Anda di halaman 1dari 10

CONTOH SILABUS MATAPELAJARAN

SEKOLAH DASAR KELAS 6 SD

Nama : Vilent Wismany S.Ds.

MATA PELAJARAN
SENI BUDAYA DAN PRAKARYA
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i

I. PENDAHULUAN
1
A. Rasional 1
B. Kompetensi Setelah Mempelajari Seni Budaya dan Prakarya di
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah 2
C. Kompetensi Setelah Mempelajari Seni Budaya di Sekolah Dasar3
D. Kerangka Pengembangan Kurikulum Seni Budaya Sekolah
Dasar 3
E. Pembelajaran dan Penilaian 5
F. Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai dengan Kondisi 7
Lingkungan dan Peserta Didik

i
I. PENDAHULUAN

A. Rasional

Tema pengembangan Kurikulum 2013 dirancang untuk menciptakan


siswa kelas 6 SD yang produktif, kreatif, dan inovatif, dengan
penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.
Proses pembelajaran diatur agar interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik.
Seni Budaya dan Prakarya memiliki peran penting dalam
perkembangan dan kebutuhan peserta didik dengan keunikan,
kebermaknaan, dan kebermanfaatannya. Pembelajaran dilakukan
melalui pengalaman estetik yang mencakup konsepsi, apresiasi, dan
kreasi untuk mencapai Kompetensi Inti kurikulum 2013.
Karakteristik mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya
dikembangkan sesuai dengan tantangan abad 21 dengan
mempertimbangkan pemanfaatan teknologi. Kemampuan teknologi
dan informasi menjadi pendukung agar pembelajaran dapat
disesuaikan dengan karakteristik materi pembelajaran. Penting juga
untuk memperhatikan kebutuhan daerah dan peserta didik agar mata
pelajaran ini menjadi filter dari masuknya kebudayaan asing, dengan
harapan peserta didik memiliki kearifan terhadap budaya lokal.
Seni Budaya dan Prakarya bersifat multilingual, multidimensional,
dan multikultural, menekankan pengembangan kemampuan
mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara.
Pembelajaran harus memperhatikan beragam kompetensi meliputi
konsepsi, apresiasi, dan kreasi, dengan menggabungkan unsur
estetika, logika, kinestetika, dan etika. Sifat multikultural mendukung
pembentukan sikap demokratis dan toleran dalam masyarakat yang
majemuk.
Pada tingkat SD, pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya bersifat
rekreatif, memberikan pengalaman estetik melalui eksperimentasi dan
keberanian mengutarakan pendapat. Pembelajaran dapat
dilaksanakan secara terpadu maupun single subject, mencipta karya
seni yang dikaitkan dengan pengetahuan lain, dan memuat sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.
Silabus mata pelajaran seni budaya dan prakarya SD/MI disusun
dengan format sederhana agar mudah dipahami dan dilaksanakan
oleh guru. Penyederhanaan format bertujuan agar penyajiannya
efisien namun tetap mencakup lingkup dan substansi yang
diperlukan. Silabus bersifat fleksibel, kontekstual, dan memberikan
kesempatan kepada guru untuk mengembangkan dan melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan keunggulan lokal.

1
Pembelajaran di SD/MI dari Kelas I sampai Kelas VI dilaksanakan
secara tematik terpadu. Silabus Tematik Terpadu SD/MI dapat
digunakan sebagai acuan dalam menyusun perencanaan
pembelajaran. Bagi guru yang ingin menyusun sendiri pembelajaran
tematik terpadu, dokumen Silabus Mata Pelajaran seni budaya dan
prakarya ini dan silabus Mata Pelajaran lainnya di SD dapat
digunakan sebagai acuan.
B. Kompetensi Setelah Menyelesaikan Pembelajaran Seni Budaya dan
Prakarya di Pendidikan Dasar dan Menengah.

Setelah menyelesaikan pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya,


diharapkan peserta didik mencapai kompetensi yang seimbang
dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kompetensi tersebut
terurai dalam konsepsi, apresiasi, ekspresi, dan kreasi, dengan
tujuan mencakup hal berikut:
1. Kemampuan Perseptual:
 Meningkatkan sensitivitas terhadap pengalaman inderawi terkait
dengan bentuk, suara, gerak, dan perpaduannya.
 Mengasah kemampuan mengamati dan merespons elemen seni
secara teliti.
 Menunjukkan keterampilan menangkap pengalaman estetik
melalui panca indera.
2. Pengetahuan:
 Memahami informasi faktual yang terkait dengan seni budaya
dan prakarya.
 Memahami konsep-konsep dasar yang menjadi dasar seni
budaya dan prakarya.
 Menguasai prosedur-prosedur terkait dengan berbagai teknik
seni dan prakarya.
3. Apresiasi:
 Meningkatkan kepekaan terhadap keindahan dan keartistikan
melalui pemahaman mendalam terhadap karya seni.
 Menunjukkan sikap menghargai terhadap keragaman seni
budaya.
4. Kreasi:
 Mengembangkan keterampilan dalam proses produksi karya
seni dan berimajinasi.
 Menunjukkan kemampuan menciptakan karya seni yang unik
dan beragam.

