Anda di halaman 1dari 15

STUDI AL-QURAN TENTANG BERKEBINEKAAN

GLOBAL
Dikumpulkan untuk memenuhi tugas Makalah
Mata Kuliah Studi Al-Quran

Nama : Nila Karimatul Istianah


NIM : 06030423092

Dosen Pengampu
Dr Sahudi MHI., M.Pd.I
NIP. 19770412 200912 1001

SEMESTER I PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
DAFTAR ISI
COVER .........................................................................................................................1

DAFTAR ISI.................................................................................................................2

BAB 1 KAJIAN TEORI ...............................................................................................3

A. Pengertian Secara Bahasa .................................................................................3


B. Pengertian Secara Istilah ...................................................................................3
C. Mengapa Materi Tersebut Penting Diajarkan ...................................................3
D. Bagaimana Langkah-Langkah Mengajarkan Materi Tersebut Agar Mudah
Diterima Siswa Didik........................................................................................4
E. Kapan Saat Yang Tepat Mengajarkan Materi Tersebut .....................................4
F. Metode Apa Yang Dipakai Untuk Mengajarkan Materi Tersebut.....................5
G. Bagaimana Cara Mengevaluasi Keberhasilan Pembelajaran Materi Tersebut .5

BAB II KAJIAN STUDI AL-QURAN TERKAIT DENGAN MATERI ....................7

1. Surat Al-Anfal(8) : 62-63 ..................................................................................7


2. Surat Az-Zukhruf(43) : 53 ..............................................................................10
3. Surat Al-Hujurat(49) : 13 ................................................................................ 11

BAB III PENUTUP ....................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................15


BAB I
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Secara Bahasa
Kata bhinnêka berasal dari dua kata yang mengalami sandi, yaitu bhinna
'terpisah, berbeda' dan ika 'itu'. Kebhinekaan artinya beraneka ragam, bermacam-
macam, banyak, beragam, dan lain-lain, yang mengarah kepada banyaknya
perbedaan yang ada dalam masing-masing kehidupan. Kata global berarti 'secara
umum dan keseluruhan'. Secara harfiah, kebhinnekaan global dapat diartikan
"perbedaan satu sama lain".1

B. Pengertian Secara Istilah


Pengertian berkebhinekaan global secara istilah adalah toleransi terhadap
perbedaan yang ada satu sama lain. kebhinekaan lebih tertuju pada nilai nasional,
yaitu beraneka ragamnya terdapat suku bangsa, ras, agama, budaya, bahasa, dan
lain-lain yang ada pada negara Indonesia (yang mana persatuan dan kesatuan
sebagai penghubung dari kebhinekaan tersebut).2

C. Mengapa Materi Tersebut Penting Diajarkan?


Pertanyaan ini muncul sebagai jawaban atas perubahan tantangan
perkembangan zaman. Akibat perkembangan zaman, banyak distrupsi pada
bidang teknologi, sosiokultural dan lingkungan yang menyebabkan lunturnya
identitas anak-anak pada adat ketimuran. Nilai pancasila dapat dijadikan pedoman
bagi para pelajar sebagai individu Indonesia guna menghadapi disrupsi
perkembangan zaman, sehingga pentingnya materi ini yaitu untuk Menciptakan
Generasi Berkarakter Pelajar Pancasila terutama pada materi berkebhinekaan
global.3

