akhirnya perusahaan asuransi ini mencapai hasil yang diinginkan, yaitu pengelolaan kegiatan
manajemen penjualan secara terencana dan seirama dengan strategi pemasaran keseluruhan.
perusahaan telah menentukan sasaran, menyalurkan keaan perusahaan serta volume penjualan
yang diperlukan, kemudian menetapkan tolok ukur sehingga kesan perusahaan dipasar dapat
dikaji. perusahaan dapat menguji keberhasilan penjualan kepada pelanggan, perantara pasar yang
menangani jasa perusahaan dan tim penjualannya sendiri
Dalam suatu Perusahaan Asuransi sebagai Penanggung risiko, secara umum pembagian tugas,
wewenang dan tanggung-jawab para fungsionarisnya dalam struktur Organisasi, dengan
pembagian pokok sebagai berikut : A. bagian Pemasaran atau MarketingB. bagian Tehnik atau
UnderwritingC. bagian Keuangan dan Umum (Finance & General Affair)A.
BAGIAN
PEMASARAN (MARKETING):Sistem pemasaran dalam asuransi dapat dilakukan dengan caracara sebagai berikuta. Langsung dengan Tertanggung (Direct to Insured)b. Melalui Agen atau
Pialang Asuransi (Agent or Broker)c. PEMASARAN LANGSUNG dengan CALON
TERTANGGUNG.Dalam hal ini Penangung berhubungan langsung dengan calon Tertanggung,
tanpa melalui perantara (Agen ataupun Pialang Asuransi (Broker).Dalam hal ini pihak
Tertanggung wajib mengisi dengan sejujur-jujurnya atas fakta-fakta penting (material Facts) pada
formulir Surat Permohonan Penuntupan Asuransi.-. SURAT PERMOHONAN PENUTUPAN
ASURANSI (S.P.P.A.)adalah suatu dokumen yang disiapkan oleh Asuradur untuk digunakan oleh
calon tertanggung bila ingin mengajukan suatu penutupan asuransi.Dalam dokumen ini calon
Tertanggung diharuskan memberikan berbagai informasi yang pada umumnya merupakan faktafakta penting (Material Fact) tentang objek pertanggungan yang diperlukan oleh Asuradur dalam
proses Akseptasi.Kebenaran dan kelengkapan pengisian suatu SPPA da[pat merupakan suatu
ukuran dipenuhinya prinsip Duty of Disclosure yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari prinsip Utmost good Faith.Dalam sebagian besar polispun dinyatakan dengan
tegas bahwa SPPA tersebut adalah dasar dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
POLIS.-. 5(lima) Pertanyaan Umum yang lazim terdapat dalam S.P.P.A., adalah :Berkaitan
dengan calon Tertanggung sendiri, antara lain : Nama, Assesment, Moral Hazard, Kebiasaan
Umum, Latar belakang budaya dll.Alamat calon Tertanggung Status sosial : Keadaan umum
lokasi.Lokasi Risiko bila tidak sama dengan alamat calon Tertanggung: Keadaan lingkungan,
Kepadatan daerah (Fire Insc.), Kepadatan Lalu-lintas (Motor car insc.), dll. Latar belakang profesi
suatu profesi bisa mempunyai tingkat bahaya inherent terhadap suatu kejadian klaim baik
mengenai Frequency maupun Severity -nya.Pengalaman kerugian dimasa lalu : Kapan, penyebab
kerugian, besarnya kerugian, tindakan pencegahan (preventive action) yang sudah dilakukan
setelah kerugian terjadi dll PEMASARAN MELALUI AGEN ATAU PIALANG ASURANSI
(BROKER).1.
A G E N :adalah pihak yang melakukan tugas mewakili prinsipalnya kepada
atau dalam berhubungan dengan pihak ketiga.-. Lahirnya Agen : tersebut sejak tercapainya kata
sepakat antara kedua belah pihak (pemberi kuasa dan pihak yang penerima kuasa), dengan unsurunsur: Adanya suatu PerjanjianAdanya pihak yang memberikan kekuasaan (wewenang)Adanya
penyelenggarakan sesuatu urusan.-. Berakhirnya suatu perjanjian ke-agen-an :Ditariknya
pemberian kuasa oleh pemberi kuasa.Si Kuasa memberitahukan bahwa dia berhenti menjadi juru
kuasa dari pemberi kuasa.Dengan meninggalnya atau kepengampuan atau kepailitan yang dialami
si pemberi kuasa atau si juru kuasa.Dengan perkawinan, si perempuan penerima atau pemberi
kuasa tidak berlaku lagi.Hak dan Kewajiban seorang Agen :-. Hak-hak seorang Agen :Menerima
penggantian/ganti-rugi atas kehilangan atau kerugian yang dialami saat melaksanakan tugasnya
dari principal.Menerima imbalan (Remuneration) dari hasil pekerjaannya.Hak untuk memperoleh
kembali
barang-barang
jaminan
yang
ia
jamin-kan
dalam
melaksanakan
tugasnya.
-. Kewajiban
seorang
Agena.
Memenuhi
segala
instruksi
principal.b.
Melaksanakan tugas dengan hati-hati dan teliti.c.
Melakukan tugasnya secara
sendiri, tidak didelegasikan.d.
Melakukan tugasnya dengan itikad baik.e.
Bertanggung
jawab dalam menerima uang, untuk kepentingan Principal.-. Agen dikelompokkan dalam 2(dua)
jenis, yaitu :1.
Agen Umum2.
Agen Asuransi
1. Definisi Agen Umum
:adalah pihak yang melakukan tugas mewakili prinsipalnya kepada atau dalam berhubungan
dengan pihak ketiga.Dengan demikian Agen Umum adalah seseorang yang diberi kuasa atau
wewenang untuk mewakili dan melaksanakan segala urusan-nya, dalam hubungan hukumnya
dengan pihak ketiga.
2. Definisi Agen Asuransi (menurut Ps. 1 ayat 10 UU.No.2
Thn. 1992)adalah seseorang atau Badan Hukum yang kegiatannya memberikan jasa dalam
memasarkan jasa asuransi untuk dan atas nama Penanggung.-. Perbedaan antara Agen Umum dan
Agen Asuransi :AGEN UMUM
AGEN ASURANSI
-. Pemegang kuasa dari principalnya untuk melakukan aktivitas secara umum (tidak terbatas pada
aktivitas tertentu), dan mempunyai hubungan tetap dengan pengusaha dan mewakilinya untuk
mengadakan perjanjian dengan pihak ketiga.-. Hanya dapat menjadi agen asuransi dari satu
perusahaan Asuransi.Jadi khusus untuk asuransi saja.-. Ketentuan-ketentuan Agen Asuransi (Psl
27 PP No. 73 thn 1992):Setiap Agen Asuransi hanya dapat menjadi agen dari satu Perusahaan
Asuransi.Agen Asuransi wajib memiliki perjanjian keagenan dengan Perusahaan Asuransi yang
diageni.Semua tindakan Agen Asuransi yang berkaitan dengan transaksi asuransi menjadi
tanggung jawab Perusahaan Asuransi yang diageni.Agen Asuransi dalam menjalankan
kegiatannya harus memberikan keterangan yang benar dan jelas kepada calon Tertanggung tentang
program asuransi yang dipasarkan dan ketentuan isi polis, termasuk hak dan kewajiban calon
Tertanggung-. Berkaitan dengan pengisian Surat Permohonan Penutupan AsuransiPengetahuan
seorang Agen tentang suatu risiko tentu tidak akan sama dengan calon Tertanggung sendiri dan
dengan sendirinya pengisian SPPA oleh seorang AGEN tentu tidak dapat diharapkan
sempurna.Bila calon Tertanggung menanda-tangani SPPA yang diisi oleh AGEN tanpa memeriksa
kebenarannya atau secara sadar ia tahu apa yang diisi AGEN tersebut itu salah, maka calon
Tertanggung masih dapat dianggap melanggar prinsip Utmost Good Faith.Agen Asuransi
bukanlah pihak yang mewakili calon Tertanggung dan pengisian SPPA oleh seorang Agen hanya
merupakan bantuan semata dan tidak dapat melepaskan calon Tertanggung dari tanggungjawabnya.Apabila calon Tertanggung memang sepenuhnya memberikan kepercayaan kepada
AGEN tersebut dalam pengisian SPPA untuk dan atas namanya, maka sebetulnya pada waktu itu
si AGEN Asuransi (untuk sementara) telah dipercayakan oleh calon Tertanggung sebagai
Agennya, sehingga sesuai dengan konsep Vicarious Liability, calon Tertanggungpun
masih bertanggung-jawab atas kesalahan Agennya tersebut.2.
PIALANG ASURANSI
(BROKER).-. Definisi PIALANG ASURANSI (BROKER) Ps. 1 UU No. 2 thn 1992adalah
Perusahaan yang memberikan jasa keperantaraan dalam penutupan asuransi dan penanganan
penyelesaian ganti-rugi asuransi dengan bertindak untuk kepen-tingan Tertanggung.-. Perbedaan
antara AGEN ASURANSI dengan PIALANG ASURANSI :
AGEN ASURANSI
PIALANG ASURANSI1.
Dalam bertindak untuk dan atas nama Penanggung.2.
Dalam
ruang lingkup hanya dapat memberikan jasa pemasaran asuransi bagi satu Perush. Asuransi yang
memiliki izin Usaha dari Menteri.Dalam usaha Pialang Asuransi yang memberikan keperantaraan
dalam penutupan asuransi dan penanganan penyelesaian ganti-rugi asuransi dengan bertindak
untuk kepentingan Tertanggung.Ruang lingkup Pialang Asuransi hanya dapat menyelenggarakan
usaha dgn bertindak mewakili Tertanggung dalam rangka transaksi yang berkaitan dengan kontrak
asuransi.3.
Dalam pembinaan & penga-wasan, dilarang bertindak sebagai Agen dari
Perusahaan Asuransi yang tidak mempunyai Izin Usaha.4.
Segala tindakannya menjadi
tanggung jawab Penang-gungDalam pembinaan & pengawasan dilarang menempatkan penutupan
asuransi kepada suatu Perusahaan Asuransi yang merupakan afiliasi dari Perusahaan Pialang
Asuransi yang bersangkutan, kecuali calon Tertang-gung mengetahui atau menunjuk.Dilarang
menempatkan penutupan asuransi kepada Perusahaan Asuransi yang tidak mempunyai izin Usaha
dari Menteri.B. Bagian Teknik atau UnderwriterUnderwriter adalah fungsionaris bagian
Tehnik/Underwriting, yang mempunyai tugas pokok untuk a. menganalisa risiko yang
ditawarkan. b. menetapkan Terms & Conditions serta c. menetapkan besarnya premi yang
mencerminkan tingkat risiko yang akan ditanggungnyaDalam melakukan aktivitas akseptasi
risiko, Underwriter melakukannya dengan prosedure akseptasi sebagai berikut :
1. Mengumpulkan semua data-data/informasi yang berhubungan dengan risiko yang ditawarkan,
yaitu Fakta-fakta penting (Material Facts) yang harus diberitahukan oleh calon Tertanggung, baik
dengan cara mengisi SPPA, lisan maupun dengan cara-cara yang lain.2. Underwriter sebagai
figur perorangan yang mewakili Asuransi sebagai figur Perusahaan Asuransi, menyusun faktafakta penting (Material Facts) tersebut dengan urutan :a. Faktor-faktor yang memberikan
gambaran umum tingkatan akseptasi dan kelompok risiko-risiko yang dapat diaksep.b. Faktor
identifikasi yang tidak dapat dirubah dan halmana tidak dimungkinkan asuradur untuk melakukan
akseptasi.c. Faktor-faktor yang dapat dirubah dan asuradur hanya dapat melakukan akseptasi
apabila faktor-faktor tersebut telah dirubah/diperbaiki.d. Faktor yang membuat risiko lebih besar
tetapi dapat diaksep dengan premi yang lebih tinggi.3. Asuradur tidak perlu meminta informasi
tambahan lebih jauh, apabila sudah diketahui faktor yang tidak bisa dirubah dan faktor mana tidak
memungkinkan asuradur untuk melakukan akseptasi risiko tersebut.4. Bila semua aspek telah
dianalisa, Asuradur dapat memutuskan akseptasi dengan menetapkan kondisi-kondisi yang
dikehendaki atau menolak risiko yang ditawarkan.Dari penjelasan tersebut diatas, dapat diketahui
secara jelas bahwa Asuradur atau Perusahaan Asuransi atau Penanggung, melalui fungsionarisnya
yang disebut Underwriter, melakukan aktivitas akseptasi risiko.Sumber: Website E-Learning
IGTCStrategi Pemasaran Produk Asuransi
BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX)
May 28, 2011May 28, 2011just me!
kuliahBauran pemasaran atau marketing mix adalah
kumpulan dari variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan yang digunakan oleh suatu
badan usaha untuk mencapai tujuan pemasaran dalam pasar sasaran[1]. Dalam bukunya, Sofjan
Assauri mendefinisikan bauran pemasaran merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang
merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel mana yang dapat dikendalikan oleh perusahaan
untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen. Jadi, bauran pemasaran terdiri dari
himpunan variabel yang dapat dikendalikan dan digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi
tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya.
Seperti diketahui, strategi pemasaran adalah
suatu himpunan asas yang secara tepat, konsisten dan layak dilaksanakan oleh perusahaan guna
mencapai sasaran pasar yang dituju dalam jangka panjang dan tujuan perusahaan jangka panjang,
dalam situasi persaingan tertentu[2]. Dalam strategi pemasaran ini, terdapat Strategi Acuan/Bauran
Pemasaran yang menempatkan komposisi terbaik dari keempat komponen atau variabel
pemasaran, untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju, dan sekaligus mencapai tujuan dan
sasaran perusahaan.
Bauran pemasaran terdapat empat komponen, yaitu
:ProdukHargaDistribusiPromosiKeempat strategi tersebut saling mempengaruhi, sehingga
semuanya penting sebagai satu kesatuan strategi, yaitu Strategi Acuan/Bauran. Sedangkan strategi
bauran pemasaran nin merupakan bagian dari strategi pemasaran, dan berfungsi sebagai pedoman
dalam menggunakan unsur-unsur atau variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan
pimpinan perusahaan, untuk mencapai tujuan perusahaan dalam bidang pemasaran
ProdukSegala sesuatu yang berupa barang dan jasa yang ditawarkan kepada masyarakat
untuk dilihat, dipegang, dibeli atau dikonsumsi guna memenuhi kebutuhan dan memberikan
kepuasan terhadap konsumen. Di dalam strategi bauran pemasaran, produk merupakan unsur yang
paling penting, karena dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. Tujuan utama dari produk
adalah untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju dengan meningkatkan kemampuan
bersaing atau mengatasi persaingan[4].
Sofjan juga membagi produk menjadi tiga tingkatan,
yaitu :1.
Produk inti, yang merupakan inti atau dasar yang sesungguhnya dari produk yang
ingin diperoleh atau didapatkan oleh seorang pembeli atau konsumen dari produk tersebut.2.
Produk formal, yang merupakan bentuk, model, kualitas/mutu, merk, dan kemasan yang menyertai
produk tersebut.3.
Produk tambahan, adalah tambahan produk formal dengan berbagai jasa
yang menyertainya, seperti pemasangan, pelayanan, pemeliharaan, dan pengangkutan secara
cuma-cuma.b.
Harga Sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli produk atau
mengganti hak milik produk. Oleh karena menghasilkan penerimaan penjualan, maka harga
mempengaruhi tingkat penjualan, tingkat keuntungan, serta share pasar yang dapat dicapai oleh
perusahaan.Dalam penetapan harga perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik
langsung maupun tidak langsung. Faktor yang mempengaruhi secara langsung adalah harga
bahan-baku, biaya produksi, biaya pemasaran, adanya peraturan pemerintah dan faktor lainnya.
Faktor yang tidak langsung, namun erat hubungannya dalam penetapan harga, adalah harga
produk sejenis yang dijual oleh para pesaing, pengaruh harga terhadap hubungan antara produk
subtitusi dan komplementer, serta potongan untuk para penyalur dan konsumen.Oleh karena itu,
seorang produsen harus memperhatikan dan memperhitungkan faktor-faktor tersebut di atas di
dalam penentuan kebikajakan harga yang akan ditempuh, sehingga nantinya dapat memenuhi
harapan produsen itu untuk dapat bersaing dan kemampua perusahaan mempengaruhi
konsumen.c.
PromosiBerbagai kegiatan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan
memperkenalkan produk pada pasar sasaran. Variabel promosi meliputi antara lain sales
promotion, advertising, sales force, public relation, and direct marketing[5].a.
Advertising,
yaitu semua bentuk presentasi nonpersonal dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor yang
ditunjuk dengan mendapat bayaran.b.
Sales promotion, yaitu insentif jangka pendek untuk
mendorong keinginan mencoba atau pembelian produk dan jasa.c.
Public relations and
publicity, yaitu berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan dan/atau melindungi
citra perusahaan atau produk individual yang dihasilkan.d.
Personal selling, yaitu interaksi
langsung antara satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan penjualan.e.
Direct
marketing, yaitu melakukan komunikasi pemasaran secara langsung untuk mendapatkan respon
dari pelanggan dan calon tertentu, yang dapat dilakukan dengan menggunakan surat, telepon, dan
alat penghubung nonpersonal lain.d.
Tempat Berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat
produk yang dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Tempat meliputi antara
lain channels, coverage, assortments, locations, inventory, dan transport. Produk tidak banyak
artinya bagi pelanggan apabila tidak tersedia pada saat dan tempat ia diinginkan.
Produk
mencapai pelanggan melalui saluran distribusi (distribution channel). Saluran disrtibusi adalah
rangkaian perusahaan atau individu mana pun yang ikut serta dalam arus barang dan jasa dari
produsen kepada pemakai akhir atau konsumen[6].
Menurut Sofjan Assauri dalm bukunya,
bentuk pola distribusi dapat dibedakan atas :1.
Saluran langsung, yaitu: produsen
konsumen.2.
Saluran tidak langsung, dapat berupa :a.
Produsen
pengecer
konsumen.b.
Produsen pedagang besar/menengah
pengecer
konsumenc.
Produsen
pedagang besarpedagang menengah
pengecer
konsumen
Permasalahan yang diutamakan dalam mata rantai saluran
distribusi adalah kelancaran penyampaian dan pemindahan barang serta hak milik atas penguasaan
produk tersebut, mulai dari pedagang besar, pedagang menengah, dan pengecer sampai akhirnya
ke tangan konsumen. Jadi saluran distribusi menyangkut aliran produk dan hak milik atau
penguasaan atas produk tersebut.KESIMPULAN
Dalam bauran pemasaran terdapat empat
variabel yang sangat penting dalam strategi pemasaran, yaitu terdiri dari produk, harga, promosi
dan tempat. Keempat variabel itu diperlukan dalam bauran pemasaran dan keempat variabel ini
harus saling berkaitan satu sama lain. Hal ini bertujuan agar dapat mencapai tujuan dari strategi
pemasaran yang berupa keberhasilan menyeluruh. Yang sangat dipentingkan, bahwa pemilihan
pasar target dan pengembangan bauran pemasaran saling berkaitan. Kedua kegiatan ini diputuskan
bersama. Yang harus dibandingkan dengan tujuan perusahaan adalah strategi bukan pasar target
alternatif atau bauran pemasaran alternatif.