pandan tersebut, untuk
duri dari
daun pandan hutan harus pelan dan hati-hati agar tidak melukai tangan karena duri
daun pandan hutan keras dan sangat tajam. Seperti yang tampak pada gambar
dibawah ini.
75
Gambar 4.5. Proses memilah dan membuang duri pada daun pandan
(Sumber: Leni Rahman)
Gambar 4.6. Gunting, pisau dan parang (alat untuk membelah daun pandan)
(Sumber: Leni Rahman)
daun pandan. Penggunaan gunting dan pisau sangat diperlukan karena saat
rapi dan lurus. Pisau dan parang digunakan untuk membersihkan duri dari
maka proses menganyam akan terhambat karena duri pada daun pandan
sangat tajam dan dapat melukai tangan bahkan pada saat memanennya
dengan ukuran seragam 0,5 - 0,7 cm, karena produk anyaman yang
Pembelahan daun sebaiknya dilakukan pada saat daun masih segar untuk
pememaran daun pandan menggunakan alat tumbuk dari kayu, jika ingin
mendapatkan bahan daun pandan yang bagus dan tahan buat anyaman
maka daun pandan bisa direndam atau direbus sekitar 30 menit sampai
kimia ini diduga dapat menghilangkan pati dan bahan larut air lainnya.
77
Gambar 4.8. Proses memilah dan membuang duri pada daun pandan
(Sumber: Leni Rahman)
pemakaian.
budaya diantaranya:
karya seni rupa terapan sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugrah
Tuhan
78
3. Menerapkan simbol, jenis dan nilai estetis dari konsep berkarya seni rupa.
dalam 4 X pertemuan.
dan kegiatan penutup, yang secara rinci akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan pembelajaran
79
pembelajaran.
dipelajari.
menunjukkan salah satu contoh hasil karya anyaman karya seni rupa
sungguh, maka peserta didik diharapkan dapat membuat hasil karya seni rupa.
dilaksanakan.
b. Kegiatan inti
80
menayangkan video maupun gambar tentang seni rupa, khususnya kriya dan
kegiatan mengamati siswa dituntut untuk lebih kritis dalam melihat dan
untuk bertanya apa yang belum dipahami dari teknik-teknik berkarya seni
rupa kriya khususnya mengenai gambar atau video maupun gambar yang
ditampilkan.
dan teknik berkarya seni rupa. Dalam kegiatan menggali informasi siswa
C. Kegiatan penutup
yang paling akhir dari setiap pertemuan adalah doa dan salam penutup.
bahan anyaman yaitu daun pandan hutan atau o naha, bahan tersebut
hampir semua siswa mempunyai dikebun orang tuanya, para siswa tidak
menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, selanjutnya yang kedua
para siswa diarahkan untuk menata daun pandan di atas meja atau di lantai,
pembuatan pola dari awal, seperti yang sudah dipelajari secara teori pada
pertemuan sebelumnya.
siswa merespon tugas yang diberikan oleh peneliti dengan rasa tanggung
jawab.
83
kegiatan menganyam. Bagi siswa kegiatan ini sangat baru buat mereka
karena selama ini tidak pernah diperkenalkan kegiatan berkarya seni rupa
Setelah proses penyiapan dan penataan alat dan bahan praktek yang
akan dilaksanakan, peneliti dalam hal ini guru mata pelajaran seni budaya
Gambar 4.12. Guru mencontohkan cara membuat pola dasar anyaman oboru
(Sumber: Leni Rahman)
begitu bisa memulai cara awal tersebut. Sehingga peneliti atau guru mata
Gambar 4.14. Guru mencontohkan cara membuat pola dasar anyaman oboru
Gambar 4.15. Siswa sedang menyelesaikan pola dasar anyaman oboru dengan
telah dibuat.
86
Gambar 4.14. Guru mencontohkan cara membuat pola dasar anyaman oboru
dalam hal ini orang tua siswa sendiri, karena peneliti dan siswa masih
kepada orang tua siswa untuk membuatkannya, sehingga para siswa hanya
Gambar 4.14. Siswa memasang dan penjahit topi kecil anyaman o boru
Setelah pemasangan dan penjahitan penyangga kepala ditengah
(Sumber: Leni Rahman)
anyaman o boru. Maka selanjutnya pengecetan pinggiran anyaman dan
pemasangan guntingan plastik atau sisa kain payung yang sudah tidak
sela pertemuan daun pandan yang sudah dianyam agar air hujan tidak
tangan atau hasil seni kriya siswa. Berikut adalah hasil anyaman yang
berikut ini:
1. Mengamati
Kegiatan yang dilakukan adalah siswa mengamati vidio dan gambar serta
jenis karya kriya anyaman yang dimodelkan oleh guru. Dalam kegiatan ini, guru
89
menayangkan berupa video dan gambar serta menunjukkan hasil karya kriya
berupa anyaman o boru yang telah jadi. Kemudian memajang di depan kelas dan
pembelajaran yang akan dilakukan adalah akan cara pembuatan karya seni kriya
2. Menanya
karya kriya yang ditampilkan berupa video, gambar dan yang dimodelkan
oleh guru. Pertanyaan pertanyaan tersebut antara lain: 1). Apa nama karya
yang telah diamati? 2). Apa fungsi karya yang telah diamati? 3). Apa
4). Apa alat-alat yang digunakan untuk membuat karya yang telah
karya tersebut?
