PT INDOFOOD INDOMIE
Oleh :
Aditya Triananto
Budi Prasetyo
Fajar Prasetyo
Dimas Rahmat Gozali
Mega Dwitya Nugroho
Paper Kelompok
Mata Kuliah Manajemen Stratejik
MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS INDONESIA
2009
ANALISIS MANAJEMEN STRATEJIK
PT INDOFOOD INDOMIE
1. Visi dan Misi PT Indofood
Vision
To Become a Total Food Solutions Company
Visi Indofood adalah visi yang jelas dimana PT Indofood berusaha untuk selalu total dalam operasinya dan
memberikan solusi dari kebutuhan yang ada.
Mission
To produce high quality, innovative, and affordable products which are preferred by customers
To contribute to the improvement of the quality of life of Indonesians with emphasis on nutrition
To produce high quality 8, innovative, and affordable products 3 which are preferred by customers 4
To contribute to the improvement of the quality of life 6 of Indonesians with emphasis on nutrition
Dari 9 komponen misi yang baik, misi PT Indofood terdapat 8 diantaranya. Yang kurang adalah filosofi. Apa
yang menjadi dasar kepercayaan PT Indofood dalam bekerja, budaya atau etika dan sebagainya tidak
terdapat dalam mission statement PT Indofood
2. Internal Assessment
Value and Culture
Nilai Nilai budaya yang diterapkan baik pada Indofood maupun Indomie terkandung dalam Credo :
Dari semboyan yang menunujukan nilai perusahaan ini, Indofood ingin menunjukan bahwa mereka adalah
perusahaan yang ingin selalu memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumen yang merupakan faktor
yang menentukan kesuksesan perusahaan, melalui staff yang handal yang merupakan asset terbesar yang
dimiliki oleh Indofood, dan dengan didukung melalui inovasi-inovasi yang terus dilakukan, untuk mencapai
hasil yang excellence dengan mengandalkan kinerja tim.
Manajemen
Marketing
Produk yang diproduksi oleh Indomie adalah mie berkualitas tinggi dengan berbagai macam varians. Ada
Indomie goring, Indomie rasa soto, Indomie Kari Ayam, dan bahkan ada Indomie citarasa tradisional seperti
rasa Cakalang, soto Betawi dan soto Madura, selain itu juga ada Indomie duo dan Indomie goreng Premium.
Hal tersebut menunjukan bahwa Indomie ingin terus memberikan mie yang berkualitas kepada
konsumennya, dengan juga terus melakukan inovasi untuk menghasilkan cita rasa mie yang sesuai dengan
selera konsumen.
Segmen utama yang dituju oleh Indomie adalah segmen pasar Indonesia dengan targetnya adalah
kalangan kelas menengah ke atas. Target terebut jujga dipertimbangkan karena produk Indomie merupakan
produk yang health conscious, sehingga dinilai sesuai untuk kalangan menengah ke atas yang sudah mulai
mengutamakan aspek kesehatan dalam mengkonsumsi suatu produk. Akan tetapi saat ini Indomie telah
mulai merambah pasar luar negeri. Dan mengenai masalah target pasarnya, walaupun target utamanya
adalah kalangan menengah ke atas, akan tetapi tidak menutup kemungkinan untuk semua kalangan
menikmati produk Indomie, dikarenakan sangat banyak warung-warung kecil yang menjual produkk
Indomie, maupun warung-warung Indomie pinggir jalan yang membuat Indomie siap makan.
Aktivitas pemasaran yang dilakukan Indomie untuk menjual produknya tergolong cukup gencar dan
terintegrasi. Apalagi ketika Wingsfood dengan mie sedap-nya muncul sebagai kompetitor baru yang agresif,
Indofood juga menjadi lebih agresif dalam belanja iklan. Walaupun Indomie bukanlah produk utama yang
digunakan untuk melawan mie sedaap, akan tetapi hal tersebut tetap memicu kenaikan biaya pemsaran
yang digunakan oleh Indomie.
Penetapan harga produk Indomie berbeda dengan produk Indofood lainnya, hal tersebut dikarenakan aspek
target pasar yang dtuju oleh Indomie adalah kalangan menengah ke atas, sehingga Indomie sebgai produk
yang lebih elegan mempunyai harga yang sedikit lebih mahal. Dalam penentuan harga, suppliers tidak
terlalu mempengaruhi penetapan harga produk Indomie, dikarenakan Indofood menguasai jaringan produk
ini dari hulu ke hilir, sehingga yang memungkinkan adanya perubahan harga misalnya adalah ketika
memang terjadi perubahan harga bahan baku utama yang cukup siginifikan.
Produksi
Indomie ternyata sudah merambah produksinya hingga
pembangunan pabrik disana masih dalam tahap penjajakan.
Nigeria,
arab
Saudi,
dan
mesir, namun
Bagi Indomie kegiatan proses produksi adalah suatu kegiatan terpenting bagi perusahaan. Karena dengan
berlangsungnya proses produksi yang efektif dan efisien , diharapkan kebutuhan konsumen atau pasar
dapat terpenuhi. Proses produksi dapat berjalan dengan lancar apabila ketersediaan akan bahan baku
mencukupi.
Pengertian bahan baku dalam hal ini adalah sebagai bagian dari aktifa yang meliputi bahan baku, ataupun
barang setengah jadi yang akan mengalami suatu proses produksi. Pada prinsipnya persediaan bahan baku
ditujukan untuk mempermudah atau memperlancar jalannya jalannya operasi perusahaan yang harus
dilakukan secara berurutan dalam upaya memproduksi barang jadi atau produk.
Distribusi
Indofood memiliki satu grup tersendiri yang menangani pendistribusian produk-produknya yaitu Grup
Distribusi Indofood. Grup distribusi Indofood sangat berperan dalam meningkatkan penjualan produknya.
Peningkatan penjualan pada tahun 2007 misalnya, merupakan satu hasil kerja keras dari Grup distribusi
Indofood, dan tentu saja hasil dari output bagian-bagian lain pula. Indofood dalam pendistribusiannya
concern sekali dengan stock point yang ada di kawasan-kawasan startegis, yang dapat menjamin kelancaran
distribusi produk ke ritel-ritel. Penetrasi yang dalam juga telah dilakukan oleh grup ini dengan menambah
stock point, sehingga dapat meningkatkan jumlah ritel yang dilayani dan dapat menjangkau kawasankawasan pedesaan.
Dalam konteks produk Indofood adalah mi instant, pendistribusiannya dapat dikatakan sudah cukup dalam,
paling tidak menurut pendapat penulis. Hal tersebut terindikasi dari tersebarnya warung-warung yang
khusus menjual indomie yang siap makan. Selain itu, indikasi lain adalah keberadaan indomie di warungwarung kecil selain tentu saja keberadaannya di setiap supermarket di pelosok Indonesia.
Dan berdasarkan survey yang dilakukan oleh Qasa Consulting, kekuatan distribusi Indomie terbukti, dalam
The Most Powerfull Distribution Performance tahun 2007, yang mencapai 95%, sedangkan Mi Sedaap yang
merupaklan pesaingnya mempunyai kekuatan distribusi sebesar 73%.
