Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : BAYU PRILIANGGA

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 042239449

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4215/Manajemen Operasi

Kode/Nama UPBJJ : 76 / JEMBER

Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Strategi SDM yang melekat dalam organisasi sulit ditiru oleh organisasi lain dikarenakan
dau faktor kunci, yaitu :
a. Casual Ambiguity adalah sulit untuk menangani mekanisme yang tepat dengan saling
mempengaruhi praktik dan kebijkan sumberdaya manusia untuk menciptakan nilai.
Untuk dapat meniru suatu sistem yang kompleks, harus diketahui terlebih dahulu
bagaimana elemen-elemen itu berinteraksi. Tanpa mengetahui bagaimana sistem SDM
bekerja, untuk meniru sulit atau tidak mungkin dilakukan, bahkan dengan menyewa
beberapa top management sekalipun. Hal ini disebabkan pemahaman sistem dalam
organisasi melibatkan semua orang didalamnya;
b. Path dependency, yaitu kebijakan untuk berkembang dan tidak dapat disederhanakan
dari waktu ke waktu. Pesaing dapat memahami sistem yang bernilai, tetapi tidak
mampu meniru untuk menerapkannya.

2. Teori dua faktor memotivasi dengan cara menyatakan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan
kerja tergantung pada dua faktor, yaitu hygiene factors yang meliputi kondisi kerja dan
motivation factors yang meliputi pengenalan pekerja secara baik. Melalui teori tersebut,
dinyatakan bahwa hygiene factors mempengaruhi motivasi dan kepuasan hanya apabila
mereka gagal memenuhi harapnnya. Sebagai contoh, karyawan akan merasa tidak puas
apabila kondisi kerja buruk atau upah yang diterimanya rendah. Jika kondisi kerja
diperbaiki atau upah dinaikan, karyawan juga belum tentu merasa puas. Namun, jika
karyawan tidak dihargai ditempat kerjanya atau mereka tidak mampu mengenal
pekerjaannya degan baik, karyawan akan merasa tidak puas. Sebaliknya, apabila karyawan
dihargai di tempat kerjanya atau mengenal pekerjaannya dengan sangat baik, karyawan
akan merasa puas. Dapat dikatakan bahwa hygiene factors berada pada tingkat tidak puas
hingga tidak ada kepuasan, sedangkan motivation factors berada pada tingkat tidak puas
hingga puas. Dalam teori dua faktor ini, manajemen harus mengikuti pendekatan dua
tahap. Pertama, manajer harus menjamin bahwa hygiene factors dapat diterima karyawan
untuk memotivasi dan memuaskan karyawan. Kedua, manajer harus memberikan
motivation factors untuk memperbaiki motivasi dan kepuasan kerja karyawan.

3. Tujuan dari penjadwalan adalah untuk mengalokasikan dan memprioritaskan permintaan,


dimana umumnya berkaitan dengan prakiraan ramalan dan pesanan pelanggan. Pada
umumnya, penjadwalan didasarkan pada peran yang besar dari suatu program komputer,
yang memainkan peran utama dalam pemberian kepuasan pelanggan. Suatu perusahaan
manufaktur akan membuat schedule, guna mencocokkan produksi dengan permintaan
pelanggan.
Sebagai contoh misalnya Pabrik Lockheed Dallas membuat schedule mesin-mesin, alatalat dan
personalianya, untuk membuat frame computer melakukan downloads schedule
untuk membuat bagian-bagian pesawat atau aircraft parts. Lockheed's mainframe
computer melakukan downloads jadwal untuk bagian produksinya ke dalam flexible
machining system (FMS). Dalam hal ini, terdapat seorang manajer yang membuat
keputusan tentang scheduling akhir.
Secara stratejik, pentingnya scheduling haruslah jelas atau clear, yaitu :
1) Scheduling haruslah efektif, yang berarti penyerahan bahan dan jasa, haruslah berjalan
lebih cepat melalui suatu fasilitas. Hal ini berarti, bahwa penggunaan aset dapat lebih
besar dan ini menunjukkan kapasitas diinvestasikan lebih besar, sehingga mengarah
pada biaya yang lebih rendah.
2) Tambahan kapasitas, karena lebih cepatnya output, dan lebih cepatnya menghasilkan
output, yang terkait dengan fleksibilitas. Ini berarti makin lebih baiknya layanan ke
pelanggan, melalui deliveri yang lebih cepat.
3) Makin lebih baiknya kontribusi pada komitmen yang realistis dan deliveri yang
berhasil.
Penjadwalan Jangka Pendek ini penting karena dengan adanya penjadwalan jangka
pendek, perusahaan bisa mengalokasikan dan memprioritaskan permintaan dari
konsumen.

4. Strategi-strategi yang dapat digunakan dalam perencanaan agregat anatara lain :


a. Level production strategy, merupakan strategi yang dilakukan dengan mempertahankan
jumlah produksi konstan dan menggunakan persediaan yang ada untuk mengantisipasi
lonjakan permintaan;
b. Chase demand strategy, dilakukan dengan berproduksi sesuai dengan kenaikan dan
penurunan permintaan tersebut. Ketika permintaan berkurang produksi dan juga
karyawan akan dikurangi, namun apabila permintaan meningkat, perusahaan akan
memperbesar jumlah produksi dan merekrut karyawan tambahan;
c. Peak demand strategy, merupakan strategi untuk mempertahankan jumlah produksi
sesuai dengan permintaan tertinggi;
d. Overtime and undertime strategy, digunakan apabila fluktuasi permintaan tidak terlalu
ekstrem;
e. Subcontracting strategy atau outsourcing strategy, merupakan alternatif strategi
terbaik untuk memenuhi standar kualitas dan ketepatan waktu penyampaian;
f. Part-time workers strategy, lebih tepat digunakan untuk pekerjaan yang memerlukan
karyawan yang tidak ahli atau pada pekerjaan yang memang tidak membutuhkan
karyawan tetap, seperti student staff atau karyawan yang sudah pensiun;
g. Backordering strategy, merupakan strategi untuk menyediakan layanan atau produk
pada waktu kemudian. Pelanggan yang meminta produk tersebut dan kehabisan
persediaan dapat memilih backordering.

Sumber Referensi :
- BMP EKMA4215/Manajemen Operasi
- http://nazyajunaidi.blogspot.com/2018/12/manajemen-operasi-ekma4215-strategi-sdm.html
- https://www.studimanajemen.com/2019/04/teori-dua-faktor-frederick-herzberg.html
- https://docplayer.info/49880235-Penjadwalan-jangka-pendek-yuliati-se-mm.html
- https://adoc.pub/kepentingan-strategis-penjadwalan-jangka-pendek.html

Anda mungkin juga menyukai