Materi disusun dengan merujuk pada pengorganisasian keilmuan


yang berlandaskan prinsip-prinsip berikut:
 Dari konkret ke abstrak, memastikan pemahaman dimulai dari hal-hal
yang nyata sebelum berkembang ke konsep yang lebih kompleks.
 Dari yang dekat ke yang jauh, memungkinkan peserta didik meresapi
konteks lokal sebelum menjelajahi konteks yang lebih luas dan global.
 Dari yang sederhana ke yang kompleks, membangun pemahaman
secara bertahap sesuai dengan perkembangan peserta didik.

2
 Sesuai dengan etika, norma, dan sikap sosial dan spiritual yang
berlaku, menjaga nilai-nilai moral dan budaya dalam pembelajaran
Seni Budaya dan Prakarya.

C. Kompetensi Setelah Mempelajari Seni Budaya di Sekolah Dasar

Kelas VI
Memiliki pengetahuan faktual dan
konseptual dalam berkarya seni estetis
melalui kegiatan apresiasi dan kreasi
berupa gambar cerita dan reklame,
iklan, logo, seni digital dengan
memperhatikan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru, dan
tetangganya serta cinta tanah air

D. Kerangka Pengembangan Kurikulum Seni Budaya Sekolah Dasar

Penyusunan kurikulum Seni Budaya dan Prakarya tahun 2013 dirancang


untuk menjawab tantangan masa depan abad ke-21, yang menekankan
keseimbangan antara aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Fokus
pada aspek pengetahuan terutama pada pemahaman konseptual, dengan
menekankan teknik dan prosedur berkarya seni. Aspek sikap ditekankan
melalui kegiatan apresiasi, bertujuan membentuk budaya individu yang
jujur, bertanggung jawab, empatik, dan menghargai orang lain. Sementara
aspek keterampilan diajarkan melalui kegiatan ekspresi dan kreasi, dengan
mengaplikasikan karya seni yang bermanfaat dalam kehidupan masyarakat,
bertujuan untuk mengoptimalkan kreativitas dan inovasi dalam berkarya
seni.
Dalam kurikulum 2013 pada mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya,
kata kunci utamanya adalah kreativitas. Pembelajaran yang berbasis
kreativitas dianggap lebih efektif, dengan peningkatan sebanyak 50%,
dibandingkan dengan pembelajaran berbasis intelegensia. Ditekankan
bahwa dua pertiga dari kemampuan kreativitas individu dapat
dikembangkan melalui pendidikan, sementara sepertiga sisanya berasal dari
faktor genetik. Hal ini berbeda dengan kemampuan intelegensia yang hanya
sepertiga dari pendidikan dan dua pertiga dari faktor genetik.
Berdasarkan penjelasan tentang kreativitas, dapat disimpulkan bahwa
kreativitas memiliki peran sentral dalam kurikulum dan pengembangan
pembelajaran.

3
Kerangka pengembangan silabus Seni Budaya mengikuti elemen
pengorganisasian Kompetensi Dasar berdasarkan Kompetensi Inti untuk
kelas VI sebagai berikut :

Kompetensi Inti pada kelas VI

Kelas VI
KI 1
Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama
Kristen
KI 2
Menunjukkan perilaku jujur, dispilin, tanggung jawab,
santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air.
KI 3
Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara
mengamati, menanya dan mencoba berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
di sekolah dan tempat bermain.
KI 4
Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam
bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam karya
yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat,
dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
Tuhan yang beriman

Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial, dicapai melalui


pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik
mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang


proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai
pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
lanjut.

4
Ruang lingkup materi mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya meliputi
aspek-aspek sebagai berikut.
1. Seni rupa, mencakup kemampuan apresiasi dan berkreasi karya seni
rupa dua dan tiga dimensi
2. Seni musik, mencakup kemampuan mengenal dan memahami elemen
musik melalui kegiatan berekspresi.
3. Seni tari, mencakup kemampuan untuk apresiasi dan berkreasi karya
seni tari kreasi daerah
4. Prakarya, mencakup kemampuan untuk apresiasi dan berkreasi
kerajinan.

Peta Materi Pembelajaran Seni Budaya Kelas VI

Materi Pembelajaran

kelas VI
 Memahami Psikologi warna
 Gambar reklame poster, iklan
 Pembuatan gambar reklame, poster, iklan
 Logo dan Branding Logo yang baik
 Pembuatan Logo dan Branding Logo
 Memahami apa itu seni Digital media
 Mencoba Mengenal Adobe Ilustrator
 Membuat gambar digital, Adobe Ilustrator 1
 Hubungan seni grafik dan promosi sosial media
 Membuat seni grafis untuk keperluan promosi, Banner, Flyer,
Instagram Feeds

E. Pembelajaran dan Penilaian

1. Pembelajaran
Strategi pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya salah satunya
dapat menggunakan pendekatan saintifik yang dilakukan dengan
aktivitas melalui 1) mengamati, melihat, membaca, mendengar,
dan menyimak, 2) menanya dengan mengajukan pertanyaan dari
yang bersifat faktual sampai ke yang bersifat hipotesis, 3)
mengumpulkan informasi melalui pengumpulan, penentuan data
dan sumber data, 4) menalar/mengasosiasi dengan menganalisis
dan menyimpulkan, dan 5) mengomunikasikan konsep baik secara
lisan dan tulisan.

Namun demikian pendekatan pada pembelajaran seni budaya dan


prakarya dapat menggunakan berbagai pendekatan lain
disesuaikan dengan karakteristik materi yang diajarkan,
diantaranya menggunakan discovery learning, problem based
learning, experience learning, project based learning, serta
pendekatannya lainnya.

5
Pada prinsipnya pembelajaran seni budaya menekankan pada
aktivitas berkarya seni baik di sekolah, sanggar, studio, bengkel,
atau tempat lain. Selain itu, pembelajaran tetap menekankan pada
keselamatan kerja, kebersihan lingkungan, serta pemeliharaan
terhadap sumber belajar. Pembelajaran sikap dilakukan secara
direct teaching, artinya penanaman sikap melebur dalam proses
sehingga terjadi interaksi antara guru dengan siswa. Demikian
juga pada pembelajaran keterampilan berkarya seni dilakukan
secara bersama antara siswa, guru dan lingkungan sekitar.

Kompetensi seni budaya dan prakarya di SD dicapai melalui


pembelajaran tematik terpadu dengan mata pelajaran lain.

KI - I KI - II
SIKAP DAN NILAI
(sikap religius) (TAHU MENGAPA) (sikap sosial)

PRILAKU POSITIF
APRESIATIF
KREATIF
INOVATIF
TERAMPIL (AKTIF)

KETERAMPILAN
(TAHU BAGAIMANA) PENGETAHUAN
(TAHU APA)

KD dari KI - IV KD dari KI - III


(teknik, proses, prosedur) (fakta, konsep, prinsip)

6
Kompetensi dasar berkenaan dengan sikap, ketrampilan dan
pengetahuan merupakan input dalam proses pembelajaran

2. Penilaian

Prinsip penilaian dalam Kurikulum 2013 menekankan pada


pendekatan autentik assessment, di mana evaluasi dilakukan
berdasarkan bukti-bukti nyata secara berkelanjutan dan
komprehensif. Penilaian pada mata pelajaran Seni Budaya dan
Prakarya mencakup tiga ranah, yaitu pengetahuan, sikap, dan
keterampilan. Ketiga ranah ini dijabarkan sebagai konsepsi
(pengetahuan), apresiasi (menghargai), ekspresi (keterampilan
mengungkapkan), dan kreasi (keterampilan berkarya) dalam
berolah seni, mengikuti kekhasan materi seni rupa, musik, tari,
dan prakarya.
Penilaian pengetahuan melibatkan teknik seperti tes tertulis, tes
lisan, dan penugasan. Sedangkan penilaian keterampilan dapat
dilakukan melalui berbagai teknik, seperti penilaian kinerja,
penilaian proyek, penilaian produk, dan penilaian portofolio.
Penilaian sikap menjadi pertimbangan bagi guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik sesuai dengan kondisi dan
karakteristik masing-masing.

F. Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai dengan Kondisi Lingkungan


dan Peserta Didik

Kontekstualisasi pembelajaran Seni Budaya mengacu pada


keadaan daerah yang melibatkan aspek lingkungan alam, sosial
ekonomi, dan sosial budaya. Kebutuhan daerah mencakup segala
sesuatu yang diperlukan oleh masyarakat di suatu wilayah, dengan
penyesuaian terhadap arah perkembangan dan potensi daerah.
Pembelajaran Seni Budaya disusun sesuai dengan kebutuhan
daerah dan peserta didik. Hal ini bertujuan agar kebudayaan
daerah dapat dilestarikan dan dikembangkan melalui materi Seni
Budaya. Kebutuhan peserta didik untuk meningkatkan
kemampuan di bidang seni, sesuai dengan konteks perekonomian
daerah, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
berwirausaha di bidang seni.
Sejalan dengan pendidikan abad 21 yang mengintegrasikan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK), pembelajaran Seni
Budaya dalam Kurikulum 2013 juga memanfaatkan TIK sebagai
media dan sumber belajar. Pemanfaatan TIK diharapkan dapat

7
mendorong peserta didik dalam mengembangkan kreativitas,
berinovasi, serta meningkatkan pemahaman dan pengetahuan
dalam seni budaya.
Pembelajaran Seni Budaya memanfaatkan berbagai sumber belajar,
termasuk buku teks, buku pengayaan, referensi lainnya, dan
pengembangan bahan ajar oleh guru seperti Lembar Kerja Siswa
(LKS). LKS dalam pembelajaran seni budaya tidak hanya berisi
soal, tetapi juga dapat berupa panduan berkarya seni, langkah-
langkah kritik dan apresiasi, serta aktivitas belajar lainnya. Sesuai
dengan karakteristik Kurikulum 2013, guru diberi kebebasan
untuk menyusun bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai