Anda di halaman 1dari 20

KELOMPOK III

 ARIF KHUSNUL
 DELFI RETNOWATI
 FERTA YESI
 MIFTAHUL HUDA
 YURLIS MEGAWATI
MODUL 4

PEMBELAJARAN BERBASIS BUDAYA


KB 1
PEMBELAJARAN BERBASIS BUDAYA: PENGERTIAN.sekolaha
adalah salah satu tempat belajar yang di mana juga merupakan
tempat pembudayaan/kebudayaan. Tujuan pembudayaan di sekokah
sendiri untuk mencapai akademik siswa, membudayakan sikap,
pengetahuan, keterampilan, dan tradisi yang ada di dalam suatu
komunitas budaya.Adapun beberapa contohnya bisa di lihat di modul
halaman 4.5-4.7.
A. Proses pembudayaan
Pembudayaan terjadi dalam bentuk pewarisi tradisi budaya dari
satu generasi ke generasi berikutnya, dan adopsi budaya kepada
orang yang belum mengetahui. Adapun pewaris tradisi budaya biasa
di kenal sebagai proses akulturasi, proses ini biasanya terjadi secara
normal dalam keluarga ,komunitas suatu suku atau komunitas budaya
suatu wilayah yang di lakukan oleh orang tua atau orang yang di
anggap senior. Yang meliputi tata krama, adat istiadat, keterampilan
suku. Sedangkan adopsi sendiri dikenal sebagai akulturasi. Dari
kedua proses tersebut berujung pada pembentukan budaya dalam
suatu komunitas.Untuk contohnya bisa di lihat pada modul halaman
4.9-4.11
B. Pembaharuan berbasis budaya

Pembaharuan berbasis budaya merupakan strategi penciptaan


lingkungan belajar dan perancangan pengalaman belajar yang
mengintegrasikan budaya sebagai bagian dari proses
pembelajaran .Budaya merupakan alat yang sangat baik untuk
memotivasi siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan bekerja
secara kooperatif dan mempersepsikan keterkaitan antara berbagai
mata pelajaran.Dalam pembelajaran berbasis budaya budaya yang
diintegrasikan menjadi alat bagi proses belajar. Pembelajaran
berbasis budaya memungkinkan siswa dan guru untuk menggali
semua bentuk yang nyata maupun yang tidak nyata yang bermakna
dalam proses"menjadi". Dalam proses"menjadi"siswa menerima dan
menjawab tantangan menggali sampai ke atas dan mencari di tempat
yang belum pernah diketahui.
Pembelajaran berbasis budaya menjadikan proses pembelajaran
sebagai arena untuk eksplorasi bagi siswa maupun guru dalam
mencari pemahaman dan mencari pengertian serta rasional ilmiah
dalam mata pelajaran mewujudkan pengembangan keterampilan
sampai tercapai keahlian serta mencari strategi untuk mencapai
pemahaman dan perkembangan keterampilan tersebut. Transformasi
menjadi kunci dari penciptaan makna dan pengembangan
pengetahuan. Dengan demikian proses pembelajaran berbasis
budaya bukan sekedar mentransfer atau menyampaikan budaya atau
perwujudan budaya kepada siswa tetapi menggunakan budaya untuk
menjadi siswa mampu menciptakan makna menembus batas
imajinasi dan kreativitas untuk mencapai pemahaman yang
mendalam tentang mata pelajarannya yang dipelajarinya.

Pembelajaran berbasis budaya dapat dibedakan menjadi tiga


macam yaitu belajar tentang budaya, belajar dengan budaya, dan
belajar melalui budaya.
1. Belajar tentang budaya menempatkan budaya sebagai bidang ilmu
Proses belajar tentang budaya sudah cukup dikenal selama ini, misalnya
mata pelajaran kesenian dan kerajinan tangan seni dan sastra seni suara
melukis atau menggambar seni musik seni drama tari dan lain-lain. Mata
pelajaran tersebut tidak terintegrasi dengan mata pelajaran lain dan tidak
berhubungan satu sama lain.