1
Khoirunnisa dkk, Penerapan Pendidikan Karakter Yang Beracuan Pada Kebhinekaan Dan Pancasila Pada
Kegiatan Sekolah Sma Negeri 1 Palembang (Palembang:Adijaya Jurnal Multidisiplin:2023), Hal.153
2
Tyas Larasati, Mengembangkan Karakter Berkebhinekaan Global Siswa dalam Pembelajaran (Sragen:2022)
3
Kesadaran Berkebhinekaan Global Pada Siswa, (Semarang:SMAGALAS Progresif:2022)
https://blog.kejarcita.id/pelajar-pancasila-mengembangkan-karakter-berkebhinekaan-global-siswa-dalam-
pembelajaran/
D. Bagaimana Langkah-Langkah Mengajarkan Materi Tersebut Agar Mudah
Diterima Oleh Siswa Didik?
1. Kemendikbud melalui Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) mencanangkan
penguatan Profil Pelajar Pancasila. Tujuan dari terbentuknya Puspeka adalah
mengubah paradigma (pola pikir) dan prilaku atau sikap sesuai dengan nilai –
nilai Pancasila. Dalam rangka mencapai tujuan, Puspeka menerapkan empat
tahapan diantaranya :
a. Pertama, sadar (aware) yaitu siswa lebih sadar atau peka akan lingkungan
dan keadaan di sekitarnya.
b. Kedua, siswa memahami (understand) apa yang disampaikan.
c. Ketiga, ikut serta (join) anak mulai mau masuk pada sebuah proyek
pendidikan.
d. Keempat, mau melakukan (do) siswa mau mengimplementasikan.
Pendidikan karakter ini akan dilakukan, baik dalam kurikulum, pedagogis,
maupun penilaian.
2. Dukungan Berbagai Pihak
Terciptanya generasi Profil Pelajar Pancasila tidak hanya dibebankan
kepada sekolah saja. Masyarakat, keluarga bahkan siswa harus turut aktif
mengambil peran masing masing. Kemendikbud mendukung terciptanya
generasi Profil Pelajar Pancasila melalui beragam cara salah satunya melalui
modul pembelajaran guna menjadi rujukan guru dalam mensukseskan program
pemerintah.3

E. Kapan Saat Yang Tepat Mengajarkan Materi Tersebut?


Guru sebagai teladan berperan besar dalam membangun kebhinekaan global
pada anak usia dini. Dengan demikian guru diharapkan sudah memiliki
pemahaman, bersikap, dan berperilaku yang baik dalam menghadapi perbedaan di
lingkungannya. Guru perlu menyadari bahwa segala sikap dan perilakunya saat
berinteraksi dengan anak, akan diingat dan ditiru oleh anak. Dengan demikian
guru yang dapat menghargai adanya perbedaan pada anak dan dapat menciptakan
lingkungan pembelajaran yang inklusif, akan memudahkan anak untuk
membangun kebhinekaan global pada dirinya.4

F. Metode Apa Yang Dipakai Untuk Mengajarkan Materi Tersebut?


Menurut Majid, A. (2005:136) model pembelajaran hendaknya dapat
mengakomodasi menyeluruh terhadap prinsip-prinsip pembelajaran :
1. Berpusat pada anak didik (student oriented)
2. Belajar dengan melakukan (learning by doing).
3. Mengembangkan kemampuan sosial
4. Mengembangkan keingintahuan dan imajinasi.
5. Mengembangkan kreativitas dan keterampilan memecahkan masalah.

Oleh sebab itu, guru dituntut memberikan pengajaran yang menarik, inovatif
dan kreatif sehingga siswa tidak jenuh dan dapat menangkap materi yang
diberikan dengan baik.5

G. Bagaimana Cara Mengevaluasi Keberhasilan Pembelajaran Materi


Tersebut?
1. Mengenal dan Menghargai Budaya.
Hal ini diawali dengan menggali lebih dalam dan meningkatkan minat
kepada budaya bangsa Indonesia terlebih dahulu sebagai pijakan kuat untuk
tidak mudah terbawa arus budaya luar. Selanjutnya, melestarikan juga
mencintai budaya dan tradisi bangsa agar tetap terjaga jati diri maupun
keberadaannya hingga bisa bersanding di kancah internasional. Lalu, mengikuti
perkembangan budaya dunia. Apalagi di zaman globalisasi yang
perkembangan teknologinya pesat ini. Akses komunikasi dan pertukaran
informasi menjadi sangat mudah dilakukan. Yakni, dengan dipermudahnya
identifikasi informasi mengenai budaya luar agar dapat menyaring budaya
yang baik untuk diikuti tanpa bertentangan dengan budaya bangsa. Selain itu,
juga sebagai bentuk apresiasi dan menghargai budaya orang lain.

