Anda di halaman 1dari 4

1) Tentukan posisi masing-masing dalam DHP (kaitkan antara konsep-karakteristik)

dengan kasus).
Jawab :
Pada konsep Daur Hidup Produk (DHP), sebuah produk melewati beberapa tahap dalam siklus
hidupnya, yaitu tahap pengenalan (introduction), tahap pertumbuhan (growth), tahap
kedewasaan, dan penurunan (decline). Berikut adalah analisis posisi "Indomie Goreng" sebagai
market leader dan "Mie Sedap Goreng" sebagai penantang pasar dalam DHP:
a. Indomie Goreng:
Tahap pengembangan: Indomie Goreng diperkenalkan pada tahun 1982 oleh PT Indofood
Sukses Makmur Tbk. Sebagai produk baru, Indomie Goreng berada di tahap pengembangan.
Tahap pertumbuhan: Dalam beberapa tahun, Indomie Goreng menjadi sangat populer di
Indonesia dan mulai tumbuh pesat di pasar. Ini menunjukkan bahwa Indomie Goreng telah
memasuki tahap pertumbuhan dalam DHP.
Tahap kematangan: Saat ini, Indomie Goreng telah menjadi market leader di pasar mie instan
Indonesia. Produk ini sudah mencapai tahap kematangan dalam DHP, di mana pertumbuhannya
sudah stabil dan konsumen terus membelinya secara reguler.
Tahap penurunan: Meskipun masih menjadi market leader, Indomie Goreng dapat mencapai
tahap penurunan dalam DHP jika ada perubahan tren pasar atau jika produk alternatif yang lebih
baik muncul di pasaran.

b. Mie Sedap Goreng:


Tahap pengembangan: Mie Sedap Goreng diperkenalkan pada tahun 2011 oleh PT Wings Surya,
sebagai produk baru, Mie Sedap Goreng berada di tahap pengembangan dalam DHP.
Tahap pertumbuhan: Dalam beberapa tahun terakhir, Mie Sedap Goreng mulai memperoleh
popularitas di kalangan konsumen dan tumbuh pesat di pasar. Ini menunjukkan bahwa produk
telah memasuki tahap pertumbuhan dalam DHP.
Tahap kematangan: Saat ini, Mie Sedap Goreng masih dianggap sebagai penantang pasar,
karena Indomie Goreng masih memimpin sebagai market leader. Namun, Mie Sedap Goreng
dapat mencapai tahap kematangan dalam DHP jika terus mempertahankan pangsa pasarnya dan
menjadi produk yang stabil di pasaran.
Tahap penurunan: Jika Mie Sedap Goreng tidak mampu bersaing dengan Indomie Goreng atau
produk alternatif yang lebih baik muncul di pasaran, Mie Sedap Goreng dapat mencapai tahap
penurunan dalam DHP.

Dalam DHP, setiap tahap memiliki karakteristik yang berbeda dan strategi yang berbeda juga
harus digunakan untuk menjaga posisi produk. Oleh karena itu, dalam menghadapi persaingan
pasar, perusahaan harus memahami posisi produknya dalam DHP dan melakukan strategi yang
tepat untuk mengoptimalkan siklus hidup produk tersebut.
1. Posisi INDOMIE GORENG Berada di tahap Tahap dewasa menurun (decaying maturity).
Pada tahap ini, mulai terjadi penurunan penjualan karena pasar sudah mulai beralih ke produk
lain. Pada dewasa pesaing sudah banyak. Pesaing yang masuk ke dalam industri kira-kira sama
dengan pesaing yang tergusur. Akibatnya, keuntungan yang dinikmati setiap perusahaan
menurun. Malah, sebuah perusahaan hanya dapat meningkatkan panga pasarnya dengan merebut
pasar dari pesaing.Alasannya karena saat ini pangsa pasarnya tak sebanyak dulu lagi sebelum
hadirnya mie sedaap. Saat ini pangsa pasar indomie berdasar dari situs top brand berada di angka
70,5% sedangkan untuk mie sedaap pangsa pasarnya 16,0%,Sedangkan Pada tahun 2002, pangsa
pasar mie instan dikuasai indomie 90%.
2.Posisi MIE SEDAP GORENG Berada di tahap ertumbuhan Tahap ini ditandai oleh
pertumbuhan penjualan yang cepat. Di dalam konsep Maslow, pada tahap ini early adpoter sudah
mulai membeli produk. Pesaing baru mulai muncul melihat adanya kesempatan pasar.
Keuntungan mulai meningkat sebagai akibat dari meningkatnya volume penjualan dan
menurunnya biaya produksi karena peningkatan volume produksi.

Alasannya karena terobosan saat ini menarik dimana membuat produk mie instan ala korea yang
menyasar millenial dan penggemar k-pop yang saat ini jumlahnya tidak sedikit.

2) Jelaskan sejauh mana strategi Mie Goreng Sedap cukup efektif mempengaruhi
penjualan Mie Sedap Indomie?
Jawab :
Strategi distribusi yang efektif dapat mempengaruhi penjualan sebuah produk. Dalam hal ini,
strategi distribusi yang digunakan oleh Mie Goreng Sedaap telah berhasil memperkenalkan
produk mereka ke pasar modern terlebih dahulu, diikuti oleh toko kelontongan dan grosir.
Namun, kesuksesan Mie Goreng Sedaap tidak selalu berarti akan mempengaruhi penjualan Mie
Sedap Indomie secara signifikan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti:

a. Brand Recognition: Indomie telah menjadi merek yang sangat terkenal di Indonesia dan telah
membangun citra merek yang kuat selama bertahun-tahun. Oleh karena itu, meskipun Mie
Goreng Sedaap telah memasuki pasar, konsumen masih lebih memilih untuk membeli Indomie
karena merek tersebut telah dikenal dan dipercaya.
b. Kualitas Produk: Indomie telah membangun reputasi sebagai produk mie instan dengan
kualitas terbaik dan rasa yang enak. Hal ini membedakan Indomie dari pesaing lainnya di pasar
dan telah membuat konsumen menjadi setia terhadap merek ini.
c. Harga: Harga adalah faktor yang sangat penting dalam pengambilan keputusan pembelian
konsumen. Meskipun Mie Goreng Sedaap memasuki pasar dengan harga yang lebih murah dari
Indomie, konsumen mungkin masih lebih memilih Indomie karena merek tersebut memberikan
nilai yang lebih tinggi dan kualitas yang lebih baik.

Oleh karena itu, meskipun strategi distribusi Mie Goreng Sedaap cukup menarik,
penjualan Indomie tidak secara signifikan terpengaruh. Indomie masih memegang posisi yang
kuat sebagai pemimpin pasar mie instan di Indonesia karena merek ini telah membangun citra
merek yang kuat, kualitas produk yang baik, dan harga yang terjangkau.

3) Anda diminta menjelaskan dan menganalisis sampai sejauh mana strategi non-
harga dari MIE GORENG SEDAP dapat dikatakan cukup efektif mempengaruhi
penjualan INDOMIE GORENG?
Jawab :
Kompetisi non harga (non price competition) yaitu usaha penjual untuk mempengaruhi pembeli
tanpa potongan harga (diskon), tetapi dengan cara lain, misalnya perbaikan pelayanan dan
peningkatan mutu atau kualitas. Disini perusahaan lebih menekankan pada feature produk,
servis, kualitas dan sebagainya. Sehingga jika perusahaan memilih bersaing dengan
menggunakan variabel bukan harga, perusahaan bisa menciptakan brand loyalty.

Strategi non-harga yang dilakukan oleh MIE GORENG SEDAP adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi penjualan INDOMIE GORENG. Beberapa strategi non-harga yang dilakukan
oleh MIE GORENG SEDAP antara lain:

a. Fokus pada Kualitas Produk: MIE GORENG SEDAP mengedepankan kualitas produknya
dengan menggunakan bahan-bahan yang berkualitas dan proses produksi yang baik. Hal ini
membuat konsumen lebih memilih MIE GORENG SEDAP dibandingkan dengan INDOMIE
GORENG yang kualitasnya dianggap menurun.
b. Inovasi Produk: MIE GORENG SEDAP terus melakukan inovasi pada produknya dengan
menghadirkan varian rasa yang baru dan menarik. Hal ini membuat konsumen tertarik untuk
mencoba produk baru dan tidak hanya memilih INDOMIE GORENG.
c. Branding yang Kuat: MIE GORENG SEDAP juga memiliki branding yang kuat dengan
tagline "MIE GORENG SEDAP, GURIHNYA KETAGIHAN". Hal ini membuat produk lebih
mudah dikenal dan diingat oleh konsumen, serta memperkuat kesan positif terhadap produk.
d. Distribusi yang Efektif: Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, MIE GORENG SEDAP
memiliki strategi distribusi yang efektif dengan menembus pasar modern terlebih dahulu
sebelum memasuki toko kelontongan dan grosir. Hal ini membuat produk lebih mudah dijangkau
oleh konsumen dan meningkatkan ketersediaan produk di pasaran.

Dari strategi non-harga yang dilakukan oleh MIE GORENG SEDAP, dapat disimpulkan bahwa
strategi ini cukup efektif mempengaruhi penjualan INDOMIE GORENG. Konsumen yang
mencari produk dengan kualitas yang baik, inovasi produk yang terus dilakukan, branding yang
kuat, dan distribusi yang efektif, akan lebih memilih MIE GORENG SEDAP dibandingkan
dengan INDOMIE GORENG yang kurang memiliki faktor-faktor tersebut. Meskipun harga
MIE GORENG SEDAP lebih mahal dibandingkan dengan INDOMIE GORENG, namun strategi
non-harga yang dilakukan telah berhasil membuat produk tersebut diterima oleh konsumen dan
berhasil menjadi penantang pasar bagi INDOMIE GORENG strategi non-harga dapat mencakup:

1. Diferensiasi Produk: Mie Goreng Sedap menciptakan perbedaan yang signifikan dalam
produknya dengan menawarkan varian rasa yang berbeda dan unik. Dengan memiliki variasi rasa
yang menarik, perusahaan dapat menarik perhatian konsumen dan membedakan diri dari pesaing
seperti Indomie Goreng.
2. Kualitas Produk: Mie Goreng Sedap fokus pada meningkatkan kualitas produknya, baik dalam
hal rasa, tekstur, atau bahan-bahan berkualitas yang digunakan. Dengan menyajikan produk yang
lebih baik, perusahaan dapat menarik konsumen yang mengutamakan kualitas dan nilai dari
suatu produk.
3. Branding dan Citra Merek: Mie Goreng Sedap membangun citra merek yang kuat dan
mengembangkan kesadaran merek di kalangan konsumen. Melalui strategi pemasaran yang
efektif, perusahaan mempromosikan nilai-nilai mereknya, seperti kelezatan, inovasi, atau
kesenangan dalam menikmati mi instan. Hal ini dapat mempengaruhi preferensi konsumen dan
memikat mereka untuk memilih Mie Goreng Sedap daripada Indomie Goreng.
4.Penyediaan Nilai Lebih: Mie Goreng Sedap mungkin juga menawarkan nilai tambahan kepada
konsumen, seperti kemasan lebih besar dengan harga yang sama, pelayanan pelanggan yang
unggul, atau program loyalitas. Dengan memberikan nilai lebih kepada konsumen, membuat
produk mie instan ala korea yang menyasar millenial dan penggemar k-pop yang saat ini
jumlahnya tidak sedikit. Bagaimana persaingan bisnis mie instan kedepannya.

SUMBER : BMP EKMA4475 PEMASARAN STRATEGIK

Anda mungkin juga menyukai