TINJAUAN PUSTAKA
1. Pendidikan Seni di Sekolah Dasar
Pendidikan seni merupakan sarana untuk pengembangan kreativitas anak.
Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Jadi, seni
merupakan aktivitas permainan, melalui permainan kita dapat mendidik anak dan
membina kreativitasnya sedini mungkin.
Pendidikan seni yang dilaksanakan di Indonesia memiliki ciri khas sesuai budaya
Indonesia Bhineka Tunggal Ika dengan berlandaskan filosofis Pancasila dan Undang-
undang Dasar 1945. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan mata pelajaran Seni Budaya
dan Prakarya di sekolah dasar. Oleh sebab itu, guru seni sebagai unsur pendidikan
diharapkan memiliki kesadaran budaya yang menjadikannya bangga terhadap budaya
yang digali dari bumi Indonesia ini.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa seni diberikan di
sekolah-sekolah karena melalui seni peserta didik mendapat kesempatan
mengembangkan potensi yang dimilikinya dan juga melatih semua peserta didik untuk
tampil percaya diri dengan apa yang dimilikinya. Melalui seni peserta didik juga dapat
berekspresi sesuai bakat yang dimilikinya masing-masing. Melalui mata pelajaran Seni
Budaya dan Prakarya selain peserta didik dapat mengembangkan bakatnya bakatnya juga
dapat mengenal dan mengetahui budaya-budaya yang ada di negerinya sendiri. Apabila
sudahmengenal dan mengetahui diharapkan semua peserta
didik dapat lebih cinta dan selalu bangga dengan budaya-budaya atau produk-produk
dalam negeri.
Menurut Zakarrias (2009) karakteristik pembelajaran seni adalah berpengetahuan
dengan pemahaman yang mendalam, pemikir yang komplek, kreator yang responsif,
penyelidik yang aktif, komunikator yang efektif, partisipan dalam dunia yang saling
ketergantungan serta pelajar yang mandiri dan reflektif.
a. Berpengetahuan dengan pemahaman yang mendalam
Artinya melalui pendidikan seni para peserta didik diberikan jalan
memperoleh dan menerapkan pengetahuan, kertampilan dan praktek yang spesifik
untuk masing-masing disiplin seni serta peserta didik didorong untuk belajar
mengakui dan menghargai adanya variasi perspektif budaya yang terdapat di
masyarakat.
b. Pemikir yang kompleks
Sebagai pemikir yang kompleks peserta didik dapat mengembangkan suatu
kemampuan untuk berpikir secara induktif, deduktif, abduktif, dan intuitif dengan
menggunakan dan mencerminkan melalui pengalaman (berkarya dan atau
mengapresiasi) seni.
c. Kreator yang Responsif
Untuk menjadi kreator yang responsif peserta didik harus dapat
mengembangkan kapasitas dengan bekerja secara kreatif dalam berbagai jalan
dangaya,responsif terhadap berbagai pengalaman dan gagasan di dalam
lingkungan yang berbeda yang terjadi di sekitar mereka.
d. Penyelidik yang aktif
Peserta didik diharapkan mampu membangun makna melalui apa yang
mereka selidiki uraikan, dan prediksi selain itu peserta didik juga mempelajari dan
menemukan sendiri jalan yang efektif untuk mengakui adanya berbagai persektif
untuk menghadapi tantangan perbedaan pandangan,metoda,dan kesimpulan.
e. Komunikator yang efektif
Peserta didik diharapkan dapat mengembangkan kemampuan untuk
berkomunikasi secara efektif dan dengan penuh percaya diri di dalam berbagi
konteks dan untuk komunikan yang berbeda.
f. Parsipan dalam dunia yang berketergantungan
Dengan mengambil bagian, menikmati dan mengkritisi
pengalaman,produk dan capaian seni peserta didik belajar mengidentifikasi dan
menerapkan ketrampilan antar budaya dan antar pribadi.
g. Pelajar mandiri dan reflektif
Peserta didik dapat mengakses berbagai jalan pemikiran dan pengetahuan
yang saling berhubungan melalui aktivitas seni. Mereka mengembangkan
persepektif pribadi dan kepekaan yang dimiliki dimensi fisik yang estesis,
lingkungan rohani dan budaya.
3. Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur manusiawi,
material, fasilitas perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi pencapaian
pembelajaran. Manusiawi yaitu dalam kegiatan melibatkan siswa, guru, dan tenaga
lainnya. Material meliputi buku- buku, papan tulis, kapur, fotografi, slide dan film, audio
dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio
visual, juga computer. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi,
praktik belajar, ujian dan sebagainya.
Secara umum pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru
sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik. Sedangkan
pembelajaran secara khusus dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Behavioristik
Pembelajaran adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi
antara stimulus dan respon. Belajar terjadi bila ada perubahan tingkah laku yang
terjadi berdasarkan paradigma S –R (Stimulus- Respon).
b. Cognitivisme
Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu terlihat
sebagai tingkah laku. Ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seorang individu
melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan.
c. Gestalt.
Pembelajaran adalah usaha guru untuk memberikan materi pembelajaran
sedemikian rupa sehingga siswa lebih mudah mengorganisirnya (mengaturnya).
Menjadi suatu gestalt (pola bermakna)
d. Humanisme
Pembelajaran adalah memberikan kebebasan pada siswa untuk memilih
bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya
(Darsono, 2000).
memenuhi tujuan atau keinginan orang lain. Bermain diartikan sebagai suatu kegiatan
atau tingkah laku yang dilakukan anak secara sendirian atau berkelompok dengan
menggunakan alat atau untuk mencapai tujuan tertentu (Soegeng Santoso dalam Rani
Yulianti,2012:7).
Dengan bermain anak-anak akan berusaha untuk memiliki keinginan dan
mencapai keinginannya. Melalui bermain, semua aspek perkembangan anak dapat
ditingkatkan. Dengan bermain secara bebas anak dapat berekspresi dan berksplorasi
untuk memperkuat hal-hal yang sudah diketahui dan menemukan hal-hal baru.
5. Media Pembelajaran
Secara umum media merupakan kata jamak dari “medium”, yang berarti perantara
atau pengantar. Kata media berlaku untuk berbagai kegiatan atau usaha, seperti media
dalam penyampaian pesan, media pengantar magnet atau panas daalam bidang teknik.
Istilah digunakan juga dalam bidang pengajaran atau pendidikan sehingga istilahnya
menjadi media pendidikan atau media pembelajaran.
Menurut Gerlach & Ely (Arsyad, 2002), mengatakan bahwa media jika dipahami
secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi, yang
menyebabkan siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Jadi
menurut pengertian ini, guru, teman sebaya, buku teks, lingkungan sekolah dan luar
sekolah, bagi seorang siswa merupakan media.
Rossi & Breidle (Sanjaya, 2006) mengemukakan bahwa media pembelajaran
adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan,
seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Berdasarkan beberapa
pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa
sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar mengajar yang efektif. Media
pembelajaran tersebut antara lain, media cetak (buku), gambar, foto, grafik, Overhead
Projector (OHP), obyek-obyek nyata, kaset audio, video, VCD, slide (film bingkai),
program pembelajaran komputer masih jarang digunakan meskipun sebenarnya sudah
tidak asing lagi bagi sebagian besar guru.
II. Siklus II
a. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok terdiri dari 3 siswa, karena ,
hal ini dimaksudkan agar semua siswa berpartisipasi aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
b. Setiap kelompok membaca dan mendiskusikan materi alat music ritmis
dan pola irama
c. Masing-masing kelompok mendapat contoh alat music ritmis berupa
Rebana yang siap mereka mainkan.
d. Sesudah selesai mendiskusikan materi tersebut, setiap kelompok
mempresentasikan materi yang mereka baca, kemudian ditanggapi
dengan kelompok lain.
e. Siswa mengerjakan soal evaluasi.