Anda di halaman 1dari 12

Soal Tugas 3

No Soal Skor
1. Pengaruh keluarga telah mempengaruhi keputusan untuk membeli suatu produk.
Pendapat setiap anggota keluarga dapat memberikan kontribusi terhadap pilihan produk
yang tepat. Sebagai contoh kondisi pembelajaran secara daring menyebabkan adik harus
sekolah menggunakan gadget sehingga mengusulkan kepada ayah dan ibu untuk
membeli handphone. Sebelum melakukan pembelian ayah sudah meminta pendapat ibu
untuk produk yang sesuai. Terkait informasi harga sudah diperoleh dari kakak yang
mencari informasi melalui e commerce dan situs elektronik baik harga, warna, fitur dan
spesifikasi lainnya. Selain itu kakak sudah menyaring semua informasi dari berbagai
sumber untuk beberapa merek sebuah handphone. Setelah diperoleh informasi ayah
kembali menanyakan ke ibu untuk persetujuan ibu,Untuk pembelian ayah menyuruh
kakak agar mudah melalui aplikasi e-commerce dikarenakan juga terdapat promo yang
menarik. Penggunaan handphone untuk adik akan dilakukan hanya untuk proses belajar
dan tetap akan dilakukan pengawasan oleh kedua orang tua baik ayah maupun ibu
selama pemakaian.

a. Sesuai pemaparan tersebut, jelaskan peran siapa saja yang bertindak sebagai
inisiator, pemberi pengaruh (influencer), penyaring informasi (gate keeper),
pengambil keputusan (decider), pembeli (buyer), dan pengguna (user) dan 20
definisikan peran tersebut? Untuk pemilihan produk gadget, faktor apa saja yang
perlu dipertimbangkan yang sesuai kasus tersebut?
b. Jelaskan pentingnya mempelajari pengaruh keluarga dari perspektif perilaku 15
konsumen!
Skor Total 35

No Soal Skor
2.
Era pandemi menuntut untuk berinovasi terhadap bisnis yang digeluti, kafe yang
berbasis outdoor dapat menjadi daya tarik tersendiri dengan tetap menerapkan protokol
kesehatan dan social distancing.

a. Jelaskan lima karakteristik situasi konsumen menurut teori Engel, Blackwell dan 10
Miniard (1995) sesuai dengan konsep kafe berbasis outdoor!
b. Bagaimana menyusun iklan yang sesuai untuk memasarkan kafe ini di sosial 20
media!
Skor Total 30

No Soal Skor
3. Perencanaan keuangan penting dalam membantu untuk mempersiapkan masa depan.
Sebelum memasuki usia sekolah beberapa orangtua telah merencanakan pendidikan
untuk anaknya hingga dapat diambil sebuah keputusan yang tepat termasuk memilih
tabungan pendidikan yang tepat baik dari fitur produk, manfaat, bunga, biaya
administrasi, denda dan ketentuan lainnya.

a. Jelaskan tahap-tahap pengambilan keputusan dalam konteks perilaku konsumen 10


yang perlu dilakukan dalam menentukan produk yang tepat!
b. Termasuk dalam tipe pengambilan keputusan apakah untuk kasus tersebut dimana
diperlukan berbagai pertimbangan untuk memilih yang sesuai! Kemukakan alasan 15
mengapa memilih tipe tersebut!
c. Bagaimana ternyata jika produk tersebut ternyata praktik keuangan yang
merugikan konsumen, apakah ada perlindungan untuk konsumen tersebut! Jika 10
ada, jelaskan bentuknya dan apakah institusi yang terkait untuk proses tersebut!
Skor Total 35

Jawaban :
1. A. Menurut Husein, faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi dibagi menjadi dua
faktor utama, yaitu:
1) Faktor Lingkungan Faktor-faktor lingkungan seperti budaya, kelas sosial, dan
pengaruh pribadi akan mempengaruhi perilaku konsumen didalam lingkungan
yang kompleks.
2) Faktor Psikolog Faktor psikolog merupakan proses pengolahan informasi,
pembelajaran, dan perubahan sikap atau perilaku yang terdiri dari motivasi dan
keterlibatan, persepsi, proses belajar atau pengetahuan, kepercayaan, demografi,
dan sikap
B. Schiffman (2007) menambahkan adanya 3 peran yang lebih merinci peran anggota
keluarga berbeda dalam proses pengambilan keputusan keluarga, yaitu decider,
preparer, dan disposer. Tinjauan terhadap semua peran ini memberikan pandangan
lebih lanjut bagaimana para anggota keluarga berinteraksi dalam berbagai peran
mereka yang berhubungan dengan konsumsi, yaitu:
1. Orang yang mempengaruhi (influencers) Anggota keluarga yang memberikan
informasi pada anggota keluarga lain mengenai suatu produk atau jasa.
2. Penjaga pintu (gatekeepers) Anggota keluarga yang mengontrol arus informasi
mengenai produk atau jasa pada keluarga.
3. Pengambil keputusan (deciders) Anggota keluarga dengan wewenang untuk
menentukan secara sepihak atau bersama-sama untuk keputusan berbelanja,
membeli, memakai, atau tidak lagi menggunakan produk atau jasa tertentu.
4. Pembeli (buyers) Anggota keluarga yang sesungguhnya melakukan pembelian
produk atau jasa tertentu.
5. Orang yang mempersiapkan (prepares) Anggota keluarga yang mengubah
produk menjadi suatu bentuk yang layak untuk dikonsumsi oleh para anggota
keluarga lainnya.
6. Pemakai (users) Anggota keluarga yang menggunakan atau mengkonsumsi
produk atau jasa tertentu.
7. Pemelihara (maintainers) Anggota keluarga yang merawat atau memperbaiki
produk sehingga ia memberikan keputusan yang berkesinambungan.
8. Pembuang (disposers) Anggota keluarga yang memulai atau melakukan proses
pembuangan atau menghentikan pemakaian produk atau jasa tertentu.

Dalam pembagian peran ini Virmani (2013) menegaskan pada dasarnya


pengambilan keputusan keluarga memperlihatkan anggota keluarga yang
berinteraksi, dan mempengaruhi anggota keluarga lain.
Siapa yang cenderung berperan pada ke delapan peran tersebut, apakah bapak, ibu
atau anak, menjadi perhatian pemasaran Shoham and Dalakas (2005),
meningkatnya pengaruh anak dalam pengambilan keputusan dalam keluarga,
membuat perusahaan mengubah strategi pemasaran bagaimana untuk menarik
perhatian anak, khususnya kepada produk yang merupakan produk pokok untuk
anak, dengan menggunakan bermacam-macam strategi digunakan oleh anak untuk
mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian seperti memohon, membuat
berbagai ekspresi, perjanjian dengan orang tuanya.
2. A. Model Perilaku Konsumen Industri dari Engel, Kollat dan Backwell terdapat
beberapa tahap dalam proses pengambilan keputusan yaitu :
a. Problem Regocnition (Pengenalan Masalah)
Problem Regocnition (Pengenalan Masalah) terhadap suatu produk terjadi jika
adanya perbedaan produk dengan harapan konsumen
b. Search (Penelusuran/Pencarian Informasi)
Search (penelusuran/pencarian informasi) adalah suatu tindakan yang
dilakukan oleh konsumen dalam mencari suatu informasi, pengetahuan, dan
pengalman mengenai masalah produk tersebut
c. Alternative Evaluation (Evaluasi Alternatif)
Alternative Evaluation (Evaluasi Alternatif) adalah suatu tindakan konsumen
dalam membandingkan informasi mengenai merek produk dengan cara
mencari kriteria tertentu yang dijadikan alat penilaian
d. Choice (Pilihan)
Choice (Pilihan) adalah suatu tindakan konsumen dalam memilih dan
menentukan produk mana yang memiliki kelebihan sehingga akan dibeli oleh
konsumen
e. Outcomes (Hasil)
Outcomes (Hasil) ditentukan oleh pilihan yang dilakukan oleh konsumen.
Tingkat kepuasan konsumen terhadap produk merupakan suatu pengalaman
yang dirasakan oleh konsumen tergantung pada produk yang dipilih. Sehingga
kecocokan atau tidak cocok terhadap merek akan muncul tergantung pada
pilihan yang telah dilakukan
B. Dalam pemasaran cafe maka yang dikomunikasikan adalah tentang value di café
tersebut. Bisa mengkomunikasikan tentang makanan dan minuman yang menjadi
keunggulannya. Atau dapat juga memberikan informasi tentang tempatnya yang
unik dan instagrammable. Perlu dilakukan penggalian bisnis tersebut sehingga
memberikan value yang berbeda. Value tersebut akan menjadi keunggulan dan
keunikkan yang menarik bagi konsumen.
7 Strategi Komunikasi Pemasaran untuk bisnis café yang kekinian :

