Anda di halaman 1dari 16

MENINGKATKAN PEMAHAMAN MAHASISWA

TERHADAP KONSEP MULTIKULTURALISME DAN PLURALISME


MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING
(PJBL) DI KELAS PENDIDIKAN MULTIKULTURALISME

Dosen Pengampu:
Dr. Isnarmi, M.Pd, M.A

Disusun oleh:
1. Muhammad Akmal S (20052014)
2. Ibnu Alfaridzi Maulana (20052050)

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan proposal penelitian yang
berjudul “Rendahnya Pemahaman Konsep Multikulturalisme dan Pluralisme Oleh
Mahasiswa Pada Kelas Pendidikan Multikulturalisme”.
Proposal penelitian ini dibuat untuk memenuhi tugas kami pada mata kuliah
Penelitian Tindakan Kelas. Dalam penyusunan proposal ini banyak pihak yang telah
membantu kami secara langsung ataupun tidak langsung. Oleh karena itu kami
mengucapkan terima kasih banyak.
Kami berharap proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
juga para pelajar selaku generasi penerus bangsa yang akan membangun negeri ini.
Dan kami pun meminta maaf kalau masih mempunyai kekurangan dalam pembuatan
proposal penelitian ini. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dalam pembuatan proposal selanjutnya.

Padang,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

A. LATAR BELAKANG..................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH .............................................................................5

C. TUJUAN PENELITIAN ..............................................................................5

D. MANFAAT PENELITIAN...........................................................................5
BAB II KAJIAN PUSTAKA....................................................................................6

A. KAJIAN TEORI............................................................................................6

B. PENELITIAN YANG RELEVAN..............................................................10

C. KERANGKA BERFIKIR............................................................................10
BAB III METODELOGI PENELITIAN.................................................................11
A. SUBJEK DAN OBJEK PENELITIAN........................................................12
B. TEMPAT PENELITIAN.............................................................................12
C. RANCANGAN PENELITIAN....................................................................12
D. INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA...................................................14
E. ANALISIS DATA.......................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dengan tingkat keanekaragaman


yang sangat kompleks. Memiliki banyak pulau dengan keragaman budaya, ras, bahasa
daerah, suku bangsa, agama dan kepercayaan, dan serta masih banyak lainnya.
Realitas inilah yang menyebabkan Indonesia dapat disebut sebagai masyarakat
“multikultur”. Untuk dapat mengikat keragaman itu dalam sebuah kesatuan, Indonesia
memiliki komitmen yang diwujudkan dalam konsepsi “Bhineka Tunggal Ika”, yang
berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Setiap orang dalam kehidupan masyarakat multikultur ditekankan untuk saling


menghargai dan menghormati. Menurut Atmoko&Faridati (2015) berbagai individu
dan kelompok suku, bertemu dalam suatu tempat atau wilayah, dengan membawa
perilaku masing-masing dengan cara yang khas dan menjadi kebiasaan serta ciri dari
individu atau kelompok tersebut.

Menurut DuPraw & Axner (2002) kompetensi multikultural sangat penting


untuk dikuasai oleh seseorang karena berkaitan dengan apa yang kita lihat, bagaimana
kita memahami apa yang kita lihat, dan bagaimana kita mengekspresikan diri.
Kurangnya pemahaman tentang identitas budaya, dan bagaimana dapat
mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan, dapat menjadi sumber konflik dan
hambatan besar dalam hubungan interpersonal seseorang. Lebih lanjut DuPraw dan
Axner (2002) menyatakan seringkali kita tidak sadar bahwa budaya mempengaruhi
kita. Kadang-kadang kita bahkan tidak menyadari bahwa kita memiliki nilai-nilai
budaya atau asumsi-asumsi yang berbeda dari orang lain.