2. Belajar dengan budaya


Dalam belajar dengan budaya maka budaya dan perwujudannya menjadi
media pembelajaran dalam proses belajar menjadi konteks dari contoh-contoh
tentang konsep atau prinsip dalam suatu mata pelajaran menjadi konteks
penerapan prinsip atau prosedur dalam suatu mata pelajaran.

3. Belajar melalui budaya


Belajar melalui budaya merupakan salah satu bentuk multiple
representation of learning assessment atau bentuk penilaian pemahaman
dalam beragam bentuk. Misalnya siswa tidak perlu mengerjakan tes untuk
menjelaskan tentang proses fotosintesis tetapi siswa dapat membuat poster
membuat lukisan lagu ataupun puisi yang melukiskan proses fotosintesis.
Belajar melalui budaya memungkinkan siswa untuk memperlihatkan ke dalam
pemikirannya penjiwaannya terhadap konsep atau prinsip yang dipelajari
dalam suatu mata pelajaran serta imajinasi kreatifnya dalam mengekspresikan
pemahamannya.
C. Landasan teori pembelajaran berbasis budayaPembelajaran berbasis
budaya merupakan salah satu cara yang dipersepsikan dapat:

1. Menjadikan pembelajaran bermakna dan kontekstual yang sangat terkait


dengan komunitas budaya, di mana suatu bidang ilmu dipelajari dan akan
diterapkan nantinya dan dengan komunitas budaya dari mana anda
berasal.
2. Menjadikan pembacaan menarik dan menyenangkan. Kondisi belajar yang
memungkinkan terjadinya penciptaan makna secara kontekstual
berdasarkan pada pengalaman awal anda sebagai seorang anggota suatu
masyarakat budaya merupakan salah satu prinsip dasar dari teori
konstruktivisme.

Teori konstruktivisme dalam pendidikan terutama berkembang dari hasil


pemikiran vygostky(social and emancipator konstruktivism), yang
menyimpulkan bahwa siswa mengonstruksikan pengetahuan atau menciptakan
makna sebagai hasil dari pemikiran dan berinteraksi dalam suatu konteks
sosial.
Konstruktivisme juga dikembangkan oleh piaget (piagetian psycholohical
constructivism), yang menyatakan bahwa setiap individu menciptakan makna
dan pengertian baru berdasarkan interaksi antara apa yang telah dimiliki
diketahui dan dipercayai dengan fenomena ide atau informasi baru yang
dipelajari.

Dalam teorinya, vygotsky menyatakan bahwa proses belajar tidak dapat


dipisahkan dari aksi (aktivitas) dan interaksi karena persepsi dan aktivitas
berjalannya seiring secara dialogis.

Penciptaan makna dapat terjadi pada dua jenjang yaitu pemahaman


mendalam (inert understanding) dan pemahaman terpadu (integrated
understanding. Pemahaman mendalam merupakan hasil belajar siswa
berdasarkan informasi yang diterimanya melalui proses belajar dan disimpan di
dalam ingatannya. Sementara itu pemahaman terpadu merupakan penciptaan
makna yang menunjukkan kemampuan siswa untuk menciptakan hubungan
bermakna antara beragam ide dan konsep dalam bidang ilmu dan antara
pengalaman dan konteks pribadi dengan konsep dan prinsip ilmiah dalam
bidang ilmu.
D. PERUBAHAN BUDAYA PEMBELAJARAN

Pembelajaran merupakan proses pembudayaan, dalam arti


pembelajaran menjadi wahana untuk terjadinya penyampaian budaya
ilmiah dan budaya kehidupan bangsa kepada siswa sebagai generasi
penerus, terjadinya adopsi budaya ilmiah dan budaya kehodupan
komunitas oleh siswa, serta pengembangan budaya dalam suatu
komunitas.
Pembelajran sendiri memiliki budaya yaitu tradisi, asumsi, kaidah
ilmiah, dan lain lain, yang menjadikan pembelajaran sebagai suatu
system budaya tersendiri.
Pemeblajaran berbasis budaya menyerukan bagaiman
guru,siswa, kurikulum, dan proses belajar membuat perbedaan dalam
proses pembelajaran maupun hasil pembelajaran atau secara umum
dalam budaya pembelajaran.
1. Proses Belajar
Proses belajar dalam pembelqajaran berbasis budaya berfokus
pada hal hal berikut:
a. Strategi atau cara agar siswa dapat melihat keterhubungan
antarkonsep/prinsip dalam bidang ilmui dan budayanya.
b. Startegi atau cara siswa memproleh pemaham tepadu tentang
ilmub dan budaya sebagai landasan untuk berpikir kritis.
c. Strategi atau cara agar semua siswa dapat berpartisipasi aktif
senang dan bangga dalam pembelajaran berbasis budaya

2. Kurikulum
Dalam pembelajaran berbasis budaya, kurikulum dirancang agar:
d. Memungkinkan siswa untuk belajar dengan tenang dan guru
memandu proses pembelajran tanpa dikejar-kejar target pokok
bahasan
e. Menggambarkan keterkaitan antarkonsep dalam suatu bidag ilmu
dengan bdiang lain dan jiuga budaya komunitas siswa,
f. Membantu siswa untuk dapat menunjukkan keterkaitan bidang
ilmu yang dipelajarinya dengan budaya lkomunitasnya,
3. Guru
Dalam pembelajran berbasis budaya, guru berfokus untuk:
a. Menjadi pemandu siswa, negosiator makna yang andal dan
pembimbing siswa dalam eksplorasi, analisis, dan pengambilan
keputusan.
b. Menahan diri agar tidak menjadi otoriter atau menjadi satu satunya
sumber informasi bagi siswa
c. Dapat merancang proses pembelajaran yang aktif, kretatif dan
menarik
d. Dapat memanfaatkan keunikan pengetahuan dan pengalaman
awal siwa dalam proses pembelajran bidang ilmu.

4. Siswa
Dalam pembelajaran berbasis budaya siswa merupakan subjek
yang menciptakan makna, dam bahkan contributor terhadap
perkembangan p3engetahuan dan keterampilan dalam bidang ilmu,
siswa diakui dan dihargai sebagai individu dengan latar belakang,
pengalaman dan pengetahuian awal yang unik, yang memiliki
kemampuan dan keingan untuk belajar, dan utnuk menjadi kreatif,
KB 2
Model dan aplikasi pembelajaran berbasis budaya

Pembelajaran berbasis budaya merupakan strategi pembelajaran


yang berbeda dari strategi pembelajaran yang berbasiskan materi
bidang studi yang biasa digunakan oleh guru di banyak sekolah

Ada empat hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran berbasis


budaya yaitu :
 substansi dan kompetensi bidang ilmu
 kebermaknaan dan proses pembelajaran
 penilaian hasil belajar serta
 peran budaya
A. Substansi materi dan kompetensi bidang ilmu
Pembelajaran berbasis budaya menekankan tercapainya
Pemahaman yang terpadu daripada sekedar Pemahaman mendalam
( krajcik, Czerniak, Berger, 1999)
Pemahaman terpadu sebagai hasil pembelajaran berbasis
budaya memper sarankan adanya terciptanya makna oleh siswa atau
sub Tasi materi bidang ilmu dan konteksnya
Konteks dalam hal ini adalah komunikasi budaya, sementara itu
substansi meliputi :
 Content knowledge
 Inquiry and problem Solving knowledge
 Epistemic knowledge
B. Kebermaknaan dan proses pembelajaran

Proses pembelajaran berbasis budaya yang bertujuan untuk


mencapai arti sifat yang sangat dinamis . Proses pembelajaran
berbasis budaya sama sekali tidak mungkin bersifat statis di mana
siswa yang pasif mendengarkan, menerima, mencatat, dan guru
selalu mendominasi kelas dengan ceramah-ceramahnya.
Proses penciptaan makna melalui proses pembelajaran berbasis
budaya memiliki beberapa komponen,

 tugas yang bermakna


 interaksi aktif
 penjelasan dan penerapan bidang ilmu secara kontekstual dan
 pemanfaatan beragam sumber belajar.
1. Tugas yang bermakna

Tugas yang bermakna bersifat kontekstual karena dirancang dari


pengetahuan dan pengalaman awal siswa berdasarkan contoh contoh
dan penerapan aktivitas sehari-hari pada konteks komunikasi
budayanya.
Contohnya pembuatan payung kertas berdasarkan prinsip ilmiah
 
 
2. Interaksi aktif

Interaksi aktif merupakan sarana terjadi proses negosiasi dalam


penciptaan arti atau interaksi harus ber makna bagi siswa dan
memfasilitasi terjadinya proses penciptaan makna terdapat beragam
metoda interaksi aktif yang dapat dirancang dalam pembelajaran
berbasis budaya antara lain pembelajaran melalui proyek
pembelajaran berbasis masalah
 
3. Penjelasan dan penerapan bidang ilmu secara kontekstual dalam
penjelasan dan penerapan bidang ilmu secara konseptual guru
maupun siswa bertumpu pada pengalaman dan pengetahuan awal
siswa dalam konteks komunikasi budaya sebagai titik awal proses
belajar siswa harus diperkenalkan berbagai ragam sumber informasi
baik cetak maupun cetak media, alat alat foto dan jumlah internet
yang membantu mereka membuat analisis
 
4. Pemanfaatan beragam sumber belajar dalam pembelajaran
berbasis budaya pemanfaatan beragam sumber belajar mencakup
pemanfaatan bahasa sebagai alat komunikasi ide dan pemanfaatan
komunikasi budaya sebagai konteks proses pembelajaran
C. PENILAIAN HASIL BELAJAR

Konsep penilaian hasil belajar dalam pembelajaran berbasis


budaya adalah beragam perwujudan (multiple representations). Hal
ini berarti hasil belajar siswa dinilai melalui beragam cara dan
perwujudan guru menggunakan beragam teknik dan alat ukur, siswa
mengekspresikan keberhasilanya dalam beragam bentuk.

Masing masing alat ukur adalah tepat untuk mengukur


pencapaian tujuan tertentu, tidak ada alat ukur yang dapat berlaku
umum dan dapat mengukur semua tujuan. Selain itu, ragam teknik
dan alat ukur juga memungkinkan untuk mengukur hasil belajar siswa
melalui cara alternatif jika siswa memiliki keterbatasan dalam cara
cara tertentu.
D. PERAN BUDAYA

Dalam pembelajaran berbasis budaya maka budaya berfungsi


sebagai konteks tempat proses belajar terjadi. Dengan demikian,
contoh contoh dalam proses pembelajaran dapat diambil guru dari
komunitas budaya setempat. Disamping itu, budaya juga berfungsi
sebagai titik awal untuk memulai penjelasan suatu informasi / pokok
bahasan baru untuk mencapai penciptaan makna yang baru.

Budaya, dalam berbagai perwujudanya, secara instrumental


dapat berfungsi sebagai media pembelajaran dalam proses belajar.
Dipadukan dengan interaksi aktif, partisipasi dan peran yang aktif
dalam proses belajar, pemanfaatan budaya sebagai media
pembelajaran dapat menjadikan proses pembelajaran bermakna dan
menyenangkan bagi siswa dan guru.
E. APLIKASI PEMBELAJARAN BERBASIS BUDAYA

Aplikasi pembelajaran berbasis budaya, berdasarkan pada


keunggulanya untuk membelajarkan tentang bidang ilmu bersamaan
dengan membelajarkan siswa tentang budaya dari komunitasnya
telah diaplikasikan antara lain melalui berikut ini.

1. Program SUAVE yang dilakukan di californi, AS, yaitu program


untuk mengjarkan bidang ilmu. Seperti matematika, IPA, IPS, dan
bahasa.
2. Etno matematika di Filipina, yang dulaksanakan oleh UP College
of Baguino, yaitu discipline of mathematics.
3. Pembelajaran science, environment, technology and society
(SETS), yaitu pembelajaran terpadu yang membelajarkan siswa
untuk memiliki kemampuan memandang sesuatu secara
terintegratif antara sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
4. Pembelajaran inovatif IPA – TORAY, yaitu suatu program inovasi
dalam pembelajaran IPA (pembelajaran biologi, fisika dan kimia)

Anda mungkin juga menyukai