4
Muhammad hasbi,Membangun Kebhinekaan Global Pada Anak Usia Dini(Jakarta:Paudpedia),Hal.11
5
Dr. Joseph Teguh Santoso, Pengajaran yang Efektif di Era Digital(Stekom:2022)
2. Kemampuan Komunikasi Interkultural Dalam Berinteraksi Dengan Sesama.
Interkultural menurut Matsumoto dan Juang (2008) adalah komunikasi
antara orang-orang yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Saat
mampu untuk menghargai, menerima perbedaan dengan terbuka dan
memahami budaya lain. Maka, akan terciptanya bentuk interaksi juga rasa
empati dalam diri kepada masyarakat luas. Hadirnya pengetahuan mengenai
dunia juga budaya luar dibantu dengan mudahnya menjalin komunikasi digital,
menghadirkan banyak interaksi baru dalam bentuk komunikasi dan kerja sama
berbagai pihak dari seluruh kalangan hidup. Di mana hal ini berdampak positif
untuk peningkatan kemajuan bangsa tanpa diikuti prasangka terhadap budaya
luar, yaitu hidup berdampingan dengan segala perbedaan yang ada.
3. Refleksi Dan Tanggung Jawab Terhadap Pengalaman Kebhinekaan.
Refleksi dan tanggung jawab dalam tindakan berkebhinekaan global ialah
mengevaluasi sikap yang diambil terhadap budaya bangsa sendiri, yaitu
dengan tetap menjaga kemurnian budaya dan tradisi agar tidak lekang oleh
waktu dan zaman. Hal ini pun diyakini dapat dilaksanakan dengan wujud
kegiatan pelestarian budaya bangsa. Selanjutnya, bisa pula dengan menyikapi
budaya luar dengan menghargai perbedaan yang ada, memaknai keberagaman
sebagai sesuatu hal yang positif untuk menciptakan perdamaian,
menyelaraskan perbedaan yang ada, dan menciptakan hubungan yang
harmonis dengan berbagai budaya lain.

Dengan kebinekaan global, artinya kita siap untuk menerima setiap


perbedaan yang ada baik dengan segala sikap untuk menyikapi perubahan-perubahan
yang terjadi disebabkan oleh arus globalisasi. Perihal ini dapat dilakukan dengan
meningkatkan kecintaan terhadap budaya bangsa, mendorong toleransi terhadap
budaya lain, dan tetap mengikuti perkembangan dunia, agar tidak adanya
ketertinggalan zaman hingga bisa bersaing di kancah internasional untuk kemajuan
bangsa.6

6
Viola Jivanca, Berkebinekaan Global bersama Globalisasi(Manggar:Belitong Ekspres:2021)
BAB II
KAJIAN STUDI AL-QURAN TERKAIT DENGAN
MATERI
1. Surat Al-Anfal(8) : 62-63

ٌْ ۗ ِٖ ‫ف بٍََِْ قُيُ ْ٘ ِب‬ ٦‫ص ِش ٖٓ َٗ ِب ْاى َُإْ ٍٍَِِِْْ ۝‬


َ َّ‫ َٗاَى‬٢ ْ َْ‫ِي اٌََّذَكَ ِب‬ ْْٓ ‫ّٰللاُ ۗ ُٕ َ٘ اىَّز‬
‫ع ْ٘كَ فَا َُِّ َح ْسبَلَ ه‬ ُ َ‫َٗا ُِْ ٌ ُِّش ٌْذ ُْْٓٗا ا َ ُْ ٌ َّْخذ‬
٢ ٦ ٌٌ ٍْ ‫ع ِضٌ ٌْض َح ِن‬َ َِّّٗٔ‫ف بَ ٍَْْ ُٖ ۗ ٌْ ا‬ ‫ض َج َِ ٍْعًا ٍَّا ْٓ اَىَّ ْفتَ بٍََِْ قُيُ ْ٘ ِب ِٖ ٌْ َٗ ٰى ِن َِّ ه‬
َ َّ‫ّٰللاَ اَى‬ ِ ‫ىَ ْ٘ا َ ّْفَ ْقتَ ٍَا فِى ْاْلَ ْس‬

Terjemah Kemenag 2019


62. “Jika mereka hendak menipumu, sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi
Pelindung) bagimu. Dialah yang memperkuat kamu dengan pertolongan-Nya
dan dengan (dukungan) orang-orang mukmin.”
63. “Dia (Allah) mempersatukan hati mereka (orang yang beriman). Seandainya
engkau (Nabi Muhammad) menginfakkan semua (kekayaan) yang berada di
bumi, niscaya engkau tidak dapat mempersatukan hati mereka, tetapi Allah telah
mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Mahaperkasa lagi
Mahabijaksana.”

