Uang adalah segala sesuatu yang dapat dipakai dan diterima umum untuk
melakukanberbagai macam transaksi ekonomi/pembayaran seperti pembelian barang
dan jasa, pelunasan hutang, investasi dan sebagainya. Penawaran uang merupakan
jumlah uang yang tersedia dalam suatu perekonomian atau jumlah uang yang beredar
di masyarakat. Bank Indonesia mendefinisikan uang beredar dalam dua bentuk, yaitu
dengan arti sempit dan dalam arti luas.
1. Dalam arti sempit (Narrow Money) atau yang biasa dilambangkan dengan M1
Uang beredar adalah bentuk dari asset yang paling likuid. Adapun pengertian paling
sempit atau yang dikenal dengan narrow money merupakan daya beli yang dapat
langsung digunakan sebagai pembayaran atau dapat diperluas lagi termasuk
didalamnya alat-alat pembayaran yang mendekati uang meliputi deposito berjangka
(time depositsi) dan simpanan tabungan (saving deposits).
M1 = C + DD
Sesuai dengan konsep sistem moneter Indonesia, uang beredar juga disebut sebagai
likuiditas perekonomian. Suatu asset dikatakan liquid jika asset tersebut dengan mudah
diuangkan tanpa kehilangan risiko rugi.
Dalam perjalanannya, pengertian uang beredar pun turut berkembang sejalan dengan
perkembangan ekonomi dan perkembangan di sektor keuangan dan perbankan. Sektor
keuangan dan perbankan berkembang pesat, keadaan ini ditunjang oleh berkembang
pesatnya teknologi informasi dan komunikasi. Dengan adanya perkembangan tersebut,
berkembang pula produk-produk baru di bidang keuangan dan perbankan, diantaranya
credit cards, debit cards dan internet banking. Dengan adanya berbagai hal tersebut,
pengertian uang beredar pun juga mengalami perubahan. Hal ini dimaksudkan untuk
menampung beraneka ragamnya transaksi keuangan dalam masyarakat.
Berdasarkan pengelompokan perannya, secara umum terdapat tiga pelaku utama dalam
proses penciptaan uang beredar, antara lain : otoritas moneter, bank umum serta
masyarakat atau sektor swasta domestic (Solikin & Suseno, 2002).
Sebagai pelaksana fungsi otoritas moneter bank sentral memiliki kewenangan dalam
menciptakan dan mengedarkan uang kartal yang terdiri atas uang kertas dan uang
logam. Akan tetapi dalam prakteknya bank sentral juga menerima simpanan giro yang
berasal bank umum. Uang kartal dan simpanan giro di bank sentral disebut sebagai
uang primer atau uang inti, karena uang ini adalah inti (pokok) atau biang dalam proses
penciptaan uang beredar, yaitu uang kartl, uang giral dan uang kuasi.
Di Indonesia sendiri, uang primer dapat diartikan sebagai kewajiban otoritas moneter
(Bank Indonesia) terhadap sektor swasta domestic dan bank umum, yang berupa uang
kertas dan uang logam yang berada di luar Bank Indonesia serta simpanan giro bank
umum di Bank Indonesia.
Sisi aktiva (kekayaan) neraca otoritas moneter memuat sumber atau faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi perubahan dari uang primer di antaranya :
Bank umum mempunyai kedudukan yang khusus dalam sistem moneter Indonesia
dikarenakan bank umum memiliki kewenangan untuk menciptakan uang giral dan uang
kuasi. Penciptaan uang giral dan uang kuasi dapat dilakukan dengan berbagai cara
sebagai berikut :
a. Subtitusi
b. Transformasi
c. Pemberian Kredit
Teori kuantitas uang adalah teori yang menjelaskan adanya hubungan langsung antara
perubahan jumlah uang beredar dengan perubahan harga barang. Hubungan tersebut
dapat dijelaskan bahwa harga barang berbanding lurus dengan jumlah uang yang
beredar.
Teori ini mengemukakan bahwa perubahan dalam uang beredar akan menimbulkan
perubahan yang sama lajunya atas harga. Teori ini menentukan jumlah uang yang
diperlukan oleh masyarakat.
Seacara runtutan waktu perkembangan teori penawaran uang dapat dijelaskan sebagai
berikut (Boediono, 2000).
Teori-teori lama tentang jumlah uang beredar sangat sederhana dan menggap seakan
akan perbankan tidak ada. Teori yang sederhana adalah gambaran dari sistem standar
emas, yang salah satunya memiliki fungsi sebagai alat pembayaran. Dalam
perekonomian tertutup seperti ini yang menggunakan emas sebagai alat pembayaran
amak penawaran uang akan bertambah apbila orang memproduksi emas.
Dalam perekonomiam modern, sumber dari terciptanya uang beredar adalah otoritas
moneter (pemerintah dan bank sentral) serta lembaga keuangan. Otoritas moneter
adalah pemasok dari uang inti dan uang primer sedangkan lembaga keuangan
(perbankan)adalah pemasok uang sekunder masyarakat.
1. Tingkat Bunga
Merupakan faktor utama yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar dalam
perekonomian. Tingginya tingkat bunga menyebabkan biaya produksi meningkat yang
pada gilirannya menyebabkan dunia usaha menjadi lesu. Tingkat suku bunga menurun
maka jumlah uang yang beredar meningkat, begitu juga sebaliknya.
2. Tingkat Inflasi
Tingkat inflasi yang meningkat mengakibatkan jumlah uang yang beredar meningkat,
begitu juga sebaliknya.
3. Pendapatan Nasional
Jika nilai tukar rupiah menurun, pemerintah akan menurunkan jumlah rupiah yang
beredar.
Berikut ini akan dijelaskan lebih mendetail terkait dengan ketiga determinasi faktor
angka pelipat ganda uang.
Tinggi atau rendahnya currency ratio pada umumnya berkaitan dengan perilaku
masyarakat dalam menentukan pilihan diantara memegang uang kartal maupun uang
giral. Beberapa faktor yang memiliki pengaruh terhadap perilaku masyarakat tersebut,
diantaranya adalah :
Besar kecilnya nilai time deposit ratioi pada umumnya dipengaruhi oleh perilaku
masyarakat dalam memilih antara memegang uang giral ataupun uang kuasi.
Faktorfaltor yang mempengaruhi diantaranya adalah:
Komponen dari reserve ratio dapat dikelompokan menjadi dua komponen yaitu rasio
cadangan resmi atas simpanan masyarakat (legal reserve ratio) yang dpat dipengaruhi
oleh berbagai ketentuan yang telah ditetapkan oleh otoritas moneter dan rasio
kelebihan cadangan atas simpanan masyarakat (excess reserve ratio) yang dapat
dipengaruhi oleh berbagai keperluan yang dibutuhkan perbankan akan likuiditas dalam
jangka pendek.