Anda di halaman 1dari 16

Seni Rupa

Pada dasarnya, pelajaran seni rupa memiliki tujuan untuk mengembangkan potensi
dan kualitas para peserta didik baik dalam bidang seni rupa maupun bidang-bidang lainnya.
Pelajaran ini bukan hanya mengajarkan tentang seni rupa itu sendiri, tetapi juga bagaimana
seni rupa dapat berhubungan dengan bidang lainnya, seperti ilmu pengetahuan, matematika,
dan sebagainya. Selain itu, seni rupa juga dapat dijadikan wahana untuk menghubungkan
para peserta didik dengan lingkungan alam dan sosial budaya di sekitar sekolah dan tempat
tinggal mereka.
Materi pembelajaran seni rupa terdiri dari teknik dan keterampilan dalam
menghasilkan karya seni rupa, media/alat yang digunakan, serta cerita dan gagasan yang
hendak disampaikan. Dalam pembelajaran seni rupa, para peserta didik akan diajak untuk
mengenal dan menjelajahi benda-benda, keluarga, teman, serta lingkungan alam dan
pengetahuan mereka sebagai sumber inspirasi dan bahan mentah untuk menghasilkan karya
seni. Pelajaran seni rupa tidak hanya mempelajari tentang seni rupa, melainkan juga
mempelajarinya melalui seni rupa.
Penekanan utama dalam pembelajaran seni rupa akan terletak pada dimensi praktik
yang memperkaya pengalaman para peserta didik. Para peserta didik akan diajak untuk
belajar dengan cara melakukan, sehingga mereka dapat merasakan langsung pengalaman
dalam menciptakan karya seni. Melalui pengalaman ini, para peserta didik dapat
mengembangkan keterampilan, pergaulan, dan kepribadian yang baik, manusiawi, dan
bermutu tinggi.
Pelajaran seni rupa dipandang sebagai mata pelajaran universal yang dapat membantu
mengembangkan potensi dan kualitas para peserta didik. Dengan mengikuti pelajaran seni
rupa, para peserta didik dapat tumbuh sebagai pribadi yang peka terhadap lingkungan alam
dan sosial, kreatif dan inovatif dalam mengerjakan suatu hal, serta bertanggung jawab
terhadap sikap yang dilakukan.
Dalam pembelajaran seni rupa, para peserta didik akan mengembangkan keterampilan
teknis, kreativitas, pemahaman terhadap media dan bahan, serta kemampuan untuk
mempertimbangkan aspek estetika, visual, dan konseptual dalam menciptakan karya seni.
Mereka akan diajarkan berbagai teknik seperti menggambar, melukis, memahat, mencetak,
dan membuat karya seni instalasi, serta diberi kesempatan untuk mencoba berbagai media
seperti pensil, cat air, cat minyak, tanah liat, kayu, kain, dan bahan-bahan daur ulang.
Namun, pembelajaran seni rupa tidak hanya sekadar mempelajari teknik dan
keterampilan, tetapi juga melibatkan pemahaman terhadap konteks sosial dan budaya di
sekitar kita. Para peserta didik akan belajar bagaimana seni rupa dapat menjadi sarana
ekspresi dan komunikasi, serta dapat membantu memahami dan mengapresiasi karya seni
dari berbagai budaya dan periode sejarah.
Selain itu, pembelajaran seni rupa juga dapat meningkatkan kemampuan analisis dan
kritis para peserta didik, karena mereka akan diminta untuk merefleksikan karya seni mereka
sendiri dan karya seni orang lain dengan kritis dan objektif. Hal ini dapat membantu
meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan analisis dalam berbagai bidang lain.
Terakhir, pembelajaran seni rupa juga dapat membantu meningkatkan keterampilan
kolaborasi dan kerja tim, karena dalam menciptakan karya seni yang kompleks seringkali
memerlukan kolaborasi antara beberapa seniman atau dengan pihak lain seperti kurator,
desainer, atau arsitek. Hal ini dapat membantu mengembangkan keterampilan sosial dan
komunikasi yang diperlukan dalam bekerja dalam kelompok.
Gambar merupakan bahasa paling tua yang digunakan oleh umat manusia. Lukisan-
lukisan pada dinding-dinding gua dari masa prasejarah menunjukkan hal tersebut. Gambar
juga bahasa paling dini yang dikenal dalam pertumbuhan manusia sebagaimana anak terlebih
dahulu mengenal melalui gambar sebelum melalui lisan apalagi tulisan. Dengan demikian,
berpikir meggunakan gambar (pictorial thinking) merupakan kemampuan dasar (primal) yang
mendorong sekaligus membuka kemampuan berpikir dengan bahasa-bahasa yang lain
(tulisan dan angka).
Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa gambar merupakan bahasa yang elementer
dan universal, sehingga manusia dapat berkomunikasi dan mengekspresikan diri secara lebih
mudah, leluasa dan kaya. Banyak gagasan yang sulit dituangkan dalam tulisan dapat
disampaikan dengan baik melalui gambar, misalnya rambu-rambu lalu lintas, lambang sebuah
negara dan agama, adegan dalam film, dan lagi yang lainnya. Mata pelajaran seni rupa
hendaknya menjadi wahana untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berpikir
dengan menggunakan gambar di saat kemampuan mereka dalam bahasa lisan dan tulisan
telah berkembang pesat. Pengembangan tersebut terkait kemampuan para peserta didik dalam
menyampaikan dan memahami suatu hal serta dalam mengekspresikan diri mereka. Praktik
tersebut membutuhkan kemampuan kreatif yang perlu dipupuk melalui pelatihan dan
pembiasaan sejak dini dan berkelanjutan agar dapat berkembang seiring bertambahnya usia
para peserta didik. Bersamaan dengan itu, berbagai potensi para peserta didik diharapkan
dapat muncul dan berkembang, kepribadian mereka tumbuh dengan baik sehingga dapat
beradaptasi dan memberi kontribusi terhadap lingkungannya. Di samping berkaitan dengan
kemampuan berpikir menggunakan gambar, seni rupa juga berkaitan dengan dimensi
keindahan yang dapat medorong para peserta didik agar tumbuh menjadi pribadi yang peka
dan kreatif sehingga kehidupan yang dijalani menjadi lebih menarik, menyenangkan dan
bahkan menakjubkan. Sebab seni rupa bukan hanya berupa lukisan dan patung, tapi juga
tentang gedung-gedung dibangun, kota-kota ditata, mobil dan pesawat angkasa luar
dirancang.