1. Periklanan
2. Promosi
3. Sponsorship
4. Pengemasan Café
5. Pelayanan Publik
6. Membangun Identitas
7. Promosi melalui mulut ke mulut

3. A. Menurut Kotler dan Keller (2009), proses keputusan pembelian merupakan


proses dimana konsumen melewati lima tahap, yaitu pengenalan masalah,
pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku
pasca pembelian, yang dimulai jauh sebelum pembelian aktual dilakukan dan
memiliki dampak yang lama setelah itu.

Pengenalan Masalah/Kebutuhan
Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu,
dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. Pengenalan
kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi sesuatu masalah, yaitu suatu
keadaan dimana terdapat perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan keadaan
yang sebenarnya terjadi.

Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif Perilaku Pasca Pembelian Keputsan PembelianPencarian
Informasi Pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen memandang
bahwa kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi
suatu produk. Konsumen yang terunggah kebutuhan akan terdorong untuk
mencari informasi yang lebih banyak. Besarnya pencarian yang dilakukan
tergantung pada kekuatan dorongannya, jumlah informasi yan telah dimilikinya,
kemudahan mendapatkan dan nilai yang diberikan pada informasi tambahan, dan
kepuasan dalam pencarian informasi tersebut. Sumber-sumber informasi
konsumen dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok :
1. Sumber pribadi : teman, tetangga, keluarga, kenalan
2. Sumber komersil : iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan, pameran
3. Sumber umum : media masa, organisasi konsumen
4. Sumber pengalaman : pernah menangani, menguji dna menggunakan produk

Evaluasi Alternatif
Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan merek, dan
memilihnya sesuai dengan keinginan konsumen. Beberapa konsep dasar akan
membantu kita memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen
berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari
solusi produk. Ketiga, konsumen memandang masing-masing produk sebagai
kumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan
manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu.

Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi alternative, konsumen membentuk preferensi atas merek-
merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga mungkin untuk membentuk
keinginan untuk tidak membeli atau membeli suatu produk yang paling disukai.
Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen bisa mengambil lima sub
keputusan, yaitu merek, dealer, kualitas, waktu dan metode pembayaran. Proses
keputusan pembelian konsumen mungkin tidak selalu berkembang dengan gaya
perencanaan yang cermat. Berikut ini beberapa teori dan pendektan untuk
menjelaskannya (Kotler and Keller, 2009). Sangadji dan Shopiah (2013)
mendefinisikan keputusan pembelian konsumen sebagai suatu pemilihan
tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif.
Bila seseorang dihadapkan pada dua pilihan, yaitu membeli dan tidak membeli,
maka dia ada dalam posisi membuat keputusan pembelian. Proses pengambilan
keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh perilaku konsumen. Proses tersebut
sebenarnya merupakan proses pemecahan masalah dalam rangka memenuhi
keinginan atau kebutuhan konsumen.
Menurut Peter dan Olson (2000), pengambilan keputusan konsumen adalah
proses pemecahan masalah yang diarahkan pada sasaran. Setiadi (2003)
mendefinisikan bahwa inti dari pengambilang keputusan konsumen adalah proses
pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua
perilaku alternatif atau lebih, dan memilih salah satu diantaranya.
Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan yang disajikan secara
kognitif sebagai keinginan berperilaku. Pengambilan keputusan konsumen
meliputi semua proses yang dilalui konsumen untul mengenali masalah, mencari
solusi, mengevaluasi alternatif dan memilih diantara pilihan-pilihan. Dari
penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan pembelian
dilandaskan pada keinginan yang dihasilkan ketika konsumen secara sadar
memilih salah satu diantara tindakan alternatif yang ada (Sangadji dan Shopiah,
2013).

