Anda di halaman 1dari 6

e) Jasa Hotel/Penginapan

Jumlah Tenaga kerja : jumlah tenaga kerja di suatu perhotelan juga harus diperhatikan dalam suatu
pelayanan jasa, usahakan para karyawan disuatu jasa perhotelan dapat bekerja dengan baik dan
ramah terhadap pelanggan hotelnya, usahakan pertimbangkan jumlah karyawan yang akan bekerja
jangan sampai kekurangan ataupun kelebihan agar proses bisnis perusahaan perhotelan dapat
berjalan dengan baik.
Mesin dan peralatan : suatu perhotelan juga perlu memperhatikan mesin dan peralatan yang ada di
hotel, jika terjadi kerusakan cepatlah ganti atau service agar tidak menjadi kendala untuk
kedepannya.
Energi : suatu perhotelan juga perlu mempertimbangkan energi yang ada di dalam suatu perhotelan
seperti : air dan listrik. Jika energi air atau listrik tidak memenuhi maka akan terjadi kendala dalam
perhotelan tersebut. Seperti contohnya jika listrik sering padam atau kekurangan asupan air maka
pelanggan pun akan menilai suatu hotel tersebut reputasinya sangat buruk, maka dari itu pihak hotel
juga harus mempertimbangkan energi didalam hotel tersebut.
Fasilitas : fasilitas di dalam hotel juga patut dipertimbangkan karena jika fasilitasnya memadai para
pelanggan pun akan merasa senang dan akan datang Kembali untuk menginap, namun jika
fasilitasnya kurang memadai otomatis para pelanggan pun enggan untuk datang Kembali karena
kurang nyaman.

a) Hubungan antara perencanaan kapasitas produksi dengan Master Production Schedule (MPS) :
Sebuah perusahaan manufaktur yang melakukan proses produksi merupakan bagian yang sangat
penting, maka setiap perusahaan harus bisa memproduksi dengan baik. Dengan adanya
perencanaan, kegiatan produksi yang akan dilakukan akan lebih terarah dan perusahaan dapat
mencapai tujuan dengan baik. Proses perencanaan dimulai dengan perencanaan demand hingga
penentuan Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule / MPS). Jadwal Produksi Induk
atau disebut juga Master Production Schedule (MPS) memberikan detail rincian resmi dari rencana
produksi dan menterjemahkan rencana ini menjadi material spesifik dan kapasitas yang
diperlukan.

b) Hubungan antara perencanaan kapasitas produksi dengan Material Requirement Planning


(MRP) : Material Requirement Planning adalah sebuah metode yang efektif untuk menggenjot
produktivitas perusahaan manufaktur. Selain itu, MRP menjadi bagian penting untuk perencanaan
dan penjadwalan produksi dan merupakan bagian integral untuk memastikan pemesanan bahan
tepat waktu untuk memenuhi permintaan customer.

c) Hubungan antara perencanaan kapasitas produksi dengan Bill of Material (BOM) : BOM
berfungsi sebagai dasar dari perencanaan kebutuhan akan bahan baku. Tujuannya agar dapat
mengetahui jumlah kebutuhan suatu bahan baku untuk produksi. Misalkan butuh berapa banyak
bata untuk membuat sebuah bangunan dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai