Dosen Pengampu :
Dr. Drs. I Ketut Tanu, M, Si
Oleh:
13 NI MADE PRAMAWATI PUTRI ( 2311031176 )
14 IDA AYU MANTARI CAHYANI ( 2311031197 )
15 I KADEK AGUS DINATA ( 2311031210 )
16 NI LUH PUTU EKA DIAN ANGGRENI ( 2311031211 )
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan bimbinganNya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Pembelajaran Berbasis Budaya."
Makalah ini dibuat sebagai tugas dari dosen mata kuliah Sosiologi Pendidikan Makalah ini
berhasil penulis selesaikan tepat waktu sesuai yang direncanakan berkat bantuan serta dukungan
dari berbagai pihak.
Penulis telah berusaha maksimal untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Namun,
apabila dalam makalah ini masih terdapat banyak kesalahan, hal itu karena keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan dalam menghasilkan makalah pada masa yang
akan datang.
Penulis berharap makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri
maupun bagi pembaca pada umumnya.
Denpasar, 19 Maret
2024
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Pembelajaran Berbasis Budaya?
2. Bagaimana Faktor Pendukung Perkembangan Pendidikan?
3. Apa Upaya Untuk Peningkatan Perkembangan Pendidikan Berbasis Budaya?
4. Apa Saja Komponen Pembelajaran Berbasis Budaya?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Memahami Pengertian Pembelajaran Berbasis Budaya
2. Untuk Memahami Faktor Pendukung Perkembangan Pendidikan
3. Untuk Memahami Upaya Peningkatan Perkembangan Pendidikan Berbasis Budaya
4. Untuk Memahami Komponen Pembelajaran Berbasis Budaya
BAB II
PEMBAHASAN
Salah satu strategi belajar mengajar yang baru dan sedang dikembangkan adalah
pembelajaran berbasis budaya. Pembelajaran berbasis budaya merupakan penciptaan lingkungan
belajar dan perancangan pengalaman belajar yang mengintegrasikan budaya sebagai bagian dari
proses pembelajaran. Pendekatan ini didasarkan pada pengakuan terhadap budaya sebagai bagian
yang fundamental dalam pendidikan, ekspresi, dan komunikasi gagasan, serta perkembangan
pengetahuan.
Dalam pembelajaran berbasis budaya, budaya diintegrasikan sebagai alat bagi proses
belajar untuk memotivasi mahasiswa dalam mengaplikasikan pengetahuan, bekerja secara
kooperatif, dan mempersepsikan keterkaitan antara berbagai bidang ilmu. Sebagai suatu strategi
belajar, pembelajaran berbasis budaya mendorong terjadinya proses imaginative, metaforik,
berpikir kreatif, dan juga sadar budaya. Pembelajaran berbasis budaya menjadikan proses belajar
sebagai arena eksplorasi bagi mahasiswa maupun dosen dalam mencapai pemahaman dan
mencapai pengertian secara rasional ilmiah dalam bidang ilmu tertentu. Selain itu juga
mewujudkan pengembangan keterampilan sampai tercapai keahlian, serta mencari strategi untuk
mencapai pemahaman dan mengembangkan keterampilan tersebut. Pembelajaran berbasis
budaya juga menjadikan budaya sebagai arena bagi peserta didik untuk mentransformasikan
hasil observasi mereka ke dalam bentuk- bentuk dan prinsip-prinsip yang kreatif tentang alam
dan kehidupan. Melalui pendekatan ini mahasiswa tidak sekedar meniru dan atau menerima saja
informasi yang disampaikan, tetapi sampai menciptakan makna, pemahaman dan arti dari
informasi yang diperolehnya. Proses belajar dalam pembelajaran berbasis budaya befokus pada
strategi agar mahasiswa :
(a) dapat melihat keterhubungan antar konsep/prinsip dalam bidang ilmunya, dengan budaya,
dalam beragam konteks yang baru dan komunitas budayanya.
(b) memperoleh pemahaman terpadu tentang bidang ilmu dan budaya sebagai landasan berpikir
kritis, meyelesaikan beragam permasalahan dalam konteks komunitas budaya, serta mengambil
keputusan.
(c) dapat berpartisipasi aktif, senang, dan bangga untuk belajar bidang ilmu dan budayanya
(d) dapat menciptakan makna berdasarkan pengetahuan dan pengalaman awal yang dimiliki,
melalui beragam interaksi aktif dengan siswa lain dan pengajar
(e) dapat memperoleh pemahaman bahwa ada kaidah keilmuan dalam kehidupan sehari-hari
dalam komunitas budayanya, dan juga ada budaya dalam konteks bidang ilmunya
(f) dapat memperoleh pemahaman yang terintegrasi dan keteramilan ilmiah dalam
mepersepsikan sesuatu disekelilingnya.
Dilihat dari segi tenaga pengajar, pembelajaran berbasis budaya berfokus pada
penciptaan suasana belajar yang dinamis, yang mengakui keberadaan siswa dengan segala latar
belakang, pengalaman, dan pengetahuan awalnya, dan memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk bebas bertanya, berbuat salah, berekspresi, dan membuat kesimpulan tentang
beragam hal dalam kehidupan. Dalam hal ini, peran tenaga pengajar menjadi berubah, tidak lagi
sebagai satu-satunya pemberi informasi yang mendominasi kegiatan pembelajaran, tetapi
menjadi perancang dan pemandu proses pembelajaran. Menurut Goldberg, tenaga pengajar
adalah pembuat mimpi, artinya tenaga pengajar berperan memotivasi agar mahasiswa memiliki
cita-cita, keingintahuan yang berlangsung terus, dan kreativitas.
(a) menjadi pemandu mahasiswa, negosiator makna yang handal, pembimbing mahasiswa dalam
bereksplorasi, analisis, dan pengambilan keputusan
(b) menahan diri agar tidak terjadi otoriter, atau menjadi satu-satunya sumber informasi bagi
mahasiswa
(c) dapat merancang proses pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menarik, sehingga tidak hanya
pembelajaran satu arah
(d) merancang strategi secara kreatif agar dapat mengetahui beragam kemampuan dan
ketrampilan yang dicapai tiap mahasiswa
(e) merancang strategi yang memungkinkan siswa terbiasa berpikir ilmiah, mengutarakan
gagasan, menjelaskan rasional, mendebat dan berargumentasi, serta menghasilkan karya ilmiah
(f) dapat memanfaatkan keunikan pengetahuan dan pengalaman awal mahasiswa dalam proses
pembelajaran
Pendidikan tidak akan berkembang jika tidak ada faktor yang mendudung pendidikan itu sendiri.
Adapun faktor pendukung perkembangan pendidikan adalah:
a) Keluarga
Keberhasilan belajar anak tidak dapat berkembang tampa dukungan keluarga terutam orang tua.
Peran orang tua sangat mempengaruhi pendidikan anak, karena anak pertama kali mendapat
pembelajaran dari keluarganya sendiri terutama dari orang tuanya, orang tua yang turut serta
dalam mendukung dalam dunia pendidikan anak tentunya akan mempengaruhi kecepatan anak
dalam pembelajaran baik pendidikan di sekolah maupun maupun lingkungan sekitarnya.
b) Tenaga pendidik
Tenaga pendidik atau guru merupakan faktor penting dalam mendukung perkembangan
pendidikan. Tenaga pendidik atau guru merupakan orang yang akan bertangguang jawab
terhadap siswa selama berada dilingkungan sekolah. Guru dituntut untuk dapat menciptakan
kondisi belajar yang menarik bagi siswa, agar proses belajar dapat berjalan dengan baik sehingga
dapat menciptakan proses pembelajaran yang maju. Guru juga harus dapat memberikan contoh
dan teladan sikap yang baik kepada siswa.
c) Lingkungan
Lingkunag sekitar merupakan faktor pendukung perkembangan pendidikan. Lingkungan yang
baik maka akan memudahkan perkembangan pendidikan. Untuk itu peran serta masyarakat
sangat di perlukan demi menunjang keberhasilan dalam memajukan dunia pendidikan.
Pendidikan dapat berkembang jika antara keluarga, tenaga pendidik dan lingkungan dapat
berkerja sama karna antara keluarga, tenaga pendidik, serta lingkungan harus seimbang.
Ada banyak cara yang dapat ditempuh dalam memajukan pendidikan, salah satunya
adalah budaya. Nilai-nilai yang terkandung dalan budaya dapat dijadikan pedoman dalam dunia
pendidikan. Pendidikan yang berpedoman pada budaya bangsanya akan memudahkan dalam
menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas.
Oleh sebab itu strategi untuk mengembangkan pendidikan berbasis budaya dapat dilakukan
dengan berbagai cara diantaranya:
Dalam proses pembelajaran hendaknaya dapat menanamkan nilai-nilai yang baik pada
peserta didik, agar peserta didik tidak hanya dapat belajar tetapi menerapkan hal-hal yang baik
yang telah ia pelajari dalam kehidupan sehari-hari. Materi ajar yang di ajarkan hendaknya
mengandung nilai-nilai budaya bangsa agar anak dapat menanamkan nilai-nilai budaya itu dalam
dirinya. Materi yang diajarkan sebaiknya tidak hanya berfokus pada materi menghitung,
membaca maupun pemahaman perkembangan IPTEK melainkan juga pada tentang budaya
bangsa yang ada. Oleh sebab itu materi yang diajarkan hendaknya memiliki nilai-nilai budaya
serta memasukan unsur budaya di dalamnya.
Dalam pembelajaran sebaiknya para peserta didik tidak hanya diajarkan tentang mata
pelajaran matematika, IPA, pendidikan olahraga melainkan juga memberikan materi yang
mengandung unsur budaya yang ada didalamnya, dengan pemberian mata pelajaran yang terfokis
pada budaya akan memudahkan dalam menyalurkan budaya pada diri peserta didik.