Tafsir Ringkas Kemenag


62. Dan jika mereka, orang-orang kafir, hendak menipumu dengan bersikap baik dan
seolah-olah cenderung kepada perdamaian, maka sesungguhnya cukuplah Allah
menjadi pelindung bagimu. Dialah satu-satu-Nya yang memberikan kekuatan
kepadamu dengan pertolongan-Nya, baik melalui cara yang wajar maupun yang
tidak disadari dan dengan dukungan orang-orang mukmin, yaitu dari kaum
Muhajirin dan Ansar.
63. Dan sebagai bukti dukungan Allah kepada Nabi Muhammad adalah bahwa Dia
yang mempersatukan hati mereka orang yang beriman, seperti suku Aus dan
Khazraj. Bahkan hal itu rasanya mustahil bisa terwujud, walaupun kamu
menginfakkan semua kekayaan yang berada di bumi, dan meski kamu
mengerahkan segala upaya dan kemampuanmu niscaya kamu tidak dapat
mempersatukan hati mereka. Demikian ini, karena mereka telah bermusuhan
dalam rentang waktu yang cukup lama dalam sebuah peperangan yang dikenal
dengan “Perang Bu‟as”, bahkan itu telah berjalan sampai ratusan tahun. Akan
tetapi, Allah melalui agama Islam telah mempersatukan hati mereka. Mereka
rela meninggalkan rasa kesukuan yang sudah sedemikian melekat untuk melebur
ke dalam ukhuwwah islamiyyah. Sungguh, Dia Mahaperkasa, sehingga tidak ada
seorang pun yang mampu menandingi-Nya, Mahabijaksana atas segala
kebijakan-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa persatuan dan kesatuan atas dasar
cinta dan kasih sayang yang hakiki tidak mungkin terwujud hanya dengan harta
kekayaan, akan tetapi harus didasarkan atas keluhuran budi dan ketulusan jiwa.

Tafsir Lengkap Kemenag

(62-63). Bila kaum Yahudi dan kaum musyrikin hendak menipu atau hendak mencari
kesempatan untuk menyerang dengan adanya perdamaian, maka Allah
memberikan jaminan kepada Nabi Muhammad saw bahwa hal itu tidak akan
membahayakan kaum Muslimin. Cukuplah Allah (sebagai pelindung), Allah
senantiasa melindungi Rasul-Nya dan melindungi umat Islam dan akan
memberikan kemenangan kepada mereka bila musuh-musuh itu menyerang
kembali. Allah telah memperkuat kedudukan Rasul-Nya dengan pertolongan
yang diberikan-Nya kepada kaum Muslimin di masa-masa yang lalu seperti
yang terjadi pada Perang Badar, di mana kaum Muslimin dalam keadaan
lemah dan sedikit jumlahnya. Mereka dapat mengalahkan kaum musyrikin
yang berlipat ganda dan lengkap per-senjataannya. Allah telah
mempersatukan hati kaum Muslimin sehingga mereka hidup rukun dan
damai, cinta mencintai, dan saling menolong, sehingga mereka merupakan
satu kesatuan yang tak terpisahkan, padahal mereka sebelumnya hidup
bersuku-suku dan bermusuhan antara satu golongan dengan golongan yang
lain. Mereka pada mulanya terdiri dari kaum Muslimin yang datang ke
Medinah dan kaum An¡ar penduduk Medinah yang menyambut kedatangan
kaum Muslimin itu. Kaum An¡ar sendiri dahulunya terpecah-belah terdiri
dari suku Aus dan Khazraj. Antara kedua suku ini senantiasa terjadi
permusuhan dan peperangan. Tetapi dengan kehendak Allah mereka
semuanya menjadi umat yang bersatu di bawah panji-panji iman, bersedia
mengorbankan harta dan jiwa untuk menegakkan kalimah Allah. Ini adalah
satu karunia dari Allah yang tidak ternilai harganya yang tidak dapat dicapai
walaupun dengan mengorbankan semua harta dan kekayaan. Kesatuan hati,
kesatuan tekad dan kesatuan cita-cita dan ideologi adalah hal yang amat
penting dan berharga untuk mencapai satu cita-cita. Inilah karunia Allah
yang telah dimiliki oleh kaum Muslimin pada masa itu. Karena pentingnya
karunia itu dan amat tinggi nilainya Allah mengingatkan mereka agar selalu
mengingat Allah dengan firman-Nya:

