Anda di halaman 1dari 10

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

MENCIPTAKAN RINDU (Ruang Induk Seni T erpadu) SUKU LEMBAK GUNA


MELSETARIKAN KESENIAN PADA GENERASI MILENIAL

BIDANG KEGIATAN :
PKM GAGASAN TERTULIS
Diusulkan oleh :
DONY APRIANSYAH C1C019133
DEDE IRAWAN SAPUTRA C1C019011
YASRIALDI C1C019104
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
RINGKASAN

Membicarakan kesenian pasti bebicara ciri khas ataupun jati diri dari suatu keompok dari
kesenian itu sendiri. Kesenian tradisional merupakan cerminan dari jati diri masyarakat
tradisoional sendiri dalam hal ini masyrakat suku lembak. Di dalam kesenian suku lembak
memiliki nilai nilai jati diri dari suku lembak itu sendiri yang sebenarnya sangat perlu di
lestarikan seperti nilai kebersamaan, nilai menghorati, nilai besyukur pada sang pencipta agar
nilai nilai tersebut bisa terus eksis dan menjadi pendoman dalam norma kesusilaan terlebih lagi
kelestarian pada generasi muda era sekarang atau lebih dikenal dengan era milenial.

Generasi muda sekarang atau generasi milenial merupakan generasi yang sedikit jauh
berbeda dari generasi sebelumnya atau generasi old, generasi milenial ialah generasi yang
memiliki tingkat kepekaan cukup tinggi pada perkembangan teknologi dan bahkan bisa jadi
merupakan pelaku dari perkembangan itu sendiri. Dari kondisi tersebut sedikit berdampak
negatif pada kelestarian kesenian tradisional di karenakan budaya atau kesenian tradisional yang
kurang menarik di mata generasi milenial disebabkan oleh budaya modern.

Melauli gagasan tertulis ini kami akan menyampaikan sebuah gagagas, saran, atau solusi
dari permasalahan yang ada sekarang ini. Yakni kami menawarkan suatu pembentukan wadah
RINDU (Ruang Induk seNi terpaDU) di perkampungan suku lembak yang notabene suku yang
memiliki komunitas tidak sedikit di kota Bengkulu. Dengan adanya ruang induk seni terpadu ini
diharapakan generasi milenial bisa lebih memiliki keinginan untuk melestarikan kesenian dengan
cara wadah RINDU ini memiliki suatu inovasi yang sesuai dengan kondisi generasi milenial.

Kata Kunci : kelestarian kesenian tradisional, generasi milenial.


KATA PENGANTAR

Puja puji dan syukur saya ucapakan kepada ALLAH Shubahanahu Wa Ta’ala yang telah
memberikan rahmat dan hidayah sehingga saya selaku penulis bisa menyelesaikan gagasan
tertulis ini berjudul ‘MENCIPTAKAN RINDU (Ruang Induk seNi terpaDU) SUKU
LEMBAK GUNA MELESTARIKAN KESENIAN PADA GENERASI MILENIAL’.

Dan tak lupa pula sholawat beriring salam saya panjatkan kepada nabi Muhammad
Sulallah Alai Wasalam karena berkat beliau kita bisa menikmati duni sperti sekarng yaitu dunia
yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis ini tidak dapat berjalan dengan baik
tanpa dukungan berbagai pihak. Terima kasih sebanyak-banyaknya kami ucapkan kepada
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) yang telah mewadahi kami sebagai mahasiswa,
kepada orang tua kami yang senantiasa mendoa’akan, mendukung serta memberikan keleluasaan
bagi kami untuk berkarya, kepada kakak coaching yang telah dengan penuh kesabaran dan
keikhlasan membimbing kami selama jalannya kegiatan, serta seluruh pihak-pihak yang telah
membantu program ini, semoga menjadi tabungan di hari kemudian kelak.
Tak ada karya manusia yang benar-benar sempurna, demikian pula dengan tulisan ini.
Saran dan kritik yang membangun begitu kami harapkan untuk menjadikan karya tidak hanya
sekedar ide yang berujung pada sebuah gagasan tertulis, namun menjadi sebuah kretivitas dan
karya nyata yang bermanfaat untuk menuju Indonesia bermartabat.

BENGKULU, 31 JANUARI 2020

PENULIS
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang.

Dengan adanya perubahan zaman yang cepat dan mempengaruhi segala aspek dalam
kehidupan termasuk salah satunya adalah aspek social dan budaya terkhusus kesenian.
Terkadang pengaruh yang dihasilkan tidak selalu positif dan bahkan cenderung negative yang
bahkan beberapa decade belakangan ini kesenian mulai bekurang eksetensinya. Bekurangnya
eksitensi atau kelestarian kesenian ini bisa dilihat dari kehidupan sehari hari dimana kesnian
tradisional kebanyakan dimainkan oleh generasi tua hanya sedikit dari generasi milenial bahkan
generasi milenial terkesan lebih menyukai kesenian modern seperti music pop,dj,dan lain
sebagianya, hal ini dapat ditinjau dari pegelaran seni tradisional sepi penonton dan susah
dijumpai berbanding tebalik dengan konser music,bioskop,karoeke yang rame setiap saat dan
bahkan sangat mudah dijumpai.

Bekurangnya eksetensi kesenian tradisional juga disebabkan dari kurangnya


pengembangan dari kesenian tradional sehingga kita tidak bisa menyalakan sepenuhnya kepada
generasi milenial yang dianggap sebagian apatis terhadap kesenian tradisional itu sendiri.
Keapatisan generasi milenial itu sendiri memilki banyak alas an yang memang mendasari hal
tersebut mulai dari pengemasan kesenia tradisional itu sendiri yang sudah dianggap kuno, kurang
informasi dan pengetahuan pada generasi milenial, dan bahkan tidak tersedianya ruang untuk
berpastisipasi dan meproleh informasi.

Dalam kaitan permasalahan kita menemukan bahwa kecenderungan kesenian tradisional


terkhusus suku lembak hanya dilakukan jika ada yang menginginkan ataupun event event
tertentu. Hal ini juga yang menyebabkan kelestarian sulit untuk dijaga dalam artian nilai asli dari
kesnian itu maupun secara bentuk nyata. dan dizaman sekarang upaya menjaga niali kesenian
sedikit memiliki tantangan karena hubungan biologis sudah majemuk yang dimana menurut
hasan shadily MA ‘suku adalah merupakan segolongan rakyat yang diaanggap memilki
hubungan biologis’ sehingga kami hal yangg perlu diupayakan adalah keluar dari batasan
biologis tanpa menghilangkan nilai asli.

Berkaitan dengan nilai asli adanya asimilasi kebudayan atau kesenian juga membuat
generasi milenial tidak mengetahui persis secara konprenshensif kesenian tersebut, dalam hal ini
banyak kalangangenerasi milenial sekarang tidak bisa membedakan mana kesenian dari suku
yang satu dengan suku yang lain. Hal ini menyebabkan akan terjadi menghilangnya unsure
kesenian tersebut.

Tidak sampai disitu dalam upaya menjaga eksitensi ataupun melestarikan kesenian
tradisonal diperlukan mengubah mindset masyarakat secara umum dan generasi milenial secara
khusus . dimana hal ini tidak bisa serta merta diubah begitu saja, untuk mengubah mindset
tersebut diperlukan penyelesaian permasalah yang ada. Dengan begitu kami yakin solusi yang
kami tawari yakni RINDU(Ruang Induk seNi terpaDU) bisa myelesaikan permasalah dan
menjadi jalan keluar untuk melestarikan kesenian pada generasi milenial.

Yang dimana jika telah tercapai jalan keluar dari permasalahan tersebut, maka bisa
melestarikan dengan jangka waktu yang lama. Hal ini berguna agar kelsetarian tersebut terjaga
dan bisa menyesuaikan kedepanya dengan demikian bisa menjadi solusi jangka panjang. 1.3

1.2 Tujuan yang ingin dicapai.

Bedasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada jelas tujuan dari penulisan ini
adalah memberi gagasan sebagai jalan keluar atau solusi. Dimana solusi tersebut dijelaskan
dalam gagasan menciptakan RINDU(Ruang Induk seNi terpaDU) sebagai upaya untuk
melestarikan keseniaan tradisional pada kalangan generasi milenial atau generasi milenial. Dan
sebagai wadah pembelajaran dari nilai asli kesenian tersebut dalam hal ini kesenian suku lembak
bisa dikembangkan dan tetap menjaga kelestarian fisiki maupun nilai yang terkandung. Sekaligus
juga sebagai upaya partisipasi nyata utuk menjaga kearifan kesenian nasional dimulai dari
kedaaerahan yang berdampak pada berkembangnya karakter dan potensi wisata.

1.3 Manfaat.

1. Meciptakan generasi milenial yang mencintai dan mengerti kesenian tradisional


2. Meningkatkan pengembangan kesenian tradisional dan kreativitas generasi milenial
3. Menciptakan suatu ruang sebagai apresiasi seni
4. Membangun karakter generasi milenial yang berkembang dan mencerminkan
keberagaman
5. Adanya tempat untuk mensalurak kreativitas sehingga kenkalan remaja bisa bekurang
6. Potensi pariwisata bisa terjaga dan bahkan berkembang.
GAGASAN

2.1 Kondisi.

‘dalam sepuluh tahun terakhir terjadi stagnasisasi pengembangan seni budaya tradisional
di kalangan generasi muda, terutama kalangan usia dini dan remaja.tidak banyak keterlibatan
generasi muda dalam upaya penyelamatan seni budaya tradisi menjadi penyebabya’ DR suhendi
afriyanto. Pada kondisi sekarang tidak adanya upaya kongkrit yang bisa menjadikan daya tarik,
hal ini yang menyebabkan dimana kesenian tradisional terancam kelstarian nilai asli maupun
fisik.

Hal ini juga terjadi pada kesenian tradisional suku lembak yang dimana upaya kelestarian
kesenian tidak melibatakan generasi milenial bahkan tidak berjalan secara umum. Banyak
generasi milenial dari suku bangsa lembak bahkan sudah tidak tau kesenian mereka sendiri
padahal banyak contoh dari kesenian suku lembak seperti barong landing yang sebgai ungkapan
syukur sesudah panen, sarafala anam, cincin penyembah, tari kecik, tari mabuk, tari setangan,
dan masih banyak lagi. Padahal kesenian lembak merupakan kesenian yang dapa dipahami
dengan sederhana.

Sekarang kesenian bahkan terkesan hanya sebagai nama atau sebagai symbol tetapi tidak
ada bentuk nyata dari kesenian tersebut apa lagi jka ditanya nilai dari kesenian itu. Bahkan
berapa tahun belakangan generasi milenial lebih menyukai kesenian modern dan bahkan dari
luarnegeri seperti halnya menjamurnya budaya K-pop di generasi milenial, juga kebiasan
bermain aplikasi lipsync seperti halnya tik tok lebih digandrungi dari pada kesenian tradisional.

2.2 Solusi terdahulu.

Solusi terdahulu hanya sebatas memasukan kesenian daerah sebagai mata pelajaran di
kalangan sekolah dasar sampai sekolah menengah pertama tanpa memperhatikan keefisienan
dalam memasukan kesenian tradisional sebagai mata pelajaran yang dimana para gurunya beum
tentu memahami keseian daerah dan bahkan yang dijarkan sebagai teori juga kesenian yang di
ajarkan cenderung bukan kesenian daerah setempat. Selain itu event kesenian juga ada diadakan
tetapi sedikit dan hanya sebtas evemt kesenian tanpa hasil out put yang jelas, bahkan terkesan di
adakan secara tidak optimal.

2.3 Gagasan yang diusulkan.

Melihat dari permaslahan yang ada terkait permasalahan kelestarian kesenian tradisional,
hal yang perlu di perhatikan adalah pendekatan kepada milenial yang kreativ sehingga membuat
kesenian tradisional menjadi menarik. Maka dari itu kami memiliki sebuah gagasan untuk
menciptakan wadah yang dapat menjadi tempat untuk mengembangkan dan melestarikan
kesenian tradisional.
Pelestarian sebagai kegiatan yang dilakukan secara terus menerus, terarah dan terpadu
guna mewujudkan tujuan tertentu yang mencerminkan adanya seseuatu yang tetap dan
abadi,bersifat dinamis,luwes dan selektif ( widjaja dalan ranjabar, 2006:56), sesuai dengan
pemhaman tersebut hal yang dikembangkan adalah pembentukan suatu wadah yang kami sebut
sebagai RINDU ( Ruang Induk seNi terpaDu) dalam konteks ini di khusukan pada suku lembak
yang secara menyuluruh generasi milenialnya sudah tidak mengetahui kesenian mereka.

Ruang induk seni terpadu ini merupakan bentuk pendekatan secara nyata baik fisik
maupun secara nilainya, karena pada ruang induk seni terpadu ini memiliki sifat ekudasi dan
pengembangan kesenian suku lembak yang tidak membatasi partisipasi masyarakat. Dan pada
RINDU ini juga nantinya terdapat pertunjukan kesenian secara rutin yang dapat menjadikan
masyarakat sadar akan potensi kesenian yang ada, juga diharapkan kedepanya bisa menjadi
tempat yang bukan sekedar kesenian tetapi sebagai induk dari kreativitas masyararkat suku
lembak.

Dalam upaya melestarikan kesenian benda Ruang Induk Seni Terpadu bisa menjadi
sebgai museum mini yang dapat memamerkan kesenian suku lembak yang hanya muncul dalam
kegiatan tertentu. Tak sebatas itu dari kesenian benda bisa mendorong memunculkan kesadaran
dari niali kesenian tradisional itu sendiri, bahakan ruang ini bisa sebagai tempat pembuatan
kesenian benda suku lembak.

2.4 Pihak terkait.

1. Pemerintah provinsi dalam hal ini ialah gubernur, dinas pariwisata, dinas social.
2. Pemerintah kota dalam hal ini wali kota.
3. Kepala desa atau lurah.
4. Lembaga adat, tokoh masyarakat, dan tokoh agama.
5. Masyarkat suku lembak
6. Dan pemerhati kesenian seperti Budayawan dan sejarahwan.

2.5 Langkah strategis.

Dalam mengimplementasikan gagasan saya mengenai Ruang Induk Seni Terpadu Suku
lembak, maka ada beverapa langkah-langkah dalam pelaksanaannya. Diantaranya sebagai
berikut :

1. Melakukan diskusi kepada pemerintah terkait upaya melestarikan kesenian tradisional


suku lembak.
2. Melakukan sosialisasi kepada masyarkat terkhusus generasi milenial suku lembak.
3. Mencari sumber dana yang sesuai.
4. Memiliki sumber daya yang kompeten dibidang seni.
5. Membuat suatu event secara berkelanjutan.
Kesimpulan

Kesimpulan dari pembahasan dan gagasan yang kami ajukan dapat ditarik bahwa dalam
upaya melestarikan kesenian tradisional suku lembak terhusus pada generasi milenial
diperlukan suatu ruang yang dapat mencakup secara keseluruhan dari upaya melestariakan .
dan juga perlu peningkatan kesadaran milenial agar kesenian bisa berjalan terus menerus
dengan tidak meninggalkan nilai seni.

Ketika upaya melestarikan diperlukan dukungan dari segala aspek tidak hanya dari
generasi tua maupun generasi milenial , agar upaya tersebut menjadi lancer sehingga tujuan
tercapai. Hal ini juga yang masih menjadi permasalahan hingga saat ini sehingga ide untuk
Ruang Terpadu bisa menjadi jawaban Karen diupayakan sebagai tempat bertemu nya segala
aspek di satu titik.

Karena ‘semua itu dilakukan sebagai upaya pengenalan kebudayaan local kepada
generasi muda, bahwa budaya yang ditampilkan itu adalah warisan dari leluhurnya, bukan
berasal dari Negara tetangga , demikian juga upaya upaya pelestarian.( Ranjabar: 2006: 34)
Daftar pustaka

Ranjabar jacobus. 2005. sistem social budaya Indonesia: suatu pengantar. Jakarta. Afabeta.

https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/imajinasi

https://jurnal.isi-dps.ac.id/index.php/mudra

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jsn/article/view/7669
DAFTAR ISI

Halaman Sampul......................................................................................................... 1
Halaman Pengesahan ................................................................................................. 2
Daftar Isi.......................................................................................................................3
RINGKASAN...............................................................................................................4
Pendahuluan
Latar Belakang2
Tujuan...........................................................................................................................6
Manfaat.........................................................................................................................6
Gagasan
Kondisi..........................................................................................................................7
Solusi Terdahulu..........................................................................................................7
Gagasan yang Diajukan.............................................................................................. 8
Pihak-pihak terkait......................................................................................................8
Langkah Strategi......................................................................................................... 9

Kesimpulan.................................................................................................................10

11

Anda mungkin juga menyukai