Anda di halaman 1dari 9

TUGAS RESUME

TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG

DISUSUN OLEH

NAMA : INTAN NUR ROHMAH YANG SARI

NIM : 2010311220034

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

T.A. 2020/2021
TEORI PERMINTAAN UANG

Permintaan uang diartikan sebagai suatu kebutuhan masyarakat akan uang tunai. Jadi kalau
masyarakat membutuhkan uang berarti muncul permintaan uang. Nilai uang dapat diukur atas
dasar harga barang di dalam Negara tersebut maupun dengan mata uang dari Negara lain,
sehingga nilai uang dapat dibedakan menjadi:

 Internal Value of Money


Yaitu jumlah barang dan jasa yang dapat dibeli dengan sejumlah uang tertentu, dimana ini
menunjukkan tenaga beli uang terhadap sejumlah barang tertentu (purchasing power).

 External Value Money


Yaitu nilai asing suatu mata uang diukur dengan mata uang Negara lain atau sering disebut
sebagai kurs devisa (exchange rate). Missal US$1 = Rp. 1.670,00.

Permintaan akan uang merupakan teori yang menantang karena banyak mengandung
masalah yang mengundang perdebatan. Seiring dengan berjalannya waktu dan berbagai
kemajuan dalam bidang teknologi, aktivitas perekonomian serta kelembagaan moneter dan
perbankan mengalami kemajuan yang kompleks dan canggih. Uang merupakan bagian yang
sangat penting dalam menjalankan roda perekonomian, karena dalam masyarakat modern
sirkulasi aliran barang dan jasa memerlukan uang sebagai alat pembayaran guna mencapai
tujuan.
Analisis permintaan uang merupakan suatu analisis ekonomi yang dibutuhkan untuk
mendukung aktivitas sistem moneter terdiri dari otoritas moneter dan bank pencipta uang tidak
(BI). Otoritas moneter merupakan lembaga yang melaksanakan pengendalian moneter dengan
fungsi-fungsi, yaitu :
1. Mengeluarkan dan mengedarkan uang kartal sebagai alat pembayaran yang sah.
2. Memelihara dan menjaga posisi cadangan devisa.
3. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap bank-bank.
4. Memegang kas negara.
Adapun beberapa teori permintaan uang menurut para ahli, yaitu :

1. Teori Liquidity Preference Keynes


Menurut Teori Liquidity Preference Keynes ada beberapa motif orang memegang uang :
a. Motif Transaksi
Masyarakat memegang uang dengan tujuan untuk mempermudah kegiatan transaksi
sehari-hari. Contohnya, ketika kita ingin membeli pensil di koperasi bayarnya harus
dengan uang cash (transaksi jual beli).
b. Motif Berjaga-jaga
Arti dari berjaga-jaga disini adalah untuk persiapan menghadapi hal-hal yang tidak
diinginkan atau yang tidak terduga. Misalnya, ketika sakit atau mengalami kecelakaan
maka kita tidak perlu khawatir untuk biaya penanganannya karena memiliki tabungan.
c. Motif Mendapatkan Keuntungan
Nama lain dari motif ini adalah motivasi spekulasi. Misalnya, kita membeli emas saat
harga emas sedang rendah dan menjualnya kembali saat harga emas tersebut naik. Nah,
disinilah maksud dari sepkulan, selisih harga beli dan jual dapat menghasilkan
keuntungan.
d. Menggabungkan ketiga motif
Dimana permintaan keseimbangan uang riil adalah berhubungan negatif dengan tingkat
bunga, dan berhubungan positif dengan pendapatan riil.

2. Teori Kuantitas (Klasik) Irving Fisher


Teori klasik ini membahas tentang hubungan antara penawaran dan permintaan atau jumlah
uang beredar dengan nilai uang (tingkat harga). Perubahan jumlah uang yang beredar atau
penawaran uang berintersaksi dengan permintaan uang dan selanjutny menentukan nilai
uang.
Menurut Irving Fisher perubahan nilai uang atau tingkat harga merupakn akibat adanya
perubahan uang yang beredar, bertambahnya jumlah uang beredar dalam masyarakat
mengakibatkan turunnya nilai mata uang.

3. Teori Cambridge (Marshall-pigou)


Teori ini berpangkal pokok pada fungsi uang sebagai alat tukar umum. Pada perilaku
individu dalam mengalokasikan kekayaannya dalam bentuk uaang yang dipengaruhi oleh
pertimbangan untung rugi dari pemegang kekayaan. Menurut Teori Cambridge kegunaan
dari pemagang kekayaan bentuk uang adalah karena uang bersifst likuid sehingga mudah
ditukarkan dengan barang lain.
Menurut Teori Cambridge permintaan akan uang dipengaruhi oleh volume transaksi, factor-
faktor kelembagaan, tingkat bunga, besar kekayaan masyarakat, dan ramalan/harapan
masyarakat mengenai masa mendatang.

4. Teori Permintaan untuk transaksi (Baumol-Tobin)


Baumol dan Tobin mencapai kesimpulan-kesimpulan yang serupa mengenai permintaan
transaksi akan uang. Yang dimuat dalam karya dari Profesor William Baumol dari
Universitas Princeton dan Pofesor James Tobin dari Universitas Yale.
Baumol melihat bahwa kebutuhan akan uang dari seseorang untuk tujuan transaksi pada
hakekatnya adalah sama dengan stok/inventory untuk suatu barang. Secara teoritis seseorang
menentukan berapa stok uang yang akan dipegang atas dasar pertimbangan biaya dan akan
memilih jumlah serta pola waktu untuk stok.

5. Teori Permintaan uang untuk spekulasi Tobin


Perkembangan aspek spekulasi dari Teori Keynes berasal dari kaya James Tobin. Teori ini
adalah titiktolak pada anggapan bahwa seseorang akan mendapatkan kepuasan (utility) yang
lebih besar semakin besarnilai kekayaannya atau penghasilannya tetapi ia akan mendapatkan
kepuasan negatif bila ia mengahadapi resiko yang semakin besar berhadapan dengan
kekayaannya.

6. Teori Kuantitas Modern Milton Friedman


Menurut Teori Kuantitas Modern ini orang memegang uang karena uang adalah salah satu
bentuk aktiva (asset) yang memberikan manfaat karena merupakan sumber daya beli yang
likuid. Pada teori ini terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan akan uang :
 Kekayaan
Friedman menyederhanakan yang menganggap bahwa pemilik kekayaan bisa memlih
lima bentuk kekayaan untuk dipegang :
a) Uang tunai
b) Obligasi
c) Saham-saham ekuitas
d) Barang fisik bukan manusiawi
e) Kekayaan manusiawi
 Suku Bunga
 Pendapatan
 Teknologi Pembayaran
 Likuid Aset Lain
 Resiko
Resiko Inflasi, Resiko Aset Lain
 Preferensi/ selera orang tersebut
Faktor ini subjektif yang berbeda satu orang dengan yang lain. Tergantung oleh selera
manusia itu sendiri lebih cenderung lebih suka memegang uang tunai atau aktiva-
aktiva lain.
 Return uang tunai
Yaitu manfaat yang timbul berupa utility dari sifat liquid dari uang yang ditentukan
oleh tingkat harga umum (P) dan juga oleh presentase perubahan tingkat harga
(dP/dt)/P; juka harga turun maka nilai riil dari uang tunai yang dipegang akan naik,
akan halnya sebalik.
 Return obligasi
Berupa inters income”plus capital gain”(besar kecilnya ditentukan oleh tingkat
bunga). Jika tingkat bunga naik maka harga obligasi naik. R –dR/dt: R + dP/dt : P
 Return barang fisik bukan manusiawi
Kebalikan dari return uang tunai, bila harga barang naik, maka return uang tunai
turun tetapi return untuk aktiva G naik. Adanya semacam capital gain (dP/dt)/P
 Return Human Capital
Nilai sekarang dari aliran pendapatan mendatang tetapi sifatnya tidak mempunyai
harga pasar.
TEORI PENAWARAN UANG

Penawaran uang (money supply) adalah jumlah uang yang beredar. Dalam mempelajari
penawaran uang harus dibedakan antara mata uang dalam peredaran dan uang yang beredar.
Mata uang dalam peredaran adalah mata uang yang telah dikeluarkan dan diedarkan oleh Bank
Sentral. Mata uang tersebut terdiri atas uang kertas dan uang logam. Dengan demikian, mata
uang dalam peredaran sama dengan uang kartal. Adapun uang beredar, yaitu semua jenis uang
yang berada di dalam perekonomian (mata uang dalam peredaran ditambah dengan uang giral
pada bank-bank umum). Teori penawaran uang meliputi teori penawaran uang tanpa bank dan
teori penawaran uang modern.

1. Teori Penawaran Uang Tanpa Bank


Teori ini merupakan teori yang paling sederhana. Teori ini merupakan gambaran dari sistem
standar emas, ketika emas menjadi satu-satunya alat pembayaran. Jumlah uang beredar atau
uang yang ditawarkan di masyarakat naik atau turun sesuai dengan tersedianya emas di
masyarakat. Dalam sistem moneter seperti itu, uang beredar ditentukan oleh proses pasar.
Adapun pemerintah, Bank Sentral, ataupun perbankan tidak memiliki pengaruh terhadap
besarnya uang yang beredar. Dalam hal ini, penawaran uang hanya bertambah jika orang
memproduksi emas (baru). Jadi, jumlah uang beredar bergantung pada perilaku produsen
emas. Produsen emas hanya akan memproduksi apabila menguntungkan.

2. Teori Penawaran Uang Modern


Dalam perekonomian modern, para produsen emas tidak lagi memiliki peranan moneter yang
penting seperti dalam sistem standar emas. Dalam sistem standar kertas, sumber dari
terciptanya uang beredar, yaitu otoritas moneter (Bank Sentral). Otoritas moneter merupakan
produsen uang inti atau uang primer. Adapun lembaga keuangan (perbankan) merupakan
produsen uang sekunder bagi masyarakat. Keduanya berhubungan sangat erat karena uang
sekunder (uang giral) hanya bisa tumbuh karena ada uang primer. Uang sekunder diciptakan
oleh bank berdasarkan atas uang primer yang dipegang bank (cadangan bank).
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran Uang
Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran uang adalah sebagai berikut.
 Bank sentral
Bank sentral (BI) dapat mempengaruhi penawaran uang karena bank sentral
mempunyai hak oktroi untuk mencetak dan mengedarkan uang kartal. Selain
memiliki hak oktroi, Bank Sentral juga dapat mempengaruhi jumlah uang beredar
melalui kebijakan moneter yang dapat berupa :
a) Politik diskonto (menaikkan atau menurunkan suku bunga)
b) Politik pasar terbuka( memperjual belikan surat berharga)
c) Politik cash ratio (Menaikkan dan menurunkan cadangan kas untuk bank umum)
d) Politik kredit selektif (Pengaturan pemberian kredit)

 Pemerintah
Pemerintah melalui menteri keuangan atas persetujuan Gubernur Bank Indonesia
dapat meminta perum Peruri untuk mencetak uang berupa uang kertas dan uang
logam pemerintah (uang yang nominalnya kecil).

 Bank umum
Bank umum dapat menciptakan uang giral (uang bank) melalui pembelian
saham/surat berharga dari masyarakat.

 Tingkat bunga
Jika tingkat bunga yang ditentukan bank sentral maupun bank umum tinggi, akan
mendorong masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank dan penciptaan kredit
baru terhambat sehingga jumlah uang beredar akan berkurang. Demikian pula
sebaliknya jika suku bunga di bank-bank rendah, akan menyebabkan masyarakat
enggan menabung dan akan mendorong terciptanya kredit baru, sehingga jumlah
uang beredar akan bertambah. Semakin tinggi tingkat bunga, semakin sedikit jumlah
uang yang beredar. Semakin rendah tingkat bunga, semakin banyak jumlah uang yang
beredar.

 Pendapatan Masyarakat
Pendapatan masyarakat adalah sejumlah uang yang diterima masyarakat pada jangka
waktu tertentu. Semakin tinggi pendapatan masyarakat, semakin banyak uang yang
beredar karena semakin sering melakukan transaksi. Begitu juga sebaliknya.

 Harga barang
Harga barang merupakan faktor sensitif terhadap jumlah uang beredar. Jika harga
barang mahal, masyarakat dituntut untuk memiliki jumlah uang lebih banyak
sehingga akan menyebabkan jumlah uang beredar semakin banyak. Akan tetapi
sebaliknya, jika harga barang murah jumlah uang beredar akan berkurang, karena
masyarakat akan menyimpan kelebihan uangnya di bank.

 Selera masyarakat terhadap barang


Jika selera masyarakat terhadap suatu jenis barang meningkat, akan mendorong
naiknya permintaan. Jika permintaan naik, harga barang naik, sehingga jumlah uang
beredar akan naik. Begitu juga sebaliknya.

 Jumlah penduduk
Semakin banyak (padat) jumlah penduduk, semakin banyak dan semakin cepat uang
beredar.

 Geografis
Keadaan geografis di perkotaan lebih cepat dan lebih banyak jumlah uang yang
beredar dibanding di pedesaan.

 Struktur perekonomian
Struktur ekonomi, negara agraris berbeda dengan negara industri, negara industri
peredaran uang lebih cepat dan lebih banyak.

 Teknologi dan Ilmu pengetahuan


Penguasaan IPTEK penduduk. Iptek negara yang lebih maju lebih banyak dan lebih
cepat uang beredar dibandingkan dengan negara yang menerapkan teknologi yang
sederhana.

 Globalisasi industri di lingkungan dunia usaha.


Semakin global dan arus modal ekonomi antarnegara yang semakin meningkat, uang
yang beredar juga dipengaruhi oleh transaksi-transaksi internasional dalam hal ini
kurs uang mempengaruhi peredaran.

Anda mungkin juga menyukai