3. Mengeskplorasi
sesuai tahapan mengumpulkan informasi, dalam hal ini adalah para siswa
4. Menalar
90
membuat karya kriya berupa anyaman o boru sesuai bahan, alat, dan
2) Guru menanyakan kepada siswa mengenai bahan dan alat yang digunakan untuk
3) Guru meminta siswa untuk meletakkan semua bahan alat yang telah
kelompok
(lingkaran)
1) Guru meminta siswa memilih jenis pola yang akan dirancang sesuai
dianyam
untuk menganyam.
3) Guru meminta siswa membuat anyaman dasar dengan teknik yang telah
dicontohkan.
menganyam
c. Setelah pola anyaman selesai, pola dasar anyaman langsung dijahit dengan
benang kasur. Setelah itu ditambahkan lagi daun pandan disetiap lungsi
yang ditindis diatas meja atau lantai dengan menggunakan tangan atau
kaki.
5) Guru meminta siswa untuk menjahit anyaman tersebut sesuai yang telah
92
dicontohkan.
dicontohkan
anyaman, pemasangan plastik atau sisa kain payung bagian atas anyaman dan
kepala.
2) Guru meminta siswa untuk menjahit anyaman tersebut sesuai yang telah
dicontohkan.
3) Setelah pinggiran dan atas kerucut anyaman telah dijahit dan dipasangkan
dicontohkan
93
5. Mengkomunikasikan
mengkomunikasikan hasil karya kriya berupa anyaman o boru di depan kelas dan
Dalam hal pembelajaran seni kriya anyam o boru ini, guru menilai
siswa dari kecakapan menuangkan kreatifitas, ide dan gagasan siswa itu
sendiri. Dalam membuat karya kerajinan, apabila ada siswa yang mampu
membuat karya kerajinan dengan baik dan rapi sesuai yang telah diamati
dalam video dan diperlihatkan atau dimodelkan oleh peneliti maka hasil
karya siswa tersebut akan mendapat nilai Sangat Baik, dan apabila ada
siswa yang membuat hasil karya kerajinan yang sudah menyerupai model
yang dihadirkan peneliti namun ada bagian bagian dari bahan anyaman
yang kurang maka siswa tersebut mendapat nilai Baik. Apabila ada siswa
lipatan dan guntingan daun pandan tidak sesuai maka siswa tersebut
atas. Begitu juga dengan teman-teman Wanda membuat bentuk karya yang
Wanda dan kelompoknya memiliki bentuk yang sesuai dan rapi dengan
Sebagai bahan perbandingan hasil karya yang dibuat siswa dengan hasil
karya yang seharusnya. Adapun kekurangan dari hasil karya Wanda yakni
susunan daun pandan yang dianyam masih terlihat longgar atau kurang
95
rapat Ketika dijahit. Jadi hasil karya anyaman boru Wanda dan
terlihat sangat baik karena dilihat dari susunan dan jahitan daun pandan
tangan perempuan lebih tekun teliti dan rapi jika dilihat dari hasil karya
siswa laki-laki dan siswa perempuan tetapi fakta yang peneliti lihat adalah
siswa laki-laki telah membuat hasil karya yang sangat baik dibanding
Dari sikap dan rasa tanggung jawab siswa dapat terlihat dari
dengan contoh gambar hasil kriya anyam yang seharusnya (gambar 4.16)
Pada gambar (4.18) terlihat kolaborasi dua siswa yang sangat tekun
responsif atas tugas yang sedang mereka kerjakan agar terlihat baik dan
berbeda ukuran dengan hasil kriya anyam kelompok Wanda dan Farel
Alumrani.
gambar 4.16 maka hasil karya kedua kelompok tersebut sangat jauh dari
yang seharusnya. Hasil karya keduanya terlihat lebar dan tidak mempunyai
anyaman agar tidak mudah lepas dari susunan pola anyaman daun
pandannya. Menurut peneliti dari sikap antusias serta rasa tanggung jawab
kedua kelompok yaitu antara kelompok Suci dan kelompok Salsa Natalia
karya yang agak lebar dari ukuran anyaman yang dimiliki teman-
Skala penilaian yang digunakan yakni Sangat Baik, Baik dan Cukup
dalam ranah afektif, psikomotor dan kognitif. Setiap siswa dinilai dari
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
anyam tersebut.
98
karakter yang mereka peroleh selama pembelajaran kriya, dengan kata lain
baru, dapat pula mempengaruhi perilaku siswa menjadi lebih tekun dan
sabar.
dalam proses pembelajaran oleh guru di dalam kelas karena lebih banyak
dalam bentuk praktek oleh semua siswa di depan kelas untuk melihat sejauh
5.2. Saran
beberapa
saran yakni:
DAFTAR PUSTAKA
Budiawan. 2009. Seni Budaya untuk SMA/MA Kelas XI. Yokyakarta: Sinar
PT Citra. Aji Parama.
………… 2009. Seni Budaya untuk SMA/MA Kelas XII. Yokyakarta: Sinar
100
Halmina Ruslim. 2020. Pembelajaran Seni Kriya Anyam Pada Siswa Kelas
XI SMA Negeri 1 Besulutu Kabupaten Konawe. (Tesis).
Jurusan
Pendidikan Seni Fakultas Pascasarjana. Universitas Haluoleo.
Kendari.
Purnomo & Purwadi. 2009. Seni Anyaman dan makrame. Jakarta: PT Brata
Niaga Media.
Susanto, Mike. 2011. Diksi rupa. Yogyakarta: Dicti Art Lab dan Bali: Jagad
Art Space.
Tim Penyusun. 2001. KLBI. Jakarta. Aneka Ilmu PT. Difa Publisher.