Dalam mengembangkan kompetensi multikultural menurut Moule (2012) ada


4 komponen atau tahapan yang perlu diperhatikan yaitu : 1) Awareness (kesadaran)
(2) Attitude (sikap) (3) Knowledge (pengetahuan) dan (4) Skills (keterampilan).
Dalam komponen kesadaran diharapkan mampu menyadari reaksi pribadi kita
terhadap orang lain yang berbeda, Komponen sikap diperlukan dalam pengembangan
kompetensi multikultural agar individu hati-hati memeriksa keyakinan dan nilai-nilai
mereka sendiri tentang perbedaan budaya, komponen pengetahuan diperlukan karena
nilai-nilai dan keyakinan serta perbedaan pandangan terhadap orang lain sering
mempengaruhi perilaku kita, dan sering kali kita tidak meyadari hal itu. Banyak orang
yang sering berprasangka terhadap orang lain yang baru dikenal sehingga komponen
pengetahuan menjadi sangat penting dalam pengembangan kompetensi multikultural.
Komponen keterampilan diperlukan untuk melatih komunikasi, isyarat verbal dan non
verbal yang cenderung bervariasi antar budaya.

Kompetensi multikultural perlu dikembangkan karena keharmonisan dan


kesatuan antar kelompok tercipta ketika mampu saling berinteraksi dan mampu
membuka diri satu sama lain. Banyak kasus radikalisme berlatar belakang perbedaan
etnis, budaya, agama, dan paham kepercayaan serta perbedaan lainnya disebabkan
ketidaksiapan individu atau kelompok untuk hidup dalam lingkungan yang plural.
Ketika masyarakat Indonesia memiliki pemahaman yang keliru tentang konsep
multikulturalisme ini, maka bisa diperkirakan terjadi keruntuhan bangsa dan tidak
terciptanya kondisi yang kondusif bagi NKRI

Salah satu agenda penting dalam upaya mengatasi sinyal keruntuhan bangsa
adalah melalui pendidikan, utamanya pengembangan sense of humanity dan sense of
respect melalui penanaman nilai dan sikap saling menghargai. Pendidikan semestinya
mengembalikan manusia pada berbagai potensi yang dimilikinya. Fungsi imperatif
diharapkan mampu memasuki wilayah kultural, edukasi, dan ideologis serta
memberikan nilai-nilai etis di setiap tingkatan masyarakat. Penanaman nilai ini dapat
diwujudkan baik dari pendidikan formal, informal maupun non formal. Mulai dari
sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Perguruan tinggi merupakan salah satu
subsistem pendidikan nasional yang keberadaannya dalam kehidupan bangsa dan
negara berperan penting melalui penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Tri Dharma perguruan
tinggi merupakan tiga pilar dasar pola pikir dan menjadi kewajiban bagi mahasiswa
sebagai bagian dari perguruan tinggi, karena mahasiswa memiliki posisi penting
sebagai pejuang terdepan dalam perubahan bangsa kita ke arah yang lebih baik.

Mahasiswa dituntut untu dapat meningkatkan pemahaman mengenai konsep


multikultural agar dapat melakukan interaksi sosial dengan keragaman budaya jelas
tidak dapat mereka dihindari. Para mahasiswa berasal dari beragam budaya yang
berbeda dan memasuki dunia kampus dengan membawa sejumlah pengetahuan yang
telah dimiliki sebelumnya, dimana pengetahuan tersebut sangat terikat erat dengan
latar belakang kelompok budayanya, dan pengetahuan tersebut akan mempengaruhi
interaksi seseorang dengan orang lain. Menurut Oparah (2006) seseorang akan
menunjukkan sikap sebagaimana dia dibesarkan, dan sikap tersebut juga mencakup
sejumlah keyakinan dan prasangka mengenai orang lain.

