Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Belajar dan
Pembelajaran
Dosen Pembimbing :
Oleh :
Hilda Nihayatul Masruro 2203402071001
Herlinda Puspita Sari 2203402071012
Dwi Septy Arifannah 2203402071020
2023
0
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
Makalah Tugas Belajar dan Pembelajaran ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya dan juga kami berterimakasih kepada bapak benny
afandi, S.Si., M.Kom. selaku Dosen mata kuliah algoritma pemograman Program
Studi Pendidikan Matematika Universitas Islam Jember yang telah memberikan
tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai tugas algoritma pemograman. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Wassalamualaikum wr. Wb
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan sains memegang peran sentral dalam membentuk
pandangan dunia masyarakat terhadap fenomena alam. Namun, dalam
menyusun kurikulum dan metodologi pembelajaran sains, muncul
perbedaan pendekatan antara pendidikan sains berwawasan multibudaya
dan pendekatan eurosentrik. Kedua pendekatan ini mencerminkan
pemahaman yang berbeda terhadap keberagaman budaya dan sumber
pengetahuan.
Pendidikan sains berwawasan multibudaya menggali kekayaan
pengetahuan tradisional dari berbagai budaya di seluruh dunia. Pendekatan
ini memberikan penghargaan terhadap kearifan lokal dan praktik-praktik
sains yang telah ada sejak generasi lampau. Dengan demikian, pendidikan
sains berwawasan multibudaya tidak hanya menjadi sarana pembelajaran
konsep-konsep sains, tetapi juga jendela bagi siswa untuk memahami
peran budaya dalam memandang dan memahami alam.
Di sisi lain, pendekatan eurosentrik cenderung memusatkan
perhatian pada konsep-konsep sains yang berasal dari tradisi Eropa.
Meskipun kontribusi Eropa dalam perkembangan sains tidak dapat
dipandang sebelah mata, pendekatan ini dapat mengabaikan keberagaman
pandangan dan pengetahuan yang ada di luar konteks Eropa. Sebagai
hasilnya, siswa mungkin terbatas dalam memahami cara berpikir dan
memecahkan masalah dari perspektif budaya yang berbeda.
Melalui pembahasan ini, kita akan menjelajahi perbandingan antara
pendidikan sains berwawasan multibudaya dan pendekatan eurosentrik,
mengidentifikasi dampaknya pada pemahaman siswa terhadap sains, serta
merinci pentingnya mengintegrasikan keberagaman budaya dalam
pembelajaran sains untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang
inklusif dan holistik
2
B. TUJUAN PEMBAHASAN MENGENAI PERBEDAAN,
KEKURANGAN DAN KELEBIHANNYA
Tujuan pembahasan perbedaan, kekurangan, dan kelebihan
pendidikan sains berwawasan multibudaya vs eurosentrik adalah untuk:
1. Meningkatkan Kesadaran: Menyampaikan pemahaman tentang
perbedaan pendekatan antara pendidikan sains multibudaya dan
eurosentrik untuk meningkatkan kesadaran akan variasi perspektif dan
nilai-nilai budaya yang mendasarinya.
2. Mempromosikan Keadilan: Menyoroti keunggulan pendidikan sains
berwawasan multibudaya dalam menciptakan lingkungan belajar yang
adil dan inklusif bagi semua siswa, sambil menyadari potensi
ketidaksetaraan dalam pendekatan eurosentrik.
3. Mengidentifikasi Kekurangan: Menilai kekurangan dari pendidikan
sains eurosentrik, seperti potensi kurangnya representasi budaya yang
luas dan pemahaman yang terbatas terhadap keragaman ilmiah.
4. Menunjukkan Kelebihan: Membahas kelebihan pendekatan
multibudaya, seperti kemampuannya untuk memotivasi siswa dengan
latar belakang budaya yang berbeda dan memberikan gambaran yang
lebih lengkap dan kontekstual dalam pembelajaran sains.
5. Mendorong Perubahan: Merangsang diskusi tentang perluasan
kurikulum dan metode pengajaran yang menggabungkan konsep
multibudaya untuk meningkatkan efektivitas dan relevansi pendidikan
sains.
6. Dengan demikian, pembahasan ini bertujuan untuk memberikan
wawasan yang komprehensif tentang dampak dan nilai dari pendidikan
sains berwawasan multibudaya dan eurosentrik dalam rangka
meningkatkan kualitas pembelajaran sains yang lebih inklusif dan
beragam.
3
konsep-konsep ilmiah dengan mengintegrasikan perspektif budaya yang
beragam, sehingga menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan
mempromosikan penghargaan terhadap keberagaman. Ruang lingkup
pembahasan melibatkan penilaian kritis terhadap kurikulum, materi ajar,
dan metode pengajaran sains untuk memastikan bahwa pengalaman belajar
mencerminkan keragaman budaya.
Sementara itu, dalam pendidikan sains yang bersifat eurosentrik,
tujuannya mungkin lebih terfokus pada transfer pengetahuan yang berasal
dari perspektif Eropa, dengan risiko mengabaikan kontribusi budaya lain.
Ruang lingkup pembahasan akan mencakup evaluasi terhadap kurikulum
yang mungkin cenderung menekankan pandangan Eropa, serta implikasi
sosial dan kultural dari pendekatan ini terhadap siswa yang berasal dari
latar belakang budaya yang berbeda.
4
BAB II
PENDIDIKAN SAINS BERWAWASAN MULTIBUDAYA
5
Terdapat 3 karakteristik multibudaya menurut (Rois, 2013) di
antaranya yaitu sebagai berikut :
1. Berprinsip pada demokrasi, kesetaraan dan keadilan.
2. Berorientasi pada kemanusiaan, kebersamaan dan kedamaian.
3. Mengembangkan sikap mengakui, menerima dan menghargai
keragaman.
6
DAFTAR PUSTAKA