Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TUTORIAL KE-3

MANAJEMEN OPERASI JASA/EKMA4369


PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Skor
No Tugas Tutorial
Maksimal
1. Jelaskan model antrian yang harus dipenuhi pada model antrian single chanel ! 30

2. a. Jelaskan yang dimaksud dengan perencanaan kapasitas !


b. Jelaskan penyebab sulitnya dilakukan perencanaan kapasitas pada perusahaan 35
jasa !

3 a. Jelaskan tujuan perencanaaan SDM !


b. Jelaskan mengapa karyawan merupakan faktor penting perusahaan jasa ! 35

Total Nilai Maksimum 100

JAWABAN
1. Teori antrian diciptakan tahun 1909 oleh ahli matematika bernama A.K Erlang.
Menentukan model antrian untuk menentukan jumlah optimal dari fasilitas telepon
switching yang digunakan untuk melayani permintaan yang ada.

Tujuan : meminimumkan total dua biaya, yaitu :


1. Biaya langsung penyediaan fasilitas pelayanan
2. Biaya tidak langsung yang timbul karena para individu harus menunggu untuk dilayani.

Jika suatu sistem mempunyai fasilitas pelayanan lebih dari jumlah optimal maka investasi
berlebihan. Jika jumlah kurang dari optimal, maka mengakibatkan tertundanya pelayanan

Tujuan : meminimumkan total dua biaya, yaitu :


➢ Biaya Menunggu : biaya menganggurnya para karyawan, kehilangan penjualan,
kehilangan langganan, semua bisa terjadi jika suatu sistem mempunyai
sumberdaya pelayanan yang tidak mencukupi.
➢ Biaya pelayanan : biaya tetap investasi awal dalam peralatan / fasilitas, biaya
pemasangan dan latihan, biaya gaji karyawan, pengeluaran tambahan untuk
pemeliharaan.

Antrian adalah suatu kejadian yang biasa dalam kehidupan sehari–hari. Menunggu di depan
loket untuk mendapatkan tiket kereta api atau tiket bioskop, pada pintu jalan tol, pada bank,
pada kasir supermarket, dan situasi–situasi yang lain merupakan kejadian yang sering
ditemui. Studi tentang antrian bukan merupakan hal yang baru.

Single Channel berarti hanya ada satu jalur yang memasuki system pelayanan atau ada satu
fasilitas pelayanan. Single Phase berarti hanya ada satu pelayanan.

2. A.
Perencanaan kapasitas adalah keputusan strategi jangka panjang untuk
membangun sumber daya perusahaan secara keseluruhan.
Ada dua padangan dalam memaknai “kapasitas”. Pertama, apabila dilihat dari
pandangan bisnis, kapasitas merupakan jumlah output yang dapat dicapai oleh
sebuah sistem selama periode waktu tertentu. Kedua, dilihat dari sudut industri jasa,
kapasitas dimaknai sebagai jumlah konsumen yang dapat ditangani selama beberapa waktu.

Chase dan Jacobs (2005) mendefinisikan kapasitas sebagai kemampuan untuk menampung,
menerima, menyimpan atau mengakomodasi. Bartal dan Martin (1999)
mendefinisikan perencanaan kapasitas dan agregate adalah proses penentuan tujuan dan
menetapkan caracara terbaik untuk mencapainya.
Menurut G.R. Terry (1997), perencanaan adalah tindakan memilih dan menghubungkan
fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang
dalam hal memvisualisasikan dan merumuskan aktivitas yang diangap perlu untuk mencapai
hasil yang diinginkan. Adapun kapasitas (capacity) merupakan hasil produksi (throught put)
atau jumlah unit yang dapat ditahan, diterima, disimpan, atau diproduksi oleh sebuah
fasilitas dalam periode waktu tertentu.

B. Pada hakikatnya, kapasitas dapat memengaruhi sebagian besar biaya tetap. Kapasitas juga
berfungsi untuk menetukan bahwa permintaan dapat dipenuhi atau tidak, fasilitas yang ada
akan berlebih atau tidak. Jika fasilitas terlalu besar, sebagian fasilitas akan menganggur dan
membutuhkan biaya tambahan yang dibebankan pada produksi atau menjadi beban
pelanggan. Hal itu berdampak pada kenaikan biaya.

Dalam praktiknya, perencanaan kapasitas adalah penentuan kebutuhan kapasitas masa depan
yang sebagian besar didasarkan pada permintaan pada masa yang akan datang. Jika
permintaan barang dan jasa dapat diramalkan dengan tingkat ketepatan yang memadai,
penentuan kapasitas dapat langsung dilakukan. Dalam industri manufaktur, kapasitas diartikan
sebagai jumlah yang dapat diproduksi oleh mesin dalam suatu ukuran waktu.

Oleh karena itu, kapasitas suatu kegiatan operasi dapat berubah karena adanya pengubahan
batas kapasitas dengan melakukan lembur atau subkontrak. Dengan mengubah kebijakan
mengenai pemanfaatan peralatan dan fasilitas, dapat pula mengubah kapasitas tanpa
menambah jumlah peralatan, sumber kapasitas ini menjadi tuntutan manajer untuk lebih
luwes dalam menyusun perencanaan kapasitas.

Tujuan Perencanaan Kapasitas Sebuah keputusan yang diambil oleh seorang manajemen
operasi dalam merencanakan kapasitas akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap
performa. Menurut Pycraft (2000), pengaruh-pengaruh tersebut antara lain biaya, pendapatan,
modal kerja, kualitas, dan kecepatan dalam merespons kebutuhan konsumen.
1. Aspek Biaya

Aspek biaya dipengaruhi oleh keseimbangan antara kapasitas dan permintaan (tingkat
output). Tingkat kapasitas yang melebihi permintaan berarti terjadi under-utilization atas
kapasitas, atau tingkat utilitas kapasitasnya rendah. Hal tersebut akan menghasilkan biaya
per unit yang tinggi pendapatan juga terkena pengaruh atas keseimbangan kapasitas
dengan permintaan, tetapi berkebalikan dari aspek biaya yang telah disebutkan
sebelumnya. Jika tingkat kapasitas sama atau lebih tinggi dari permintaan, semua
permitaan terpenuhi dan tidak ada pendapatan yang hilang.

2. Modal Kerja
Modal kerja akan dipengaruhi apabila ada keputusan operasi untuk memproduksi
persediaan barang jadi. Hal ini berarti permintaan akan terpenuhi, tetapi perusahaan harus
mengeluarkan biaya persediaan sampai produk tersebut terjual.
3. Kualitas Produk atau Jasa
Kualitas produk atau jasa akan dipengaruhi oleh keputusan perencanaan kapasitas,
terutama pada perencanaan kapasitas yang melibatkan perubahan besar di tingkat
kapasitas, seperti melalui perekrutan tenaga kerja baru untuk sementara waktu. Perlu
diperhatikan bahwa staf atau tenaga kerja yang baru, besar kemungkikan dapat
meningkatkan tingkat kesalahan dalam proses operasi.
4. Kecepatan Merespons Kebutuhan Konsumen
Kecepatan merespons kebutuhan konsumen juga terkena dampaknya, seperti
melaksanakan kebijakan persediaan akan menghasilkan kepuasan bagi konsumen karena
konsumen dapat cepat menikmati produk yang berasal dari persediaan, tanpa harus
menunggu produksi barang tersebut.

3. A. Tujuan dilakukannya jumlah maupun kualitas yang dibutuhkan. Proses ini didasari oleh
supply dan demand dalam konteks SDM perusahaan perencanaan SDM adalah untuk
memastikan kesesuaian antara tenaga kerja dan pekerjaan.

B. Aset adalah bagian yang sangat penting bagi perusahaan. Perusahaan memiliki aset agar
bisnisnya dapat terus berjalan dengan baik. Aset tidak hanya berbentuk seperti uang, tanah,
bangunan, dan peralatan. Namun sumber daya manusia juga merupakan aset dalam
perusahaan. Sumber daya manusia seperti karyawan adalah aset yang sangat penting bagi
perusahaan. Karyawanlah yang dapat membantu bisnis agar terus berjalan dengan lancar.
Dalam berjalannya proses manajemen dalam perusahaan, karyawan memiliki peranan yang
sangat penting. Suatu perusahaan memberikan pelatihan bagi karyawan agar meningkatkan
nilai bagi karyawan dan perusahaan. Dengan mendapatkan pelatihan, maka dapat
meningkatkan sumber daya manusia yang siap untuk menghadapi perubahan.

Ketika perusahaan dapat memperlakukan dan memperhatikan karyawannya dengan baik,


maka akan sangat mempengaruhi semangat dan kemajuan bagi karyawan. Dengan begitu
karyawan akan memiliki semangat kerja yang tinggi dan tulus terhadap perusahaan yang
tentunya akan memberikan dampak yang positif pada perusahaan. Oleh karena itu karyawan
memiliki peranan yang penting dalam perusahaan. Berikut beberapa peranan karyawan
dalam sebuah perusahaan:

1. Meningkatkan daya saing bagi perusahaan Setiap karyawan pasti memiliki skill dan potensi
yang berbeda-beda. Dari perbedaan tersebut akan dapat meningkatkan kualitas kinerja pada
masing-masing karyawan sehingga dapat meningkatkan daya saing perusahaan.
2. Memberikan inovasi yang baru Dalam hal ini karyawan memiliki peranan yang sangat
penting bagi perusahaan. Ketika mendapati perusahaan berada pada jalan buntu maka
karyawan dapat membantu dengan memberikan ide-ide inovasi yang baru dan hal tersebut
akan mempengaruhi keberlangsungan dan perkembangan perusahaan.
3. Menjaga citra perusahaan Dalam hal ini karyawan akan sering sekali menjalin hubungan
dengan pihak internal maupun eksternal dari perusahaan. Karyawan yang memiliki
hubungan baik dengan pihak-pihak tersebut juga akan membuat perusahaan mendapatkan
citra yang baik pula.

Karyawan adalah aset. Layaknya aset, karyawan juga harus dijaga. Tanpa adanya karyawan
perusahaan pun tidak dapat beroprasi dengan baik dan perusahaan pun akan mendapat
kerugian yang besar. Ketika perusahaan dapat menjaga karyawannya maka akan timbul rasa
loyalitas karyawan kepada perusahaan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai