ada perhatian yang diberikan pemerintah kepada kebijakan kultural atau konteks
kultural. Dalam pengamatan yang lebih sempit dapat kita melihat tingkah laku
banyaknya campur tangan dalam menentukan objek dan berusaha merubah agar
sesuai dengan tuntutan pembangunan. Dalam kondisi seperti ini arti dari kesenian
rakyat itu sendiri menjadi hambar dan tidak ada rasa seninya lagi. Melihat
benar-benar didukung oleh nilai seni yang mendalam dan bukan sekedar hanya
semakin lama tidak dapat mempunyai ruang yang cukup memadai untuk
perkembangan secara alami atau natural, karena itu, secara tidak langsung
pembangunan yang cenderung lebih modern dan rasional. Sebagai contoh dari
permasalahan ini dapat kita lihat, misalnya kesenian asli daerah Betawi yaitu, tari
cokek, tari lenong, dan sebagainya sudah diatur dan disesuaikan oleh aparat
kesenian Betawi tersebut tidak lagi terlihat keasliannya dan cenderung dapat
keaslian dan perkembangan yang murni bagi kesenian rakyat tersebut, maka
estetikanya. Memang diakui bahwa kesenian rakyat saat ini membutuhkan dana
pemerintah dan bagi para seniman rakyat ini merupakan sesuatu yang sulit pula
diinginkan para seniman rakyat tersebut. Oleh karena itu, pemerintah harus
keaslian dan perkembangan secara estetis kesenian rakyat tersebut tanpa harus
informasi dan budaya yang terjadi menjelang millenium baru seperti saat ini
adalah sesuatu yang tak dapat dielakkan. Kita harus beradaptasi dengannya
karena banyak manfaat yang bisa diperoleh. Harus diakui bahwa teknologi
nilai-nilai budaya lain yang berbeda dari yang dimiliki dan dikenal selama ini.
yang terlibat dalam proses ini. Kesenian bangsa Indonesia yang memiliki kekuatan
etnis dari berbagai macam daerah juga tidak dapat lepas dari pengaruh kontak
budaya ini. Sehingga untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap
global namun tetap bercirikan kekuatan lokal atau etnis. Globalisasi budaya yang
kebudayaan nasional jangan sampai hanya menjadi alat atau slogan para pemegang
yang dilakukan lembaga pemerintah masih sebatas pada unsur formalitas belaka,
kesenian rakyat cukup berat. Karena pada era teknologi dan komunikasi yang
alternatif sebagai pilihan, baik dalam menentukan kualitas maupun selera. Hal ini
kesenian modern yang merupakan imbas dari budaya pop. Untuk menghadapi hal-
meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM ) bagi para seniman rakyat. Selain itu,
bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses
suatu daerah atau suatu negara, terjadinya erosi nilai-nilai budaya, menurunnya
terhadap kebudayaan yang merupakan jati diri suatu bangsa, erosi nilai-nilai
nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga
aspek kebudayaan merupakan salah satu kekuatan bangsa yang memiliki kekayaan
nilai yang beragam, termasuk keseniannya. Kesenian rakyat, salah satu bagian
Globalisasi dalam kebudayaan dapat berkembang dengan cepat, hal ini tentunya
komunikasi dan berita namun hal ini justru menjadi bumerang tersendiri dan
menjadi suatu masalah yang paling krusial atau penting dalam globalisasi, yaitu
manusia. Tanpa itu kebudayaan tidak mampu menyesuaikan diri dengan keadaan
yang senantiasa berubah. Perubahan yang terjadi saat ini berlangsung begitu
pihak luar, hal inilah yang terjadi dalam proses globalisasi. Oleh karena itu,
globalisasi bukan hanya soal ekonomi namun juga terkait dengan masalah atau isu
makna budaya dimana nilai dan makna yang terlekat di dalamnya masih tetap
kesadaran akan kesatuan dunia telah menghentakkan kita, entah suka atau tidak,
Timur dan Barat telah menyatu dan tidak pernah lagi terpisah. Artinya adalah
bahwa antara barat dan timur tidak ada lagi perbedaan. Atau dengan kata lain
kebudayaan kita dilebur dengan kebudayaan asing. Apabila timur dan barat
bersatu, masihkah ada ciri khas kebudayaan kita? Ataukah kita larut dalam
budaya bangsa lain tanpa meninggalkan sedikitpun sistem nilai kita? Oleh karena
itu, perlu dipertahanan aspek sosial budaya Indonesia sebagai identitas bangsa.
tradisional menjadi bagian dari kehidupan modern, tentu akan terus berupaya
sebenarnya seni itu indah dan mahal. Kesenian adalah kekayaan bangsa Indonesia
yang tidak ternilai harganya dan tidak dimiliki bangsa-bangsa asing. Oleh sebab
itu, sebagai generasi muda, yang merupakan pewaris budaya bangsa, hendaknya
http://rendhi.wordpress.com/makalah-pengaruh-globalisasi-terhadap-
eksistensi-kebudayaan-daerah/
Diposkan oleh NurulJannah di 05.00 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
dan Kebudayaan.
dari nilai-nilai yang bersifat homogen menuju pluralisme nilai dan norma sosial
merupakan salah satu dampak dari adanya globalisasi. Ilmu pengetahuan dan
Misalnya saja khusus dalam bidang hiburan massa atau hiburan yang bersifat
masal, makna globalisasi itu sudah sedemikian terasa. Sekarang ini setiap hari
kita bisa menyimak tayangan film di tv yang bermuara dari negara-negara maju
seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea, dan lain lain melalui stasiun televisi di
tanah air. Belum lagi siaran tv internasional yang bisa ditangkap melalui parabola
yang kini makin banyak dimiliki masyarakat Indonesia. Sementara itu, kesenian-
kesenian populer lain yang tersaji melalui kaset, vcd, dan dvd yang berasal dari
manca negara pun makin marak kehadirannya di tengah-tengah kita. Fakta yang
ke-tiga. Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak mau akan berpengaruh
Di saat yang lain dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti
saat ini, kita disuguhi oleh banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang
lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian
tayangan hiburan yang bersifat mendunia yang berasal dari berbagai belahan
bumi. Kondisi yang demikian mau tidak mau membuat semakin tersisihnya
kesenian tradisional Indonesia dari kehidupan masyarakat Indonesia yang sarat
ekspresi kesenian etnis Indonesia, baik yang rakyat maupun istana, selalu
perubahan sosial yang hadir sebagai akibat proses industrialisasi dan sistem
ekonomi pasar, dan globalisasi informasi, maka kesenian kita pun mulai bergeser
berarti semua kesenian tradisional kita lenyap begitu saja. Ada berbagai
informasi atau teknologi komunikasi telah menjadi sarana difusi budaya yang
ampuh, sekaligus juga alternatif pilihan hiburan yang lebih beragam bagi
Gedung Wayang Orang Bharata Jakarta kini tampak sepi seolah-olah tak ada
satu bentuk kesenian tradisional Indonesia yang sarat dan kaya akan pesan-pesan
moral, dan merupakan salah satu agen penanaman nilai-nilai moral yang baik,
menurut saya. Contoh lainnya adalah kesenian Ludruk yang sampai pada tahun
1980-an masih berjaya di Jawa Timur sekarang ini tengah mengalami mati suri.
Wayang orang dan ludruk merupakan contoh kecil dari mulai terdepaknya
kesenian tradisional akibat globalisasi. Bisa jadi fenomena demikian tidak hanya
dialami oleh kesenian Jawa tradisional, melainkan juga dalam berbagai ekspresi
globalisasi.
Di sisi lain, ada beberapa seni pertunjukan yang tetap eksis tetapi telah
mengalami perubahan fungsi. Ada pula kesenian yang mampu beradaptasi dan
terutama ketoprak yang disajikan dalam bentuk siaran televisi, bukan ketoprak
zaman. Selain ketoprak masih ada kesenian lain yang tetap bertahan dan mampu
wayang kulit terkenal seperti Ki Manteb Sudarsono dan Ki Anom Suroto tetap
secara langsung. Keberanian stasiun televisi Indosiar yang sejak beberapa tahun
lalu menayangkan wayang kulit setiap malam minggu cukup sebagai bukti akan
kulit tiap beberapa bulan sekali dan pagelaran musik gamelan tiap satu minggu
atau satu bulan sekali yang diadakan di aula Kertarajasa, Museum Nasional.
Kita sebagai seorang mahasiswa yang aktif dan kreatif tentunya tidak
ingin kebudayaan kita menjadi pudar bahkan lenyap karena pengaruh dari budaya-
pelestarian seni dan budaya daerah. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa
dilakukan dengan pengoptimalan peran mereka dalam pelestarian seni dan budaya
daerah.
dapat dilakukan melalui dua jalur, yaitu intrakurikuler dan ekstrakulikuler. Jalur
Intrakurikuler
daerah. Tanpa adanya pemahaman yang baik terhadap hal itu, mustahil mahasiswa
terhadap seni dan budaya daerah dapat dilakukan melalui jalur intrakurikuler;
artinya seni dan budaya daerah dijadikan sebagai salah satu substansi atau
materi pembelajaran dalam satu mata kuliah atau dijadikan sebagai mata kuliah.
Kemungkinan yang pertama dapat dilakukan melalui mata kuliah Ilmu Sosial dan
Budaya Dasar (ISBD) bagi mahasiswa program studi eksakta, dan Ilmu Budaya
Dasar dan Antropologi Budaya bagi mahasiswa program studi ilmu sosial. Dalam
dua mata kuliah itu terdapat beberapa pokok bahasan yang dapat dimanfaatkan
yaitu tentang manusia dan kebudayaan, manusia dan peradaban, sains teknologi,
dan seni. Kemungkinan yang kedua tampaknya telah diakomodasi dalam kurikulum
program studi-program studi yang termasuk dalam rumpun ilmu budaya seperti
Beberapa mata kuliah yang secara khusus dapat digunakan untuk meningkatkan
pemahaman terhadap seni dan budaya daerah adalah Masyarakat dan Kesenian
Pesisir. Melalui mata kuliah-mata kuliah itu, mahasiswa dapat diberi penugasan
mahasiswa terhadap seni dan budaya daearah akan meningkat yang juga telah
melakukan pelestarian.
Jalur Ekstrakurikuler
mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah. Sehubungan dengan hal itu,
berminat dan berbakat dalam bidang seni tradisi. Latihan-latihan secara rutin
sebagai salah satu bentuk kegiatan UKM kesenian daerah yang pada gilirannya
akan berujung pada pementasan atau pergelaran merupakan bentuk nyata dari
http://th4r1e.blogspot.com/2011/04/optimalisasi-peran-mahasiswa-dalam.html
Diposkan oleh NurulJannah di 04.37 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
MERANGKUL KAWULA MUDA MELESTARIKAN SENI BUDAYA
positif dan negatif terhadap perkembangan kalangan anak muda. Untuk itu butuh
seluruh pihak peduli ikut menyaring budaya asing yang datang bertubi-tubi
tersebut agar kalangan anak muda tidak terjerumus kedalam budaya barat. Jika
hal itu tidak segera dilakukan dikhawatirkan kalangan anak muda akan
sehari-hari. Bahkan saat ini pergeseran gaya hidup pemuda sudah mulai
Indonesia.
sekarang ini, era globalisasi juga membawa dampak positif. Masyarakat dapat
menyuarakan apa saja sesuai hati nuraninya. Selain itu dalam menjalankan roda
Sedangkan dari segi budaya kalangan anak muda kita dapat meniru pola berpikir
budaya barat yang baik seperti etos kerja yang tinggi, disiplin dan Iptek dari
bangsa lain yang sudah maju. Ini tak lain untuk dapat meningkatkan kemajuan
bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa
Jakarta Utara, memaknai era globalisasi itu bukan berarti harus meninggalkan
budaya bangsa sendiri. Budaya leluhur seperti tari-tarian, jaipongan dan lain
sebagainya harus tetap dijunjung tinggi dengan tujuan agar kekayaan budaya
bangsa Indonesia ini tetap dapat dilestarikan dan dijaga dengan baik.
KOMUNITAS SANGGAR
Sejumlah kalangan muda kini membentuk komunitas sangar tari. Kum unhas
itu diikuti ratusan pelajar mulai dari TK hingga perguruan tinggi. Kegiatan
komunitas seni itu saat ini sangat digandrungi oleh kaula muda. Melihat antusias
mereka kita berharap kegiatan ini terus berkembang sehingga kecintaan remaja
terhadap budaya sendiri semakin tinggi agar gerenasi muda kita lebih mengenal
dan tidak melupakan warisan budaya bangsa yang tidak ternilai harganya. Selain
Semenjak didirikannya komunitas sanggar tari dan budaya tahun 1976 lalu
ribuan anak muda mendaftarkan diri ikut dalam perkumpulan pencinta seni
budaya ini. Bahkan anak muda mampu mengikuti perlombaan baik tingkat nasional
maupun internasional. Bukan itu saja, dalam perkembangannya saat ini, tari-tarian
dari sanggar tari di gelanggang remaja juga banyak diminati warga negara asing
http://bataviase.co.id/node/670900
Diposkan oleh NurulJannah di 04.29 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
mulai dilupakan.
jenis makanan tradisional.Bila hai ini terus terjadi maka tak dapat
dihindarkan bahwa anak cucu kita kelak tidak tahu akan jenis-jenis
kita tidak diklaim oleg negara lain. Oleh karena itu, untuk
kultural masyarakat.