Research & Development (R & D)
Indomie memiliki Divisi R&D internal sehinga tidak membutuhkan R&D eksternal. Karyawannya memiliki
kualifikasi sebagai berikut sebagai persyaratan bergabung jika ada lowongan :
Weight
0,2
0,2
0,15
0,2
0,1
Rating
4
3
3
3
3
Weighted Score
0,8
0,6
0,45
0,6
0,3
0,1
0,05
3
1
0,3
0,05
3,1
Berdasarkan matrix tersebut nilai total Internal Factor Evaluation Indomie adalah sebesar 3,1. Hal ini
menunujukan bahwa Indofood telah berhasil mengelola kekuatan internalnya dan mengatasi kelemahannya
dengan baik. Dengan begitu, berarti Indomie memiliki posisi internal yang kuat (Strong Internal Position).
3. Audit Eksternal
Tujuan audit eksternal adalah untuk mengembangkan daftar yang terbatas tentang peluang yang dapat
member manfaat dan ancaman yang harus dihindari. Audit eksternal dilakukan melalui Matriks Evaluasi
Faktor Eksternal (EFE) dan Matriks Profil Kompetitif (CPM)
Matriks Evaluasi Faktor Eksternal
Audit eksternal untuk Indomie melalui matriks EFE memberikan nilai 3,10 yang berarti Indomie telah
merespon dengan cukup baik peluang dan ancaman yang ada dalam industrinya.
Dari peluang dalam matriks EFE Indomie, diketahui bahwa factor yang paling signifikan adalah pasar yang
masih terbuka lebar, pola hidup instant dari masyarakat, dan naiknya permintaan.
Sedangkan ancaman yang paling signifikan adalah persaingan dari competitor sejenis dan munculnya
barang substitusi dari mie.
Dengan audit EFE ini, Indomie mengetahui peluang dan ancaman yang ada dalam lingkungannya, selain itu
Indomie akan mampu menganalisa mana peluang dan ancaman yang sudah direspon dengan baik, dan
mana yang belum.
Untuk hal yang sudah direspon dengan baik yaitu peluang pasar yang terbuka lebar, naiknya permintaan,
dan pola konsumsi masyarakat dapat dipertahankan agar respon tidak menurun. Sedangkan untuk hal yang
belum di respon dengan baik harusa ditingkatkan respon perusahaan untuk menanggulanginya di masa
depan, misal respon terhadap persaingan competitor di tingkatkan ke level 4, ketergantungan yang tinggi
terhadap supplier di kurangi dengan mencari supplier alternative, dsb.
Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) Indomie
No
Bobot
Peringkat
Nilai
Tertimbang
Peluang
1
0,8
0,4
0,6
0,05
0,1
0,05
0,1
Ancaman
1
0,2
0,6
0,1
0,1
0,1
Total
1,00
3,10
Di dalam Pasal 52 ayat 2 UU Antimonopoli, pasal 1 ayat 4 UU ditetapkan, bahwa posisi dominan (monopoli)
adalah keadaan dimana pelaku usaha tidak mempunyai pesaing yang berarti di pasar yang bersangkutan
dalam kaitan dengan pangsa pasar yang dikuasai, atau pelaku usaha mempunyai posisi tertinggi diantara
pesaingnya di pasar bersangkutan, dalam kaitan dengan kemampuan keuangan, kemampuan akses pada
pasokan atau penjualan, serta kemampuan untuk menyesuaikan pasokan atau permintaan barang atau jasa
tertentu.
Matriks Profil Kompetitif
Selain dengan matriks EFE, audit eksternalpun dapat dilakukan dengan menggunakan matriks profil
kompetitif. Matriks ini mengidentifikasi pesaing utama perusahaan serta kekuatan dan kelemahan mereka
dalam hubungannya dengan posisi strategis dari perusahaan. Matriks ini mengidentifikasi factor-faktor yang
menentukan keberhasilan dari suatu perusahaan.
Kekuatan dan kelemahan dari perusahaan dan pesaing akan menggambarkan daya saing perusahaan saat
ini dan potensi peluang dan ancaman ke depan. Dari hasil matriks ini diketahui bahwa nilai kompetitif
Indomie adalah 3,15 dan Mie Sedap 3,00. Hal ini menggambarkan bahwa daya saing Indomie lebih tinggi
dari Mie Sedap.
Dari analisa ini, baik Indomie maupun Mie Sedap dapat saling meningkatkan daya kompetisi masing-masing
di masa depan untuk menguasai pasar. Misalnya yang harus diperbaiki Indomie adalah iklan dan kesetiaan
pelanggan. Sedangkan yang harus diperbaiki oleh Mie Sedap adalah kualitas produk, ketersediaan bahan
baku, kesetiaan pelanggan dan distribusi penjualan.
Selain itu, point-point dari kelemahan pesaing dapat dimanfaatkan untuk merebut pangsa pasar, misalnya
distribusi penjualan yang kurang baik dari Mie Sedap dimanfaatkan dengan menguasai distributor-distributor
untuk lebih memprioritaskan Indomie.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Bobot
0,2
0,15
0,15
0,15
0,1
0,05
0,1
0,1
Indomie
Peringkat
3
4
4
2
3
3
3
3
Nilai
0,6
0,6
0,6
0,3
0,3
0,15
0,3
0,3
Mie Sedap
Peringkat
4
3
4
3
2
2
2
2
Nilai
0,8
0,45
0,6
0,45
0,2
0,1
0,2
0,2
Total
1,00
3,15
3,00
Iklan dari Indofood kini mengkampanyekan indomie selera nusantara dengan mengedepankan pluralitas.
Iklan dari Mie Sedap mengedepankan rasa yang enak dan bergizi.
Kualitas mie dari Indomie berada dalam kelas menengah ke atas dengan bumbu premium. Sedangkan mie
sedap menggunakan mie dalam kelas menengah namun dengan bumbu premium. Hal ini agar dapat
menekan harga jual sehingga harga kompetitif di level bawah sampai menengah, sehingga harganya lebih
kompetitif dari indomie.
Inovasi dari Indomie melalui pemunculan dua produk baru yaitu Supermi Super Ayam bawang dan Pop Mie
Spesial. Supermi Super Ayam Bawang menggunakan kaldu ayam asli dan Pop Mie Spesial menggunakan
potongan daging ayam yang lebih besar dan kemasan yang lebih menarik. Selain itu juga Indofood
mengeluarkan Supermi seri Go, yaitu Supermi Gobang, Gokar Goso.
Inovasi dari mie sedap adalah menghadirkan rasa yang secara tepat di sukai masyarakat Indonesia, yaitu
rasa bawang dan soto serta dengan tambahan bawang goring yang banyak dan serbuk koya.
Kesetiaan pelanggan Indomie di maintain dengan mengadakan kompetisiIndomie jingle dare, mudik
bersama pedagang Indomie, pelatihan memasak indomie dengan rasa baru, lomba noodles display, dll
Kesetiaan pelanggan dari Mie Sedap dilakukan dengan menerjunkan langsung supervisor salesnya di
lapangan dan memberikan term of payment (TOM) yang lebih panjang bagi distributor.
Distribusi dari Indomie masih cukup bagus dengan dukungan anak perusahaan distribusinya dan para
penjual retailer. Distribusi Mie Sedap selain melalui jalur distribusi konvensional juga berusaha mengakuisisi
para penjual retailer yang sebelumnya menjual indomie.
Ketersediaan bahan baku Indomie lebih terjamin daripada Mie Sedap karena adanya dukungan dari
bogasari.
4. Tujuan Jangka panjang
Tujuan jangka panjang dari Indomie adalah menguasai pasar mie instant di Indonesia. Tujuan jangka
panjang indomie di topang oleh tujuan-tujuan strategisnya yaitu :
-
Menghadirkan mie instan yang berkualitas namun dengan harga yang terjangkau
Memberikan harga yang kompetitif dengan menekan biaya produksi melalui penghematan biaya dari
hulu sampai hilir (dari supplier sampai distributor)
Selain itu, indomie pun menggunakan tujuan keuangan sebagai gambaran tercapainya tujuan strategis dan
tujuan jangka panjang. Misalnya saat profit menurun akibat pangsa pasar yang menurun, maka hal tersebut
secara kuat mengindikasikan bahwa tujuan strategisnya (berupa penjualan dan kesetiaan pelanggan)
terganggu. Oleh karena itu diperlukan sinergi antara pencapaian tujuan keuangan dan tujuan strategis
untuk meraih tujuan jangka panjang.
Misalnya saat profit margin turun dari dari 3,7% di tahun 2006 menjadi 2,1% di tahun 2007, yang
disebabkan biaya produksi yang besar, maka diantisipasi dengan melakukan penghematan di lini
produksinya dengan menggunakan sumber energy yang lebih murah.
Dalam sejaranya, berdasarkan informasi-informasi yang didapatkan penulis, SBU Noodle tidak pernah
melakukan pertumbuhan anorganik. Akuisisi dan merger seolah menjadi strategi yang tidak diperlukan bagi
Indofood, karena Indofood merupakan perusahaan yang besar dengan segala kelengkapannya. Indofood
dalam mengembangkan bisnis mienya, lebih menekankan pada pertumbuhan organic atau melalui startegi
pengembangan produk baru dan strategi penetrasi pasar secara lebih dalam.
Strategi Intensif
Perusahaan membutuhkan usaha yang intensif, yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, untuk
memperbaiki posisi perusahaan dalam persaingan. Yang termasuk strategi intensif adalah penetrasi pasar,
pengembangan pasar, dan pengembangan produk.
1. Penetrasi pasar
Dalam kaitannya untuk melakukan penetrasi pasar dan melakukan perlawanan terhadap Mie Sedaap,
Indofood melakukan integrated marketing. Mengutip majalah Marketing, pihak Indomie mengandalkan
strategi komunikasi yang saling teintegrasi baik above the line (ATL) maupun below the line (BTL).
Kreativitas pesan yang disampaikan mencerminkan personifikasi merek Indomie sebagai mie instan
keluarga yang lezat dan bergizi. Dalam iklan versi Gita Gutawa, misalnya, Indomie terlihat mempertegas
kembali bahwa segmentasinya adalah remaja dan keluarga. Sementara itu, mereka juga menggelar
kegiatan Indomie Jingle Dare untuk pelajar SMU, mensponsori acara Indonesian Idol, Mama Mia, serta
kegiatan ibu-ibu PKK.
2. Pengembangan pasar
Indonesia dengan wilayah yang luas dan penduduknya yang besar merupakan pasar yang menarik.
Berdasarkan data, pada tahun 1999 kosumsi mie instan sebesar 5,2 milyar bungkus. Dengan asumsi
pertumbuhan per tahun 10%, maka pada tahun 2007 konsumsi mie instan di Indonesia aalah sebesar 11
milyar bungkus. Salah satu channel distribusi yang telah dipunyai Indofood adalah warung indomie. Cara
yang digunakan untuk mengefektifkan warung tersebut adalah dengan mengajarkan para pengelola warung
membuat Indomie, men-support warung-warung mereka dengan spanduk, sekaligus memonitor
ketersediaan produk Indomie.
Menurut Ronald, pakar marketing, pengelola warung Indomie merasakan puas atas dukungan dari pihak
Indofood. Warung Indomie hanyalah salah satu contoh tentang bagaimana Indofood berusaha melakukan
pengembangan pasar lebih luas. Contoh yang lain adalah dengan mendistribusikan produknya sampai ke
warung-warung kecil. Dengan dukungan Indomarco, perusahaan distribusi ilik Indofood, mie-mie milik
Indofood tanpa kesulitan berhasil menembus warung-warung kecil tersebut.
3. Pengembangan produk
Dalam kondisi persaingan yang ketat dan dalam kondisi konsumen yang menginginkan variasi rasa
beragam, Indofood menanggapinya dengan melakukan diversifikasi produknya. Pengembangan produk baru
tersebut untuk dilakukan untuk meningkatkan penjualan Indofood dan sekaligus menghadang pergerakan
competitor. Pada tahun 2004, Indofood memanfaatkan Sarimi dan Supermi untuk menghadang laju Mie
Sedaap. Indofood meluncurkan Supermi Sedaaapyang notabene punya tipografi brand yang mirip dengan
Mie Sedaap. Kalau Mie Sedaap memakai taglineJelas Terasa Sedaapnya, Supermi Sedaaap
memakai tagline Pasti Sedaaapnya.
Tak cukup sampai di sana, Indofood juga menyerangnya dengan melemparfighting brand Mie Sayaaap
Sayap adalah sinonim dari Wings. Tetapi, merek tersebut kemudian mati. Untuk menghadang kompetitor
Indofood meningkatkan belanja iklannya menjadi Rp 11,3 miliar pada 2004. Adapun Mie Sedaap waktu itu
belanjanya mencapai Rp 9,9 miliar.
Pada tahun 2006, meluncurkan varian baru, Indomie Goreng Kriuk dengan 3 Diva sebagai endorser-nya.
Padahal, kata Kriuk sudah lebih dulu digunakan oleh Mie Sedaap. Pada tahun 2007, Indofood luncurkan
Sarimi Soto Koya, dengan Luna Maya sebagai endorser-nya. Setelah itu, pada tahun 2008, Indofood
meluncurkan Supermi Go: Gobang (goreng bawang), Gokar (goreng kari), dan Goso (goreng
soto). Grand launching tersebut ditandai dengan dicatatnya event launching Supermi Go Makan Mie
Serentak dengan Peserta Terbanyak (lebih dari 30 ribu orang) di rekor MURI.
Strategi Diversifikasi
Strategi diversivikasi dilakukan oleh perusahaan induk dengan memasuki bidang industry baru. Strategi
diversifikasi tersiri dari 3 strategi yaitu diversifikasi konsentrik, diversifikasi horizontal, dan diversifikasi
konglomerat. Strategi tersebut dilakukan untuk mengurangi ketergantungan perusahaan terhadap satu
bidang industry. Dalam kaitannya dengan SBU Noodle milik Indofood, pembahasan strategi ini tidak relevan
karena SBU Noodle merupakan suatu unit bisnis yang tidak mempunyai kewenangan untuk melakukan
perluasan bidang industry. Akan relevan jika pembahasan startegi diversifikasi dikaitkan dengan perusahaan
induk yaitu Indofood.
Namun, barangkali menurut pemahaman diversifikasi konsentrik, strategi SBU Noodle untuk meluncurkan
Pop Mie bisa digolongkan kedalam strategi diversifikasi. Dengan konsep pengemasannya yang berbeda,
walaupun merupakan produk mie juga, Pop Mie menjadi produk hasil diversifikasi SBU Noodle. Dari hal
tersebut di atas, dapat dibuat kesimpulan bahwa SBU Noodle telah melakukan strategi diversifikasi
konsentrik dengan menghadirkan Pop Mie ke dalam pasar.
Strategi Defensif
Strategi defensive digolongkan menjadi 3 yaitu strategi retrenchment, strategi divestasi, dan strategi
likuidasi. Strategi retrenchment terjadi ketika suatu perusahaan melakukan turnaround. Penjualan assetaset perusahaan untuk memperbaiki kondisi keuangan perusahaan termasuk ke dalan strategi
retrenchment. Divestasi adalah strategi terkait penjualan divisi perusahaan untuk meningkatkan modal.
Likuidasi adalah strategi yang digunakan dalam kondisi perusahaan yang sudah merugi besar dan kondisi
keuangan yang negative. Likuidasi dilakukan dengan menjual seluruh asset-aset perusahaan.
Berdasarkan pengertian-pegertian di atas, maka strategi tersebut tidak berada pada level SBU melainkan
berada pada level perusahaan induk. Oleh karena itu, maka tidak perlu menjelaskan strategi-strategi
tersebut dalam kaitannya dengan SBU noodle.
Analisis dan pilihan Strategi SBU Noodle
Pada bagian ini, akan difokuskan kepada bagaimana menghasilkan dan mengevaluasi alternative strategi
serta memilih strategi yang akan dilaksanakan. Menganalisis dan memilih strategi dapat berguna untuk
menentukan tindakan yang dapat memungkinkan perusahaan mencapai visi dan misinya dengan cara yang
terbaik. Alternatif straegi diturunkan dari visi, misi, tujuan, audit internal, dan audit eksternal perusahaan.
Teknik perumusan strategi dapat diintegrasikan ke dalam kerangka kerja pembuatan keputusan tiga tahap.
Tahap 1
Tahap 1 terdiri atas Matriks EFE, IFE, dan CPM. Tahap 1 tersebut disebut sebagai tahap input, tahap dimana
informasi dasar yang dibutuhkan untuk merumuskan strategi diringkas.
Tahap 2
Tahap 2 atau tahap pencocokan focus pada menciptakan alternative strategi yang layak dengan
mencocokkan factor internal dan eksternal. Tahap 2 mencakup matriks SWOT, SPACE, BCG, IE, dan grand
strategy matriks. Tim penulis memilih menggunakan Matriks SPACE (strategic position and action
evaluation) untuk dapat mencari alternative-alternatif strategi yang sesuai dengan kondisi SBU Noodle.
Dalam matriks SPACE, kuadran digolongkan menjadi agresif, konservatif, defensive, dan kompetitif. Yang
menentukan posisi perusahaan dalam matriks ini ada 4 faktor, yaitu Financial Strength (FS), competitive
advantage (CA), Environmental Stability (ES), dan Industrial Strength (IS).
Berikut adalah tabel keempat factor tersebut dan nilainya.
Financial Strength
Keuangan perusahaan induk yang kuat
4,75
Competitive Advantage
Pangsa pasar yang besar
-2
-2
Mempunyai akses yang kuat dan bagus dengan pemasok dan distributor
-1
-2
-1,75
Envoronmental Stability
Harga produk pesaing yang berada pada kisaran harga yang sama
-2
-1
-2
-1
-1,5
Industrial Strength
Potensi pertumbuhan yang tinggi, 10% per tahun
5,3
yang berkembang dengan baik. Selain itu, hal yang harus diperhatikan adalah persaingan yang ketat dari
pesaingnya, Wingsfood.
Tahap 3
Pada tahap keputusan ini, melibatkan strategi tunggal yaitu matriks Quantitative Strategic Planning (QSP
matriks). Bedasarkan kondisi-kondisi internal dan eksternal yang ada dan berdasarkan posisi di Matriks
SPACE, strategi alternative strategi yang dapat dilaksanakan oleh Indofood adalah apakah akan focus
dengan pengembangan pasar, atau dengan pengembangan produk.
Berikut adalah tabel QSPM dari SBU Noodle dengan 2 alternatif strategi, pengembangan pasar dan
pengembangan produk.
Alternatif Strategi
Faktor Kunci
Bobot
Pengembangan
Produk
Pengembangan
Pasar
AS
TAS
AS
TAS
Peluang
Pasar yang masih terbuka lebar
0,2
0,6
0,8
0,05
0,1
0,1
Permintaan meningkat
0,1
0,4
0,3
0,15
0,45
0,45
0,05
0,1
0,1
0,1
0,4
0,3
0,2
0,6
0,6
0,05
0,1
0,1
0,05
0,15
0,1
0,05
0,2
0,2
0,2
0,8
0,6
0,15
0,45
0,45
0,2
0,8
0,6
0,1
0,2
0,2
0,2
0,8
0,6
0,05
0,2
0,15
Kandungan MSG
0,1
0,2
0,2
Ancaman
Kekuatan
Kelemahan
6,15
5,85
Berdasarkan tabel QSPM di atas, di dapat bahwa skor untuk strategi pengembangan produk lebih tinggi
daripada skor untuk pengembangan pasar. Oleh karena itu, maka SBU Noodle sebaiknya melakukan strategi
pengembangan produk.
5.Implementasi Strategi
Implementasi Strategi memengaruhi organisasi dari atas ke bawah; ia memengaruhi semua area fungsional
dan divisional dari suatu bisnis. Hal tersebut jauh di luar tujuan dan ruang lingkup dari buku Fred R David
untuk memeriksa semua konsep dan alat administrasi bisnis yang penting dalam implementasi strategi. Bab
ini memfokuskan diri pada isu-isu manajemen yang terutama berpusat pada implementasi strategi pada
tahun 2003, sedangkan Bab 8 memfokuskan diri pada isu-isu pemasaran, keuangan/akuntansi, litbang, dan
system informasi manajemen.
Bahkann rencana strategis yang secara teknis paling sempurna sekalipun hanya akan member sumbangan
yang kecil bagi pencapaian tujuan jika tidak diimplementasikan. Banyak organisasi cenderung menghabiskan
dan menghamburkan waktu, uang, dan usaha untuk mengembangkan rencana strategis,
memperlakukannya seolah-olah ia akan diimplementasikan hanya akan sebagai tambahan belaka.
Perubahan datanga melalui implementasi dan evaluasi, tidak dari perencanaan. Rencana yang secara teknis
kurang sempurna apabila diimplementasikan dengan baik dapat meraih hasil yang lebih baik dibandingkan
rencana yang sempurna namun hanya ada di atas kertas.
Perbedaan Formulasi Strategi dan Implementasi Strategi
Formulasi Strategi dan Implementasi Strategi dapat dibedakan berdasarkan hal-hal berikut:
Implementasi strategi adalah mengelola kekuatan yang mengelola kekuatan yang mengelola semua
hal selama tindakan dijalankan
Oleh karena itu. Sangat esensial untuk melibatkan manajer divisional dan fungsional dalam perumusanstrategi.
