Dosen Pengampu:
Mansyur, M.Pd
Disusun Oleh:
Melati Rianingsi
022131009
FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
FATTAHUL MULUK PAPUA
2023
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahpenulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan
rahmat dan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah
individu ini dengan baik dan tanpa kendala apapun. Pada kesempatan ini, penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu sekaligus memberi
dukungan dalam penyusunan makalah ini, terutama dosen pengampu mata kuliah ini
Mansyur, M.Pd. Makalah berjudul “Memahami Pendidikan dari Aspek
Multikulturalisme” ini disusun untuk memenuhi tugas semester 3 mata kuliah
Sosiologi Pendidikan. Penulis memohon maaf bila masih terdapat kekurangan dalam
penyusunan makalah ini, baik secara materi maupun penyampaian dalam karya tulis ini.
Penulis juga menerima kritik serta saran dari pembaca agar dapat membuat makalah
dengan lebih baik di kesempatan berikutnya. Penulis berharap makalah ini memberikan
manfaat dan dampak besar sehingga dapat berguna di masa yang akan datang.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
LATAR BELAKANG
A. Pendahuluan
Pendidikan sebagai sebuah proses pengembangan sumberdaya manusia
agar memperoleh kemampuan sosial dan perkembangan individu yang optimal
memberikan relasi yang kuat antara individu dengan masyarakat dan lingkungan
budaya sekitarnya. Lebih dari itu pendidikan merupakan proses “memanusiakan
manusia” dimana manusia diharapkan mampu memahami dirinya, orang lain,
alam dan lingkungan budayanya. Atas dasar inilah pendidikan tidak terlepas dari
budaya yang melingkupinya sebagai konsekwensi dari tujuan pendidikan yaitu
mengasah rasa, karsa dan karya. Pencapaian tujuan pendidikan tersebut menuai
tantangan sepanjang masa karena salah satunya adalah perbedaan budaya.
Olehnya, kebutuhan terhadap pendidikan yang mampu mengakomodasi
dan memberikan pembelajaran untuk mampu menciptakan budaya baru dan
bersikap toleran terhadap budaya lain sangatlah penting atau dengan kata lain
pendidikan yang memiliki basis multikultural akan menjadi salah satu solusi
dalam pengembangan sumberdaya manusia yang mempunyai karakter yang kuat
dan toleran terhadap budaya lain. Pertautan antara Pendidikan dan Multikultural
merupakan solusi atas realitas budaya yang beragam sebagai sebuah proses
pengembangan seluruh potensi yang menghargai pluralitas dan
Keberagaman budaya di Indonesia merupakan kenyataan historis dan
sosial yang tidak dapat disangkal oleh siapapun. Keunikan budaya yang beragam
tersebut memberikan implikasi pola pikir, tingkah laku dan karakter pribadi
masing–masing sebagai sebuah tradisi yang hidup dalam masyarakat dan daerah.
Tradisi yang terbentuk akan berlainan dari satu suku/ daerah dengan suku/daerah
yang lain. Pergumulan antar budaya memberikan peluang konflik manakala
tidak terjadi saling memahami dan menghormati satu sama lain. Proses untuk
meminimalisir konflik inilah yang memerlukan upaya pendidikan yang
berwawasan Multikultural dalam rangka pemberdayaan masyarakat yang
4
majemuk dan heterogen agar saling memahami dan menghormati serta
membentuk karakter yang terbuka terhadap perbedaan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memperjuangkan
multikulturalisme adalah melalui pendidikan yang multikultural. Pengertian
pendidikan multikultural menunjukkan adanya keragaman dalam pengertian
istilah tersebut. Artikel ini akan membahas tentang pengertian, prinsip, tujuan,
dan relevansi pendidikan multikultural dengan tujuan pendidikan Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendidikan multikultural?
2. Apa dasar pendidikan multikultural?
3. Apa tujuan dan fungsi pendidikan multikultural?
4. Bagaimana pendekatan pendidikan multikultural?
5. Bagaimana aspek nilai-nilai dalam pendidikan multikultural?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan multikultural.
2. Untuk mengetahui hakikat pendidikan multikultural.
3. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi pendidikan multikultural.
4. Untuk memahami pendekatan pendidikan multikultural.
5. Untuk memahami aspek nilai-nilai dalam pendidikan multikultural.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
2000:7).Pendidikan multikultural berasal dari dua kata pendidikan dan
multikultural.
7
Pendidikan multikultural juga disebut dengan pendidikan multibudaya.
Implementasi pendidikan multibudaya dalam pembelajaran bertujuan untuk
membantu siswa mengerti, menerima, dan menghargai orang lain yang berbeda
suku, budaya, dan nilai kepribadian. Penanaman pendidikan multikultural/
multibudaya bagi siswa dapat menjadi sarana pelatihan dan penyadaran bagi
generasi muda untuk menerima perbedaan budaya, agama, ras, etnis, dan
kebutuhan di antara sesama dan mau hidup bersama secara damai dan saling
menghormati. Pada konteks ini dapat dikatakan, tujuan utama dari pendidikan
multikultural adalah untuk menanamkan sikap simpati, respek, apresiasi, dan
empati.
8
2) Untuk membantu siswa dalam membangun perlakuan yang positif
terhadap perbedaan kultural, ras, etnik, kelompok keagamaan;
3) Memberikan ketahanan siswa dengan cara mengajar mereka dalam
mengambil keputusan dan keterampilan sosialnya;
4) Untuk membantu peserta didik dalam membangun ketergantungan
lintas budaya dan memberi gambaran positif kepada mereka
mengenai perbedaan kelompok.
9
semua latar belakang untuk mencapai potensi penuh mereka dan menjadi warga
global yang efektif dan empatik.
Pendidikan multikultural mencakup berbagai aspek, antara lain:
Mengakui dan menghargai keberagaman budaya, etnis, dan ras dalam
masyarakat.
Membantu siswa dan guru mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang
berbagai budaya dan tradisi.
Memastikan bahwa setiap siswa memiliki akses yang sama terhadap pendidikan
yang berkualitas dan merasa dihargai serta diterima di lingkungan belajar.
Membekali siswa dengan pemahaman, sikap, dan keterampilan yang mereka
butuhkan untuk berpartisipasi secara efektif dalam masyarakat yang semakin
multikultural dan global.
10
3) Pendekatan transformsi (the transformation approach). Pendekatan
transformasi berbeda secara mendasar dengan pendekatan kotribusi dan
aditif. Pada pendekatan transformasi mengubah asumsi dari kurikulum
dan menumbuhkan kompetensi siswa dalam melihat konsep, isu, tema,
dan problem dari beberapa perspektif dan sudut pandang etnis.
4) Pendekatan aksi sosial (the sosial action approach) mencakup semua
elemen dari pendekatan transformasi, namun menambah komponen yang
mempersyaratkan siswa membuat aksi yang berkaitan dengan konsep,
isu atau masalah yang dipelajari dalam unit. Tujuan utama dari
pengajaran dalam pendekatan ini adalah mendidik siswa melakukan
kritik sosial dan mengajari mereka keterampilan pembuatan keputusan
untuk memperkuat siswa dan membantu mereka memperoleh pendidikan
politis, sekolah membantu mereka menjadi kritikus sosial yang refektif
dan partisipan yang terlatih dalam perubahan sosial.
1) Kesetaraan (Egaliter)
Egalitarianisme adalah sebuah ide atau gagasan umum mengenai
kesetaraan. Gagasan egaliter merupakan pandangan kesetaraan terhadap
manusia apapun ras, gender, agama dan lain-lain. Mereka memiliki
nilaisetara satu sama lain. Tidak ada individu yang terlahir ke dunia dengan
membawa dosa bawaan. Sehingga kehadirannya pantas dan selayaknya
untuk dideskriminasi. Seseorang harus memperlakukan orang lain dengan
sama. John Locke berpendapat bahwa setiap orang di setiap waktu dan
tempat memiliki hak moral alami yang sama yang harus kita semua hormati.
11
Sebagaiamana dorongan alamiah manusia membuat mereka tahu akan tugas
mereka di dunia untuk mencintai orang lain daripada diri mereka sendiri.
2) Keadilan (Justice)
Keadilan itu menyangkut banyak hal. Pertama, adalah pemenuhan hak-
hak seseorang, yaitu hak-hak individu. Jadi keadilan itu intinya adalah
dipenuhinya hak-hak individu. Kedua, adalah keadilan itu menyangkut
prosedur. Jadi, kalau prosedur itu diikuti, maka hasil apapun yang terjadi
maka ia dianggap sebagai adil, sedangkan menyalahi prosedur maka
dianggap sebagai ketidakadilan. Ketiga, menyangkut reward and
punishment, artinya orang yang baik harus diberi penghargaan dan orang
yang jahat dijatuhi hukuman. Keempat, menyangkut sikap, yaitu sikap sosial
dan sikap tidak sosial. Kelima, menyangkut pemberdayaan kaum yang
lemah, tertindas, dan tertinggal. Keadilan sosial itu mesti diwujudkan dalam
hal itu. Keenam, pembagian pendapatan atau kesejahteraan secara merata.
Keadilan sosial hanya menyangkut pada pemberdayaan yang lemah tertindas
dan tertinggal dan pembagian kesejahteraan pendapatan secara merata.
3) Kemajemukan (Pluralitas)
Pluralisme berasal dari kata plural yang berarti jamak atau lebih dari
satu. Pluralis yaitu bersifat jamak (banyak). Pluralisme adalah hal yang
mengatakan jamak atau tidak satu; kebudayaan: berbagai kebudayaan yang
berbeda-beda di suatu masyarakat.
Pengertian pluralitas secara sosio-politis adalah suatu sistem yang
mengakui koeksistensi keragaman kelompok, baik yang bercorak aspek
perbedaan yang sangat karakteristik di antara kelompok-kelompok tersebut,
artinya koeksistensinya kelompok atau keyakinan di satu waktu dengan tetap
terpeliharanya perbedaan-perbedaan dan karakteristik masing-masing.
Jadi pluralisme adalah bentuk kelembagaan dimana penerimaan terhadap
keragaman melingkupi masyarakat tertentu atau dunia secara keseluruhan.
Pluralisme melindungi kesetaraan dan munumbuhkan rasa persaudaraan di
antara manusia baik sebagai individu maupun kelompok, dan menuntut
upaya untuk memahami pihak lain serta kerjasama mencapai kebaikan
12
bersama, sehingga semua manusia dapat menikmati hak dan kewajibannya
setara dengan manusia
4) Nilai Demokrasi Prinsip demokrasi dalam pendidikan merupakan suatu
prinsip yang dapat membebaskan manusia dari berbagai jenis kungkungan
serta memberikan kesempatan bagi perkembangan manusia. Masuknya
ideologi demokrasi ke dalam pendidikan merupakan bentuk pengakuan
terhadap kekuasaan rakyat. Islam yang memuat nilai-nilai universal salah
satunya juga memuat nilai demokrasi. Yusuf Qardhawi mengatakan bahwa,
Islam mendahului faham demokrasi dengan menetapkan kaidah-kaidah yang
menjadi penopang esensi dan substansi demokrasi. Keistimewaan demokrasi
adalah dapat memperjuangkan dan melindungi rakyat dari kesewenag-
wenangan. Dengan begitu prinsip demokrasi dalam pendidikan
sesungguhnya memberikan kesempatan yang sama kepada setiap orang
untuk dapat mengenyam pendidikan Yusuf al Qadhawi (2001:83).
Tumbuhnya demokrasi dalam proses pendidikan mendorong tumbuhna
multikulturalisme dalam pendidikan. Multikulturalisme memasuki berbagai
ruang lingkup kehidupan masyarakat, terlebih aspek pendidikan. Masyarakat
akan memperoleh keadilan demokrasi apabila seluruh kebutuhan rakyat
dapat terakomodir dengan baik. Lebih jauh lagi demokrasi memuat nilai-
nilai keadilan untuk rakyat.
13
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Arti dari Pendidikan multikultural yaitu suatu proses pendidikan yang membantu
individu mengembangkan cara menerima, mengevaluasi, dan masuk ke dalam sistem
budaya yang berbeda dari yang mereka miliki. Serta mampu mengaplikasikannya dalam
kehidupan bermasyarakat. Pendidikan multikultural mempunyai empat nilai yaitu: Nilai
Kesetaraan, Nilai Toleransi, Nilai demokrasi, dan Nilai Pluralisme. Nilai-nilai di atas
mempunyai pandangan yang saling melengkapi satu sama lain dalam mensikapi
pendidikan multikulturalisme.
B.Saran
Semoga dengan adanya pembahasan makalah penulis dapat menajdi masukkan
dan sumber inspirasi bagi semua orang dan bermanfaat untuk kedepannya. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masiih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak terutama dari dosen
pembimbing, agar kedepannya dapat membuat makalah yang jauh lebih baik dan
sempurna.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://kumparan.com/berita-terkini/pengertian-tujuan-dan-fungsi-pendidikan
multikultural-204cXIMDkjz/full (diakses 10 Oktober 2023)
https://media.neliti.com/media/publications/54545-ID-pendidikan-multikultural-
pengertian-prin.pdf (diakses 10 Oktober 2023)
15