ٌْ ‫ف َبٍَِْ قُيُ ْ٘ ِب ُن‬ َ َّ‫عيَ ٍْ ُن ٌْ اِ ْر ُم ْْت ُ ٌْ ا َ ْعذَا ًء َفاَى‬ ‫ّٰللاِ َج َِ ٍْعًا َّٗ َْل تَفَ َّشقُ ْ٘ا َۖٗا ْر ُم ُش ْٗا ِّ ْع ََتَ ه‬
َ ِ‫ّٰللا‬ ‫َص َُ ْ٘ا ِب َح ْب ِو ه‬ ِ ‫َٗا ْعت‬
‫اس فَا َ ّْقَزَ ُم ٌْ ِ ٍّ ْْ َٖا ۗ َم ٰزىِلَ ٌُ َبٍِّ ُِ ه‬
ٌْ ‫ّٰللاُ ىَ ُن ٌْ ٰا ٌٰتِ ٖٔ َى َعيَّ ُن‬ َ ‫ع ٰيى‬
ِ َّْ‫شفَا ُح ْف َشةٍ ِ ٍَِّ اى‬ َ ٌْ ُ ‫ص َبحْ ت ُ ٌْ بِِْ ْع ََتِ ٖ ْٓٔ ا ِْخ َ٘اًّ ۚا َٗ ُم ْْت‬
ْ َ ‫فَا‬
۰۱‫ت َ ْٖتَذ َُُْٗ ۝‬
٢

“Dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah)
bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu
menjadi bersaudara.” (Ali „Imron/3: 103)

Maka dengan pertolongan Allah dan persatuan kaum Muslimin serta rasa
cinta, kasih sayang yang terjalin antara sesama mereka, betapa pun kesulitan dan
bagaimana pun besar bahaya yang akan menimpa tentu akan dapat ditanggulangi dan
diatasi. Allah memperingatkan pula dalam ayat ini bagaimana tingginya nilai
persatuan itu, sehingga bila Nabi Muhammad sendiri menghabiskan semua kekayaan
yang ada di bumi untuk mencapainya pasti dia tidak akan berhasil. Tetapi Allah telah
mempersatukan hati mereka dengan iman yang kuat dan rasa kasih-sayang yang
tinggi. Ini adalah satu tanda bahwa Allah meridai kaum Muslimin dan merestui
perjuangan mereka dan mereka tidak perlu merasa khawatir sesungguhnya Allah
Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.

2. Surat Az-Zukhruf(43) : 53

٥‫ب ا َ ْٗ َجا َء ٍَ َعُٔ ْاى ََ ٰي ِٕى َنتُ ٍُ ْقت َِش ٍَِِّْ ۝‬


٢ ٍ َٕ َ‫عيَ ٍْ ِٔ ا َ ْس ِ٘ َسة ٌ ِ ٍّ ِْ ر‬ َ ‫فَيَ ْ٘ َْْٓل ا ُ ْى ِق‬
َ ً

Terjemah Kemenag 2019


53. “Maka, mengapa tidak dipakaikan kepadanya (Musa) gelang dari emas atau
malaikat datang bersama dia mengiringinya?”

Tafsir Ringkas Kemenag


53. Maka kalau memang Musa merupakan utusan Tuhan yang dikirim kepada kami,
mengapa dia, yakni Musa, tidak dipakaikan oleh Tuhannya gelang dari emas
sebagai identitasnya atau para malaikat datang bersama-sama dia untuk
mengiringinya sebagai bentuk dukungan terhadap pengutusannya?”

Tafsir Lengkap Kemenag


53. Fir„aun memberikan alasan mengapa Nabi Musa tidak pantas memperoleh
kemuliaan dan tidak layak diimani sebagai rasul, karena ia tidak memiliki
gelang-gelang emas sebagai tanda ia kaya, dan tidak didampingi malaikat-
malaikat sebagai tanda ia seorang rasul. Dengan demikian Fir„aun membuat
tolok ukur kemuliaan itu adalah dengan kekayaan, dan tolok ukur kebenaran
pada hal-hal yang kasat mata. Allah tidak meletakkan tolok ukur kemuliaan itu
pada materi tetapi pada ketakwaan, sebagaimana firman Allah:

‫اسفُ ْ٘ا ۚ ا َُِّ ا َ ْم َش ٍَ ُن ٌْ ِع ْْذَ ه‬


ِ‫ّٰللا‬ ُ ٌْ ‫اط اَِّّا َخيَ ْق ْٰ ُن ٌْ ِ ٍّ ِْ رَ َم ٍش َّٗا ُ ّْ ٰثى َٗ َجعَ ْي ْٰ ُن‬
َ َ‫شعُ ْ٘بًا َّٗقَبَا ِٕى َو ِىتَع‬ ُ َّْ‫ٌْٰٓاٌَُّ َٖا اى‬
٢۰‫ع ِي ٍْ ٌٌ َخبٍِ ٌْش ۝‬ ‫اَتْ ٰقى ُن ٌْ ۗا َُِّ ه‬
َ َ‫ّٰللا‬

“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku agar kamu saling mengenal. Sungguh yang paling mulia di antara kamu di sisi
Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui,
Mahateliti.” (Al-Hujurat /49: 13)

Allah tidak meletakkan tolok ukur kebenaran sebagai seorang rasul itu pada
sesuatu yang dapat diindera, namun pada kebenaran jalan yang ditempuhnya, yaitu
pada kebenaran wahyu yang diperolehnya dari Allah. Allah berfirman:
َ ‫اح ۚذٌ فَ ََ ِْ َماَُ ٌَ ْش ُج ْ٘ا ِىقَا َء َس ِبّ ٖٔ فَ ْيٍَ ْع ََ ْو‬
‫ع ََ ًًل‬ ِ َّٗ ٌٔ‫ً اََّّ ََا ْٓ ا ِٰى ُٖ ُن ٌْ ا ِٰى‬
َّ َ‫قُ ْو اَِّّ ََا ْٓ اَّ َ۠ا بَش ٌَش ِ ٍّثْيُ ُن ٌْ ٌ ُْ٘حٰ ْٓ ى اِى‬
۰۰۱ ‫صا ِى ًحا َّٗ َْل ٌُ ْش ِش ْك ِب ِعبَادَةِ َس ِبّ ٖ ْٓٔ ا َ َحذًا‬
٢ َ
Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti
kamu, yang telah menerima wahyu, bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan
Yang Maha Esa. Maka barang siapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya maka
hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan
sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya.” (al-Kahf/18: 110)

Perlakuan yang tidak layak juga dialami Nabi Muhammad saw bahkan lebih
hebat lagi. Kaumnya tidak mempercayainya sebagai seorang rasul karena ia tidak
memiliki apa-apa. Mereka memintanya, di samping menjadi orang kaya, juga dapat
menciptakan peristiwa-peristiwa yang luar biasa sampai-sampai mereka ingin
melihat Allah dan malaikat secara kasat mata. Permintaan itu tentu tidak mungkin ia
penuhi karena sudah di luar kuasanya dan mustahil dipenuhi. Beliau hanya
menjawab, “Mahasuci Tuhanku, dan saya hanya seorang manusia yang menjadi
rasul.”

ٓۗٗ ُ‫عيَ ٍَْْا ِم ٰتبًا َّّ ْق َشؤ‬ َّ ‫ا َ ْٗ ٌَ ُن َُْ٘ ىَلَ َب ٍْتٌ ِ ٍّ ِْ ُص ْخ ُشفٍ ا َ ْٗ ت َْش ٰقى فِى اى‬
َ ‫س ََا ِء َۗٗىَ ِْ ُّّإْ ٍَِِ ِى ُشقِ ٍِّلَ َحت هى تُْ ِ َّض َه‬
٢ ُ ‫س ْب َحاَُ َسبِّ ًْ ٕ َْو ُم ْْتُ ا َِّْل َبش ًَشا َّس‬
۹‫س ْ٘ ًْل ۝‬ ُ ‫قُ ْو‬

Katakanlah (Muhammad), “Mahasuci Tuhanku, bukankah aku ini hanya seorang


manusia yang menjadi rasul?” (Al-Isra'/17: 93)

3. Surat Al-Hujurat(49) : 13

‫اسفُ ْ٘ا ۚ ا َُِّ ا َ ْم َش ٍَ ُن ٌْ ِع ْْذَ ه‬


ِ‫ّٰللا‬ ُ ٌْ ‫اط اَِّّا َخيَ ْق ْٰ ُن ٌْ ِ ٍّ ِْ رَ َم ٍش َّٗا ُ ّْ ٰثى َٗ َج َع ْي ْٰ ُن‬
َ ‫شعُ ْ٘بًا َّٗقَ َبا ِٕى َو ِىت َ َع‬ ُ َّْ‫ٰ ٌْٓاٌَُّ َٖا اى‬
٢۰‫ع ِي ٍْ ٌٌ َخبٍِ ٌْش ۝‬ ‫اَتْ ٰقى ُن ٌْ ۗا َُِّ ه‬
َ َ‫ّٰللا‬

Terjemah Kemenag 2019


13. “Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di
antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti.”

Tafsir Ringkas Kemenag

13. Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan, yakni berasal dari keturunan yang sama yaitu Adam dan
Hawa. Semua manusia sama saja derajat kemanusiaannya, tidak ada perbedaan
antara satu suku dengan suku lainnya. Kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal dan dengan demikian
saling membantu satu sama lain, bukan saling mengolok-olok dan saling
memusuhi antara satu kelompok dengan lainnya. Allah tidak menyukai orang
yang memperlihatkan kesombongan dengan keturunan, kekayaan atau
kepangkatan karena sungguh yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling bertakwa. Karena itu berusahalah untuk meningkatkan
ketakwaan agar menjadi orang yang mulia di sisi Allah. Sungguh, Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu baik yang lahir maupun yang tersembunyi, Mahateliti
sehingga tidak satu pun gerak-gerik dan perbuatan manusia yang luput dari ilmu-
Nya.

Tafsir Lengkap Kemenag

13. Dalam ayat ini, dijelaskan bahwa Allah menciptakan manusia dari seorang laki-
laki (Adam) dan seorang perempuan (Hawa) dan menjadikannya berbangsa-
bangsa, bersukusuku, dan berbeda-beda warna kulit bukan untuk saling
mencemoohkan, tetapi supaya saling mengenal dan menolong. Allah tidak
menyukai orang-orang yang memperlihatkan kesombongan dengan keturunan,
kepangkatan, atau kekayaannya karena yang paling mulia di antara manusia
pada sisi Allah hanyalah orang yang paling bertakwa kepada-Nya. Kebiasaan
manusia memandang kemuliaan itu selalu ada sangkut-pautnya dengan
kebangsaan dan kekayaan. Padahal menurut pandangan Allah, orang yang paling
mulia itu adalah orang yang paling takwa kepada-Nya. Diriwayatkan oleh Ibnu
ibbn dan at-Tirmidzi dari Ibnu „Umar bahwa ia berkata:

‫اىش ْم ُِ بِ َِحْ َجِْ ِٔ َٗ ٍَا‬ ُّ ٌَ َ‫اء ٌَ ْ٘ ًَ ْاىفَتْحِ َٗا ْست َي‬ ِ َ٘ ‫ص‬ْ َ‫احيَتِ ِٔ ْاىق‬
ِ ‫عيَى َس‬ َ ٌَ َّ‫سي‬ َ ُ‫صيَّى للا‬
َ َٗ ِٔ ٍْ َ‫عي‬ َ ِ‫س ْ٘ ُه للا‬ُ ‫اف َس‬ َ ‫ط‬ َ
َ ‫ت ث ُ ٌَّ َح َِذَ للاَ َٗأ ُثَْْى‬
: ‫عيَ ٍْ ِٔ ث ُ ٌَّ قَا َه‬ ْ ‫ي ِ فَأ ُِّ ٍْ َخ‬
ّ ‫ط ِِ ْاى َ٘ا ِد‬
ْ َ‫ت اِىَى ب‬
ْ ‫َٗ َجذَ ىَ َٖا ٍَُْا ًخا فِى ْاى ََ ْس ِج ِذ َحت َّى ا ُ ْخ ِش َج‬
ً‫اط َس ُج ًَل ُِ بِش ت َ ِق‬ ُ َّْ‫اط ئَِّّ ََااى‬ ُ َّْ‫عبٍَِّتَ ْاى َجا ِٕ ِيٍَّ ِت ٌَاأ ٌَُّ َٖااى‬
ُ ٌْ ‫ع ْْ ُن‬
َ ‫ب‬َ َٕ ‫اط فَا ِ َُّ للاَ قَ ْذ أ َ ْر‬
ُ َّْ‫أ َ ٍَّا بَ ْعذُ أ ٌَُّ َٖا اى‬
ٌْ ‫اط اَِّّا َخيَ ْق ْٰ ُن ٌْ ِ ٍّ ِْ رَ َم ٍش َّٗا ُ ّْ ٰثى َٗ َجعَ ْي ْٰ ُن‬
ُ َّْ‫عيَى َس ِبّ ِٔ ث ُ ٌَّ ت َ ًَل ٰ(ٌْٓاٌَُّ َٖا اى‬َ ٌِ ٍَِّٕ ً‫ش ِق‬ َ ‫اج ٌش‬ ِ َ‫عيَى َس ِبّ ِٔ َٗف‬ َ ٌٌ ٌْ ‫َم ِش‬
ِ‫ أَقُ ْ٘ ُه قَ ْ٘ ِىى َٕارَ َاٗ ْست َ ْغ ِف ُشللاَ ِى ًْ َٗىَ ُن ٌْ (سٗآ اب‬: ‫اسفُ ْ٘ا) َحتَّى قَ َشأَاٌََتَ ث ُ ٌَّ قَا َه‬
َ َ‫شعُ ْ٘بًا َّٗقَبَا ِٕى َو ِىتَع‬
ُ
)‫حباُ ٗاىتشٍزي عِ ابِ عَش‬

