GLOBAL
Dikumpulkan untuk memenuhi tugas Makalah
Mata Kuliah Studi Al-Quran
Dosen Pengampu
Dr Sahudi MHI., M.Pd.I
NIP. 19770412 200912 1001
DAFTAR ISI.................................................................................................................2
1
Khoirunnisa dkk, Penerapan Pendidikan Karakter Yang Beracuan Pada Kebhinekaan Dan Pancasila Pada
Kegiatan Sekolah Sma Negeri 1 Palembang (Palembang:Adijaya Jurnal Multidisiplin:2023), Hal.153
2
Tyas Larasati, Mengembangkan Karakter Berkebhinekaan Global Siswa dalam Pembelajaran (Sragen:2022)
3
Kesadaran Berkebhinekaan Global Pada Siswa, (Semarang:SMAGALAS Progresif:2022)
https://blog.kejarcita.id/pelajar-pancasila-mengembangkan-karakter-berkebhinekaan-global-siswa-dalam-
pembelajaran/
D. Bagaimana Langkah-Langkah Mengajarkan Materi Tersebut Agar Mudah
Diterima Oleh Siswa Didik?
1. Kemendikbud melalui Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) mencanangkan
penguatan Profil Pelajar Pancasila. Tujuan dari terbentuknya Puspeka adalah
mengubah paradigma (pola pikir) dan prilaku atau sikap sesuai dengan nilai –
nilai Pancasila. Dalam rangka mencapai tujuan, Puspeka menerapkan empat
tahapan diantaranya :
a. Pertama, sadar (aware) yaitu siswa lebih sadar atau peka akan lingkungan
dan keadaan di sekitarnya.
b. Kedua, siswa memahami (understand) apa yang disampaikan.
c. Ketiga, ikut serta (join) anak mulai mau masuk pada sebuah proyek
pendidikan.
d. Keempat, mau melakukan (do) siswa mau mengimplementasikan.
Pendidikan karakter ini akan dilakukan, baik dalam kurikulum, pedagogis,
maupun penilaian.
2. Dukungan Berbagai Pihak
Terciptanya generasi Profil Pelajar Pancasila tidak hanya dibebankan
kepada sekolah saja. Masyarakat, keluarga bahkan siswa harus turut aktif
mengambil peran masing masing. Kemendikbud mendukung terciptanya
generasi Profil Pelajar Pancasila melalui beragam cara salah satunya melalui
modul pembelajaran guna menjadi rujukan guru dalam mensukseskan program
pemerintah.3
Oleh sebab itu, guru dituntut memberikan pengajaran yang menarik, inovatif
dan kreatif sehingga siswa tidak jenuh dan dapat menangkap materi yang
diberikan dengan baik.5
4
Muhammad hasbi,Membangun Kebhinekaan Global Pada Anak Usia Dini(Jakarta:Paudpedia),Hal.11
5
Dr. Joseph Teguh Santoso, Pengajaran yang Efektif di Era Digital(Stekom:2022)
2. Kemampuan Komunikasi Interkultural Dalam Berinteraksi Dengan Sesama.
Interkultural menurut Matsumoto dan Juang (2008) adalah komunikasi
antara orang-orang yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Saat
mampu untuk menghargai, menerima perbedaan dengan terbuka dan
memahami budaya lain. Maka, akan terciptanya bentuk interaksi juga rasa
empati dalam diri kepada masyarakat luas. Hadirnya pengetahuan mengenai
dunia juga budaya luar dibantu dengan mudahnya menjalin komunikasi digital,
menghadirkan banyak interaksi baru dalam bentuk komunikasi dan kerja sama
berbagai pihak dari seluruh kalangan hidup. Di mana hal ini berdampak positif
untuk peningkatan kemajuan bangsa tanpa diikuti prasangka terhadap budaya
luar, yaitu hidup berdampingan dengan segala perbedaan yang ada.
3. Refleksi Dan Tanggung Jawab Terhadap Pengalaman Kebhinekaan.
Refleksi dan tanggung jawab dalam tindakan berkebhinekaan global ialah
mengevaluasi sikap yang diambil terhadap budaya bangsa sendiri, yaitu
dengan tetap menjaga kemurnian budaya dan tradisi agar tidak lekang oleh
waktu dan zaman. Hal ini pun diyakini dapat dilaksanakan dengan wujud
kegiatan pelestarian budaya bangsa. Selanjutnya, bisa pula dengan menyikapi
budaya luar dengan menghargai perbedaan yang ada, memaknai keberagaman
sebagai sesuatu hal yang positif untuk menciptakan perdamaian,
menyelaraskan perbedaan yang ada, dan menciptakan hubungan yang
harmonis dengan berbagai budaya lain.
6
Viola Jivanca, Berkebinekaan Global bersama Globalisasi(Manggar:Belitong Ekspres:2021)
BAB II
KAJIAN STUDI AL-QURAN TERKAIT DENGAN
MATERI
1. Surat Al-Anfal(8) : 62-63
(62-63). Bila kaum Yahudi dan kaum musyrikin hendak menipu atau hendak mencari
kesempatan untuk menyerang dengan adanya perdamaian, maka Allah
memberikan jaminan kepada Nabi Muhammad saw bahwa hal itu tidak akan
membahayakan kaum Muslimin. Cukuplah Allah (sebagai pelindung), Allah
senantiasa melindungi Rasul-Nya dan melindungi umat Islam dan akan
memberikan kemenangan kepada mereka bila musuh-musuh itu menyerang
kembali. Allah telah memperkuat kedudukan Rasul-Nya dengan pertolongan
yang diberikan-Nya kepada kaum Muslimin di masa-masa yang lalu seperti
yang terjadi pada Perang Badar, di mana kaum Muslimin dalam keadaan
lemah dan sedikit jumlahnya. Mereka dapat mengalahkan kaum musyrikin
yang berlipat ganda dan lengkap per-senjataannya. Allah telah
mempersatukan hati kaum Muslimin sehingga mereka hidup rukun dan
damai, cinta mencintai, dan saling menolong, sehingga mereka merupakan
satu kesatuan yang tak terpisahkan, padahal mereka sebelumnya hidup
bersuku-suku dan bermusuhan antara satu golongan dengan golongan yang
lain. Mereka pada mulanya terdiri dari kaum Muslimin yang datang ke
Medinah dan kaum An¡ar penduduk Medinah yang menyambut kedatangan
kaum Muslimin itu. Kaum An¡ar sendiri dahulunya terpecah-belah terdiri
dari suku Aus dan Khazraj. Antara kedua suku ini senantiasa terjadi
permusuhan dan peperangan. Tetapi dengan kehendak Allah mereka
semuanya menjadi umat yang bersatu di bawah panji-panji iman, bersedia
mengorbankan harta dan jiwa untuk menegakkan kalimah Allah. Ini adalah
satu karunia dari Allah yang tidak ternilai harganya yang tidak dapat dicapai
walaupun dengan mengorbankan semua harta dan kekayaan. Kesatuan hati,
kesatuan tekad dan kesatuan cita-cita dan ideologi adalah hal yang amat
penting dan berharga untuk mencapai satu cita-cita. Inilah karunia Allah
yang telah dimiliki oleh kaum Muslimin pada masa itu. Karena pentingnya
karunia itu dan amat tinggi nilainya Allah mengingatkan mereka agar selalu
mengingat Allah dengan firman-Nya:
ٌْ ف َبٍَِْ قُيُ ْ٘ ِب ُن َ َّعيَ ٍْ ُن ٌْ اِ ْر ُم ْْت ُ ٌْ ا َ ْعذَا ًء َفاَى ّٰللاِ َج َِ ٍْعًا َّٗ َْل تَفَ َّشقُ ْ٘ا َۖٗا ْر ُم ُش ْٗا ِّ ْع ََتَ ه
َ ِّٰللا َص َُ ْ٘ا ِب َح ْب ِو ه ِ َٗا ْعت
اس فَا َ ّْقَزَ ُم ٌْ ِ ٍّ ْْ َٖا ۗ َم ٰزىِلَ ٌُ َبٍِّ ُِ ه
ٌْ ّٰللاُ ىَ ُن ٌْ ٰا ٌٰتِ ٖٔ َى َعيَّ ُن َ ع ٰيى
ِ َّْشفَا ُح ْف َشةٍ ِ ٍَِّ اى َ ٌْ ُ ص َبحْ ت ُ ٌْ بِِْ ْع ََتِ ٖ ْٓٔ ا ِْخ َ٘اًّ ۚا َٗ ُم ْْت
ْ َ فَا
۰۱ت َ ْٖتَذ َُُْٗ
٢
“Dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah)
bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu
menjadi bersaudara.” (Ali „Imron/3: 103)
Maka dengan pertolongan Allah dan persatuan kaum Muslimin serta rasa
cinta, kasih sayang yang terjalin antara sesama mereka, betapa pun kesulitan dan
bagaimana pun besar bahaya yang akan menimpa tentu akan dapat ditanggulangi dan
diatasi. Allah memperingatkan pula dalam ayat ini bagaimana tingginya nilai
persatuan itu, sehingga bila Nabi Muhammad sendiri menghabiskan semua kekayaan
yang ada di bumi untuk mencapainya pasti dia tidak akan berhasil. Tetapi Allah telah
mempersatukan hati mereka dengan iman yang kuat dan rasa kasih-sayang yang
tinggi. Ini adalah satu tanda bahwa Allah meridai kaum Muslimin dan merestui
perjuangan mereka dan mereka tidak perlu merasa khawatir sesungguhnya Allah
Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.
