DI SUSUN OLEH :
KELAS FB
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS HAYAM WURUK PERBANAS SURABAYA
TAHUN 2022/2023
DAFTAR ISI
A. Linear Programming.................................................................................................................3
B. Delphi Forcasting.....................................................................................................................3
A. Band Rating.......................................................................................................................6
B. Bankruptcy Model.............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….8
2
Model Prediksi dapat digunakan sebagai bagian dari bidang analis laporan
keuangan karena salah satu tujuan dari analisis laporan keuangan yaitu untuk
meramalkan kondisi keuangan perusahaan dimasa yang akan datang. Dalam predeksi
keuangan terdapat beberapa model yaitu antara lain :
- Linear Programming
- Delphi Forcasting
- Time Series Forcasting (tren)
- Break Even Analysis
- Just in Time (JIT)
- Economic Order Quantity (E0Q)
B. Linear Programming
Digunakan dalam merencanakan predeksi kombinasi input biaya yang paling
optimal untuk menghasilkan suatu atau beberapa produk dan input. Dengan
menggunakan rumus Linear Programming, dapat merencanakan kebutuhan dan
kombinasi output sehingga tercapai optimasi.
C. Delphi Forcasting
Sistem ini hampir serupa dengan metode expert system. Namun yang
membedakan nya yaitu metode expert system disempurnakan dengan metode diskusi
antara para ahli. Didiskusikan lalu akhirnya menghasilkan kesimpulan terbaik yang
merupakan konsesus para ahli.
1) Penekanan pada prinsip Visibility, dengan demikian setiap maslaah yang memerlukan
perbaikan menjadi jelas dan dianggap sebagai kesempatan atau peluang.
2) Output selalu disesuaikan dengan permintaan sehingga kegiatan produkasi harus
disesuaikan dengan upaya menyeimbangkan keduanya.
3) JIT menghendaki kesederhanaan atau kemudahan bukan kerumitan
4) Pendekatan yang dilakukan bersifat ‘’holistik’’ atau global. Konsep harus dapat
diterima secara umum dan melibatkan semua pihak serta sumber perusahaan yang
dimiliki.
5) JIT menganut konsep perbaikan secara berkala. JIT merupakan filosofi perusahaan
dalam beroperasi yang hakikatnya berupaya menghilangkan “pemborosan”. Dengan
konsep JIT, setiap resources seperti peralatan, bahan, alat, fungsi tenaga kerja
4
digunakan secara minimal dan yang digunakan hanya benar-benar diperlukan untuk
menambah nilai produk. JIT bukan merupakan :
a. Program atau kebijaksanaan persediaan
b. Hanya upaya melibatkan supplier dalam kegiatan perusahaan
c. Fenomena kebudayaan
d. Proyeksi penggunaan bahan
e. Proyeksi kebutuhan bahan
Beberapa unsur yang selalu dianut dalam konsep JIT ini adalah sebagai berikut
(Johanson ; 1990) :
1) Sikap Awareness/Education
Setiap orang harus mencoba memperbaiki keadaan walaupun pada mulanya salah
namun harus terus dicoba sehingga merupakan proses pendidikan bagi personel.
2) House Keeping
Setiap orang harus bertanggung jawab pada setiap peralatan dan harta perusahaan
baik yang dibawah pengawasan nya maupun yang diluar lingkungan nya.
3) Quality Improvement
Kualitas harus ditingkatkan untuk menuju “zero de fects” (tidak ada kerusakan).
Kapan saja ditemukan kesalahan operator harus segera menghentikan operasi dan
langsung melakukan koreksi
4) Uniform Plant Load (UPL)
Yaitu ketka menjual harian, produksi harus harian pula. Produksi sesuai demand,
tidak perlu ada persediaan.
5) Redesign Process Flow
Untuk memenuhi konsep ini maka kegiatan produksi harus direncanakan
sedemikian rupa sehingga seluruh peralatan digunakan untuk memproduksikan
barang secara group bukan per departemen.
6) Set up Reduction
Dengan melakukan redesign maka dapat saja terjadi peralatan yang dimiliki
dikurangi sehingga produk benar-benar sesuai kebutuhan.
7) Supplier Net Work
5
Jaringan permasalahan harus dapat diatur sedemikian rupa sehingga barang yang
dibutuhkan datang pada saat yang tepat, barang hanya diterima pada saat
diperlukan.
EOQ = 2 OA
C = Carrying Cost
Contoh : PT Citra Harmoni menggunakan bahan setahun yaitu 5400 unit. Biaya yang
dikeluarkan untuk melakukan pesanan (order) adalah Rp 10.000,00. Sedangkan untuk satu unit
dibutuhkan biaya Carrying Cost sebesar Rp 1.200,00 Berapa jumlah pesanan optimum untuk
sekali pesanan?
1.200
= 300 unit
Jadi dalam 1 tahun perusahaan dapat melakukan pembelian sebanyak 300 unit sekali
pesanan. Dengan asumsi lain untuk memenuhi kebutuhan bahan sebanyak 5.400 unit perusahaan
harus melakukan pemesanan 18 kali (5.400/300)
6
I. Band Rating
J. Bankruptcy Model
Model ini memberikan rumus untuk menilai kapan perusahaan akan bangkrut. Dengan
menggunakan rumus yang diisi dengan rasio keuangan maka akan diketahui angka tertentu yang
akan menjadi bahan untuk mempredeksi kapan kemungkinan suatu perusahaan akan bangkrut.
Model ini didesain untuk mengetahui berapa besar arus kas masuk bersih perusahaan
tahun depan.
Model ini dimaksudkan untuk mengetahui kapan kemungkinan perusahaan ini akan
diambil alih oleh perusahaan lain nya.
Dibawah ini akan digambarkan empat macam model yang merupakan bagian dari model
tersebut :
1. Model untuk peramalkan tingkat kualitas obligasi yang dijual dipasar modal yang dibuat
oleh Ahmed Belkaoui disebut Belkaoui’s Bond Rating Model.
2. Model untuk meramalkan kebangkrutan suatu perusahaan yang dibuat oleh altman
disebut : Altman’s Bankruptcy Prediction Model. Model ini populer juga di sebut 2-
score.
3. Bernstein dan Maksy merumuskan model untuk meramalkan Net Cash Flow From
Operation tahun mendatang disebut Bernstain and Maksy’s Net Cash Flow Next Yeas
prediction model.
4. Model untuk menilai perusahaan yang akan diambil alih (take over). Model ini dibuat
oleh Ahmed Balkaoui sehingga disebut Belkaoui’s Take Over Prediction Model.
Catatan :
7
- Cash Flow = Laba Bersih + Penyusutan + Laba dari dicontinued operation, dan Pos Luar
biasa
- Net worthh = Stockholders’ Equity
- Quick Asets = Kas + Surat Berharga + Wesel Tagih dan Piutang Dagang
DAFTAR PUSTAKA