Anda di halaman 1dari 5

Nama : Yulianti Astuti

Npm : 11220806

Kelas : 3EA19

Jawaban :

1. Fungsi utama uang adalah sebagai alat tukar. Dengan uang, pertukaran dapat
dilakukan dengan mudah, tanpa harus menukarkan dengan barang. Sehingga dengan
demikian kesulitan- kesulitan yang timbul akibat sistem barter sebagaimana dilakukan
oleh orang-orang zaman dahulu dapat diatasi.
uang tidak biasa diperdagangkan karena ekonomi Islam memandang
bahwa uang hanya berfungsi sebagai medium of exchange dan unit of account, namun
tidak sebagai komoditas. Artinya uang tidak dapat diperjualbelikan atau
diperdagangkan secara bebas.

2. Penciptaan uang oleh bank umum


Bank umum menciptakan uang giral dengan dua cara : uang giral tercipta
apabila nasabah-nasabah mendepositkan (menyimpan) uang kartal yang
dimiliki mereka ke dalam bank-bank umum. Pemilik uang tersebut akan mendapat
buku cek dan dapat menggunakannya untuk melakukan pembayaran.
Proses penciptaan uang beredar berawal dari timbulnya uang inti (reserve
money), uang inti adalah seluruh uang yang dikeluarkan oleh pemerintah (bank
sentral) ditambah saldo rekening koran milik bank-bank (atau masyarakat) pada
bank sentral.Bank umum menciptakan uang giral dan kuasi melalui beberapa cara
yaitu: Substitusi; masyarakat menyetor uang kartal ke bank umum ke dalam
simpanan giro, tabungan, atau deposito. Transformasi; bank umum membeli surat
berharga dan kemudian membukukan dalam bentuk simpanan giro, tabungan, atau
deposito.

3. Resiko Investasi di Pasar Modal


Menurut Hartono dan Harjito (2002) bahwa resiko-resiko yang mungkin
dihadapi investor tersebut antara lain:
1. Risiko daya beli (purchasing power risk) Risiko ini berkaitan dengan kemungkinan
terjadinya inflasi yang menyebabkan nilai riil pendapatan akan lebih kecil
2. Risiko bisnis (business risk) Risiko bisnis adalah suatu risiko menurunnya
kemampuan perusahaan memperoleh laba, sehingga pada gilirannya mengurangi pula
kemampuan perusahaan membayar bunga dan deviden.
3. Risiko tingkat bunga Naiknya tingkat bunga biasanya akan menekan harga surat-
surat berharga, sehingga biasanya harga surat berharga akan turun.
4. Risiko pasar (market risk) Apabila pasar bergairah (bulish) pada umumnya harga
saham akan mengalami kenaikan, tetapi bila pasar lesu (bearish) maka harga
cenderung turun.
5. Risiko likuiditas (liquidity risk) Risiko ini berkaitan dengan kemampuan suatu surat
berharga untuk segera diperjualbelikan tanpa mengalami kerugian yang berarti. Risiko
tidak bisa dihindari, dan pada umumnya risiko muncul dari tiga kemungkinan,
(Brigham dan Houston, 2004):
a. Besarnya investasi Suatu investasi yang besar lebih baik dibanding investasi kecil,
terutama dari unsur kegagalannya. Apabila proyek dengan investasi besar gagal, maka
kegagalannya bisa mengakibatkan perusahaan menjadi bangkrut, sedang investasi
kecil mempunyai risiko yang kecil, artinya tidak terlalu banyak menggangu
opersional perusahaan secara keseluruhan.
b. Penanaman kembali dari Cashflow Apakah perusahaan akan menerima proyek
investasi dengan 24% selama 2 tahun atau yang mendatangkan keuntungan 20%
selama 4 tahun?. Jawabannya adalah seberapa besar kemungkinan hasil dari
penanaman kembali investasi dengan hasil 24%. Apabila risiko dari penanaman
kembali proyek pertama tersebut besar, maka proyek dengan hasil 20% lebih
diutamakan.
c. Penyimpangan dari cashflow Seperti diuraikan di atas bahwa cashflow perusahaan
didapat dari penerimaan keuntungan di masa yang akan dating. Cashflow tersebut
untuk masing-masing proyek investasi tidak sama, ada yang variasinya besar dan ada
yang variasinya kecil. Bila variasi penerimaan besar maka resikonya juga besar,
demikian sebaiknya bila variasinya kecil, risiko yang di hadapi juga kecil.

4. DIRE yang juga dikenal sebagai REITs (Real Estate Investment Trust) adalah wadah
yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya
diinvestasikan pada aset real estat, aset yang berkaitan dengan real estat, dan/atau kas
dan setara kas. Contohnya : Saham, Obligasi, Reksa Dana,ETF (Exchange Traded
Fund),dan Derivatif.
ada 3 produk investasi DIRE yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia, antara
lain:
1. XCID dari PT Ciptadana Asset Management dengan aset portofolio Solo Grand
Mall
2. XCIS dari PT Ciptadana Asset Management dengan aset portofolio Hotel
Padjadjaran Suites
3. XSPI dari PT Sinarmas Asset Management dengan aset portofolio Plaza Indonesia

5. Teori permintaan uang menurut Keynes dikenal dengan teori Liquidity of Preference
yang menjelaskan perilaku masyarakat dalam memegang uang.
Menurut Keynes, permintaan uang untuk transaksi yang dipengaruhi oleh
besarnya pendapatan nasional merupakan hal yang tidak bisa dibantah. Semakin
tinggi kegiatan transaksi ekonomi, maka akan semakin tinggi permintaan uang untuk
kebutuhan transaksi.
Dalam buku Ekonomi Moneter (2008) karya Imamudin Yuliadi, dijelaskan
bahwa menurut Keynes, kebutuhan uang tidak hanya untuk sesuatu yang sifatnya
normal dan reguler seperti halnya kebutuhan uang untuk transaksi. Tetapi, kebutuhan
uang juga untuk sesuatu di luar perencanaan sebelumnya, seperti kebutuhan untuk
membeli obat ketika sakit, kebutuhan membeli peralatan produksi ketika mengalami
kerusakan, dan lain-lain.
Artinya, seseorang perlu menyediakan uang khusus untuk berjaga-jaga dan
mengantisipasi seandainya terjadi sesuatu di luar apa yang direncanakan. Besarnya
kebutuhan uang untuk berjaga-jaga dipengaruhi langsung oleh besarnya tingkat
pendapatan nasional.
Jadi, permintaan uang untuk berjaga-jaga merupakan kebutuhan masyarakat akan
uang untuk mengantisipasi kejadian yang tidak bisa diramalkan sebelumnya.
Seperti halnya permintaan uang dengan motif transaksi, permintaan uang dengan
motif berjaga-jaga oleh masyarakat juga ditentukan oleh besarnya pendapatan
nasional.
a. Motif Transaksi (Transaction Motive) Menurut Keynes, motif transaksi adalah
dorongan orang memegang uang untuk kebutuhan transaksi atau pembayaran, baik
yang dilakukan oleh rumah tangga konsumen ataupun rumah tangga perusahaan. Bagi
konsumen motif transaksi berkaitan dengan pembayaran listrik, telepon, dan uang
belanja harian. Sementara itu, rumah tangga perusahaan berhubungan dengan
pengeluaran upah atau gaji karyawan dan lainnya.

b. Motif Berjaga-jaga (Precautionary Motive) Keynes menganalisis teori permintaan


uang klasik lebih jauh dari sekadar untuk transaksi. Permintaan uang tersebut adalah
untuk berjaga-jaga memberikan rasa aman menghadapi rekening yang tidak terduga
(unexpected bill), seperti untuk biaya pengobatan dan perbaikan secara tiba-tiba.

c. Motif Spekulasi (Speculative Motive) Keynes mempunyai ide yang bertujuan agar
seseorang memegang uang untuk spekulasi ini, sesuai dengan fungsi uang sebagai alat
penyimpanan nilai dan kekayaan atau sebagai aset. Motif spekulasi pada suatu sistem
ekonomi modern di mana lembaga keuangan sudah mengalami perkembangan yang
sangat pesat mendorong masyarakatnya untuk menggunakan uang untuk kegiatan
spekulasi, yaitu disimpan atau digunakan untuk membeli surat berharga, seperti
obligasi pemerintah, saham, dan instrumen lainnya
Jadi, permintaan uang untuk berjaga-jaga merupakan kebutuhan masyarakat akan
uang untuk mengantisipasi kejadian yang tidak bisa diramalkan sebelumnya.
Seperti halnya permintaan uang dengan motif transaksi, permintaan uang dengan
motif berjaga-jaga oleh masyarakat juga ditentukan oleh besarnya pendapatan
nasional.

6. a. demand pull-inflation merupakan kondisi dimana terjadi kenaikan harga barang


di pasaran. Kondisi ini dipicu oleh jumlah permintaan yang melebihi penawaran.
Dengan kata lain, banyak orang yang menginginkan barang, namun barang yang
dicari mengalami kelangkaan. Oleh sebab itu, orang akan berani mengeluarkan
uang lebih untuk mendapatkan barang tersebut. Dampaknya adalah, nilai barang
akan bertambah berkali lipat dari harga yang sebelumnya.
b. Cost-push inflation merupakan gejala kenaikan rata-rata harga umum secara
terus menerus yang disebabkan oleh adanya dorongan (kenaikan) biaya. Cost-push
inflation ini merupakan salah satu jenis peningkatan laju inflasi sebagai akibat
kebijakan ekspansif untuk mengurangi tingkat pengangguran.

Anda mungkin juga menyukai