Isu-isu manajemen seputar implementasi strategi meliputi menyusun tujuan tahunan, membuat kebijakan,
mengalokasikan sumber daya sumber daya, mengubah struktur organisasi yang ada, restrukturisasi dan
desain ulang, merevisi rencana intensif dan pemberian imbalan kepada karyawan, meminimalkan resistensi
terhadap perubahan, menyelarasakan manajer dengan strategi, mengembangkan budaya yang mendukung
strategi, mengadaptasikan proses produksi/operasi, mengembangkan fungsi sumber daya manusia yang
efektif dan jika perlu, melakukan penyusutan ukuran perusahaan.
Manajer dan karyawan dalam organisasi harus berpartisipasi segera dan langsung dalam keputusan
implementasi strategi. Perang mereka dalam implementasi strategi harus dibangun dengan keterlibatan
penyusun
strategi
terhadap
Perusahaan perlu mengembangkan strategi yang focus pada semua tingkat hierarki dengan mengumpulkan
dan menyebarkan intelijen persaingan; setiap karyawan harus bias melakukan benchmark atas kinerjanya
terhadap karyawan pesaing terbaik sehingga persaingan menjadi bersifat personal.
Tujuan Tahunan
Membuat tujuan tahunan adalah aktivitas yang terdesentralisasi yang melibatkan seluruh manajer yang ada
di organisasi secara langsung.
Tujuan tahunan (annual objectives) sangat esessial bagi implementasi strategi karena mereka:
1.
2.
3.
Merupakan instrument utama untuk memonitor kemajuan dalam tujuan jangka panjang
4.
Konsistensi horizontal dari tujuan adalah sama pentingnya dengan konsistensi vertical dari tujuan. Tujuan
tahunan bias diukur, konsisten, beralasan, menantang, jelas, dikomunikasikan ke seluruh organisasi,
memiliki karakter yang disesuaikan dengan dimensi waktu, dan dilengkapi dengan bentuk penghargaan dan
sanksi.
Alokasi Sumber Daya
Alokasi Sumber Daya(resource allocation) adalah aktivitas sentral dalam manajemen yang memungkinkan
eksekusi dalam strategi.
Mengelola Konflik
Ketergantungan antara tujuan dan persaingan atas sumber daya yang terbatas terkadang mengarahkan
kepada konflik. Konflik dapat didefinisikan sebagai suatu ketidaksepakatan antara dua pihak atau lebih
dalam suatu isu atas beberapa isu.
Struktur Fungsional
Struktur Fungsional mengelompokkan tugas dan aktivitas berdasarkan fungsi bisnis, seperti produksi
operasi, pemasaran, keuangan/akuntansi, litbang, dan system informasi manajemen.
Struktur Divisional
Struktur Divisional / struktur desentralisasi tipe kedua yang banyak digunakan di dunia bisnis AS.
Adalah memberikan perintah dan mendorong perintah tersebut agar dilaksanakan; strategi ini memiliki
kelebihan berupa kecepatan, namun menimbulkan rendahnya komitmen dan penolakan yang kuat
Memberikan informasi untuk meyakinkan orang tentang pentingnya perubahan; kekurangan dari strategi
edukasi ini adalah implementasinya yang lambat dan sulit. Namun strategi ini bias mendorong komitmen
yang lebih tinggi dan penolakan yang lebih lemah daripada strategi pemaksaan.
Strategi untuk meyakinkan individu bahwa perubahan memberikan keuntungan personal bagi mereka.
SEGMENTASI PASAR
Segmentasi pasar secara luas digunakan untuk menerapkan strategi khususnya perusahaan kecil dan
spesialis. Segmentasi pasar dapat diartikan sebagai pembagian pasar ke dalam kelompok konsumen
tergantung dari kebutuhan dan kebiasaan membelinya.
Pengaruh Internet yaitu mempermudah.
POSITIONING PRODUK
Langkh-langkah berikut ini dibutuhkan dalam positioning produk:
1.
Pilih criteria kunci yang secara efektif membedakan produk atau jasa dalam industry.
2.
Gambarkan diagram peta positioning-produk dua-dimensi dengan criteria yang spesifik di setiap
sumbunya.
3.
Tetapkan produk dan jasa pesaing sebagai resultan matriks empat kuadran.
4.
Identifikasi area-area dalam peta positioning di mana produk dan jasa perusahaan harus paling
kompetitif di pasar yang ada. Lihatlah area yang belum terisi (relung pasar atau niche).
5.
Kembangkan rencana pemasaran untuk menentukan posisi produk atau jasa perusahaan secara
tepat.
2.
3.
Richard Rumelt menemukan empat criteria yang bisa dipakai untuk mengevaluasi sebuah strategi yaitu :
1.
Konsistensi
2.
Konsonan
3.
Kelayakan
4.
Keunggulan
Pada tahun 2004 Indomie melakukan kesalahan terhadap strategi untuk meng-counter Mie Sedap
yaitu terjabak permainan competitor dengan membuat merk following yaitu Supermi Sedaaap dan
Mie Sayap. Sayang, strategi Indomie tidak dapat membendung Mie Sedap. Mengetahui hal ini,
Indomie memperbaiki strateginya dengan tidak melakukan serangan terhadap merek lawan namun
dengan memperkuat mereknya sendiri, misalnya dengan melakukan inovasi, meningkatkan
kesetiaan retailer, dan memberikan bonus pembelian.
2.
Pada tahun 2007, mengetahui bahwa biaya produksinya yang besar disebabkan factor eksternal
yaitu meningkatnya harga gandum, biaya transportasi dan biaya listrik, sehingga menurunkan profit
marginnya, maka indomie melakukan penghematan dengan memakai bahan bakar berbiaya rendah
dan menggunakan mesin yang efisien.
3.
Evaluasi dan koreksi yang dilakukan Indomie berdasarkan pada pencapaian tujuan strategisnya
(kesetiaan, kualitas produk, dan inovasi) dan tujuan keuangnnya (Pangsa pasar dan profit margin).
TIPE-TIPE STRATEGI
January 12, 2009 by mustamu
pelanggan
yang
termasuk
dalam
kategori
perilaku low-
investasi
dalam
teknologi
yang
dan
akses yang baik terhadap bahan baku atau saluran distribusi. Pada
prinsipnya, alasan utama pelaksanaan strategi integrasi ke hulu (backward
integration),
ke
hilir
(forward
integration),
maupun
ke
samping
modal,
trampil
pada
rekayasa
proses
(process
engineering),
kemampuan
mengendalikan
biaya
dengan
ketat,
informasi
dari
produk
tersebut.
Berbagai
kemudahan
konsumen
atau
jika
kompetitor/pesaing
dapat
melakukan
peniruan dengan cepat. Contoh penggunaan strategi ini secara tepat adalah
pada produk barang yang bersifat tahan lama (durable) dan sulit ditiru oleh
pesaing.
Resiko lainnya dari strategi ini adalah jika perbedaan atau keunikan
yang ditawarkan produk tersebut ternyata tidak dihargai (dianggap biasa)
oleh konsumen. Jika hal ini terjadi, maka pesaing yang menawarkan produk
standar dengan strategi biaya rendah akan sangat mudah merebut pasar.