Buku Panduan Guru Seni Rupa untuk SD Kelas IV Dorongan pada keindahan juga
berkaitan dengan kemampuan para peserta didik dalam memahami dan menyampaikan
bahasa visual yang beragam, bergantung pada individu, latar belakang sosial dan budaya
tertentu. Oleh karena itu, seni rupa memperkenalkan manusia sebagai makhluk yang unik dan
beragam sehingga melatih tentang pentingnya memahami, menerima dan menyikapi
perbedaan dengan baik.
Oleh karena itu, tujuan utama pembelajaran seni rupa dilakukan lebih untuk
mengembangkan manusia (art for human development) daripada untuk mengembangkan seni
(human for art development). Dalam mewujudkan tujuan tersebut, proses pembelajaran akan
menekankan pada aspek praktis akan eksploratif dalam proses pembelajaran, dengan harapan
untuk meningkatkan kemampuan motorik, kognitif dan imajinatif dari para peserta didik.
Pembelajaran seni rupa yang menekankan dimensi praktis dan ekploratif tersebut dilakukan
dengan menggunakan lingkungan alam dan sosial-budaya di lingkungan sekitar sekolah dan
tempat tinggal peserta didik sebagai “laborarium visual”. Harapannya, agar para peserta didik
dapat lebih mengenal lingkungan tempat tinggal mereka. Di samping itu, pembelajaran seni
rupa juga akan dikaitkan dengan pelajaranpelajaran lain untuk melatih para peserta didik
berpikir lintas disiplin.
Pembelajaran seni rupa tidak hanya sekadar mempelajari teknik dan keterampilan seni
rupa, tetapi juga membantu para peserta didik mengembangkan kreativitas, pemahaman
terhadap budaya, kemampuan analisis dan kritis, serta keterampilan kolaborasi dan kerja tim
yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam berbagai bidang karir di masa depan.

Seni Musik
Tugas dan peran Pusat Kurikulum dan Perbukuan dalam pengembangan kurikulum
dan buku teks pelajaran di Indonesia. Pusat Kurikulum dan Perbukuan merupakan bagian dari
Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan di bawah Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Pada tahun 2020, Pusat Kurikulum dan Perbukuan mengembangkan kurikulum
beserta buku teks pelajaran yang mengusung semangat merdeka belajar. Kurikulum ini
memberikan keleluasan bagi satuan pendidikan dan guru untuk mengembangkan potensinya
serta keleluasan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuan dan perkembangannya.
Kebijakan pengembangan kurikulum ini tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 958/P/2020 tentang Capaian Pembelajaran pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah.
Buku teks pelajaran yang sesuai dengan kurikulum tersebut diperlukan untuk
mendukung pelaksanaan kurikulum. Buku teks pelajaran ini merupakan salah satu bahan
pembelajaran bagi siswa dan guru. Selanjutnya, pada tahun 2021, kurikulum dan buku akan
diimplementasikan secara terbatas di Sekolah Penggerak sesuai dengan Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1177 Tahun 2020 tentang Program Sekolah Penggerak.
Umpan balik dari guru dan siswa, orang tua, dan masyarakat di Sekolah Penggerak sangat
dibutuhkan untuk penyempurnaan kurikulum dan buku teks pelajaran ini.
Buku panduan pembelajaran seni tari untuk SD kelas 4 menyajikan materi seni yang
dirancang untuk meningkatkan kompetensi seni dan kepribadian peserta didik. Materi-materi
ini diarahkan untuk menciptakan pengalaman apresiasi dan kreasi seni tari pada siswa.
Materi pembelajaran dimulai dengan pengenalan lingkungan sekitar peserta didik
dalam unit pembelajaran "Mengenal Lingkungan dengan Tari". Melalui unit ini, siswa akan
belajar mengenali keberagaman lingkungan dan memahami makna budaya yang terkandung
dalam gerak tari.
Selanjutnya, pada unit pembelajaran "Mengenal Gerak dan Makna pada Permainan
Tradisional", siswa akan belajar mengenali nilai-nilai kearifan budaya yang terkandung dalam
gerakan tari permainan tradisional. Pada unit ini, siswa akan memperagakan gerak tari
permainan tradisional baik secara individu maupun kelompok.
Pada unit pembelajaran terakhir yang berjudul "Mengenal Tari melalui Cerita
Rakyat", siswa akan membuat gerak tari berdasarkan pada cerita fabel, legenda, dan sejarah
secara individu maupun kelompok. Melalui unit ini, siswa akan belajar mengembangkan
keterampilan artistik dan mengekspresikan makna budaya melalui gerak tari.
Tiga tujuan pembelajaran pada fase B terdiri dari memperagakan ciri khas gerak tari
dari flora, fauna, dan makhluk hidup di sekitar lingkungan secara individu maupun
kelompok. Tujuan kedua adalah memperagakan gerak tari permainan tradisional baik secara
individu maupun kelompok, dan tujuan ketiga adalah membuat gerak tari berdasarkan pada
cerita fabel, legenda, dan sejarah secara individu maupun kelompok.
Berikut karakteristik pelajaran seni rupa: memberi ruang bagi pelajar untuk melihat,
mengamati dan merasakan dari berbagai sudut pandang untuk mengekspresikannya,
menumbuhkan jiwa yang menghargai keindahan, kemanusiaan dan toleransi melalui seni
rupa, mampu mereka ulang sebuah pemahaman, mendokumentasikan proses dan menghargai
proses selain pencapaian hasil akhir, menghargai keunikan dan kemajemukan ide nilai dan
budaya
Masing-masing unit pembelajaran terdiri dari beberapa prosedur kegiatan
pembelajaran yang menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru dan siswa.
Pembukaan unit menggambarkan tujuan pembelajaran, alokasi waktu, dan deskripsi materi
pembelajaran.
Setiap langkah pembelajaran juga dilengkapi dengan materi dan cara menyusun
metode pembelajaran. Materi pengayaan tersedia di bagian lembar bacaan guru, sehingga
guru dapat mengembangkan materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Buku panduan ini ditujukan untuk guru SD kelas 4. Meskipun ditujukan untuk guru
yang belum berpengalaman dalam seni, guru dapat memodifikasi materi dan langkah dalam
prosedur kegiatan pembelajaran sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan peserta didik.
Buku panduan ini dikemas dengan mempertimbangkan ketersediaan fasilitas belajar
di beberapa daerah, sehingga lebih mengutamakan pengembangan seni gerak (kreasi) dan
apresiasi serta penghargaan seni. Guru diarahkan untuk mengedepankan konsep dan strategi
belajar, sedangkan media dapat menggunakan fasilitas yang ada di lingkungan guru dan
peserta didik.
Pada akhir Fase A, peserta didik mampu menyimak, melibatkan diri secara aktif
dalam pengalaman atas bunyi-musik (bernyanyi, bermain alat/ media musik, mendengarkan),
5 Panduan Umum dan Pendahuluan mengimitasi bunyi-musik serta dapat
mengembangkannya menjadi pola baru yang sederhana.Peserta didik mengenali diri sendiri,
sesama, dan lingkungannya serta mengalami keberagaman/kebhinekaan sebagai bahan dasar
berkegiatan musik seperti yang terwujud dalam pengenalan kualitas- kualitas dan unsur-unsur
sederhana dalam bunyi/ musik beserta konteksyang menyertainya seperti: lirik lagu dan
kegunaan musik yang dimainkan. Fase B (Umumnya Kelas 3-4)
Pada akhir Fase B peserta didik dapat memberi kesan dan mendokumentasikan musik
yang dialaminya dalam bentuk lisan, tulisan, gambar, maupun bentuk lainnya. Peserta didik
menjalani kebiasaan praktik musik yang baik dan rutin (disiplin kreatif) dalam berpraktik
musik sederhana untuk kelancaran dan keluwesannya menjalani dan mengembangkan
kemampuan musikalitas baik bagi diri sendiri maupun secara bersama-sama serta
mendapatkan kesan baik atas pengalamannya tersebut. Peserta didik semakin dapat
menyimak, melibatkan diri secara aktif dalam praktik-praktik bermusik (bernyanyi, bermain
alat/ media musik, mendengarkan, dan membuat musik), dan semakin lancar dalam
mengimitasi bunyi-musik sederhana. Fase C (Umumnya Kelas 5-6)
Pada akhir fase C, peserta didik menunjukkan kepekaannya terhadap unsur-unsur
bunyimusik dan konteks sederhana dari sajian musik seperti: lirik lagu, kegunaan musik yang
dimainkan, serta keragaman budaya yang melatarbelakanginya. Peserta didik mampu
berpartisipasi dalam aktivitas musikal dan mampu memberikan respon yang memadai dengan
lancar dan luwes, sederhana, terencana/ situasional, baik secara individu maupun kelompok.
Peserta didik mampu memberi kesan dan mendokumentasikan musik yang dialaminya
dalam bentuk yang dapat dikomunikasikan secara lebih umum seperti: lisan, tulisan gambar,
notasi musik, dan audio. Peserta didik perlu memiliki kemampuan memilih, memainkan, dan
menghasilkan karya-karya musik sederhana yang mengandung nilai-nilai lokal-global yang
positif, berperan secara aktif, kreatif, artistik, untuk mendapatkan pengalaman dan kesan baik
untuk perbaikan dan kemajuan diri sendiri dan bersama.
Pada pembelajaran Seni Musik, guru dapat merencanakan strategi pembelajaran
berdasarkan modelnya ataupun metodenya. Untuk model pembelajaran yang disarankan
dalam kegiatan pembelajaran Seni Musik SD Kelas IV ini adalah penggunaan model
pembelajaran pakem yang berasal dari gabungan kata aktif, kreatif, inovatif, dan
menyenangkan. Pakem merupakan sebuah model pembelajaran kontekstual yang melibatkan
paling sedikit empat prinsip utama di dalam prosesnya, yakni interaksi, komunikasi, refleksi,
dan eksplorasi. Hasil yang diharapkan dari penggunaan model pakem ini adalah kemampuan
peserta didik dalam menciptakan sebuah karya, gagasan, pendapat, atau ide atas hasil
penemuan dan usahanya sendiri, bukan gurunya (Nurdyansyah:2016). Pada penerapannya,
strategi pembelajaran Seni Musik ini tidak hanya berpatok pada satu model pembelajaran
saja. Model pembelajaran yang dapat digunakan pada unitunit tertentu seperti unit 4 pada
musik kreatif adalah model pembelajaran kooperatif.