Pada zaman saat ini sering kita jumpai bahwa para anak lebih sering bermain dengan
kecanggihan teknologi yang ada seperti game online. Padahan banyak sekali permainan yang
menjadi ciri khas budaya kiat yang menarik. Pada saat proses pembelajaran guru tidak hanya
berperan sebagai pemberi materi pembelajaran tetapi juga harus dapat menciptakan suasana
kelas yang menyenangkan. Salah satu hal yang dapat gutu lakukan adalah dengan memberikan
permainan dalam konteks pembelajaran yang yang memiliki unsur budaya. Dalam permainan
yang telah dirancang oleh guru harus memperhatikan sikap dan tingkat kesopanan dan
keteraturan siswa saat bermain.
Saat proses pembelajaran berlangsung para guru harus dapat memberi pengetahuan
kepada siswa dengan mengenalkan bentuk budaya pada siswa, seperti peninggalan sejarah
berupa candi-candi yang menjadi ciri khas bangsa, mengenalkan pakaian adat bangsa,
mengenalkan suku-suku yang ada dalam negera serta bentuk-bentuk budaya yang ada.
Baik guru maupun orang tua harus mengenalkan serta menanamkan nilai-nilai luhur pada
anak, agar anak dapat memahami nilai-nilai luhur yang berasal dari budaya bangsa kita sendiri.
Penanaman nilai budaya harus dilakukan sejak dini, kerenanya para orang tua dan guru harus
dapat bekarja sama dalam menanamkan nilai-nilai budaya pada anak.
Ada pun upaya-upaya diatas tentunya masih terdapat barbagai cara lain yang dapat kita
lakukan dalam mengembangkan pendidikan yang berbasis budaya. Pendidikan yang berbasis
budaya akan memudahkan dalam mendidik peserta didik dan sekaligus mencetak generasi muda
yang berbudaya yang dapat menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa. Namun dalam
pengembangan pendidikan budaya ini baik guru, orang tua, masyarakat serta pemerintah harus
dapat bekerja sama dalam membangun pendidikan yang berlandaskan budaya bangsa.
b. Inquiry and promlem solving knowledge, yaitu pengetahuan tentang proses penemuan dan
proses penyelesaian masalah dalam bidang ilmu.
c. Epistemic knowledge, yaitu pengetahuan tentang aturan main yang berlaku dalam bidang
ilmu.
kontekstual karena dirancang dari pengetahuan dan pengalaman awal siswa berdasarkan contoh-
contoh dan penerapan aktivitas sehari-hari pada konteks komunitas budayanya.
b. Interaksi aktif, yang merupakan sarana terjadinya proses negoisasi dalam penciptaan arti atau
interaksi harus bermakna bagi siswa dan memfasilitasi terjadinya proses penciptaan makna.
Terdapat beragam metode yang dapat dirancang dalam pembelajaran berbasis budaya, antara lain
pembelajaran melalui proyek dan pembelajaran berbasis masalah.
c. Penjelasan dan penerapan bidang ilmu secara kontekstual. Dalam penjelasan dan penerapan
bidang ilmu secara kontekstual guru maupun siswa bertumpu pada pengalaman dan pengetahuan
awal siswa dalam konteks komunitas budaya sebagai titik awal proses belajar.
Beragam teknik dan alat ukur hasil belajar digunakan dalam pembelajaran berbasis budaya yang
pada dasarnya memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam upaya siswa untuk menunjukkan
keberhasilan dalam belajar dengan penciptaan makna dan pemahaman terpadu, siswa dapat
menggunakan beragam perwujudan, misalnya poster, puisi, catatan harian, laporan, tarian,
lukisan, dan ukiran.
4. Peran Budaya
Budaya dalam berbagai perwujudannya secara instrumental dapat berfungsi sebagai media
pembelajaran dalam proses belajar. Dalam pembelajaran berbasis budaya, peran budaya dalam
memberikan suasana baru yang menarik untuk mempelajari suatu bidang ilmu yang dipadukan
secara interaksi aktif dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan berbagai sumber belajar Dalam
pembelajaran berbasis budaya, pemanfaatan berbagai sumber belajar mencakup pemanfaatan
bahasa sebagai alat komunikasi ide dan pemanfaatan komunikasi budaya sebagai konteks proses
pembelajaran. belajar yangmengintegrasikan seni dan budaya sebagai bagian dari proses
pembelajaran, dan mengakui seni dan budaya sebagai bagian yang fundamental bagi pendidikan,
ekspresi dan komunikasi suatu gagasan, serta perkembangan pengetahuan. PBB merupakan salah
satu cara yang dipersepsikan agar dapat menjadikan pembelajaran bermakna dan kontekstual
sangat terkait dengan komunitas budaya di manasuatu bidang ilmu dipelajari dan akan diterapkan
nantinya, dan dengan komunitas budaya dari mana siswa berasal, serta menjadikan pembelajaran
menarik dan menyenangkan.
5. Pembelajaran berbasis budaya merupakan strategi pembelajaran yang berbeda dari strategi
pembelajaran yang berbasiskan bidang studi yang biasa digunakan oleh para guru di banyak
sekolah. Pembelajaran berbasis budaya lebih menekankan tercapainya pemahaman yang terpadu
(integrated understanding) dari pada sekedar pemahaman mendalam (inert understanding).