B. Contoh kasus dalam tipe-tipe pengambilan keputusan

Dalam sepanjang hidupnya manusia selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan atau


alternatif dan pengambilan keputusan. Hal ini sejalan dengan teori real life
choice, yang menyatakan dalam kehidupan sehari-hari manusia melakukan atau
membuat pilihan-pilihan diantara sejumlah alternatif. Pilihan -pilihan tersebut
biasanya berkaitan dengan alternatif dalam penyelasian masalah yakni upaya
untuk menutup terjadinya kesenjangan antara keadaan saat ini dan keadaan yang
diinginkan. Begitu pula dengan perusahaan. Perusahaan juga butuh mengambil
keputusan-keputusan yang nantinya akan mempengaruhi perusahaan itu kedepan.
Dan ternyata dalam pengambilan keputusan, keputusan-keputusan tersebut harus
dipikirkan secara matang terlebih dahulu agar tidak merugikan perusahaan
tersebut dan pihak-pihak yang terkait.

Pengambilan keputusan secara universal didefinisikan sebagai pemilihan diantara


berbagai alternative. Pengertian ini mencakup baik pembuatan pilihan maupun
pemecahan masalah.

Tipe pengambilan keputusan (Decision Making) : adalah tindakan manajemen


dalam pemilihan alternative untuk mencapai sasaran.

1. Keputusan dibagi dalam 3 tipe :


Keputusan terprogram/ keputusan terstruktur yaitu keputusan yang berulang-
ulang dan rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan tersturktur terjadi dan
dilakukan terutama pada manajemen tingkat bawah.
Contoh : Manejer produksi dari PT.XYZ selalu melakukan kegiatan rutin
disetiap awal bulan, yaitu dengan melakukan pembelian bahan baku untuk
persediaan

2. Keputusan setengah terprogram/ setengah terstruktur yaitu keputusan yang


sebagian dapat diprogram. Sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian
tidak terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan
perhitungan-perhitungan serta analisis yang terperinci
3. Model pengambilan keputusan TDODAR

Gunakan teknik sebab akibat untuk mengetahui dasar persoalan yang harus
dipecahkan melalui pengambilan keputusan- EKRUT

Beberapa orang mungkin bisa melakukan pengambilan keputusan dengan


tenang di situasi penuh tekanan, namun tidak jarang kamu merasa mendadak
buntu hingga akhirnya cenderung mengambil keputusan terburu-buru.

Agar hal ini tidak terjadi, kamu bisa mencoba model pengambilan keputusan
TDODAR. Model pengambilan keputusan ini dapat membantu kamu tetap
tenang saat mengambil keputusan tanpa terburu-buru dan panik di situasi
darurat dan tidak pasti.

TDODAR sebenarnya populer digunakan di industri penerbangan untuk


membantu pilot memecahkan masalah di tengah penerbangan. Namun, kamu
bisa menerapkannya pada berbagai situasi lain di pekerjaan.

TDODAR sendiri merupakan singkatan dari Time, Diagnosis, Options,


Decide, Act or Assign, dan Review. Untuk menggunakan model ini, kamu
harus mengikuti beberapa tahapan:

Time

Ketahui berapa waktu yang kamu miliki untuk pengambilan keputusan.


Memiliki informasi yang jelas tentang sisa waktu akan memengaruhi caramu
melakukan langkah selanjutnya. Kamu pun bisa lebih terbantu membuat
prioritas.
Diagnosis

Cari tahu masalah dan penyebab. Kumpulkan orang yang dapat membantu,
data yang dibutuhkan atau tools yang menunjang. Setelah itu gunakan teknik
5Whys atau sebab akibat untuk mengetahui akar masalah. Diagnosis
menyeluruh penting agar kamu dapat menghindari bias konfirmasi saat
membuat keputusan.

Option

Setelah mengetahui penyebab masalah dan sifatnya, pikirkan opsi apa yang
terbuka bagi kamu dengan terstruktur. Pertimbangkan sebanyak mungkin
opsi. Lakukan brainstorming bila butuh.

Decide

Pertimbangkan masing-masing opsi, pilih yang terbaik dan masuk akal lalu
sepakati untuk melanjutkannnya. Dalam situasi penuh tekanan, kamu dapat
berkonsultasi pada orang lain untuk menghindari risiko terlalu percaya diri
atau terlalu terburu-buru.

