Makalah ini Disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Inovasi Pembelajaran
Dosen Pengampu: Ngadino Y, M. Pd.
Disusun oleh:
Kelompok: 5
1. Aginia Ashari
(K7113006)
(K7113028)
3. Ari Setiyawati
(K7113030)
4. Asti Awidasworo
(K7113034)
Kelas: 3A
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul
Penulis
ii
DAFTAR ISI
halaman
JUDUL ..................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. Pengertian Pendidikan Berbasis Budaya ........................................................ 3
B. Konteks Pendidikan Berbasis Budaya ............................................................ 5
B.1.
B.2.
B.3.
E.2.
E.3.
E.4.
iii
iv
A. Kesimpulan ................................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
C. Tujuan Penulisan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
BAB II
PEMBAHASAN
melalui
perluasan
pelayanan
pendidikan
untuk
kepentingan
Bahkan ketika saat ini kita masih berdiskusi tentang pendidikan, dapat dikatakan
bahwa hal itu sebagai dampak ketika selama ini pendidikan belum mampu
meciptakan SDM yang cerdas yang dapat merumuskan sistem pendidikan yang
ideal untuk indonesia.
Melihat beberapa fakta di atas dan memandang out put pendidikan saat ini,
dapat disimpulkan bahwa harus ada reformasi pendidikan di indonesia. Reformasi
sangat penting sebelum paradigma yang salah semakin menguasai sistem
pendidikan di indonesia. Konstitusi mengamanatkan bahwa salah satu tujuan
bangsa adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu pendidikan harus
diarahkan untuk mampu mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai perwujudan
dari cita-cita negara itu. Secara demografis, besarnya jumlah penduduk di
Indonesia seharusnya sebagai aset yang menjadi kelebihan dibanding negara lain.
Seandainya penduduk dengan jumlah yang besar itu merupakan SDM yang
unggul dan berbudaya, maka kemajuan pun akan menjadi milik bangsa ini.
B.1.
secara utuh. Pendidikan yang baik tidak serta merta hanya mengembangkan
intelektualitas tetapi yang terpenting intelektualitas yang berbudaya. Sejak
didirikannya negara ini, para founding fathers telah memperhitungkan bahwa
pendidikan merupakan salah satu sarana untuk melihat ragam budaya nasional,
sehingga merevitalisasi pendidikan harus memasukkan unsur-unsur nilai budaya
yang menjadi penopang kualitas pendidikan. Di Negeri Jepang, sistem
pendidikannya diramu sedemikian baik dengan pengintegrasian sistem pendidikan
dengan nilai-nilai budaya lokal setempat, tanpa harus memperhitungkan sistem
pendidikan global, namun kendati demikian ternyata standar pendidikan Jepang
mampu bersaing dengan kualitas pendidikan global. Hal ini terjadi karena fokus
pengembangan pendidikan di Negeri Sakura tersebut dilandasi dengan
pengembangan kebudayaan lokal setempat yang secara otomatis sistem
pendidikan tersebut menjadi ukuran standar pendidikan global.
pendidikan
berbasis
budaya
adalah
pendidikan
yang
agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi diri sehingga
menjadi manusia yang unggul, cerdas, visioner, peka terhadap lingkungan dan
keberagaman budaya, serta tanggap terhadap perkembangan dunia.
Standar mutu pendidikan berbasis budaya mencakup: standar isi; standar
proses; standar kompetensi lulusan; standar pendidik dan tenaga kependidikan;
standar sarana dan prasarana; standar pengelolaan; standar pembiayaan; dan
standar penilaian pendidikan.
1. Standar isi: memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan
berbasis budaya yang mengintegrasikan muatan nilai luhur budaya dengan
ilmu pengetahuan, pendidikan, teknologi, humaniora, kesenian, olahraga
dan kegiatan sosial.
2. Standar proses: mengedepankan partisipasi aktif peserta didik dengan
memperhatikan keunikan pribadi, nilai kebebasan berkreasi, kesopanan,
ketertiban, kebahagiaan, kebersamaan, keadilan, dan saling menghormati.
3. SKL: Standar kompetensi lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Ketentuan lebih lanjut mengenai sikap, pengetahuan, dan
keterampilan diatur dengan Peraturan Gubernur.
4. Standar
pendidik
dan
tenaga
kependidikan:
memenuhi
prinsip
rintisan
sekolah
bertaraf
internasional;
sekolah
bertaraf
10
Pengelolaan
Pendidikan:
Standar
pengelolaan
pendidikan
pendidikan
layanan
khusus
sesuai
dengan
formal,
nonformal,
dan
informal
yang
diselenggarakan
masyarakat.
b. Pemda melaksanakan pengawasan terhadap bantuan pembiayaan.
8. Standar Penilaian: Penilaian pendidikan meliputi: mekanisme; prosedur;
dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian dilaksanakan
dengan pendekatan evaluasi berkesinambungan dan evaluasi otentik
dengan menggunakan berbagai metode. Evaluasi berkesinambungan
adalah evaluasi hasil belajar yang diikuti dengan tindak lanjutnya, data
hasil evaluasi belajar dimanfaatkan sebagai bahan untuk menyempurnakan
program pembelajaran, memperbaiki kelemahan-kelemahan pembelajaran,
dan kegiatan bimbingan belajar pada peserta didik yang memerlukannya.
Evaluasi otentik adalah evaluasi yang berbasis kompetensi, peserta didik
bisa dikatakan belajar dengan benar dan baik
11
12
mempersyaratkan adanya penciptaan makna oleh siswa atas substansi bidang ilmu
dan konteksnya. Konteks dalam hal ini adalah komunitas budaya. Substansi
meliputi:
1. Content knowledge, yaitu konsep dan prinsip dalam bidang ilmu.
2. Inquiry and promlem solving knowledge, yaitu pengetahuan tentang proses
penemuan dan proses penyelesaian masalah dalam bidang ilmu.
3. Epistemic knowledge, yaitu pengetahuan tentang aturan main yang berlaku
dalam bidang ilmu.
E.2.
13
berbasis budaya yang pada dasarnya memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam
upaya siswa untuk menunjukkan keberhasilan dalam belajar dengan penciptaan
makna dan pemahaman terpadu, siswa dapat menggunakan beragam perwujudan,
misalnya poster, puisi, catatan harian, laporan, tarian, lukisan, dan ukiran.
E.4.
Peran Budaya
Budaya dalam berbagai perwujudannya secara instrumental dapat
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemakaian budaya lokal dalam Pendidikan Berbasis Budaya dalam
pembelajaran sangat bermanfaat bagi pemaknaan awal proses dan hasil belajar,
karena peserta didik mendapatkan pengalaman belajar yang kontekstual dan bahan
apersepsi untuk memahami konsep ilmu pengetahuan dalam budaya lokal yang
dimiliki.
Di samping itu, model pengintegrasian budaya dalam pembelajaran dapat
memperkaya budaya lokal tersebut, yang pada gilirannya juga dapat
mengembangkan dan mengukuhkan budaya nasional yang merupakan puncakpuncak budaya lokal dan budaya etnis yang berkembang.
B. Saran
Sebagai seorang calon guru, kita hendaklah mulai melirik budaya sebagai
salah satu sarana dalam proses pendidikan, karena pada dasarnya pendidikan
dengan konsep budaya berarti pendidikan tersebut memberikan jawaban dan
solusi atas penciptaan budaya yang didasari oleh kebutuhan masyarakat, tentu
dengan tata nilai dan sistem yang berlaku di dalamnya.
Mengingat Indonesia sebagai negara yang cukup potensial dalam
perkembangan pendidikan tentu saja harus bisa menyesuaikan dengan kondisi
kekinian. Keniscayaan akan format pendidikan yang lebih banyak sudah menjadi
kewajiban kita bersama dalam usaha merealisasikannya. Melakukan suatu usaha
pembebasan terhadap pendidikan yang selama ini banyak diwarnai nilai-nilai
yang meng-hegemoni kreativitas berpikir anak didik, telah mengharuskan kita
berusaha merubah sembari berusaha memberikan konsep baru tentang pendidikan
yang sebenarnya. Memberikan peluang sepenuhnya kepada anak didik dalam
rangka mengembangkan kemampuan sesuai dengan talentanya. Hal tersebut akan
berimplikasi positif terhadap pertumbuhan dan perkembangannya secara alamiah
(nature). Itulah salah satu harapan, dengan adanya pendidikan berbasis budaya.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://pejuangperadaban88.blogspot.com/2013/07/pendidikan-berbasiskebudayaan.html diakses tanggal 10 Oktober 2014.
http://ti-pembelajaran.blogspot.com/2010/12/pembelajaran-berbasis-budaya.html
diakses tanggal 10 Oktober 2014.
http://guruku-widyaloka.blogspot.com/2013/04/implementasi-pendidikanberbasis-budaya.html diakses tanggal 10 Oktober 2014.
16