2. Surat Az-Zukhruf(43) : 53
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku agar kamu saling mengenal. Sungguh yang paling mulia di antara kamu di sisi
Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui,
Mahateliti.” (Al-Hujurat /49: 13)
Allah tidak meletakkan tolok ukur kebenaran sebagai seorang rasul itu pada
sesuatu yang dapat diindera, namun pada kebenaran jalan yang ditempuhnya, yaitu
pada kebenaran wahyu yang diperolehnya dari Allah. Allah berfirman:
َ اح ۚذٌ فَ ََ ِْ َماَُ ٌَ ْش ُج ْ٘ا ِىقَا َء َس ِبّ ٖٔ فَ ْيٍَ ْع ََ ْو
ع ََ ًًل ِ َّٗ ًٌٔ اََّّ ََا ْٓ ا ِٰى ُٖ ُن ٌْ ا ِٰى
َّ َقُ ْو اَِّّ ََا ْٓ اَّ َ۠ا بَش ٌَش ِ ٍّثْيُ ُن ٌْ ٌ ُْ٘حٰ ْٓ ى اِى
۰۰۱ صا ِى ًحا َّٗ َْل ٌُ ْش ِش ْك ِب ِعبَادَةِ َس ِبّ ٖ ْٓٔ ا َ َحذًا
٢ َ
Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti
kamu, yang telah menerima wahyu, bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan
Yang Maha Esa. Maka barang siapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya maka
hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan
sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya.” (al-Kahf/18: 110)
Perlakuan yang tidak layak juga dialami Nabi Muhammad saw bahkan lebih
hebat lagi. Kaumnya tidak mempercayainya sebagai seorang rasul karena ia tidak
memiliki apa-apa. Mereka memintanya, di samping menjadi orang kaya, juga dapat
menciptakan peristiwa-peristiwa yang luar biasa sampai-sampai mereka ingin
melihat Allah dan malaikat secara kasat mata. Permintaan itu tentu tidak mungkin ia
penuhi karena sudah di luar kuasanya dan mustahil dipenuhi. Beliau hanya
menjawab, “Mahasuci Tuhanku, dan saya hanya seorang manusia yang menjadi
rasul.”
ٓۗٗ ُعيَ ٍَْْا ِم ٰتبًا َّّ ْق َشؤ َّ ا َ ْٗ ٌَ ُن َُْ٘ ىَلَ َب ٍْتٌ ِ ٍّ ِْ ُص ْخ ُشفٍ ا َ ْٗ ت َْش ٰقى فِى اى
َ س ََا ِء َۗٗىَ ِْ ُّّإْ ٍَِِ ِى ُشقِ ٍِّلَ َحت هى تُْ ِ َّض َه
٢ ُ س ْب َحاَُ َسبِّ ًْ ٕ َْو ُم ْْتُ ا َِّْل َبش ًَشا َّس
۹س ْ٘ ًْل ُ قُ ْو
3. Surat Al-Hujurat(49) : 13
13. Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan, yakni berasal dari keturunan yang sama yaitu Adam dan
Hawa. Semua manusia sama saja derajat kemanusiaannya, tidak ada perbedaan
antara satu suku dengan suku lainnya. Kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal dan dengan demikian
saling membantu satu sama lain, bukan saling mengolok-olok dan saling
memusuhi antara satu kelompok dengan lainnya. Allah tidak menyukai orang
yang memperlihatkan kesombongan dengan keturunan, kekayaan atau
kepangkatan karena sungguh yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling bertakwa. Karena itu berusahalah untuk meningkatkan
ketakwaan agar menjadi orang yang mulia di sisi Allah. Sungguh, Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu baik yang lahir maupun yang tersembunyi, Mahateliti
sehingga tidak satu pun gerak-gerik dan perbuatan manusia yang luput dari ilmu-
Nya.