Oleh karenanya, dalam strategi jenis ini, kekuatan departemen Penelitian
dan Pengembangan sangatlah berperan.
Pada
umumnya
strategi
diterapkan perusahaan
biaya
dalam rangka
rendah
dan
mencapai
pembedaan
produk
keunggulan bersaing
produk
(product
distribusi,
dan
engineering),
ketrampilan
riset
kerja.
pasar,
reputasi
Sedangkan
dari
dan besar , strategi fokus diintegrasikan dengan salah satu dari dua strategi
generik lainnya: strategi biaya rendah atau strategi pembedaan karakteristik
produk. Strategi ini biasa digunakan oleh pemasok niche market (segmen
khusus/khas dalam suatu pasar tertentu; disebut pula sebagai ceruk pasar)
untuk memenuhi kebutuhan suatu produk barang dan jasa khusus.
Syarat bagi penerapan strategi ini adalah adanya besaran pasar yang
cukup (market size), terdapat potensi pertumbuhan yang baik, dan tidak
terlalu diperhatikan oleh pesaing dalam rangka mencapai keberhasilannya
(pesaing tidak tertarik untuk bergerak pada ceruk tersebut). Strategi ini akan
menjadi lebih efektif jika konsumen membutuhkan suatu kekhasan tertentu
yang tidak diminati oleh perusahaan pesaing. Biasanya perusahaan yang
bergerak dengan strategi ini lebih berkonsentrasi pada suatu kelompok pasar
tertentu (niche market), wilayah geografis tertentu, atau produk barang
atau jasa tertentu dengan kemampuan memenuhi kebutuhan konsumen
secara baik, excellent delivery. (Lihat David, 1998; Fournier dan Deighton,
1997; Pass dan Lowes, 1997; Porter, 1980 dan 1985).
STRATEGI GENERIK GLUECK
pasar
dan
fungsi-fungsi
perusahaan
karena
berusaha
untuk
dan
fungsi
dalam
perusahaan
sehingga
aktivitas
perusahaan
meningkat. Tetapi selain keuntungan yang ingin diraih lebih besar, strategi
ini juga mengandung resiko kegagalan yang tidak kecil.
(cash-flow)
negatif.
strategi
ini
diterapkan
aliran
pada
a. Forward Integration
Integrasi ke hilir melibatkan upaya untuk memperoleh kepemilikan
(saham perusahaan) lebih besar atau meningkatkan kontrol terhadap para
distributor dan peritel. Salah satu bentuk/cara efektif untuk melakukan
strategi ini adalah waralaba (franchising). Begitu banyak perusahaan
berminat di bidang ini sebagai upaya untuk mendistribusikan produknya
(barang maupun jasa). Salah satu alasan terbesar hadirnya bentuk
waralaba ini adalah realita bahwa model ini sebetulnya merupakan upaya
untuk membagi biaya dan peluang kepada banyak pihak. Perhatikan gejala
bermunculannya factory outlet yang merupakan salah satu bentuk strategi
ini. Contoh lain adalah perusahaan farmasi Kimia Farma dengan Apotik
Kimia Farma-nya dan perusahaan sepatu BATA dengan toko BATA-nya.
Perhatikan pula Coca Cola dengan perusahaan pembotolan di berbagai
negara serta keputusan untuk membeli perusahaan fastfood.
b. Backward Integration
Integrasi ke hulu merupakan suatu strategi yang mengupayakan
kepemilikan atau meningkatkan kontrol terhadap perusahaan pemasok.
Hal ini dibutuhkan karena baik produsen maupun peritel selalu membeli
bahan baku dari perusahaan pemasok. Strategi ini menjadi menarik
terutama ketika perusahaan pemasok yang saat ini ada ternyata tidak
dapat diandalkan (unreliable), terlalu mahal, atau tidak dapat memenuhi
kebutuhan
perusahaan.
Langkah
ini
dapat
disebut
sebagai
upaya
sampai
pada
level
tertentu,
ternyata
perusahaan
menemukan bahwa integrasi ke hulu bukan lagi solusi tepat untuk unggul
dalam
persaingan,
perusahaan.
Oleh
karena
menjadi
karenanya,
semakin
membebani
kecenderungan
keuangan
perusahaan
untuk
strategi
ini
disebut
sebagai
intensive
strategies,
karena
pemain
baru
yang
besar
akan
menimbulkan
aktivitas
menghasilkan
suatu
R&D
menjadi
perbaikan
tidak
yang
pernah
berhenti
terus-menerus
untuk
(continuous
features
baru
pada
produk
Handphone,
komputer,
dan
waktu
ke
waktu
semakin
sedikit
perusahaan
yang
melakukan
semaksimal mungkin agar tidak tergantung hanya pada satu jenis usaha
saja. Tetapi konsep pemikiran tersebut mulai surut sejak dekade 1980-an.
Pada prinsipnya kecenderungan baru tersebut dimotori oleh keinginan untuk
menjadi lebih baik dan tidak bergerak terlalu jauh dari basis kompetensi
utama (core competence) setiap perusahaan.
Namun demikian, hal tersebut bukan berarti strategi diversifikasi sudah
benar-benar hilang. Masih cukup banyak pula perusahaan yang berhasil
dengan strategi ini, terutama bagi perusahaan yang bergerak di wilayah
bisnis yang mengalami kecenderungan menurun (decline), seperti ketika
Philip Morris, sebuah produsen rokok membeli Kraft General Food, sebuah
perusahaan makanan dalam kelompok Nestle. Hal ini dilakukan karena
konsumsi rokok semakin menurun akibat peningkatan kesadaaran konsumen
atas kesehatan dan bahaya rokok.
a. Concentric Diversification
Diversifikasi terkonsentrasi merupakan suatu strategi yang menghasilkan
produk atau layanan baru tetapi berhubungan/terkait dengan yang telah
ada. Contoh dari strategi ini adalah Harian Kompas yang memunculkan
berbagai suratkabar, tabloid, dan majalah baru.
b. Horizontal Diversification
Jika suatu perusahaan menerapkan strategi yang menambah produk atau
layanan baru yang tidak berhubungan/terkait dengan yang telah ada,
tetapi ditujukan kepada pasar/ konsumen yang telah ada disebut sebagai
diversifikasi
horizontal.
Perhatikan
Garuda
Indonesia
Airways
yang
prinsipnya,
strategi
defensif
ditujukan
untuk
mempertahankan
mengambil
resiko
sendiri.
Tidak
jarang,
pihak-pihak
yang
linsensi,
kesepakatan
produksi,
juga
upaya
untuk
b. Retrenchment
Strategi penciutan dilakukan ketika organisasi mengelompok kembali
melalui reduksi biaya dan aset dalam upaya membalikkan proses
penurunan penjualan dan laba perusahaan. Strategi ini terkadang dikenal
sebagai strategi turnaround atau reorganizational. Tujuan dari strategi
ini adalah untuk memperkokoh keunggulan yang membedakan (distinctive
competences) yang dimiliki perusahaan. Pada masa strategi ini dijalankan,
operasi perusahaan berjalan dengan sumber daya (terutama dana) yang
terbatas dan akan berada pada kondisi penuh tekanan dari berbagai pihak
seperti pemilik saham, pegawai, dan media.