Untuk dapat meningkatkan pemahaman konsep multikulturalisme kampus


menyediakn mate kuliah pendidikan multikulturalisme, dengan tujuan agar
mahasiswa dapat meningkatkan pemahaman multikulturalisme. Selain dari adanya
kelas pendidikan multikulturalisme, para pengajar atau dosen berupaya untuk dapat
meningkatkan pemahaman multikulturalisme mahasiwanya salah satu cara yang
menurut kami bisa berguna adalah dengan menggunakan model pmbelajaran projeck
based learning. Hal ini digunakan agar mahasiwa lebih cepat mengenal serta
memahami multikulturalisme langsung ke masyarakat. Sehingga mahasiswa harus
mampu menumbuhkan kesadaran (awareness) terhadap terhadap budaya-budaya atau
latar belakang yang mempengaruhi diri sendiri dan orang lain dalam berinteraksi
sosial.

Mahasiswa yang memiliki kesadaran multikultural akan memiliki self


awareness yang tinggi, mampu menjalin persahabatan baru dengan orang lain, mampu
mengembangkan keterampilan interpersonal yang baik, mampu menghadapi
stereotype dan prasangka terhadap orang lain, menciptakan keharmonisan antara
kelompok, menjadi lebih siap untuk hidup dalam dunia multikultural. Oleh karena itu
program peningkatan kesadaran multikultural di perguaruan tinggi perlu untuk
dilakukan.

Untuk dapat menentukan program peningkatan pemahaman multikulturalisme


yang tepat pihak kampus harus memiliki data awal tentang tingkat pemahaman
multikulturalisme mahasiswa. Oleh karenanya penelitian ini dilakukan merupakan
langkah awal untuk mendeskripsi tingkat pemahaman multikultural mahasiswa
sehingga dapat menjadi data awal untuk menentukan langkah lanjut bagi peningkatan
kompetensi multikultural mahasiswa di kalangan mahasiswa.
B. Rumusan Masalah

1. Rumusan Masalah

Bagaimana cara meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap konsep


multikulturalisme dan pluralisme dengan menggunakan metode Project Based
Learning (PJBL) di kelas pendidikan multikulturalisme?

2. Pemecahan Masalah

a. Dosen menjelaskan materi konsep multikulturalisme dan pluralisme dengan


menarik dikelas.

b. Dosen memberikan tugas project di lapangan agar mahasiswa lebih


memahami konsep multikulturalisme.

c. Dosen memberikan contoh nyata tentang multikulturalisme dan pluralisme.

d. Dosen mencaritahu kenapa mahasiswa kesulitan dalam memahami konsep


multikulturalisme dan pluralisme.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk dapat meningkatkan pemahaman Mahasiswa terhadap


konsep multikulturalisme dan pluralisme dengan menggunakan metode Project Based
Learning (PJBL) di kelas pendidikan multikulturalisme.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini terdiri dari 2 poin yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa

terhadap konsep multikulturalisme dan pluralisme pada kelas pendidikan

multikulturalisme

2. Manfaat Praktis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat secara nyata bagi

mahasiwa sehingga saat terjun ke masyarakat mahasiswa sudah tau bagaimana

cara membedakan sikap multikulturalisme dan pluralisme.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Konsep multikulturalisme dan pluralisme ini memang sudah wajar diterapkan

di dunia pendidikan Indonesia. Seorang multikulturalis dan pluralis dalam berinteraksi

dengan beraneka ragam agama, suku, budaya, dan bahasa tentunya tidak saja dituntut

untuk membuka diri, belajar dan menghormati mitra dialognya. Tapi yang paling

terpenting ia harus berkomit terhadap agama yang dianutnya. Menurut Azyumardi

Azra, “Multikulturalisme” pada dasarnya adalah “pandangan dunia yang kemudian

dapat diterjemahkan dalam berbagai kebijakan kebudayaan yang menekankan

penerimaan terhadap realitas keagamaan, pluralitas, dan multikultural yang terdapat

dalam kehidupan masyarakat” (Rivai 2004). Untuk membudayakan sikap

keterbukaan, menerima perbedaan, dan menghormati kemajemukan agama, dibarengi

loyalitas dan komitmen terhadap agama masing-masing. Diperlukankan proses

pembelajaran dan internalisasi nilai-nilai agama di lingkungan lembaga pendidikan.

Salah satu caranya yaitu dengan adanya mata kuliah Pendidikan Multikulturalisme di

Universitas Negeri Padang.

Project Based Learning atau pembelajaran berdasarkan proyek merupakan

tugas-tugas kompleks yang didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan yang menantang

atau permasalahan yang melibatkan para siswa di dalam desain, pemecahan masalah,

pengambilan keputusan, atau aktivitas investigasi, memberi peluang para siswa untuk

bekerja secara otonomi dengan periode waktu yang lama dan akhirnya menghasilkan

produk-produk yang nyata. Thomas (dalam Wena, 2011). Selanjutnya Project Based

Learning merupakan pembelajaran yang dirancang untuk digunakan pada

permasalahan kompleks yang diperlukan siswa dalam melakukan investigasi dan


memahaminya. Project Based Learning adalah pembelajaran dengan menggunakan

proyek sebagai metode pembelajaran. Para siswa bekerja secara nyata, seolah-olah

ada di dunia nyata yang dapat menghasilkan produk secara realistis (Mahanal, 2009).

Sumarmi (2012) menyatakan bahwa Project Based Learning adalah proyek

perseorangan atau kelompok yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu guna

menghasilkan sebuah produk, kemudian hasilnya ditampilkan atau dipersentasikan.

Selain mengerjakan dan menggunakan berbagai macam sumber belajar perlu juga

melakukan pendekatan belajar aktif atau berpusat pada siswa.

Jadi untuk dapat meningkatkan pemahaman konsep multikulturalisme dan

pluralisme pada maahsiswa di kelas pendidikan multi kultural ialah dengan cara

menerapkan model pembelajaran Project Based Learning. Dengan digunakannya

model pembelajaran ini mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan pemahamanya

berdasarkan masalah‐masalah nyata yang dilakukan sendiri melalui kegiatan tertentu

(proyek).

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian oleh Yanuar Eko Saputra (2016) yang dilakukan pada siswa kelas XII

EI 3 SMKN 3 Wonosari yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Project Based

Learning (Pjbl) Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Perekayasaan

Sistem Kontrol Siswa.

C. Kerangka Berfikir

Pada kondisis awal Dosen belum menggunakan Model Pembelajaran Projek,

sehingga mahasiswa kurang memahami konsep multikulturalisme dan pluralisme.

Selanjutnya Dosen melakukan tindakan sebanyak dua siklus. Pada siklus I

pembelajaran Multikulturalisme Dosen memberikan tugas projek ke lapangan kepada


mahasiswa untuk mencari contoh nyata multikulturalisme di masyarakat dan

dilanjutkan siklus II Pembelajaran Multikulturalisme mahasiswa diminta untuk

mempresentasikan hasil temuan di lapangan mengenai projek yang diberikan dosen.

Hal ini dilakukan dengan harapan agar pemahaman mahasiswa mengenai

multikulturalisme dan pluralisme meningkat.

D. Hipotesis Tindakan

Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL) oleh Dosen

dapat meningkatkan pemahaman konsep multikulturalisme oleh Mahasiswa Jurusan

Ilmu Sosial Politik Universitas Negeri Padang.