Rasulullah saw melakukan tawaf di atas untanya yang telinganya tidak


sempurna (terputus sebagian) pada hari Fathul Makkah (Pembebasan Mekah). Lalu
beliau menyentuh tiang Ka„bah dengan tongkat yang bengkok ujungnya. Beliau tidak
mendapatkan tempat untuk menderumkan untanya di masjid sehingga unta itu
dibawa keluar menuju lembah lalu menderumkannya di sana. Kemudian Rasulullah
memuji Allah dan mengagungkan-Nya, kemudian berkata, “Wahai manusia,
sesungguhnya Allah telah menghilangkan pada kalian kesombongan dan
keangkuhan Jahiliah. Wahai manusia, sesungguhnya manusia itu ada dua macam:
orang yang berbuat kebajikan, bertakwa, dan mulia di sisi Tuhannya. Dan orang
yang durhaka, celaka, dan hina di sisi Tuhannya. Kemudian Rasulullah membaca
ayat: ya ayyuhan-nas inna khalaqnakum min zakarin wa untsa… Beliau membaca
sampai akhir ayat, lalu berkata, “Inilah yang aku katakan, dan aku memohon ampun
kepada Allah untukku dan untuk kalian. (Riwayat Ibnu ibbn dan at-Tirmidzi dari
Ibnu „Umar).

Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Mengetahui ten-tang


apa yang tersembunyi dalam jiwa dan pikiran manusia. Pada akhir ayat, Allah
menyatakan bahwa Dia Maha Mengetahui tentang segala yang tersembunyi di dalam
hati manusia dan mengetahui segala perbuatan mereka.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pentingnya pelajar pancasila memiliki karakter yang menggambarkan tentang
kebhinekaan global yaitu dengan mempertahankan budaya luhur, lokalitas, dan
identitasnya, sehingga dapat saling menghargai antar budaya dan umat beragama.
Selain itu, pelajar pancasila harus memiliki pola berpikir kritis untuk mengatasi
berbagai ancaman di era saaat ini dengan dibekali ilmu pengetahuan dan
pengalaman yang didapatkan dari sebuah pendidikan.
B. Saran
Diharapkan pelajar pancasila dapat mengimplementasikan karakter
kebhinekaan global untuk mewujudkan profil pelajar pancasila di era saat ini
supaya terciptanya kehidupan yang harmonis, serta pelajar merasa memiliki
tanggung jawab besar untuk mempertahankan budaya luhur dari ancaman yang
ada.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Global

https://e-journal.naureendigition.com/index.php/jam/article/view/107

https://sma13smg.sch.id/2022/04/18/kesadaran-berkebhinekaan-global-pada-siswa/

https://blog.kejarcita.id/pelajar-pancasila-mengembangkan-karakter-berkebhinekaan-
global-siswa-dalam-pembelajaran/

https://sman1manggar.sch.id/read/685/berkebinekaan-global-bersama-globalisasi

https://paudpedia.kemdikbud.go.id/galeri-ceria/ruang-baca/membangun-
kebhinekaan-global-pada-anak-usia-dini?

Anda mungkin juga menyukai