Tim penulis buku ini menyusun buku dengan paradigma merdeka belajar dan
berwawasan Pelajar Pancasila serta kompetensi dalam mengembangkan potensi diri secara
berimbang. Paradigma pendidikan abad XXI memberikan konteks baru dalam kesempatan
belajar yang luas ke arah humanisme yang lebih beradab. Buku ini dirancang dengan
memperhatikan hakikat pendidikan, desain kurikulum, yang menjamin kualitas dan relevansi
pembelajaran transformatif berbasis budaya lokal.
Capaian pembelajaran dalam buku ini mengembangkan secara berimbang antara
pengetahuan, keterampilan, dan sikap melalui seni musik, seni rupa, seni tari, dan seni teater
guna memperkuat karakter. Tim penulis buku ini menyampaikan terima kasih dan apresiasi
kepada semua pihak yang telah membantu penulisan buku ini, terutama Puskurbuk
Kemendikbud. Semoga buku ini memberi manfaat dan menginspirasi generasi muda bangsa
untuk lebih bermartabat, tanggap, tangguh, kreatif dan mandiri.
Strategi pembelajaran kooperatif merupakan serangkaian kegiatan belajar yang
dilakukan oleh siswa di dalam kelompok, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Terdapat empat hal penting dalam strategi pembelajaran kooperatif, yakni (1)
adanya peserta didik dalam kelompok, (2) adanya aturan main (role) dalam kelompok, (3)
adanya upaya belajar dalam kelompok, (4) adanya kompetensi yang harus dicapai oleh
kelompok. Menurut Roger dan David Johnson dalam Agus Suprijono (2010) mengatakan
bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap sebagai pembelajaran kooperatif.
Terdapat lima unsur dasar yang harus diterapkan dalam model pembelajaran kooperatif yakni,
prinsip saling ketergantungan antar anggota kelompok, tanggung jawab perseorangan,
interaksi tatap muka dalam diskusi, partisipasi dan komunikasi (kemampuan interpersonal),
evaluasi proses kelompok.
Buku Panduan Guru Seni Musik SD Kelas IV adalah sebuah panduan yang dibuat
untuk membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran Seni Musik di Sekolah Dasar kelas
IV. Buku ini didesain untuk memberikan panduan yang utuh dan sistematis agar guru dapat
mengembangkan domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan dalam proses pembelajaran
yang dilakukan.
Pada dasarnya, buku panduan ini mengusung konsep pembelajaran abad ke-21, yang
menekankan pada pembelajaran yang lebih kontekstual. Selain itu, buku panduan ini juga
berusaha mengembangkan pembelajaran yang berpusat pada aktivitas siswa, sehingga siswa
dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Buku panduan ini juga memudahkan pemahaman guru dengan menggunakan bahasa
interaktif, ilustrasi, tabel, dan video penjelasan. Hal ini akan membantu guru untuk lebih
memahami konsep-konsep yang diajarkan dalam pembelajaran Seni Musik.
Selain itu, buku panduan ini juga memberikan alternatif pembelajaran untuk
mengembangkan kreativitas murid berupa metode, model, maupun aktivitas pembelajaran.
Hal ini dilakukan agar guru dapat mengembangkan secara pribadi setiap konten, metode,
model, maupun langkah pembelajaran yang dirasa cocok untuk digunakan di satuan
pendidikan tempat guru mengajar.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, buku panduan ini membahas beberapa hal
penting, seperti panduan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), panduan
dalam memilih bahan ajar, strategi pembelajaran, dan pengembangan keterampilan siswa.
Selain itu, buku panduan ini juga memberikan contoh-contoh kegiatan pembelajaran yang
dapat dilakukan dalam kelas.
Secara keseluruhan, tujuan dari Buku Panduan Guru Seni Musik SD Kelas IV adalah
untuk membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran Seni Musik secara lebih efektif dan
efisien, sehingga siswa dapat mengembangkan domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan
dengan baik.

Seni Tari
Pembelajaran seni merupakan salah satu komponen penting dalam pendidikan, karena
melalui pembelajaran seni, peserta didik dapat mengembangkan kemampuan kreatifitas,
ekspresi, dan pemahaman terhadap nilai-nilai seni. Buku yang telah disiapkan untuk
pembelajaran seni di kelas 4 SD dapat menjadi acuan bagi guru dalam mengembangkan
materi ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Guru yang memiliki
latar belakang seni tari dapat mengembangkan materi ajar yang terdapat pada buku ini sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik, bahkan dapat mengolah materi lain sebagai
bahan ajar di kelas.
Pembelajaran seni tari untuk SD kelas 4 berisi beberapa materi seni untuk
meningkatkan kompetensi seni dan kompetensi kepribadian peserta didik. Peningkatan kedua
kompetensi ini dilakukan melalui rangkaian kegiatan apresiasi dan kreasi. Materi yang dipilih
pada mata pelajaran seni tari, dimulai dari lingkungan yang terdekat dengan peserta didik,
sehingga ia mampu menyadari keberagaman lingkungannya. Hal ini diperoleh pada materi
unit pembelajaran “Mengenal Lingkungan dengan Tari”.
Selanjutnya pada materi unit pembelajaran “Mengenal Gerak dan Makna pada
Permainan Tradisional” dan “Mengenal Tari melalui Cerita Rakyat”, berisi tentang
pengenalan nilai-nilai kearifan budaya. Dengan demikian melalui tari, peserta didik
menyadari pesan dan makna budaya. Peningkatan wawasan, keterampilan, dan kepribadian
peserta didik diperoleh melalui rangkaian pembelajaran apreasi dan kreasi yang dijabarkan
dalam elemen pembelajaran mengalami, mencipta, berpikir artistik, merefleksi, dan
berdampak. Capaian Pembelajaran pada fase B diturunkan dalam tiga tujuan pembelajaran
yakni: 1). memperagakan ciri khas gerak tari dari flora, fauna dan mahkluk hidup di sekitar
lingkungannya secara individu maupun kelompok; 2). memperagakan gerak tari permainan
tradisional baik secara individu maupun kelompok; dan 3). membuat gerak tari berdasarkan
pada cerita fabel, legenda, dan sejarah secara individu maupun kelompok. Ketiga tujuan
pembelajaran ini dituangkan dalam tiga unit pembelajaran. Pada unit pembelajaran yang
berjudul “Mengenal Lingkungan dengan Tari”, terdiri dari 12 prosedur kegiatan
pembelajaran. Pada unit pembelajaran yang berjudul “Mengenal Gerak dan Makna pada
Permainan Tradisional”, terdiri dari 9 prosedur kegiatan pembelajaran.
Adapun pada unit yang berjudul “Mengenal Tari melalui Cerita Rakyat”, terdiri dari 9
prosedur kegiatan pembelajaran. Pada awal unit, disebutkan mengenai tujuan pembelajaran,
alokasi waktu, dan deskripsi materi pembelajaran. Selanjutnya pada awal langkah
pembelajaran dipaparkan mengenai materi dan cara menyusun metode pembelajaran. Adapun
materi pengayaan dapat diperoleh di bagian lembar bacaan guru. Pendahuluan Pendahuluan 9
Buku ini dapat digunakan oleh guru SD yang mengajar di kelas 4. Bagi guru yang belum
mempunyai pengalaman seni dapat menerapkan secara langsung langkah-langkah yang
termuat dalam prosedur kegiatan pembelajaran. Namun demikian, guru dapat memodifikasi
materi dan langkah dalam prosedur kegiatan pembelajaran sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhan peserta didik. Buku ini dikemas dengan mempertimbangkan ketersediaan fasilitas
belajar di beberapa daerah, sehingga lebih mengutamakan pengembangan seni gerak (kreasi)
dan apresiasi, serta penghargaan seni.
Dengan demikian guru mengedepankan konsep dan strategi belajar, sedangkan media
dapat menggunakan fasilitas yang ada di lingkungan guru dan peserta didik. Begitu pula
konsep yang dikemukakan dalam buku ini, dapat diterapkan di sekolah umum yang
mempunyai potensi seni yang beragam dan kelompok peserta didik dalam jumlah besar
hingga 30 orang.
Capaian Pembelajaran adalah muara yang diharapkan dapat terwujud setelah
dilakukan pembelajaran. Capaian pembelajaran terdiri dari tujuan pewujudan kompetensi seni
dan kompetensi kepribadian. Tujuan pewujudan kompetensi seni diharapkan dapat tercapai
melalui beberapa indikator pencapaian, yaitu peserta didik mampu menilai hasil pencapaian
diri melalui pengamatan bentuk penyajian tari berdasarkan latar belakang serta
pengidentifikasian dalam menerapkan unsur utama tari, level, perubahan arah, sebagai bentuk
ekspresi tari kelompok yang dapat menumbuhkan rasa cinta pada seni tari. Artinya, pada
akhir pembelajaran peserta didik diharapkan dapat menunjukkan kemampuan dalam
mengamati dan menilai bentuk penyajian tari yang telah dipelajari, memahami unsur-unsur
utama tari seperti gerak, level, dan perubahan arah, serta mampu mengekspresikan diri
melalui tari kelompok dengan memperlihatkan rasa cinta pada seni tari.
Dalam ilmu Ekologi, alam dilihat sebagai jalinan sistem kehidupan yang saling terkait
satu sama lainnya. Artinya setiap makhluk hidup berada dalam suatu proses penyesuaian diri
dalam sistem kehidupan yang dipengaruhi oleh asas-asas dalam kelangsungan kehidupan
ekologi tersebut (Muhammad Erwin, 2008). Lingkungan alam bersifat alamiah/fisik berupa
sumber daya alam (air, hutan, tanah, batu-batuan), tumbuh-tumbuhan dan hewan (flora dan
fauna) merupakan sumber belajar yang kaya beragam pengetahuan. Bagi anak-anak
pengenalan terhadap lingkungan di sekitarnya merupakan pengalaman yang positif, menarik
dan menyenangkan. Mereka memiliki rasa ingin tahu, sikap antusias yang kuat terhadap
segala sesuatu, sikap berpetualang serta minat yang kuat untuk mengobservasi lingkungan.
Oleh karena itu, banyak nilai dan manfaat yang dapat diambil dari kegiatan mengenal
lingkungan sekitar tersebut. Hal ini termasuk salah satu stimulus bagi anak untuk
mengembangkan minat keilmuannya.
Salah satu media untuk memperkenalkan lingkungan pada anak bisa melalui
pembelajaran tari yang mengangkat tema lingkungan. Alam semesta berikut isinya dengan
berbagai flora dan fauna adalah sumber inspirasi yang bisa Diangkat menjadi tema sebuah
karya tari. Wawasan anak terhadap lingkungan akan memotivasi untuk melakukan
pengamatan, eksplorasi dan merangkai gerak. Melalui tema ini Unit Pembelajaran 1
Mengenal Lingkungan dengan Tari Unit Pembelajaran 1 | Mengenal Lingkungan dengan Tari
13 akan membangkitkan minat anak untuk berekspresi dan berimajinasi dalam gerak. Dalam
prakteknya peserta didik yang sudah terbiasa bermain dan mengenal lingkungan sekitarnya
akan mampu berinteraksi aktif bersama teman, bersosialisasi dengan masyarakat, bersentuhan
dengan alam dan mengasah kepekaan terhadap masalah-masalah sosial sekitarnya. Selain dari
obyek flora dan fauna, peserta didik juga bisa mengamati bagaimana aktivitas petani dalam
menjalankan tugas kesehariannya di sawah. Proses ini juga bisa menjadi ide garap dalam
membuat sebuah karya tari. Saat mengetahui kegiatan bertani secara langsung, peserta didik
akan memiliki kepekaan dalam setiap aspek dan unsur penting dalam kegiatan bertani sesuai
dengan kultur masing-masing. Tidak hanya belajar dari kebiasaan-kebiasaan petani, tapi juga
kekuatan spirit petani dalam segala aktivitasnya.
