NIM : 041330445
Soal :
Jawaban :
2. Kurangnya rasa percaya diri Dalam strruktur organisasi di perusahaan secara umum
berlaku sistem piramida. Semakin tinggi jabatan maka jumlah jabatan yang tersedia semakin
sedikit sehingga semakin kompetitif. Menghadapi kompetisi untuk mengisi jabatan yang
lebih tinggi memerlukan kepercayaan diri yang tinggi. Rasa tidak yakin akan kompetensi diri
ini membuat kurang optimalnya dalam proses seleksi pengisian jabatan.
Seseorang kadang tidak memahami jalur karir di perusahaan sehingga kurang focus untuk
mempersiapkan kompetensi pribadinya menuju jalur karir berikutnya yang lebih tinggi.
Selain itu, kriteria-kriteria dan persyaratan untuk mendapatkan promosi jabatan sering tidak
dipahami. Apakah suatu jabatan yang lebih tinggi memerlukan persyaratan-persyaratan
semacam sertifikasi, pelatihan khusus, lamanya masa kerja, dll.
Apa yang kita inginkan dalam 5 tahun ke depan? Nilai-nilai apa yang anda hargai dalam
hidup? Apakah yang dianggap penting dalam hidup? Apakah selaras, mendukung tujuan
karir? Jika selaras maka akan memberikan daya dorong yang kuat untuk sukses mencapai
tujuan yang diinginkan.
Hal ini menghambat seseorang untuk menemukan tujuan kariri yang cocok untuk dirinya.
Kecocokan dengan aspirasi dan kemampuan diri ini sangat penting, menentukan apakah
dalam menjalani karirnya seseorang akan mencurahkan energi secara maksimal atau tidak.
Masalah terbesar dalam lingkungan serba cepat, beban kerja yang tinggi dan informasi yang
membludak adalah adalah ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif. Kesalahan dalam
komunikasi terletak pada tidak jelasnya pesan seperti yang dimaksudkan pemberi pesan.
Solusinya adalah luangkan waktu untuk mengkomunikasikan pesan Anda dengan jelas dan
efektif.
Dalam buku 7 Keajaiban Rezeki karya Ippho Santosa, salah satu yang mentukan kesuksesan
kita adalah apa yang disebut sebagai sepasang bidadari, yaitu keberadaan keluarga yang
member dukungan terhadap karir kita.Tak kalah pentingnya juga adalah jejaring di
lingkungan Kantor.Tak jarang keputusan diambil berdasarkan rekomendasi teman atau atasan
yang “mengenal” kita.
a. Penjadwalan yang efektif berarti pergerakan barang dan jasa pada sebuah fasilitas
menjadi lebuh cepat. Ini juga berarti perusahaan menggunakan asset secara lebih
efektif sehingga menciptakan kapasitas yang lebih besar untuk setiap dolar yang
ditanamkan, yang selanjutnya menghasilkan biaya yang lebih rendah.
b. Kapasitas tambahan, pergerakan yang lebih cepat, dan fleksibilitaas terkait
menghasilkan pengiriman yang lebih cepat sehingga memberikan pelayanan
pelanggan yang lbih baik.
c. Penjadwalan yang baik juga berperan pada komitmen yang realistis sehingga
menghasilkan pengiriman yang dapat diandalkan.
Penjadwalan jangka pendek menerjemahkan keputusan kapasitas, perencanaan agregat
(jangka menengah) serta jadwal induk ke dalam urutan pekerjaan dan penugasan tertentu atas
keryawan, material, dan permesinan. Isu penjadwalan barang dan jasa dalam jangka pendek
yaitu, memenuhi permintaan karyawan dan peralatan tertentu dalam basis harian atau jam.
Tujuan penjadwalan adalah mengalokasikan dan memprioritaaskan permintaanyang
dihasilkan oleh perkiraan atau pesanan pelanggan pada fasilitas yang ada. Dua factor penting
dalam melakukan alokasi dan prioritas ini adalah (1) jenis penjadwalan, maju atau mundur,
dan (2) kriteria prioritas.
Penjadwalan mencakup penugasan batas waktu pada pekerjaan tertentu, tetapi banyak
pekerjaan yang bersaing secara bersamaan dengan menggunakan sumber daya yang sama.
Untuk membantu mengatasi berbagai kesulitan dalam penjadwalan, teknik penjadwalan dapat
digolongkan sebagai (1) penjadwalan maju dan (2) penjadwalan mundur.
-Penjadwalan Maju
Penjadwalan mauju (forward scheduling) memulai jadwal persyaratan setelah suatu
pekerjaan diketahui. Penjadwalan maju digunakan dalan berbagai organisasi, seperti rumah
sakit, klinik, rumah makan mewah, dan produsen peralatan mesin.dalam fasilitas ini,
pekerjaan dilakukan sesuai dengan pesanan pelanggan, dan biasanya minta dikirim sesegera
mungkin. Penjadwalan maju umumnya dirancang untuk menghasilkan sebuah jadwal yang
dapat dipenuhi, sekalipun hal ini berarti batas waktunya tidak dapat dipenuhi. Dalam banyak
kejadian, penjadwalan maju menyebabkan penumpukan barang setengah jadi.
-Penjadwalan Mundur
Penjadwalan mundur (backward scheduling) dimulai dari batas waktu, dan menjadwalkan
operasi yang terakhir terlebih dahulu. Kemudian, urutan pekerjaan dijadwalkan satu demi
satu dalam susunan terbalik. Dengan mengurangi waktu tunggu (lead time) untuk setiap
barang, diperoleh waktu mulai. Bagaimana pun juga, sumber daya yang diperlukan untuk
mrmrnuhi jadwal mungkin tidak ada. Penjadwalan mundur digunakan dalam banyak
lingkungan manufaktur, seperti hal nya dalam lingkungan jasa yang menyajikan sebuah
perjamuan atau penjadwalan operasi pembedahan. Dalam praktiknya, suatu kombinasi dari
penjadwalan maju dan mundur sering digunakan untuk menemukan titik temu antara yang
dapat dipenuh dan batas waktu pelanggan.
KRITERIA PENJADWALAN
Teknik penjadwalan yang benar bergantung pada volume pesanan, sifat alami operasi, dan
kompleksitas pekerjaan secara keseluruhan, serta kepentingan dari keempat kriteria. Berikut
keempat kriteria tersebut.
Fokus penjadwalan adalah menghasilkan sebuah penjadwalan maju yang awalnya dicapai
dengan batas waktu MRP dan diperbaiki dengan teknik penjadwalan kapasitas terbatas yang
dibahas pada bab ini. Fsilitas ini meliputi sebagian besar produksi dunia. Contohnya adalah
pengecoran logam, perusahaan mesin, lemari kabinet, percetakan, sejumlah restoran, dan
industri pakaian. Sel kerja ( work cell – terfokus pada fasilitas yang mengelola serangkaian
komponen yang serupa )Fokus penjadwalan adalah menghasilkan sebuah penjadwalan maju.
MRP menghasilkan batas waktu, dan penjadwalan/pengiriman perincian selanjutnya dibuat
pada sel kerja dengan aturan kanban dan prioritas. Contohnya adalah sel kerja pada
perusahaan manufaktur ambulans Wheeled Coach, pembuat mesin pesawat Standard Aero,
dan pembuat kartu ucapan Hallmark.
Fasilitas ini menghasilkan produk dengan jumlah sangat besar dan ragam yang terbatas,
seperti kertas pada mesin besar di International Paper, bir pada tempat pembuatan bir Di
Anheuser-Busch, atau baja gulungan di pabrik Nucor. Penjadwalan menghasilkan sebuah
penjadwalan maju yang dapat memenuhi permintaan konstan yang layak dengan kapasitas
tetap yang ada. Kapasitas di sejumlah fasilitas biasanya dibatasi oleh investasi modal jangka
panjang. Kapasitas fasilitas ini biasanya diketahui, sekaligus waktu penyetelan dan waktu
operasi untuk produk dengan jangkauan tebatas. Hal ini menyebabkan penjadwalan lebih
mudah dilakukan.
Fasilitas yang terfokus pada proses (fasilitas intermitten atau bengkel kerja) merupakan
sistem dengan variasi tinggi atau volume rendah yang biasanya dijumpai ada organisasi
manufaktur dan jasa. Untuk menjalankan sebuah fasilitas secara seimbang dan efisien,
manajer memerlukan sebuah sistem perencanaan dan pengendalian produksi.
a.Menjadwalkan pesanan yang datang tanpa melampaui keterbatasn kapasitas pusat kerja
masing-masing.
b.Memeriksa ketersediaan peralatan dan bahan sebelum mengeluarkan pesanan ke suatU
departemen.
c.Menentukan batas waktu untuk setiap pekerjaan dan memeriksa kemajuan pekerjaan
terhadap batas waktu dan waktu tunggu dari pemesanan.
d.Memeriksa bahan setengah jadi selagi pekerjaan dilakukan.
e.Memberikan umpan balik pada aktivitas pabrik dan produksi.
f.Memberikan statistik efisien pekerjaan dan mengawasi operator untuk kepentingan analisis
pengupahan dan distribusi tenaga kerja.
Pembebanan Pekerjaan
Pembebanan (loading) berarti penugasan pekerjaan pada pusat kerja atau pusat pemrosesan.
Para manager operasi menugaskan pekerjaan pada pusat kerja sedemikian hingga biaya,
waktu luang atau waktu penyelesaian dijaga tetap minimal. Pusat kerja dapat berupa dua
bentuk. Pertama, berorientasi pada kapasitas; kedua, berkaitan dengan penugasan pekerjaan
tertentu bagi pusat-pusat kerja.
Pertama, pembebanan akan diuji dari segi kapasitas melalui sebuah teknik yang dikenal
sebagai pengendalian input-output. Kemudian akan disajikan dua pendekatan yang
digunakaan dalam pembebanan : diagram Gantt dan metode penugasan pemrograman linier.
Pengendalian Input-Output
Pengendalian input-output adalah sebuah teknik yang membuat karyawan operasi dapat
mengelola aliran fasilitas kerja. Jika pekerjaan tiba lebih cepat daripada yang sedang
diproses, maka fasilitas tersebut dibebani secara berlebihan dan terjadi backlog. Pembebanan
yang berlebihan menyebabkan kepadatan dalam fasilitas yang mengakibatkan timbulnya
masalah inefisiensi dan kualitas. Jika pekerjaan tiba lebih lambat daripada yang sedang
diproses, fasilitasyang kurang terbebani menghasilkan kapasitas yang kosong dan
pemborosan sumber daya.
Pengendalian input-output dapat dilakukan dengan sebuah sistem kartu ConWIP yang
mengendalikan jumlah pekerja dalam suatu pusat kerja. ConWIP adalah singkatan
untuk constan work in process. Kartu ConWIP berjalan bersama suatu pekerjaan melalui
pusat kerja. Ketika pekerjaan selesai, kartu dikeluarkan dan dikembalikan ke stasiun kerja
awal, mengotorisasi masuknya batch baru ke dalam pusat kerja. Secara efektif, kartu
ConWIP membatasi jumlah kerja dalam pusat kerja, mengendalikan waktu tunggu dan
memantau backlog.
Pilihan yang tersedia bagi karyawan bagian operasi untuk mengatur aliran fasilitas kerja
mencakup:
a.Memperbaiki kinerja
b.Meningkatkan kapasitas
c.Meningkatkan atau mengurangi input pada pusat kerja dengan cara (a) mengalihkan
pekerjaan ke atau dari pusat kerja lainnya, (b) meningkatkan atau mengurangi subkontrak, (c)
memproduksi lebih sedikit atau lebih banyak.
Memproduksi lebih sedikit bukanlah solusi yang disenangi para manager tetapi keuntungan
yang didapatkan sangat berarti. pertama, tingkat pelayanan pelanggan bisa meningkat karena
barang dapat diproduksi tepat waktu. Kedua, efisiensi dapat benar-benar meningkat karena
terdapat lebih sedikit WIP yang bertebaran dalam pusat kerja yang menambahkan biaya rutin.
Ketiga, kualitas dapat meningkat karena lebih sedikit WIP berarti lebih sedikit permalahan
yang tersembunyi.
Diagram Gantt
Diagram Gantt (Gantt chart) merupakan alat peraga visual yang bermanfaat dalam
pembebanan dan penjadwalan. Nama diagram tersebut berasal dari Henry Gantt, yang
ditemukan pada akhir tahun 1800-an. Diagram Gantt menunjukkan penggunaan sumber daya,
seperti pusat kerja dan tenaga kerja.
Ketika digunakan dalam pembebanan, diagram Gantt menunjukkan pembebanan dan waktu
luang pada beberapa departemen, mesin atau fasilitas. Diagram Gantt menunjukkan beban
kerja dalam sistem sedemikian rupa sehingga manager mengetahui penyesuaian yang tepat.
Sebagai contoh, ketika sebuah pusat kerja dibebani secara berlebihan maka karyawan dari
pusat kerja yang memiliki beban rendah dapat dipindahkan sementara agar dapat
meningkatkan jumlah tenaga kerja.
Metode Penugasan
Metode Penugasan (assigment method) mencakup proses pelimpahan tugas atau pekerjaan
pada sumber daya. Contohnya adalah penugasan pekerjaan pada mesin, kontrak pada pemberi
penawaran, karyawan pada proyek, dan karyawan pemasaran pada wilayah tertentu. Metode
penugasan ini paling sering bertujuan meminimalkan biaya total atau waktu yang diperlukan
untuk melaksanakan tugas yang ada. Satu karakteristik permasalahan penugasan yang penting
adalah hanya ada satu pekerjaan yang ditugaskan untuk satu mesin.
Pengurutan Pekerjaan
Aturan prioritas ( priority rule ) memberikan panduan untuk mengurutkan pekerjaan yang
harus dilakukan. Aturan ini terutama diterapkan untuk aturan fasilitas yang terfokus pada
proses, seperti klinik, percetakan, dan bengkel kerja. Beberapa aturan prioritas yang paling
terkenal akan dibahas. Aturan prioritas mencoba untuk meminimalkan waktu penyelesaian,
jumlah pekerjaan dalam sistem, dan keterlambatan pekerjaan seraya memaksimalkan
penggunaan fasilitas.
a.FCFS ( first come, first served ): yang pertama datang, yang pertama dilayani. Pekerjaan
pertama yang datang di sebuah pusat kerja diproses terlebih dahulu.
b.SPT ( shortest processing time ): waktu pemrosesan terpendek. Pekerjaan yang memiliki
waktu pemrosesan terpendek ditangani dan diselesaikan terlebih dahulu.
c.EDD ( earliest due date ): batas waktu paling awal. Pekerjaan dengan batas waktu yang
paling awal dikerjakan terlebih dahulu.
d.LPT ( longest processing time ): waktu pemrosesan terpanjang. Pekerjaan yang memiliki
waktu pemrosesan lebih panjang, lebih besar biasanya sangat penting dan diutamakan
terlebih dahulu.
Tidak ada satu pun aturan pengurutan yang unggul dalam semua kriteria. Pengalaman
menunjukkan hal berikut.
a.SPT biasanya merupakan teknik terbaik untuk meminimalkan aliran pekerjaan dan
meminimalkan jumlah pekerjaan rata-rata dalam sistem. Kelemahan utamanya adalah
pekerjaan yang memiliki waktu pemrosesan panjang dapat tidak dikerjakan secara terus
menerus, karena pekerjaan yang memiliki waktu pemrosesan pendek selalu didahulukan.
Pelanggan dapat melihat hal ini secara samar, dan penyesuaian berkalal untuk pekerjaan yang
panjang harus dilakukan.
b.FCFS tidak menghasilkan kinerja yang baik pada hampir semua kriteria ( tetapi juga tidak
begitu buruk ). Bagaimanapun, FCFS memiliki kelebihan karena terlihat adil oleh pelanggan;
suatu hal yang sangat penting dalam sistem jasa.
c.EDD meminimalkan keterlambatan maksimal yang mungkin perlu untuk pekerjaan yang
memiliki penalti setelah tanggal tertentu. Secara umum, EDD bekerja baik ketika
keterlambatan menjadi sebuah isu.
Rasio Kritis
Jenis aturan pengurutan yang lain adalah rasio kritis. Rasio Kritis (critical ratio-CR)
merupakan sebuah angka indeks yang dihitung dengan membagi waktu yang tersisa hingga
batas waktu pekerjaan dengan waktu pekerjaan yang tersisa. Berlawanan dengan aturan
prioritas, rasio kritis sangat dinamis dan mudah diperbarui. CR cenderung memiliki kinerja
yang lebih baik daripada FCFS, SPT, EDD atau LPT pada kriteria keterlambatan pekerjaan
rata-rata.
Rasio kritis memberikan prioritas pada pekerjaan yang harus dilakukan agar tetap menepati
jadwal. Sebuah pekerjaan dengan rasio kritis yang rendah ( kurang dari 1,0 ) berarti telambat
dari jadwal. Jika CR tepat 1,0; berarti pekerjaan sesuai dengan jadwal. CR yang lebih besar
dari 1,0 berarti pekerjaannya mendahului jadwal dan punya waktu luang.
Aturan Johnson bisa digunakan untuk meminimalkan waktu pemrosesan untuk mengurutkan
suatu kelompok pekerjaan melalui dua fasilitas.
a.Semua pekerjaan harus dicantumkan dan masingmasing waktu yg dibutuhkan oleh sebuah
mesin harus ditunjukkan
e.Penjadwalan adalah dinamis dengan demikian aturan perlu untuk direvisi menyesuaikan
perubahan-perubahan dalam proses, peralatan, bauran produk dst
a.Aturan tidak melihat ke hulu atau ke hilir, sumber daya yg menganggur dan kemampatan
sumber daya di departemen yg lain mungkin saja tidak diakui
b. Aturan tidak melihat lewatnya dari tanggal jatuh tempo
Penjadwalan Kapasitas Terbatas
Selain pilihan aturan prioritas saat ini sejumlah sistem FCS juga mengkombinasikan “sistem
pakar” atau teknik simulasi dan memungkinkan penjadwal untuk membebankan biaya pada
berbagai pilihan yang berbeda. Penjadwal memiliki fleksibilitas untuk menangani situasi
apapun termasuk perubahan pesanan, pekerja, ataupun mesin.
Data awal untuk sistem penjadwalan terbatas biasanya merupakan output dari sistem MRP.
Sistem ini seketika memberikan informasi kepada perencana ketika material dibutuhkan,
mengabaikan masalah dalam hal kapasitas. Dan output dari MRP dikombinasikan dengan
perputaran arsip, batas waktu, kapasitas pusat kerja, peralatan, dan ketersediaan sumber daya
lainnya untuk akhirnya menghasilkan data yang dibutuhkan oleh FCS secara efektif.
Teori Batasan
Teori batasan adalah suatu ilmu yang berkaitan dengan segala sesuatu yang membatasi
kemampuan organisasi untuk mencapai tujuannya. Batasannya dapat berupa bentuk fisik
(ketersediaan proses produksi atau karyawan dan bahan baku atau persediaan). Throughtput
atau volume adalah suatu konsep penting dalam sistem operasi yang dimana jumlah unit yang
diproses melalui fasilitas dan terjual.
a.Mengidentifikasi batasan.
b.Membuat rencana mengatasi batasan.
c.Memusatkan tujuan pada sumberdaya setelah membuat rencana batasan.
d.Mengurangi dampak selanjutnya dari batasan yang telah dituju.
e.Setelah batasan telah teratasi dengan baik, lakukan identifikasi batasan baru.
Batasan-batasan ini digunakan dalam perusahaan manufaktur dan perusahaan jasa.
Sistem kerja pada bottleneck adalah batasan yang membatasi output produksi dan memiliki
kapasitas yang lebih sedikit dibandingkan pusat kerja sebelumnya atau berikutnya nanti.
Dikarenakan bottleneck mengahambat laju volume dalam produksi. Dan pada
konsekuensinya sistem ini terdapat dalam proses, sebagai contoh terdapat pada rumah sakit,
rumah makan, hingga ke dalam sebuah pabrik.
a.Mengurangi tingkat persediaan yang membebaskan modal untuk penggunaan yang lain.
b.Mempercepat volume produksi.
c.Memperbaiki kualitas komponen sehingga meningkat kualitas produk
d.Mengurangi kebutuhan luas lantai
e.Memperbaiki komunikasi pekerja sebab mereka menjadi semakin berdekatan.
f.Melancarkan proses produksi karena lot yang besar tidak “menyembunyikan”
permasalahan.
Anggap sebuah produsen berjalan menjalankan batch bulanan yang berukuran besar: Dengan
menggunakan jadwal penggunaan material bertingkat, manajemen akan dapat memendekkan
siklus bulanan ini menjadi siklusn mingguan, harian, bahkan siklus per jam