MAHASISWA :
GURU : Pemahaman Konsep
KONDISI AWAL Dosen belum Multikulturalisme masih
menggunakan Model rendah
Pembelajaran PJBL

SIKLUS I :
Meningkatkan Memberikan tugas
TINDAKAN pemahaman projek ke lapangan
multikulturalime untuk mencari contoh
melalui projek multikulturalisme di
lapangan masyarakat

SIKLUS II :
Mempresentasikan
Peningkatan
Hasil temuan
KONDISI AKHIR Pemahaman
dilapangan
Multikulturalisme
mengenai projek
Mahasiswa
yang diberikan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Mahasiswa pada kelas mata kuliah Pendidikan
Multikultural dengan jumlah Mahasiswa 32 orang, yang terdiri 6 laki-laki dan 26 orang
perempuan. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah model pembelajaran project based
learning untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap konsep Pluralisme dan
multikulturalisme

B. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas mata kuliah pendidikan multikultural
Mahasiswa jurusan Ilmu sosial politik Universitas Negeri Padang, semester 6, tahun pelajaran
semester genap 2022/2023.
C. Rancangan Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilakukan bulan Maret sampai dengan Juni. Penelitian
ini akan dilakukan dalam 2 siklus. Setiap siklusnya dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan
tujuan agar Mahasiswa dan dosen dapat beradaptasi dengan metode pembelajaran yang
digunakan. Rencana penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah PTK (Penelitian
Tindakan Kelas). PTK pertama kali diperkenalkan oleh Kurt Lewin yang dinyatakan dalam
satu siklus terdiri atas empat langkah, yaitu :
a. Perencanaan ( Planning )
b. Aksi atau tindakan (Acting)
c. Observasi (Observing)
d. Refleksi ( Reflecting )

Untuk merencanakan perbaikan, terlebih dahulu perlu dilakukan identifikasi masalah,


analisis, dan perumusan masalah. Identifikasi masalah dapat dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan pada diri sendiri tentang pembelajaran yang dikelola. Setelah masalah
teridentifikasi, masalah perlu dianalisis dengan cara melakukan refleksi dan menelaah
berbagai dokumen terkait. Berdasarkan hasil analisis, dipilih dan dirumuskan masalah yang
paling mendesak dan mungkin dipecahkan oleh guru. Setelah masalah dijabarkan, langkah
berikutnya adalah mencari/mengembangkan cara perbaikan yang dilakukan dengan mengkaji
teori dan hasil penelitian yang relevan, berdiskusi dengan teman sejawat dan pakar, dan
menggali pengalaman sendiri. Berdasarkan ini, dikembangkan cara perbaikan atau tindakan
yang sesuai dengan kemampuan dan komitmen dosen, kemampuan mahasiswa, sarana dan
fasilitas yang tersedia, iklim belajar dan iklim kerja di kampus.

1. Perencanaan ( Planning )
Langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan tindakan adalah :
a) Dosen mempersiapkan silabus
b) Dosen mempersiapkan materi pembelajaran yang sesuai dengan silabus
c) Dosen mempersiapkan Lesson Plan (RPP)
d) Dosen mempersiapkan instrumen yang akan digunakan dalam proses pembelajaran
(aksi)

2. Aksi (Tindakan)
Pelaksanaan Tindakan Kelas yang dilakukan sesuai dengan penelitian dalam hal ini
Meningkatkan Penguasaan Kosakata dengan Menggunakan Battleship Game adalah :
a) Dosen mengingatkan kepada siswa untuk belajar dalam kelompok.
b) Dosen menjelaskan sistematika belajar dalam kelompok dengan menggunakan model
pembelajaran project based learning
c) Dosen menentukan subjek pembelajaran yang akan dipelajari.
d) Dosen memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang materi,
maupun sistem pembelajaran yang akan dilaksnakan.
e) Dosen tetap mendampingi dan mengarahkan mahasiswa selama proses pembelajaran
berlangsung.
f) Pembelajaran ditutup dengan doa

3. Observasi ( observing )
Tahap observasi melibatkan teman sejawat sebagai observer. Observasi yang efektif
berlandaskan pada lima dasar, yaitu :
a) Harus ada perencanaan bersama antara peneliti dan observer
b) Fokus observasi harus ditetapkan sebelumnya secara bersama
c) Peneliti dan observer harus membangun kriteria observasi secara bersama
d) Observer harus memiliki pengalaman sebagai pengamat
e) Observasi akan bermanfaat apabila ada umpan balik dari hasil observasi dan segera
dilaksanakan sesuai aturan.

Dengan menggunakan lima dasar tersebut sebagai acuan observasi, diharapkan kerjasama
antar peneliti dan observer dapat memecahkan masalah yang timbul dalam setiap siklus.
Kerjasama ini juga yang nantinya akan memberikan kontribusi baik bagi perbaikan pada
setiap siklus sehingga tercapai tujuann pembelajaran yang diharapkan.
4. Refleksi (Reflecting)
Refleksi adalah renungan atau mengingat kembali apa yang sudah dilakukan.
Berdasarkan hasil refleksi dosen melakukan perencanaan tindak lanjut, yang dapat berupa
revisi dari rencana lama atau merubah pola yang lama dengan pola yang baru. Kegiatan yang
terangkum selama proses observasi dicatat, dan dianalisa. Dan apakah dengan model
pembelajaran project based learning sudah dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa
terhadap konsep Pluralisme dan multikulturalisme atau belum. Data tersebutlah yang
digunakan untuk menetukan kegiatan siklus lanjutan yang akan dilakukan dalam siklus
berikutnya. Data yang sudah dianalisis inilah yang digunakan sebagai tolak ukur peningkatan
siklus berikutnya.

D. Instrumen Pengumpulan Data


1. Jenis Data

Jenis data yang diyakini dan dibutuhkan penelitian dalam penelitian ini adalah data yang
diperoleh dengan cara yaitu observasi.

a. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan observasi adalah :
1) Observasi terhadap aktivitas mahasiswa selama pemberian tugas dengan
model pembelajaran project based learning.
2) Observasi terhadap aktivitas mahasiswa selama proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran project based learning.

Keseluruhan data observasi yang didapat tertera dalam lembar observasi yang diisi oleh
observer sebagai data kuantitatif yang berbentuk angka hasil perhitungan yang dapat diproses
dengan cara dijumlahkan dan dibandingkan, sehingga dapat diperoleh persentase.
b. Tes
Guru membuat tes dengan media berdasarkan materi yang diajarkan. Dengan membuat
hasil dari project based learning sebelumnya secara tertulis, kemudian mahasiswa diminta
untuk mempresentasikan hasil dariprojek yang telah dilakukan untuk mengetahui tingkat
pemahaman mahasiswa terhadap konsep multikulturalisme dan pluralisme. Tes ini sekaligus
juga dapat mengetahui pemahaman mahasiswa dalam memahami konsep multikulturalisme
dan pluralisme.

E. Analisis Data

Data yang diperoleh tersebut kemudian dianalisa. Teknik analisa data yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah dengan cara membandingkan hasil observasi pada setiap tahapan.
Mahasiswa membuat laporan (tes) kemudian mempresentasikan hasilnya, jika pemahaman
mahasiswa meningkat, Berarti metode yang diterapkan yaitu model pembelajaran project
based learning efektif.

Tercapainya tujuan yakni meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap konsep


multikulturalise dan pluralisme , pada kelas mata kuliah Pendidikan Multikulturalise yang
ditandai dengan rata-rata nilai hasil tes saat presentasi baik atau mampu memahami konsep
multikulturalisme dan pluralisme.
DAFTAR PUSTAKA
Azra, Azyumardi, 2007. Identitas dan Krisis Budaya, Membangun Multikulturalisme
Indonesia
Harahap, Ahmad Rivai, 2004. “Multikulturalisme dan Penerapannya dalam pemeliharaan
kerukunan Umat Beragama”.
Hidayat, S (2019). IMPLEMENTASI PENDIDIKAN NILAI MULTIKULTURALISME
DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH INDOENSIA. Jurnal Artefak Vol,
download.garuda.kemdikbud.go.id,
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?
article=1095618&val=15037&title=IMPLEMENTASI%20PENDIDIKAN%20NILAI
%20MULTIKULTURALISME%20DALAM%20PEMBELAJARAN%20SEJARAH
%20INDOENSIA
Anggreni, A KARAKTERISTIK DAN BENTUK PERKEMBANGAN PENDIDIKAN
MULTIKULTURALISME DI INDONESIA. academia.edu,
https://www.academia.edu/download/66759616/ARTIKEL_Alisa_Anggreni_1_.pdf
Muhadis Azzuhri. 2012. “Konsep Multikulturalisme Dan Pluralisme Dalam Pendidikan
Agama.” Forum Tarbihyah 10(9): 13–29.
http://repositori.kemdikbud.go.id/1109/1/Membangun_Pemahaman_Multikulturalism
e.pdf.
Winataputra, Udin Saripudin. 2008. “Multikulturalisme-Bhinneka Tunggal Lka Dalam
Perspektif Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Wahana Pembangunan Karakter
Bangsa Indonesia.” Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan 14(75): 1009–27.
Sudrajat, A. 2008. Penelitian Tindakan Kelas Part-II, (Online),
(http://akhmadsudrajat.wordpress.com, diakses 28 November 2015).
Sumarmi. 2012. Model-Model Pembelajaran Geografi. Malang: Aditya Media Publishing.
Susilo, H, dkk. 2011. Lesson Study Berbasis Sekolah. Malang: Bayumedia.
Turgut, H. 2008. Prospective Science Teachers’Conceptualiztions About Project Based
Learning. International Journal of Instruction 11 (1):61—78.
Wena, M. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tujuan Konseptual
Operasional. Jakarta: Bumi Aksara
Abdu, AJ (2013). Multikulturalisme dan pendidikan karakter. HORIZON PENDIDIKAN,
FITK IAIN Ambon
Ruswandi, U., Erihadiana, M., & Saepurahman, A. (2022). Kajian Riset Pluralisme Dan
Multikulturalisme. Jurnal Sains Sosio Humaniora, 6(1), 777-787.
Hanum, F., & Si, M. (2012). Pendidikan Multikultural dalam Pluralisme
Bangsa. Yogyakarta: Lemlit UNY.
Hastuti, R. P. (2017). Multikulturalisme dalam pluralisme agama (Islam, Buddha, Kristen)
untuk menciptakan integrasi sosial. E-Societas, 6(7).
Tanudirjo, D. A. (2011). Membangun pemahaman multikulturalisme: perspektif arkeologi.
In Dalam Makalah Workshop “Multikulturalisme Dan Integrasi Bangsa Dalam
Pembangunan Kebudayaan Dan Pariwisata”, Solo (Vol. 5).
Sitepu, E. N. (2021). Multikulturalisme Dan Pluralisme Dalam Pembelajaran Pkn
(Pengamalan Sila Ketiga Dalam Pancasila). Mudabbir (Journal Research and
Education Studies), 1(1), 51-60.
Yahya, M. (2010). Pendidikan Islam Pluralis dan Multikultural. Lentera Pendidikan: Jurnal
Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, 13(2), 175-191.
Yudha, C. B. (2019). Penerapan Project Based Learning dalam mata kuliah penelitian
tindakan kelas. DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik, 3(1), 30-42.
Anggraeni, D. (2016). MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL PROJECT BASED LEARNING PADA MATA
PELAJARAN IPA MATERI PERNAPASAN MANUSIA (Penelitian Tindakan Kelas di
Kelas V SDN Cangkuang 5 Kabupaten Bandung) (Doctoral dissertation, FKIP
UNPAS).
Rezeki, R. D., Nurhayati, N. D., & Mulyani, S. (2015). Penerapan metode pembelajaran
project based learning (PjBL) disertai dengan peta konsep untuk meningkatkan
prestasi dan aktivitas belajar siswa pada materi redoks kelas X-3 SMA Negeri
Kebakkramat Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia, 4(1), 74-81.

Anda mungkin juga menyukai