Anda di halaman 1dari 5

SOAL PPh Orang Pribadi A

1. Tuan Budiman adalah seorang pengusaha yang sangat sukses. Dia memiliki
seorang istri, ibu kandung yang tidak bekerja, ayah kandung seorang pegawai swasta,
serta adik kandung yang masih duduk dibangku SMU kelas 3. Pada tahun 2007 Tuan
Budiman memperoleh penghasilan bruto sebesar Rp 650.000.000,00 disertai dengan
biaya usaha sebesar Rp 120.000.000,00. Sebagai tambahan informasi bahwa Tuan
Budiman menyelenggarakan pembukuan dan merupakan wajib pajak yang sangat taat
membayar pajak. Tuan Budiman juga seorang Pengusaha yang suka memberikan
kontribusi berupa zakat kepada BAZIZ yang telah mendapatkan pengesahaan dari
Pemerintah. Pada tahun 2007 Tuan Budiman memberikan kontribusi sebesar 2,5% dari
Penghasilan Netto kepada BAZIZ. Sejak Tahun 2007 Tuan Budiman ingin memggunakan
Jasa Konsultan Pajak Cahyadi, S.E., Ak., BAP untuk menghitung jumlah pajak yang
terhutang ditahun 2007. Berapakah jumlah pajak yang terhutang di tahun 2007
menurut perhitungan Cahyadi, S.E., Ak., BAP?
2. Tuan David seorang pengusaha yang baru menjalankan bisnisnya di awal tahun
2006. Tuan David sudah memiliki NPWP. Tuan David memiliki seorang istri yang tidak
bekerja dan 2 orang anak yang masing-masing berumur 7 tahun dan 5 tahun. Tuan
David juga menanggung Ibunya yang sudah janda dan tidak memiliki penghasilan.
Selama Tahun 2007 Tuan David memperoleh penghasilan netto dari usaha sebesar Rp
400.000.000,00 setelah dikurangkan biaya usaha sebesar Rp100.000.000,00. Tuan
David masih memiliki sisa kerugian fiskal dari tahun 2006 yang belum dikompensasikan
sebesar Rp 20.000.000,00. Selain itu Tuan David memberikan kontribusi berupa Zakat
sebesar 2,5% dari penghasilan netto usah kepada Badan Zakat yang pendiriannya tidak
disahkan oleh Pemerintah. Tuan David menjalankan bisnisnya dengan menggunakan
pembukuan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Berapakah Pajak yang terhutang
Tuan David Pada Akhir Tahun 2007?
3. Tuan Didi seseorang yang tidak bekerja tetapi memperoleh penghasilan dari
berdagang. Tuan Didi memiliki NPWP dan terdaftar di kantor pelayanan pajak tempat
tuan Didi berdomisili. Selama Tahun 2007 tuan Didi memperoleh penghasilan dari
usaha sebesar Rp 300.000.000,00 dengan biaya usaha sebesar Rp 120.000.000,00.
Tuan Didi selalu memberikan kontribusi zakat sebesar 2,5% dari penghasilan nettonya
setiap tahun kepada BAZIZ dengan pengesahan Pemerintah. Tuan Didi berstatus
menikah dengan dua orang anak kandung, yang masing-masing berumur 22 tahun dan

21 tahun. Tuan Didi juga memiliki anak asuh dengan seluruh biaya hidup ditanggung
sepenuhnya oleh Tuan Didi. Selain itu Tuan Didi juga menanggung biaya hidup bapak
dan ibunya dimana bapaknya adalah pensiunan PNS. Tuan Didi masih memiliki sisa
kerugian fiskal yang belum dikompensasikan yang berasal dari kerugian tahun lalu
sebesar Rp 10.000.000,00. Tuan Didi menyelenggarakan pembukuan dengan baik
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Berapakah Pajak yang terhutang pada akhir
tahun 2007?
4. Berapakah besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak dengan Status (K/3) untuk
tahun 2008?
5. Tuan Gunawan seorang pengusaha dan memiliki Istri yang bekerja di suatu
perusahaan asing di daerah Jakarta Barat. Istri tuan Gunawan bekerja dengan
penghasilan sebulan sebesar Rp 5.000.000,00 dan telah dipotong pajak oleh pemberi
kerja sesuai dengan peraturan pajak yang berlaku. Bagaimana perlakuan Penghasilan
Istri Tuan Gunawan di akhir tahun 2007?
6. Siapakah bagian dari anggota keluarga yang boleh menjadi tanggungan dalam
penghitungan PTKP?
7. Berapakah besarnya Zakat yang diperbolehkan dikurangkan dari penghasilan kena
pajak?
8. Apakah yang dimaksud dengan penghasilan teratur menurut peraturan perpajakan?
9. Apakah yang dimaksud dengan Penghasilan tidak teratur menurut peraturan
perpajakan?
10. Kapan saat untuk menentukan keadaan PTKP?
JAWAB:

1.

2.

3.
4. Untuk Wajib Pajak = Rp 13.200.000,00
Untuk Istri = Rp 1.200.000,00
Tanggungan Maksimal 3 Orang = Rp 3.600.000,00
Sehingga total PTKP untuk Status K/3 adalah Rp 18.000.000,00
5. Sesuai dengan Pasal 8 ayat 4 UU PPh mengatur bahwa:

Seluruh penghasilan istri atau kerugian bagi wanita yang telah kawin pada awal tahun
pajak atau awal bagian tahun pajak, begitu pula kerugiannya yang berasal dari tahuntahun sebelumnya yang belum dikompensasikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
ayat (2) dianggap sebagai penghasilan atau kerugian suaminya, kecuali penghasilan
tersebut semata-mata diterima atau diperoleh dari 1 (satu) pemberi kerja yang telah
dipotong pajak berdasarkan ketentuan Pasal 21 dan pekerja tersebut tidak ada
hubungannya dengan usaha atau pekerjaan bebas suami atau anggota keluarga
lainnya. Jadi sesuai dengan Pasal tersebut di atas maka dapat kita simpulkan bahwa
penghasilan dari sang isteri tidak digabung dengan penghasilan suami karena
penghasilan istri yang berasal dari satu pemberi kerja.
6. Pasal 7 UU PPh mengatur bahwa:
Anggota Keluarga yang boleh menjadi tanggungan PTKP adalah anggota Keluarga
sedarah dan atau semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat yang
menjadi tanggungan sepenuhnya. Dalam hal ini berarti:
- anggota keluarga dari keturunan sedarah: anak kandung, orang tua kandung
- anggota keluarga dari keturunan semenda: anak tiri, mertua (orang tua kandung
isteri/suami)
- anak angkat
7. Berdasarkan Pasal 1 ayat (3) KEP-163/PJ./2003 yang mengatur bahwa besarnya
zakat yang dapat dikurangkan dari penghasian kena pajak adalah sebesar 2,5% dari
jumlah penghasilan yang merupakan objek pajak yang dikenakan pajak penghasilan
yang tidak bersifat final berdasarkan ketentuan pasal 16 ayat (1) atau ayat (2) UU
Pajak penghasilan. Sedangkan yang dimaksud dengan penghasilan dalam pasal 16 ayat
1 UU PPh adalah Penghasilan Netto.
8. Adalah Penghasilan yang lazimnya diterima atau diperoleh secara berkala sekurangkurangnya sekali dalam setiap tahun pajak, yang bersumber dari kegiatan usaha,
pekerjaan bebas, pekerjaan, harta dan atau modal, kecuali penghasilan yang telah
dikenakan pajak penghasilan yang bersifat final.
9. Adalah penghasilan yang lazimnya diterima atau diperoleh secara tidak berkala dan
seperti keuntungan selisih kurs dari hutang/ piutang dalam mata uang asing,
keuntungan dari pengalihan harta (Capital Gain) sepanjang bukan merupakan
penghasilan dari kegiatan usaha pokok serta penghasilan lainnya yang bersifat

insidential.
10. PTKP ditentukan pada saat keadaan di awal tahun.

Anda mungkin juga menyukai