Contohnya semangat, pantang menyerah, tak kenal lelah, telaten, dan waspada. Juga
bisa menampilkan suasana yang menggambarkan saat panen tiba, anak membantu orang
tuanya sambil bersenda gurau di sawah, bersyukur atas segala hasil yang dicapai. Unit
Pembelajaran Mengenal Lingkungan melalui Tari merupakan rangkaian pembelajaran agar
peserta didik mampu memperagakan gerak tari yang bertema lingkungan, baik individu
maupun kelompok. Secara keseluruhan karya tari ini mengandung makna, pesan, dan nilai-
nilai lingkungan budaya setempat. Materi ajar dilaksanakan dalam 12 (dua belas) prosedur
kegiatan pembelajaran. Pembagian pembelajaran didasarkan pada elemen konten
pembelajaran yakni tahap mengalami, mencipta, berpikir artistik, merefleksikan, dan
berdampak. Prosedur kegiatan pembelajaran disusun secara berjenjang untuk meningkatkan
kompetensi seni dan kepribadian peserta didik. Prosedur kegiatan pembelajaran 1, 2, 7 dan 8
adalah pewujudan dari elemen mengalami. Pembelajarannya difokuskan untuk memberikan
pengalaman seni pada peserta didik, agar peserta didik secara fisik dan emosional
mendapatkan wawasan dan pengalaman mengenai materi. Prosedur kegiatan pembelajaran
3,4, 9 dan 10 didasarkan pada elemen mencipta yang mencakup kegiatan peserta didik dalam
melakukan eksplorasi seluruh materi, baik pengenalan anggota tubuh, pemanasan tubuh,
pemahaman alur cerita tema lingkungan, penemuan gerak dan perangkaian gerak. Prosedur
kegiatan pembelajaran 5 dan 11 didasarkan pada elemen berpikir artistik. Peserta didik dalam
tahap ini akan mempelajari unsur pendukung tari lainnya seperti musik, properti tari, desain
lantai, tata rias dan busana dan komposisi yang sesuai dan mendukung tari bertema
lingkungan. Selain itu, peserta didik juga bisa diajak berdiskusi untuk menentukan letak
panggung pertunjukan yang dipergunakan untuk mempresentasikan tari bertema lingkungan.
Prosedur pembelajaran 6 dan 12 didasarkan pada elemen merefleksikan dan berdampak.
Peserta didik bisa menyampaikan kesan, pesan dan pengalaman yang dirasakan saat
melakukan keseluruhan materi bertema lingkungan. Selain itu, peserta didik
Buku Panduan Guru Seni Tari untuk SD Kelas IV juga bisa memetik makna, pesan
dan nilai yang terkandung dalam tari lingkungan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
Termasuk ajakan untuk peserta didik yang lain, untuk selalu menjaga lingkungan bersama-
sama. Pengaturan prosedur kegiatan pembelajaran ini tidak bersifat mutlak, namun dapat
disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan peserta didik dan guru di kelas. Pada akhir
unit diberikan beberapa contoh rubrik penilaian berdasarkan dua tema lingkungan yang
disajikan. Pada unit pembelajaran ini dipilih dua aspek lingkungan yang bisa dimainkan
secara individu dan kelompok yaitu, flora fauna dan mata pencaharian (profesi petani) yang
terkait dengan pertanian. Materi tersebut dipilih untuk mengarahkan peserta didik pada
pencapaian kompetensi seni dan kompetensi kepribadian yang berdasar pada perwujudan
profil pelajar Pancasila. Implementasi dari pembelajaran ini akan mencerminkan akhlak
mulia peserta didik dalam bertanggung jawab, rasa sayang dan pedulinya terhadap
lingkungan alam sekitar. Pelajar Indonesia menyadari bahwa dirinya adalah salah satu di
antara bagian-bagian dari ekosistem bumi yang saling mempengaruhi. Ia juga menyadari
bahwa sebagai manusia, dia mengemban tugas dalam menjaga dan melestarikan alam sebagai
ciptaan Tuhan. Kesadaran pentingnya merawat lingkungan sekitar akan memotivasi anak
untuk menjaga alam agar selalu nyaman dan aman dihuni oleh seluruh makhluk hidup baik
saat ini maupun generasi mendatang.
Sementara itu, untuk mendasari pencapaian kompetensi kepribadian peserta didik,
menginduk pada profil pelajar Pancasila. Pada fase B ini, pencapaian kompetensi kepribadian
peserta didik difokuskan pada dimensi: 1). Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan Berakhlak mulia, khususnya pada manusia dan alam; 2). Berkebhinekaan Global,
khususnya pada elemen mengenal dan menghargai budaya dan komunikasi dan interaksi
antar budaya. Artinya, pada akhir pembelajaran peserta didik diharapkan dapat menunjukkan
kemampuan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta memiliki
akhlak mulia dalam berinteraksi dengan manusia dan alam. Selain itu, peserta didik juga
diharapkan dapat mengenal dan menghargai budaya serta mampu berkomunikasi dan
berinteraksi antar budaya.