13. Dalam ayat ini, dijelaskan bahwa Allah menciptakan manusia dari seorang laki-
laki (Adam) dan seorang perempuan (Hawa) dan menjadikannya berbangsa-
bangsa, bersukusuku, dan berbeda-beda warna kulit bukan untuk saling
mencemoohkan, tetapi supaya saling mengenal dan menolong. Allah tidak
menyukai orang-orang yang memperlihatkan kesombongan dengan keturunan,
kepangkatan, atau kekayaannya karena yang paling mulia di antara manusia
pada sisi Allah hanyalah orang yang paling bertakwa kepada-Nya. Kebiasaan
manusia memandang kemuliaan itu selalu ada sangkut-pautnya dengan
kebangsaan dan kekayaan. Padahal menurut pandangan Allah, orang yang paling
mulia itu adalah orang yang paling takwa kepada-Nya. Diriwayatkan oleh Ibnu
ibbn dan at-Tirmidzi dari Ibnu „Umar bahwa ia berkata:
اىش ْم ُِ بِ َِحْ َجِْ ِٔ َٗ ٍَا ُّ ٌَ َاء ٌَ ْ٘ ًَ ْاىفَتْحِ َٗا ْست َي ِ َ٘ صْ َاحيَتِ ِٔ ْاىق
ِ عيَى َس َ ٌَ َّسي َ ُصيَّى للا
َ َٗ ِٔ ٍْ َعي َ ِس ْ٘ ُه للاُ اف َس َ ط َ
َ ت ث ُ ٌَّ َح َِذَ للاَ َٗأ ُثَْْى
: عيَ ٍْ ِٔ ث ُ ٌَّ قَا َه ْ ي ِ فَأ ُِّ ٍْ َخ
ّ ط ِِ ْاى َ٘ا ِد
ْ َت اِىَى ب
ْ َٗ َجذَ ىَ َٖا ٍَُْا ًخا فِى ْاى ََ ْس ِج ِذ َحت َّى ا ُ ْخ ِش َج
ًاط َس ُج ًَل ُِ بِش ت َ ِق ُ َّْاط ئَِّّ ََااى ُ َّْعبٍَِّتَ ْاى َجا ِٕ ِيٍَّ ِت ٌَاأ ٌَُّ َٖااى
ُ ٌْ ع ْْ ُن
َ بَ َٕ اط فَا ِ َُّ للاَ قَ ْذ أ َ ْر
ُ َّْأ َ ٍَّا بَ ْعذُ أ ٌَُّ َٖا اى
ٌْ اط اَِّّا َخيَ ْق ْٰ ُن ٌْ ِ ٍّ ِْ رَ َم ٍش َّٗا ُ ّْ ٰثى َٗ َجعَ ْي ْٰ ُن
ُ َّْعيَى َس ِبّ ِٔ ث ُ ٌَّ ت َ ًَل ٰ(ٌْٓاٌَُّ َٖا اىَ ٌِ ٍَِّٕ ًش ِق َ اج ٌش ِ َعيَى َس ِبّ ِٔ َٗف َ ٌٌ ٌْ َم ِش
ِ أَقُ ْ٘ ُه قَ ْ٘ ِىى َٕارَ َاٗ ْست َ ْغ ِف ُشللاَ ِى ًْ َٗىَ ُن ٌْ (سٗآ اب: اسفُ ْ٘ا) َحتَّى قَ َشأَاٌََتَ ث ُ ٌَّ قَا َه
َ َشعُ ْ٘بًا َّٗقَبَا ِٕى َو ِىتَع
ُ
)حباُ ٗاىتشٍزي عِ ابِ عَش
https://e-journal.naureendigition.com/index.php/jam/article/view/107
https://sma13smg.sch.id/2022/04/18/kesadaran-berkebhinekaan-global-pada-siswa/
https://blog.kejarcita.id/pelajar-pancasila-mengembangkan-karakter-berkebhinekaan-
global-siswa-dalam-pembelajaran/
https://sman1manggar.sch.id/read/685/berkebinekaan-global-bersama-globalisasi
https://paudpedia.kemdikbud.go.id/galeri-ceria/ruang-baca/membangun-
kebhinekaan-global-pada-anak-usia-dini?