Strategi penciutan dapat berbentuk penjualan aset untuk memperoleh
dana tunai, pemangkasan lini produk (product line), menutup bisnis yang
kurang
menguntungkan
atau
yang
tidak
termasuk core
dalam core
competence-nya
serta
mengurangi
komleksitas
likuidasi
dapat
diidentifikasi
ketika
perusahaan
melakukan
tunai.
Likuidasi
biasanya
dipahami
sebagai
pengakuan
atas
adalah tindakan ketika dua buah atau lebih perusahaan yang relatif
berukuran sama menyatukan diri dan membentuk perusahaan baru. Ketika
akuisisi atau merjer tidak diharapkan kedua belah pihak, maka tindakan
tersebut disebut sebagai pengambilalihan (takeover) atau pengambilalihan
paksa (hostile takeover).
Berbagai tindakan merjer, akuisisi, dan pengambilalihan sering pula
dijalankan sebagai strategi untuk menjadi yang paling besar dan tangguh.
Langkah ini banyak dilakukan di berbagai industri seperti perbankan,
asuransi,
pertahanan,
penerbitan,
komputer,
kesehatan,
ritel,
farmasi,
keuangan,
makanan,
bioteknologi,
dan
penerbangan,
sebagainya.
memanfaatkan
dana
pinjaman.
Selain
untuk
menghindari
membutuhkan
panduan
tentang
bagaimana
memperdalam
sambil
Tentang
memperkuat
bagaimana
kesesuaian
memperluas
(fit)
di
tengah
keunikan
berbagai
terbuka/transparan.
(stewardship)
Manajemen
fungsi-fungsi
Umum
individual;
lebih
dari
sekadar
pelayanan
dan
inti
sebenarnya
adalah
suatu
rangkaian
DAFTAR PUSTAKA
David, Fred R. Strategic Management, Philippines: Prentice Hall, 1998.
Davidson, Kenneth. Do megamergers make sense?, Journal of Business
Strategy, 7, no. 3, Winter 1987, p. 45.
Fournier, Susan dan John Deighton. Consumer Behavior Exercise A F, Harvard Business School, 8
May 1997.
Pass, Christopher dan Bryan Lowes. Kamus Lengkap Bisnis, Jakarta: Penerbit
Erlangga, 1997.
Porter, Michael A. What is strategy?, Harvard Business Review, NovemberDecember 1996, pp. 61-78.
Porter, Michael A. Competitive Advantage: Creating and sustaining superior
performance, New York: The Free Press, 1985.
Porter, Michael A. Competitive Strategy: Techniques for analyzing industries
and competitors, New York: The Free Press, 1980.
Umar, Husein. Riset Strategi Perusahaan, Jakarta: Gramedia, 1999.
divisi logistik,maka dalam organisasi bisnis dikenal adanya departemen, bagian atau divisi
SDM,R&D, produksi, keuangan, logistik dan lain-lain.
Dalam kemiliteran, prosedur operasi pada umumnya telah dibakukan (standardisasi).
Dalam bisnis kita mengenal SOP (Standard Operating Procedures). Di dalam sebuah
transformasi terdapat beberapa aspek utama yang tidak hilang, namun hanya berubah secara
epistemologi saja. Aspek utama itulah yang menjadi indikator dan bukti bahwa strategi bisnis
merupakan hasil transformasi dari strategi militer. Indikator tersebut menurut penulis antara
lain : arena, pola persaingan, instrumen, aktor, dan tujuan. Berikut tabelnya :
Indikator
Strategi Militer
Strategi Bisnis
Arena
Medan Pertempuran
Pasar
Pola Persaingan
Instrumen
Prajurit, senjata,
daya alam.
Aktor
Jenderal, aristocrat.
Tujuan
Victory,
enemy
subduing
the Unggul
dalam
persaingan,
memperluas pangsa pasar.
strategi bertahan
strategi ini merupakan strategi yang digunakan oleh perusahaan yang sudah menjadi pemimpin
atau leader pasar.
ada 6 strategi bertahan menurut Kotler, yaitu :
1) pertahanan posisi
2) pertahanan sisi/menyamping
3) pertahanan aktif mendahului
4) pertahanan serangan balik
5) pertahanan bergerak
6) pertahanan melalui penciutan
strategi menyerang
srtategi ini adalah strategi yang digunakan oleh penantang pasar yang merupakan urutan kedua
atau selanjutnya.strategi tersebut yaitu :
1. Serangan Frontal
2. Serangan Sisi/Melambung
3. Serangan Mengepung
4. Serangan Lintas
5. Serangan Gerilya
3. Korporasi + Bisnis
Strategi korporasi dirumuskan oleh manajemen puncak guna mencapai tujuan
organisasi. Memformulasikan strategi korporasi akan sangat sulit sebab banyak strategi tingkat
bisnis yang berbeda dan memerlukan koordinasi guna mencapai tujuan organisasi secara
keseluruhan. model strategi yang dipakai adalah portofolio bisnis.
Ada empat komponen tebentuknya struktur korporasi, yaitu
tujuan yang akan dicapai,
strategi yang akan dilakukan untuk mencapainya,
taktik atau cara dimana sumber daya akan digunakan,
sumber daya yang dimiliki.
strategi merupakan salah satu komponen penting struktur organisasi. Strategi akan
menghubungkan antara means dan ends.
Korporasi adalah salah satu bentuk organisasi bisnis, sebagai aktivitas komersial untuk
memperoleh profit dengan menjalankan suatu aktivitas yang menghasilkan barang atau jasa.
Salah satu ciri umum korporasi adalah adanya pemisahan kemepilikan organisasi yang
menyebabkan keterbatasan tanggung jawab dari pemilik. Hal ini juga dikarenakan dalam
korporasi terjadi penerbitan saham yang mudah dipindahtangankan. Korporasi dapat
menjalankan bisnisnya dengan produk tunggal maupun produk yang bermacam-macam, selain
juga memungkinkan tempat beroperasi dan menjalankan layanan produksi yang luas di
berbagai tempat.
Dalam persaingan antar korporasi, strategi yang berbeda harus mampu untuk
menciptakan serangkaian aktivitas untuk dapat memberikan nilai yang unik bagi pengguna.
Strategi merupakan perebutan posisi di mata pengguna melalui pemberian nilai yang berbeda
dengan pesaing. strategi korporasi dapat diartikan sebagai pendekatan yang dilakukan oleh
organisasi bisnis untuk dapat merealisasikan visinya sehingga mampu memberikan nilai kepada
penggunanya secara berbeda dibanding pesaingnya. beberapa implikasi dari definisi ini, yaitu
bahwa strategi korporasi harus dapat menjawab:
Apa yang top management lakukan yang sangat penting bagi organisasi
Rujukan dasar apakah yang digunakan sebagai arahan pengambilan keputusan yang
sesuai dengan kegunaan dan misi organisasi
Aksi-aksi apakah yang pelu direaliasikan yang sesuai dengan arah organisasi.
terkait dengan bisnis yang akan dijalankan, pasar yang akan dilayani, dan produk atau jasa
yang akan diberikan. Sedangkan strategi bersaing akan terkait dengan bagaimana dapat
mengungguli kompetitor atau pesaing dengan kompetensi yang dimiliki perusahaan.
Strategi korporasi menggambarkan arah perusahaan secara keseluruhan mengenai
sikap perusahaan secara umum terhadap pertumbuhan dan manajemen berbagai bisnis dan lini
produk untuk mencapai keseimbangan portofolio produk dan jasa. Strategi korporasi terdiri
dari
strategi korporasi bisnis tunggal
strategi korporasi multibisnis.
Strategi korporasi bisnis tunggal adalah strategi korporasi yang berorientasi pada
pertumbuhan dan industri yang akan menjadi tempat bersaing.
Strategi korporasi bisnis tunggal terdiri dari
o strategi pertumbuhan,
o strategi stabilitas
o strategi pengurangan.
Strategi pertumbuhan meliputi strategi pertumbuhan terkonsentrasi dan strategi pertumbuhan
terdiversifikasi.
Strategi pertumbuhan yang terkonsentrasi ada, integrasi vertikal, integrasi horisontal, merger
dan akuisisi.
Strategi pertumbuhan terkonsentrasi melalui integrasi vertikal adalah mengambil alih fungsi yang
semula dilakukan pemasok (integrasi ke belakang) atau distributor (integrasi ke depan). Untuk
meningkatkan posisi bersaing, jika perusahaan melakukan integrasi ke belakang, maka yang harus
dilakukan adalah minimisasi biaya akuisisi sumberdaya dan operasi yang tidak efisien. Sedangkan, jika
melakukan integrasi ke depan, maka yang harus dilakukan adalah menjaga kualitas dan distribusi produk
yang dampaknya menambah kompetensinya untuk memperoleh keunggulan kompetitif yang lebih besar.
Strategi pertumbuhan terkonsentrasi melalui integrasi horisontal adalah strategi pertumbuhan
melalui akuisisi satu atau beberapa korporasi sejenis yang beroperasi pada tingkat rangkaian produksipemasaran yang sama.
Merger adalah penggabungan dua perusahaan yang melebur menjadi satu dimana ada
satu perusahaan yang memimpin dengan mengambilalih dengan memiliki saham terbanyak.
Akuisisi adalah pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau kelompok
investor dimana akuisisi ini sering digunakana untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan
baku atau jaminan produk yang akan diserap oleh pasar. contoh : aqua oleh danone dan cocacola oleh pizza hut.
HP adalah perusahaan penyedia produk, teknologi, solusi dan layanan global bagi
konsumen dan bisnis. Rentang penawaran produk dan layanan perusahaan ini mencakup
infrastruktur TI, komputer pribadi dan perangkat akses, layanan global serta pencitraan
(imaging) dan pencetakan. HP telah menyelesaikan program akuisisi terhadap Compaq
Computer Corporation pada tanggal 3 Mei 2002.
Banyak cara yang dapat dipergunakan perusahaan untuk bisa bertahan dalam kondisi
persaingan. Seperti yang dilakukan oleh COMPAQ , untuk mempertahankan segmen
pasar mie instan yang telah dikuasainya dengan beberapa cara antara lain :
Diversifikasi produk. Karena dengan cara ini akan dapat menciptakan kesan bahwa
segmen pasar yang tersedia telah sempit yang menyebabkan produsen lain enggan untuk ikut
masuk ke segmen pasar yang dimilikinya.
1.
Meng-akuisisi produk saingan. Cara ini dapat dilakukan untuk mengurangi peluang
persaingan, semakin banyak pasaing yang dapat kita akuisisi berarti semakin memperluas
peluang pasar yang kita miliki.
2.
dengan perusahaan yang berkonsentrasi pada pangsa pasar tertentu untuk menghindari jumlah
pesaing.
Untuk menjalankan salah satu strategi generik tersebut, ada lima pesaing yang akan
dihadapi oleh perusahaan, yaitu (1) ancaman pendatang baru, (2)ancaman pesaing sejenis, (3)
ancaman produk subsitutsi, (4) ancaman dari pemasok, dan (5) ancaman dari pembeli.
Menurut Michael R Porter, jika perusahaan ingin meningkakan usaha dalam persaingan
yang semakin ketat, perusahaan harus memlih prinsip berbisnis, yaitu produk dengan harga
tinggi, atau produk dengan biaya rendah atau bukan keduanya.
Menurut Porter strategi perusahaan unutk bersaing dalam suatu industri dapat berbeda
beda dan dalam berbagai dimensi, Porter mengemukakan tiga belas dimensi yang biasanya
digunakan oleh perusahaan dalam bersaing, yaitu : Sepesialisasi, Identifikasi Merk,Dorongan
Versus Tarikan, Seleksi Saluran, Mutu Produk, Kepeloporan Teknologis, Integrasi Vertikal,
Posisi Biaya, Layanan,Kebijakan Harga, Leverage, Hubungan dengan Perusahaan Induk,
Hubungan dengan Pemerintah.
CONTOH :
Seperti yang kita ketahui, PT. Indofood terutama produk mie instannya memiliki keunikan rasa
dan promosi iklan yang mengusung tema nusantara. Hal ini yang mendasari kami bahwa PT.
Indofood menggunakan strategi diferensiasi karena keunikan dan cakupan pasar yang luas
terhadap produk mie instannya.
a. Strategi yang digunakan PT. Indofood untuk mengakuisisi PT. Londsum adalah Strategi
Integrasi Vertikal (Vertical Integration Strategy) dari Fred R. David. Strategi ini menghendaki
perusahaan melakukan pengawasan lebih terhadap distributor (Forward Integration Strategy),
pemasok (Backward Integration Strategy), dan/atau para pesaingnya (Horizontal Integration
Strategy).
b. Akuisisi oleh PT. Indofood menurut kami, adalah pengambilalihan kepemilikan mayoritas
saham perusahaan (PT. Londsum). Dengan tujuan mendapatkan kepemilikan atau
meningkatkan pengendalian bagi pemasok. Diketahui bahwa PT. Londsum memiliki perkebunan
kelapa sawit yang dapat digunakan PT. Indofood sebagai sumber bahan baku pembuatan
produknya.
c. Dari sudut pandang PT. Indofood adalah tepat dengan mengakuisisi PT. Londsum.
Dimaksudkan dengan adanya kepemilikan saham mayoritas maka pengendalian dan
pengawasan pasokan bahan baku sepenuhnya berada pada PT. Indofood. Jika PT. Indofood
hanya merger dengan PT. Londsum, kemungkinan terciptanya resiko atau konflik di antara
kedua perusahaan semakin besar.
KESIMPULAN :
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, tidak hanya untuk Mie instan diatas, kami simpulkan bahwa
suatu unit bisnis/perusahaan dapat mElakukan penerapan strategi generik dengan
memperhatikan beberapa strategi di dalamnya. PT Indofood Tbk, banyak melakukan
diferensiasi produk untuk memenangkan persaingan hingga menguasai pangsa pasar saat ini.
Dengan demikian, didapatkan bahwa strategi generik yang diterapkan oleh Indofood adalah
diferensiasi produk unggulan serta mengakuisisi PT Lonsum untuk memperluas lahan
perkebunan.