Buku panduan untuk guru dalam mengajar tari di sekolah dasar. Buku panduan ini
dirancang untuk membantu guru mengembangkan konten dan metode yang sesuai untuk
mengajar tari. Buku panduan ini mencakup berbagai strategi pengajaran, seperti pembelajaran
berbasis penyelidikan, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis penemuan,
pembelajaran berbasis masalah, dan pembelajaran kreatif. Buku ini terorganisir dalam
beberapa unit pembelajaran yang mencakup topik seperti kesadaran lingkungan, permainan
tradisional, dan folklore. Tujuan dari buku panduan ini adalah untuk mengembangkan
keterampilan tari dan kompetensi personal siswa, membantu mereka menghargai keragaman
budaya Indonesia, dan mempromosikan cinta mereka terhadap tari. Buku panduan ini
terstruktur sekitar lima elemen pembelajaran: mengalami, menciptakan, merefleksikan,
berpikir dan bekerja secara artistik, dan berdampak. Guru didorong untuk menganalisis
pengetahuan, minat, dan keterampilan siswa mereka dan memilih materi tari dan metode
pengajaran yang sesuai.

Seni Teater
Dalam buku panduan guru seni teater untuk SD kelas IV ini, terdapat implementasi
profil Pelajar Pancasila sebagai panduan dalam pembelajaran seni teater. Seni teater sendiri
merupakan ekspresi manusia terhadap berbagai fenomena yang menggabungkan semua
bidang seni seperti seni tari, musik, akting, rupa, dan multimedia. Seni teater dapat diajarkan
sejak dini sebagai bentuk pengenalan, pemahaman, pengolahan, peniruan, dan
pengekspresian emosi melalui tubuhnya.
Dalam pembelajaran seni teater, siswa dapat mengasah daya pikir seperti berimajinasi
dan bernalar kritis. Selain itu, seni teater juga dapat melatih siswa berkomunikasi baik secara
verbal maupun nonverbal agar siswa dapat berinteraksi lebih baik dengan lingkungan sekitar.
Hal tersebut dipraktikkan dalam bentuk eksperimen pertunjukan di kelas. Siswa dapat
mengobservasi fenomena kehidupan yang dikomunikasikan dengan mengungkap nilai
kehidupan sehingga melahirkan empati kepada sesama manusia.
Pembelajaran seni teater di kelas IV ini terdiri dari empat alur capaian pembelajaran
yang bertujuan untuk mengenal ragam karakter dalam cerita, peragaan cerita sesuai peran
yang ditentukan bersama, berlatih membuat adegan singkat dengan menggunakan topik yang
lebih berkembang dengan mengombinasi gerak tablo, pantomim, bunyi, dan dialog
sederhana, serta berlatih dan menyatukan gagasan, gerak, suara, dan bunyi sesuai dengan
cerita dalam ruang yang ada serta mengelolanya secara berkelompok.
Karakteristik Mata Pelajaran Seni Teater Sekolah Dasar Sahabat Guru, seni teater
merupakan ekspresi manusia terhadap berbagai fenomena. Seni teater menggabungkan semua
bidang seni, baik seni tari, musik, akting, rupa, dan mulimedia. Sejak dini, teater dapat
diajarkan sebagai bentuk pengenalan, pemahaman, pengolahan, peniruan, dan pengekspresian
emosi melalui tubuhnya. Dengan bermain seni teater, siswa dapat mengasah daya pikir
(berimajinasi dan bernalar kritis), mengenali dan mengembangkan potensi diri untuk
meningkatkan cita rasa dan kepercayaan diri yang tinggi. Seni teater juga dapat melatih siswa
berkomunikasi baik secara verbal maupun nonverbal agar siswa berinteraksi lebih baik
dengan lingkungan sekitar. Hal tersebut dipraktikkan dalam bentuk eksperimen pertunjukan
di kelas. Siswa dapat mengobservasi fenomena kehidupan yang dikomunikasikan dengan
mengungkap nilai kehidupan sehingga melahirkan empati kepada sesama manusia.
Alur Capaian Pembelajaran Sahabat Guru, seni teater yang diajarkan di sekolah dasar
kelas IV ini merupakan cara memahamkan berbagai teknik dasar akting (pemeranan) melalui
proses meniru (mimesis), memahami gerak tubuh, dan suara/vokal secara lebih mendalam
sesuai tokoh/peran. Selanjutnya, peserta didik mulai mengenal aneka peran yang berbeda
dalam memproduksi pertunjukan, menyumbang gagasan dan hasil latihan bersama orang lain
sebagai wujud dari kemampuan bekerja sama. Melalui pengalaman ini, peserta didik
diharapkan mampu berkolaborasi untuk mencapai pertunjukan dengan mengenal peran dan
fungsi masing-masing serta mampu mengendalikan emosi dalam berkolaborasi. Sahabat
Guru, buku ini didasarkan pada empat alur capaian pembelajaran, yaitu: (1) mengenal ragam
karakter dalam cerita, terutama ragam cerita khayali 6 Buku Panduan Guru Seni Teater SD
Kelas IV dan realis, (2) peragaan cerita sesuai peran yang ditentukan bersama, (3) berlatih
membuat adegan singkat dengan menggunakan topik yang lebih berkembang dengan
mengombinasi gerak tablo, pantomim, bunyi, dan dialog sederhana, serta (4) berlatih dan
menyatukan gagasan, gerak, suara, dan bunyi sesuai dengan cerita dalam ruang yang ada
serta mengelolanya secara berkelompok.
Deskripsi Singkat Mata Pelajaran Seni Teater Sekolah Dasar Kelas IV. Buku Seni
Teater kelas IV dipersiapkan untuk memperkenalkan siswa tentang seni teater yang
merupakan cakupan Seni Budaya dan Prakarya. Dalam buku ini, siswa diajak bermain peran
menjadi manusia, hewan, dan peristiwa alam. Siswa juga diajak untuk mengenal diri sendiri,
menghargai perbedaan orang lain, bekerja sama mempersiapkan properti dan kostum
pementasan, berani tampil di depan umum melalui pertunjukan sederhana. Buku ini berisi
tiga unit yang harus diajarkan kepada siswa. Ketiga unit tersebut adalah (1) bermain peran
menjadi hewan dan peristiwa alam, (2) bermain peran dari cerita kehidupan sehari-hari, serta
(3) bermain peran dari cerita fabel dan legenda. Semua langkah pembelajaran dalam unit
tersebut dikemas dalam bentuk permainan.
Buku panduan guru seni teater SD kelas IV ini dipersiapkan untuk memperkenalkan
siswa tentang seni teater yang merupakan cakupan Seni Budaya dan Prakarya. Dalam buku
ini, siswa diajak bermain peran menjadi manusia, hewan, dan peristiwa alam. Selain itu,
siswa juga diajak untuk mengenal diri sendiri, menghargai perbedaan orang lain, bekerja
sama mempersiapkan properti dan kostum pementasan, serta berani tampil di depan umum
melalui pertunjukan sederhana.
Buku ini terdiri dari tiga unit pembelajaran yang harus diajarkan kepada siswa. Unit
pertama adalah bermain peran menjadi hewan dan peristiwa alam, di mana siswa diajak untuk
memahami gerak tubuh dan suara/vokal dari hewan atau peristiwa alam tersebut. Unit kedua
adalah bermain peran dari cerita kehidupan sehari-hari, di mana siswa diajak untuk
memainkan peran dari cerita yang terkait dengan kehidupan sehari-hari, seperti cerita tentang
keluarga, teman, sekolah, dan sebagainya. Unit ketiga adalah bermain peran dari cerita fabel
dan legenda, di mana siswa diajak untuk memainkan peran dari cerita yang terkait dengan
fabel dan legenda seperti cerita tentang kancil, sangkuriang, dan sebagainya.
Selain itu, seni teater juga dapat melatih kemampuan siswa dalam berkomunikasi
secara verbal maupun nonverbal, sehingga mereka dapat berinteraksi dengan lingkungan
sekitar secara lebih baik. Dalam praktiknya, ini dilakukan melalui bentuk eksperimen
pertunjukan di kelas, di mana siswa dapat mengobservasi fenomena kehidupan yang
dikomunikasikan dengan mengungkap nilai kehidupan sehingga dapat melahirkan empati
kepada sesama manusia.
Dalam buku ini, terdapat implementasi profil Pelajar Pancasila, yang bertujuan untuk
membentuk karakter siswa menjadi pribadi yang memiliki nilai-nilai Pancasila. Tujuan
jangka panjang dari kurikulum adalah menciptakan generasi yang memiliki karakter
Pancasila yang kuat. Untuk itu, dirumuskan tabel sebagai panduan implementasi profil
Pelajar Pancasila di dalam pembelajaran seni teater SD kelas IV.
Alur capaian pembelajaran seni teater di SD kelas IV terdiri dari empat tahap. Tahap
pertama adalah mengenal ragam karakter dalam cerita, terutama ragam cerita khayali dan
realis. Tahap kedua adalah peragaan cerita sesuai peran yang ditentukan bersama. Tahap
ketiga adalah berlatih membuat adegan singkat dengan menggunakan topik yang lebih
berkembang dengan mengombinasi gerak tablo, pantomim, bunyi, dan dialog sederhana.
Tahap keempat adalah berlatih dan menyatukan gagasan, gerak, suara, dan bunyi sesuai
dengan cerita dalam ruang yang ada serta mengelolanya secara berkelompok.
Buku Seni Teater kelas IV dipersiapkan untuk memperkenalkan siswa tentang seni
teater yang merupakan cakupan Seni Budaya dan Prakarya. Dalam buku ini, siswa diajak
bermain peran menjadi manusia, hewan, dan peristiwa alam. Siswa juga diajak untuk
mengenal diri sendiri, menghargai perbedaan orang lain, bekerja sama mempersiapkan
properti dan kostum pementasan, serta berani tampil di depan umum melalui pertunjukan
sederhana. Buku ini berisi tiga unit yang harus diajarkan kepada siswa. Ketiga unit tersebut
adalah bermain peran menjadi hewan dan peristiwa alam, bermain peran dari cerita
kehidupan sehari-hari, serta bermain peran dari cerita fabel dan legenda. Semua langkah
pembelajaran dalam unit tersebut dikemas dalam bentuk permainan.
Secara umum, strategi pembelajaran yang digunakan dalam buku ini menggunakan
model inkuiri terbimbing. Siswa diberi kesempatan untuk mengalami berbagai kegiatan
belajar, misalnya dalam menemukan berbagai gerak tubuh, suara, dan emosi. Hal tersbeut
dilakukan sambil bermain. Dalam seluruh kegiatan pada ketiga unit buku ini, siswa diarahkan
untuk mencari dan menemukan jawabannya sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan. Melalui
kegiatan refleksi yang dilakukan guru bersama siswa di setiap akhir pembelajaran
dimaksudkan agar siswa mampu menemukan sendiri makna dan intisari pengetahuan dari hal
yang telah dipelajari. Dengan begitu, diharapkan dapat ditumbuhkan sikap percaya diri siswa.
Tujuan menggunakan pembelajaran inkuiri adalah untuk mengembangkan imajinasi siswa
secara sistematis, logis, dan kritis dalam meniru ekspresi, gerak tubuh, dan suara.
Dalam pembelajaran seni teater ini, siswa diajak untuk berimajinasi dan bernalar
kritis, mengenali dan mengembangkan potensi diri, meningkatkan cita rasa dan kepercayaan
diri, berkomunikasi baik secara verbal maupun nonverbal, dan bekerja sama untuk mencapai
pertunjukan dengan mengenal peran dan fungsi masing-masing serta mengendalikan emosi
dalam berkolaborasi. Melalui pembelajaran seni teater yang menyenangkan dan kreatif,
diharapkan siswa dapat mengembangkan karakter yang kuat dan memiliki nilai-nilai
Pancasila yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai