TUGAS KE-6
DISUSUN OLEH:
RENI KRISTINA MANALU
NIM:
1910717015
G. Abstrak
Artikel ini memuat perkembangan yang terjadi dalam globalisasi kebudayaan dari
waktu ke waktu. Pada zaman dahulu, Jathilan disajikan untuk masyarakat pedesaan secara
fungsional untuk upacara. Namun melalui program pariwisata yang dikeluarkan pada
tahun 1986 oleh pemerintah kesenian Jathilan kini bentuk penyajiannya dibebaskan.
Kebebasan tersebut menimbulkan dampak positif karena kesenian Jathilan dapat
dilestarikan dengan mudah dan bentuk sajian kesenian Jathilan ini pun bervariasi tanpa
meninggalkan identitas kesenian Jathilan itu sendiri.
H. Pendahuluan
Berbagai macam kesenian dapat di temui di Daerah Istimewa Yogyakarta dan salah
satunya adalah kesenian Jathilan yang saat ini sudah tumbuh dan berkembang. Khas dari
kesenian jathilan ini adalah pertunjukan dari kuda kepang. Biasanya pertunjukan kesenian
jathilan ini terkait dengan cerita Roman Panji. Namun seiring berjalannya waktu, manusia
yang juga berkembang mengembangkan kesenian jathilan ini. Sehingga kesenian jathilan
ini juga dapat mengangkat cerita dari wayang Mahabarata dan Ramayana dan juga dapat
diambil dari cerita rakyat atau legenda-legenda yang pernah terjadi dalam kehidupan
masyarakat itu sendiri.
Kesenian Jathilan ini secara fungsional berperan penting dalam kehidupan
masyarakat. Kesenian jathilan ini memiliki fungsi sebagai penggerak kegiatan sosial dan
upacara. Kegiatan sosial itu adalah merti desa (bersih desa). Kegiatan merti desa ini
dianggap sebagai contoh bagaimana masyarakat saling bergotong royong. Dalam
kesenian jathilan ini seluruh anggota yang berperan harus bergotong royong dalam
mempersiapkan plaksanaan pertunjukan kesenian jathilan itu sendiri.
Hubungan yang kompleks antar individu terjadi dalam pelaksanaan kesenian jathilan.
Sehingga kesenian jathilan ini mempengaruhi perilaku, pola pikir, kebudayaan, lembaga
dan lain sebagainya.
Sebuah karya seni yang diciptakan dari sebuah ide gagasan bersamaan ddengan
aktivitas-aktivitas yang dilakukan. Sehingga hasil dari sebuah karya seni tidak pernah
terlepas dari kegiatan masyarakat yang menciptakannya. Sehingga masyarakat yang
menciptakan karya seni tersebut berperan penting dalam mengembangjan karya seni
tersebut.
Jathilan berkembang didaerah perdesaan atau plosok, sehingga unsur yang terkandung
didalamnya adalah unsur ritual. Kesenian jathilan pada awalnya berfungsi sebagai iringan
upacara ritual yang dilakukan oleh masyarakat pemilik kesenian tersebut. Kesenian
jathilan berkembang dengan pengaruh globalisasi melalui bergulirnya program pariwisata
yang dilakukan oleh pemerintah. Berkembangnya kesenian jathilan juga di pengaruhi
oleh akulturasi budaya. Pertemuan antara budaya modern dengan budaya jathilan
tradisional menimbulkan banyaknya varian baru kesenian jathilan dengan konsep dan
karakter yang berbeda-beda. Munculnya kesenian jathilan model baru ini disebabkan
karena pengaruh modernisasi yang menuntut perkembangan yang memandang jauh
kedepan yang dapat diterima masyarakat lain. Sedangkan jathilan tradisional memandang
keindahannya dan tidak memperdulikan kecepatan waktu.
Hal itu dipengaruhi oleh faktor Globalisasi yang dapat dirasakan melalui media masa
seperti handphone, televisi dan radio yang menuntut manusia untuk terus
mengembangkan isnpirasi dan menunjukkan hal-hal baru. Ha ini menyebabkan kesenian
tradisional jathilan tidak lagi berfungsi untuk upacara melainkan juga berfungsi sebagai
sarana hiburan dan presentasi estetis yang berkiatan dengan pengembangan bentuk sajian
dalam berbagai kegiatan.
I. Pembahasan
Dalam pelestarian kesenian Jathilan harus memperhatikan konsep yang jelas agar
tidak menghilangkan esistensi,nilai dan keaslian kebudayaan Jathilan tersebut. Dalam
pengembangannya kesenian Jathilan harus mengedepankan identitas budaya dengan tidak
hanya tergantung pada satu sisi agar tetap menghasilkan karakter kesenian Jathilan itu
sendiri.
Pada era Globalisasi kebudayaan ini upacara adat dihidupkan kembali melalui
program desa budaya atau desa wisata. Hal itu membuat berbagai acara adat
dipertunjukkan, dan kesenian tradisional semakin marak sehingga tradisi kebudayaan
lokal tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Gerakan-gerakan tersebut
menciptakan titik fokus masyarakat untuk dapat terlibat dalam proses pengembangan
kebudayaan.
Urutan sajian pertunjukan kesenian Jathilan melalui pembukaan babak inti Beksa dan
Penutup. Urutan tersebut dilakukan karena tuntutan dari penonton atau para wisatawan
yang mengharuskan pertunjukan harus singkat, padat dan jelas. Iringan pertujukan
Jathilan semakin bervariasi karena adanya akulturasi budaya yang meyebabkan
berkembangnya musik iringan dari kesenian Jathilan. Berbagai alat musik digunakan
untuk menambah daya tarik penonton.
J. Kesimpulan
Pengaruh globalisasi tidak dapat dihindari oleh kesenian lokal yang ada di Nusantara.
Pengaruh globalisasi memuncuulkan varian baru agar dapat dilestarikan dan
dikembangkan menurut selera penonton akan tetapi tidak menghilangkan keaslian tradisi
masyarakat tertentu. Daerah Istimewa Yogyakarta menciptakan program wisata yang
berfungsi untuk menyebarkan budaya lokal kepada para wisatawan nusantara maupun
mancanegara.
Pada penulisan abstrak artikel ini tidak menerjemahkan abstrak dalam bahasa inggris
seperti artikel pada umumnya. Kemudian penulisan kata kunci tidak ditebalkan sehingga
memperlihatkan seperti paragraf baru dalam tulisan.