Act or Assign

Terapkan keputusan itu. Perinci menjadi tugas dan delegasikan pada orang
yang paling memenuhi syarat untuk melakukannya. Misalnya siapa yang
akan memimpin proyek perbaikan tersebut, siapa yang bisa menangani siaran
pers, siapa yang bisa memotivasi orang.

Review

Kamu perlu menilai kembali semuanya untuk melihat apakah sudah sesuai
dengan rencana dan hasil yang kamu butuhkan atau harapan.

Jika sudah, maka keputusan yang telah kamu buat dan implementasikan telah
menyelesaikan masalah yang ada. Jika masalah masih belum diperbaiki atau
semakin buruk, jalankan siklus TDODAR yang lain dengan
mempertimbangkan opsi yang tadinya kamu buang.
C. Perlindungan konsumen adalah keseluruhan peraturan dan hukum yang
mengatur hak dan kewajiban konsumen dan produsen yang timbul dalam
usahanya untuk memenuhi kebutuhannya dan mengatur upaya-upaya untuk
menjamin terwujudnya perlindungan hukum terhadap kepentingan konsumen
(Sidobalok 2014:39).
Hal ini dapat bersifat dalam segala transaksi jual beli, secara langsung
maupun secara online seperti yang kini kian marak. Walaupun adanya
transaksi yang tidak melalui tatap muka, konsumen tetap berhak untuk
mendapatkan barang yang sesuai dengan pemberitahuan sebelumnya atau
barang yang sesuai dengan yang dijanjikan.
ALASAN MENGAPA KONSUMEN BUTUH PERLINDUNGAN
Perlindungan konsumen dibutuhkan untuk menciptakan rasa aman bagi para
konsumen dalam melengkapi kebutuhan hidup. Kebutuhan perlindungan
konsumen juga harus bersifat tidak berat sebelah dan harus adil. Sebagai
landasan penetapan hukum, asas perlindungan konsumen diatur dalam Pasal
2 UUPK 8/1999, dengan penjelasan sebagai berikut:

Asas Manfaat
Konsumen maupun pelaku usaha atau produsen berhak memperoleh manfaat
yang diberikan. Tidak boleh bersifat salah satu dari kedua belah pihak,
sehingga tidak ada salah satu pihak yang merasakan manfaat ataupun
kerugian.

Asas Keadilan
Konsumen dan produsen/pelaku usaha dapat berlaku adil dengan perolehan
hak dan kewajiban secara seimbang atau merata.

Asas Keseimbangan
Sebuah keseimbangan antara hak dan kewajiban para produsen dan
konsumen dengan mengacu pada peraturan hukum perlindungan konsumen.
Asas Keamanan dan Keselamatan
Sebuah jaminan hukum bahwa konsumen akan memperoleh manfaat dari
produk yang dikonsumsi/dipakainya dan sebaliknya bahwa produk itu tidak
akan mengganggu keselamatan jiwa dan harta bendanya.

Asas Kepastian Hukum


Sebuah pemberian kepastian hukum bagi produsen maupun konsumen dalam
mematuhi dan menjalankan peraturan hukum dengan apa yang menjadi hak
dan kewajibannya. Hal ini dilakukan tanpa membebankan tanggung jawab
kepada salah satu pihak, serta negara menjamin kepastian hukum.

PENJELASAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN


Sebagaimana yang sudah dijelaskan bahwa perlindungan konsumen
diperuntukan untuk pemberian kepastian, keamanan serta keseimbangan
hukum antara produsen dan konsumen. Tujuan dibuatnya perlindungan
konsumen dapat dijelaskan dalam dalam Pasal 3 UUPK 8/1999, yang dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian konsumen
untuk melindungi diri.
2. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara
menghindarkannya dari ekses negatif pemakaian dan/atau jasa.
3. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih,
menentukan, dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen.
4. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur
kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk
mendapatkan informasi.
Perlindungan konsumen adalah hal yang sangat penting atau utama dalam
segala transaksi jual beli. Konsumen dan produsen berhak untuk menerima
manfaat yang bersifat tidak merugikan salah satu pihak. Keterbukaan
informasi juga menjadi tolak ukur utama yang dilakukan produsen terhadap
konsumen, guna mendapat kepercayaan maupun kenyaman terhadap
konsumen sebagai pengguna barang atau produk yang dibeli.

Anda mungkin juga menyukai