Dosen Pengampu:
Anggota:
UNIVERSITAS DIPONEGORO
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Lead Time Dalam Rantai Pasok dan
Logistik ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak
Mashudi pada prodi Rantai Pasok dan Logistik. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Lead Time Dalam Rantai Pasok dan Logistik bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Drs. Mashudi, S.E, M.M. selaku dosen
Manajemen Keuangan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................. 2
DAFTAR ISI................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 4
i. Latar Belakang..................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................ 5
viii. Kesimpulan..........................................................................................………….....13
ix. Saran....................................................................................................………….....13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................…….14
3
BAB I
PENDAHULUAN
i. Latar Belakang
Untuk memulai pemahaman mengenai lead time mari kita pelajari terlebih dahulu
mengenai perioritas persaingan. Salah satu prioritas persaingan adalah berkaitan dengan
waktu yang berarti berkaitan pula dengan lead time. Prioritas persaingan tidak terlepas
dari strategi kompetitif perusahaan. Strategi operasi yang berlandaskan pada konsumen
menggambarkan tujuan jangka panjang perusahaan. Hal ini juga memerlukan dukungan
dan kerja sama bagian operasi dan pemasaran untuk dapat mengikuti keinginan segmen
pasarnya dan menerjemahkan keinginan tersebut sesuai kemampuan perusahaan. Analisis
pasar mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pasar yang dapat dipenuhi perusahaan
untuk mendapatkan keunggulan kompetitif di tiap segmen pasarnya. Memenuhi keinginan
pasar kedalam kapabilitas area fungsional perusahaan harus diikuti oleh pengembangan
kapabilitas tertentu. Sebuah perusahaan memperoleh keuntungan dari sistem operasinya
dengan mengembangkan satu atau lebih kapabilitasnya.
Pengertian lead time dalam bisnis sebenarnya lebih mengacu pada waktu yang
dibutuhkan antara awal dan penyelesaian suatu operasi atau proyek. Proses lead time
sangat penting dan perlu perhatian khusus dalam berbagai operasional perusahaan.
Misalnya, manajemen rantai pasokan dan manajemen proyek pada perusahaan di bidang
manufaktur.
Perusahaan yang memiliki lead time yang lebih lama bisa mengalami inefisiensi dan
pemborosan sumber daya. Maka itu, perusahaan harus meninjau lead time pemrosesan
dan mengidentifikasi cara meningkatkan waktu tunggunya. Untuk meninjau hal ini,
biasanya perusahaan sudah membuat suatu manajemen risiko pada awal persiapan suatu
proyek.
Jika benar-benar terjadi, maka dalam fase proyek berlangsung, manajemen bisa
berupaya untuk mengurangi lead time agar bisa meningkatkan produktivitas secara
keseluruhan. Keberhasilan dalam pengendalian lead time akan membuat perusahaan
mampu menghasilkan pendapatan dan keuntungan yang lebih tinggi.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Waktu merupakan faktor kompetisi yang penting, yang merupakan bagian dari
layanan yang didirikan oleh sebuah perusahaan. Hal ini sesuai dengan tujuan akhir dari
Rantai Pasok dan Logistik, yaitu:
Harga,
Mutu,
Layanan,
Terdapat beberapa pertimbangan mengapa waktu harus diperhitungkan dengan baik
antara lain:
1.1. Siklus Hidup Produk Semakin Pendek
Siklus ini juga banyak dikenal dengan sebutan Product Life Cycle yang terdiri dari
beberapa tahapan, antara lain yaitu:
5
a) Tahap Pengenalan (Introduction)
b) Tahap Pengembangan (Growth)
c) Tahap Kematangan (Maturity)
d) Tahap Kejenuhan (Saturation)
e) Tahap Pemurunan (Decline)
Dari gambar 1, terlihat bahwa waktu yang diperlukan untuk mengembangkan model
baru, memperkenalkan dan mengembangkan produk di pasaran menjadi sangat singkat. Fast
track system merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam pengembangan
produksi, proses manufaktur, dan logistik yang merupakan strategi kunci dalam
memenangkan kompetisi.
Ketika sebuh perusahaan terlambat untuk memasuki pasar (waktu yang ditentukan
dalam memperkenalkan/menjual sebuah produk tidak tepat), akan mengakibatkan
percepatan/semakin cepat terciptanya persediaan yang tinggal guna (obsolescent stock).
6
1.2. Pengurangan Persediaan Barang
Salah satu gejala yang muncul saat ini adalah pengurangan persediaan (inventory)
yang dilakukan oleh berbagai perusahaan, baik bahan baku, bahan penolong, bahan
setengah jadi, maupun bahan jadi.
Hal tersebut terjadi karena banyaknya kapital (modal) yang terkunci (yang tidak
bergerak) dalam persediaan tersebut. Hal ini bertujuan untuk mengurangi biaya
penyediaan (inventory carrying cost). Jika waktu yang diperlukan dalam rantai pasok
dapat dipercepat, maka biaya dapat dikurangi.
1.3. Perubahan Pasar
Persoalan yang banyak dialami oleh perusahaan adalah ketidakakuratan dalam peramalan.
Hal ini dapat terjadi dikarenakan beberapa hal, antara lain yaitu:
Kondisi pasar yang selalu berubah-ubah,
Metode yang kurang akurat,
Lead time yang semakin besar,
7
Komponen yang termasuk ke dalam kegiatan ini, antara lain yaitu:
Proses pemesanan dari pelanggan
Proses pencatatan pesanan
Proses pemesanan
Proses pengangkutan
Pesanan diterima pelanggan
Proses pembuatan atau penyiapan barang
Kebutuhan waktu untuk setiap proses disebabkan oleh beberapa hal, sebagai
berikut:
Fluktuasi jumlah pesanan
Proses yang tidak efisien
Hambatan yang dialami
b. The cash to cash cycle
Sebuah perusahaan sangat berkepentingan untuk dapat dengan segera
mengkonversikan suatu pesnaan menjadi uang. Pada hakekatnya tidak hanya lead
time dari proses pemesanan hingga proses penerimanaan uang, tetapi sejak proses
pembelian bahan baku sampai menjadi uang hasil penjualan, yang melalui suatu
proses panjang yang disebut dengan Pipeline Process.
Proses dalam kategori ini meliputi beberapa hal, yaitu:
Pembelian bahan baku
Penyimpanan bahan baku
Produksi bahan setengah jadi
Penyimpanan barang setengah jadi
Produksi barang jadi
Penyimpanan barang jadi
In transit
Penyimpanan induk distribusi
Order to delivery cycle (proses sampai penerimaan uang)
karena proses yang panjang tersebut, maka tugas manajemen rantai pasokan
adalah untuk mengendalikan semua lead time yang terjadi.
8
v. Manajemen Pipeline Logistik
Kunci keberhasilan dalam mengendalikan lead time dalam logistik adalah dengan
manajemen pipeline, yang merupakan suatu proses di mana lead time pembuatan barang
(manufacturing lead time) dihubungkan dengan lead time pengadaan barang
(procurement lead time) hingga sedemikian rupa untuk memenuhi permintaan pasar.
Tujuan dari manajemen pipeline di antaranya yaitu sebagai berikut:
Biaya yang lebih renah
Mutu yang lebih tinggi
Lebih fleksibel
Waktu tanggapan yang lebih cepat
Seringkali dalam sebuah rangkaian rantai pasok banyak ditemui oleh kegiatan
yang justru menimbulkan biaya tambahan (added cost) dari pada menciptakan nilai
tambah (added value), misalnya:
Adapun kegiatan yang dapat memberikan nilai tambah adalah segala kegiatan
yang menyebabkan barang yang bersangkutan mudah terjual.
Banyak perusahaan yang menemukan bahwa hanya 10% dari kegiatan yang dapat
menimbulkan nlai tambah, sedangkan 90% lainnya merupakan kegiatan yang
menambah biaya. Tugas dari manajemen pipeline ini adalah untuk memperbaiki
perbandingan antara value added activities dengan non-value added activities yang
sangat timpang.
9
Waktu untuk mengevaluasi penawaran
Waktu untuk negosiasi harga
Waktu untuk pembuatan kontrak pembelian/surat pesanan
Waktu untuk pembuatan letter of credit (LC)
Waktu yang diperlukan supplier untuk membuat atau menyiapkan barang
Waktu pengepakan untuk pengiriman
Waktu pengiriman barang dari gedung supplier ke terminal/pelabuhan
pengiriman
Waktu pengiriman barang dari terminal/pelabuhan prngirim ke
pelabuhan/terminal penerima
Waktu pembongkaran barang di terminal/pelabuhan penerima
Waktu pengiriman barang dari pelabuhan penerima ke gudang pembeli
Waktu pembongkaran peti di gudang pembeli
Waktu penerimaan dan perhitungan barang di gudang pembeli
Lead time pemesanan barang dapat dikategorikan menjadi beberapa elemen,
yaitu sebagai berikut:
a. Elemen yang memberikan cukup nilai tambah (added value), antara lain:
Waktu untuk negosiasi
Negosiasi tarif angkutan
Waktu untuk membuat barang
Waktu pengiriman dari gudang ke pelabuhan muat
Waktu pengapalan ke pelabuhan tujuan
Pengangkutan dari pelabuhan tujuan ke gudang penerima
b. Elemen yang kurang memberikan nilai tambah (added value), contohnya:
Waktu menganalisis penawaran
Pentiapan kontrak
Pengepakan
Waktu muat barang
Mencari perusahaan pengangkut
Waktu pembongkaran barang saat di pelabuhan
Waktu pembongkaran peti di gudang
Waktu perhitungan barang
10
Pembukaan letter of credit untuk barang impor
c. Elemen yang tidak memberikan nilai tambah (added value), yaitu:
Waktu mencari sumber pembelian
Waktu mencari alat pengangkutan
Waktu menunggu di gudang ekspedisi
Waktu menunggu di gudang pelabuhan
Waktu menunggu pengiriman ke gudang penerima
Dalam skala lead time pemesanan barang ini, mungkin perlu dimodifikasi, sehingga
prinsip yang digunakan lebih efektif (berhasil guna).
Terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan yaitu sebagai berikut ini:
1) Mengurangi waktu yang digunakan dari setiap elemen, terutama yang tidak
menghasilkan nilai tambah (added value), dengan melalui serangkaian kegiatan
berikut ini:
Supplier Partnership, yang dapat mengurangi waktu pencarian sumber
pembelian, negosiasi harga, pembuatan kontrak pembelian, pembukaan LC,
pembuatan/penyiapan barang
Kontrak pembelian jangka panjang
Kontrak jangka panjang dengan ekspedisi
Komunikasi yang intens dengan supplier dan ekspedisi
2) Mengubah cara kegiatan yang awalnya berurutan menjadi kegiatan simultan, seperti
berikut ini:
Perjanjian dengan supplier, sehingga dapat bekerja sama tanpa LC, tanpa
penandatanganan kontrak pembelian tetapi cukup confirmed atau commited
letter of intent
Persiapan dan penyelesaian dokumen bea masuk dilakukan selama pengapalan
barang, sehingga tidak memerlukan waktu ekstra (just in time customs
clearance)
Mengurangi/menghilangkan waktu penyimpanan di gudang pelabuhan
vii. Kesenjangan Lead Time Dengan Tujuan Utama Rantai Pasok (SCM)
Masalah besar yang dihadapi oleh setiap perusahaan terkait dengan rantai pasok
adalah waktu yang dibutuhkan untuk pengadaan barang. Selain itu, membuat barang jadi
11
dan siap dijual ke pelanggan selalu lebih lama dari pada kesediaan pelanggan untuk
menunggu. Sehingga masalah utama yang terjadi adalah tersedianya barang saat
diperlukan dan kesediaan pelanggan untuk menunggu jika terpaksa.
Kesenjangan tersebut terjadi karena untuk mengendalikan lead time pengadaan
barang banyak yang dibatasi oleh:
Keterbatasan sumber yang andal
Keterbatasan peraturan
Deviasi lead time yang besar
Deviasi permintaan yang besar
Forecast yang kurang akurat
Budaya perusahaan
Saat ini berkembang paradigma baru yang beredar di pasar bahwa “tidak
hanya price sensitive tetapi juga time sensitive. Sehingga pengurangan waktu yang
terjadi di pipeline logistik dapat mempercepat proses di seluruh supply chain (rantai
pasok) dan untuk menekan biaya. Sehingga setiap perusahaan harus melakukan
pengurangan lead time untuk non-value added activities, khususnya waktu
penyimpanan barang. Agar hal tersebut dapar terpenuhi, maka perlu dilakukan
pengelolaan inventory control yang baik.
12
BAB III
PENUTUP
viii. Kesimpulan
Pertimbangan lead time RANTAI PASOK DAN LOGISTIK antara lain, Siklus Hidup
Produk Semakin Pendek, Pengurangan Persediaan Barang dan perubahan pasar.
Manajemen bisa berupaya untuk mengurangi lead time agar bisa meningkatkan
produktivitas secara keseluruhan. Keberhasilan dalam pengendalian lead time akan
membuat perusahaan mampu menghasilkan pendapatan dan keuntungan yang lebih
tinggi.
ix. Saran
Saran yang bisa penulis berikan Perlu adanya metode penilitian lebih lanjut akan
upaya peningkatan dikusi terhadap mahasiswa sebagai salah satu cara dalam
keberhasilan pengedalian lead time.
13
DAFTAR PUSTAKA
Harmony Blog. 2021. Kenali Apa Itu Lead Time Jenis dan Penerapannya Dalam
Perusahaan. https://www.harmony.co.id/blog/kenali-apa-itu-lead-time-jenis-dan-
penerapannya-dalam-perusahaan. Diakses pada tanggal 25 Agustus 2021 pukul 14.43 WIB.
14